Anda di halaman 1dari 13

Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Pengaruh Tonsilektomi Terhadap Kadar Interferon- dan


Tumor Necrosis Factor- pada Pasien Tonsilitis Kronis

Novialdi, Al Hafiz
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - RSUP Dr. M. Djamil Padang

ABSTRAK
Latar belakang: Tonsilektomi merupakan operasi yang sering dilakukan di bagian
THT dengan indikasi yang terdapat pada penderita tonsilitis kronis. Beberapa sitokin
dihasilkan oleh proses inflamasi pada tonsila palatina seperti interferon (INF)- serta
tumor necrosis factor (TNF)-. Pada penderita tonsilitis kronis, kadar sitokin-sitokin
ini akan mengalami peningkatan dalam serum. Tujuan: Menjelaskan pengaruh
tonsilektomi terhadap kadar sitokin yang berperan sebagai mediator inflamasi pada
pasien tonsilitis kronis. Tinjauan Pustaka: Tonsila palatina yang mengalami infeksi
merupakan bagian penting sebagai penghasil sitokin-sitokin yang diproduksi oleh
makrofag dan neutrofil. Dilaporkan bahwa produksi sitokin-sitokin ini meningkat
pada anak-anak yang mengalami infeksi tonsil yang lama dan berulang (kronis).
Dalam beberapa tahun terakhir, telah dilakukan banyak penelitian yang dilakukan
secara in vivo mengenai respon imunologi dari berbagai jenis patologi tonsila palatina
seperti hipertrofi tonsil pada tonsilitis akut, tonsilitis rekuren dan tonsilitis kronis.
Kesimpulan: Tindakan tonsilektomi pada kasus tonsilitis kronis akan menurunkan
kadar sitokin yang berperan sebagai mediator inflamasi.

Kata kunci: interferon-, tumor necrosis factor-, tonsilitis kronis, tonsilektomi

ABSTRACT
Background: Tonsillectomy is a surgery which done in the field of otorhinolaryngology
with the indication of chronic tonsillitis. Many cytokine like interferon (INF)- and
tumor necrosis factor (TNF)- were produced by inflamation process of palatine tonsil.
In chronic tonsillitis, concentration of these cytokine in serum were increase. Purpose:
To explain the effect of tonsillectomy in the cytokine serum level as mediator
inflamation. Review: Palatine tonsil which infected is a primary site of cytokines
produced by macrophages and neutrophils. The production of these cytokines reported
has been increased in children with cronical infection. In recent years, many studies in
vivo, have attempted to investigate immunological responses in different tonsillar
pathologies, including tonsillar hypertrophy in acute tonsillitis, recurrent tonsillitis and
chronic tonsillitis. Conclusion: The tonsillectomy can make these serum levels will be
decrease.

Key words: interferon-, tumor necrosis factor-, chronic tonsillitis, tonsillectomy

PENDAHULUAN dokter ahli bagian telinga, hidung dan


tenggorok (THT), bagian anak serta
Pasien dalam rentang usia anak- bagian penyakit dalam dengan keluhan
anak merupakan penderita tonsilitis yang berhubungan dengan tonsila
yang paling sering datang ke praktek palatina dan adenoid. Ahli THT

1
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

merupakan bagian yang tepat dalam Mangunkusomo Jakarta selama


memainkan peranan yang penting 5 tahun terakhir (1999-2003)
dalam menegakkan diagnosis dan menunjukkan kecenderungan
menatalaksana kelainan di tonsila penurunan jumlah operasi tonsilektomi
palatina dan adenoid ini.1,2 dari tahun ke tahun. Fenomena
Pengetahuan tentang anatomi penurunan terlihat pada jumlah operasi
dasar, fisiologi, presentasi klinis, terapi tonsiloadenoidektomi, yang hanya
non-bedah, dan pemilihan pasien mengalami puncak kenaikan pada tahun
merupakan kunci dalam kedua (275 kasus) kemudian terus
mempertimbangkan untuk menurun sampai tahun 2003
dilakukannya intervensi bedah. (152 kasus). Sedangkan data dari
Pengetahuan teoritis dan praktek dari rumah sakit (RS) Fatmawati dalam
penatalaksanaan bedah (preoperatif, 3 tahun terakhir (2002-2004)
operatif dan postoperatif) dari infeksi menunjukkan kecenderungan kenaikan
tonsil dan adenoid ini berkembang jumlah operasi tonsilektomi dan
sangat cepat.1 penurunan pada jumlah operasi
Sampai saat ini masih terdapat tonsiloadenoidektomi.8 Di Bagian Ilmu
kontroversi di kalangan ahli penyakit Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
dalam, ahli bagian anak dan ahli THT Bedah Kepala dan Leher RSUP Dr. M.
dalam hal pendekatan diagnostik dan Djamil Padang sendiri, mencatat pada
terapi pada kasus adenotonsilitis periode April 2009 sampai Juni 2009
rekuren atau adenotonsilitis kronis (3 bulan) didapatkan 46 kasus
pada anak. Kontroversi mengenai tonsilektomi dan
tonsilektomi ini dilaporkan lebih tonsiloadenoidektomi. 9

