Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pikiran pokok adalah ide utama dari sebuah paragraf. Pikiran pokok disebut juga
pikiran utama, gagasan utama atau gagasan pokok. Setiap paragraf memiliki satu pikiran
pokok yang merupakan inti dari pembicaraan yang ada pada paragraf tersebut. Beberapa
pokok pikiran paragraf dapat dijadikan dasar untuk menemukan pikiran pokok dari suatu
bacaan. Oleh sebab itu, sebelum mencari pikiran pokok dari suatu bacaan, haruslah
menemukan dahulu pikiran pokok paragraf. Pikiran pokok dalam suatu paragraf biasanya
terdapat di awal, tengah atau akhir paragraf. Pikiran pokok terdapat dalam kalimat yang
paling umum dan biasanya dijelaskan dengan kalimat lain yaitu kalimat-kalimat penjelas
sebagai uraian dari pikiran pokok atau gagasan pokok.
Setiap bacaan pasti memiliki pikiran pokok. Pikiran pokok terdapat dalam kalimat
yang paling umum, dijelaskan oleh kalimat lain, dan kata kuncinya selalu diulang-ulang.
Pokok pikiran adalah suatu hal yang dibahas atau diungkapkan dalam sebuah bacaan. Pokok
pikiran diungkapkan dengan kata-kata atau frase. Letak pokok pikiran di awal paragraf
disebut (deduktif), di akhir paragraf disebut (induktif), dan di awal dan di akhir paragraf
adalah (deduktif-induktif).

Dalam paragraf berjenis narasi dari deskripsi utama dapat tersebar di seluruh kalimat.
Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf dan
biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat
lainnya dalam bentuk kalimat penjelas. Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan
penjelasan tambahan atau detail dari rincian pokok suatu paragraf. Suatu paragraf yang baik
adalah terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan
tulisan serta kalimat yang satu dan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.

Teknik penulisan latar belakang permasalahan dalam penelitian dimulai dari


pengungkapan secara sistematis deskripsi masalah secara makro pada tingkat global menuju
permasalahan bersifat mikro yang terjadi di lokasi penelitian. Penulisan masalah ini
dilakukan dengan memaparkan variabel terikat (dependent) sebagai pokok pikiran utama dan
variabel bebas (independent) sebagai pokok pikiran penjelas.

Langkah awal dalam menentukan pokok pikiran adalah sinkronasi judul. Latar
belakang masalah penelitian akan menjawab semua pertanyaan mengapa (why) dari judul
penelitian kita. Pertanyaan mengapa menjelaskan alasan tiap kata yang ada dalam judul.

Kunci dari keberhasilan menyusun latar belakang masalah penelitian adalah seberapa
komprehensif kita merangkumkan penelitian kita. Tulisan yang baik adalah bahwa hanya
dengan membaca latar belakang masalah, pembaca akan langsung dapat memahami apa yang
akan dilakukan pada penelitian kita. Untuk bisa mencapai itu, pokok pikiran seluruh paragraf
pada latar belakang masalah penelitian harus memuat dan mengikuti 6 pola alur berikut, biasa
disingkart dengan kata OMKKMASASOLTU :
1. Objek penelitian (O)
2. Metode-metode yang ada (M)
3. Kelebihan dan kekurangan metode-metode yang ada (KK)
4. Masalah pada metode yang dipilih (MASA)
5. Solusi perbaikan metode (SOL)
6. Rangkuman tujuan penelitian (TU)
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara membuat latar belakang yang baik?
1.2.2 Bagaimana cara menentukan pokok pikiran yang tepat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mampu memahami pentingnya latar belakang dalam penulisan karya
ilmiah.
1.3.2 Mahasiswa mampu memahami definisi pokok pikiran.
1.3.3 Mahasiswa mampu menentukan pokok pikiran dalam latar belakang.
1.3.4 Mahasiswa mampu mensinkronkan pokok pikiran dengan judul penelitian.
1.3.5 Mahasiswa mampu menyusun pokok pikiran sesuai alur latar belakang.
1.3.6 Mahasiswa mampu menentukan kalimat efektif.
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami dan membuat pokok pikiran yang benar dan sesuai
dengan pola alur serta sinkronasi dengan judul.
1.4.2 Untuk pembaca
Peserta dapat memahami secara langsung setelah membaca hasil penelitian yang telah
disampaikan, sehingga ada hubungan timbal balik antara pembaca dan penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Latar Belakang


Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya
dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang muncul dapat ditulis
dalam bentuk uraian paparan,atau poin-poinnya saja. Pada bagian ini dikemukakan:
1. Pentingnya masalah yang akan dibahas
2. Telaah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas.
3. Perumusan masalah pokok yang dibahas secara eksplisit. Biasakan perumusan
masalah dalam bentuk pertanyaan .
Dalam bagian latar belakang ini diharapkan penulis menuliskan sebab-sebab ia
memilih judul atas permasalahan tersebut. Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara
lain:
1. Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membantu pelaksanaan kerja yang
lebih efektif, misalnya akan dicari pemecahannya karena berbahaya apabila tidak. Jadi
pentingnya diadakan penelitian.
2. Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan gambaran
bahwa hal itu sangat menarik.
3. Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.

Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan mengapa masalah dan/atau


pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang
masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji
dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan penelitian.
Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan)
dengan rumusan masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar
belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan
penguji.
Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah
penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1. Penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang
diteliti itu penting dan menarik untuk diteliti.
2. Beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan
yang memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah yang diajukan/diteliti belum
pernah diteliti oleh siapapun, dan jika ini merupakan penelitian ulang (replikasi)
harus dijelaskan alasannya mengapa hal itu dilakukan.
3. Kedudukan masalah yang diteliti dalan konteks permasalahan yang lebih luas
dengan memperhatikan perkembangan bidang yang dikaji.
Dalam hal ini para penulis sebaiknya menyadari bahwa pemilihan masalah harus
didasarkan atas minat dan penghayatan sendiri. Alasan pemilihan masalah yang paling tepat
adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi.
Menurut Prof.Dr. Winarno memilih masalah adalah mendalami masalah itu, sehingga
harus dilakukan secara lebih sestematis dan intensif. Selanjutnya oleh Dr.Winarno dikatakan
bahwa setelah studi eksploratoris ini penulis menjadi jelas terhadap masalah yang dihadapi,
dari aspek historis, hubungannya dengan ilmu yang lebih luas, situasi dewasa ini dan
kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan lain-lainnya.

2.2 Pengertian Pokok Pikiran

Pikiran pokok adalah ide utama dari sebuah paragraf. Pikiran pokok disebut juga
pikiran utama, gagasan utama atau gagasan pokok. Setiap paragraf memiliki satu pikiran
pokok yang merupakan inti dari pembicaraan yang ada pada paragraf tersebut. Pikiran pokok
dalam suatu paragraf biasanya terdapat di awal, tengah atau akhir paragraf.

Pikiran pokok terdapat dalam kalimat yang paling umum dan biasanya dijelaskan
dengan kalimat lain yaitu kalimat-kalimat penjelas sebagai uraian dari pikiran pokok atau
gagasan pokok.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Pelaksanaan


Praktikum Teknik Penulisan Ilmiah dilaksanakan hari Rabu, 8 Maret 2017 pada pukul
09.00 WIB sampai 11.00 WIB untuk materi praktikum dengan judul Latar Belakang, Pokok
Pikiran. Bertempat di Laboratorium Antropometri Gedung Kesehatan Program Studi Gizi
Klinik Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Latar Belakang, Pokok Pikiran
mudah ditemukan dan praktis, yaitu :
1. Kertas folio bergaris dan A4
2. ATK
3. BKPM
4. Laptop
5. LCD proyektor

