Anda di halaman 1dari 29

PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN

NORMAL (K A LA I I )

PROSEDUR TETAP
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran bayi cukup bulan
Pengertian atau hampir cukup bulan, diikuti dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari rahim ibu secara normal.
Untuk membeikan pertolongan persalinan normal pada pasien
Tujuan
tanpa komplikasi dengan trauma seminimal mungkin.
Pertolongan persalinan normal dilakukan pada semua ibu
Kebijakan bersalin yang tidak mengalami komplikasi, baik pada masa
kehamilan maupun persalinan, tanpa membedakan paritas.

No. Aktivitas
1. Persiapan alat :
# Alat partus :
Bak instrumen berisi :
1. Sarung tangan steril / DTT.
2. Kapas cebok.
3. Kassa steril.
4. Kom berisi larutan betadine 10%.
5. Doek steril.
6. 2 buah klem Kocher.
7. Gunting tali pusat.
Prosedur 8. Gunting episiotomi.
9. Kateter nelaton.
10. Pemecah ketuban.
# Alat jahit :
Bak instrumen berisi :
1. Sarung tangan steril / DTT.
2. Kassa steril.
3. Tampon vagina.
4. Kom kecil berisi betadine 10%.
5. Doek steril.
6. Pemegang jarum.
7. Jarum otot.
8. Jarurn kulit.
9. Pinset.
10. Gunting benang.
11. Spuit 10 cc berisi Lidocain 2 %.
PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN
NORMAL (K A LA I I )

PROSEDUR TETAP

No. Aktivitas
# Alat-alat lain :
1. Short plastik
2. Stetoskop monoaura! / Doppler
3. Tensimate;
4. Stetoskop
5. Bengkok
6. Spuit 3 cc
7. Obat uterotonika (oksitosin, ergometrin)
8. Pengisap lendir
9. Klem tali pusat
10. Benang chromic no. 0
11. Wadah berisi larutan klorin 0,5%
12. Tempat sampah medis
2. Persiapan pasien :
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang
akan dilakukan.
Prosedur 2. Pasien dan keluarga menandatangani formulir
izin / persetujuan tindakan.
3. Atur pasien pada posisi yang paling nyaman
untuk pasien.
4. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung
kencing.
5. Beritahu pasien bahwa pasien meneran pada saat
ada his.
6. Sisihkan pakaian bawah dan lepas pakaian
dalam pasien.

3. Pelaksanaan :
1. Periksa ulang tanda-tanda vital pasien dan
pastikan tidak ada komplikasi
2. Periksa ulang bunyi jantung janin.
3. Penolong memakai short plastik.
4. Penolong mencuci tangan.
5. Pakai sarung tangan steril/DTT
6. Lakukan tindakan antisepti pada derah vulva dan
sekitarnya.
7. Lakukan pemeriksaan dalam ulang untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap dan
ketuban sudah pecah.
PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN
NORMAL (K A LA I I )

PROSEDUR TETAP

No. Aktivitas
8. Bila ketuban belum pecah, lakukan
pemecahan ketuban.
9. Minta ibu untuk meneran pada saat timbul
his dan biarkan beristirahat di antara 2 his.
10. Periksa bunyi jantung janin setiap selesai
kontraksi.
11. Bila kepala bayi sudah tampak di vulva dengan
diameter 5-6 cm, pasang doek steril di bawah
bokong pasien.
12. Bila perineum terlalu teregang atau kaku,
lakukan episiotomi.
13.Motivasi ibu untuk tetap bersemangat dan
meneran setiap ada his.
14. Pada saat suboksiput tampak di bawah simfisis,
tangan kanan penolong menahan perineum
sedangkan tangan kiri penolong menahan
Prosedur kepala bayi agar defleksi kepala tidak terjadi
terialu cepat.
15. Setelah kepala bayi lahir, usap muka bayi
dengan kain kassa.
16. Bila cairan ketuban mekoneal, segera lakukan
pengisapan lendir dari hidung dan mulut bayi.
17. Periksa apakah ada lilitan tali pusat pada leher
bayi. Bila ada, coba untuk melonggarkan lilitan.
Apabila lilitan erat dan tidak dapat dilonggarkan,
jepit tali pusat dengan klem pada 2 tempat dan
potong tali pusat di antara kadua klem.
18. Tunggu sampai kepala bayi selesai
mengadakan putaran paksi luar.
19. Setelah itu, letakkan kedua tangan penolong
biparietal pada kepala bayi lalu tarik kepala bayi
secara hati-hati ke bawah sampai bahu depan
lahir, selanjutnya tarikan diarahkan ke atas
untuk melahirkan bahu belahang.
20. Setelah bahu lahir, tangan kanan penolong
menyangga kepala leher dan bahu bayi bagian
posterior dengan ibu jari pada leher dan
keempat janin pada bahu dan dada/punggung
bayi, sementara tangan kiri memegang lengan
PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN
NORMAL (K A LA I I )

