Anda di halaman 1dari 100

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA LAYANAN MEDIA


SOSIAL TWITTER DI INDONESIA

KARYA AKHIR

PEKIK INDRA LESMANA


1106042246

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA
JANUARI 2013

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA LAYANAN MEDIA


SOSIAL TWITTER DI INDONESIA

KARYA AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar


Magister Teknologi Informasi

PEKIK INDRA LESMANA


1106042246

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA
JANUARI 2013

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Akhir ini merupakan hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber bagus yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Pekik Indra Lesmana

NPM : 1106042246

Tanda tangan :

Tanggal : 14 Januari 2013

ii

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


HALAMAN PENGESAHAN

Karya Akhir ini diajukan oleh :


Nama : Pekik Indra Lesmana
NPM : 1106042246
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul Karya Akhir : Analisis Sentimen Pengguna Layanan Media
Sosial Twitter di Indonesia

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk mendapat gelar Magister Teknologi
Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Riri Satria, MM. ( .. ..... ... )

Penguji : Widijanto S. Nugroho, Ph.D. ( .. ..... ... )

Penguji : M. Rifki Shihab, M.Sc. ( .. ..... ... )

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 19 Januari 2013

iii

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas berkah dan rahmat Allah, saya bisa menyelesaikan


Karya Akhir yang berjudul Analisis Sentimen Pengguna Layanan Media Sosial
Twitter di Indonesia ini. Penulisan karya akhir ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknologi Informasi
pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer -
Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi saya untuk bisa menyelesaikannya. Oleh sebab itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Riri Satria, MM., selaku dosen pembimbing yang sudah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan Karya Akhir ini.
2. Bapak Widijanto S. Nugroho, Ph.D. dan Bapak M. Rifki Shihab, M.Sc.,
selaku dosen penguji yang sudah memberikan masukan untuk memperkuat
analisis dan hasil di penelitian ini.
3. Orang tua dan keluarga saya yang sudah memberikan bantuan dukungan
material dan moral.
4. Andika Rahmawati, yang sudah banyak mendukung dan membantu saya
dalam menyelesaikan Karya Akhir ini.
5. Dicky Arinal, atas bantuan finansial dan dukungan untuk menyelesaikan
Karya Akhir ini di semester 3.
6. Rinto Priambodo, atas sumbangan idenya untuk bisa menggali topik untuk
penelitian ini.
Saya berharap Tuhan berkenan membalas segala kebagusan semua pihak
yang sudah membantu. Walau karya akhir ini masih mempunyai kekurangan,
namun penulis berharap karya ini bermanfaat bagi penelitian-penelitian
selanjutnya.
Jakarta, 14 Januari 2013

Penulis
iv

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah ini:
Nama : Pekik Indra Lesmana
NPM : 1106042246
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Fakultas : Ilmu Komputer
Jenis Karya : Karya Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Analisis Sentimen Pengguna Layanan Media Sosial Twitter Di Indonesia.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
ekskutif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Januari 2013

Yang menyatakan

(Pekik Indra Lesmana)

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


ABSTRAK

Nama : Pekik Indra Lesmana


Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul : ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA LAYANAN MEDIA
SOSIAL TWITTER DI INDONESIA

Media sosial kini tak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, tapi telah
marak dipakai untuk kepentingan bisnis. Analisis sentimen merupakan penelitian
komputasional dari ekspresi sentimen secara tekstual. Twitter adalah salah satu
media sosial populer, keterbatasan karakter memberikan kesulitan tersendiri
dalam menganalisis sentimen dibanding media sosial lainnya. Semua data yang
dipakai dalam penelitian ini merupakan tweet yang disampaikan dalam Bahasa
Indonesia. Hasil analisis sentimen di twitter memakai aplikasi yang ada
menunjukkan tingkat akurasi yang kecil. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan metode pengklasifikasian sentimen yang lebih akurat antara 2
metode klasifikasi populer. Akurasi yang dihasilkan oleh Metoda SVM lebih
bagus daripada Metode NBC.
Kata kunci : Twitter, Analisis Sentimen, Media Sosial, Support Vector
Machine, Nave Bayes.
xiii + 88 halaman; 27 gambar; 18 tabel;

vi Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


ABSTRACT

Name : Pekik Indra Lesmana


Study Program : Magister Teknologi Informasi
Title : SENTIMENT ANALYSIS OF TWITTER SOCIAL MEDIA
USER IN INDONESIA

Social media is now not used for personal purposes only, but also adopted for
business purposes. Sentiment analysis is a computational research of sentiments
expressed textually. Twitter is a popular social media in Indonesia, its character
limitations make it more challenging to be analyzed than the other social media.
All data used in this research is tweets delivered in Bahasa Indonesia. The results
of sentiment analysis in twitter using existing applications show low accuracy.
This research aims to compare the sentiment classification method that more
accurately between two popular classification methods. Accuracy produced by the
SVM is better than NBC.
Keywords : Twitter, Sentiment Analysis, Social Media, Support Vector
Machine, Nave Bayes.
xiii + 88 pages; 27 figures; 18 tables;

vii Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
BAB 1 - PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................4
1.5 Batasan Penelitian....................................................................................5
BAB 2 - TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................6
2.1 Media Sosial ............................................................................................6
2.2 Twitter......................................................................................................6
2.2.1 Twitter API ..................................................................................7
2.3 Crawler ....................................................................................................7
2.4 Text mining ..............................................................................................8
2.5 Tahapan Text mining ............................................................................10
2.5.1 Pra-proses Teks ........................................................................10
2.5.2 Text Transformation (Feature Generation) ..............................11
2.5.3 Pattern Discovery ......................................................................12
2.6 Mining Twitter Data ..............................................................................13
2.7 Stemming Bahasa Indonesia..................................................................15
2.7.1 Struktur Morfologi Bahasa Indonesia .......................................15
2.7.2 Proses Stemming Bahasa Indonesia ..........................................18
2.8 Analisis Sentimen ..................................................................................20
2.8.1 Kelas Sentimen ..........................................................................22
2.9 Metode Klasifikasi.................................................................................23
2.9.1 Nave Bayes Classifier ...............................................................25
2.9.2 Support Vector Machine (SVM).................................................27
2.10 Hermeneutika.........................................................................................30
2.10.1 Perkembangan Gagasan Hermeneutika .....................................30
2.10.2 Cara Kerja Hermeneutika ..........................................................32
2.10.3 Beberapa Kaidah Hermeneutika ................................................33
2.11 Rapid Miner ...........................................................................................33
2.12 Penelitian Tentang Analisis Sentimen Sebelumnya ..............................34
2.12.1 Bayesian Opinion Mining ..........................................................35
2.12.2 Combining Lexicon-based and Learning-based Methods for
Twitter Sentiment .......................................................................35
viii Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


2.12.3 Klasifikasi Berita Berbahasa Indonesia memakai Nave Bayes
Classifier ....................................................................................36
2.12.4 A Distributed Focused Crawler to Support Open Research with
Twitter Data ...............................................................................36
2.12.5 Text Classification Using Support Vector Machine for
Webmining Based Spation Temporal Analysis of the Spread of
Tropical Diseases ......................................................................38
2.12.6 Modeling Public Mood and Emotion: Twitter Sentiment and
Socioeconomic Phenomena .......................................................38
2.12.7 Comparison of SVM and Some Older Classification Algorithms
in Text Classification Tasks .......................................................39
2.12.8 Twitter as a Corpus for Sentiment Analysis & Opinion Mining 40
2.12.9 Improving Multiclass Text Classification with the Support
Vector Machine ..........................................................................40
2.13 Perbandingan Penelitian Sebelumnya ...................................................41
2.14 Kerangka Berpikir .................................................................................43
BAB 3 - METODE PENELITIAN .....................................................................45
3.1 Pengumpulan Data.................................................................................45
3.1.1 Twitter Crawling ........................................................................46
3.1.2 Seleksi Bahasa Indonesia ...........................................................49
3.1.3 Klasifikasi Sentimen Manual .....................................................49
3.2 Pemrosesan Data....................................................................................50
3.2.1 Pra-Proses ..................................................................................51
3.2.2 Pemilihan Fitur ..........................................................................52
3.2.3 Pembobotan ...............................................................................53
3.2.4 Proses Klasifikasi.......................................................................54
3.2.5 Evaluasi......................................................................................55
3.3 Pengujian dengan Aplikasi Rapid Miner ...............................................55
BAB 4 - PROFIL TWITTER ...............................................................................57
4.1 Sejarah Twitter.......................................................................................57
4.2 Pertumbuhan Twitter .............................................................................57
4.3 Demografi Pengguna .............................................................................58
4.4 Pengguna Media Sosial Twitter di Indonesia ........................................59
BAB 5 - PEMBAHASAN .....................................................................................63
5.1 Pengumpulan Data.................................................................................63
5.1.1 Twitter Crawling ........................................................................63
5.1.2 Seleksi Bahasa Indonesia ...........................................................64
5.1.3 Klasifikasi Sentimen Manual .....................................................64
5.2 Pemrosesan Data....................................................................................65
5.2.1 Pra-Proses ..................................................................................65
5.2.2 Pemilihan Fitur ..........................................................................65
5.2.3 Pembobotan ...............................................................................68
5.2.4 Proses Klasifikasi.......................................................................68
5.3 Hasil Klasifikasi ....................................................................................70
BAB 6 - KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................81
6.1 Kesimpulan ............................................................................................81
6.2 Saran ......................................................................................................82
DAFTAR REFERENSI .......................................................................................83
ix Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Hasil analisis sentimen di twitrratr.com untuk kata kunci telkomsel


......................................................................................................................... 3
Gambar 1. 2 Diagram Tulang Ikan ......................................................................... 4

Gambar 2. 1 Klasifikasi sebagai suatu cara memetakan atribut x ke dalam label


kelas y ........................................................................................................... 23
Gambar 2. 2 SVM berusaha menemukan hyperplane terbagus untuk memisahkan
kelas. ............................................................................................................. 28
Gambar 2. 3 Representasi Hyperplane.................................................................. 29
Gambar 2. 4 Kerangka Berpikir ............................................................................ 44

Gambar 3. 1 Metode penelitian ............................................................................. 45


Gambar 3. 2 Tahapan Pengumpulan Data (Korpus) ............................................. 46
Gambar 3. 3 Alur Pemrosesan Data ...................................................................... 50
Gambar 3. 4 Pra-proses data tweet ........................................................................ 51

Gambar 4. 1 Distribusi jenis kelamin pengguna di twitter.................................... 58


Gambar 4. 2 Distribusi usia pengguna twitter....................................................... 59
Gambar 4. 3 Top 20 Countries in Terms of Twitter Accounts .............................. 61
Gambar 4. 4 Top 20 Cities by Number of Posted Tweets ..................................... 62

Gambar 5. 1 Proses klasifikasi dengan Rapid Miner ............................................ 69


Gambar 5. 2 Proses klasifikasi Nave Bayes classifier dengan Rapid Miner........ 69
Gambar 5. 3 Proses klasifikasi Support Vector Machine dengan Rapid Miner .... 70
Gambar 5. 4 Hasil Klasifikasi SVM dengan kernel Polykernel (e=1) .................. 73
Gambar 5. 5 Hasil Klasifikasi SVM dengan kernel Polykernel (e=2) .................. 74
Gambar 5. 6 Hasil Klasifikasi SVM dengan kernel RBF ..................................... 75
Gambar 5. 7 Klasifikasi sentimen 1 dengan bobot TF .......................................... 76
Gambar 5. 8 Klasifikasi sentimen 1 dengan bobot TP .......................................... 77
Gambar 5. 9 Klasifikasi sentimen 1 dengan bobot TFIDF ................................... 77
Gambar 5. 10 Klasifikasi sentimen 2 dengan bobot TF ........................................ 78
Gambar 5. 11 Klasifikasi sentimen dengan bobot TP ........................................... 79
Gambar 5. 12 Klasifikasi sentimen 2 dengan bobot TFIDF ................................. 79
Gambar 5. 13 Rata-Rata Hasil Klasifikasi ............................................................ 80

x Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Pembentukan Konfiks yang tak Diperbolehkan................................... 17


Tabel 2. 2 Aturan Pembentukan Prefiks Ganda .................................................... 17
Tabel 2. 3 Aturan Pembentukan Partikel Infleksional .......................................... 18
Tabel 2. 4 Aturan Pembentukan Kata Ganti Milik Infleksional .............................. 18
Tabel 2. 5 Aturan Pembentukan Prefiks Derivasional Pertama ............................ 18
Tabel 2. 6 Aturan Pembentukan Prefiks Derivasional Kedua............................... 19
Tabel 2. 7 Aturan Pembentukan Sufiks Derivasional ........................................... 19
Tabel 2. 8 Hasil Eksperimen klasifikasi dokumen berbahasa Indonesia .............. 36
Tabel 2. 9 Hasil Penelitian Fatimah Wulandini dan Anto Satriyo Nugroho ......... 38
Tabel 2. 10 Rangkuman Perbandingan Penelitian Sebelumnya ............................ 41

Tabel 5. 1 Contoh Klasifikasi Sentimen Manual .................................................. 65