3.3 Prosedur Kerja

Pahami membuat latar belakang Yang baik dan


sistematis

Tentang gizi Membaca artikel penelitian

Penentuan pokok pikiran tiap paragraf

Penentuan sub pokok pikiran Bisa lebih dari 1


BAB IV
HASIL

Paragraf Pokok Pikiran Sub Pokok Pikiran


1 Kebiasaan makan dapat 1. Adanya pantangan makanan (food
mempengaruhi gizi taboo) yng berlawanan dengan
konsep-konsep gizi
2. Kurangnya pengetahuan gizi dan
kurangnya pengertian tentang
kebiasaan makan yang baik dapat
menyebabkan malnutrisi
2 Tingkat pengetahuan ibu 1. Kurangnya pengetahuan ibu dapat
dapat mempengaruhi menyebabkan kurangnya gizi pada
pemilihan bahan makanan balita
2. Ketidaktahuan ibu menyebabkan
kesalahan dalam pemilihan bahan
makanan
3 Keadaan ekonomi, sosial, Pantangan makan pada balita
dan budaya
4 Tujuan dari penelitian -
yaitu bahwa pengetahuan
ibu dapat mempengaruhi
status gizi
BAB IV

PEMBAHASAN

Pokok Pikiran

1. Paragraf 1
Kebiasaan makan dapat mempengaruhi kecukupan gizi (terdapat pada kalimat
pertama)
Sub-sub pokok pikiran :
- Adanya pantangan makanan (food taboo) yang berlawanan dengan konsep gizi
- Kurangnya pengetahuan gizi dan kurangnya pengertian tentang kebiasaan makan
yang baik dapat menyebabkan malnutrisi
2. Paragraf 2
Tingkat pengetahuan ibu dapat mempengaruhi pemilihan bahan makanan (terdapat
pada kalimat pertama)
Sub-sub pokok pikiran :
- Kurangnya pengetahuan ibu dapat menyebabkan kurangnya gizi pada balita
- Ketidaktahuan ibu menyebabkan kesalahan dalam pemilihan bahan makanan
3. Paragraf 3
Keadaan ekonomi, sosial dan budaya dapat mempengaruhi pola makan (terdapat pada
kalimat kedua)
Sub-sub pokok pikiran :
- Pantangan makan pada balita
4. Paragraf 4
Pentingnya pengetahuan dan sikap gizi ibu terhadap ststus gizi balita (terdapat pada
kalimat pertama)
Sub-sub pokok pikiran :
- Jika pengetahuan ibu kurang maka akan sukar memilih makanan yang bergizi
untuk anak dan keluarganya
- Gizi kurang paa anak berdampak pada pertumbuhan otak dan tingkat
kecerdasannya
- Solusinya dengan melakukan pengukuran terhadap pengetahuan dan sikap ibu
akan status gizi balita
Alur OMKKMASASOLTU

1. Objek Penelitian (O)


Ibu yang memiliki balita
2. Metode-metode yang ada (M)
Pada bagian pendahuluan tidak disebutkan / disampaikan metode yang telah ada dalam
keberhasilan program yang akan dilaksanakan.
3. Kelebihan dan Kelemahan metode yang ada (KK)
Karena pada bagian pendahuluan metode yang ada tidak disebutkan / disampaikan maka
kelebihan dan kelemahan juga tidak tersampaikan
4. Masalah pada metode yang dipilih (MASA)
Pada pendahuluan tidak disebutkan / disampaikan metode apa yang akan dipilih dalam
penelitian untuk dilakukan
5. Solusi perbaikan Metode (SOL)
Pada pendahuluan tidak disebutkan / disampaikan terkait metode yang akan digunakan
pada penelitian sehingga tidak ada solusi dari metode yang akan digunakan untuk
memperbaiki metode yang ada. Akan tetapi diparagraf terakhir disebutkan perlu untuk
mengukur pengetahuan dan sikap ibu berpengaruh terhadap status gizi balita melalui
tahapan Wawancara/Kuisioner.