PROSEDUR TETAP
No. Aktivitas
dan bahu depan saat badan dan lengan bayi lahir.
21. Setelah badan dan lengan bayi lahir, tangan kiri
menyusuri punggung ke arah bokong dan
tungkai bawah bayi untuk memegang tungkai
bawah dengan cara meletakkan jari telunjuk kiri
diantara kedua lutut bayi
22. Setelah seluruh badan bayi lahir, nilai keadaan
bayi.
23. Letakkan bayi pada perut ibu dan keringkan.
24. Jepit tali pusat pada jarak 3 cm dan umbilicus
bayi dan klem kedua pada jarak 2 cm dari klem
pertama, potong tali pusat di antara kedua
klem tersebut.
25. Perlihatkan bayi pada ibunya.
26. Serahkan bayi pada asisten untuk perawatan
selanjutnya.
Prosedur 27. Raba fundus uteri untuk memastikan kehamilan
tunggal dan menilai kontraksi uterus.
28.Instruksikan asisten untuk menyuntiikan
oksitosin 10 lU i.m.
29. Bila perlu, lakukan kateterasi untuk
mengosongkan kandung kencing.
30. Letakkan tangan kiri penolong di atas simfisis
sementara tangan kanan meregangkan tali
pusat.
31. Pada saat uterus berkontraksi, tangan kiri
menekan uterus dengan hati-hati ke arah
dorsokranial sambil tangan kanan tetap
meregangkan tali pusat.
32. Bila tali pusat tampak memanjang dan terasa
adanya pelepasan plasenta, lahirkan plasenta
secara spontan.
33. Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase
pada fundus uteri dengan tangan kiri sampai
kontraksi uterus baik.
34. Letakkan plasenta pada tempatnya dan perifaa
kelengkapannya.
35. Nilai apakah terdapat robekan pada jalan
terakhir (akibat episiotomi atau spontan) dan
nilai perdarahan yang terjadi.

PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN


NORMAL (K A LA I I )
PROSEDUR TETAP
No. Aktivitas
36. Bila ada robekan jalan lahir, lakukan dan
perawatan luka perineum.
37. Nilai ulang kontraksi uterus dan pastikan
kontraksi uterus baik. Bila perlu ergometrin 0,2
mg. i.m.
38. Masukkan semua alat bekas pakai ke wadah
berisi larutan klorin 0,5% dan rendam selama 10
menit
39. Buang bahan habis pakai dan sisa
darah ke dalam tempat sampah medis.
40. Bersihkan dan rapikan pasien kembali.
41. Beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai
dan sampaikan hasilnya.
42. Cuci sarung tangan sebelum dilepaskan dan
Prosedur
lepaskan dalam keadaan terbalik serta rendam
dalam larutan tersebut selama 10 menit.
43. Penolong mencuci tangan selesai tindakan.
44. Periksa ulang tanda - tanda vital pasien dan
awasi pasien selama 2 jam terhadap
kemungkinan terjadinya perdarahan pasca salin.

45. Catat laporan dan hasil tindakan, keadaan


pasien dan instruksi selanjutnya dalam status
pasien.

- Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi.


- Dokter Spesialis Anak.
Unit terkait - Bidan Ruang Bersalin.
- Perawat Ruang Perinatologi.
- Perawat Ruang Rawat Nifas.
- Status pasien rawat inap.
- Buku register pasien rawat inap kebidanan.
- Buku register persalinan.
- Buku register bayi baru lahir.
Dokumen Terkait
- Dokumen prosedur penjahitan robekan perineum dan
vagina (Dokumen no. 12 Peristi.V.8).
- Dokumen prosedur pengawasan perdarahan pasca salin
(Dokumen no. 12.Peristi.li.35).
PR OS ED U R P ERTOL O N G A N BAY I
BA R U LA H I R

PROSEDUR TETAP
Pertolongan bayi haru lahir adalah pertolongan sesegera
Pengertian mungkin dari sejak kepala lahir sampai seluruh tubuh bayi
lahir dari rahim ibu.
Sebagai acuan dalam pertolongan bayi baru lahir untuk
membersihkan jalan nafas, mempertahankan suhu pencegahan
Tujuan
perdarahan umbilical dan infeksi serta memenuhi kebutuhan
nutri.
- Pertolongan bayi baru lahir harus dilakukan secara cepat
dan tepat.
Kebijakan
- Petugas yang melakukan adalah perawat pada unit
Perinatologi.

A. Persiapan alat :
1. Sarung tangan steril.
2. Meja resusitasi dan lampu sorot.
3. Alat suction dan kateternya.
4. O2.
5. Bengkok.
6. NaCI.
7. Klem umbilical.
8. Vit K dan spuit 1 cc.
9. Kain flannel dan baju bayi.
10. Status bayi baru lahir (merah/biru).
11. Peneng (rnerah / biru).
12. Stampad.
13. Spuit 10 cc, Dekstr. 5%, Metlon, ambu bag,ETT,
Prosedur laringoskop (bila perlu).
B. Pelaksanaan :
1. Segera setelah kepala lahir, bersihkan muka bayi
dengan kain bersih.
2. Mulut dibersihkan dengan jari telunjuk yang dibalut
kessa steril, potong tali pusat setelah berhenti
berdenyut + 10 cm dari pusat bayi
3. Segera setelah bayi lahir, bungkus dengan kain flannel
atau handuk kering.
4. Letakkan bayi di atas meja resusitasi yang
dihangatkan dengan lampu sorot, keringkan badan
bayi lalu ganti dengan kain flannel lain yang kering.
5. Penolong berada di bagian kepala bayi.muka saling
berhadapan. Atur posisi kepala bayi sedikit ekstensi
dengan bahu diganjal 2 cm.
PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN
NORMAL (K A LA I I )

