Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Zootek (Zootek Journal ) Vol. 37 No.

1 : 62 69 (Januari 2017) ISSN 0852 -2626

PERFORMANS BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)


YANG DIBERIKAN TEPUNG KEONG SAWAH (Pila ampullacea)
SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG IKAN DALAM RANSUM

Fransela The, Ch. L. K. Sarajar, M. E. R. Montong*, M. Najoan

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

ABSTRAK SUBSTITUTE FOR FISH FLOUR IN THE


RATION. This research aims to determine the
Penelitian ini bertujuan untuk extent to which the use of conch paddy (Pila
mengetahui sejauh mana penggunaan Tepung ampullacea) flour as a substitute for fish flour
Keong Sawah (Pila ampullacea) sebagai in the ration on the performances of Quail
pengganti tepung ikan dalam ransum terhadap (Coturnix- Coturnix japonica). This research
performans burung puyuh (Coturnix coturnix used 60 quail 5-week-old female and for data
japonica). Penelitian ini menggunakan 60 ekor collection was performed 8 weeks. The design
burung puyuh betina berumur 5 minggu dan used was a completely randomized design
untuk pengumpulan data dilakukan 8 minggu. (CRD), which consists of 4 treatments and 5
Rancangan yang digunakan adalah rancangan replications. Such treatment is the conch paddy
acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 flour with some level of giving in the ration,
perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan tersebut which is : R0 = 0% conch paddy flour + 15%
adalah tepung keong sawah dengan beberapa fish flour, R1 = 5% conch paddy flour + 10%
tingkat pemberian dalam ransum, yaitu: fish flour, R2 = 10% conch paddy flour + 5%
R0=0% tepung keong sawah + 15% tepung fish flour, and R3 = 15% conch paddy flour +
ikan, R1= 5% tepung keong sawah + 10% 0% fish flour. Variables measured in order to
tepung ikan ,R2 =10% tepung keong sawah + see the response of quail to the conch paddy
5% tepung ikan dan R3 = 15% tepung keong flour is feed consumption, egg production and
sawah + 0% tepung ikan. Variabel yang diukur feed conversion. Results of analysis of variance
guna untuk melihat respons burung puyuh showed that the treatment was not significantly
terhadap tepung keong sawah adalah konsumsi different on feed consumption, egg production
ransum, produksi telur dan konversi ransum. and feed conversion. Based on the results of
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa this research indicate conch paddy flour up to
perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) the level of 15% can be used as a substitute for
terhadap konsumsi ransum, produksi telur dan fish flour in the ration of quail.
konversi ransum. Berdasarkan hasil penelitian
ini menunjukkan tepung keong sawah sampai Keywords : quail, conch paddy, performances,
level 15% dapat digunakan sebagai pengganti and fish flour
tepung ikan dalam ransum burung puyuh.

Kata kunci : burung puyuh, keong sawah, PENDAHULUAN


performans, dan tepung ikan
Burung puyuh (coturnix-coturnix

ABSTRACT japonica) merupakan unggas yang sudah


banyak diternakkan karena produksi
PERFORMANS OF QUAIL (Coturnix
coturnix japonica) PROVIDED CONCH telurnya tinggi. Produksi telur burung
PADDY (Pila ampullacea) FLOUR AS A

*Korespondensi (corresponding Author)


