PENDAHULUAN
Kompilikasi DM
Akut Kronik
1. Hipoglikemi Mikrovaskular
a Mikrovaskular
2. Ketoasidosis 1. Penyakit jantung
1. Retinopati
3. Hiperosmol koroner
2. Nefropati
ar non 2. Penyakit
3. Neuropati
ketotik pembuluh darah
4. Asidosis perifer
laktat 3. Stroke
5. Infeksi
berat
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. HIPOGLIKEMI
1. Latar Belakang.
2
oleh terbentuknya adenosin trifosfat (ATP), senyawa energi tinggi utama dalam tubuh.
Jadi hidup dapat dibatasi sebagai kemampuan berkelanjutan membentuk ATP untuk
menjaga keutuhan sel dalam segala manifestasinya. Jika asupan kalori lebih besar
dibanding kebutuhan oksidatif segera, seperti sesudah makan biasa, kelebihan substrat
disimpan sebagai lemak, protein struktural dan glikogen. Aliran substrat dalam fase ini
disebut anabolik. Melewati usus ke hati ke tempat pemakaian dan penyimpanan. Insulin
merupakan hormon utama yang memerantarai fase anabolik dan kadar hormon pengatur
kontra ditekan.
3
pada diabetes melitus. Kortisol dan hormon pertumbuhan berfungsi sebagai antagonis
kerja insulin, dan mempermudah mobilisasi substrat serta aktivasi glukoneogenesis.
3. Gejala Hipoglikemia
Gejala hipoglikemia dibagi menjadi dua katagori utama: hipoglikemia yang dipacu
oleh kelebihan sekresi epinefrin dan hipoglikemia akibat disfungsi saraf pusat.
4. Klasifikasi Hipoglikemi
Hipoglikemi biasanya dibagi menjadi pasca makan (reaktif) dan puasa. Secara
patologik, konsentrasi glukosa plasma rendah terjadi pada hipoglikemi pasca makan
hanya sebagai respon terhadap makanan, sedang hipoglikemi puasa terjadi setelah puasa
beberapa hingga berjam-jam. Pasien dengan hipoglikemi puasa (terutama insulinoma)
dapat mengeluarkan komponen reaktif, tetapi pasien reaktif tidak bergejala jika makanan
dihentikan.
4
5. Penyebab Hipoglikemi.
5
5.2. Hipoglikemi Puasa
Hipoglikemi sisi suplai (gangguan produksi glukosa) khas perlu jauh lebih
sedikit glukosa selama terapi dibanding hipoglikemi sisi kebutuhan. (penggunaan
glukosa berlebihan). Produksi glukosa saat puasa kira-kira 11mikromol/kg/menit pada
orang normal tetapi hipoglikemi terpicu insulin, pemakaian glukosa meningkat sekitar
67 mikromol/kg/menit.
6
4.5 hipotermia
5. Obat
5.1 Alkohol
5.2 Propanolol
5.3 Salisilat
b. Karena penggunaan glukosa berlebihan
1. Hiperinsulinisme
1.1 Insulinoma
1.2 Insulin eksogen
1.3 Sulfonilurea
1.4 Penyakit imun dengan atau antibodi receptor insulin
1.5 Obat: kuinin, disopramid, pentamidin
1.6 Renjatan endotoksik
2. Kadar insulin yang memadai
2.1 tumor ekstrapankreas
2.2 defisiensi karnitin sistemik
2.3 defisiensi enzim oksidase lemak
2.4 defisiensi 3-hidroksi-3-metilglutaril-CoA-liase
2.5 kakeksia dengan penipisan lemak
7
6. Patofosiologi
7. Diagnosis
a. Hipoglikemia puasa
8
Begitu pasien sadar (penilaian perubahan status mental dilakukan saat pasien
datang), penting untuk merinci riwayat penyakit dan melakukan pemeriksaan fisis.
Penekanan khusus dilakukan pada asupan makanan selama 24 jam dan kemungkinan
masuknya obat. Tanda gagal jantung dan kongesti hati harus dicari, dan keberadaan
serta ketebalan masa jaringan lemak harus dicatat.
9
Tabel 2: Diagnosis banding insulinoma dan hiperinsulinisme buatan
8. Penatalaksanaan.
Terapi awal hipoglikemia yang serius (menimbulkan bingung atau koma) adalah
pemberian bolus intravena 25 atau 50g glukosa sebagai larutan 50% diikuti infus konstan
glukosa sampai pasien dapat makan. Reaksi adrenergik tanpa abnormalitas sistem saraf
pusat dapat diobati dengan karbohidrat oral dan tidak memerlukan terapi parenteral.
Pembedahan merupakan terapi pilihan untuk insulinoma. Letak tumor paling baik
ditentukan dengan ultrasonografi dan USG endoskopik.
Terapi medis merupakan indikasi pada insulinoma hanya untuk persiapan oprasi.
Ada dua obat yang tersedia, diazoxide dan oktreotid. Diazoxide dapat diberikan PO atau
IV dosis 300-1200mg/hari. Karena sifatnya menahan garam maka harus dikombinasi
dengan diuretik. Oktreotid diberikan SC dalam dosis terbagi 100-600g/hari. Efeknya
dapat menyebabkan mual, diare dan merupakan predisposisi kolelitiasis.