Tabel 5. 2 Label Data ............................................................................................ 66
Tabel 5. 3 Jumlah Fitur tiap-tiap kumpulan data .................................................. 68
Tabel 5. 4 Hasil Klasifikasi memakai SVM .......................................................... 71
Tabel 5. 5 Hasil Klasifikasi memakai Nave Bayes .............................................. 72
Tabel 5. 6 Rata-rata hasil klasifikasi memakai SVM tiap-tiap kernel .................. 72
Tabel 5. 7 Rata-rata hasil klasifikasi memakai SVM dan Nave Bayes ................ 75

xi Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang, media sosial internet sudah berkembang dengan pesat. Salah satu
media sosial yang marak dipakai merupakan Twitter (Pak, 2010). Twitter
merupakan sebuah media sosial yang memberikan layanan micro blogging dengan
batasan 140 karakter per pesan yang biasa disebut tweet, dikirim oleh pengguna
kepada pembacanya yang disebut follower. Twitter dapat diakses melalui web,
pesan singkat (SMS), atau third party applications, seperti UberSocial.
Menurut data Semiocast.com bulan Juni 2012, Indonesia merupakan negara
kelima dengan pengguna Twitter terbanyak di dunia, dengan jumlah total
pengguna mencapai 29,4 juta. Pertumbuhan ini membuat orang-orang menikmati
berbagi kegiatan mereka di media sosial, termasuk mengeluh tentang produk atau
layanan dari perusahaan tertentu. Perilaku ini menjadi kesempatan besar bagi
perusahaan-perusahaan untuk mengetahui sentimen konsumen terhadap produk
atau layanan perusahaan mereka, namun kemampuan teknologi informasi untuk
mengumpulkan dan menyimpan berbagai jenis data sudah jauh meninggalkan
kemampuan untuk menganalisis isi dari data itu sendiri. Analisis sentimen adalah
upaya untuk menbisakan sentimen positif maupun negatif mengenai suatu hal
berdasarkan teks tweet yang dibisa sesuai dengan topik yang dicari.
Proses pengklasifikasian sentimen dari pesan dalam media sosial pun
mempunyai beberapa tantangan. Pertama, bahasa yang dipakai di media sosial
sering tak mempunyai struktur formal dalam kalimat mereka, seperti pemakaian
singkatan, perubahan dari huruf ke angka, kurangnya tanda baca, dll. Kedua,
kalimat di media sosial mempunyai domain (sosial, politik, ekonomi, teknologi,
dll) yang independen sehingga orang dapat bicara tentang apa saja dengan domain
yang berbeda dan membuatnya sulit untuk mengklasifikasikan sentimen.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Pang & Lee (2008) terhadap lebih
dari 2000 warga Amerika dewasa antara lain menunjukkan bahwa 81% pengguna
internet melakukan penelitian terhadap suatu produk/layanan secara online

1 Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


2

minimal sekali, dan 20% melakukan penelitian tersebut setiap hari. Dari data
pemakaian Internet di Indoneisa yang dirilis oleh MarkPlus Insight
(makrplusinsight.com, 2012) disebutkan bahwa jumlah pengguna Internet di
Indonesia per akhir tahun 2012 mencapai 61,08 juta, naik sekitar 10% ketimbang
tahun 2011. Temuan yang layak untuk ditelaah lebih lanjut antara lain:
40% dari pengguna Internet di Indonesia (24,2 juta orang) mengakses
Internet lebih dari 3 jam setiap harinya.
58 juta orang (95%) mengakses Internet dari notebook, netbook, tablet, dan
perangkat seluler.
Komunitas pengguna Internet kebanyakan didominasi oleh kalangan kelas
menengah.
Kebanyakan pengguna Internet di Indonesia berada di usia antara 15-35
tahun.
56,4% termasuk bargain hunter -- yang rela berjam-jam berselancar di
Internet untuk mencari informasi dan penawaran terbagus dari
kebutuhannya.
Hal yang lebih penting merupakan bagaimana memanfaatkan jumlah
pengguna yang masif di Indonesia untuk memeberikan hasil yang produktif. Hal
ini mendorong perlunya dilakukan penelitian analisis sentimen terhadap layanan
media sosial twitter sebagai salah satu layanan media sosial online.
Penelitian-penelitian mengenai analisis sentimen telah banyak dilakukan,
namun sebagian besar memakai data dalam bahasa Inggris, sedangkan penelitian
dalam bahasa Indonesia masih belum banyak dilakukan.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


3

Gambar 1. 1 Hasil analisis sentimen di twitrratr.com untuk kata kunci telkomsel

1.2 Perumusan Masalah

Analisis sentimen dengan memakai beberapa aplikasi, salah satunya web


aplikasi (twitrratr.com) menemui banyak kekurangan. Pemakaian bahasa informal
yang kerap dipakai di Indonesia menyebabkan beberapa masalah, antara lain
ambiguitas makna dan OOV (Out of Vocabulary). Hal ini bisa mengakibatkan
penurunan akurasi pengklasifikasi sentimen. Oleh sebab itu, perlu sebuah metode
untuk dipakai sebagai pra-proses terhadap teks tersebut dan pemilihan metode
klasifikasi yang lebih akurat.
Pada sekarang, klasifikasi sentimen terutama sudah dipakai dalam sebuah
artikel (Zagibalov, 2008) atau dokumen (Clart, 2003), sedangkan pemakaian
klasifikasi sentimen untuk Bahasa Indonesia masih sangat sedikit. Dari beberapa
penelitian sebelumnya, setidaknya ada 2 metode klasifikasi yang bisa dipakai
untuk kategorisasi teks yaitu Nave Bayes Classifier (NBC) dan Support Vector

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


4

Machine (SVM). Penulis akan membandingkan kedua metode tersebut dalam


penelitian ini.

Gambar 1. 2 Diagram Tulang Ikan

Berdasarkan diagram tulang ikan di atas, maka pertanyaan penelitian dari


karya akhir ini merupakan sebagai berikut :
Dengan membandingkan Nave Bayes Classifier dan Support Vector
Machine, metode klasifikasi apakah yang lebih tepat dipakai untuk meningkatkan
akurasi analisis sentimen dari pengguna media sosial twitter di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini merupakan untuk membandingkan dua metode


klasifikasi populer, yaitu Nave Bayes Classifier (NBC) dan Support Vector
Machine (SVM) dalam menganalisis sentimen dari pengguna sosial twitter di
Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dibisa dari hasil penelitian ini antara lain :
1. Dari sisi bisnis, hasil penelitian ini bisa menjadi alat bantu dalam
pengambilan keputusan strategi pengembangan layanan maupun produk

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


5

yang dimiliki suatu perusahaan. Hasil penelitian ini juga dapat untuk
melakukan proyeksi penjualan dan pemasaran.
2. Dari segi akademis, dengan dibisakannya hasil pengukuran performansi
metode Nave Bayes Classifier (NBC) dan Support Vector Machine
(SVM) dalam mengklasifikasikan sentimen di twitter, maka akan dibisa
metode yang lebih unggul sehingga akan memperkaya penelitian terhadap
analisis sentimen, sebab penelitian dengan topik tersebut masih jarang
ditemukan.

1.5 Batasan Penelitian

Untuk mempergampang penelitian yang dilakukan maka ditentukan


beberapa batasan:
1. Penelitian hanya dilakukan terhadap pengguna media sosial twitter.
Pengumpulan data yang berasal dari layanan yang sama akan megampangkan
analisis.
2. Penelitian dilakukan terhadap data berdasarkan tweet pengguna saja.
Pengambilan data atau pengumpulan informasi secara langsung kepada
pengguna memakai kuesioner maupun wawancara tak bisa dilakukan.
3. Penelitian dilakukan terhadap data yang memakai Bahasa Indonesia.
4. Domain dari tweet yang diklasifikasi merupakan mengenai brand teknologi.
5. Penerapan teknik klasifikasi dengan membandingkan algoritma Nave Bayes
Classifier (NBC) dan Support Vector Machine (SVM).

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Sosial

Menurut Kaplan dan Haenlein (2009) media sosial merupakan sekelompok


aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas landasan ideologi dan teknologi
Web 2.0 yang memungkinkan terjadinya proses pembuatan dan pertukaran konten
pengguna (User Generated Content). Berdasarkan definisi tersebut ada banyak
jenis media sosial yang harus dibedakan satu sama lain. Oleh sebabnya, media
sosial dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan teori riset media
(keberadaan sosial dan kekayaan media) serta proses sosial yang terjadi
(presentasi pribadi dan pengungkapan pribadi) sebagai dua elemen penting dalam
suatu media sosial. Facebook dan Twitter merupakan 2 contoh media sosial yang
sangat populer dewasa ini.

2.2 Twitter

Menurut Albert Bifet (2010), micro blogging merupakan sumber informasi


baru yang menarik untuk pengolahan data. Twitter merupakan sebuah jaringan
sosial yang memberikan layanan micro blogging dengan batasan 140 karakter per
pesan yang biasa disebut tweet, dikirim oleh pengguna kepada pembacanya yang
disebut follower. Twitter dapat diakses melalui web, pesan singkat (SMS), atau
third party applications, seperti UberSocial. Twitter sudah menjadi alat yang
menarik bagi banyak kalangan untuk mengikuti keinginan para pengguna terhadap
setiap kondisi secara langsung. Hal ini menjadi sumber data yang potensial untuk
dipakai oleh jutaan orang. Twitter membuat segalanya tersedia dalam sebuah data
stream, yang bisa dimanfaatkan dengan memakai teknik stream mining. Secara
prinsip, hal ini bisa membuat kita mengetahui opini publik secara umum.
Pada bulan April 2010 tercatat ada 300 ribu pengguna baru yang mendaftar
setiap harinya di twitter dan menbisakan 600 juta query per hari yang memakai mesin
pencari mereka, dan total ada 3 triliun permintaan per hari melalui API mereka. Data

6 Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


7

pada twitter berupa data yang mengikuti model data stream. Dalam model ini, data
terkumpul secara cepat dan dibutuhkan algoritma pengolahan data yang real time.
Data stream menyajikan tantangan desain algoritma, algoritma harus bisa beroperasi
dengan sumber daya terbatas, termasuk waktu dan memori.

2.2.1 Twitter API

Twitter Application Programming Interface (API) menyediakan sebuah


Streaming API dan dua diskrit REST API. Melalui Streaming API pengguna bisa
menbisakan akses tweet di twitter untuk kemudian dikumpulkan dan difilter sesuai
kebutuhan. API yang berbasis permintaan HTTP, dan GET, POST, serta DELETE
ini bisa dipakai untuk mengakses data (Albert Bifet, 2010).
Dalam terminologi twitter, setiap pesan menggambarkan status seorang
pengguna. Berdasarkan API streaming para pengguna bisa mengakses status publik
hampir secara realtime, termasuk balasan dan mention yang dibuat oleh akun-akun
publik, status yang dibuat oleh akun-akun terproteksi juga pesan yang tak bisa
diakses. Salah satu properti menarik dari API streaming merupakan bisa memfilter
status dengan memakai metrik, yang seringkali adalah status repetisi, dll.
API tersebut memakai autentikasi HTTP dan membutuhkan akun Twitter
yang valid. Data bisa diterima sebagai XML.

2.3 Crawler

Menurut Kobayashi (2000), Web crawler merupakan sebuah


program/script yang bisa memproses halaman web secara otomatis. Web crawler
sering juga disebut dengan web robot atau web spider. Ide dasarnya sebenarnya
sederhana dan mirip dengan saat kita menjelajahi halaman web secara manual
dengan memakai browser. Dimulai dengan sebuah link alamat website yang
dibuka pada browser, lalu browser melakukan request dan mengunduh data dari
web server melalui protokol HTTP.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


8

Setiap Hyperlink yang ditemui pada konten yang tampil akan dibuka lagi
pada windows/tab browser yang baru, demikian proses terus berulang. Sebuah
crawler akan mengotomatisasikan pekerjaan itu.
Kesimpulannya, dua fungsi utama web crawler merupakan:
1. Mengidentifikasikan Hyperlink.
Hyperlink yang ditemui pada konten web akan ditambahkan pada daftar
kunjungan, disebut juga dengan istilah frontier.
2. Melakukan proses kunjungan secara rekursif.
Dari setiap hyperlink, crawler akan menjelajahinya dan melakukan proses
berulang, dengan ketentuan yang disesuaikan dengan keperluan aplikasi.
Khusus untuk proses perulangan hyperlink pengunjung, dapat terjadi
spider trap, yaitu proses berulang tanpa akhir sebab crawler terperangkap untuk
terus melakukan pencarian dalam jumlah tak terbatas. Hal ini bisa terjadi bagus
secara sengaja maupun tak sengaja.
Kesengajaan dapat saja terjadi apabila website memang dirancang untuk
melumpuhkan crawler, misalnya dengan membuat halaman dinamis dengan
angka tak terhingga.
Sedangkan ketidaksengajaan dapat terjadi sebab terbisa kesalahan pada
desain program crawler sehingga membaca ulang hyperlink yang telah diakses,
atau sebuah website secara tak sengaja mempunyai halaman dinamis yang tak
terbatas, contohnya halaman dinamis yang tercipta berdasarkan tanggal kalender.