Email : martinamontong@gmail.com

1
puyuh dalam satu tahun berkisar antara dalam produksi padi. Untuk mengendalikan
200-300 butir (Amo et al., 2013). hama keong sawah, banyak petani yang
Pakan yang dberikan pada burung memilih menggunakan moluskisida
puyuh harus mengandung nutrisi yang sintesis. Namun cara ini tidak efektif, selain
sesuai kebutuhan burung puyuh fase layer. karena harganya mahal, dalam 2-3 hari
Salah satu hal yang terpenting dalam akan muncul generasi baru keong sawah
pemeliharaan burung puyuh adalah pakan yang siap menyerang tanaman. Oleh karena
lengkap (Widyatmoko et al., 2013). Pada itu salah satu cara untuk mengendalikan
umumnya, peternak burung puyuh keong sawah sebagai musuh besar petani
memberikan pakan dalam bentuk jadi dari yaitu dengan cara mengambil dan
perusahaan pakan atau membuat ransum memanfaatkan keong sawah sebagai salah
sendiri dengan pengetahuan yang kurang satu bahan pakan ternak yang memiliki
tanpa pengetahuan jenis bahan pakan kandungan protein 15% setelah dijadikan
burung puyuh. tepung keong sawah.
Tepung ikan merupakan salah satu Dari pemikiran ini maka telah
pakan sumber protein yang kandungan dilakukan penelitian yang berjudul
proteinnya 55% - 62% karena kandungan performans burung puyuh (Coturnix-
protein yang cukup tinggi sehingga coturnix japonica) yang diberikan tepung
peternak banyak menggunakan tepung keong sawah sebagai pengganti tepung ikan
ikan, sebab itu indonesia masih harus dalam ransum.
mengimport tepung ikan dari berbagai
negara. Tepung ikan adalah bahan baku MATERI DAN METODE
pakan yang mahal harganya karena belum PENELITIAN
dapat dipenuhi produksi dalam negeri
(Sugiantoro dan Nurul, 2013). Oleh karena Penelitian ini telah di laksanakan
itu sebagai salah satu alternatif diperlukan di kandang Fakultas Peternakan Universitas
pengganti dari tepung ikan yang memiliki Sam Ratulangi Manado, Sejak tanggal 8
kandungan protein yang hampir sama. April 2016 sampai 10 Juni 2016 yang
Salah satu bahan yang dapat terdiri dari 8 minggu pengambilan data.
dijadikan bahan pakan sumber protein Penelitian ini menggunakan 60 ekor burung
adalah keong sawah. Keong sawah puyuh betina yang berumur 5 minggu.
merupakan salah satu masalah hama utama

2
Tabel 1. Komposisi Zat-zat Bahan Makanan Penyusun Ransum

Bahan Makanan Protein SK Lemak Ca P EM


1)
Jagung 9,42 2,15 3,90 0,22 0,60 2982,00
1)
Dedak halus 13,44 6,35 6,07 0,19 0,73 2696,00
2)
Tepung kedele 37,50 2,00 12,52 0,24 0,28 2540,00
1)
Tepung Ikan 55,59 0,02 12,10 5,10 2,08 3880,00
4) 5)
Tepung Keong sawah 15,00 6,09 2,40 5,87 0,96 900,67
1)
Bungkil kelapa 24,74 15,02 9,36 0,11 0,47 3200,00
3)
CaCO3 40,00
1
Menurut Dengah et al. (2016)
2
Menurut NRC (1994)
3
Menurut Scott et al. (1982)
4
Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB.
5
Menurut Paputungan (1984)

Tabel 2. Komposisi Ransum Penelitian

Bahan Makanan Perlakuan (%)


R0 R1 R2 R3
Jagung 52,00 52,00 52,00 52,00
Dedak halus 10,00 10,00 10,00 10,00
Tepung kedele 13,00 13,00 13,00 13,00
Tepung ikan 15,00 10,00 5,00 0,00
Tepung Keong sawah 0,00 5,00 10,00 15,00
Bungkil kelapa 8,00 8,00 8,00 8,00
CaCO3 2.00 2,00 2,00 2,00
Total 100 100 100 100