banyak bila dibandingkan dengan Tinjauan pustaka ini bertujuan


prosedur operasi di bidang lain.3,4 Hal menjelaskan pengaruh tindakan
tersebut dikarenakan tidak adanya tonsilektomi terhadap kadar sitokin
rumusan baku indikasi tonsilektomi dan yang berperan dalam proses inflamasi.
adenoidektomi, sehingga perlu
dilakukan penilaian kasus demi kasus TINJAUAN PUSTAKA
untuk tiap keadaan.1,3,5
Tonsilektomi merupakan operasi 1. Struktur dan Fungsi Tonsila
yang sering dikerjakan di bagian THT, Palatina
dan 75% dari operasi tersebut Tonsila palatina (selanjutnya
dilakukan pada anak yang berumur disebut tonsil) mulai berkembang pada
kurang dari 15 tahun.6 Di Amerika usia bulan ketiga dari kehamilan. Awal
Serikat (AS) setiap tahunnya, operasi perkembangan tonsil ini bersamaan
tonsilektomi ini dilakukan pada dengan adenoid. Secara embriologi,
530.000 orang anak berumur dibawah tonsil merupakan lanjutan
15 tahun.7 Di Inggris, frekuensi perkembangan dari bagian ventral dari
tonsilektomi dan adenoidektomi pada kantong faring cabang kedua (second
rentang tahun 1987-1993 telah pharyngeal pouches) seperti terlihat
dilakukan 70.000-90.000 operasi pada Gambar 1. 8-10 tunas dari epitel
pertahunnya.2 skuamosa kantong faring ini
Sedangkan di Indonesia, belum berkembang menjadi dinding faring. 2,10

dilakukan pendataan nasional mengenai


jumlah operasi tonsilektomi atau
tonsiloadenoidektomi. Namun data
yang didapatkan dari RSUPN Cipto

2
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Adapun batas-batas dari tonsil


adalah:8
a. Lateral: m. Konstriktor faring
superior.
b. Anterior: m. Palatoglosus.
c. Posterior: m. Palatofaringeus.
d. Superior: palatum molle.
e. Inferior: tonsil lingual.
Secara makroskopik, tonsil terdiri
atas 3 komponen yaitu: jaringan ikat,
folikel germinativum (merupakan sel
limfoid), dan jaringan interfolikel.8
Gambar 1. Embriologi tonsil.10 Kutub atas tonsil diperdarahi oleh
arteri Faringeal asenden dan arteri
Tonsil adalah suatu massa Palatina desenden. Kutub bawah tonsil
jaringan limfoid yang terletak di dalam bagian anterior diperdarahi oleh arteri
fossa tonsil pada kedua sudut orofaring, Lingualis dorsalis dan bagian posterior
yang dibatasi oleh pilar anterior oleh arteri Palatina asenden, yang di
(muskulus palatoglosus) dan pilar antara kedua daerah tersebut
posterior (muskulus palatofaringeus). diperdarahi oleh arteri Tonsilaris.1,8
Tonsil berbentuk oval dengan panjang Aliran getah bening dari daerah
2-5 cm, masing-masingnya mempunyai tonsil akan menuju rangkaian getah
10-30 kriptus yang meluas ke dalam bening servikal profunda (deep jugular
jaringan tonsil. Tonsil tidak selalu node) bagian superior di bawah
mengisi seluruh fossa tonsilaris. Daerah muskulus Sternokleidomasteideus,
yang kosong pada bagian atasnya selanjutnya ke kelenjar toraks dan
dikenal sebagai fossa supratonsilar.8 akhirnya menuju duktus torasikus.
Tonsil terletak di lateral orofaring. Tonsil hanya mempunyai pembuluh
Selanjutnya cekungan yang terbentuk getah bening eferen, dan tidak memiliki
dibagi menjadi beberapa bagian, yang pembuluh getah bening aferen.1,8
akan menjadi kripta permanen pada
tonsil. Permukaan dalam atau 2. Sistem Imunitas Manusia
permukaan yang terpapar, termasuk Sel-sel imun tidak hanya terdapat
cekungan pada kripta dilapisi oleh dalam sirkulasi tetapi juga terdapat
mukosa, sedangkan permukaan luar dalam jaringan limfoid seperti timus,
atau permukaan yang tertutup dilapisi limpa, limfonodus, tonsil, Payers
oleh selubung fibrosa yang disebut patches, dan sumsum tulang. Prekursor
kapsul.5 dari sel leukosit terdapat pada sumsum
Tonsil terdapat pada daerah tulang.13
permulaan saluran makanan yang Apabila tubuh manusia terpajan
memiliki fungsi melawan kuman yang oleh antigen asing akan terjadi respon
tertelan atau terhisap.11 Tonsil dalam imun yang diklasifikasi menjadi dua
kerjanya bersama dengan tonsil faring kategori, yaitu:13,14
(adenoid), tonsil lingual, dan jaringan i. Respon imun non spesifik
limfoid tuba Eustachius (Gerlachs ii. Respon imun spesifik
tonsil) membentuk cincin Waldeyer. Respon imun non spesifik
Cincin Waldeyer merupakan jaringan merupakan imunitas alamiah atau
limfoid yang mengelilingi ruang bawaan. Mekanisme yang terjadi adalah
faring.12 proses fagositosis mikroorganisme oleh

