Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit Rematik


Sub Pokok Bahasan : Mengenal Penyakit dan Cara Pencegahannya

Sasaran : Keluarga Tuan KL

Target : Keluarga Tuan KL


Waktu : 30 menit
Hari / Tanggal : Kamis, 18 Juni 2015
Tempat : Rumah keluargan Tuan KL

Penyuluh : I Made Ana Wijaya

A. LATAR BELAKANG
Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut
pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada
semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan
kemungkinan timbulnya beberapa golongan rematik. Salah satu golongan penyakit
reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan
makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Rematik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun
bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot.
Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik.
Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita rematik. Bagaimana
timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat
dimengerti.
Rematik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
(kumpulan gejala penyakit) dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan
sindroma rematik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan
ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, rematik dapat terungkap
sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan
utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan
kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan
otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Rematik dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai usia lanjut,
atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut, dan gangguan rematik akan meningkat
dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit tentang penyakit rematik,
peserta penyuluhan dapat mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat
melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga
kesakitan akibat rematik dapat dicegah.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit, masyarakat
diharapkan mampu :
1. Menyebutkan pengertian rematik
2. Menyebutkan bagian tubuh yang biasa terkena rematik
3. Menyebutkan faktor resiko rematik
4. Menjelaskan tanda dan gejala rematik
5. Menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan yang bisa dilakukan pada
pasien dengan rematik
C. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

D. Media
Leaflet

2
E. Rencana Pembelajaran

No Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Media


1 Pembukaan 5 menit a. Salam Menjawab salam -
b. Perkenalan Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan
dari pertemuan
d. Kontrak waktu

2 Penyampaia 15 6. Menyebutkan Memperhatikan Leaflet


n materi menit pengertian rematik dan
7. Menyebutkan bagian Memperhatikan lembar
tubuh yang biasa balik
terkena rematik
8. Menyebutkan faktor Memperhatikan
resiko rematik
9. Menjelaskan tanda Memperhatikan
dan gejala rematik
10.Menjelaskan cara Memperhatikan
pencegahan dan
pengobatan yang bisa
dilakukan pada pasien
dengan rematik
3. Sesi Tanya 5 menit a. Memberikan Menjawab -
Jawab pertanyaan pertanyaan
b. Memberikan Mengemukakan
kesempatan kepada pertanyaan
peserta untuk bertanya
3 Penutup 5 menit a. Memberikan Memperhatikan -
pernyataan lisan
b. Menyimpulkan Memperhatikan
kegiatan yang telah
disampaikan.

3
c. Memberikan salam
penutup Menjawab salam

F. Evaluasi
Kriteria Struktur
1. Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan
2. Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan (leaflet
dan lembar balik)
3. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan
Kriteria Proses
1. Pada awal kunjungan, petugas sudah menjelaskan tujuan dilakukan
kunjungan
2. Selama kegiatan penyuluhan, keluarga aktif mendengarkan dan
memperhatikan.
3. Keluarga aktif saat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
5. Kontrak telah diingatkan oleh petugas
Kriteria hasil
1. Keluarga kooperatif selama diskusi berlangsung
2. Keluarga kooperatif bertanya dan menjawab pertanyaan petugas
3. Keluarga dapat pengertian rematik, bagian tubuh yang biasa terkena rematik,
faktor resiko rematik, tanda dan gejala rematik serta cara pencegahan dan
pengobatan yang bisa dilakukan pada pasien dengan rematik (70%)

LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian penyakit rematik

4
Rematik adalah penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri dan
kaku pada sistem muskuloskeletal ( sendi, tulang, jaringan ikat dan kaku ).
Umumnya Rematik tidak berbahaya, namun mengganggu karena rasa nyerinya.
Rematik adalah penyakit menyerang sendi dan struktur atau jaringan
penunjang di sekitar sendi.
Bagian tubuh yang biasanya terkena :
persendian jari,
lutut,
pinggul,
tulang punggung.
pergelangan tangan,
kaki, siku, dan bahu.

2. Penyebab penyakit rematik


Penyebab dari rematik hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor risiko untuk timbulnya rematik, antara lain :
Umur
Dari semua faktor risiko untuk timbulnya rematik faktor ketuaan adalah
yang terkuat. Prevalensi dan beratnya rematik semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Rematik hampir tak pernah pada anak-anak, jarang
pada umur di bawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena reumatik lutut dan sendi dan lelaki lebih sering
terkena reumatik paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi reumatik kurang lebih sama pada laki-laki dan
wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi rematik lebih banyak pada wanita
dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
rematik.

Keturunan
Faktor keturunan juga berperan pada timbulnya rematik misalnya, pada ibu
dari seorang wanita dengan rematik pada sendi-sendi terdapat dua kali lebih

5
sering, dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih
sering dari pada ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa rematik.
Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya risiko
untuk timbulnya rematik baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan
ternyata tak hanya berkaitan dengan rematik pada sendi yang menanggung
beban, tapi juga dengan rematik sendi lain (tangan atau bahu).

3. Tanda dan Gejala Rematik


nyeri sendi.
kekakuan sendi
kemerahan pada sendi.
bengkak pada sendi
kelemahan pada otot.
gangguan gerak.

4. Cara pencegahan terjadinya rematik


Menjaga berat badan ideal adalah salah satu langkah bijaksana untuk
mengurangi nyeri di sendi lutut. Setiap kelebihan berat badan membebani
sendi lutut serta panggul, dan menambah rasa nyeri karena rematik.
Selain itu bobot tubuh berlebih memperbesar risiko asam urat.
Olahraga ringan seperti jalan kaki bermanfaat untuk penderita rematik
karena asam urat. Ini karena jalan kaki membakar kalori, memperkuat
otot dan membangun tulang yang kuat tanpa mengganggu persendian
yang sakit.

5. Pengobatan yang dapat diberikan pada penderita rematik


Kompres air hangat

6
Upaya-upaya yang dapat dilakukan sendiri di rumah bisa dimulai tanpa
obat, melainkan dengan menghangatkan persendian yang sakit. Ada
bermacam cara pemanasan yang dapat dilakukan oleh setiap penderita di
rumah. Salah satu di antaranya dengan cara mengompres. Sediakan air
hangat dalam mangkuk dan handuk kecil. Celupkan handuk ke dalam air
dan tekan-tekankan pada persendian yang terganggu tersebut. Ulangi cara
ini berkali-kali sampai bagian yang sakit berkurang rasa nyerinya.
Cara lain, dengan memasukkan air panas ke dalam botol. Kompreskan
botol hangat ini pada persendian yang sakit, sampai terasa nyaman. Sinar
matahari pun dapat dipakai untuk memanaskan persendian punggung
yang sakit. Untuk cara ini, dibutuhkan alas tidur yang menyerap panas,
misalnya terpal. Jemurlah alas ini di bawah sinar matahari sampai
beberapa lama, kemudian berbaringlah di atas terpal hangat ini dengan
nyaman.
Menggunakan obat penghilang rasa sakit atau obat-obat lainnya sesuai
resep dokter.
Istirahat
Penderita dengan lesi akut harus istirahat total di tempat tidur. Penderita
dengan lesi kronik harus melakukan penyesuaian diri dalam
pekerjaannya sehingga tidak terlalu lelah, cukup istirahat dan tidur
nyenyak pada malam hari.

Daftar Pustaka

7
Maryam, Siti dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.

Stanley, Mickey.2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta :


EGC.

Doengoes, Marilyn. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta :


EGC.

Available at : www.google.com. Hari selasa 3 maret 2009, pukul 19.00.

Anda mungkin juga menyukai