PROSEDUR TETAP
6. Untuk bayi yang banyak, lendir atau terminum air
ketuban, buka mulut bayi dengan menekan dagu,
selipkan telunjuk kiri penolong dan lakukan
pengisapan sampai oiofaring.
7. Sambil perawatan dikerjakan nilai APGAR 1 menit
dan 5 menit.
8. Jika bayi sudah bernafas spontan dan denyut jantung
normal (niiai APGAR 7-10), klem tali pusat 1-2
cm dari dinding perut bayi.
9. Berikan injeksi vit. K dan salep mata.
PROSEDUR IDENTIFIKASI IBU DAN
BAYI BARU LAHIR

PROSEDUR TETAP
Suatu cara memberikan identifikasi pada ibu bersalin dan
Pengertian
bayinya segera setelah bayi lahir.
1. Mencegah kesalahan dan tertukarnya bayi.
Tujuan 2. Mempermudah memberikan pelayanan.
3. Memberi rasa aman bagi ibu dan keluarganya
- Setiap ibu bersalin dan bayinya diberi peneng dengan
nomor yang sama dan warna peneng disesuaikan dengan
Kebijakan jenis kelamin bayi.
- Buat cap telapak kaki bayi dan ibu jari tangan kanan ibu
pada status bayi.
1. Segera setelah bayi lahir, lihat jenis kelamin bayi dan
beritahu / perlihatkan pada ibunya.
2. Tentukan warna peneng yang akan diberikan: warna merah
untuk bayi perempuan, warna biru untuk bayi laki-laki
3. Beri nomor yang sama pada peneng ibu dan bayi.
4. Lengkapi identitas pada peneng bayi dengan menuliskan
Prosedur
nama dan nomor rekam medik ibu, berat dan panjang badan
bayi, sedangkan peneng ibu dilengkapi dengan nama dan
nomor rekam medik ibu.
5. Pasangkan peneng pada pergelangan kanan ibu dan bayi.
6. Buat cap ibu jari kanan ibu dan telapak kaki bayi pada
status bayi.
- Ruang bersalin.
Unit Terkait
- Ruang bayi.
- Status bayi baru lahir.
Dokumen Terkait - Buku register persalinan.
- Buku register bayi baru lahir.
PROSEDUR KONTAK DINI

PROSEDUR TETAP
Suatu proses untuk mernberikan kesempatan kontak antara ibu
Pengertian
dan bayi segera setelah bayi lahir.
1. Menimbulkan kedekatan (bonding) antara ibu dan bayi.
2. Membantu keberhasilan pemberian ASI yang pertama.
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu akibat
Tujuan
perdarahan pasca salin.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat
hipotermi dan infeksi.
Setiap bayi tanpa komplikasi diberikan pada ibunya
Kebijakan
segera setelah bayi lahir.
1. Lakukan perawatan bayi baru lahir dan nilai APGAR 1
menit dan 5 menit.
2. Bila nilai APGAR baik (7 - 10), segera berikan bayi pada
ibu untuk didekap.
3. Anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya (< 30
Prosedur menit setelah bayi lahir).
4. Setelah beberapa saat, ambil kembali bayi untuk
dibersihkan.
5. Bersihkan ibu dari sisa darah.
6. Lakukan rawat gabung total / parsial (tergantung keadaan
ibu dan bayi).
- Ruang bersalin.
Unit Terkait - Ruang bayi.
- Ruang rawat nifas.
- Status pasien rawat inap.
- Status register pasien rawat inap kebidanan.
Dokumen Terkait
- Buku register persalinan.
- Buku register bayi baru lahir.
PROSEDUR MENIMBANG BERAT BADAN BAYI

PROSEDUR TETAP
Pengertian Suatu tindakan untuk mengetahui berat badan bayi.
Mengetahui berat badan bayi untuk menentukan tindakan
Tujuan
selanjutnya yang diperlukan.
- Setiap bayi baru lahir harus segera ditimbang.
Kebijakan - Penimbangan harus dilakukan setiap hari selama bayi
dirawat.

A. Persiapan Alat :
1. Timbangan bayi.
2. Kain pengalas timbangan.

B. Persiapan Bayi :
1. Buka pakaian bayi seluruhnya.
2. Selimuti bayi dengan kain halus.

C. Pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan.
Prosedur
2. Letakkan kain pengalas di atas timbangan.
3. Yakinkan bahwa jarurn penunjuk pada timbangan
menunjukkan angka nol.
4. Baringkan bayi di atas timbangan.
5. Baca angka yang ditunjukkan jarum timbangan.
6. Angkat bayi dan pakaikan kembali pakaian.
7. Bereskan alat-alat bekas pakai.
8. Perawat mencuci tangan selesai tindakan.
9. Catat berat badan bayi pada status pasien dan buku
catatan berat badan.

