Anda di halaman 1dari 4

The Effect of Chewing Gum on Oral Mucositis in Children Receiving

Chemotherapy
Ayverdi Didem, Ekim Ayfer, Ocakci Ayse Ferda

A. Abstrak
Latar Belakang: Oral mucositis adalah masalah klinis penting, menghasilkan
morbiditas pasien yang signifikan, perubahan dalam kualitas kesehatan yang
berhubungan dengan kehidupan, dan perawatan suportif. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menilai efisiensi permen karet pada anak-anak,
yang menerima rejimen kemoterapi, untuk pencegahan dan pengobatan
mucositis oral.
Metode dan material: Sampel penelitian terdiri dari 60 anak (30 kelompok
intervensi dan 30 kelompok kontrol) dengan rentang usia 6-18 tahun. Semua
anak menerima kemoterapi setidaknya sekali. Kelompok intervensi mendapat
perlakuan yaitu anak mengunyah permen karet tanpa gula tiga kali sehari
setidaknya 20 menit selama 10 hari. WHO Oral Mucositis Assessment Scale
and Eilers Oral assessment Guide digunakan dalam penilaian dan pH saliva
dilakukan pengukuran.
Hasil: Tingkat anak-anak yang dinilai sebagai tingkat 1 dan tingkat 2,
menurun 46,1% dalam kelompok intervensi dan tingkat ini menurun menjadi
20,8% kelompok kontrol. Pada awal penelitian, 13,3% dari anak-anak
kelompok studi dinilai sebagai tingkat 3 tapi pada akhir tidak ada studi tentang
anak yang diamati di tingkat 3. Selain itu penilaian statistik menunjukkan
perbedaan signifikan yang ditemukan antara nilai-nilai pH studi dan kelompok
kontrol.
Kesimpulan: Hasil penelitian yang menunjukkan bukti baru tentang mencegah
dan mengurangi keparahan mucositis oral untuk anak-anak yang menerima
kemoterapi.
Kata kunci: Anak-anak, permen karet, perawat, mucositis oral.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efisiensi permen karet pada
anak-anak, yang menerima rejimen kemoterapi, untuk pencegahan dan
pengobatan mucositis oral.

C. Desain/Metodologi Penelitian
Desain dari penelitian ini adalah quasi-experimental with a control group.
Penelitian dilakukan di rumah sakit universitas bagian onkologi anak di
Istanbul pada bulan Agustus 2011 hingga Februari 2012. Responden yang
terlibat sebanyak 60 anak usia 6-18 tahun yang menerima kemoterapi pada
malignant hematologi maupun tumor solid. Responden dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi dan
kelompok kontrol memiliki karakteristik yang sama. Karakteristik responden
yang terlibat antara lain:
1. Semua anak telah mulai pengobatan kemoterapi dan mereka menerima
kemoterapi setidaknya sekali dan pengobatan mereka masih berlanjut.
2. Mereka dirawat di rumah sakit dan mereka akan menerima kemoterapi
setidaknya 4 kali.
3. Penilaian dilakukan pada awal studi, tidak ada anak-anak di kedua
kelompok memiliki mucositis herpes simplex virus berulang dan tidak
satupun dari mereka mendapat terapi radiasi orofaringeal.
4. Keparahan mucositis oral anak-anak di kedua kelompok bervariasi antara
tingkat 1-3. (Pada saat ituketika penelitian ini dilakukan, tidak ada setiap
anak-anak yang dinilai sebagai tingkat 4).

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Antara Agustus 2011-Februari 2012, total 60 anak-anak dilibatkan dalam
penelitian ini. Responden yang terlibat sebanyak 29 anak laki-laki dan 31 anak
perempuan. Usia rata-rata anak-anak adalah 10,2 2,6 (Rentang = 6-18).
Analisis data demografi menunjukkan tidak ada perbedaan statistic yang
signifikan antara kontrol dan kelompok intervensi dalam kaitannya dengan
usia, jenis kelamin dan pendidikan. Diagnosis yang paling umum adalah Acute
Lymphoblastic Leukaemia (ALL) (30%). Tingkat keparahan mucositis oral
diukur menggunakan WHO Oral Mucositis Assessment Scale.

Penelitian ini membahas mengenai masalah mucositis oral yang biasa terjadi
pada pasien yang menerima kemoterapi. Selama kemoterapi hal penting yang
menjadi masalah yaitu jumlah air liur menurun, intensitas air liur meningkat
dan nilai pH turun. Permen karet adalah cara yang nyaman untuk
meningkatkan aliran saliva dan merangsang aktivitas kelenjar ludah. Permen
karet meningkatkan saliva mengalir melalui kombinasi stimulasi gustatory dan
mekanik.

Pada awal penelitian, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat
keparahan mucositis antara dua kelompok tetapi pada akhir penelitian
menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada keparahan mucositis dari dua
kelompok. Penilaian pada mulut dilakukan sesuai dengan Eilers Oral
assessment Guide. Pengukuran pada kelompok intervensi didapatkan hasil
yaitu 14,3 2,5 (Rentang = 9-19) dan pada kelompok kontrol sebesar 15.4
3.2 (Rentang = 8-20). Penilaian mulut awal tidak ditemukan perbedaan
statistik yang signifikan antara dua kelompok. Penilaian juga dilakukan pada
pertengahan waktu penelitian yaitu pada hari ke 5. Nilai kelompok intervensi
ditemukan sebesar 12,4 3,8 (Rentang = 8-18) dan kelompok kontrol sebesar
14,3 4,0 (Rentang = 8-20). Penilaian akhir didapatkan hasil pada hari ke 10
yaitu sebesar 10,8 3,8 (Rentang =8-20 pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol 14.1 4.2 (Rentang = 8-20) dan bahwa hasil yang
signifikan secara statistik (p <. 05).
Pada awal penelitian, kelompok intervensi intra-oral memiliki pH sebesar 5,8
0,6 dan kelompok kontrol 5,9 0,3. Pada akhir penelitian yaitu hari ke-10,
nilai pH yang diukur sebesar 6,4 0,2 pada kelompok intervensi dan 6,0
0,3 pada kelompok kontrol. Hasil ini ditemukan signifikan secara statistik (p
<0,05).
E. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian
1. Kelebihan
Ada beberapa kelebihan dalam penelitian ini antara lain:
- Penelitian dapat dijadikan sebagai evidence based practice dalam
menangani mucositis oral bagi anak yang menerima kemoterapi.
- Anak yang menerima kemoterapi akan terdistraksi dengan pemberian
permen karet yang harus dikunyahnya sehingga anak berkurang rasa
cemasnya.
- Keterlibatan keluarga dalam proses penelitian sangat membantu karena
prinsip dalam perawatan anak yaitu family centered care.
2. Kekurangan
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:
- Kelayakan generalisasi temuan kami terbatas karena pasien hanya di
klinik onkologi pediatrik termasuk dalam sampel.
- Tidak semua anak-anak termasuk dalam studi ini memiliki tingkat
keparahan mucositis yang sama. Dalam rangka untuk mendapatkan
hasil yang lebih jelas dalam pengobatan mucositis, anak-anak dengan
tingkat yang sama mucositis (yaitu hanya tingkat 3 dan 4) harus
dibandingkan.
- Apabila diterpakan dalam praktek penanganan anak dengan mucositis
oral mungkin perlu pendampingan khusus dari orangtua karena tidak
semua anak memahami cara untuk mengunyah permen karet disaat
menderita mucositis.
- Hasil yang signifikan dari studi ini akan menjadi dasar untuk studi di
masa depan.

Anda mungkin juga menyukai