Menurut kelompok Kami lebih baik memilih metode wawancara karena


bersifat flexible. Pewancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai
dengan situasi yang dihadapi pada waktu itu. Bila dia menginginkan informasi
yang mendalam maka dapat melakukan probing. Dan Response rate artinya,
wawancara cenderung ditanggapi secara lebih baik dibandingkan dengan
kuesioner yang diposkan. Responden yang tidak mampu menulis atau membaca
tetap dapat menjawab pertanyaan, demikian pula mereka yang malas menulis.
Banyak responden yang lebih menyukai mengeluarkan pandangannya secara
lisan daripada tulisan.

6. Rangkuman tujuan penelitian (TU)


Rangkuman tujuan penelitian disampaikan pada paragraf terakhir.
Pentingnya pengetahuan dan sikap gizi ibu karena berpengaruh terhadap status gizi
balitanya agar terpenuhi kebutuhan gizi yang baik. Sebab gizi yang kurang pada anak
usia balita berdampak pada pertumbuhan otak dan mengganggu tingkat kecerdasannya.
BAB VI

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Menemukan pokok pikiran sangat berkaitan dengan paragraf,pokok pikiran paragraf


terdapat dalam kalimat utama. Letak kalimat utama itu beragam yaitu dapat terletak di awal,
akhir,awal dan akhir, atau seluruh paragraf. Kalimat yg memuat pikiran utama disebut
kalimat utama, sedangkan kalimat yg memuat pikiran penjelas disebut kalimat penjelas. akan
tetapi, terdapat pula paragraf yg tersusun atas kalimat-kalimat yg berkedudukan sama. dengan
kata lain ada paragraf yang pikiran utamanya tidak tersurat dalam kalimat utamanya, namun
tersirat pada keseluruhan paragraf.

4.2 SARAN

Kunci dari keberhasilan menyusun latar belakang masalah penelitian seberapa


komprehensif kita merangkumkan penelitian kita. Untuk mempermudah untuk bisa mencapai
itu, pokok pikiran seluruh paragraf pada latar belakang masalah penelitian harus memuat dan
mengikuti 6(enam) pola alur biasanya menggunakan singkatan OMKKMASASOLTU :

1. Obyek penelitian (O)


2. Metode-metode yang ada (M)
3. Kelebihan dan kelemahan metode yang ada (KK)
4. Masalah pada metode yang dipilih (MASA)
5. Solusi perbaikan metode (SOL)
6. Rangkuman tujuan penelitian (TU)
Laporan Praktikum

TEKNIK PENULISAN ILMIAH


Latar Belakang,Pokok pikiran

Dosen Pembimbing : Zora Olivia,S. Farm., Apt.

Disusun oleh Golongan D Kelompok 1 :

1. Sarah Amalia (NIM: G42141136)


2. Nur Suci Imami Putri (NIM: G42141139)
3. Nurul Izzati (NIM: G42141152)
4. Khotimatus Sadiyah (NIM: G42141155)
5. Wildan Fahri Zain (NIM: G42141156)
6. Sintia Ariya Bahri (NIM: G42141174)
7. Mailia Yunda Suryadi (NIM: G42141183)

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2017
Nama : Sarah Amalia
NIM : G42141136
Golongan :D

Judul Skripsi :

Pengaruh Sisa Makanan Terhadap Status Gizi Dan Lama Rawat Inap Pasien Di
RSUD dr. Haryoto Lumajang

Pokok pikiran dan sub pokok pikiran

1. Paragraf 1 :

Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan strata kedua yang banyak dikunjungi
masyarakat

Sub-sub pokok pikiran :


Pengertian Rumah Sakit berdasarkan Undang- Undang tentang Rumah Sakit Nomor
44 Tahun 2009
Perkembangan mutu rumah sakit patut diperhatikan berdasarkan indikator mutu
pelayanan rumah sakit
2. Paragraf 2 :

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang

Sub-sub pokok pikiran :


Penyebab terjadinya penyakit
Manusia sebagai tuan rumah
Lingkungan hidup
3. Paragraf 3:

Usaha-usaha untuk mengendalikan kesehatan

Sub-sub pokok pikiran :