Tabel 3. Kandungan Zat-zat Makanan Ransum Percobaan


Kandungan Zat-zat Makanan R0 R1 R2 R3
Protein (%) 20,78 19,41 17,38 15,35
SK (Serat Kasar) (%) 3,22 3,52 3,82 4,13
Lemak (%) 6,83 6,34 5,86 5,37
Ca (Kalsium) (%) 1,74 1,78 1,82 1,85
P (Fosfor) (%) 0,77 0,72 0,66 0,60
ME (Kkal) (%) 2986,64 2898,44 2810,24 2722,04
Ket : Hasil Perhitungan berdasarkan komposisi zat-zat makanan dari Tabel 1.
Kandang yang digunakan adalah
lain yang digunakan adalah timbangan
kandang battery berukuran 40x30x30 cm,
digital Ohaus (untuk menimbang ransum
terdiri dari 20 unit yang dilengkapi dengan
dan telur), ember, kantong plastik, sapu,
tempat makan dan minum. Perlengkapan
Koran dan lain sebagainya.
Bahan pakan penyusun ransum terdiri dari 3. Konversi ransum dihitung
jagung kuning, dedak halus, tepung kedele, berdasarkan rumus (Handarini, 2008)
tepung ikan, tepung keong sawah, bungkil
( )
kelapa dan CaCO3. Komposisi bahan pakan
( )
penyusun ransum dapat dilihat pada Tabel
1. Susunan komposisi ransum penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan kandungan zat zat makanan ransum
percobaan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Rataaan nilai konsumsi ransum,
Tabel 3. produksi telur dan konversi ransum dengan
Penelitian ini menggunakan menggunakan tepung keong sawah sebagai
Rancangan Acak Lengkap (RAL) menurut pengganti tepung ikan pada burung puyuh
petunjuk Steel and Torrie (1995), yang dapat dilihat pada Tabel 4.
terdiri dari 4 perlakuan dan 5 kali ulangan
Pengaruh Perlakuan Terhadap
dengan menggunakan 3 ekor burung puyuh Konsumsi Ransum
per unit.
Rataan konsumsi ransum dapat
Variabel yang diukur yaitu
dilihat pada Tabel 4. Rataan konsumsi
konsumsi ransum, produksi telur dan
ransum per ekor pada perlakuan berkisar
konversi ransum dengan menggunakan
antara 22,38 sampai 23,78 gram/ekor/hari.
rumus :
Dari rataan tersebut dapat dilihat bahwa
1. Konsumsi ransum dapat dihitung
konsumsi ransum relatif sama. Kisaran ini
berdasarkan rumus (Anggorodi, 1985)
masih sesuai dengan standar kebutuhan
Ransum yang diberikan (g/ekor/hari)
yang direkomendasikan Sunarno (2004)
ransum sisa (g/ekor/hari) dibagi
menyatakan konsumsi ransum burung
dengan jumlah ternak
puyuh umur 21 sampai 55 hari sekitar 14