3
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

leukosit khususnya makrofag, netrofil Sedangkan istilah interleukin


dan monosit. Proses fagositosis diikuti diperkenalkan pada tahun 1979 ketika
dengan penghancuran mikroorganisme diselenggarakan Second International
dengan bantuan enzim lisozim, proses Lymphokine Workshop, sebagai
oksidasi reduksi, dan gangguan pengembangan sistem nomenklatur
metabolisme. Selain fagositosis, dari sitokin.14
mekanisme respon imun non spesifik Penelitian mengenai sitokin
adalah proses inflamasi.13,14 mencapai puncaknya pada tahun 1980
Respon imun spesifik merupakan setelah dikenalnya teknologi gene
respon imun didapat atau adaptif cloning untuk rekayasa genetika,
(acquired), yang timbul terhadap unit- sehingga didapatkan bahan sitokin
unit kecil dari mikroorganisme murni dalam jumlah cukup besar untuk
(misalnya polisakarida dari kapsul atau penelitian selanjutnya.14
toksin) yang disebut sebagai antigen, Berdasarkan jenis sel
dan bukan terhadap mikroorganisme penghasilnya sitokin dibedakan menjadi
secara keseluruhan.13,14 empat kelompok yaitu:14
Mekanisme efektor dari respon 1. Monokin: IL-1, IL-6, TNF.
imun spesifik terdiri dari imunitas 2. Limfokin: IL-2, IL-3, IL-4, IL-5, IL-6,
humoral dan imunitas seluler. Imunitas IL-7, GM-CSF.
humoral ditengahi oleh sekelompok 3. Interferon (IFN): INF-, INF-, INF-
limfosit yang berdiferensiasi pada .
sumsum tulang yang disebut dengan 4. Growth Factor: TGF-, PDGF.
limfosit B. Limfosit B berdiferensiasi Pada tabel 1 dibawah ini
menjadi sel plasma yang akan disebutkan keluarga dari beberapa
memproduksi antibodi.13,14 sitokin dan contoh perwakilan keluarga
Imunitas seluler ditengahi oleh tersebut.14
sekelompok limfosit yang
berdiferensiasi dibawah pengaruh Tabel 1. Kelompok Sitokin dalam Keluarga.14
timus, sehingga disebut dengan limfosit
T. Populasi limfosit T terdiri dari Perwakilan
subpopulasi yaitu sel T-helper yang Keluarga
Keluarga
membantu untuk memicu respon
imun.13,14 IL-1, IL-1, IL1
Interleukin-1 receptor
antagonist
3. Sitokin Dalam Sistem Imun
Interleukin-6/
Sitokin merupakan peptida IL-6, IL-12
Interleukin-12
pengatur (regulator) yang dapat
diproduksi oleh hampir semua jenis sel IFN-, IFN-,
Interferon-/
IFN-, IFN-
yang berinti dalam tubuh. Sitokin
mempunyai sel-sel sasaran yang tidak Tumor Necrosis TNF-, TNF-,
Factors CD50 ligand
terlalu jauh letaknya, sehingga sitokin
tidak tergantung pada peredaran darah. Interleukin-2/ IL-2, IL-4, IL-5,
Interleukin-4 GM-CSF
Jan Vilcek mendefinisikan tentang
TGF-, Bone
sitokin ini sebagai protein regulator Transforming
morphogetic
yang dilepaskan oleh sel-sel darah putih Growth Factor-
proteins
dan berbagai jenis sel lain dalam tubuh,
yang mempunyai berbagai efek pada IL-8, MIP-1,
Chemokines
lymphotactin
sistem imun dan modulasi respon
radang.14

4
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

2. Sebagai tempat produksi antibodi


4. Imunopatologi Pada Tonsilitis yang dihasilkan oleh sel plasma
Kronis yang berasal dari
Tonsil dan cincin Waldeyer lain diferensiasilimfosit B.
merupakan bagian dari Mucosa Awal proses respon imun terjadi
Associated Limphoid Tissue (MALT). ketika antigen memasuki ruang
MALT berperan penting sebagai respon orofaring mengenai epitel kripti yang
imun pada permukaan mukosa merupakan kompartemen tonsil
setempat. Pada MALT ini, terdapat pertama sebagai barier imunologis. Sel
kumpulan sel-sel yang tersebar merata limfoid yang ditemukan dalam ruang
di lamina propria dinding saluran cerna, epitel kripti tonsil disusun oleh sel
saluran nafas. MALT ini juga dikenal limfosit B dan sel T. Sel T intraepitel
sebagai kumpulan sel-sel yang menghasilkan berbagai sitokin antara
terorganisasi dalam bentuk folikel yang lain IL-2, IL-4, IL-6, TNF-, INF- dan
terdiri dari limfosit, plasmasit dan TGF-.15
fagosit.13,14 Respon imun tonsil tahap kedua
Tonsil selalu terpapar oleh terjadi setelah antigen melalui epitel
mikrorganisme yang masuk melalui kripti dan mencapai daerah
saluran nafas dan saluran cerna. ekstrafolikuler atau folikel limfoid.
Sebagai bagian dari MALT, tonsil Respon imun berikutnya berupa migrasi
berfungsi mematangkan sel limfosit B limfosit. Migrasi limfosit ini berlangsung
serta menyebarluaskan sel B terus menerus dari darah ke tonsil dan
terstimulasi menuju jaringan mukosa kembali ke sirkulasi melalui sistem
dan kelenjar sekretori di tubuh.6 limfe.15
Tonsil merupakan jaringan limfoid Tonsil berperan tidak hanya
yang mengandung sel limfosit 0,1-0,2% sebagai pintu masuk, tetapi juga sebagai
dari keseluruhan limfosit tubuh pada pintu keluar limfosit, beberapa kemokin
orang dewasa. Proporsi limfosit B dan T dan sitokin. Kemokin yang dihasilkan
pada tonsil adalah 50%:50%, kripti akan menarik sel B untuk
sedangkan di darah 55-75%:15-30%.14 berperan di dalam kripti.15
Aktivitas imunologi terbesar dari
tonsil ditemukan pada usia 3-10 tahun. 5. Tonsilitis Kronis dan
Pada usia lebih dari 60 tahun Ig-positif Tonsilektomi
sel B dan sel T berkurang sama sekali Tonsilektomi dilaporkan pertama
pada semua kompartemen tonsil.15 kali dilakukan oleh Celsus pada tahun
Pada tonsil terdapat sistim imun 30 AD. Paul de Aegina kemudian
kompleks yang terdiri atas sel mempublikasikan teknik tonsilektomi
membran, makrofag, sel dendrit dan lebih detail tahun 625 AD. Sedangkan
APCs (Antigen Presenting Cells) yang Wilhelm Meyer dari Denmark tahun
berperan dalam proses transportasi 1867 melakukan adenoidektomi
antigen. Dalam tonsil tersebut juga pertama kali pada pasien dengan gejala
terdapat sel limfosit B, limfosit T, sel penurunan pendengaran dan sumbatan
plasma dan sel pembawa IgG.8 hidung. Samuel J. Crowe dari Johns
Tonsil merupakan organ limfatik Hopkins tahun 1900 pertama kali
sekunder yang diperlukan untuk memakai mouth gag dalam operasi
diferensiasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi, tonsilektomi, yang sekarang dikenal
yaitu:8 Crowe-Davis gag.2
1. Menangkap dan mengumpulkan Nyeri tenggorok, demam, disfagia
bahan asing dengan efektif. dengan tonsil yang eritema, dan

