Anda di halaman 1dari 35

PENGGUNAAN ASAM MEFENAMAT

UNTUK NYERI HAID ATAU DISMINORE


Oleh :
I Made Eryana
11700145
Pande Made Dwi Budiarta
11700164
Nanik Fattqurotul Aini
11700165
Anak Agung Oka Shindu Phalguna 11700185
I Gede Made Dwi A.P
11700189

Latar Belakang
Nyeri adalah keadaan subjektif dimana

seseorang memperlihatkan tidak nyaman


secara verbal maupun non verbal atau
keduanya. Dapat terjadi akut (tiba-tiba)
maupun kronis (berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun) (Engram, 1998).

Salah satu contoh nyeri yaitu nyeri dismenore. Setiap

wanita mempunyai pengalaman nyeri dismenore yang


berbeda-beda, dimana hal itu muncul rasa tidak
nyaman, letih, sakit yang dapat mengganggu aktifitas
sehari-hari. Nyeri akan berkurang setelah menstruasi,
namun ada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami
selama periode menstruasi (Proverawati, 2009).
Untuk meringankan rasa nyeri yang dialami, biasanya

para wanita
analgesik.

menggunakan

obat-obat

golongan

Sebagai salah satu analgesik yang digunakan untuk

penanganan nyeri dismenore adalah asam mefenamat.


Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik, sebagai
anti inflamasi. Asam mefenamat termasuk dalam golongan
obat analgesik antipiretik serta obat anti inflamasi
nonsteroid (AINS) (Setyabudy, 2007).

Tinjauan Pustaka
1. Asam Mefenamat
Asam Mefenamat merupakan derivat asam antranilat dan

termasuk kedalam golongan obat Anti Inflamasi Nonsteroid


(AINS). Bekerja dengan cara menghambat sintesa
prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim
siklooksigenase (COX) sehingga mempunyai efek analgesik,
antiinflamasi dan antipiretik.

2. Sifat Fisiko-Kimia Asam


Mefenamat
Asam

mefenamat merupakan derivate asam antranilat


(fenamate). Obat ini memiliki aktivitas analgetik dan
antipiretik serta memiliki efek antiinflmasi yang kecil. Ikatan
asam mefenamat terhadap protein sangat kuat sehingga
interaksi obat ini dengan antikoagulan harus diperhatikan
(Wilmana,2007).

Asam mefenamat meruapakan bahan aktif farmasi yang

diketahui memiliki kelarutan rendah dalam air. Sifat


kelarutannya yang rendah dalam air menyebabkan
biovailabilitasnya buruk (Fang, 2004).

3. Farmasi Umum
Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500 mg sehari. Dosis

yang dianjurkan untuk nyeri akut pada dewasa dan anak diatas 14
tahun adalah 500 mg sebagai dosis awal yang diikuti dengan 250 mg
tiap 6 jam bila diperlukan, biasanya tidak lebih dari satu minggu
(Medsape,2015).
Untuk mengatasi nyeri haid, dosis yang dianjurkan adalah 500 mg

sebagai dosis awal yang diikuti dengan 250 mg tiap 6 jam,


penggunaan tidak boleh lebih dari 2 sampai 3 hari yang dimulai saat
menstruasi hari pertama atau pada saat adanya rasa nyeri Untuk anakanak dibawah 14 tahun tidak dianjurkan (Medsape,2015).
Sediaan yang beredar di pasaran Ponstan, mefinal, mefamat, stanza,

molasic dan lain sebagainya.

4. Indikasi penggunaan Asam


Mefenamat
Asam mefenamat digunakan untuk menghilangkan nyeri

akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan


dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer,
termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot,
nyeri sehabis operasi, nyeri pada persalinan (Kasim,
2010).

5. Kontraindikasi penggunaan
Asam Mefenamat
Selain tidak boleh diberikan kepada penderita gangguan

lambung dan peminum alkohol, asam mefenamat juga tidak


boleh diberikan kepada orang-orang yang alergi terhadap salah
satu obat golongan NSAIDS (misalnya yang mengandung
ketoprofen, naproxen, diclofenac, fenoprofen, flurbiprofen,
indomethacin, nabumetone, oxaprozin, piroxicam, dan lainlain), penderita gangguan jantung, ginjal, atau hati, dan
penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) (Murali, 2011).

