PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pikiran pokok adalah ide utama dari sebuah paragraf. Pikiran pokok disebut juga
pikiran utama, gagasan utama atau gagasan pokok. Setiap paragraf memiliki satu pikiran
pokok yang merupakan inti dari pembicaraan yang ada pada paragraf tersebut. Beberapa
pokok pikiran paragraf dapat dijadikan dasar untuk menemukan pikiran pokok dari suatu
bacaan. Oleh sebab itu, sebelum mencari pikiran pokok dari suatu bacaan, haruslah
menemukan dahulu pikiran pokok paragraf. Pikiran pokok dalam suatu paragraf biasanya
terdapat di awal, tengah atau akhir paragraf. Pikiran pokok terdapat dalam kalimat yang
paling umum dan biasanya dijelaskan dengan kalimat lain yaitu kalimat-kalimat penjelas
sebagai uraian dari pikiran pokok atau gagasan pokok.
Setiap bacaan pasti memiliki pikiran pokok. Pikiran pokok terdapat dalam kalimat
yang paling umum, dijelaskan oleh kalimat lain, dan kata kuncinya selalu diulang-ulang.
Pokok pikiran adalah suatu hal yang dibahas atau diungkapkan dalam sebuah bacaan. Pokok
pikiran diungkapkan dengan kata-kata atau frase. Letak pokok pikiran di awal paragraf
disebut (deduktif), di akhir paragraf disebut (induktif), dan di awal dan di akhir paragraf
adalah (deduktif-induktif).
Dalam paragraf berjenis narasi dari deskripsi utama dapat tersebar di seluruh kalimat.
Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf dan
biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat
lainnya dalam bentuk kalimat penjelas. Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan
penjelasan tambahan atau detail dari rincian pokok suatu paragraf. Suatu paragraf yang baik
adalah terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan
tulisan serta kalimat yang satu dan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.
Langkah awal dalam menentukan pokok pikiran adalah sinkronasi judul. Latar
belakang masalah penelitian akan menjawab semua pertanyaan mengapa (why) dari judul
penelitian kita. Pertanyaan mengapa menjelaskan alasan tiap kata yang ada dalam judul.
Kunci dari keberhasilan menyusun latar belakang masalah penelitian adalah seberapa
komprehensif kita merangkumkan penelitian kita. Tulisan yang baik adalah bahwa hanya
dengan membaca latar belakang masalah, pembaca akan langsung dapat memahami apa yang
akan dilakukan pada penelitian kita. Untuk bisa mencapai itu, pokok pikiran seluruh paragraf
pada latar belakang masalah penelitian harus memuat dan mengikuti 6 pola alur berikut, biasa
disingkart dengan kata OMKKMASASOLTU :
1. Objek penelitian (O)
2. Metode-metode yang ada (M)
3. Kelebihan dan kekurangan metode-metode yang ada (KK)
4. Masalah pada metode yang dipilih (MASA)
5. Solusi perbaikan metode (SOL)
6. Rangkuman tujuan penelitian (TU)
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara membuat latar belakang yang baik?
1.2.2 Bagaimana cara menentukan pokok pikiran yang tepat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mampu memahami pentingnya latar belakang dalam penulisan karya
ilmiah.
1.3.2 Mahasiswa mampu memahami definisi pokok pikiran.
1.3.3 Mahasiswa mampu menentukan pokok pikiran dalam latar belakang.
1.3.4 Mahasiswa mampu mensinkronkan pokok pikiran dengan judul penelitian.
1.3.5 Mahasiswa mampu menyusun pokok pikiran sesuai alur latar belakang.
1.3.6 Mahasiswa mampu menentukan kalimat efektif.
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami dan membuat pokok pikiran yang benar dan sesuai
dengan pola alur serta sinkronasi dengan judul.
1.4.2 Untuk pembaca
Peserta dapat memahami secara langsung setelah membaca hasil penelitian yang telah
disampaikan, sehingga ada hubungan timbal balik antara pembaca dan penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pikiran pokok adalah ide utama dari sebuah paragraf. Pikiran pokok disebut juga
pikiran utama, gagasan utama atau gagasan pokok. Setiap paragraf memiliki satu pikiran
pokok yang merupakan inti dari pembicaraan yang ada pada paragraf tersebut. Pikiran pokok
dalam suatu paragraf biasanya terdapat di awal, tengah atau akhir paragraf.
Pikiran pokok terdapat dalam kalimat yang paling umum dan biasanya dijelaskan
dengan kalimat lain yaitu kalimat-kalimat penjelas sebagai uraian dari pikiran pokok atau
gagasan pokok.
BAB III
METODOLOGI
PEMBAHASAN
Pokok Pikiran
1. Paragraf 1
Kebiasaan makan dapat mempengaruhi kecukupan gizi (terdapat pada kalimat
pertama)
Sub-sub pokok pikiran :
- Adanya pantangan makanan (food taboo) yang berlawanan dengan konsep gizi
- Kurangnya pengetahuan gizi dan kurangnya pengertian tentang kebiasaan makan
yang baik dapat menyebabkan malnutrisi
2. Paragraf 2
Tingkat pengetahuan ibu dapat mempengaruhi pemilihan bahan makanan (terdapat
pada kalimat pertama)
Sub-sub pokok pikiran :
- Kurangnya pengetahuan ibu dapat menyebabkan kurangnya gizi pada balita
- Ketidaktahuan ibu menyebabkan kesalahan dalam pemilihan bahan makanan
3. Paragraf 3
Keadaan ekonomi, sosial dan budaya dapat mempengaruhi pola makan (terdapat pada
kalimat kedua)
Sub-sub pokok pikiran :
- Pantangan makan pada balita
4. Paragraf 4
Pentingnya pengetahuan dan sikap gizi ibu terhadap ststus gizi balita (terdapat pada
kalimat pertama)
Sub-sub pokok pikiran :
- Jika pengetahuan ibu kurang maka akan sukar memilih makanan yang bergizi
untuk anak dan keluarganya
- Gizi kurang paa anak berdampak pada pertumbuhan otak dan tingkat
kecerdasannya
- Solusinya dengan melakukan pengukuran terhadap pengetahuan dan sikap ibu
akan status gizi balita
Alur OMKKMASASOLTU
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
JURUSAN KESEHATAN
2017
Nama : Sarah Amalia
NIM : G42141136
Golongan :D
Judul Skripsi :
Pengaruh Sisa Makanan Terhadap Status Gizi Dan Lama Rawat Inap Pasien Di
RSUD dr. Haryoto Lumajang
1. Paragraf 1 :
Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan strata kedua yang banyak dikunjungi
masyarakat
b. Desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh.
a. Sulit untuk menemukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan efek
pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas). Akibatnya sering
tidak mungkin ditentukan mana penyebab dan mana akibat.
b. Studi prevalensi lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang
panjang dari pada yang mempunyai masa sakit yang pendek, karena individu yang
cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil
untuk terjaring dalam studi. Bila karakteristik pasien yang cepat sembuh atau
meninggal itu berbeda dengan mereka yang mempunyai masa sakit panjang,
terdapat salah interpretasi hasil penelitian.
c. Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak , terutama bila variabel yang
dipelajari banyak.
f. Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens karena efek factor suatu risiko
selama selang waktu tertentu dapat disalahtafsirkan sebagai efek suatu penyakit.
Asupan zat gizi yang adekuat bagi pasien yang dirawat inap di rumah sakit
sangat diperlukan dalam upaya mencegah penurunan satatus gizi yang terjadi selama
masa perawatan. Gizi merupakan bagian integral dengan pengobatan atau proses
penyembuhan serta memperpendek lama rawat inap. Dengan melihat data asupan zat
gizi yang dikumpulkan dengan menggunakan visual comstock yaitu mengamati sisa
makanan pasien dari rumah sakit, sedangkan asupan zat gizi dari luar rumah sakit
diperoleh dengan cara recall 24 jam.
Nama : Nur Suci Imami Putri
NIM : G42141139
NIM : G42141152
GOLONGAN :D
PENGARUH EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS KURMA CINA DENGAN PRODUK SARI KURMA CINA
(ANG CHO) TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH TROMBOSIT PASIEN DBD DI RUMAH SAKIT
Nim : G42141155
PENDAHULUAN
NIM : G42141174
Golongan :D
Judul : Pengaruh Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Terhadap Status Gizi dan Kualitas Hidup
Pada Ibu Rumah Tangga Di Desa Kencong Jember
NIM : G42141183
Golongan :D