10
B. KETOASIDOSIS DIABETIK
1. Latar Belakang
2. Mekanisme Ketoasidosis
Ketoasidosis diabetik memerlukan defisiensi insulin dan peningkatan
konsentrasi glukagon relatif atau absolut. Sering disebabkan oleh penghentian asupan
insulin tetapi dapat sebagai akibat stres fisis (misalnya infeksi, pembedahan) atau
emosionil meskipun terapi insulin terus diberikan. Pada keadaan akibat stres fisis,
konsentrasi glukagon naik sekunder karena penghentian mendadak insulin, sementara
pada stres emosional stimulus operatif pelepasan glukagon mungkin epinefrin.
Perubahan ini memicu glukoneogenesis maksimal dan mengganggu penggunaan
glukosa di perifer, menyebabkan hiperglikemia berat. Hiperglikemia yang terjadi
memicu diuresis osmotik yang menyebabkan penururnan volume dan dehidrasi yang
merupakan ciri khas keadaan ketoasidosis. Perubahan ini mengaktivasi proses
ketogenik dan karenanya mengawali perkembangan asidosis metabolik. Untuk terjadi
ketosis harus ada perubahan dalam jaringan lemak dan hati.
11
Defisiensi insulin
Percepatan Ketogenesis
Kelebihan glukagon
3. Gejala Klinis
12
4. Diagnosis
Langkah pertama adalah memeriksa glukosa dan keton urin. Jika keton urin
negatif, penyebab asidosis lain mungkin terjadi. Jika positif, diperlukan pemeriksan
plasma untuk memastikan bahwa terdapat sesuatu yang lebih dari ketosis karena
kelaparan. Pemeriksaan yang kuat dapat terjadi pada plasma yang tidak diencerkan
karena kelaparan saja, reaksi kuat melebihinpengenceran 1:1 merupakan bukti
presumtif ketoasidosis. Selain diabetes, satu-satunya keadaan ketoasidosis umum
lainnya adalah ketoasidosis alkoholik.
5. Penatalaksanaan
Sebagian besar pasien sembuh jika diterapi dengan tepat. Kematian hanya
10%, sebagian besar disebabkan oleh komplikasi. Penyebab utama adalah infark
miokard dan infeksi, terutama pneumonia. Komplikasi lainnya yaitu trombosis
vaskuler dan sindroma gangguan pernafasan.
13
Tabel 3: Petunjuk berbagai penyulit pada ketoasidosis diabetik.
Komplikasi Petunjuk
Dilatasi lambung akut atau gastritis erosif Muntah darah atau berwarna kopi
Edema otak Penurunan kesadaran atau koma
Hiperkalemia Henti jantung
Hipoglikemik Tanda adrenergik atau neurologik
Hipokalemia Aritmia jantung
Infeksi Demam
Resistensi insulin Asidosis tidak teratasi setelah 4-6 jam
terapi
Infark miokard Nyeri dada, gambaran gagal jantung
Mukormikosis Nyeri wajah, sekret nasal berdarah
Sindroma gangguan nafas Hipoksemia tanpa pneumonia, penyakit
paru kronik atau gagal jantung
Trombosis vaskuler Gambaran menyerupai stroke
2. Etiologi
Menurut Daniel (1995):
1. Insufisiensi insulin
DM, pankreatitis, pankreatektomi
Agen pharmakologic (phenitoin, thiazid, manitol, urea, steroid, obat
imunosupresif, diuretik)
14
2. Tindakan terapeutik
Dialisis peritoneal/HD
Pemberian makanan lewat sonde
Infus tinggi karbohidrat
3. Patofisiologi
4. Gejala Klinis
15
Tabel 4: Temuan lab dalam 2 seri besar
Glukosa plasma 2x nilai yang terlihat pada KAD. Osmolalitas serum sangat
tinggi tetapi karena kadar hiperglikemia, konsentrasi natrium serum relatif tidak
meningkat. Azotemia prerenal dengan peningkatan nyata BUN dan kreatinin. Terdapat
asidosis metabolik ringan, bikarbonat plasma rata-rata 20mmol/L. Asidosis karena
kombinasi ketosis karena kelaparan, retensi asam inorganik sekunder karena
hipoperfusi ginjal dan peningkatan halus laktat plasma, akibat pengurangan volume.
Jika bikarbonat<10mmol/L dan keton plasma tidak meningkat, dapat dianggap terjadi
asidosis laktat.
5. Penatalaksanaan
1. Terapi awal berupa garam isotonis, 2 sampai 3 liter harus diberikan dalam 1
sampai 2 jam pertama.
2. Salin separuh kekuatan dapat digunakan.
3. Jika kadar glukosa mencapai normal, diberikan dektrose 5% sebagai pembawa
air tawar
16
4. Jika koma hiperosmolar dapat dipulihkan dengan cairan saja, insulin harus
diberikan untuk mengendalikan hiperglikemia lebih cepat.
5. Garam kalium biasanya diperlukan lebih awal dalam terapi koma
hiperosmolar dibanding ketoasidosis karena pergeseran K+ plasma intraseluler
selama peningkatan terapi tanpa asidosis.
6. Antibiotik jika terdapat penyulit berupa infeksi.
Prognosis Biasanya buruk, angka kematian pada koma hiperosmolar tinggi >50%.
Maka dari itu terapi segera sangat mendesak.
17
DAFTAR PUSTAKA
18