5
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

mempunyai detritus merupakan masa terdahulu, tonsilektomi


gambaran yang khas untuk suatu diindikasikan untuk terapi tonsilitis
tonsilitis akut (Gambar 2).1,16 kronis dan berulang. Sedangkan pada
masa sekarang, indikasi yang lebih
utama adalah obstruksi saluran nafas
dan hipertrofi tonsil.18
Untuk keadaan emergency seperti
adanya obstruksi saluran nafas, indikasi
tonsilektomi sudah tidak diperdebatkan
lagi (indikasi absolut). Namun indikasi
relatif tonsilektomi pada keadaan non
emergency dan perlunya batasan usia
pada keadaan tersebut masih menjadi
perdebatan. Sebuah kepustakaan
Gambar 2. Tonsilitis akut dengan gambaran menyebutkan bahwa usia tidak
detritus.16 menentukan boleh tidaknya dilakukan
tonsilektomi.18
Tonsil memiliki 15-20 kripti dan Pada pasien hipertrofi tonsil yang
membentuk celah yang melebar pada telah menyebabkan sumbatan jalan
kasus tonsilitis kronis, seperti yang nafas atau obstructive sleep apnea
terlihat pada Gambar 3.17 syndrome (OSAS), maka tindakan
tonsilektomi dilakukan dengan atau
tanpa diikuti oleh tindakan
uvulopalatopharyngoplasty (UPPP) telah
menjadi terapi pilihan. Sebaliknya
pasien dengan palatum mole atau uvula
yang panjang tapi dengan ukuran tonsil
yang normal, tonsilektomi tidak
direkomendasikan.19
Dari studi pengamatan sebelum
dan sesudah operasi dibandingkan
dengan kontrol, yang dilakukan oleh
Gambar 3. Tonsilitis kronis.17 Goldstein dkk20 tahun 2002, dilaporkan
bahwa kelainan perilaku dan emosional
Dikatakan akut apabila waktu yang ditemukan pada anak dengan sleep
munculnya gejala pertama kali kurang disorder breathing preoperasi
dari 14 hari. Tonsilitis kronis apabila mengalami perbaikan kondisi setelah
keluhan telah ada lebih dari 3 bulan.2 dilakukan operasi. Pengamatan tersebut
Sedangkan tonsilitis akut rekuren juga menunjukkan bahwa nilai dari
terjadi apabila infeksi dengan gejala pengukuran standar perilaku
akut terjadi paling sedikit 4-7 kali dalam mempunyai hubungan yang bermakna
satu tahun terakhir, atau lima kali dengan nilai survei kualitas hidup.20
dalam dua tahun terakhir, atau tiga kali Carneiro di Brazil (2008) juga
dalam tiga tahun terakhir.1,2,7 melaporkan bahwa pada anak-anak
Indikasi tonsilektomi pada masa yang dilakukan tonsilektomi, ditemukan
terdahulu dan sekarang tidak berbeda. perbaikan kualitas hidup. Hal ini terjadi
Perbedaannya hanya terdapat pada akibat berkurangnya gangguan tidur
prioritas relatif dalam menentukan yang disebabkan oleh hipertrofi tonsil.
waktu dilakukannya tonsilektomi. Pada Tonsilektomi tersebut juga mengurangi

6
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

insidensi infeksi saluran nafas atas dan rangsangan antigen lain yang datang
pemakaian antibiotik.21 kemudian.22
Terdapat beberapa keadaan yang Operasi tonsilektomi yang
disebutkan sebagai keadaan dilakukan pada anak-anak masih
kontraindikasi untuk dilakukan diperdebatkan, mengenai keuntungan
tonsilektomi. Namun jika dapat teratasi, menghilangkan sumber infeksi dan
operasi dapat dilaksanakan dengan kerugian akibat hilangnya sumber
tetap memperhitungkan asas manfaat pertahanan mukosa lokal maupun
dan risiko yang mungkin timbul. sistemik.23 Hal ini disebabkan fungsi
Keadaan tersebut adalah gangguan imun tonsil pada anak lebih besar
perdarahan, risiko anestesi yang besar, daripada dewasa, walaupun pada
anemia, dan infeksi akut yang berat.8 beberapa penelitian didapatkan bahwa
pada tonsilitis kronik, fungsi imun ini
DISKUSI menjadi berkurang.23,24
Tindakan tonsilektomi dapat
Tonsil sebagai sumber infeksi menyebabkan perubahan pola kuman
(focal infection) dapat menyebabkan yang hidup di tenggorok. Barrak
reaksi atau gangguan fungsi pada organ menemukan bahwa terjadinya
lain. Hal ini dapat terjadi karena kripti penurunan jumlah kuman anaerob
tonsil dapat menyimpan bakteri. Tonsil setelah tonsilektomi dibandingkan
yang terpajan infeksi bakteri dan virus dengan jumlah kuman aerob.25
dapat menjadi sumber autoantibodi
terhadap sejumlah sistem organ.13
Tonsilitis yang disebabkan oleh
virus atau bakteri dapat menghasilkan
berbagai antigen yang dapat memacu
imunitas seluler maupun imunitas
humoral. Imunitas seluler dan humoral
tersebut dapat membentuk kompleks
imun terhadap antigen.13
Struktur tonsil yang dibentuk oleh
banyak kripti yang bercabang akan
memperluas permukaan tonsil menjadi
pintu gerbang bagi antigen asing dan
merangsang respon imun pada tonsil.13
Dikutip dari penelitian
Surachman, Koch dan Brodsky
menemukan bahwa limfosit tonsil,
dengan menggunakan bakteri dan
mitogen sebagai aktifator, menunjukkan
terdapatnya penurunan tanggapan
proliferasi limfosit pada tonsilitis kronis
dibanding kontrol. Hal ini disebabkan
karena deposit antigen persisten pada Gambar 4. Diagram Representasi Distribusi
jaringan tonsil yang mengalami Organ Limfoid pada Manusia.26
peradangan kronis, secara terus
menerus menstimulasi limfosit. Distribusi organ-organ limfoid
Akibatnya limfosit selalu dalam keadaan pada tubuh manusia dapat dilihat pada
aktif, dan akan lebih toleran terhadap Gambar 4.26 Bersama organ limfoid lain