2. Produksi telur dihitung (% Quail day 24 gram/ekor/hari. Selanjutnya Sany et al.,

production) berdasarkan rumus (2015) menyatakan burung puyuh umur 70

(Sudrajat et al., 2014) hari mengkonsumsi ransum 20,92 sampai


( ) 23,32 gram/ekor/hari.
Tabel 3. Rataan Nilai Konsumsi Ransum, Produksi Telur dan Konversi Ransum Selama
Penelitian.
Variabel Perlakuan
R0 R1 R2 R3
Rataan konsumsi ransum (gram/ekor /hari) 23,78 23,41 23,71 22,38
Rataan produksi telur (%) 61,07 60,35 60,47 60,71
Rataan konversi ransum 2,16 2,17 2,23 2,14
Keterangan: Rataan konsumsi, produksi telur dan konversi ransum menujukkan pengaruh
tidak berbeda nyata (P>0,05)
ransum, tingkat produksi, kuantitas dan
Hasil analisis statistik menunjukkan
kualitas ransum. Menurut Wahyu (2004)
bahwa penggunaan tepung keong sawah
menyatakan bahwa konsumsi ransum
dalam ransum burung puyuh tidak
dipengaruhi oleh zat zat makanan yang
menunjukan pengaruh yang nyata (P>0,05)
terkandung dalam ransum. Ransum yang
terhadap konsumsi ransum. Tidak
diberikan pada ternak harus disesuaikan
berbedanya konsumsi ransum disebabkan
dengan umur dan kebutuhan ternak sebab
masingmasing ransum perlakuan
pakan memiliki peranan penting untuk
mengandung energi yang sesuai kebutuhan
menjamin kelangsungan hidup puyuh dan
burung puyuh. Kualitas dan kuantitas
produksi telurnya. Sebab burung puyuh
ransum yang diberikan dapat
cenderung memilih bahan pakan sumber
mempengaruhi tingkat konsumsi ransum
energi kemudian dilanjutkan bahan pakan
burung puyuh. Hal ini menurut Ensminger
sumber protein (Irawan et al., 2012 ).
(1992) konsumsi ransum merupakan
kegiatan masuknya sejumlah nutrisi yang Pengaruh Perlakuan Terhadap Produksi
ada dalam ransum yang telah tersusun dari Telur (Quail day production % )

bahan ransum untuk memenuhi kebutuhan Rataan produksi telur burung puyuh
nutrisi ternak tersebut. berkisar antara 60,35% sampai 61,07%
dapat dilihat pada Tabel 4. Dari rataan
Menurut Scott et al (1982)
tersebut dapat dilihat bahwa produksi telur
menyatakan bahwa pada hakekatnya
relatif sama. Hasil penelitian ini tidak jauh
unggas mengkonsumsi ransum untuk
berbeda dengan hasil penelitian yang
memenuhi kebutuhan energi . Selanjutnya
dilakukan oleh Tiwari dan Panda (1978)
menurut Anggorodi (1985) dan Nuraini et
dimana produksi telur burung puyuh umur
al. (2012) bahwa konsumsi pakan
5 sampai 6 minggu berkisar antara 54,75
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
sampai 67% Selanjutnya Choeronisa et al.,
lain: umur, palatabilitas ransum, kesehatan
(2016) menyatakan quail day production
ternak, jenis ternak, aktivitas ternak, energi
(% ) pada burung puyuh fase layer (umur
10 minggu) berkisar antara 48,41 % sampai asam amino dan zat lainnya yang seimbang.
64,44 %. Yasin (1988) menyatakan bahwa secara
Hasil analisis statistik menunjukkan garis besar produksi burung puyuh
bahwa penggunaan tepung keong sawah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain,
dalam ransum burung puyuh tidak genetik, ransum, kandang, temperatur,
menunjukkan pengaruh yang nyata lingkungan, penyakit dan stress. Diwayani
(P>0,05) terhadap produksi telur. Walaupun et al. (2012); Hasan et al. (2003)
produksi telur tidak berbeda nyata secara menyatakan bahwa burung puyuh dengan
statistik namun pada Tabel 4 terlihat bahwa berat badan 90 sampai 100 gram akan mulai
burung puyuh yang mendapatkan ransum bertelur umur 35 sampai 42 hari produksi
dengan tingkat protein 20,78% (R0) telur dipengaruhi oleh strain, umur pertama
menghasilkan produksi telur yang tidak bertelur, konsumsi pakan.
berbeda dibandingkan dengan ransum yang
mengandung protein lainnya. (R0 = 61,07; Pengaruh Perlakuan Terhadap Konversi
R1 = 60,35; R2 = 60,47; dan R3= 60,71). Ransum
Rataan konversi ransum dapat
Hasil penelitian ini menunjukkan
dilihat pada Tabel 4. Rataan konversi
bahwa produksi burung puyuh yang
ransum berkisar antara 2,14 sampai 2,23.
memperoleh ransum yang mengandung
Dari rataan tersebut dapat dilihat bahwa
protein 20,78% lebih baik dibandingkan
konversi ransum relatif sama. Menurut
dengan burung puyuh yang memperoleh
Kaselung et al. (2014) konversi ransum
ransum protein rendah. Burung puyuh yang
burung puyuh berkisar antara 2,32 sampai
memperoleh ransum 20,78% menunjukkan
2,48.
presentasi produksi telur yang lebih tinggi
Hasil analisis statistik menunjukkan
namun secara statistik produksi telur
bahwa penggunaan tepung keong sawah
berbeda tidak nyata. Menurut Scott et al.
dalam ransum burung puyuh tidak
(1982) menyatakan bahwa konsumsi protein
menunjukkan pengaruh yang nyata
yang rendah mengakibatkan laju produksi
(P>0,05) terhadap konversi ransum, hal ini
yang rendah.
disebabkan karena masing-masing perlakuan
Menurut Wahyu (2004)
mengandung kandungan nutrisi yang sesuai
menunjukkan bahwa penggunaan energi
dengan kebutuhan burung puyuh.
yang maksimal untuk tujuan produksi
Angka konversi ransum rendah
dapat dicapai apabila ransum mengandung
menandakan efisiensi ransum tinggi,
sebaliknya angka konversi ransum yang Choeronisa S., Endang Sujana, dan Tuti
tinggi menunjukkan nilai manfaat Widjastuti. 2016. Performa
Produksi Telur Puyuh (Coturnix-
biologisnya yang rendah. Menurut Rasyaf
coturnix japonica) Yang Di Pelihara
(1991) bahwa konversi dapat digunakan Pada Flock Size Yang Berbeda.
sebagai gambaran koefisien produksi, Fakultas Peternakan Universitas
semakin kecil nilai konversi semakin Padjadjaran.