2.4 Text mining

Text mining, seperti dikutip oleh Indrawati (2008) bisa diartikan sebagai
cara untuk menemukan informasi yang baru dan tak diketahui sebelumnya oleh
komputer, dengan cara mengekstrak informasi dari sumber-sumber yang berbeda.
Proses ini bertujuan untuk menggabungkan informasi yang berhasil diekstraksi
dari berbagai sumber (Hearst, 2003), sedangkan menurut Milkha Harlian (2006),
text mining mempunyai definisi penambangan data berupa teks, di mana sumber
data biasanya dibisakan dari dokumen dan bertujuan untuk mencari kata-kata
yang bisa mewakili isi dari dokumen sehingga bisa dilakukan analisis

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


9

keterhubungan antar dokumen. Dengan text mining tugas-tugas yang berhubungan


dengan penganalisisan teks dengan jumlah yang besar, penemuan pola serta
penggalian informasi yang mungkin berguna dari suatu teks bisa dilakukan.
Text mining atau penambangan teks merupakan proses ekstraksi pola
berupa informasi dan pengetahuan yang berguna dari sejumlah besar sumber data
teks. Jenis masukan untuk penambangan teks ini disebut data tak terstruktur dan
adalah pembeda utama dengan penambangan data yang memakai data terstruktur
atau basis data sebagai masukan. Text mining adalah proses yang terdiri atas dua
tahap yaitu diawali dengan menerapkan struktur terhadap sumber data teks dan
dilanjutkan dengan mengekstraksi informasi dan pengetahuan yang relevan dari
data teks terstruktur tersebut dengan memakai teknik dan alat yang sama dengan
data mining.
Pendekatan manual text mining secara intensif dalam laboratorium pertama
muncul pada pertengahan 1980-an, namun kemajuan teknologi sudah
memungkinkan ranah tersebut untuk berkembang selama dekade terakhir. Text
mining merupakan bidang interdisipliner yang mengacu pada pencarian
informasi, pertambangan data, pembelajaran mesin, statistik, dan komputasi
linguistik. Disebabkan kebanyakan informasi (perkiraan umum mengatakan lebih
dari 80%) sekarang disimpan sebagai teks, text mining diyakini mempunyai
potensi nilai komersial tinggi (Bridge, 2011).
Dalam memberikan solusi, text mining mengadopsi dan mengembangkan
banyak teknik dari bidang lain, seperti Information Retrieval, Natural Languange
Processing, Statistika dan Matematika, Machine Learning, Linguistic, Visualisasi,
dan Data mining. Kegiatan penelitian untuk text mining antara lain ekstraksi dan
penyimpanan teks, pra-proses terhadap isi teks, pengumpulan data statistik dan
indexing, serta analisis isi data.
Dalam menganalisis sebagian atau keseluruhan teks tak terstruktur, text
mining mencoba untuk mengasosiasikan satu bagian teks dengan yang lainnya
berdasarkan aturan-aturan tertentu. Hasil yang diharapkan merupakan insight atau
informasi baru yang belum terungkap jelas sebelumnya.
Permasalahan yang dihadapi pada text mining sama dengan permasalahan
yang terbisa pada data mining, yaitu adanya jumlah data yang besar, data dan

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


10

struktur yang terus berubah, dimensi yang tinggi, dan data yang tak bersih.
Perbedaan antara text mining dan data mining merupakan pada data yang dipakai.
Data yang dipakai pada data mining merupakan data terstruktur, sedangkan pada text
mining, data yang dipakai pada umumnya merupakan data tak terstruktur, atau
minimal semi terstruktur. Hal ini menyebabkan adanya tantangan tambahan pada
text mining yaitu struktur teks yang kompleks dan tak lengkap, arti yang tak jelas dan
tak standar, dan bahasa yang berbeda ditambah translasi yang tak akurat.

2.5 Tahapan Text mining

Meskipun inti dari suatu sistem klasifikasi merupakan tahap penemuan pola
(Pattern Discovery) namun secara lengkap proses text mining dibagi menjadi 3
tahap utama, yaitu pra-proses teks, transformasi teks atau pemilihan fitur, dan
penemuan pola (Even dan Zohar, 2002). Masukan mula dari proses ini merupakan
suatu data teks dan menghasilkan keluaran berupa pola sebagai hasil interpretasi.

2.5.1 Pra-proses Teks

Menurut Even dan Zohar (2002), tahapan mula dari text mining merupakan
pra-proses teks yang bertujuan untuk mempersiapkan teks menjadi data siap untuk
diolah pada tahap berikutnya. Beberapa contoh tindakan yang bisa dilakukan pada
tahap ini, mulai dari tindakan yang bersifat kompleks seperti part-of-speech (pos)
tagging, parse tree, hingga tindakan yang bersifat sederhana seperti proses
parsing pada teks (memecah suatu kalimat menjadi sekumpulan kata). Selain itu
pada tahapan ini biasanya juga dilakukan Case folding, yaitu pengubahan karakter
huruf menjadi huruf rendah.
Proses part-of-speech melakukan parsing terhadap seluruh kalimat dalam
teks kemudian memberikan peran kepada setiap kata, misalnya : petani (subyek)
pergi (predikat) ke (kata hubung) sawah (keterangan). Hasil dari part-of-speech
tagging bisa dipakai untuk parse tree, di mana masing-masing kalimat berdiri
sebagai sebuah pohon mandiri.
Untuk proses parsing sederhana tak dibangun parse tree seperti cara
sebelumnya. Pada proses parsing sederhana sistem akan memecah teks menjadi

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


11

sekumpulan kata-kata, yang kemudian akan dibawa sebagai input untuk tahap
berikutnya pada proses text mining.

2.5.2 Text Transformation (Feature Generation)

Pada tahap ini hasil yang didapat dari pra-proses teks akan mengalami
proses tranformasi. Adapun proses transformasi ini dilakukan dengan mengurangi
jumlah kata-kata yang ada dengan penghilangan stopword dan juga dengan
mengubah kata-kata sesuai kata dasarnya (stemming) (Even dan Zohar, 2002).
Stopword merupakan kata-kata yang bukan adalah ciri (kata unik) dari suatu
dokumen seperti kata sambung, kata kepunyaan. Memperhitungkan stopword
pada transformasi teks akan membuat keseluruhan sistem text mining bergantung
kepada faktor bahasa. Hal ini menjadi kelemahan dari proses penghilangan
stopword, namun proses penghilangan stopword tetap dipakai sebab proses ini
akan sangat mengurangi beban kerja sistem. Dengan menghilangkan stopword
dari suatu teks maka sistem hanya akan memperhitungkan kata-kata yang
dianggap penting.
Stemming merupakan contoh tindakan lain yang bisa dilakukan pada tahap
transformasi teks. Stemming merupakan proses untuk mereduksi kata ke bentuk
dasarnya, sedangkan menurut Tala (2003) Stemming merupakan suatu proses yang
menyediakan suatu pemetaan antara berbagai kata dengan morfologi yang berbeda
menjadi satu bentuk dasar (stem). Kata yang mempunyai bentuk dasar sama
meskipun imbuhannya berbeda seharusnya mempunyai kedekatan arti. Disamping
itu juga, proses Stemming akan sangat mengurangi jumlah dan beban database.
apabila setiap kata disimpan tanpa melalui proses Stemming, maka satu macam
kata dasar saja akan disimpan dengan berbagai macam bentuk yang berbeda
sesuai dengan imbuhan yang mungkin melekatinya. Hal ini sangat berbeda apabila
menerapkan proses Stemming pada tahap ini, satu kata dasar hanya akan disimpan
sekali meskipun mungkin kata dasar tersebut pada sumber data telah berubah dari
bentuk aslinya dan menbisakan berbagai macam imbuhan.
Proses stemming dan penghilangan stopword bisa dipakai secara terpisah
atau bersamaan, di mana dilakukan proses penghilangan stopword terlebih dulu

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


12

yang diikuti dengan proses stemming. Hal ini dilakukan untuk menemukan pola
dari teks dalam data tersebut.

2.5.3 Pattern Discovery

Tahap penemuan pola atau Pattern Discovery merupakan tahap terpenting


dari seluruh proses text mining. Pada tahapan ini pola atau pengetahuan dari
keseluruhan teks akan berusaha ditemukan (Even dan Zohar, 2002).
Dalam data/text mining terbisa dua teknik pembelajaran pada tahap Pattern
Discovery, yaitu unsupervised dan supervised learning. Adapun perbedaan antara
keduanya merupakan pada supervised learning terbisa label atau nama kelas pada
data latih (supervisi) dan data baru diklasifikasikan berdasarkan data latih,
sedangkan pada unsupervised learning tak terbisa label atau nama kelas pada data
latih, data latih dikelompokkan berdasarkan ukuran kemiripan pada suatu kelas.
Berdasarkan keluaran dari fungsi, supervised learning dibagi menjadi 2,
regresi dan klasifikasi. Regresi terjadi apabila output dari fungsi adalah nilai yang
kontinyu, sedangkan klasifikasi terjadi apabila keluaran dari fungsi merupakan
nilai tertentu dari suatu atribut tujuan (tidak kontinyu). Tujuan dari supervised
learning merupakan untuk memprediksi nilai dari fungsi untuk sebuah data
masukan yang sah setelah melihat sejumlah data latih.
Berikut tahapan umum yang biasa dilakukan pada supervised learning:
1. Menentukan tipe data latih.
2. Mengumpulkan data latih. Data latih yang dipakai seharusnya mempunyai
karakteristik dunia nyata. Sebab itu, data latih bisa berasal bagus dari hasil
pengukuran atau dari pakar.
3. Menentukan representasi fitur masukan dari fungsi yang ingin dibentuk sebab
tingkat akurasi dari fungsi bisa dipengaruhi oleh representasi dari masukan.
4. Menentukan struktur dari pengetahuan (fungsi) dan algoritma yang akan
dipakai.
5. Jalankan algoritma terhadap data latih.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


13

2.6 Mining Twitter Data

Twitter, seperti yang dikutip oleh Baeza-Yates dan Ribiero-Neto (1999),


mempunyai konvensi sendiri dalam pemrosesan seluruh data teks mereka. Para
pengguna bisa membalas pengguna lain dengan @ sebagai nama user, tsupaya (#)
sebagai subjek atau kategori, dan RT dipakai sebagai mulaan dari tweet yang
mengindikasikan pesan yang disebut retweet merupakan repetisi atau repost dari
tweet sebelumnya/akun lain.
Ada dua teknik dasar dalam data mining yang bisa dipakai pada Twitter
data: (a) graph mining berdasarkan analisis dari tautan yang ada di pesan, dan (b)
text mining berdasarkan analisis dari pesan teks secara aktual.
Pada dasarnya proses-proses pada text mining itu sama seperti langkah-
langkah data mining. Hanya saja ada beberapa pendekatan berbeda dalam melakukan
text mining ini. Terutama perbedaan mencolok merupakan ketika pra-proses teks
yang akan dipakai sebagai data mentah untuk proses text mining ini. Menurut Baeza-
Yates dan Ribiero-Neto (1999) berikut merupakan beberapa masalah yang ditemukan
selama proses text mining :
1. Atribut dari sebuah dokumen terbagi menjadi dua yaitu easy atributes :
format, panjang dokumen dalam byte, dan beberapa metadata yang dapat
diekstrak dari dokumen tersebut, dan harder atributes: memperlakukan setiap
kata sebagai atribut, melihat keberadaan setiap kata, atau menghitung jumlah
keberadaan kata pada teks itu.
2. Memerlukan storage yang besar untuk menyimpan semua hasil analisis
atribut dengan redundansi yang tinggi. Membutuhkan algoritma kompresi
untuk menghemat storage.
3. Tidak semua alat dapat memproses atribut-atribut yang telah dipetakan dari
sebuah teks secara langsung. apabila tak ingin melakukan transformasi format
data, maka kita harus membuat sendiri mesin yang akan memproses teks
tersebut.
4. Algoritma yang diterapkan dapat menyebabkan dimensionalitas yang tinggi.
5. Tipe dokumen itu sendiri. Ada banyak tipe dokumen yang umum dipakai,
antara lain: TXT, XML, HTML, RSS, DOC, PDF. Setiap file-file tersebut
memerlukan pra-proses yang berbeda.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


14

6. Beberapa analis mungkin ingin memperlakukan setiap bagian teks secara


berbeda tanpa memandang keseluruhan dari teks tersebut.
7. Normalisasi teks. tak semua teks memiliki penulisan yang baku. Contohnya
tweet. Setiap orang dapat menulis tulisan apapun dalam bentuk yang sangat
tak baku, sebab di dalam Twitter tak ada format khusus dalam penulisan tweet
tersebut.
Menurut Baeza Yates dan Ribiero Neto (1999) berikut merupakan proses-
proses tambahan yang ada di tweet mining:
1. Part of speech tagging, menentukan part of speech dari setiap kata yang ada
dalam teks (kata benda, subjek, predikat, objek, keterangan).
2. Phrase Chunking, menentukan beberapa kata yang membentuk sebuah frase
di dalam teks tersebut (frase benda, frase preproposional, frase kata kerja). Ini
dilakukan arena kata yang berdiri sendiri berbeda maknanya apabila
bersanding dengan kata lain yang memberikan arti baru terhadap kata
tersebut.
3. Deep Parsing, menemukan struktur klausa dan pelengkap dari kata kerja yang
ada dalam kalimat. Hal ini diperlukan apabila memerlukan analisis semantik
untuk proses yang optimal dalam text mining ini.
4. Named Entity Recognition, mencari kata tak utuh yang sama maknanya
dengan kata serupa yang ditulis secara lengkap misalnya, Air Conditioner
sama dengan AC, atau Emas sama dengan Aurum.
5. Information extraction, dari semua langkah-langkah di atas cari informasi dari
setiap entitas di setiap klausa di dalam sebuah teks. Hapus duplikasi informasi
dan cari korelasi antar informasi. Cari sebuah fakta baru dari setiap korelasi
yang terjadi.
Setelah memahami langkah-langkah diatas, langkah-langkah yang dapat
diterapkan pada proses tweet untuk mining antara lain :
1. Membuat stopword atau memakai yang telah pernah dibuat untuk menghapus
beberapa kata yang tak perlu.
2. Transformasi kata-kata yang tak utuh menjadi utuh setelah melewati proses
name entity recognition.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


15

3. Memproses emoticon yang berada di setiap tweet. Dapat dihapus apabila


memang tak membutuhkan itu, tapi jika diperlukan untuk analisis dari sudut
pandang psikologi, dapat dilakukan pemisahan emoticon tadi di proses yang
lain.
4. Mengubah kata-kata yang ter-capslock menjadi tulisan dengan minimize.
5. Mengubah errastic casing atau yang biasa dikenal dengan tulisan alay
menjadi tulisan dengan minimize.
Menentukan tanda baca di dalam tweet tersebut untuk proses pencarian
makna yang lebih bagus.