7
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

yang tergabung dalam MALT, tonsil merupakan efek norendokrin IL-1,


memiliki peranan penting dalam respon karena terangsangnya pusat panas pada
imun pada permukaan mukosa daerah hipotalamus. Pengaruh IL-1
setempat. Sel limfoid yang terdapat lainnya yang dapat diamati, yaitu
pada MALT terdiri dari limfosit, sel induksi pelepasan sejumlah mediator
plasma, dan sel fagositik yang tersusun (mediator sekunder) misalnya: PAF
membentuk agregasi yang difus.13 (Platelet Activating Factor), IL-6, TNF,
Gambaran respon imun selular CSF dan bahkan untuk induksi IL-1
pada tonsilitis kronis menunjukkan sendiri.14
terjadinya peningkatan deposit antigen Di samping dihasilkan oleh sel
pada jaringan tonsil. Hal ini makrofag, IL-6 juga dihasilkan oleh jenis
menyebabkan peningkatan regulasi sel- sel lain, seperti limfosit T, fibroblas dan
sel imunokompeten yang terjadi secara sel tumor seperti miksoma dan
terus menerus. Fenomena peningkatan karsinoma sel kandung kemih.
tersebut telah dibuktikan oleh Agren Dikarenakan dapat dihasilkan oleh sel
dkk, yang mana terjadinya peningkatan limfosit T, IL-6 digolongkan ke dalam
insidensi sel yang mengekspresikan limfokin. IL-6 memiliki keterkaitan
IL-1, TNF-, IL-6, IL-8, IL-2, INF-, dengan IL-1 dan TNF, karena ketiga
IL-10 dan IL-4 pada tonsilitis kronis.27 sitokin ini dihasilkan oleh monosit atau
Dikutip dari Darwin, terdapat sel makrofag secara terkoordinasi.14
beberapa sitokin yang tergolong Keterkaitan ketiga sitokin tersebut
kedalam golongan sitokin proinflamasi juga dikarenakan adanya fungsi masing-
atau berperan sebagai mediator masing yang dapat saling menginduksi
inflamasi yaitu TNF-, IL-1, IL-6 dan pelepasan monokin yang lain. Misal IL-1
IL-8.13 atau TNF dapat menginduksi pelepasan
IL-1 terdiri dari 2 bentuk yakni IL-6, TNF menginduksi pelepasan IL-1
IL-1 dan IL-1, yang mana keduanya dan IL-6, dan IL-6 menginduksi
memiliki aktifitas biologis sama. IL-1 pelepasan IL-1 dan TNF.14
dibuat oleh makrofag, sedangkan IL-1 Hal yang menarik mengenai
dibuat oleh sel-sel epitel (endotel) dan keterkaitannya, bahwa ketiga sitokin
fibroblast setelah diaktifkan antigen. tersebut dapat diangkut oleh peredaran
IL-1 ini merupakan sitokin kunci pada darah untuk membangkitkan reaksi
proses inflamasi yang berperan sentral peradangan yang dinamakan respon
dalam respon imun. Pengaruh IL-1 fase akut. Respon fase akut ini
terhadap terhadap sel T adalah untuk bermanifestasi sebagai demam dan
meningkatkan kemampuan proliferasi pergeseran kandungan beberapa jenis
sel Th2 setelah distimulasi oleh IL-4 dan protein dalam serum yang diproduksi
bersama IL-6 menginduksi ekspresi oleh hepatosit. Respon tersebut
reseptor IL-2 pada sel T istirahat. berbeda-beda tergantung pada masing-
Terhadap sel-sel B, IL-1 bersama IL-4 masing rangsangan ketiga sitokin itu.14
merupakan aktifator dan khusus IL-1 Tumor necrosis factor (TNF)-
berperan membantu sintesis DNA pada pada awalnya ditemukan pada tumor
perkembangan sel B.28 yang mengalami perdarahan. Ternyata
IL-1 dianggap sebagai mediator perdarahan ini disebabkan oleh adanya
yang sangat penting dalam proses nekrosis jaringan. TNF paling utama
radang. Hal ini dapat dilihat dari dihasilkan oleh sel makrofag dan sel-sel
munculnya gejala yang menyertai jenis lain dengan berbagai aktifitas
radang yang dapat diamati secara in biologik pada sel-sel sasaran yang
vitro maupun in vivo. Timbulnya demam termasuk sistem imun ataupun bukan.14

