Anda di halaman 1dari 5

BAB V

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A. Permasalahan

Permasalahan yang kami temukan pada pelaksanaan Kemah Kerja 2014 akan dibagi
menjadi 2 bagian utama yaitu masalah teknis dan masalah non teknis. Permasalahan teknis
adalah masalah yang secara langsung mempengaruhi proses pemetaan pada Kemah Kerja
2014. Sebaliknya, permasalahan non teknis adalah masalah yang tidak secara langsung
mempengaruhi proses pemetaan pada Kemah Kerja 2014.

1. Permasalahan Teknis
Permasalahan teknis yang kami alami adalah masalah mulai dari tahap persiapan,
tahap pengukuran, tahap pengolahan data sampai tahap penyajian peta. Masalah teknis
yang kami alami, lebih rinci adalah persiapan, orientasi medan, pemasangan patok,
pengukuran Kerangka Dasar Horizontal dan Vertikal, pengukuran situasi/detail,
pengukuran kerapatan pohon, pengolahan data hasil pengukuran Kerangka Dasar
Horizontal dan Vertikal, dan pembuatan peta.

a. Persiapan
Dalam tahap ini, semua peserta harus sudah mempersiapkan diri mengenai segala
sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Kemah Kerja 2014. Hal itu dapat
berupa persiapan mental, persiapan kesehatan, maupun persiapan ilmu. Di tahap
ini, kami mencoba memetakan kampus ITB sebagai latihan untuk memetakan
Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi. Pada kegiatan itu, kelompok kami
mendapat tugas untuk memasang dan mengukur Kerangka Dasar Horizontal dan
Vertikal di daerah sekitar Aula Barat dan FTSL. Sementara untuk pengukuran titik
detail, kelompok kami mendapat bagian di daerah KBL. Karena kurang koordinasi
dengan kelompok yang bertugas di daerah KBL, kami mendapat masalah terkait
letak patok sehingga pemetaan detail sedikit terhambat. Ditambah lagi, jumlah
anggota kelompok yang hadir dalam pengukuran titik detail itu sedikit. Ini
mungkin karena pengukuran dilakukan pada hari libur.

b. Orientasi Medan
Dalam pelaksanaan orientasi medan, kelompok kami tidak mengalami masalah
yang cukup berat karena sekitar seminggu sebelum Kemah Kerja 2014
dilaksanakan, kami sudah melakukan semacam survey pendahuluan untuk
mendapatkan keadaan kasar Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi.
c. Pemasangan Patok
Pada proses pematokan, ketersediaan patok keseluruhan kurang sehingga setiap
kelompok memiliki patok yang terbatas. Hal ini tentu menghambat kelancaran
pematokan karena kelompok yang kekurangan patok harus membuat patok
tambahan. Struktur tanah yang berbatu juga menghambat proses pematokan karena
patok akan cukup sulit untuk ditancapkan di tanah. Di seksi kita juga terdapat
struktur tanah yang tidak stabil sehinga membuat patok kurang kokoh.

d. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal dan Vertikal


Seksi yang kita gunakan sebagai daerah pengukuran KDH dan KDV, yaitu seksi
11, termasuk seksi yang cukup mudah, karena medannya berupa jalan berbatu
yang lebarnya kira-kira 3 meter. Namun seksi 11 adalah seksi yang perubahan
naik-turunnya cukup ekstrim, terlihat dari profil melintangnya yang kami plot
berdasarkan data KDV. Ini membuat pengukuran lebih lama dan cukup membuat
kami kesulitan saat mengukur beda tinggi antar patok karena kami harus membuat
slag yang cukup dekat. Hal tersebut terlihat dari data pengukuran KDV kami yang
tidak masuk toleransi (terdapat kesalahan beda jarak pergi-pulang yang cukup
besar pada 3 patok yang berdekatan) sehingga kelompok kami harus melakukan
pengukuran ulang pada hari ke-4.