- Ruang bersalin.
Unit Terkait - Ruang bayi.
- Ruang rawat nifas.
- Status pasien rawat inap.
Dokumen Terkait
- Buku catatan berat badan.

PROSEDUR MEMANDIKAN BAYI


DI TEMPAT TIDUR
PROSEDUR TETAP
Memandikan bayi adalah tindakan untuk membersihkan badan
Pengertian
bayi dengan menggunakan waslap.
Membersihkan badan bayi sehingga mengurangi risiko
Tujuan
terjadinya infeksi akibat kebersihan yang kurang.
Bayi dengan infus terpasang atau bayi yang karena
Kebijakan keadaannya tidak boleh sering diangkat dari tempat
tidurnya, dimandikan di atas tempat tidur.

A. Persiapan alat :
1. Waslap - 2 buah.
2. Waskom berisi air hangat 2.
3. Handuk.
4. Sabun.
5. Kassa steril.
6. Betadine.
7. Pakaian bersih.
8. Tempat pakaian kotor.
9. Kapas cebok.
10. Bengkok.
11. Timbangan bayi.

B. Pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan sebelum tindakan.
2. Buka pakaian bayi dan masukan tempat pakaian
kotor.
Prosedur
3. Timbang berat badan dimandikan.
4. Bersihkan mata bayi dengan kapas basah.
5. Bersihkan muka bayi derigan waslap yang dibasahi air
hangat, lalu keringkan dengan handuk.
6. Basahi badan bayi dengan waslap yang dibasahi air
hangat, beri sabun, kemudian bersihkan lagi dengan
waslap basah.
7. Bersihkan badan bayi dengan waslap basah sekali lagi
untuk meyakinkan sisa sabun sudah bersih seluruhnya,
kemudian keringkan dengan handuk.
8. Bersihkan daerah genital dan anus dengan
menggunakan kapas cebok.
9. Lakukan perawatan tati pusat.
10. Pakaikan pakaian bersih dan atur posisi sesuai keadaan
bayi.
11. Bereskan alat-alat bekas pakai.
12. Perawat mencuci tangan selesai tindakan.

PROSEDUR MEMANDIKAN BAYI


DI TEMPAT TIDUR
PROSEDUR TETAP
- Ruang bayi
Unit Terkait
- Status pasien rawat inap.
Dokumen Terkait - Buku catatan berat badan.

PROSEDUR MEMBIMBING IBU / KELUARGA


CARA MEMANDIKAN BAYI
PROSEDUR TETAP
Suatu kegiatan untuk membimbing ibu / keluarga cara - cara
Pengertian
memandikan bayi.
Agar ibu / keluarga memperoleh pengetahuan cara yang benar
Tujuan
dan mampu untuk memandikan bayi.
Kebijakan Bimbingan dilakukan oleh bidan / perawat kamar- bayi.

A. Persipan alat :
1. Meja tindakan.
2. Kapas mata.
3. Kassa steril + betadine.
4. Sabun mandi.
5. Waskom / bak plastik berisi air hangat.
6. Handuk.
7. Waslap.
8. Pakaian bersih.
9. Tempat pakaian kotor.

B. Persiapan penolong :
1. Jelaskan langkah - langkah yang akan
dilakukan pada ibu / keluarga.
2. Ajarkan ibu / keluarga untuk sebelum dan setelah
tindakan.

C. Pelaksanaan :
Prosedur
1. Minta ibu / keluarga untuk berdiri dekat perawat
bidan pembimbing.
2. Peragakan langkah -langkah memandikan bayi
dengan perlahan-lahan.
3. Mula-mula bentangkan handuk di atas meja tindakan,
disamping waskom/ bak plastik.
4. Lepaskan pakaian bayi dan letakkan dalam wadah
pakaian kotor.
5. Ajarkan untuk membersihkan mata, hidung, muka dan
telinga bayi terlebih dahulu dengan kapas basah serta
cara membersihkan badan dengan waslap dan sabun.
6. Peragakan cara memegang bayi pada saat bayi
dimasukkan dalam waskom / bak plastik berisi air
hangat serta cara membersihkan sisa sabun.
7. Ajarkan cara membarsihkan daerah genital dan anus
dengan kapas cebok.
8. Minta ibu / keluarga untuk mengeringkan badan bayi
dengan seksama, selanjutnya pakaikan pakaian bersih.

PROSEDUR MEMBIMBING IBU / KELUARGA


CARA MEMANDIKAN BAYI
PROSEDUR TETAP
9. Pastikan ibu / keluarga mengerti hal-hal diajarkan
dan beri kesempatan, menanyakan hal yang belum
dikuasai.
10. Beri kesempatan ibu / keluarga melakukan tindakan
di bawah pengawasan pembimbing.
11. Bereskan kembali alat bekas pakai.
- Ruang bayi.
Unit Terkait
- Ruangan rawat nifas.