Tujuan dari usaha kesehatan
Macam-macam usaha yang ditujukan untuk mengendalikan keseimbangan faktor
yang mempengaruhi keseimbangan
4. Paragraf 4 :

Pengaruh masalah gizi terhadap proses penyembuhan

Sub-sub pokok pikiran :


Masalah gizi dalam keadaan sakit secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi proses penyembuhan
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit harus optimal
Tujuan pelayanan gizi yang bermutu
5. Paragraf 5 :

Penyelenggaraan makanan merupakan suatu subsistem dari sistem pelayanan


kesehatan paripurna

Sub-sub pokok pikiran :


Tujuan utama dari penyelenggaraan makanan
Manfaat bagi pihak rumah sakit sendiri
6. Paragraf 6 :

Hasil berbagai penelitian yang dilakukan di negara maju maupun berkembang


tentang angka prevalensi malnutrisi di rumah sakit

Sub-sub pokok pikiran :


Ditemukan angka prevalensi malnutrisi di rumah sakit cukup tinggi
Keadaan ini menunjukkan bahwa masih ada masalah dengan asuhan nutrisi di
rumah sakit
7. Paragraf 7 :

Penggunaan makanan dalam penyembuhan penyakit memiliki peranan yang sama


penting dengan penggunaan obat

Sub-sub pokok pikiran :


Penggunaan makanan memiliki peran dalam jangka yang lebih panjang
Modifikasi yang dilakukan
8. Paragraf 8 :
Keberhasilan suatu pelayanan gizi dikaitkan dengan daya terima pasien terhadap
makanan yang disajikan

Sub-sub pokok pikiran :


Penjelasan dari sisa makanan
Pencatatan sisa makanan merupakan salah satu cara penentuan dari evaluasi
indikator keberhasilan pelayanan gizi
Akibat dari sisa makanan
9. Paragraf 9 :

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan

Sub-sub pokok pikiran :


Adanya faktor internal dan eksternal
Penjelasan dari faktor internal dan eksternal
10. Paragraf 10 :

Tingginya prevalensi malnutrisi di rumah sakit

Sub-sub pokok pikiran :


Ketidakmampuan atau kurangnya kesadaran dari provide rumah sakit dalam
mengidentifikasi dan mengatasi masalah malnutrisi di rumah sakit
Akibat yang ditimbulkan
11. Paragraf 11 :

Pengaruh pelayanan gizi di rumah sakit

Sub-sub pokok pikiran :


Pengertian pelayanan gizi di rumah sakit
Pengaruh Keadaan gizi pasien terhadap proses penyembuhan
Akibat penurunan status gizi selama di rumah sakit menurut pendapat ahli
12. Paragraf 12 :

Tujuan dari penyelenggaraan makanan di rumah sakit

Sub-sub pokok pikiran :


Penyelenggaraan makanan merupakan salah satu sarana penunjang dalam
pelayanan kesehatan untuk menghindari masalah gizi kurang pada pasien di
rumah sakit
Untuk menyediakan makanan yang kualitasnya baik dan jumlahnya sesuai
dengan kebutuhan pasien
Tingkat kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makanan akan
mempengaruhi asupan gizi pasien dan status gizi pasien
13. Paragraf 13 :

Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan

Sub-sub pokok pikiran :


Penjelasan dari pengamatan yang sudah dilakukan
Pengaruh asupan makanan terhadap kejadian malnutrisi di rumah sakit
Berdasarkan OMKKMASASOLTU
1. Obyek penelitian :
Pasien rawat inap di RSUD dr Haryoto Lumajang
2. Metode-metode yang akan digunakan :
Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional
Menggunakan pendekatan cross sectional
3. Kelebihan-kelebihan dari metode yang akan digunakan :

kelebihan dari desain potong lintang (Cross Sectional) adalah:


a. Keuntungan yang utama dari desain cross-sectional adalah memungkinkan
penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya para pasien yang
mencari pengobatan, hingga generalisasinya cukup memadai.

b. Desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh.

c. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus.

d. Jarang terancam loss to follow-up (drop out).

e. Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau


eksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya.
f. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat lebih
konklusif.