e. Pengukuran Situasi/Detail
Permasalahan yang kelompok kami alami pada bagian ini mirip dengan
permasalahan pada saat pengukuran detail kampus ITB. Patok yang telah dipasang
oleh kelompok yang bersangkutan (KDH dan KDV) tidak ditemukan pada saat
pengukuran detail akan dilakukan. Ada patok yang tidak ditemukan dan ada patok
yang ditemukan dalam keadaan tercabut. Salah satu penyebab hal ini tentu
kurangnya koordinasi dengan kelompok KDH dan KDV yang bersangkutan.
Medan pengukuran detail kelompok kami juga tergolong cukup sulit karena
merupakan tebing dan jurang yang ditumbuhi pohon dan semak yang sangat rapat
sehingga menyulitkan kami untuk membidik reflector. Jumlah reflectorless yang
tersedia kurang sehingga tidak setiap kelompok dapat menggunakannya di setiap
pengukuran titik detail. Demikian halnya dengan pole, jumlahnya juga terbatas.
Kami juga harus merintis jalan setapak pada daerah itu sebab daerah itu memang
masih sangat jarang dilalui.

f. Pengukuran Kerapatan Pohon


Belum ada kesepakatan terkait kriteria pohon yang harus dihitung dalam
pengukuran kerapatan pohon saat kelompok kami melakukan pengukuran. Baru
ada kesepakatan terkait kriteria pohon yang harus dihitung setelah hari ke-3 di
minggu ke-2. Setelah itu, nilai kerapatan pohon dihitung ulang. Terkait masalah
teknis yang cukup berat saat pengukuran, kelompok kami tidak mengalaminya.
g. Pengolahan Data
Data ukuran yang didapatkan kelompok kami memiliki perbedaan yang dapat
dikatakan cukup jauh dengan titik kontrol (GPS) yang ada di awal dan di akhir
seksi. Hal ini membuat kami cukup kesulitan untuk membagi koreksi.

h. Pembuatan Peta
Proses pembuatan peta, khususnya untuk kontur, kita membutuhkan titik detail
dalam jumlah yang cukup banyak. Titik detail yang banyak berperan dalam
kualitas interpolasi yang dilakukan oleh perangkat lunak. Semakin banyak,
interpolasi garis kontur yang terbentuk akan semakin baik, demikian sebaliknya.
Karena proses pembuatan peta membutuhkan titik detail yang sangat banyak, tentu
kita harus berkoordinasi dengan penanggungjawab titik detail.

2. Permasalahan Non Teknis


Tidak ada masalah non teknis terkait logistik, transportasi, akomodasi, dan konsumsi.
Masalah non teknis yang kami alami adalah kesehatan. Bukan masalah yang cukup
berat hanya saja cukup mengganggu kinerja pribadi karena beberapa dari anggota
kelompok mengalami gejala demam. Sebenarnya kami telah merencanakan untuk
berolahraga bersama secara rutin tapi masih sedikit orang yang perduli dengan
kegiatan latihan itu. Masalah non teknis lain yang kami alami lebih terkait cuaca pada
saat pengukuran. Cuaca mendung yang berujung hujan tentu mempengaruhi proses
akuisisi data yang kelompok kami lakukan karena bagaimana pun hujan pasti akan
menghentikan pengukuran.

B. Solusi

Pada bagian ini kami akan coba menawarkan solusi dari masalah yang kami uraikan di
atas. Solusi tersebut akan dibagi berdasarkan pembagian masalah yaitu solusi untuk
masalah teknis dan solusi untuk masalah non teknis.