PROSEDUR MANDI RENDAM PADA BAYI


PROSEDUR TETAP
Suatu kegiatan perawatan untuk membersihkan badan bayi
Pengertian
dengan menggunakan sabun dan air.
Membersihkan badan bayi sehingga bayi merasa segar dan
Tujuan
nyaman.
Bayi baru dimandikan setelah suhu badan stabil ( 6 jam
Kebijakan
setelah lahir).

A. Persiapan Alat :
1. Meja tindakan.
2. Kapas mata.
3. Kassa steril + betadine.
4. Sabun mandi.
5. Waskom / bak plastik berisi air hangat.
6. Handuk.
7. Waslap.
8. Pakaian bersih.
9. Tempat pakaian kotor.

B. Pelaksanaan :
1. Tutup pintu dan jendela ruangan.
2. Perawat mencuci tangan sebelum tindakan.
3. Buka pakaian bayi dan masukkan wadah pakaian
kotor.
4. Timbang berat bayi sebelum dimandikan.
Prosedur
5. Baringkan bayi pada meja tindakan.
6. Bersihkan mata, hidung dan telinga bayi dengan
menggunkan kapas basah.
7. Bersihkan muka bayi dengan waslap basah.
8. Angkat kepala bayi dan sangga dengan tangan kiri
perawat, kemudian sabuni dan bersihkan dengan
waslap basah.
9. Basahi dan beri sabun bagian depan dan belakang
badan, kedua tangan dan kaki bayi dan bersihkan
dengan waslap basah.
10. Bersihkan daerah genital dan anus dengan kapas
cebok.
11. Angkat bayi clan masukkan dalam waskom / bak
plastik berisi air hangat dan bersihkan seluruh
tubuh bayi dengan air.
12. Angkat bayi kembali dan keringkan bayi mulai dari
kepala hingga kaki dengan handuk.

PROSEDUR MANDI RENDAM PADA BAYI


PROSEDUR TETAP
13. Lakukan perawatan tali pusat.
14. Pakaikan pakaian bersih.
15. Rapikan alat-alat bekas pakai.
16. Perawat mencuci tangan selesai tindakan.
- Ruang bayi.
Unit Terkait
- Ruangan rawat nifas.
- Status pasien.
Dokumen Terkait
- Buku catatan berat badan.

PROSEDUR PERAWATAN TALI PUSAT


PROSEDUR TETAP
Suatu tindakan untuk merawat dan mengganti balutan tali
Pengertian
pusat yang sudah kotor dengan balutan baru yang bersih.
Tujuan Untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat.
Perawatan tali pusat harus dilakukan setiap hari dengan
Kebijakan
memperhatikan teknik a dan antiseptik.

A. Persiapan alat :
1. Baki dengan alas.
2. Kassa steril.
3. Betadine.
4. Pinset anatomis.
5. Pinset cirrhurgis.
6. Bengkok.

B. Pelaksanaan :
Prosedur
1. Perawat mencuci tangan sebelum tindakan.
2. Buka pakaian bayi.
3. Buka kassa balutan lama dengan menggunakan
pinset.
4. Perhatikan keadaan tali pusat dan olesi tali pusat dan
daerah sekitarnya betadine.
5. Pasang balutan dengan kassa steril.
6. Pakaikan kembali pakaian bayi.
7. Perawat mencuci tangan selesai tindakan.

- Ruang bayi.
Unit Terkait
- Status pasien.
Dokumen Terkait - Buku catatan berat badan bayi.

PROSEDUR MENGGANTI PAKAIAN BAYI


PROSEDUR TETAP
Suatu tindakan untuk mengganti pakaian bayi yang kotor /
Pengertian
basah dengan pakaian bersih.
- Untuk memberi rasa nyaman pada bayi.
Tujuan
- Mencegah terjadinya infeksi dan hipotermi.
Pakaian bayi yang basah / kotor harus segera diganti dengan
Kebijakan
pakaian bersih dan kering.

A. Persiapan alat :
1. Pakaian bersih.
2. Wadah pakaian kotor.
3. Kapas cebok.
4. Air hangat.

B. Pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan sebelum tindakan.
Prosedur
2. Buka pakaian bayi yang basah/kotor dan masukkan.
dalam wadah pakaian kotor.
3. Mandikan / bersihkan bayi dengan kapas cebok.
4. Lakukan perawatan tali pusat.
5. Pakaikan pakaian bayi yang bersih.
6. Rapikan dan baringkan bayi di tempatnya.
7. Bereskan alat-alat bekas pakai.
8. Perawat mencuci tangan selesai tindakan.

- Ruang bayi.
Unit Terkait - Ruang rawat nifas.