2.7 Stemming Bahasa Indonesia

2.7.1 Struktur Morfologi Bahasa Indonesia

Morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa yang menyelidiki peristiwa-


peristiwa umum mengenai seluk-beluk kata terhadap fungsi dan arti kata.
Morfologi kata bahasa Indonesia dapat berdiri dari struktur infleksional dan
derivasional. Struktur infleksional merupakan struktur yang paling sederhana yang
dinyatakan dengan sufiks dimana tak mempengaruhi arti sebenarnya dari kata
dasar yang dilekati (Tala , 2003). Sufiks infleksional bisa dibagi menjadi 2 jenis:
Sufiks -lah, -kah, -pun, -tah. Sufiks ini sebenarnya merupakan partikel yang
tak memiliki makna. Keberadaannya pada suatu kata merupakan untuk
penekanan. Misalnya:
kamu + kah kamukah
Sufiks -ku, -mu, -nya. Sufiks ini berfungsi sebagai kata ganti kepunyaan.
Misalnya:
laptop + ku laptopku
motor + ku motorku
Sufiks-sufiks di atas bisa melekat pada kata dasar secara bersama-sama.
Untuk aturan urutan sufik yaitu sufiks pada jenis kedua selalu diletakkan sebelum
sufiks jenis pertama. Untuk penambahan sufiks infleksional, tak akan mengubah

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


16

bentuk dasar dari kata berimbuhan (Tala, 2003). Dengan kata lain, tak ada
penghilangan atau peleburan kata dasar pada kata berimbuhan.
Struktur derivasional dalam bahasa Indonesia terdiri dari prefiks, sufiks, dan
kombinasi dari keduanya. Prefiks yang sering dipakai merupakan ber-, di-, ke-,
meng-, per-, ter-, dan peng-. Contoh pemakaian prefiks merupakan:
ber + lari berlari
di + ketik diketik
ke + kasih kekasih
meng + antar mengantar
peng + atur pengatur
per + tebal pertebal
ter + baca terbaca
Beberapa prefiks seperti ber-, meng-, peng-, per-, ter- mungkin akan
berubah menjadi beberapa bentuk yang berbeda. Bentuk dari setiap prefiks
bergantung pada karakter pertama dari kata dasar yang dilekatinya. tak seperti
struktur infleksional, pengucapan kata pada struktur infleksional mungkin berubah
setelah adanya penambahan prefiks, seperti contoh kata menyapu yang terdiri
dari prefiks meng- dan kata dasar sapu. Prefiks meng- berubah menjadi meny-
dan huruf pertama dari kata dasar mengalami peleburan.
Sufiks derivasional merupakan -i, -kan, -an (Tala, 2003). Contoh pemakaian
sufiks derivasional merupakan :
gula + i gulai
minum + an minuman
sampai + kan sampaikan
Berbeda dengan pemakaian prefiks, penambahan sufiks tak akan mengubah
bentuk dasar dari suatu kata. Struktur derivasional juga terdiri dari konfliks, yaitu
gabungan sebelumnya, struktur derivasional juga terdiri dari konfiks, yang adalah
gabungan dari prefiks dan sufiks yang melekat secara bersama-sama pada suatu
kata. Misalnya:
per + main + an permainan
ker + kalah + an kekalahan
ber + jatuh + an berjatuhan

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


17

meng + ambil + i mengambili


Tidak semua prefiks dan sufiks dapat bekerjasama menjadi bentuk konfiks.
Ada beberapa kombinasi prefiks dan sufiks yang tak diperbolehkan. Beberapa
kombinasi tersebut merupakan:

Tabel 2. 1 Pembentukan Konfiks yang tak Diperbolehkan


Prefiks Sufiks
per i
di an
ke i | kan
meng an
peng i | kan
ter an

Prefiks atau konfiks bisa ditambahkan pada suatu kata yang sudah terbisa
konfiks atau prefiks, sehingga menghasilkan struktur prefiks ganda. Seperti halnya
pembentukan konfiks, tak semua prefiks atau konfiks bisa ditambahkan pada kata
yang sudah menbisakan prefiks atau konfiks pada pembentukan prefiks ganda ini.
Ada beberapa aturan dalam urutan pembentukan prefiks ganda. Aturan-aturan
tersebut merupakan:

Tabel 2. 2 Aturan Pembentukan Prefiks Ganda


Prefiks 1 Prefiks 2
meng per
di ber
ke
ter

Struktur lain yang mungkin terjadi dalam morfologi bahasa Indonesia


merupakan penambahan sufiks infleksional pada struktur derivasional, yang
dinamakan multiple sufiks. Oleh sebab itu, bisa disimpulkan secara umum
struktur morfologi kata bahasa Indonesia merupakan:

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


18

Struktur morfologi = [prefiks 1] + [prefiks 2] + kata dasar + [sufiks] +


[kata ganti milik] + [partikel].

2.7.2 Proses Stemming Bahasa Indonesia

Berdasarkan analisis morfologi, maka terbisa 5 aturan tahapan pada proses


steaming dalam bahasa Indonesia (Tala, 2003). Aturan tersebut merupakan:
1.) Pada tahap mula yaitu menangani partikel infleksional.

Tabel 2. 3 Aturan Pembentukan Partikel Infleksional


Sufiks Kondisi Contoh
Ukuran
kah 2 bukukah buku
lah 2 merupakan
tah* 2 apatah apa
ada
pun* 2 bukupun buku
*
2.) Aturan tahap kedua menangani kata ganti milik infleksional.

Tabel 2. 4 Aturan Pembentukan Kata Ganti Milik Infleksional


Sufiks Kondisi Contoh
Ukuran
ku 2 bukuku buku
mu 2 bukumu buku
nya 2 bukunya buku

3.) Aturan tahap ketiga menangani urutan prefiks derivasional pertama.

Tabel 2. 5 Aturan Pembentukan Prefiks Derivasional Pertama


Prefik Pengganti Kondisi Kondisi Contoh
meng NULL 2 NULL mengukur ukur
s Ukuran
meny s 2 V* menyapu sapu
men NULL 2 NULL menduga duga
men t 2 V menuduh tuduh
mem p 2 V memilah pilah
mem NULL 2 NULL membaca baca

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


19

me NULL 2 NULL merusak rusak


peng NULL 2 NULL pengukur ukur
peny s 2 V penyelam selam
pen NULL 2 NULL pendaki daki
pen t 2 V penari tari
pem p 2 V pemilah pilah
pem NULL 2 NULL pembaca baca
di NULL 2 NULL diukur ukur
ter NULL 2 NULL tersipu sipu
ke NULL 2 NULL kekasih kasih
*kata dasar dimulai dengan huruf vokal

4.) Aturan tahap keempat menangani urutan prefiks derivasional kedua.

Tabel 2. 6 Aturan Pembentukan Prefiks Derivasional Kedua


Prefiks Kondisi Kondisi Contoh
ber Ukuran
2 Tambaha
NULL berlari lari
bel 2 ajarn belajar ajar
be 2 kerja bekerja kerja
per 2 NULL perjelas jelas
pel 2 ajar pelajar ajar
pe 2 NULL pekerja kerja

5.) Aturan tahap kelima menangani sufiks derivasional.

Tabel 2. 7 Aturan Pembentukan Sufiks Derivasional


Sufiks Kondisi Kondisi Contoh
Ukuran Tambah
kan 2 prefiks
an tarikkan tarik
{ke, (meng)ambilkan
an 2 peng}
prefix makanan makan
ambil
{di, (per)janjian janji
i 2 prefix
meng, tandai tanda
{ber,
ter} (men)bisai bisa
ke,
peng} minimum suku kata dalam sebuah kata,
Kondisi ukuran merupakan jumlah
sebab di dalam Bahasa Indonesia, kata dasar harus memiliki setidaknya 2 suku

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


20

kata. Oleh sebab itu, kondisi ukuran dalam proses stemming bahasa Indonesia
merupakan dua. Adapun suku kata didefinisikan mempunyai satu vokal.

2.8 Analisis Sentimen

Analisis sentimen merupakan studi komputasional dari opini-opini orang,


appraisal dan emosi melalui entitas, event dan atribut yang dimiliki (Liu. 2010).
Tugas dasar dalam analisis sentimen merupakan mengelompokkan polaritas
dari teks yang ada dalam dokumen, kalimat, atau fitur/tingkat aspek, apakah
penbisa yang dikemukakan dalam dokumen, kalimat atau fitur entitas/aspek
bersifat positif, negatif atau netral (Dehaff, M., 2010). Lebih lanjut analisis
sentimen bisa menyatakan emosional sedih, gembira, atau marah.
Sebuah metode yang berbeda untuk menentukan sentimen merupakan
pemakaian sistem skala di mana kata-kata umumnya terkait mempunyai
sentimen negatif, netral atau positif dengan mereka diberi nomor pada skala -5
sampai +5 (paling negatif hingga yang paling positif) dan ketika sepotong teks
terstruktur dianalisis dengan pemrosesan bahasa alami, konsep selanjutnya
dianalisis untuk memahami kata-kata ini dan bagaimana mereka berhubungan
dengan konsep. Setiap konsep kemudian diberi skor berdasarkan bagaimana
kata-kata sentimen berhubungan dengan konsep, dan skor yang terkait. Hal ini
memungkinkan gerakan untuk pemahaman yang lebih canggih dari sentimen
berdasarkan skala 11 titik.
Penelitian dengan arah berbeda merupakan dengan identifikasi
subjektivitas / objektivitas. Tugas ini biasanya didefinisikan sebagai
menggolongkan suatu teks yang diberikan (biasanya kalimat) ke salah satu dari
dua kelas: objektif atau subjektif (Pang, B. & Lee, L., 2008). Masalah ini
kadang-kadang bisa lebih sulit daripada klasifikasi polaritas (Mihalcea, R. dkk,
2007) subjektivitas kata-kata dan frase mungkin tergantung pada konteks dan
dokumen objektif mungkin berisi kalimat subjektif (misalnya, sebuah artikel
berita mengutip penbisa orang). Selain itu, seperti yang disebutkan oleh (Su, F. &
Markert, K. 2008), hasilnya sangat tergantung pada definisi subjektivitas yang
dipakai ketika memberikan keterangan pada teks, namun Pang, B. & Lee, L.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


21

(2004) menunjukkan bahwa menghapus kalimat objektif dari sebuah dokumen


sebelum mengelompokkan polaritasnya membantu meningkatkan kinerja.
Kita bisa melacak produk-produk, merek dan orang-orang misalnya dan
menentukan apakah mereka dilihat positif atau negatif di web. Hal ini
memungkinkan bisnis untuk melacak:
a. Deteksi flame (rants buruk)
b. Persepsi produk baru.
c. Persepsi merek.
d. Manajemen reputasi.
Hal ini juga memungkinkan individu untuk menbisakan sebuah
pandangan tentang sesuatu (review) pada skala global (Jenkins, M. C., 2011).
Ekspresi atau sentiment mengacu pada fokus topik tertentu, pernyataan
pada satu topik mungkin akan berbeda makna dengan pernyataan yang sama pada
subjek yang berbeda. Sebagai contoh, mengatakan alur sebuah film tak
terprediksi merupakan hal yang bagus, tetapi apabila tidak terprediksi
dinyatakan untuk mengontrol maka hal itu berarti tak bagus. Bahkan pada produk
tertentu, kata-kata yang sama bisa menggambarkan makna kebalikan, contoh
merupakan hal yang buruk untuk waktu start-up pada kamera digital apabila
dinyatakan lama, namun jika lama dinyatakan pada usia baterai maka akan
menjadi hal positif. Pada beberapa penelitian, terutama pada review produk,
pekerjaan didahului dengan menentukan elemen dari sebuah produk yang sedang
dibicarakan sebelum memulai proses opinion mining (Barber, 2010).
Hal pertama dalam pemrosesan dokumen merupakan memecah korpus
atau kalimat menjadi kata, atau sering disebut sebagai tokenisasi. Tokenisasi
merupakan hal yang kompleks untuk program komputer sebab beberapa
karakter bisa bisa ditemukan sebagai token delimiters. Delimiter merupakan
karakter spasi, tab dan baris baru (newline), sedangkan karakter ( ) < > ! ?
kadang dijadikan delimiter namun kadang bukan tergantung pada lingkungannya
(Wulandini, F. & Nugroho, A. N. 2009).
Pada dasarnya analisis sentimen adalah proses klasifikasi data tekstual.
Akan tetapi pada kenyataannya, analisis sentimen tak segampang proses
klasifikasi teks biasa, sebab pada analisis sentimen terkait dengan pemakaian

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


22

bahasa. Menurut Liu (2010) dengan adanya bahasa maka bisa terjadi ambigu
dalam pemakaian kata, tak adanya intonasi dalam sebuah data tekstual, serta
perkembangan dari bahasa itu sendiri.
Menurut hasil klasifikasinya, analisis sentimen bisa dibagi dua:
a. Klasifikasi dokumen ke dalam kelas fakta atau opini, atau lebih dikenal
dengan klasifikasi subjektivitas.
b. Klasifikasi dokumen ke dalam kelas sentimen positif atau negatif, yang lebih
dikenal dengan analisis sentimen. Dalam klasifikasi ini, terbisa dua proses
penting yaitu memastikan bahwa dokumen yang dilakukan klasifikasi
merupakan adalah opini dan mengandung sentimen didalamnya, serta
mengetahui topik dari dokumen tersebut sehingga bisa ditentukan obyek dan
fitur apakah positif atau negatif.