efisien penggunaan ransum dan demikian Dengah, S. P., J. F. Umboh, C. A. Rahasia


dan Y. H. S. Kowel. 2016. Pengaruh
sebaliknya. Menurut Wahyu (2004) baik
penggantian tepung ikan dengan
buruknya nilai konversi ransum ditentukan tepung maggot (hermetia illucens)
dalam ransum terhadap performans
oleh berbagai faktor seperti pengolahan
broiler. Jurnal Zootek Vol. 36(1): 51-
yang mencakup peralatan makanan yang 60.
dipakai, bentuk dan kwalitas dari ransum, Diwayani, R. M, D. Sunarti, dan W.
umur ternak, bangsa, kandungan gizi Sarengat. 2012. Pengaruh
pemberian pakan bebas pilih (Free
ransum, keadaan temperatur, dan kesehatan choice feeding) terhadap
ternak. performans awal peneluran burung
puyuh (Coturnix-coturnix
japonica). Anima Agricultural
Journal, Vol. 1(1): 23-32.
KESIMPULAN
Ensminger. 1992. Poultry Science.
Berdasarkan hasil penelitian Interstate Publishers. Inc. Illinois.
menunjukkan tepung keong sawah sampai
Handarini, R., E. Saleh dan B. Togatorop.
level 15% dapat digunakan sebagai 2008. Produksi burung puyuh yang
diberi ransum dengan penambahan
pengganti tepung ikan dalam ransum burung
tepung umbut sawit fermentasi.
puyuh. Agribisnis Peternakan, Vol. 4(3): 107

Hasan, S. M., M. E. Mady, A. L.