- Status pasien.
Dokumen Terkait

PROSEDUR PASIEN PULANG DENGAN


PERSETUJUAN DOKTER
PROSEDUR TETAP
Pasien pulang dengan persetujuan dokter adalah pasien yang
Pengertian
telah mendapat perawatan dan telah dinyatakan.
Melakukan seleksi dalam memberikan izin pulang dari
Tujuan
ruang perawatan unit pelayanan perinatal risiko tinggi.
Pasien yang diizinkan pulang adalah pasien yang sudah
dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawat dan
Kebijakan
dianjurkan untuk kontrol kembali ke RS pada waktu yang
telah ditentukan.
1. Dokter melakukan pemeriksaan dan mendapatkan bahwa
pasien telah sembuh.
2. Dokter mengizinkan pasien pulang dan menentukan
jadwal kunjungan.
3. Bagian administrasi ruang perawatan menyiapkan
kelengkapan administrasi yang diperlukan.
4. Kartu perincian biaya perawatan diantarkan petugas
administrasi ruang perawatan ke bag. keuangan Rumah
Sakit.
5. Keluarga pasien diminta menyelesaikan registrasi biaya
perawatan di bagian Keuangan.
Prosedur 6. Kuitansi bukti pembayaran dan surat izin pulang
diserahkan pada petugas administrasi ruangan.
7. Petugas administrasi ruang perawatan menyerahkan surat
pangatar untuk kunjungan ulang, surat tanda kelahiran dan
surat surat pada keluarga pasien.
8. Khusus bagi bayi yang pulang dari perawatan, diberikan
immunisasi BCG dan polio sebelum pulang.
9. Periksa kembali bahwa nomor peneng ibu dan bayi sama
untuk menghindarkan tertukarnya bayi.
10. Ingatkan pasien / keluarga untuk kunjungan ulang
selanjutnya sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

- Ruang bayi.
Unit Terkait - Ruang rawat nifas.

- Status pasien.
- Buku register pasien rawat inap.
Dokumen Terkait - Kuitansi pembayaran.
- Surat pengantar kunjungan ulang.

MENGELUARKAN AIR SUSU IBU


PROSEDUR TETAP
Suatu kegiatan untuk mengeluarkan ASI dari payudara dengan
Pengertian
tangan atau pompa.
1. Untuk menyediakan ASI bagi keperluan nutrisi bayi.
Tujuan
2. Untuk mencegah payudara bengkak.
Pada bayi yang belum dapat menyusu langsung pada ibu,
Kebijakan pemberian ASI harus tetap dilakukan dengan mengeluarkan
ASI dengan tangan, atau pompa.

A. Mengeluarkan ASI dengan tangan:


1. Cuci tangan dengan air dan sabun hingga bersih.
2. Siapkan gelas / wadah penampung ASI yang bersih.
3. Lakukan pemijatan payudara secara pelahan-lahan
dari pangkal ke arah areola dengan telapak tangan,
kemudian tekan daerah areola dengan jari-jari tangan.
4. Tampung ASI yang keluar dalam gelas / wadah bersih.
5. Lakukan hal tersebut pada kedua payudara sampai
payudara terasa kosong.
6. Simpan ASI untuk diberikan pada bayi sesuai instruksi
dokter.
7. Cuci tangan setelah selesai tindakan.

B. Mengeluarkan ASI dengan pompa:


Prosedur
1. Cuci tangan sebelum tindakan.
2. Siapkan pompa susu dan gelas / wadah penampung yang
bersih.
3. Pijat karet pompa dan letakkan pompa pada daerah
areola, tekan hingga ketat.
4. Lepaskan karet pompa, perhatikan bahwa ASI terisap
keluar dan masuk dalam reservoir pompa.
5. Masukkan ASI yang teriampung dalam reservoir pompa
dalam gelas / wadah bersih yang telah disediakan.
6. Lakukan perasat diatas berulang-ulang pada kedua
payudara hingga payudara terasa kosong.
7. Simpan ASI untuk diberikan pada bayi sesuai instruksi
dokter.
8. Cuci tangan setelah selesai tindakan.

- Ruang bayi.
Unit Terkait
- Ruang rawat nifas.
- Status pasien rawat inap.
Dokumen Terkait - Buku register pasien rawat inap.
- Buku catatan pemberian minum.

PROSEDUR MEMBIMBING IBU MENYUSUI


PROSEDUR TETAP
Suatu kegiatan untuk membimbing ibu dalam menyusui
Pengertian
bayinya.
Tujuan Memberitahu ibu cara menyusui bayi yang baik.
Setiap bayi tanpa komplikasi harus segera disusukan pada ibu
Kebijakan
(< 30 menit setelah lahir).
A. Dengan posisi duduk :
1. Ajarkan ibu untuk mencuci tangan sebelum menyusui.
2. Atur ibu pada posisi duduk tegak dan santai.
3. Bersihkan puting payudara dan daerah sekitarya
dengan kapas basah.
4. Gunakan bantal / selimut untuk menopang bayi.
5. Tidurkan bayi di atas pangkuan , sangga kepala bayi
dengan lengan ibu dengan satu tangan bayi di
belakang badan ibu dan lengan lainnya didepan.
6. Hadapkan muka bayi ke payudara ibu dan sentuh pipi/
sudut mulut bayi dengan puting payudara.
7. Waktu bayi membuka mulut, segera masukkan putting
sampai seluruh areola ke dalam mulut bayi.
8. Perhatikan bahwa telinga dan tangan bayi berada
dalam satu garis lurus urtuk memastikan posisi
menyusu sudah benar.
Prosedur
9. Sangga payudara dengan empat jari tangan dan ibu jari
pada bagian atas payudara.
10. Awasi agar payudara ibu tidak menutup hidung bayi.
11. Susukan kedua payudara bergantian selama 10 15
menit pada tiap payudara.
12. Setelah selesai menyusu, tepuk punggung bayi
pelahan-lahan agar bayi bersendawa.
13. Cuci tangan setelah selesai menyusui.