8
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Kini TNF- dianggap sebagai interferon imun. INF- merupakan


mediator utama dalam proses radang. limfokin yang dihasilkan oleh semua
Pada percobaan dapat ditunjukkan limfosit CD8+, beberapa limfosit TCD4+
bahwa TNF- yang diperoleh dalam dan sedikit sel NK. INF- dilepaskan jika
bentuk murni secara biokimiawi sel-sel tersebut diaktifkan, biasanya
ternyata bertanggungjawab kepada sebagai bagian dari respon imun.
proses radang. Pola kerusakan jaringan Hampir semua jenis sel memiliki
radang mirip dengan kerusakan oleh reseptor untuk INF- dan merespon
IL-1.14 rangsangan INF-. INF- mempunyai
TNF- merupakan potensi besar untuk mendorong sel NK
imunomodulator respon imun yang dalam memerangi tumor. Sebagian
kuat dalam memperantarai induksi peneliti sekarang mengalihkan
molekul adhesi, produksi sitokin, perhatian pada penggunaan INF- yang
aktifasi neutrofil dan sinergi dengan mempunyai potensi imunosupresi.
sitokin lain bersifat mitogen terhadap Beberapa hasil percobaan dalam
endotel.28 mengobati artritis memberikan sedikit
TNF- mempunyai efek yang tidak harapan.14
langsung terhadap sintesis faktor lain, Hipertropi adenotonsilar pada
seperti prostaglandin, protease, radikal adenotonsilitis kronis mengakibatkan
bebas, dan enzim lisosom. TNF- dan perubahan pada sistem imun baik
IL-1 secara sinergis bersifat antrogenik sistem imun seluler ataupun sistem
pada hewan coba. Sitokin ini ditemukan imun humoral. Baradaranfar dkk di Iran
dengan konsentrasi yang tinggi dalam melakukan penelitian pada 30 anak
cairan dan jaringan sinovial artritis yang dilakukan tindakan
rematoid.13 tonsiloadenoidektomi. Penelitian
Dalam keluarga limfokin ini telah tersebut mendapatkan persentase
dapat diidentifikasi dan diisolasi sitokin kadar limfosit T (CD3+), sel T helper
dengan nama diantaranya: IL-2, IL-3, (CD4+), sel sitotoksik T (CD8+), dan
IL-4, IL-6, IL-7 dan IFN-.14 limfosit B (CD20+), mengalami
IL-6 yang dihasilkan oleh sel peningkatan yang bermakna setelah
makrofag, disebutkan sebagai operasi dibandingkan dengan kadar
komponen peradangan. Diketahui juga sebelum operasi. CD3+, CD4+, CD8+ dan
bahwa IL-6 dan IL-3 menginduksi CD20+, semuanya berperan dalam
proliferasi limfosit T dan meningkatkan pembentukan sistem imun selular
pembentukan sel-sel efektor tubuh dalam menghadapi infeksi.
sitotoksik.14 Sedangkan kadar IgG (sebagai penanda
IL-8 diproduksi oleh makrofag dan adanya infeksi yang lama) mengalami
endotel, yang terlibat dalam inflamasi penurunan setelah dilakukan operasi.29
dan migrasi sel. IL-8 merupakan inducer Kadar imunoglobulin (IgG, IgA,
kuat dari kemotaksis neutrofil, sel T dan IgM) dan fraksi komplemen (C3,
memori, monosit, dan basofil. IL-8 juga C4) mengalami peningkatan pada
dikenal sebagai faktor angiogenik yang pasien tonsilitis kronis sebagai respon
berperan serta pada peningkatan terhadap stimulus infeksi bakteri yang
vaskularisasi beberapa tumor.28 lama. Kaygusuz dkk telah membuktikan
Interferon- (INF-) merupakan bahwa tindakan tonsilektomi mengubah
anggota interferon pertama yang parameter ini dengan mengangkat
dikenal kemampuannya dalam sumber stimulus infeksi bakteri tanpa
mengganggu replikasi virus dalam berakibat terganggunya fungsi imun
fibroblas. INF- digolongkan ke dalam pada tubuh pasien.30

9
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Dikutip dari Kaygusuz, bahwa hal tonsilektomi dengan pertimbangan