2.8.1 Kelas Sentimen

Berdasarkan penelitian Liu (2010), kelas sentimen yang dipakai terdiri atas
tiga, yaitu:
1. Sentimen negatif, adalah sentimen untuk tweet yang menjelekkan atau
menghina brand.
2. Sentimen positif, adalah sentimen untuk tweet yang memuji brand.
3. sentimen netral, adalah sentimen untuk tweet yang berisikan kalimat tanya,
tweet promo, atau tweet berita.
Dalam hal ini analisis sentimen dilakukan dengan menentukan terlebih dulu
domain dari dokumen yang akan diproses, hal ini dimaksudkan sebab sentimen
kata dapat berbeda-beda tiap domain. Proses analisis sentimen yang dilakukan
dalam hal ini merupakan:
Identifikasi fitur dari objek yang akan diklasifikasikan.
Contohnya pada kalimat Koneksi 3G operator selular ini kencang sekali,
fitur objek dalam hal ini merupakan koneksi 3G.
Menentukan kelas sentimen dari dokumen berdasarkan fitur yang didapat.
Dari contoh tersebut, fitur yang digunakan untuk identifikasi merupakan
koneksi 3G, selanjutnya dicari opini dalam dokumen yang menyatakan

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


23

sentimen, dalam hal ini merupakan kencang sekali, sehingga dokumen


tersebut mempunyai sentimen positif.

2.9 Metode Klasifikasi

Menurut Tan, Steinbach, & Kumar (2006), klasifikasi adalah proses


identifikasi objek ke dalam sebuah kelas, kategori atau grup tertentu berdasarkan
prosedur, karakteristik serta definisinya.
Input atau masukan data untuk klasifikasi merupakan kumpulan record.
Masing-masing record dikenal sebagai instance atau contoh yang ditandai oleh
tuple (x,y), di mana x adalah atribut dan y adalah atribut khusus yang
menunjukkan label kelas (disebut juga atribut target atau kategori). Model
klasifikasi yang dipakai terdiri dari:
a. Pemodelan Deskriptif. Bisa bertindak sebagai suatu alat yang bersifat
menjelaskan untuk membedakan antara onjek dengan class yang berbeda.
b. Pemodelan Prediktif. Model klasifikasi juga bisa memakai prediksi label
kelas yang belum diketahui record-nya. Seperti terlihat pada Gambar 2.1,
sebuah model klasifikasi bisa diperlakukan sebagai kotak hitam yang secara
otomatis menandai sebuah kelas label ketika disajikan dengan set atribut yang
belum diketahui record-nya.

Gambar 2. 1 Klasifikasi sebagai suatu cara memetakan atribut x ke dalam label


kelas y

Sebuah metode klasifikasi merupakan pendekatan yang sistematik untuk


membuat klasifikasi model dari kumpulan data masukan. Beberapa contoh teknik
klasifikasi antara lain, decision tree classifier, neural network, Nave Bayes

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


24

classifier dan Support Vector Machine. Setiap teknik memakai sebuah algoritma
pembelajaran untuk mengidentifikasi model paling sesuai dengan hubungan
antara set atribut dan kelas label dari masukan data.
Untuk mengevaluasi performansi sebuah model yang dibangun oleh
algoritm klasifikasi bisa dilakukan dengan menghitung jumlah dari test record
yang diprediksi secara benar (akurasi) atau salah (error rate) oleh model tersebut.
Akurasi dan error rate didefinisikan sebagai berikut:

Akurasi = Jumlah prediksi benar


Jumlah total prediksi
Error rate = Jumlah prediksi salah
Jumlah total prediksi

Algoritma pengklasifikasian berusaha untuk mencari model yang memiliki


akurasi yang tinggi atau error rate yang kecil ketika model diterapkan dalam test
set.
Salah satu metode klasifikasi yang banyak dipakai merupakan metode Nave
Bayes Classifier (NBC). Kelebihan metode ini yaitu sederhana tetapi mempunyai
akurasi yang tinggi. Berdasarkan hasil eksperimen, NBC terbukti bisa dipakai
secara efektif untuk mengklasifikasikan berita secara otomatis dengan akurasi
mencapai 90.23%. Algoritma NBC yang sederhana dan kecepatannya yang tinggi
dalam proses pelatihan dan klasifikasi membuat algoritma ini menarik untuk
dipakai sebagai salah satu metode klasifikasi (Yudi Wibisono, 2008).
Teknik klasifikasi yang sudah mendapat perhatian serius merupakan
Support Vector Machine (SVM). Teknik ini berakar pada teori pembelajaran
statistik dan sudah menunjukkan hasil empiris yang menjanjikan dalam berbagai
aplikasi praktis dari pengenalan digit tulisan tangan sampai kategorisasi teks.
Menurut Pang Ning Tan, SVM juga bekerja sangat bagus pada data dengan
banyak dimensi dan menghindari kesulitan dari permasalahan dimensionalitas.
Kedua metode tersebut banyak dipakai dalam kategorisasi teks. Pada hasil
eksperimen (Wulandini, F. & Nugroho, A. N., 2009) untuk kategorisasi teks
berbahasa Indonesia dibisakan bahwa SVM menunjukkan performansi yang

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


25

sedikit lebih bagus dengan akurasi 92,5% dibandingkan metode NBC dengan
akurasi 90% padahal metode NBC merupakan metode yang jauh lebih
konvensional dan lebih sederhana. Berdasarkan penelitian tersebut maka penulis
ingin meneliti metode mana yang mempunyai performansi lebih bagus untuk
diimplementasikan dalam analisis sentimen tweet berbahasa Indonesia.

2.9.1 Nave Bayes Classifier

Sebuah Bayes Classifier merupakan pengklasifikasian kemungkinan


sederhana berdasarkan penerapan teorema Bayes (dari statistik Bayesian)
dengan asumsi independen (naif) yang kuat. Sebuah istilah yang lebih deskriptif
untuk model kemungkinan yang digaris bawahi merupakan model fitur
independen (Susanto, 2006, Farisi, 2007).
Metode klasifikasi ini memakai konsep peluang dalam menentukan kelas
dokumen. NBC memakai asumsi bahwa dalam sebuah dokumen, kemunculan
kata tak mempengaruhi kemunculan kata lainnya dan ketidak munculan kata tak
mempengaruhi ketidakmunculan kata lainnya. Walaupun asumsi ini bertentangan
dengan aturan bahasa, tapi tak mengurangi keakuratan hasil dari metode ini.
Sebagai contoh, buah mungkin dianggap apel apabila merah, bulat, dan
berdiameter sekitar 4 inchi. Bahkan apabila fitur ini bergantung satu sama lain
atau atas keberadaan fitur lain,. Sebuah NBC menganggap bahwa seluruh sifat-
sifat berkontribusi mandiri untuk kemungkinan bahwa buah ini merupakan apel.
Tergantung pada situasi yang tepat dari model kemungkinan, NBC
bisa dilatih sangat efisien dalam supervised learning. Dalam aplikasi praktis,
parameter estimasi untuk model NBC memakai metode likelihood maksimum,
dengan kata lain, seseorang bisa bekerja dengan model Nave Bayes tanpa
mempercayai kemungkinan Bayesian atau memakai metode Bayesian lainnya.
Di balik desain naifnya dan asumsi yang tampaknya terlalu
disederhanakan, NBC sudah mampu bekerja cukup bagus dalam banyak situasi
dunia nyata yang kompleks. Pada tahun 2004, analisis masalah dengan
klasifikasi Bayesian sudah menunjukkan adanya beberapa alasan teoritis
mengenai keberhasilan yang tampaknya tak masuk akal dari NBC ini. (Zhang, H.,

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


26

2004). Selain itu, perbandingan yang komprehensif dengan metode klasifikasi


lainnya pada tahun 2006 menunjukkan bahwa klasifikasi Bayes mengungguli
pendekatan terbaru, seperti boosted tree atau random forest (Caruana, R. &
Niculescu Mizil, A, 2006).
Sebuah keuntungan dari NBC merupakan bahwa ia memerlukan sejumlah
rendah data pelatihan untuk mengestimasi parameter (rata-rata dan varian dari
variabel) yang diperlukan untuk klasifikasi, sebab variabel diasumsikan
independen, hanya varian dari variabel-variabel untuk setiap kelas yang perlu
ditentukan dan bukan keseluruhan covariance matrix.
Aturan Bayes mengatakan bahwa supaya klasfikasi mempunyai tingkat
akurasi yang tinggi, maka data masukan d' harus dipetakan ke dalam kelas yang
mempunyai nilai P(Cj|d'). P(Cj|d') merupakan peluang d' untuk masuk ke dalam
kelas kategori j dan C adalah kelas kategori. Hal tersebut bisa dilihat dalam
persamaan:

(2,1)
Persamaan berikut merupakan persamaan akhir yang dipakai dalam
klasifikasi Bayes.

(2,2)
Keterangan:

= Nilai Bayes pada data masukan d

= Jumlah data pembelajaran pada kategori j.

= Jumlah semua data pembelajaran di semua kategori.

= Perkalian kemungkinan kemunculan kata ke-i pada


data masukan ke dalam seluruh data kategori j.

= Kemungkinan semua kategori secara kumulatif.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


27

= Kemungkinan kemunculan kata ke-i pada data


masukan dalam semua kategori secara kumulatif.

= Jumlah kata pada data input.


Pembagi di persamaan tersebut dapat dihilangkan, sebab tak mempengaruhi
nilai dari arg max.

Nilai ditentukan dari persamaan:

(2,3)
Keterangan:

= kemungkinan kemunculan kata ke-i pada data latih


dari semua data kelas j.

= jumlah kemunculan kata ke-i pada data masukan


dalam semua data latih kelas j.
|F| = jumlah semua kata unik pada data latih di kategori j.

= jumlah semua kata unik pada data latih di seluruh


kategori.

2.9.2 Support Vector Machine (SVM)

Konsep Support Vector Machine (SVM) pertama kali dipresentasikan pada


tahun 1992 di Annual Workshop on Computational Learning Theory. Menurut
Anto Satriyo Nugroho (2003), dasar dari konsep SVM sebenarnya adalah
kombinasi yang harmonis dari teori-teori komputasi yang sudah ada puluhan
tahun sebelumnya, seperti kernel, margin hyperplane, dan konsep-konsep
pendukung lainnya, namun hingga tahun 1992, belum pernah ada upaya untuk
merangkai komponen-komponen tersebut.
Berbeda dengan metode neural network yang berusaha mencari hyperplane
pemisah antar kelas, SVM bekerja berdasarkan prinsip Structural Risk
Minimization (SRM) dengan tujuan menemukan hyperplane terbagus yang

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


28

memisahkan dua buah kelas pada input space. Prinsip dasar SVM merupakan
klasifikasi linear yang selanjutnya dikembangkan supaya bisa bekerja pada
problem non-linear dengan memasukkan konsep kernel trick pada ruang kerja
berdimensi tinggi.

Sumber: Nugroho, Witarto, & Handoko, 2003.


Gambar 2. 2 SVM berusaha menemukan hyperplane terbagus untuk memisahkan
kelas.

Pada Gambar 2.2 memperlihatkan bagaimana konsep dasar dari SVM,


penyebaran data ditunjukkan oleh warna merah (kotak) dan warna kuning
(lingkaran). Data berwarna merah adalah anggota dari kelas -1 dan data berwarna
kuning merupakan anggota dari kelas +1. Masalah utama dari klasifikasi
merupakan mencari hyperplane pemisah antara kedua kelas. Dari Gambar 2.2a
terlihat bahwa ada banyak alternatif garis pemisah antara kedua kelas.
Hyperplane pemisah terbagus antara kedua kelas didapat dengan cara
mengukur margin dari hyperplane dan mencari margin terbesar. Margin
merupakan jarak antara hyperplane tersebut dengan data terdekat dari masing-
masing kelas. Data yang paling dekat dengan hyperplane disebut sebagai support
vector. Dari Gambar 2.2b terbisa garis solid yang menunjukkan hyperplane yang
terbagus, yaitu yang terletak tepat di tengah kedua kelas, sedangkan titik kuning
dan merah yang berada dalam lingkaran hitam merupakan support vector. Inti dari
proses pembelajaran SVM yaitu mencari lokasi hyperplane ini (Nugroho, 2003).