4. Masalah pada metode yang dipilih :

a. Sulit untuk menemukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan efek
pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas). Akibatnya sering
tidak mungkin ditentukan mana penyebab dan mana akibat.

b. Studi prevalensi lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang
panjang dari pada yang mempunyai masa sakit yang pendek, karena individu yang
cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil
untuk terjaring dalam studi. Bila karakteristik pasien yang cepat sembuh atau
meninggal itu berbeda dengan mereka yang mempunyai masa sakit panjang,
terdapat salah interpretasi hasil penelitian.

c. Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak , terutama bila variabel yang
dipelajari banyak.

d. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun prognosis.

e. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang.

f. Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens karena efek factor suatu risiko
selama selang waktu tertentu dapat disalahtafsirkan sebagai efek suatu penyakit.

5. Solusi perbaikan metode :


Kemungkinan metode penelitian deskriptif bisa diperbaiki dengan pendekatan
kualitatif. Yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan
mengenai hakekat gejala atau pertanyaan mengenai apa itu atau mendeskripsikan
tentang apa itu, sehingga diperoleh informasi keadaan gejala yang sedang bcrlangsung
sebagai pemecahan masalah yang ada, masalah yang hangat dan aktual, dalam bentuk
kata atau kalimat sehingga memberikan makna.
Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif adalah suatu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu
secara holistik. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
dikembangkan dari metodologi antropologi dan sosiologi yang mempelajari perilaku
manusia, sebagaimana dikemukakan oleh Herbert W. Seliger dan Elana Shohamy
(1989 : 118)
Qualitative methods originally developed from the methodologies of field
anthropologists and sociologis concerned with studying human behavior within the
context in which that behavior would occur naturally and in which the role of the
researcher would not affect the normal behavior ofthe subjects.
Jika ditinjau dari segi metodologisnya dalam penggunaan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif tidak terbatas hanya sampai kepada pengumpulan data
saja, akan tetapi meliputi analisis dan juga interpretasi (penafsiran) tentang arti data
itu sendiri.

6. Rangkuman tujuan penelitian :

Asupan zat gizi yang adekuat bagi pasien yang dirawat inap di rumah sakit
sangat diperlukan dalam upaya mencegah penurunan satatus gizi yang terjadi selama
masa perawatan. Gizi merupakan bagian integral dengan pengobatan atau proses
penyembuhan serta memperpendek lama rawat inap. Dengan melihat data asupan zat
gizi yang dikumpulkan dengan menggunakan visual comstock yaitu mengamati sisa
makanan pasien dari rumah sakit, sedangkan asupan zat gizi dari luar rumah sakit
diperoleh dengan cara recall 24 jam.
Nama : Nur Suci Imami Putri

NIM : G42141139

JUDUL: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK BURUH


TERHADAP STATUS GIZI BURUH ANGKUT DI PASAR PUJER,
BONDOWOSO

Paragraf Pokok Pikiran Sub Pokok Pikiran


1 Status Gizi Kategori status gizi
2 Kebiasaan Mengkonsumsi Asupan Makan
makanan Asupan makanan yang dianjurkan
3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Usia
status gizi Jenis Kelamin
Pendapatan
Pendidikan
Sosial Budaya
Aktivitas Fisik
4 Kesimpulan (Apakah ada
hubungan antara Pola makan dan
tingkat aktivitas terhadap status
gizi buruh angkut)
NAMA : NURUL IZZATI

NIM : G42141152

GOLONGAN :D

PRODI : Gizi Klinik

PENGARUH EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS KURMA CINA DENGAN PRODUK SARI KURMA CINA
(ANG CHO) TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH TROMBOSIT PASIEN DBD DI RUMAH SAKIT