yang sama juga dilaporkan oleh Sainz bahwa tonsil tersebut telah mengalami
dkk, Zielnik-Jurkiewicz dkk serta Lal dekompensasi dari segi imunologis.
dkk, dengan metode penelitian yang Kerakawauchi menemukan bahwa
sama, yaitu mengukur kadar konsentrasi INF- dan IL-4 lebih tinggi
imunoglobulin sebelum dan sesudah pada pasien dengan tonsilitis rekuren.34
tonsilektomi lalu dibandingkan dengan Pada pemeriksaan radioautografi
kontrol, semuanya melaporkan bahwa elektron pada limfosit tonsil
kadar IgG, IgA dan IgG pasien tonsilitis 20 penderita dengan tonsilitis kronis
kronis mengalami penurunan setelah menunjukkan bahwa jaringan limfoid
dilakukan tonsilektomi.30 tonsil mengalami proliferasi limfosit T
Ikinciogullari dkk di Turki (2002) dan B dengan diferensiasi yang jelek.
menyimpulkan bahwa tindakan Intinya bahwa limfosit B menunjukkan
tonsiloadenoidektomi untuk anak kondisi menetapnya produksi substansi
7 tahun dengan tonsilitis kronis protein aktif yang memperantarai
berpengaruh dalam mengurangi imunitas humoral pada tonsilitis
aktivasi sistem imun yang distimulus kronis.35
oleh antigen yang kronis. Ikinciogullary Peningkatan IL-1 dan IL-6
melaporkan kadar IgG, IgA dan IgM bertanggung jawab terhadap efek
dalam serum mengalami penurunan sistemik tonsilitis kronis, seperti
setelah dilakukan tindakan tonsilektomi demam rematik ataupun
dibandingkan dengan kadar sebelum glomerulonefritis akut. Hal ini
operasi. Walaupun demikian, menurut disimpulkan berdasarkan penelitian
Ikinciogullary perubahan ini tidak Unal dkk, yang menggunakan desain
menyebabkan defisiensi imun yang sebelum dan sesudah yang
signifikan.31 dibandingkan dengan kontrol, mengenai
Hal yang sama didapatkan oleh kadar sitokin (IL-1, IL-4, IL-6, IL-8 dan
Sebastia dkk, yang menilai perubahan TNF-) pada penderita tonsilitis kronis
yang terjadi pada level imunoglobulin yang menjalani tonsilektomi,
setelah dilakukan adenoidektomi dan menunjukkan terjadinya penurunan
tonsilektomi. IgG dan IgA menurun kadar sitokin IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF-
kadarnya setelah operasi, sedangkan setelah dilakukan tonsilektomi.36
kadar IgM tidak mengalami perubahan
yang bermakna.32 KESIMPULAN
Hasil yang berbeda didapatkan
oleh Faramazi (Iran, 2006), bahwa Tonsilektomi merupakan tindakan
kadar IgA mengalami peningkatan pada operasi yang sering dilakukan pada
minggu-minggu awal pasca bidang THT. Indikasi bagi tonsilektomi
tonsiloadenoidektomi. Sedangkan IgG yang diterima luas pada saat ini adalah
dan IgM mengalami perubahan yang tonsilitis kronis dengan insidensi 7 atau
tidak bermakna. Faramazi juga lebih episode sakit tenggorok
mendapatkan kadar limfosit T dikarenakan tonsilitis dalam 1 tahun,
mengalami penurunan yang ringan, dan atau 5 episode dalam dua tahun dan 3
kembali normal setelah 8 minggu. episode dalam 3 tahun. Indikasi lain
Sedangkan kadar limfosit B tidak yang dijadikan landasan untuk
mengalami perubahan yang melakukan tonsilektomi adalah riwayat
signifikan. 33 abses peritonsil, pembesaran tonsil
Tonsilitis kronik atau tonsilitis yang menimbulkan obstruksi atau
rekuren sering kali dilakukan gangguan mekanik seperti obstruksi

10
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

saluran nafas, disfagia berat, gangguan Presentation, UTMB, Dept. of


tidur, dan komplikasi kardiopulmoner. Otolaryngology June 19, 2002: 1-8.
Disamping itu tonsilektomi perlu 3. Bluestone CD. Controversies in
dilakukan jika adanya riwayat tonsilitis Tonsillectomy, Adenoidectomy and
yang menimbulkan kejang demam serta Tympanostomy Tubes. In: Bailey BJ,
tonsilitis yang membutuhkan biopsi Johnson JT, et al editors.
untuk menentukan patologi anatomi. Otolaryngology Head and Neck
Tonsilektomi dikerjakan dengan Surgery, 4th Ed Vol 1. Philadelphia:
indikasi yang tepat sehingga didapatkan Lippincott Williams & Wilkins, 2006: p.
keuntungan yang nyata, mengingat 1199-208.
peranan tonsil sebagai bagian sistem
4. Passali D, et al. Structural and
pertahanan tubuh. Pada tonsilitis kronis
Immunological Characteristics of
telah terjadi penurunan fungsi imunitas
Chronically Inflamed Adenotonsillar
dari tonsil. Penurunan fungsi tonsil
ditunjukkan melalui peningkatan Tissue in Childhood. Clin Diagn Lab
deposit antigen persisten pada jaringan Immunol, November 2004; 11(6):
tonsil, sehingga terjadi peningkatan 1154-7.
regulasi sel-sel imunokompeten yang 5. Tom LWC, Jacobs IN. Diseases of the
mengakibatkan meningkatnya insiden Oral Cavity, Oropharynx and
sel yang menghasilkan sitokin yang Nasopharynx. In: Snow JB editor.
berperan sebagai mediator proses Ballengers Manual of
inflamasi atau radang seperti INF- dan Otorhinolaryngology Head and Neck
TNF-. Surgery. London: BC Decker, 2002: p.
Dari hasil beberapa penelitian 110-21.
yang telah dilakukan, sistem imun 6. Chasanawati NM, dkk. Pengaruh
seluler dan humoral pada pasien yang Tonsilektomi terhadap Kadar
dilakukan tonsilektomi mengalami Imunoglobulin A (IgA) Air Ludah Anak
penurunan pada awal periode pasca dengan Tonsilitis Kronik.
operasi dan kemudian berangsur- Otorhinolaryngologica Indonesia, July-
angsur menjadi normal kembali. Sitokin
Dec 1998; XXVIII(3): 523-7.
yang berperan dalam mediator
7. Baugh RF, et al. Clinical Practice
inflamasi meningkat jumlahnya pada
Guideline: Tonsillectomy in Children.
kasus tonsilitis kronis. Tonsilektomi
menghentikan stimulus ini tanpa Otolaryngology Head and Neck Surgery
menimbulkan efek negatif yang berarti 2011; 144(15): 1-30.
pada fungsi imun tubuh secara 8. Health Technology Assessment (HTA)
keseluruhan. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2004. Tonsilektomi
DAFTAR PUSTAKA pada Anak dan Dewasa. Jakarta.
9. Data operasi Tonsilektoni dan
1. Brodsky L, Poje C. Tonsillitis, Tonsiloadenoidektomi Subbagian
Tonsillectomy and Adenoidectomy. In: Laring Faring THT-KL FK Unand - RSUP
Bailey BJ, Johnson JT, et al editors. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2009.
Otolaryngology Head and Neck 10. Alsaad TMD. The Pharyngeal Arches.
Surgery, 4th Ed Vol 1. Philadelphia: International Medical School,
Lippincott Williams & Wilkins, 2006: p. Management & Science University,
1183-98. Malaysia.
2. Shields G. The Tonsils and Adenoids in 11. Baradaranfar MH, Dodangeh F, Zahir
Pediatrics Patients. Grand Rounds ST, Atar M. Humoral and Celular