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


29

Gambar 2. 3 Representasi Hyperplane

Misalkan data yang tersedia direpresentasikan dalam bentuk vektor:

(2,4)

Di mana dan
Diasumsikan dokumen tersebut dipisahkan secara sempurna ke dalam kelas
-1 dan +1 oleh hyperplane berdimensi d, hal ini bisa didefinisikan:

(2,5)

Di mana merupakan vektor normal di hyperplane tersebut, dan b adalah jarak


dari hyperplane ke titik pusat. Oleh sebab itu, data yang termasuk dalam kelas -1
dan 1 merupakan data yang memenuhi persamaan:

(2,6)

(2,7)

Misal dan merupakan vektor terluar dari masing-masing kelas yang


terdekat dengan hyperplane pemisah, dengan jarak d1 dan d2, maka fungsi
keputusan yang dipakai dalam klasifikasi:

(2,8)

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


30

2.10 Hermeneutika

2.10.1 Perkembangan Gagasan Hermeneutika

Secara etimologi, hermeneutika berasal dari bahasa Yunani, yaitu


hermeneunein yang berarti mengungkapkan pikiran seseorang dalam kata-kata.
Kata kerja tersebut juga berarti, menerjemahkan dan juga bertindak sebagai
penafsir. Ketiga pengertian itu sebenarnya ingin mengungkapkan bahwa
hermeneutika merupakan usaha untuk beralih dari sesuatu yang gelap ke sesuatu
yang lebih terang, sesuai yang dikutip oleh Rahardjo, M. (2008).
Istilah hermeneutika sendiri mempunyai asosiasi etimologis dengan nama
dewa dalam metodologi Yunani, yaitu Hermes yang bertugas menyampaikan dan
menerjemahkan pesan-pesan Tuhan kepada manusia ke dalam bahasa yang bisa
dipahami manusia (Gadamer, 1977, Vollmer, 1990) dengan bantuan kata-kata
manusia (Hardiman, 1991). Dengan demikian, fungsi Hermes sangat penting,
sebab jika terjadi kesalahpahaman tentang pesan dewa akan berakibat sangat fatal
bagi seluruh kehidupan manusia. Oleh sebabnya, hermes harus mampu
menginterpretasikan pesan Tuhan ke dalam bahasa pendengarnya. Berhasil
tidaknya misi tersebut sangat tergantung pada cara bagaimana hermes
menyampaikannya dalam bahasa manusia (Bleicher, 1980).
Hermeneutika bisa diartikan sebagai proses mengubah sesuatu atau situasi-
situasi ketidaktahuan menjadi dipahami (Latief, 2000, Sumaryono, 1999). Dalam
definisi lain Habermas (Vollmer, 1990) menyatakan hermeneutika sebagai suatu
seni memahami makna komunikasi linguistik dan menafsirkan simbol yang
berupa teks atau sesuatu yang dilakukan sebagai teks untuk dicari artinya, di mana
metode ini mengisyaratkan adanya kemampuan untuk menafsirkan masa lalu yang
tak dialami, lalu dibawa ke masa saat ini.
Tiga makna hermeneutika yang mendasar yaitu:
1. Mengungkapkan sesuatu yang tadinya masih dalam pikiran melalui kata-
kata sebagai medium penyampaian.
2. Menjelaskan secara rasional sesuatu sebelum masih samar-samar sehingga
maknanya bisa dipahami
3. Menerjemahkan suatu bahasa yang asing ke dalam bahasa lain.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


31

Hermeneutika, sebagai sebuah metode penafsiran, memperhatikan tiga hal


sebagai komponen pokok dalam kegiatan penafsiran yakni teks, konteks dan
kontekstualisasi.
Pada mula hermeneutika berkembang di kalangan gereja dan dikenal
sebagai gerakan ekssegesis (penafsiran teks-teks agama) dan kemudian
berkembang menjadi filsafat penafsiran kehidupan sosial (Babbie, 1999).
Merupakan F.D.E. Schleier Macher yang selanjutnya dianggap sebagai bapak
hermeneutika sebab sudah membangkitkan kembali hermeneutika dan
membakukannya sebagai metode interpretasi yang tak hanya terbatas pada kitab
suci, tetapi juga seni, sastra dan sejarah. Kemudian hermeneutika dikembangkan
oleh tokoh-tokoh seperti Wilhelm Dilthey yang menggagas hermeneutika sebagai
landasan bagi ilmu kemanusiaan (Geisteswissenschaften), selanjutnya Gadamer
mengembangkannya menjadi metode filsafat yang diteruskan oleh filosof-filosof
kontemporer seperti Jurgen Habermas, Jacques Derida, dan Paul Recoeo.
Pada prinsipnya di antara para filosof tersebut terbisa beberapa persamaan,
terutama dalam hal bagaimana hermeneutika apabila dikaitkan dengan studi ilmu-
ilmu sosial dan humaniora, tetapi di antara mereka juga terbisa perbedaan dalam
cara pandang dan aplikasinya. Perbedaan tersebut terjadi sebab pada dasarnya
mereka menitik beratkan pada hal yang berbeda atau beranjak dari titik tolak yang
berbeda (Manuaba, 2001).
Walaupun hermeneutika dapat digunakan sebagai alat untuk menafsirkan
berbagai bidang keilmuan, dilihat dari sejarah dan kelahirannya, harus diakui
bahwa peran hermeneutika yang paling besar merupakan dalam bidang ilmu
sejarah dan kritik teks sebagaimana dikemukakan Trigg (1985), sebagai sebuah
metode penafsiran, hermeneutika tak hanya melihat teks, namun juga berusaha
mendalami kandungan makna literalnya. Lebih dari itu hermeneutika berusaha
menggali makna dengan cara mempertimbangkan horizon-horizon (cakrawala)
yang melingkupi teks tersebut, horizon yang dimaksud merupakan horizon
pengarang, horizon teks dan horizon pembaca.
Dengan memperhatikan horizon-horizon tersebut diharapkan suatu upaya
pemahaman atau penafsiran menjadi kegiatan rekonstruksi dan reproduksi makna
teks, yang selain melacak bagaimana satu teks itu dimunculkan oleh

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


32

pengarangnya dan muatan apa yang masuk dan ingin dimasukkan oleh pengarang
ke dalam teks, juga berusaha melahirkan kembali makna tersebut sesuai dengan
situasi saat teks tersebut dibaca atau dimengerti.
Teks yang sama dalam waktu yang sama bisa mempunyai makna yang
berbeda di mata penafsir yang berbeda, bahkan seorang penafsir yang sama
sekalipun bisa memberikan pemaknaan teks yang sama secara berbeda-beda
ketika ia berada dalam ruang dan waktu yang berbeda. Fokus perhatian
hermeneutika di sini sebagai metode penafsiran teks.
Hermeneutika menempatkan bahasa sebagai bagian sangat penting dalam
kajiannya, sebab bahasa dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Manusia berpikir, berbicara, menulis, mengapresiasi karya seni dan
sebagainya melalui bahasa (Habermas) sebagaimana dikutip Wolff (1975)
menyatakan bahwa untuk memahami makna hanya dapat didapat melalui
pemahaman bahasa, sedangkan Gadamer dengan jelas dan tegas menyatakan
peran penting bahasa sebagai pusat untuk memahami dan pemahaman manusia,
seperti yang dikutip oleh Ricour (1991).
Dalam perkembangan terkini, hermeneutika dianggap sebagai sebuah
teori, metodologi dan penafsiran praktis, yang digerakkan ke arah penangkapan
makna dari sebuah teks atau sebuah teks analog, yang secara sementara atau
dikaburkan oleh ideologi dan kesadaran palsu, atau secara kultural berjarak jauh.
(Maulidin, 2003). Apapun definisi yang dipakai, upaya hermeneutika bermuara
pada perolehan makna suatu teks atau analog teks.

2.10.2 Cara Kerja Hermeneutika

Pada dasarnya semua objek itu netral, sebab objek merupakan objek.
Makna atau arti diberikan oleh subjek kepada objek, sesuai dengan cara pandang
subjek (Rahardjo, 2008).
Untuk bisa membuat interpretasi, lebih dahulu harus bisa memahami.
Mengerti dan interpretasi menimbulkan lingkaran hermeneutik. Mengerti dengan

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


33

sungguh-sungguh hanya akan bisa berkembang jika didasarkan atas pengetahuan


yang benar.
Hukum Betti mengenai interpretasi Sensus non est inferendus sed
efferendus makna bukan diambil dari kesimpulan tetapi harus diturunkan.
Seorang penafsir tak boleh bersifat pasif tetapi merekonstruksi makna, dan alatnya
merupakan cakrawala intelektual penafsir, pengalaman masa lalu, hidupnya saat
ini, latar belakang kebudayaan dan sejarah yang dimiliki.

2.10.3 Beberapa Kaidah Hermeneutika

Menurut Rahardjo, M. (2008), kaidah yang dipakai dalam hermeneutika


antara lain:
Membutuhkan keterlibatan dan atau partisipasi.
Untuk setiap usaha penafsiran, tak dapat dihindari adanya akibat ikutan
dari partisipasi dan latar belakang penafsir.
Usaha penafsiran harus dilihat sebagai proses pendekatan (approximation)
kepada makna sejati.
Walaupun ada wilayah perbedaan sebab partisipasi dan latar belakang
penafsir, niscaya ada pula wilayah yang mempertemukan atas penafsir,
pamahaman bersama, mutual understanding yang melahirkan cross cutting
affiiation.

2.11 Rapid Miner

Rapid Miner adalah aplikasi open source untuk data mining dan machine
learning. Apliksi ini bisa dipakai untuk mengambil makna dari kumpulan data.
Ada ratusan operator machine learning yang bisa dipilih, pra pembantu dan
operator pengolahan pasca, visualisasi grafis deskriptif, dan banyak fitur lainnya.
Menurut Bowo Prasetyo, aplikasi ini mempunyai kurva belajar yang curam,
terutama bagi seseorang yang tak mempunyai latar belakang dalam data mining.
Rapid Miner tersedia sebagai aplikasi yang berdiri sendiri untuk analisis
data dan sebagai mesin data mining untuk integrasi ke dalam produk sendiri. telah
Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


34

ada ribuan aplikasi Rapid Miner di lebih dari 40 negara yang mampu memberikan
keunggulan kompetitif ke pengguna mereka.
Solusi yang diusung antara lain :
Integrasi data, Data Analisis, Analitis ETL, dan Pelaporan dalam satu suite
tunggal.
Handal namun tetap mempunyai antarmuka pengguna grafis yang intuitif
untuk desain analisis proses.
Repositori untuk proses, data dan penanganan meta data

2.12 Penelitian Tentang Analisis Sentimen Sebelumnya

Penelitian analisis sentimen ini bukanlah penelitian yang pertama.


Sebelumnya ada beberapa penelitian serupa dengan data berupa tweet
berbahasa Inggris ( Pang B., 2010), ulasan film (Yessenov, 2009), juga status
Facebook (Akhter, 2010), namun hampir seluruh penelitian tersebut hanya
memakai bahasa Inggris atau hasil terjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa
Indonesia. Teknik yang dipakai pun berbeda-beda dan tentunya memberikan hasil
yang beragam.
Pang, Lee dan Vaithyanathan (2002) melakukan analisis sentimen
menjadi kelas positif dan negatif terhadap ulasan film. Dari penelitian tersebut
menunjukan bahwa dengan klasifikasi unigram memakai Nave Bayesian atau
SVM memberikan hasil yang cukup bagus. Hasil pengujian dengan memakai 700
ulasan positif dan 700 ulasan negatif, memberikan nilai akurasi di atas 80%.
Metode validasi yang dipakai merupakan 3-fold cross validation tanpa adanya
pra-proses, stemming maupun stopwords.
Akhter dan Soria (2010), melakukan penelitian analisis sentimen terhadap
status Facebook yang berjumlah 420 karakter. Dilakukan beberapa uji coba
untuk mengetahui hasil terbagus, diantaranya dengan Labeled Data (LDA),
POS tagging, set fitur, atau dengan kombinasi keseluruhan. Ternyata dari hasil
penelitian, disimpulkan dengan serangkaian uji coba tersebut menghasilkan model
untuk hasil klasifikasi yang bagus.

Berikut ini beberapa penelitian lain tentang analisis sentimen:


Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


35

2.12.1 Bayesian Opinion Mining

Ian Barber (dalam Bayesian Opinion Mining, 2010) sudah melakukan


eksperimen untuk data review film dan menghasilkan tingkat akurasi 80%
memakai metode Nave Bayes Classifier (NBC). Tingkat akurasi diujikan untuk
ketepatan menentukan kelas opini dengan 5000 record opini negatif dan 5000
record opini positif sebagai data latih. Data uji merupakan 333 opini negatif. Ian
Barber belum melakukan eksperimen untuk data uji sentimen positif dan
pengaruh variasi jumlah data latih dan data uji terhadap performa metode NBC.
Ian Barber juga belum melakukan eksperimen memakai data tersebut untuk
metode klasifikasi teks yang lain misalkan SVM.

