Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ARTRITIS GOUT

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ASMAWATI
NIM : 007 SYE 14

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG DIPLOMA III
MATARAM
2017

1
LAPORAN PENDAHULUAN
ATRITIS GOUT

A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Asam Urat adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit
kristal monosodium urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra
seluler yang sudah mengalami supersarurasi dari hasil akhir metabolisme
purin yaitu asam urat(Aru W.Sudoyo. 2009).
Asam Urat adalah gangguan metabolisme asam urat yang ditandai
dengan hiperurisemia dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi,
menyebabkan serangan akut (Hendarto Natadidjaja.1999).
Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin
yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-
ulang. Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat
monosidium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang
rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada
usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita.
Penyakit ini menyerang sendi tangan dan bagian metatarsofalangeal kaki
(Muttaqin, 2008).
Jadi dapat disimpulkan Gout Artritis (asam urat)adalah suatu
penyakit gangguan metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam
urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri
pada tulang dan sendi.

2. Etiologi Penyakit Asam Urat


Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit /
penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan
kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang
kurang dari ginjal.Beberapa factor lain yang mendukung, seperti:

2
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang
menyebabkan asam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat,
atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal yang akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat
menyebabkan hiperuricemia.
c. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat
sepertiaspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta
zolamid dan etambutol.
d. Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi
adalah jeroan yang dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi,
kambing dan kerbau.

3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang khas pada penderita gout adalah (Ika
Puspitasari, 2010)
a. Nyeri pada satu atau beberapa sendi dimalam hari, makin lama
makin memburuk.
b. Pada sendi yang bengkak, kulit kemerahan hingga keunguan, kencang,
licin dan hangat.
c. Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita terjadi
peningkatan denyut jantung.
d. Bila benjolan kristal di sendi pecah akan keluar massa seperti kapur.
e. Kadar asam urat dalam darah tinggi.

4. Klasifikasi
Menurut Ns. Arif Muttaqin, S.Kep (2008) klasifikasi gout dibagi
menjadi dua yaitu:
a. Gout Primer
Gout primer dipengaruhi oleh faktor genetik.Terdapat produksi /
sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.

3
b. Gout Sekunder
Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal yaitu Produksi
asam urat yang berlebihan dan sekresi asam urat yang berkurang.
5. Patofisiologi Penyakit Asam Urat
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan
yang mengandung asam urat tinggi dan sistem ekskresi asam urat yang
tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di
dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal
asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi
lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh
lain, maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk
garam-garam urat yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan
konektif diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan
memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. isosom
tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum
urat meningkat tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan
penyakit ini akan menyebabkan hipertensi karena adanya penumpukan
asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak.
Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat
nyeri yang menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas,
merah. Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama
terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang.
Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya
berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang
tidak teratur.
Periode interkritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama
serangan gout. Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan
ke-6 sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya
disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi

4
kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir
serangan gout atau gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang
berlangsung sakit dengan tofi yang besar pada kartilago, membrane
sinovial, tendon dan jaringan halus.Tofi terbentuk di jari, tangan, lutut,
kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan organ internal seperti
ginjal.Kulit luar mengalami ulcerasi dan mengeluarkan pengapuran,
eksudat yang terdiri dari kristal asam urat.

6. Pathway

5
7. Komplikasi Penyakit Asam Urat
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi
kronis dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.
b. Hipertensi dan albuminuria.
c. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

8. Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Asam Urat


Pemeriksaan yang dilakukan mencakup evaluasi manifestasi lokal
seperti rasa sakit, eritema, tenderness, pembengkakan dan pembatasan
gerak dan juga memeriksa setiap manifestasi sistemik, penyebab
percepatan penyakit tersebut, serangan sebelumnya, dan riwayat keluarga
mengenai gout (encok).
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum
(lebih besar dari 7,5 mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat
monosodium dan ESR serta WBC selama serangan. Pemeriksaan radiologi
dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi lain dan dapat menunjukkan
adanya edema jaringan lunak dan tofus.
a. Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini
mengindikasikan hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam
urat atau gangguan ekskresi.
b. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai
20.000/mm3 selama serangan akut.Selama periode asimtomatik angka
leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 - 10.000/mm3.
c. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan
sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat
deposit asam urat di persendian.

6
d. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi
dan ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan
250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam
urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang
dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien
dengan peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk
menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu
pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama
pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu
diindikasikan.
e. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau
material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang
tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
f. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan
menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi
setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area
terpukul pada tulang yang berada di bawah sinovial sendi.
Asupan protein perlu dibatasi karena dapat merangsang
biosintesis asam urat dalam tubuh.Pola diet yang harus diperhatikan
adalah :
1) Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) : Hati, ginjal, otak,
jantung, paru, jerohan, udang, remis, kerang, sardin, herring,
ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng dan
lain-lain.
2) Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) : Ikan yang tidak termasuk
gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam,
asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.
3) Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) : Keju, susu, telur, sayuran
lain, buah-buahan.