Wanita

hamil juga sebaiknya tidak mengonsumsi asam


mefenamat, sebab walaupun belum dapat dipastikan asam
mefenamat dapat membahayakan janin di dalam kandungan,
beberapa obat yang satu golongan dengan asam mefenamat
terbukti dapat mengganggu perkembangan jantung janin di
dalam kandungan (Murali, 2011).

6. Farmakodinamik
Karena

asam mefenamat termasuk kedalam golongan


(NSAID), maka kerja utama kebanyakan nonsteroidal anti
inflammatory drugs (NSAID) adalah sebagai penghambat
sintesis prostaglandin, sedangkan kerja utama obat anti
radang glukokortikoid menghambat pembebasan asam
arakidonat (Goodman 2007).

Asam mefenamat bekerja dengan membloking aktivitas

dari suatu enzim dalam tubuh yang dinamakan


siklooksigenase. Siklooksigenase adalah enzim yang
berperan pada beberapa proses produksi substansi kimia
dalam tubuh, salah satunya adalah prostaglandin.
Prostaglandin diproduksi dalam merespons kerusakan/adanya
luka atau penyakit lain yangmengakibatkan rasa nyeri,
pembengkakan dan peradangan (Goodman 2007).

7. Mekanisme Kerja

Kerja

asam mefenamat dari NSAIDs dijelasakan dengan


menghambat sintesis prostaglandin dengan COX-2. COX-2
merupakan COX yang utama yang menghasilkan prostaglandin
selama proses inflamasi (Botting, 2006).

Prostaglandin menimbulkan gejala inflamasi seperti vasodilatasi,

hyperemia, meningkatkan permeabilitas vascular, pembengkakan,


nyeri, dan meningkatkan migrasi leukosit (Botting, 2006).
Sebagai tambahan, mereka memperkuat mediator inflamatori

seperti histamine, bradykinin, dan 5-hydroxytryptamine. Semua


NSAIDs kecuali COX-2-selsctive agen mencegah atau
menghambat COX isoform; derajat penghambatan COX-1
bervariasi dari obat yang satu ke obat yang lain (Botting, 2006).

8. Farmakoinetik asam
mefenamat
Absorbsi

Berdasarkan pada studi telah memperlihatkan bahwa asam mefenamat


selalu mencapai peak plasma levels dalam waktu 2-4 jam. Setelah
diminum dengan waktu paruh 2 jam (Pfizer New Zealend, 2014 )
Distribusi

Asam mefenamat dan hasil metabolitnya terikat dengan protein


plasma. Asam mefenamat berikatan baik dengan albumin sebanyak
90% . Hubungan dari fraksi yang tidak berikatan belum diteliti.
Volume distribusi yang diperkirakan yaitu 500 mg dosis minum asam
mefenamat adalah 1,06 L/kg (U.S. Food and Drug Administration,
2008).

Metabolisme

Metabolisme asam mefenamat terutama di mediasi oleh cytochrome


P450 CYP 2C9 dalam liver. Pasien yang diketahui atau diduga
mengalami gangguan CYP2C9 berdasarkan dari riwayat atau
pengalaman dengan substrat CYP2C9 yang lain, harus diberikan asam
mefenamat secara hati-hati karena mereka mungkin memiliki kadar
plasma abnormal yang tinggi untuk mengurangi klirens metabolik
(Pfizer New Zealend ).
Eliminasi

Sekitar 52% dari dosis asam mefenamat diekskresi ke urin terutama


sebagai glukoronida dari asam mefenamat (6%), 3-hidroxymefenamic
acid (25%) dan 3-carboxymefenamic acid (21%) (U.S. Food and Drug
Administration, 2008).

Waktu paruh eliminasi dari asam mefenamat sekitar 2 jam.

Waktu paruh dari metabolit I dan II belum dilaporkan secara


tepat, tapi tampaknya lebih lama dari senyawa induk yaitu
asam mefenamat. Hasil metabolit mungkin terakumulasi pada
pasien dengan gangguan ginjal dan hepar (U.S. Food and Drug
Administration, 2008)..

9. Efek samping dan toksisitas


Efek samping dari asam mefenamat terhadap saluran cerna

yang sering timbul adalah diare, diare sampai berdarah dan


gejala iritasi terhadap mukosa lambung, selain itu dapat
juga menyebabkan eritema kulit, memperhebat gejala asma
dan kemungkinan gangguan ginjal (Setiabudy, 2009).
Toksisitas asam mefenamat timbul setelah diberikan

pemakaian lebih dari 7 hari, yang akan mengakibatkan


peradangan pada lambung, dan perdarahan memanjang. jika
pemakaian dosis lebih akan mengakibatkan diare yang
hebat (Tjay, 2002).