1. Solusi Teknis

a. Persiapan
Sebenarnya ada banyak aspek yang harus dipersiapkan, misalnya materi, mental,
dan kesehatan. Dari aspek materi, kami telah mempersiapkan diri dengan kuliah-
kuliah yang diadakan pada minggu-minggu sebelum Kemah Kerja 2014
dilaksanakan. Terkait persiapan melalui pemetaan kampus ITB yang dilakukan
sebelum pelaksanaan Kemah Kerja 2014, perlu ditingkatkan koordinasi antar
kelompok demi menjaga kualitas hasil pengukuran. Ini penting karena memang
kerjasama yang baik sangat diperlukan.
b. Orientasi Medan
Sebaiknya peserta memang harus melakukan semacam survei pendahuluan
terlebih dahulu sebelum kegiatan dilaksanakan. Ini sangat berguna dalam orientasi
medan yang akan dilakukan pada saat Kemah Kerja 2014 dilaksanakan. Karena
dengan demikian, kita sudah punya gambaran kasar terkait medan yang akan kita
ukur.

c. Pemasangan Patok
Sebaiknya patok dipasang dengan kuat/kokoh dan gampang terlihat. Ukuran dan
desain patok menjadi hal yang cukup penting dalam hal ini. Untuk ukuran,
sebaiknya patok berukuran besar agar saat dipasang patok berdiri kokoh sehingga
tidak gampang tercabut atau hilang. Untuk desain, sebaiknya patok dicat berwarna
cerah agar gampang terlihat.

d. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal dan Vertikal


Pembacaan rambu saat pengukuran KDV harus dilakukan dengan hati-hati agar
kesalahan beda tinggi yang didapat tidak terlalu besar. Nilai bacaan benang atas
dan benang bawah waterpass selanjutnya digunakan untuk menentukan jarak
horizontal pada seksi yang diukur. Karena itu, jika pembacaan dilakukan dengan
sembarangan, bisa jadi toleransi jarak pergi dan pulang tidak kurang dari
15() dalam satuan milimeter.

e. Pengukuran Situasi/Detail
Medan sulit yang mengharuskan kita menggunakan ETS reflectorless ternyata
masih memiliki hambatan. Selain jumlah ETS reflectorless yang terbatas, jumlah
pole yang dapat digunakan juga sangat terbatas. Namun untuk mengatasi hal ini,
kita dapat menggunakan jalon yang terbuat dari kayu atau bahan lain yang dapat
digunakan untuk mengukur titik detail karena memang ETS reflectorless tidak
harus membidik reflector. Dengan demikian, pekerjaan akan lebih cepat.

f. Pengukuran Kerapatan Pohon


Sebaiknya kita membuat kesepakatan terlebih dahulu terkait kriteria pohon yang
harus dihitung sebelum pengukuran dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang
bias membuat pengukuran diulang.

g. Pengolahan Data
Karena data ukuran ada 2 yaitu sudut dan jarak, kontrol kualitas pun ada 2 yaitu
kontrol kualitas sudut dan kontrol kualitas jarak. Untuk kualitas sudut, kelompok
kami tidak dapat menentukan ukuran sudut yang salah karena tidak diketahui besar
sudut jurusan akhir pada seksi yang kami ukur. Persamaan berikut digunakan
sebagai kontrol kualitas sudut.

= ( 2)180
Karena kami tidak dapat menentukan ukuran sudut yang salah, kami menganggap
kesalahan yang terjadi berasal dari ukuran jarak. Dari nilai koreksi berupa X dan
Y, kami dapat menentukan arah dan besar kesalahan yang terjadi.

h. Pembuatan Peta
Terkait pembuatan peta yang baik, kelompok kami belum menemukan cara yang
lain untuk menghasilkan garis kontur yang baik selain memang jumlah titik detail
yang jumlahnya cukup banyak dan persebarannya cukup merata.

2. Solusi Non Teknis


Kami mempersiapkan kesehatan untuk menunjang kegiatan Kemah Kerja 2014. Kami
berolahraga bersama dengan rutin walau belum semua peserta melakukannya.
Kesehatan menjadi aspek yang cukup penting mengingat kegiatan ini memang sangat
menguras tenaga. Sangat disarankan bagi peserta kegiatan untuk sedikit memberi
perhatian terkait persiapan kesehatan karena kesehatan yang menurun atau kurang fit,
sedikitnya akan mengganggu kinerja pribadi.

Anda mungkin juga menyukai