DAFTAR PUSTAKA Cartwright, H. M. Sabri dan M. S.
Mobarak. 2003. Effect of early feed
Amo, M., J. L. P. Saerang, M. Najoan, dan restriction on reproductive
J. Keintjem. 2013. Pengaruh performance in Japanese Quail
penambahan tepung kunyit (Coturnix-coturnix japonica). J.
(Curcuma domestica val) dalam Poultry Sci, 82 : 1163-1169.
ransum terhadap kualitas telur puyuh
(Coturnix-coturnix japonica). Irawan. I., D. Sunarti, dan L. D. Mahfudz.
Jurnal Zootek Vol. 33(1): 48-57. 2012. Pengaruh pemberian pakan
bebas pilih terhadap kecernaan
Anggorodi, H. R, 1985. Kemajuan protein burung puyuh (coturnix-
Mutakhir Dalam Ilmu Makanan coturnix japonica). Animal
Ternak Unggas. Penerbit Universitas Agriculture Journal, Vol. 1(2)
Indonesia. Jakarta.
Kaselung. P. S., M. E. K. Montong, C. L. K. Sarayar, dan J. L. P. Saerang.
2014. Penambahan rimpang kunyit
(curcuma domestica val) , rimpang Steel, R.G.D. dan J.H Torrie, 1994. Prinsip
temulawak (curcuma xanthorriza dan Prosedur Statistika Suatu
roxb) dan rimpang temu putih Pendidikan Giometrik, PT. Gramedia
(curcuma zedoaria rosc) dalam Pustaka Utama. Jakarta.
ransum komersial terhadap
performans burung puyuh (coturnix- Sudrajat, D., D. Kardaya, E. Dihansih,
coturnix japonica). Jurnal Zootek S.F.S. Puteri. 2014. Performa
Vol. 34(1): 114-123. produksi telur burung puyuh yang
diberikan ransum mengandung
NRC [National Research Council]. 1994. kromium organik. JITV 19(4) : 257-
Nutrient Requirements of Poultry. Ed 262.
Rev ke-9. Washington DC. Academy
Pr. Sugiantoro dan Nurul Hidajati. 2013.
Karakterisasi protein kasar dan
Nuraini, Sabrina dan S. A. Latif . 2012. lemak kasar untuk menentukan
Fermented product by Monacus kualitas tepung cacing sutra (tubifex
purpureus in poultry diet effects on sp) dibandingkan tepung ikan
laying performance and egg quality. berdasarkan lama penyimpanan.
Pakistan Journal of Nutrition 11: UUNESA Journal of Chemistry Vol.
507- 510. 2(3):
Paputungan, U. 1984. Performans Ayam Sunarno. 2004. Potensi Burung Puyuh
Pedaging Yang Diberi Moluska Giling.
Majalah Poultry Indonesia Edisi
Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas
Sam Ratulangi Manado. Februari. Hal: 61.

Rasyaf, M. 1991. Memelihara Burung Tiwari, K. S., B. Panda. 1978. Production


Puyuh. Cetakan Kesembilan. and quality characteristics of quail
Yayasan Kanisius. Yogyakarta. eggs. Indian Journal of Poultry Sci
13(1): 27-32
Sany. S. W., Setiana Rohmi Heswantari,
Sudibya, Sutrisno Hadi Punormo dan Wahyu, J. 2004. Cetakan ke-5. Ilmu Nutrisi
Aqni Hanifa. 2015. Pengaruh Unggas. Gadjah Mada University
suplementasi minyak ikan dan l- Press, Yogyakarta
karnitin dalam pakan jagung kuning
Widyatmoko. H., Zuprizal, dan Wihandoyo,
terfermentasi terhadap kecernaan 2013. Pengaruh penggunaan corn
pakan dan performa puyuh dried distillers grains with solubles
(Coturnix-coturnix japonica). dalam ransum terhadap performan
Buletin Peternakan Vol. 39 (1): 31- puyuh jantan. Buletin Peternakan.
41. Vol. 37(2): 120-
124.
Scott, M. L., M. C. Nesheim and R. J.
Yasin, S. 1988. Fungsi dan Peranan Zat- zat
Young. 1982. Nutrition of The
nd
Gizi dalam Ransum Ayam Petelur.
Chicken. 3 .Ed. Cornell University. Mediatama Sarana Perkasa.
Ithaca, New York. Mataram. Page 41-43.

Anda mungkin juga menyukai