10. Dismenore
Menurut Sarwono (2011), dismenore adalah nyeri saat

haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen


bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai
dari yang ringan sampai berat. Nyeri haid yang dimaksud
adalah nyeri haid berat sampai menyebabkan perempuan
tersebut berobat ke dokter dating atau mengobati dirinya
sendiri dengan obat anti nyeri.

Dismenore diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

1. Dismenore primer
2. Dismenore sekunder.
Dismenore primer disebut juga primary dysmenorrhea, merupakan
suatu rasa nyeri siklik menstrual tanpa kelainan patologis pada
panggul, dismenore primer biasa sering terjadi beberapa tahun
pertama setelah menarche, memiliki karakteristik nyeri yang khas.
Dismenore sekunder disebut juga
secondary dysmenorrhea,
merupakan dismenore yang sering terjadi akibat komplikasi dari
endometriosis, leiomioma, PUD, adenomiosis, polip endometrial
dan obstruksi anatomis. Oleh sebab itu, dismenore sekunder sering
dikaitkan dengan keluhan ginekologis seperti dispareuni, disuria,
perdarahan abnormal dan infertilitas (Schorge,2008)

Berdasarkan berat ringannya gejala nyeri, (Hesti, Jane, dan

Diana, 2010) mengelompokkan dismenore menjadi 3 yaitu:


a. Derajat ringan
Bila nyeri ringan yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
b. Derajat sedang
Bila nyeri sedang yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari
tetapi masih bisa bersekolah.
c. Derajat berat
Bila nyeri hebat dan remaja tidak dapat melakukan kegiatannya
dan hanya bisa berbaring.

PEMBAHASAN DARI JURNAL


PENELITIAN ORANG LAIN
Penelitian dilakukan di Kerman, Republik Islam

Iran
pada
tahun
2002
dibandingkan
efektivitas ekstrak adas dan asam mefenamat
pada nyeri di dismenorea primer.
Penelitian ini melibatkan remaja SMA di kota
kerman yang berusia 13 tahun dan menderita
dismenorea primer. Sebanyak 120 siswa
setuju untuk berpartisipasi. Kemudian 120
siswa tersebut dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol,
setiap kelompok terdiri dari 60 siswa.

Kelompok

kasus yang akan menerima


perlakuan, diberikan 30 tetes ekstrak adas
yang akan digunakan pada awal menstruasi
dan kemudian terus menerus digunakan
setiap 6 jam selama 3 hari pertama
menstruasi.Kelompok kontrol menerima 250
mg asam mefenamat yang akan digunakan
pada awal menstruasi dan diulang setiap 6
jam selama 3 hari pertama menstruasi.
Responden diminta untuk tidak menggunakan
obat lain selama masa studi. Penelitian akan
dilakukan
selama
2
bulan
(2
siklus
menstruasi).

Dari hasil penelitian selama 2 bulan, didapatkan 10

responden yang tidak menyelesaikan perawatan


sehingga dikeluarkan dari studi. Didapatkan hasil dari
110 responden dalam 2 kelompok, tidak ada perbedaan
signifikan antara 2 kelompok siswa dalam hal rata-rata
usia, usia di menarche, atau usia saat dismenore mulai.
Secara

keseluruhan juga didapatkan tidak ada


perbedaan yang signifikan dalam intensitas nyeri
antara 2 klompok sebelum pengobatan. Dalam
kelompok ekstrak adas 65% memiliki intensitas nyeri
parah dan 35% memiliki intensitas nyeri sedang, dan
kelompok asam mefenamat 62% memiliki intensitas
nyeri parah dan 38% memiliki intensitas nyeri sedang.

Dalam penelitian ini, ekstrak adas dan asam

mefenamat (250 mg, 4 kali sehari) samasama efektif dalam mengurangi rasa sakit
intensitas, keterbatasan aktivitas dan perlu
untuk beristirahat di kalangan remaja
perempuan dengan dismenorea primer.Dalam
penelitian ini 73% dari peserta mengambil
ekstrak adas mencatat penurunan atau tidak
lengkap dari rasa sakit.