11
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Immunity Parameters in Children Before Otorhinolaryngologica Indonesia, July-


and After Adenotonsillectomy. Acta Dec 1998; XXVIII(3): 545-51.
Medica Iranica, 2007; 45(5): 345-50. 23. Bernstein JM, Yamanaka N, Nadal D.
12. Alatas N, Baba F. Proliferating Active Immunology of the Tonsil and Adenoid.
Cells, Lymphocyte Subsets and Dendritic In: Handbook of Mucosal Immunology.
Cells in Recurrent Tonsillitis: Their Academic Press Inc, 1994.
Effect on Hypertrophy. Arch Oto HNS, 24. Brandtzaeg P, Korsrud FR. Immune
May 2008; 134(5): 477-83. System of Human Nasopharyngeal and
13. Darwin E. Imunologi & Infeksi. Cetakan Palatine Tonsils: Histomorphometry of
1. Padang: Andalas University Press, Lymphoid Components and
2006. Quantification of Immunoglobulin-
14. Subowo. Imunobiologi. Cetakan 1. producing Cells in Health and Disease.
Jakarta: Sagung Seto, 2009. Clin Exp Immunol 1980; 39: 361-70.
15. Nave H, Gebert A, Pabst. Morphology 25. Barrak H, Nasir Z, Baker. The Effect of
and Immunology of the Human Palatine Tonsillectomy on the Throat Microba: a
Tonsil. Anat Embryol; 204: 367-73. Comparative Study of the Pre and Post
16. Bull TR. Color Atlas of ENT Diagnosis. Operative Throat Swabs. EJENTAS, June
4th Edition. New York: Thieme, 2003. 2010; 11: 26-30.
17. Andrews BT, Hoffman HT, Trask DK. 26. Virella G. Cells and Tissues Involved in
Pharyngitis & Tonsilitis. In: Harris JP, the Immune Response. In: Virella G,
Weisman MH, editors. Head and Neck editor. Medical Immunology. 6th Ed.
Manifestations of Systemic Disease. New York: Informa Healthcare, 2007:
New York: Informa Healthcare, 2007: p. 9-22.
p. 493-509. 27. Agren K, Brauner A, Andersson J.
18. Berkowitz RG, Zalzal GH. Tonsillectomy Haemophilus influenzae and
in Children Under 3 Years of Age. Arch Streptococcus pyogenes Group A
Otolaryngol Head Neck Surg 1990; 116: Challenge Induce a Th1 Type of Cytokine
685-6. Response in Cells Obtained from
19. Kereiakes TJ. Indication for UPPP in Tonsillar Hypertrophy and Recurrent
Snoring and Sleep Apnea. In: Pensak Tonsillitis. ORL 1998; 60: 35-41.
ML, editor. Controversies in 28. Male D, Cooke A, Owen M, Trowsdale J,
Otolaryngology. New York: Thieme, Champion B. Advance Immunology. 3rd
2001: p. 57-58. Ed. London: Mosby, 1996.
20. Goldstein NA, Fatima M, Campbell TF, 29. Baradaranfar MH, Dodangeh F, Zahir T,
Rosenfeld RM. Child Behavior and Atar M. Humoral and Cellular Immunity
Quality of Life Before and After Parameters in Children Before and After
Tonsillectomy and Adenoidectomy. Arch Adenotonsillectomy. Acta Medica
Oto HNS, July 2002; 128(7): 770-5. Iranica 2007; 45(5): 345-50.
21. Carneiro LEP, Neto GCR, Camera MG. 30. Kaygusuz I, Godekmerdan A, Karlidag
Adenotonsillectomy Effect on the Life T, Keles E, Yalcin S, Aral I et al. Early
Quality of Children with Adenotonsillar Stage Impacts of Tonsillectomy on
Hyperplasia. Intl Arch Otorhinolaryngol Immune Functions of Children. Int J
2009; 13(3): 270-6. Pediatr Otorhinolaryngol 2003;67:
22. Surachman A, Losin K, Soewito, 1311-5.
Mubarika S. Hubungan antara Tanda 31. Ikinciogullari A, Dogu F, Egin Y,
Klinis dengan Tanggapan Proliferasi Babacan E. Is Immune System
Limfosit Tonsil pada Tonsilitis Kronis. Influenced by Adenotonsillectomy in

12
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Children? Int J Pediatr Otorhinolaryngol 35. Chikovani NV, Gabuniia UA, Lomaia TG.
2002; 66: 251-7. Morphology of the Palatine Tonsils
32. Sebastia LIA, Ramirez MJF, Molla CL, Lymphocytes in Chronic Tonsillitis Using
Llatas C, Mocholi AP, Ruiz MD et al. Data of Electron Microscopic
Change in Immunoglobulin Levels Radioautography. Arch Pathol 1989;
Following Adenoidectomy and 51: 55-9.
Tonsillectomy. Acta Otorhinolaringol 36. Unal M, Ozturk C, Gorur K. Effect of
Esp 2004; 55:404-8. Tonsillectomy on Serum Concentrations
33. Faramazi A, Shamsdin A, Ghaderi A. of Interleukins and TNF- in Patients
IgM, IgG, IgA Serum Levels and with Chronic Tonsillitis. ORL 2002; 64:
Lymphocytes Count Before and After 254-6.
Adenotonsillectomy. Iran J Immunol
2006; 3(4): 187-91.
34. Kerakawauchi H, Kurono Y, Mogi G.
Immune Response againts Streptococcus
pyogenes in Human Palatine Tonsils.
Laryngoscope 1997; 107(5): 634-9.

13

Anda mungkin juga menyukai