Paragraf Pokok Pikiran Sub Pokok Pikiran


1 DBD (Demam Berdarah Dengue) 1. Definisi
2. Penyebab DBD
2 Prevalensi DBD 1. Prevalensi di dunia
2. Prevalensi di Indonesia
3. Prevalensi di Provinsi Jawa Timur
4. Prevalensi di Kabupaten Jember
5. Prevalensi di Rumah Sakit
3 Trombosit 1. Definisi
2. Nilai normal
4 Trombositopenia (defisiensi 1. Definisi
trombosit) 2. Faktor-faktor penyebab
trombositopenia
3. Dampak dari terjadinya
trombositopenia
5 Kurma Cina 1. Definisi
2. Manfaat
3. Kandungan yang terdapat pada
kurma cina
6 Tujuan penelitian
Nama : Khotimatus Sadiyah

Nim : G42141155

Judul : STUDI PEMBUATAN KLEPON DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG


SAGU SEBAGAI MAKANAN SELINGAN RENDAH INDEKS GLIKEMIK BAGI
PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

Paragraf Pokok Pikiran Sub Pokok Pikiran


1 Kejadian Diabetes Melitus Penyebab Prevelansi pada DM
2 Faktor Resiko DM tipe 2 Asupan yag tidak seimbang
Tingginya prevalensi DM
Faktor lingkungan
Perubahan gaya hidup
3 Penanganan pada Penderita Diet rendah indeks glikemik
DM Tipe 2
4 Stategi dalam pengaturan
-
pola makan DM
5 Kebutuhan Asupan bagi Inovasi pembuatan makanan
Penderita DM selingan klepon dengan substitusi
tepung sagu
Kandungan tepung sagu yang
rendah IG
6 Klepon -
7 Kesimpulan (Tujuan
pembuatan klepon bagi -
penderita DM tipe 2)
Nama : WILDANFAHRI ZAIN
NIM : G42141156

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN PRAKTEK


PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6
SAMPAI 12 BULAN

PENDAHULUAN

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber


daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh,
mental kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa yang
hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik. Status gizi yang baik ditentukan oleh
jumlah asupan pangan yang dikonsumsi. Masalah gizi kurang dan buruk dipengaruhi
langsung oleh faktor konsumsi pangan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung
dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi, budaya dan
politik. Apabila gizi kurang dan gizi buruk terus terjadi dapat menjadi faktor penghambat
dalam pembangunan nasional . Secara perlahan kekurangan gizi akan berdampak pada
tingginya angka kematian ibu, bayi, dan balita, serta rendahnya umur harapan hidup.
Selain itu, dampak kekurangan gizi terlihat juga pada rendahnya partisipasi sekolah,
rendahnya pendidikan, serta lambatnya pertumbuhan ekonomi.
Nutrisi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia.
Kekurangan nutrisi yang diperlukan tubuh akan mengakibatkan efek yang sangat serius,
seperti kegagalan pertumbuhan fisik, menurunnya IQ, menurunnya produktivitas,
menurunnya daya tahan terhadap infeksi dan penyakit, serta meningkatkan resiko
terjangkit penyakit dan kematian.
Sampai saat ini masih terdapat empat masalah gizi utama, salah satunya adalah
masalah Kurang Energi Protein (KEP) yang banyak diderita oleh kelompok anak umur
dibawah lima tahun (balita). Menurut berat ringannya KEP dibagi menjadi beberapa
tingkatan yaitu : ringan, sedang dan buruk. Atau sering juga disebut gizi buruk, gizi
kurang, gizi baik dan gizi lebih (Sihadi, 1999).Gizi buruk merupakan salah satu masalah
gizi yang perlu mendapat perhatian yang serius, menurut hasil survey kesehatan
nasional(susenas) pada tahun 1989 prevalensi gizi buruk anak balita adalah 6,3%.
Prevalensi ini meningkat menjadi 11,56% pada tahun 1995 dan menurun menjadi 8,0%
pada tahun 2002 (PERSAGI, 2004).
Kurang gizi atau gizi buruk dinyatakan sebagai penyebab tewasnya 3,5 juta anak
di bawah usia lima tahun (balita) di dunia. Mayoritas kasus fatal gizi buruk berada di 20
negara, yang merupakan negara target bantuan untuk masalah pangan dan nutrisi. Negara
tersebut meliputi wilayah Afrika, Asia Selatan, Myanmar, Korea Utara, dan Indonesia.