Sedangkan penelitian yang diteliti oleh Ozgoli,

et all tahun 2009 tentang comparison of


effect ginger, mefenamic acids, ibrofropen in
women with primary dysmenorea dimana
pada penelitian ini menggunakan 150 sampel
yang dibagi rata dalam 3 kelompok dengan
masing masing pemberian ginger, asam
mefenamic dan ibropofen. Dimana pada hasil
penelitian tersebut terdapat hasil yang sama
atau efektifitas yang sama antar pemberian 3
bahan tersebut. Hampir 80 % terjadi
pengilangan rasa nyeri setelah dilakukan
treatmen pada dysmenore.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ramya et

all, A prospective study of the pattern of


drug use in primary dysmenorea in a tertiary
care hospital
Pada penelitianya disebutkan penggunaan
NSAID combinasi dengan asnti
spasmodik(diclosamyne) mengatsi nyeri
sebnayak 72 % khusus asam mefenamat
sendiri 16 % sedangkan memakai na.
Diklofenac s

DISKUSI
Pada penelitian sudah dilakukan pada jurnal,

ditemukan bahwa responden yang sebelum


menggunakan
asam
mefenamat
yang
sebelumnya mengalami nyeri sedang hingga
berat setelah diberi terapi asam mefenamat
250mg selama 2 siklus menstruasi tidak
mengalami nyeri lagi seperti dahulu dan bisa
melakukan aktifitas seperti biasanya.

Berbagai perawatan pernah diusulkan untuk

dismenore seperti OAINS, yang sudah terbukti


efektif dalam 80% kasus. beberapa studi telah
menunjukkan efektivitas obat-obatan herbal
dalam pengobatan dismenore. Salah satunya
yang termasuk obat-obat herbal adalah adas
(fennel). Asam mefenamat memiliki beberapa
efek samping (gangguan pencernaan, diare,
anemia, dan kejang). Efektivitas OAINS pada
jurnal ini disampaikan sekitar 75 persen.

KESIMPULAN
Asam Mefenamat merupakan derivat asam

antranilat dan termasuk kedalam golongan


obat Anti Inflamasi Nonsteroid (AINS). Dimana
dia bekerja dengan cara menghambat sintesa
prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan
menghambat enzim siklooksigenase (COX)
sehingga
mempunyai
efek
analgesik,
antiinflamasi dan antipiretik

Penggunaan

asam
mefenamat
biasanya
untuk
menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai
sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi,
dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri
sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada
persalinan

Dalam makalah ini disajikan

tentang perbandingan
pengaruh penggunaan fennel (adas) dan asam
mefenamat
terhadap
penanganan
nyeri
pada
dysminore. Dismenore merupakan gangguan sekunder
menstruasi yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri
sebelum, saat atau sesudah menstruasi.Nyeri seperti itu
disebut dismenore. Nyeri tersebut timbul akibat adanya
hormonprostaglandin yang membuat otot uterus (rahim)
berkontraksi

Terdapat hubungan atau pengaruh yang bagus dalam

penggunaan fennal (adas) dan asam mefenamat dalam


penaganan intensitas nyeri pada dysmenore. Dimana
hampir 80% setelah pemberian asam mefenamat nyeri
yang ditimbulkan hilang sehingga responden dapat
melakukan aktivitas tanpa pembatasan atau perlu
istirahat terkait nyeri yang dirasakan.
Terlepas dari hal tersebut, pengguaan asam mefenamat

juga perlu diperhatikan, dimana efek samping yang


ditimbulkan diantaranya diare, gejala iritasi terhadap
mukosa lambung, selain itu dapat juga menyebabkan
eritema
kulit,
memperhebat
gejala
asma
dan
kemungkinan gangguan ginjal, terjadi steatorrhoea,
haemolitik
anemia,
leukopenia,
neutropenia,
agranulositosis, gagal ginjal non-oligurik dan lain-lain.

Dengan melihat struktur, fungsi dan efek

samping dari asam mefenamat itu sendiri


sangat mungkin obat golongan NSAID ini
merupakan pilihan yang baik dan banyak
digunakan oleh kalangan medis terkait
fungsinya dalam hal analgetik, sebagai
penghilang rasa nyeri khususnya pada
dysmenore seperti pada makalah ini.

Saran
Diharapan ada pembahasan lebih lanjut dari

penggunaan asam mefenamat pada nyeri


dismenore. Terutama tentang efek samping
yang
muncul
pada
pemberian
asam
mefenamat pada penderita dismenore.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai