A. Permasalahan
Permasalahan yang kami temukan pada pelaksanaan Kemah Kerja 2014 akan dibagi
menjadi 2 bagian utama yaitu masalah teknis dan masalah non teknis. Permasalahan teknis
adalah masalah yang secara langsung mempengaruhi proses pemetaan pada Kemah Kerja
2014. Sebaliknya, permasalahan non teknis adalah masalah yang tidak secara langsung
mempengaruhi proses pemetaan pada Kemah Kerja 2014.
1. Permasalahan Teknis
Permasalahan teknis yang kami alami adalah masalah mulai dari tahap persiapan,
tahap pengukuran, tahap pengolahan data sampai tahap penyajian peta. Masalah teknis
yang kami alami, lebih rinci adalah persiapan, orientasi medan, pemasangan patok,
pengukuran Kerangka Dasar Horizontal dan Vertikal, pengukuran situasi/detail,
pengukuran kerapatan pohon, pengolahan data hasil pengukuran Kerangka Dasar
Horizontal dan Vertikal, dan pembuatan peta.
a. Persiapan
Dalam tahap ini, semua peserta harus sudah mempersiapkan diri mengenai segala
sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Kemah Kerja 2014. Hal itu dapat
berupa persiapan mental, persiapan kesehatan, maupun persiapan ilmu. Di tahap
ini, kami mencoba memetakan kampus ITB sebagai latihan untuk memetakan
Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi. Pada kegiatan itu, kelompok kami
mendapat tugas untuk memasang dan mengukur Kerangka Dasar Horizontal dan
Vertikal di daerah sekitar Aula Barat dan FTSL. Sementara untuk pengukuran titik
detail, kelompok kami mendapat bagian di daerah KBL. Karena kurang koordinasi
dengan kelompok yang bertugas di daerah KBL, kami mendapat masalah terkait
letak patok sehingga pemetaan detail sedikit terhambat. Ditambah lagi, jumlah
anggota kelompok yang hadir dalam pengukuran titik detail itu sedikit. Ini
mungkin karena pengukuran dilakukan pada hari libur.
b. Orientasi Medan
Dalam pelaksanaan orientasi medan, kelompok kami tidak mengalami masalah
yang cukup berat karena sekitar seminggu sebelum Kemah Kerja 2014
dilaksanakan, kami sudah melakukan semacam survey pendahuluan untuk
mendapatkan keadaan kasar Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi.
c. Pemasangan Patok
Pada proses pematokan, ketersediaan patok keseluruhan kurang sehingga setiap
kelompok memiliki patok yang terbatas. Hal ini tentu menghambat kelancaran
pematokan karena kelompok yang kekurangan patok harus membuat patok
tambahan. Struktur tanah yang berbatu juga menghambat proses pematokan karena
patok akan cukup sulit untuk ditancapkan di tanah. Di seksi kita juga terdapat
struktur tanah yang tidak stabil sehinga membuat patok kurang kokoh.
e. Pengukuran Situasi/Detail
Permasalahan yang kelompok kami alami pada bagian ini mirip dengan
permasalahan pada saat pengukuran detail kampus ITB. Patok yang telah dipasang
oleh kelompok yang bersangkutan (KDH dan KDV) tidak ditemukan pada saat
pengukuran detail akan dilakukan. Ada patok yang tidak ditemukan dan ada patok
yang ditemukan dalam keadaan tercabut. Salah satu penyebab hal ini tentu
kurangnya koordinasi dengan kelompok KDH dan KDV yang bersangkutan.
Medan pengukuran detail kelompok kami juga tergolong cukup sulit karena
merupakan tebing dan jurang yang ditumbuhi pohon dan semak yang sangat rapat
sehingga menyulitkan kami untuk membidik reflector. Jumlah reflectorless yang
tersedia kurang sehingga tidak setiap kelompok dapat menggunakannya di setiap
pengukuran titik detail. Demikian halnya dengan pole, jumlahnya juga terbatas.
Kami juga harus merintis jalan setapak pada daerah itu sebab daerah itu memang
masih sangat jarang dilalui.
h. Pembuatan Peta
Proses pembuatan peta, khususnya untuk kontur, kita membutuhkan titik detail
dalam jumlah yang cukup banyak. Titik detail yang banyak berperan dalam
kualitas interpolasi yang dilakukan oleh perangkat lunak. Semakin banyak,
interpolasi garis kontur yang terbentuk akan semakin baik, demikian sebaliknya.
Karena proses pembuatan peta membutuhkan titik detail yang sangat banyak, tentu
kita harus berkoordinasi dengan penanggungjawab titik detail.
B. Solusi
Pada bagian ini kami akan coba menawarkan solusi dari masalah yang kami uraikan di
atas. Solusi tersebut akan dibagi berdasarkan pembagian masalah yaitu solusi untuk
masalah teknis dan solusi untuk masalah non teknis.
1. Solusi Teknis
a. Persiapan
Sebenarnya ada banyak aspek yang harus dipersiapkan, misalnya materi, mental,
dan kesehatan. Dari aspek materi, kami telah mempersiapkan diri dengan kuliah-
kuliah yang diadakan pada minggu-minggu sebelum Kemah Kerja 2014
dilaksanakan. Terkait persiapan melalui pemetaan kampus ITB yang dilakukan
sebelum pelaksanaan Kemah Kerja 2014, perlu ditingkatkan koordinasi antar
kelompok demi menjaga kualitas hasil pengukuran. Ini penting karena memang
kerjasama yang baik sangat diperlukan.
b. Orientasi Medan
Sebaiknya peserta memang harus melakukan semacam survei pendahuluan
terlebih dahulu sebelum kegiatan dilaksanakan. Ini sangat berguna dalam orientasi
medan yang akan dilakukan pada saat Kemah Kerja 2014 dilaksanakan. Karena
dengan demikian, kita sudah punya gambaran kasar terkait medan yang akan kita
ukur.
c. Pemasangan Patok
Sebaiknya patok dipasang dengan kuat/kokoh dan gampang terlihat. Ukuran dan
desain patok menjadi hal yang cukup penting dalam hal ini. Untuk ukuran,
sebaiknya patok berukuran besar agar saat dipasang patok berdiri kokoh sehingga
tidak gampang tercabut atau hilang. Untuk desain, sebaiknya patok dicat berwarna
cerah agar gampang terlihat.
e. Pengukuran Situasi/Detail
Medan sulit yang mengharuskan kita menggunakan ETS reflectorless ternyata
masih memiliki hambatan. Selain jumlah ETS reflectorless yang terbatas, jumlah
pole yang dapat digunakan juga sangat terbatas. Namun untuk mengatasi hal ini,
kita dapat menggunakan jalon yang terbuat dari kayu atau bahan lain yang dapat
digunakan untuk mengukur titik detail karena memang ETS reflectorless tidak
harus membidik reflector. Dengan demikian, pekerjaan akan lebih cepat.
g. Pengolahan Data
Karena data ukuran ada 2 yaitu sudut dan jarak, kontrol kualitas pun ada 2 yaitu
kontrol kualitas sudut dan kontrol kualitas jarak. Untuk kualitas sudut, kelompok
kami tidak dapat menentukan ukuran sudut yang salah karena tidak diketahui besar
sudut jurusan akhir pada seksi yang kami ukur. Persamaan berikut digunakan
sebagai kontrol kualitas sudut.
= ( 2)180
Karena kami tidak dapat menentukan ukuran sudut yang salah, kami menganggap
kesalahan yang terjadi berasal dari ukuran jarak. Dari nilai koreksi berupa X dan
Y, kami dapat menentukan arah dan besar kesalahan yang terjadi.
h. Pembuatan Peta
Terkait pembuatan peta yang baik, kelompok kami belum menemukan cara yang
lain untuk menghasilkan garis kontur yang baik selain memang jumlah titik detail
yang jumlahnya cukup banyak dan persebarannya cukup merata.