B. Dengan posisi berbaring :


1. Atur posisi ibu berbaring miring ke kiri / kanan.
2. Baringkan bayi di sisi ibu dengan posisi kepala sedikit
lebih tinggi dari badan.
3. Awasi agar payudara ibu tidak menutupi hidung bayi.
4. Susukan bayi dengan cara seperti posisi duduk.

- Ruang bayi.
Unit Terkait
- Ruang rawat nifas.
- Status pasien rawat inap.
Dokumen Terkait - Buku register pasien rawat inap.
- Buku catatan pemberian minum.

PROSEDUR PERAWATAN PAYUDARA


PROSEDUR TETAP
Suatu kegiatan untuk merawat payudara pada ibu hamil atau
Pengertian
menyusui.
1. Menjaga kebersihan payudara terutama daerah puting.
2. Memperbaiki bentuk puting payudara.
Tujuan
3. Merangsang kelenjar air susu agar produksi ASI lancar.
4. Mencegah dan mengatasi payudara bengkak.
Perawatan payudara harus dilakukan sejak kehamilan sebagai
Kebijakan
persiapan proses menyusui.
A. Persiapan alat :
1. Minyak.
2. Waslap 2 buah.
3. Handuk.
4. Waskom air dingin dan air hangat.
B. Pelaksanaan :
1. Bersihkan payudara terutama daerah puting secara
teratur.
2. Bila didapatkan puting susu datar atau terbenam,
Prosedur lakukan koreksi dengan melakukan perasat Hoffman.
3. Lakukan pengurutan payudara, dengan
menggunakan tangan yang telah dilicinkan dengan
minyak pada kedua payudara secara bergantian.
4. Setelah selesai, kompres basahi payudara dengarn air
dingin dan air hangat secara bergantian selama + 5
menit.
5. Keringkan payudara dan pakai BH yang menyangga.
6. Bila terdapat komplikasi selama menyusui,
anjurkan Ibu untuk datang ke klinik laktasi.
- Poli antenatal.
Unit Terkait
- Ruang rawat nifas.
- Status pasien rawat inap.
Dokumen Terkait - Buku register pasien rawat inap.
- Buku catatan pemberian minum.

KEBIJAKAN RAWAT GABUNG


PROSEDUR TETAP
Pengertian Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana ibu dan
bayi dirawat dalam satu ruangan yang sama.
1. Memelihara kedekatan antara ibu dan bayi.
2. Memungkinkan ibu untuk menyusui bayinya tanpa
jadwal (on demand).
Tujuan 3. Meningkatkan kemandirian dan rasa percaya diri ibu
dalam perawatan bayi.
4. Memberikan kesempatan pada suami / keluarga untuk
berperan serta dalam perawatan bayi.
Rawat gabung total dilakukan pada bayi tanpa komplikasi
dengan berat badan lahir > 2500 gram.
Kebijakan
Untuk bayi tanpa komplikasi dengan berat badan antara 2250
- 2500 gram, dilakukan rawat gabung parsial.
a. Lakukan perawatan bayi baru lahir dan nilai APGAR 1
menit dan 5 menit.
b. Timbang berat badan bayi untuk mengetahui apakah bayi
dapat dirawat gabunng dengan ibunya.
c. Lakukan kontak dini dalam waktu kurang dari 30 menit
setelah bayi lahir.
d. Setelah ibu dan bayi dibersihkan, serahkan bayi untuk
didekap dan disusui.
e. Ibu dipindahkan ke ruang rawat nifas bersama dengan
Prosedur
bayinya.
f. Letakkan tempat tidur bayi disamping tempat tidur ibu
agar mudah dijangkau.
g. Bila berat bayi antara 2250 - 2500 gram, lakukan rawat
gabung parsial.
h. Motivasi ibu untuk memberikan ASI tanpa jadwal dan
ajarkan cara menyusui dan merawat bayinya dengan benar.
i. Minta keluarga untuk rnembantu dan memberi dukungan
pada ibu dalam perawatan bayi.
- Ruang bayi.
Unit Terkait
- Ruang rawat nifas.
- Status pasien rawat inap.
Dokumen Terkait - Buku register pasien rawat inap.
- Buku catatan pemberian minum.

MENGUKUR SUHU BADAN


PROSEDUR TETAP
Suatu kegiatan untuk mengetahui badan pasien dengan
Pengertian
menggunakan termometer rnelalui axsilla.
Tujuan Sebagi acuan dalam melaksanakan pengukuran suhu tubuh.
Semua tindakan keperawatan harus dilaksanakan oleh seorang
Kebijakan
perawat.
1. Persiapan alat :
a. Termometer.
b. Bengkok.
c. Kapas alkohol.
d. Tissue 1 Kassa.
e. Ballpoint.

2. Persiapan pasien :
a. Pasien diberitahu.
b. Pasien harus dalam keadaan tenang.

Prosedur 3. Pelaksanaan :
a Perawat cuci tangan.
b Keringkan ketiak pasien dengan menggunakan kassa.
c Periksa thermometer apakah air raksa telah turun
sampai reserpoirnya (jika belum turunkan).
d Jepitkan ujung thermometer di tengah-tengah ketiak.
e Angkat thermometer setelah 5 -10 menit dan di lap
dengan tissue / kassa.
f Catat hasilnya dibuku observasi status.
g Bersihkan thermometer dengan kapas alkohol.
h Perawat cuci tangan.

- Rawat inap.
Unit Terkait
- Rawat jalan.
Dokumen Terkait - Status pasien.

MENGIHITUNG DENYUT NADI DAN PERNAFASAN


PROSEDUR TETAP
1. Menghitung denyut nadi adalah suatu kegiatan menghitung
denyut nadi dengan meraba:
a. Arteri radialis pada pergelangan tangan.
b. Arteri Branchialis pada siku bagian dalam.
c. Arteri carotis pada leher.
Pengertian d. Arteri temporalis pada pelipis.
e. Arteri femoralis pada lipatan paha.
f. Arteri frontalis.
2. Menghitung pernafasan adalah suatu kegiatan
menghitung jumlah pernafasan < Inspirasi yang diikuti
Expirasi > dalam 1menit.
Sebagai acuan dalam langkah - langkah melaksanakan
Tujuan
menghitungi denyut nadi dan pernafasan pada pasien.
Semua tindakan Keperawatan harus dilaksanakan oleh
Kebijakan
seorang perawat.
1. Persiapan alat :
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan.

2. Persiapan pasien :
a. Pasien diberi penjelasan.
b. Atur posisi pasien.
Prosedur
3. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan.
b. Tentukan daerah denyut nadi yang akan diraba.
c. Hitung denyut nadi dan pernafasan selama.
d. Hitung frekuensi dan perhatikan irama dan volume.
a. Catat dalam buku observasi.

- Rawat inap.
Unit Terkait - UGD.
- Rawat jalan.
Dokumen Terkait - Status pasien.

MENIMBANG BERAT BADAN


PROSEDUR TETAP
Suatu tindakan menimbang berat badan dengan
Pengertian
menggunakan timbangan badan.
Sebagai acuan persiapan pasien dan alat dalam menimbang
Tujuan berat badan untuk menentukan diagnosa dan keadaan umum
pasien.
Semua tindakan Keperawatan harus dilaksanakan oleh
Kebijakan
seorang perawat.
1. Persiapan alat :
a. Timbangan.
b. Ballpoint.

2. Persiapan pasien :
Pasien dan keluarga diberi penjelasan.
Prosedur
3. Pelaksanaan :
a. Bila pasien dapat berjalan, disuruh naik sendiri ke
atas timbangan.
b. Baca angka petunjuk jarum secara tepat, kemudian
hasilnya di catat.

- Rawat inap.
Unit Terkait
- Status pasien.
Dokumen Terkait

MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN


INTRA MUSCULER
PROSEDUR TETAP
Suatu kegiatan pelayanan perawatan dalam memberikan obat
Pengertian
melalui suntikan.
Sebagai acuan dalam pelaksanaan membersihkan suntikan
Tujuan
melalui intra musculer.
Semua tindakan keperawatan harus dilakukan oleh seorang
Kebijakan
perawat.
1. Persiapan Alat :
a. Spuit disposible.
b. Aquabidest.
c. Kapas alkohol.
d. Obat yang dibutuhkan.
e. Bak spuit.
f. Baki.
g. Bengkok.
h. Baca etiket obat.
i. Baca dosis obat, masa habis pakai (expire date).
j. Oplos obat yang serbuk dengan menggunakan kocok
sampai larut.
k. Masukan obat ke dalam spuit kemudian
dikeluarkan.

Prosedur 2. Persiapan Pasien :


a. Pasien diberi tahu.
b. Atur posisi pasien.

3. Pelaksanaan :
a. Menentukan daerah yang akan disuntik.
b. Di desinteksi dengan kapas alkohol.
c. Jarum ditusukan tegak lurus 90 di permukaan kulit.
d. Penghisap spuit ditarik sedikit, bila tidak ada darah
obat dimasukan perlahan-lahan.
e. Setelah obat masuk sernua, jarum dicabut dengan
cepat.
f. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol.
g. Perhatikan reaksi pasien.
h. Catat di buku pasien.

- Unit Rawat Inap.


Unit Terkait - Unit rawat Darurat.
- OK.
- Status pasien.
Dokumen Terkait - Buku Suntikan.

RUMAH SAKIT SAYANG BAYI

PROSEDUR TETAP
Identifikasi
Bayi

Berat Badan
Hipotermi > 2500

Hangatkan Rawat Gabung

Berat Badan
> 2500

Penghangat Radian Inkubator

Rawat Gabung

Anda mungkin juga menyukai