Pokok pikiran dan Sub-pokok pikiran


Paragraf 1 : Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh
ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu
SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental kuat, kesehatan yang
prima, serta cerdas.
Paragraf 2 : Kekurangan nutrisi yang diperlukan tubuh akan mengakibatkan efek
yang sangat serius, seperti kegagalan pertumbuhan fisik, menurunnya IQ,
menurunnya produktivitas, menurunnya daya tahan terhadap infeksi
dan penyakit, serta meningkatkan resiko terjangkit penyakit dan
kematian.
Paragraf 3 : Masalah gizi utama Atau sering juga disebut gizi buruk, gizi kurang,
gizi baik dan gizi lebih (Sihadi, 1999).Gizi buruk merupakan salah satu
masalah gizi yang perlu mendapat perhatian yang serius, menurut hasil
survey kesehatan nasional(susenas) pada tahun 1989 prevalensi gizi buruk
anak balita adalah 6,3%. Prevalensi ini meningkat menjadi 11,56% pada
tahun 1995 dan menurun menjadi 8,0% pada tahun 2002 (PERSAGI)
Paragraf 4 : Mayoritas kasus fatal gizi buruk berada di 20 negara, yang
merupakan negara target bantuan untuk masalah pangan dan nutrisi.
Negara tersebut meliputi wilayah Afrika, Asia Selatan, Myanmar, Korea
Utara, dan Indonesia.
Nama : Sintia Ariya Bahri

NIM : G42141174

Golongan :D

Judul : Pengaruh Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Terhadap Status Gizi dan Kualitas Hidup
Pada Ibu Rumah Tangga Di Desa Kencong Jember

No. Pokok Pikiran Sub-sub Pokok Pikiran

1. Berkembangnya masalah kesehatan - Permasalahan pada kesehatan


terhadap pentingnya hidup bersih dan pada saat ini
sehat (PHBS)
- Sasaran utama dalam mengatasi
permasalah kesehatan

2. Pengaruh PHBS terhadap status gizi - Pengertian PHBS

- Dampak PHBS terhadap status


gizi

3. Pengaruh PHBS terhadap kualitas hidup - Bagaimana PHBS dapat


mempengaruhi kualitas hidup

4. Peran ibu rumah tangga dalam


meningkatkan status gizi keluarga

5. Prevalesi PHBS di desa dibandingkan di - prevalensi PHBS di kota dan di


kota desa

6. Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui


pengaruh PHBS terhadap status gizi dan
kualitas hidup
Nama : Mailia Yunda Suryadi

NIM : G42141183

Golongan :D

Judul : HUBUNGAN ASUPAN SERAT DAN AKTIVITAS MENONTON TV


PADA REMAJA DI SMPN 1 BANYUPUTIH

Penentuan Pokok Pikiran dan Sub Pokok Pikiran :

Paragraf Pokok Pikiran Sub Pokok Pikiran


1. Definisi usia remaja
Remaja golongan individu
yang sedang mencari
identitas diri
Usia Remaja Banyak perubahan yang
terjadi pada remaja
Banyak permasalahan yang
berdampak negatif terhadap
kesehatan dan gizi remaja
2. Pola makan Definisi pola makan
Perlu penanganan yang
serius pada pola makan
remaja
3. Aktivitas fisik Definisi aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik
setiap hari pada remaja
4. Kasus gizi lebih pada remaja Tanda kegemukan pada
banyak terjadi terutama remaja
di kota-kota besar
5. Semakin berkembangnya Pola makan modern yang
zaman modern memberi tidak diimbangi dengan
dampak negatif terhadap gaya aktivitas fisik dapat
hidup remaja menimbulkan masalah gizi
lebih atau obesitas
6. Kesimpulan dan tujuan dari -
penelitian

Anda mungkin juga menyukai