7
4) Bahan makanan yang diperbolehkan :
a) Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout
(dalam jumlah terbatas).
b) Semua jenis buah-buahan.
c) Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alcohol.
d) Semua macam bumbu.
e) Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi
bahan makanan gol.A, sedangkan konsumsi gol.B dibatasi.
f) Batasi konsumsi lemak.
g) Banyak minum air putih

9. Penatalaksanaan Asam Urat


a. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada
sendi yang sakit
b. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
c. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
d. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan
yang tepat
e. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya
keluhan
f. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat
nyeri
g. Hindari makanan yang mengandung purin karena dapat menyebabkan
penimbunan asam urat di persendian

10. Penanganan/ Pengobatan


a. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar
normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk
pria.
b. Kontrol makanan yang akan dimakan
c. Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat
membantu membuang purin yang ada dalam tubuh

8
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Prosentase pria : wanita 2 : 1 Pada pria dominan terjadi pada pria
dewasa ( 30 th keatas) dan Wanita terjadi pada usia menopause ( 50
60 th ).
Keluhan utama nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala
sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah.
b. Pemeriksaan fisik
1) Identifikasi tanda dan gejala yang ada peda riwayat keperawatan
2) Nyeri tekan pada sendi yang terkena
3) Nyeri pada saat digerakkan
4) Area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan)
5) Denyut jantung berdebar
c. Riwayat psikososial
1) Cemas dan takut untuk melakukan kativitas
2) Tidak berdaya gangguan aktivitas di tempat kerja

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko gangguan mobilisasi b.d Kurangnya kemampuan merawat
anggota keluarga yang sakit reumatik
b. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Kurangnya kemampuan merawat
anggota keluarga yang sakit reumatik
c. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah b.d
kurangngnya mengenal masalah kesehatan

3. Perencanaan dan Implementasi


a. Resiko gangguan mobilisasi b.d Kurangnya kemampuan merawat
anggota keluarga yang sakit reumatik.
Tujuan umum :
Setelah 3x kunjungan rumah, resiko gangguan mobilisasi klien tidak
terjadi

9
Tujuan Khusus :
Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu mengenal
masalah rheumatik pada anggota keluarga. Dengan cara:
1) Menyebutkan pengertian reumatik
Intervensi
a) Diskusikan bersama keluarga pengertian reumatik dengan
menggunakan lembar balik
b) Tanyakan kembali pada keluarga.tentang pengertian reumatik
c) Beri pujian atas usaha yang dilakukan keluarga
2) Menyebutkan penyebab reumatik
Intervensi
a) Diskusikan bersama keluarga tentang penyebab reumatik
dengan menggunakan lembar balik
b) Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab
reumatik
c) Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
d) Menyebutkan tanda dan gejala reumatik
Intervensi
a) Diskusikan dengan keluarga tentang tanda-tanda reumatik
b) Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tanda-tanda
reumatik
c) Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
b. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu mengambil
keputusan untuk merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi
dengan cara:
1) Menyebutkan akibat lanjut tidak diobatinya reumatik
Intervensi
a. Jelaskan pada keluarga akibat lanjut apabila reumatik tidak
diobati dangan menggunakan lembar baik
b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibat lanjut
dari reumatik yang tidak diobati
c. Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga

10
2) Memutuskan untuk merawat
Intervensi
a) Motivasi keluarga untuk mengatasi masalah yang dihadapi
b) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga untuk
merawat anggota kelurga yang mengalami reumatik
c. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu merawat
anggota keluarga dengan reumatik :
1) Menyebutkan cara perawatan reumati
Intervensi
a) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan reumatik dengan
menggunakan lembar balik
b) Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali perawatan
reumatik
c) Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
2) Mendemonstrasikan cara latihan gerak
Intervensi
a) Demonstrasikan pada keluarga tentang cara latihan gerak pada
persendian, sendi kepala sampai sendi kaki
b) Berikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba melakukan
latihan gerak
c) Beri reinforcement positif atas usaha keluarga
d) Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan
jika diperlukan
3) Menyebutkan jenis makanan untuk reumatik
Intervensi
a) Diskusikan bersama keluarga tentang jenis makanan/diit untuk
reumatik
b) Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali diit reumatik
c) Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga

11
d. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu memelihara/
memodifikasai lingkungan rumah yang sehat:
1) Cara memelihara/ memodifikasi lingkungan yang sehat
Intervensi
a) Menjelaskan lingkungan yang dapat mencegah reumatik
b) Memotivasi keluarga untuk mengulangi penjelasan yang
diberikan
c) Beri reinforcement positif atas upaya yang dilakukan keluarga
e. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu
memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan cara:
1) Menyebutkan kembali manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan
Intervensi
a) Menginformasikan mengenai pengobatan dan pendidikan
kesehatan yang dapat diperoleh keluarga di pelayanan
kesehatan
b) Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali hasil diskusi
c) Beri reinforcement positif atas hasil yang dicapai keluarga
2) Memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam merawat reumatik
Intervensi
a) Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjungi fasilitas
kesehatan
b) Berikan reiforcement positif atas tindakan tepat yang dilakukan
oleh keluarga.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda.2015. Aplikasi Kepeawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


Dan Nanda Nic-Noc Jiid 1, Yogyakarta.

Hidayat, A.A..2006. Pengantar kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi konsep &


Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nanda Internasional.2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014. Jakarta: EGC

Azizah,Lilik Marifatul .2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Garaha Ilmu.


Yogyakarta. EGC: Jakarta.

Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi
7. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. .Jakarta:


EGC.

Tamher, S. Noorkasiani.2011. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan


Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai