Cauda equina syndrome (CES) adalah kondisi neurologis yang serius di mana terjadi kerusakan
pada cauda equina akibat pemadatan atau penyempitan yang simultan dari radik saraf lumbosacral
multipel dibawah konus medullaris, sehingga menyebabkan hilangnya fungsi pleksus lumbal
secara akut dari bagian bawah conus medullaris berupa gangguan neuromuscular dan gejala-gejala
urogenital.
Etiologi
Penyebab paling umum dari CES adalah sebagai berikut :
Stenosis lumbalis
Trauma tulang belakang
Hernia nukleus pulposus
Neoplasma
Infeksi Spinal / abses
Idiopatik
Spina bifida
Epidemiologi
Angka kejadian cauda equina syndrome disebakan oleh trauma maupun yang bukan disebakan
oleh trauma di mana dilaporkan hanya 4-7 kasus dari 10.000-100.000 pasien. Hernia nukleus
pulposus lumbal dilaporkan penyebab paling umum dari Cauda equina syndrome, dan
diperkirakan sekitar 2% dari semua kasus hernia nukleus lumbal mengakibatkan CES
Patofisiologi
Setiap lesi yang menekan dan menarik akar saraf cauda equina menghasilkan gejala lower motor
neuron (LMN) yaitu gejala dan tanda-tanda di dermatom dan miotom yang lebih rendah. Akar
saraf ini sangat rentan terhadap cedera apabila memiliki epineurium yang kurang berkembang
dimana fungsi epinerium melindungi cauda equina dari tegangan dan tarikan. Peningkatan
permeabilitas akibat reaksi infeksi berhubungan dengan kecenderungan ke arah pembentukan
edema dari akar saraf, yang dapat mengakibatkan cedera awal dengan keluhan yang ringan.
Diagnosis
Terdapat tiga variasi CES yang sudah diketahui dengan gejala dan tanda klinis CES
berkembang dalam waktu kurang dari 24 jam:
1. CES akut yang terjadi mendadak tanpa didahului problem punggung bawah sebelumnya.
2. Defisit neurologis akut (disfungsi bladder) pada pasien yang memiliki riwayat nyeri punggung
dan ischialgia.
3. Progresi bertahap ke arah CES pada pasien yang yang menderita nyeri punggung kronik dan
ischialgia.
Low back pain dapat dibagi dalam nyeri lokal dan radikular :
Nyeri lokal biasanya sangat nyeri dan dalam, yang berasal dari jaringan lunak dan iritasi badan
vertebra.
Nyeri radikular umumnya seperti nyeri tusukan benda tajam yang dihasilkan dari penekanan
radik saraf dorsal. Nyeri radik menunjukkan adanya distribusi dermatomal.
Retensi
Inkontinensia
Konstipasi
Radik Defisit
Nyeri Defisit motorik Defisit reflek
Saraf sensorik
Kelemahan quadricep
Paha Medial ringan, fleksi Penyusutan ringan
L2 Paha atas
Anterior panggul, adduksi suprapatella
paha
Kelemahan
Paha lateral Patella atau
L3 Paha bawah quadricep, ekstensi
anterior suprapatella
lutut, adduksi paha
Paha
Ekstensi pedis dan
L4 Posterolateral, Kaki medial Patella
lutut
anterior tibia
Bulbocavernosus;
S3-5 Perineum Saddle Sphincter
anal
Pemeriksaan Penunjang
X-foto polos. kasus-kasus cedera akibat trauma atau penelusuran adanya perubahan destruktif
pada vertebra, penyempitan diskus intervertebralis atau adanya spondilosis, spondilolistesis
Pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan kimia, kadar gula
darah, sedimen, sifilis dan lyme serologies. Pemeriksaan liquid cerebrospinal (LCS) harus
dilakukan jika ada indikasi, berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik yang ditemukan. Human
leucocyt antigen (HLA)-B27 dapat diperiksa jika ankylosing spondilitis atau berbagai
spondyloarthropati seronegatif diyakinkan sebagai diagnosa banding.
Pemeriksaan urodinamik sangat berguna untuk menilai derajat dan sebab dari disfungsi
sphingter, sebaiknya pantau pemulihan dari fungsi kandung kemih yang disebabkan oleh
operasi dekompresi.
Penatalaksanaan:
Beberapa pasien dengan true cauda equina sindrom dengan gejala anastesi saddle dan atau
kelemahan anggota gerak bawah bilateral atau kehilangan kontrol berkemih atau defekasi
sebaiknya mendapatkan terapi medis awal tidak lebih dari 24 jam pertama. Jika tidak ada
keringanan gejala yang diperlihatkan selama periode ini, dekompresi bedah perlu secepatnya
dilakukan untuk meminimalisir kesempatan luka neurogenik yang permanen
Medikamentosa
Agen vasodilator
Terapi dengan Lipoprostaglandin E1 dan derivatnya meningkatkan aliran darah di bagian cauda
equina dan mengurangi gejala nyeri dan kelemahan motorik
Agen anti-inflamasi
Regimen steroid yang biasa dipakai adalah deksametason dengan dosis awal 10 mg secara
intravena, diikuti 4 mg secara intravena diberikan setiap enam jam. Deksametason umumya
diberikan intravena pada dosis 4 sampai 100 mg.
NSAID telah terbukti berguna untuk mencegah kalsifikasi jaringan lunak, osifikasi heterotopik
dan perlengketan.
Pembedahan
Rehabilitasi Medik
Perawatan kulit
Lower motor Neuron Bladder training
Fisioterapi