2.12.2 Combining Lexicon-based and Learning-based Methods for Twitter


Sentiment

Menurut Lei Zhang (2010), dengan semakin mem-booming-nya microblogs


di Web, orang-orang mulai mengekspresikan opini mereka melalui topik yang luas
di Internet. Analisis sentimen dalam banyak hal bisa menjadi cara efektif untuk
menjaring opini publik untuk marketing bisnis atau studi sosial.
Penelitian ini ditujukan untuk mengatasi masalah dalam hal metode analisis
yang dipakai. Metode yang dipakai mengadaptasi lexicon-based untuk dilakukan di
entity-level. Metode ini memberikan akurasi yang tinggi namun recall yang kecil.
Dan untuk meningkatkan recall, tweet tambahan yang mirip akan diidentifikasi
secara otomatis sebagai hasil dari metode lexion-based.
Karakteristik data twitter sudah membawa masalah baru pada analisis
sentimen berbasis learning dan berbasis lexicon dari penelitian yang ada. Untuk itu
penelitian ini menawarkan sebuah metode novel untuk mengatasi masalah tersebut.
mulanya sebuah metode augmented lexicon-based dilakukan untuk melakukan
analisis sentimen. Melalui uji Chi-square sebagai output, tweet opini tambahan bisa
diidentifikasi. Pengujian empiris menawarkan metode yang lebih efektif dan
menjanjikan.
Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


36

Sebab metode ini masih tergolong baru maka masih jarang yang
mengimplementasikannya, dan keefektifannya masih belum bisa dibandingkan.

2.12.3 Klasifikasi Berita Berbahasa Indonesia memakai Nave Bayes


Classifier

Yudi Wibisono (2006) sudah melakukan klasifikasi pada 582 dokumen


berbahasa Indonesia memakai metode NBC dan mendapat hasil eksperimen
seperti pada Tabel 2.8.

Tabel 2. 8 Hasil Eksperimen klasifikasi dokumen berbahasa Indonesia


Dokumen Latih Dokumen Uji Akurasi (%)
524 (90%) 58 (10%) 89,47
407 (70%) 175 (30%) 90,23
291 (50%) 291 (50%) 86,90
175 (30%) 407 (70%) 85,47
58 (10%) 524 (90%) 68,64

Dari Tabel 2.8 terlihat tingginya nilai akurasi metode NBC yang tinggi,
utamanya apabila contoh data yang dipakai besar (400 dokumen). Hal yang
menarik merupakan akurasi tak menunjukkan peningkatan yang signifikan
meskipun dokumen contoh sudah meningkat banyak dari 70% menjadi 90% serta
akurasi masih relatif tinggi meskipun dokumen contoh secara ekstrim dikurangi
hanya 58 dokumen (10%).

2.12.4 A Distributed Focused Crawler to Support Open Research with Twitter


Data

Penelitian oleh Luis Sarmento (2011) dilakukan sebab melihat banyaknya


data dari jaringan sosial yang mampu dianalisis terkait hubungan manusia dan
komunikasi. Spesifikasi penelitian dengan memakai TwitterEcho, sebuah Twitter
crawler open-source yang mendukung riset ini, yang memiliki karakteristik
arsitektur terdistribusi modular. Pemakaian crawler dilakukan sebab keterbatasan
akses data yang tersedia oleh Twitter.
Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


37

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti melakukan study review, antara


lain:
Membandingkan Twitter crawling yang ada untuk melihat kemampuan
masing-masing.
Pengetahuan seputar metode API, beberapa studi dikembangkan untuk
memilih metode crawling.
Pengumpulan data dalam jumlah yang sangat besar membutuhkan sistem
terdistribusi.
Kebutuhan teknis untuk crawler yang telah ada sudah dijabarkan dalam
riset ini, kemudian pada bagian Arsitektur, penulis menawarkan sistem
terdistribusi yang mampu menangani data besar, yaitu dengan memakai multiple
thin clients yang mampu membuat perluasan sistem untuk menangani banyak
permintaan dari Twitter API.
TwitterEcho mampu mengambil data dari komunitas besar Twitter, dalam
kasus ini hanya untuk pengguna warga negara Portugis. Dengan melalui
pemakaian desain sistem terdistribusi modular, bisa disesuaikan untuk
komunitas-komunitas lain. Distributed nature dari sistem bisa mengambil data
dalam jumlah besar, ketika besarnya kini sudah dibatasi oleh Twitter. Sistem
modul juga bisa menambahkan fungsionalitas. Sistem sekarang sedang
dijalankan untuk lebih dari sembilan bulan, yang menunjukkan keandalannya.
Evaluasi menunjukkan cakupan yang luas, dan kemampuan fokus yang tinggi.
Sampai sekarang, crawler tersebut sudah sukses dipakai untuk mendukung
dua proyek riset. Pertama, menyediakan data untuk sistem pengumpulan opini
Twitometro. Sistem ini memonitor sentimen dari masyarakat Portugis tentang
kandidat Pemilu 2011. Kedua, crawler tersebut dipakai untuk aplikasi analisis
media sosial dalam cakupan sebuah proyek riset. Melalui cakupan penelitian ini,
TwitterEcho dipakai hampir mendekati data real-time dari komunitas twitter
Portugis untuk kemudian dianalisis sebagai bagian dari komputasi jurnalis.
Kekurangan yang belum terpenuhi dari penelitian ini merupakan masalah
skalabilitas untuk men-tracking tugas server terdistribusi dari komunitas yang
lebih besar. Penambahan dari sisi server akan dapat dilakukan dengan teknologi

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


38

database terdistribusi baru seperti Hbase atau Cassandra (yang masih belum
tercakup dalam penelitian ini).
Kekurangan lainnya yaitu seputar metode analisis yang dipakai, penelitian
lebih fokus menganalisis bahasa Portugis, tak mendeteksi konten dari tiap tweet.

2.12.5 Text Classification Using Support Vector Machine for Webmining Based
Spation Temporal Analysis of the Spread of Tropical Diseases

Fatimah Wulandini dan Anto Satriyo Nugroho (2009) dalam


penelitiannya membandingkan beberapa metode teks mining yaitu C45, K-
Nearest Neighbor, Nave Bayes Classifier dan Support Vector Machine dalam
menyelesaikan permasalahan kategorisasi teks berbahasa Indonesia dan
menbisakan hasil bahwa metode SVM menunjukkan hasil paling bagus pada
kategorisasi teks berbahasa Indonesia. Penelitian dilakukan pada 3713 fitur dan
360 instances. Data tersebut dibagi menjadi 120 instances sebagai data uji dan
240 instances sebagai data latih. Hasilnya ditunjukkan oleh Tabel 2.9.

Tabel 2. 9 Hasil Penelitian Fatimah Wulandini dan Anto Satriyo Nugroho


Metode Akurasi
SVM 92,50 %
K- Nearest Neighbor 29,17 %
Nave Bayes Classifier 90,00 %
C45 77,50 %

Tabel 2.9 tersebut menunjukkan performa yang tak berbeda jauh antara
metode SVM dan NBC meskipun metode NBC merupakan metode yang lebih
konvensional dan lebih sederhana.

2.12.6 Modeling Public Mood and Emotion: Twitter Sentiment and


Socioeconomic Phenomena

Penelitian yang dilakukan oleh Johan Bollen (2009), bertujuan


menganalisis sentimen dari tweet publik untuk mengetahui mood publik sebagai
pengaruh atas kejadian sosial ekonomi.
Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


39

Metodologi yang dipakai pada riset ini merupakan:


1. Definition of data and mood assessment instrument.
Pertama, mengumpulkan timeline kejadian sepanjang periode penelitian.
Kedua, mengumpulkan semua tweet publik oleh pengguna Twitter di
periode yang sama.
2. Data cleaning, parsing and normalization.
Beberapa proses yang dilakukan di sini merupakan menghapus karakter-
karakter non-alphanumeric sesuai aturan, mengkonversi semua karakter ke
lower-case, menghapus 214 standar kata henti, dll.
3. Time series production: aggregation of POMS mood scores over time.
Profile of Mood States (POMS) memetakan tiap tweet ke dalam enam
dimensi vektor mood: Tension, Depression, Anger, Vigour, Fatigue, dan
Confusion.
4. Comparison of produced mood time series to socioeconomic indicators.
Setelah membandingkan hasil POMS tersebut dengan indikator
sosioekonomi yang sudah dikumpulkan maka akan dibisa hubungan antara
kejadian sosioekonomi dan mood publik di periode tersebut.
Tidak disebutkan cara pengumpulan tweet dari para pengguna Twitter
yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini, sebab hal ini adalah bagian yang
sangat penting.
Metode pengukuran yang dipakai merupakan psychometric instrument
(POMS), akan lebih bagus apabila memakai training atau machine learning,
namun lebih kompleks.

2.12.7 Comparison of SVM and Some Older Classification Algorithms in Text


Classification Tasks

Fabrice Colas & Pavel Brazdil (2005) dalam penelitiannya menbisai


bahwa metode NBC mempunyai performansi yang lebih bagus dibandingkan
KNN dan SVM untuk menyelesaikan binary classification pada dokumen
berbahasa Inggris. Hasil penelitiannya juga menyebutkan waktu komputasi yang

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


40

jauh lebih pendek oleh metode NBC dan KNN. Waktu komputasi SVM
berkembang secara kuadratik seiring dengan perkembangan jumlah data latih.

2.12.8 Twitter as a Corpus for Sentiment Analysis and Opinion Mining

Penelitian yang dilakukan oleh Alexander Pak (2010) bertujuan untuk


otomasi pengumpulan corpus yang berasal dari Twitter untuk keperluan analisis
sentimen dan opinion mining.
Metodologi yang dipakai pada riset ini merupakan:
1. Mengumpulkan corpus dari Twitter dengan sentimen positif dan
negatif, dan corpus yang objektif (netral). Metode yang dipakai mampu
mengumpulkan sentimen positif dan negatif sehingga tak perlu
mengklasifikasikan dokumen. Teks yang objektif terkumpul secara
otomatis.
2. Analisis linguistik statistik dari kumpulan corpus.
Memakai TreeTagger sebuah kumpulan tag dengan pengklasifikasian kata
(positif, negatif, netral) yang sudah disediakan (dalam bahasa inggris).
3. Mengumpulkan corpus untuk membangun sistem klasifikasi sentimen
pada microblogging. Ada beberapa teknik yang dipakai, unigram, bigram,
dan trigram, semua dilakukan sebagai perbandingan. Metode
pengklasifikasian memakai Nave Bayes, juga mencoba SVM sebagai
perbandingan.
4. Melakukan evaluasi percobaan pada sebuah kumpulan kiriman
microblogging (twitter) secara nyata untuk membuktikan teknik yang
dilakukan lebih efisien dan bagus dibanding yang sudah dipakai
sebelumnya.
Penelitian ini kurang menjelaskan Twitter API yang digunakan, namun
sudah berhasil memakai metode pengklasifikasian yang lebih efisien dari
penelitian sebelumnya, walau terbatas untuk bahasa Inggris.

2.12.9 Improving Multiclass Text Classification with the Support Vector


Machine
Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


41

Penelitian oleh Jason D. M. Rennie & Ryan Rifkin (2010) menunjukkan


hasil bahwa SVM menghasilkan performansi yang lebih bagus dalam
menyelesaikan klasifikasi teks multi kelas dibandingkan metode NBC. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Fabrice Colas & Pavel Brazdil bahwa SVM unggul
dalam klasifikasi multiclass.

2.13 Perbandingan Penelitian Sebelumnya

Dari beberapa penelitian sebelumnya mengenai maka bisa dibuatkan


rangkuman seperti ditunjukkan oleh Tabel 2.10.

Tabel 2. 10 Rangkuman Perbandingan Penelitian Sebelumnya


Penulis Metode Hasil Penelitian
Ian Barber. NBC Dilakukan pada data review film
(2010) berbahasa Inggris dan diujikan untuk 5000
record opini negatif dan 5000 record
opini positif sebagai data latih dan 333
record opini negatif sebagai data uji serta
menghasilkan akurasi sebesar 80%.
Lei Zhang, Lexicon- Pengujian empiris dengan metode novel
Riddhiman Based menawarkan metode yang lebih efektif
Ghosh, dan menjanjikan.
Mohamed
Dekhil,
Meichun Hsu,
and Bing Liu.
Yudi NBC Dilakukan pada 582 dokumen berbahasa
(2010)
Wibisono. Indonesia dan mendapat hasil akurasi
(2005) tertinggi 90.23% untuk persentase data
latih dan data uji sebesar 70% dan 30%.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


42

Luis Sarmento Melalui cakupan penelitian ini,


(2011) TwitterEcho dipakai hampir mendekati
data real-time dari komunitas twitter
Portugis untuk kemudian dianalisis
sebagai bagian dari komputasi jurnalis,
namun ada keterbatasan bahasa.
Fatimah SVM, Dilakukan pada 3713 feature dan 360
Wulandini dan NBC, K- instance. 360 instance sebagai data latih
Anto Satriyo Nearest dan 120 instance sebagai data uji. SVM
Nugroho. Neighbor, dan NBC menunjukkan hasil yang jauh
(2009) C45 lebih bagus 92,5% dan 90%.
Johan Bollen, POMS Metode pengukuran yang dipakai
Alberto Pepe, merupakan psychometric instrument
Huina Mao. (POMS), akan lebih bagus apabila
(2009) memakai training atau machine learning,
Fabrice Colas SVM, NBC menunjukkan
namun lebih kompleks. performansi yang
& Pavel. KNN, paling bagus melebihi SVM dan KNN.
(2005) NBC Waktu komputasi NBC dan KNN jauh
lebih pendek daripada SVM.
Alexander Pak. NBC dan Riset ini kurang menjelaskan Twitter API
(2010) SVM yang digunakan, namun sudah berhasil
memakai metode pengklasifikasian yang
lebih efisien dari penelitian sebelumnya,
walau terbatas untuk bahasa Inggris.

Pang & Lee, et NBC, Akurasi yang didapat sekitar 77% -


al. (2002) Maximum 82.9%. Akurasi tertinggi didapat memakai
Entropy, feature unigram dan algoritma klasifikasi
dan SVM SVM.

Masing-masing metode penelitian mempunyai kekurangan dan kelebihan.


Bagaimana metode tersebut dipilih merupakan berdasarkan tujuan dilakukannya

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


43

penelitian sebab tak ada satu metode yang dapat cocok untuk semua tujuan. Selain
itu pemakaian lebih dari satu metode juga sering dilakukan.
Dari beberapa penelitian di atas belum ditemukan penelitian yang
mengungkap bagaimana analisis sentimen diselesaikan dengan metode SVM.
Untuk perbandingan performansi maka dipakai metode NBC dengan beberapa
variasi jumlah data latih dan data uji. Beberapa penelitian teks mining dalam
bidang kategorisasi teks untuk data berbahasa Indonesia sudah dibahas namun
untuk teks mining dalam bidang sentiment analysis data berbahasa Indonesia
belum dilakukan.

2.14 Kerangka Berpikir

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


44

Gambar 2. 4 Kerangka Berpikir

Pada gambar 2.4 ditunjukkan kerangka berpikir dari penelitian ini.


Pemahaman mengenai media sosial Twitter menjadi mula dalam melakukan
proses penelitian, sebab data yang dipakai memiliki karakteristik tersendiri.
Untuk pengumpulan data di twitter (data crawler), dipakai twitter API yang
bisa menjaring tweet-tweet sesuai dengan kategori yang diinginkan.
Sebelum melakukan analisis sentimen, terlebih dulu mengenal proses Text
Mining yang adalah cara untuk menemukan informasi yang terkandung di dalam
teks yang dijadikan sumber data penelitian.
Setelah itu, untuk tahapan analisis sentimen merujuk ke penelitian yang
telah ada dengan penyesuaian terhadap Bahasa Indonesia.
Terakhir, untuk menemukan metode klasifikasi yang paling akurat maka
dipakai dua metode klasifikasi yang telah populer, yaitu NBC dan SVM.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


BAB 3
METODE PENELITIAN

Setelah tujuan penelitian dijelaskan pada bagian pertama, maka jenis


penelitian yang dipakai dalam penelitian ini merupakan kualitatif, yaitu penelitian
yang dilakukan dengan mengumpulkan data dalam bentuk kata-kata atau kalimat
dari sumber informasi yang penulis jadikan objek, dalam hal ini twitter.
Dari Gambar 3.1, bisa dilihat proses secara keseluruhan pada
implementasi metode penelitian ini. Di mana data yang dikumpulkan pertama
merupakan tweet dengan kata kunci khusus berupa tweet berbahasa Indonesia
yang sudah ditentukan dari akun Twitter Indonesia. Kemudian pemakaian
perangkat lunak untuk mendukung metode klasifikasi dan terakhir merupakan
keluarannya yang berupa analisis data, nilai akurasi dan hasil klasifikasi.

Gambar 3. 1 Metode penelitian

3.1 Pengumpulan Data

Sebelum melakukan analisis sentimen dalam Bahasa Indonesia, maka proses


mula yang harus dilakukan dalam penelitian ini merupakan mengumpulkan
korpus. Data yang dipakai untuk pengumpulan korpus didapat dari twitter.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data korpus mengacu pada
45 Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


46

penelitian sebelumnya yaitu Twitter as a Corpus for Sentiment Analysis and


Opinion Mining (Alexander & Paroubek, 2010), ditambah dengan melakukan
langkah lainnya di akhir proses untuk menbisakan data Twitter yang memakai
bahasa Indonesia. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa untuk menbisakan
sentimen positif dan negatif dari twitter bisa dilakukan dengan melakukan
pencarian dengan memakai kata kunci berupa ikon emosi.
Langkah-langkah proses pengumpulan korpus bisa dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 3. 2 Tahapan Pengumpulan Data (Korpus)

3.1.1 Twitter Crawling

Proses crawling pada Twitter dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas


application interface (API) yang sudah disediakan. Maksimal panjang karakter
dari satu kalimat tweet merupakan 140 karakter, sehingga satu data tweet adalah
sebuah kalimat yang mewakili sebuah sentimen. Ikon emosi yang dipakai sebagai
kata kunci merupakan :) dan :(. Pemakaian ikon emosi tersebut sesuai dengan
petunjuk penelusuran pada situs twitter, di mana untuk mencari tweet yang
mempunyai ekspresi positif memakai ikon emosi :) dan untuk mencari tweet
yang mempunyai ekspresi negatif memakai ikon emosi :( (Wulandini, 2009).

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


47

Analisis sentimen yang dilakukan pada penelitian ini dibatasi pada topik
mengenai brand teknologi, sehingga pada saat melakukan crawling data memakai
kata kunci berkaitan dengan brand teknologi, antara lain:
telkomsel
esia
axis
smartfren
indosat
xl axiata
Untuk mengakses API twitter, URL yang dipakai merupakan sebagai
berikut: http://search.twitter.com/search.atom?q=katakunci. Data hasil kembalian
dari query tersebut dalam format XML, selanjutnya disimpan data akun dan tweet
ke dalam database.
Adapun kata kunci yang dipakai dalam query merupakan:
a. Positif
telkomsel :), esia :), axis :), smartfren :), indosat :), xl axiata :).
b. Negatif
telkomsel :(, esia :(, axis :(, smartfren :(, indosat :(, xl axiata :(.
Di bawah ini merupakan contoh pemakaian twitter API dengan kata kunci
telkomsel .
URL API yang dimasukkan:

http;//search.twitter.com/search.atom?q=telkomsel+;(

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


48

Kembalian XML:
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?>
<feed xmlns;google="http;//base.google.com/ns/1.0" xml;lang="en-US"
xmlns;openSearch="http;//a9.com/-/spec/opensearch/1.1/"
xmlns="http;//www.w3.org/2005/Atom"
xmlns;twitter="http;//api.twitter.com/"
xmlns;georss="http;//www.georss.org/georss">
<id>tag;search.twitter.com,2005;search/telkomsel ;(</id>
<link type="text/html"
href="http;//search.twitter.com/search?q=telkomsel+%3A%28"
rel="alternate"/><link type="application/atom+xml"
href="http;//search.twitter.com/search.atom?q=telkomsel+%3A%28"
rel="self"/><title>telkomsel ;( - Twitter Search</title>
<link type="application/opensearchdescription+xml"
href="http;//twitter.com/opensearch.xml" rel="search"/>
<link type="application/atom+xml"
href="http;//search.twitter.com/search.atom?since_id=29194039350594355
2&amp,q=telkomsel%20%3A%28" rel="refresh"/>
<updated>2013-01-
17T16;09;48Z</updated><openSearch;itemsPerPage>15</openSearch;itemsPer
Page>
<link type="application/atom+xml"
href="http;//search.twitter.com/search.atom?page=2&amp,max_id=29194039
3505943552&amp,q=telkomsel%20%3A%28"
rel="next"/><entry><id>tag;search.twitter.com,2005;291940393505943552<
/id><published>2013-01-17T16;09;48Z</published>
<link type="text/html"
href="http;//twitter.com/bibindarawijaya/statuses/291940393505943552"
rel="alternate"/>
<title>@Telkomsel sinyalnya dong please kakak ;(</title><content
type="html">@&lt,em&gt,Telkomsel&lt,/em&gt, sinyalnya dong please
kakak ;(</content>
<updated>2013-01-17T16;09;48Z</updated><link type="image/png"
href="http;//a0.twimg.com/profile_images/3119657705/9f2ab6350bc1b85736
b66af8831e8af2_normal.jpeg"
rel="image"/><twitter;geo></twitter;geo><twitter;metadata><twitter;res
ult_type>recent</twitter;result_type></twitter;metadata>
<twitter;source>&lt,a
href="http;//twitter.com/download/android"&gt,Twitter for
Android&lt,/a&gt,</twitter;source><twitter;lang>tl</twitter;lang>
<author><name>bibindarawijaya (Bintang
Darawijaya)</name><uri>http;//twitter.com/bibindarawijaya</uri></autho
r></entry></feed>

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


49

Dari XML hasil kembalian query tersebut, data yang disimpan ke dalam file
hanyalah data id, title, dan sentiment. Bisa dilihat pada data dibawah ini:

ID ; 291940393505943552
Text ; @Telkomsel sinyalnya dong please kakak ;(
Sentiment ; -1 (negatif)

3.1.2 Seleksi Bahasa Indonesia

Twitter API hanya mempunyai fasilitas untuk melakukan filtering


berdasarkan lokasi tweet tersebut dibuat, tak untuk proses filtering terhadap
bahasa yang dipakai. Bahasa yang dipakai dalam twitter sangat beragam,
sehingga diperlukan pemisahan data tweet hasil crawling untuk menbisakan data
dengan bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah proses tambahan
berupa filtering memakai Language Detection Library untuk menbisakan data
tweet berbahasa Indonesia. Library ini adalah sebuah library open source yang
ditulis dalam bahasa pemrograman Java, dibuat oleh Shuyo Nakatani dan
dipublikasikan di: http://code.google.com/p/language-detection.
Library ini memakai data pada abstrak xml dari situs Wikipedia untuk
menbisakan contoh profil dari tiap-tiap bahasa. Kemudian diterapkan filter
dengan algoritma Nave Bayesian untuk menbisakan bahasa yang dipakai.
Library ini mampu mendeteksi 49 bahasa yang berbeda dengan ketelitian lebih
dari 99% (Nakatani, 2010).

3.1.3 Klasifikasi Sentimen Manual

Proses klasifikasi manual bertujuan untuk menentukan kelas dari suatu


sentimen dan dipakai untuk menentukan tingkat akurasi hasil klasifikasi SVM dan
NBC. Sentimen yang s u d a h didapat dari ekstraksi fitur akan diberi label kelas
secara manual untuk dipakai sebagai data pengujian akurasi.
Menurut Bannister dan Remenyi (1999), proses identifikasi dan klasifikasi
SI/TI bisa dilakukan berdasarkan pendekatan hermeneutika. Proses
mengidentifikasi dan mengklasifikasi dengan memakai pendekatan hermeneutika
Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


50

ini seperti yang dilakukan oleh Ranti (2008). Data yang dikumpulkan dikaji secara
kualitatif berdasarkan metode hermeneutika oleh lebih dari satu orang supaya
dapat dibandingkan.

3.2 Pemrosesan Data

Data Tweet

Pra-proses

Pembelajaran & Validasi

Tweet hasil pra-


proses

Model
Klasifikasi

Sentimen Sentimen
Positif Negatif

Gambar 3. 3 Alur Pemrosesan Data

Data yang dibutuhkan untuk proses klasifikasi ini terdiri dari data
pembelajaran dan data validasi. Sebelum dilakukan proses pembelajaran,
dilakukan pra-proses pada data korpus (tweet).

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


51

3.2.1 Pra-Proses

Pra-proses perlu dilakukan sebelum proses klasifikasi supaya dimensi vector


space model menjadi lebih rendah. Setidaknya dengan memperrendah dimensi
vector space model proses klasifikasi akan menjadi lebih cepat.
Tujuan dilakukannya pra-proses tweet ini merupakan:
1. Menghilangkan tweet yang tak bersih
2. Menyeragamkan bentuk kata
3. Mengurangi volume kata
Tahapan yang dilakukan pada pra-proses tweet bisa dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 3. 4 Pra-proses data tweet

1) Cleansing
Proses Cleansing merupakan proses membersihkan tweet dari kata-kata
yang tak diperlukan untuk mengurangi noise pada proses klasifikasi. Adapun kata-
kata yang dihilangkan antara lain:
Username twitter (@username)
Hashtag twitter (#)
Kata kunci pencarian (telkomsel, indosat, dll)
Ikon emosi (:), :( )
HTML karakter (<, >, dll)
Alamat situs (url) (http://situs.com)
Alamat email (nama@situs.com)

2) Stopwords
Stopwords merupakan kata-kata yang sangat umum yang biasanya hanya
sedikit pengaruhnya di dalam suatu teks, seperti dan, tetapi, dll. Kata-kata
yang terkandung pada daftar stopwords dihilangkan. Daftar stopwords terlampir
pada lampiran.
Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


52

3) Singkatan
Singkatan seperti lmbt diubah menjadi lambat, kualitas data hasil
klasifikasi sangat tergantung pada jumlah singkatan yang dimasukkan pada daftar
singkatan.

4) Case folding
Case folding merupakan proses pengubahan semua huruf dalam tweet
menjadi huruf rendah (huruf 'a' sampai dengan huruf 'z). Karakter selain huruf
akan dihilangkan sebab dianggap sebagai delimiter.

3.2.2 Pemilihan Fitur

Hal yang paling penting dalam proses klasifikasi sentimen merupakan


pemilihan fitur yang dipakai untuk klasifikasi. Beberapa fitur standar yang biasa
dipakai merupakan unigram, tiap kata di dalam tweet akan dianggap sebagai fitur
(di beberapa penelitian sebelumnya disebut dengan POS Tagger). Fitur dan nilai
tersebut selanjutnya akan disimpan dalam sebuah vektor untuk keperluan
klasifikasi.

1) Part of Speech (POS) Tagger


POS Tagger merupakan sebuah proses untuk memberikan kelas pada
sebuah kata. Menurut Dr. Goris Keraf (1979), hampir semua tata bahasa yang ada
saat ini melakukan pembagian jenis kata berdasarkan Aristoteles. Pembagian jenis
kata terdiri dari 8 jenis kata, sebagai berikut:
a) Kata Benda (noun)
b) Kata Kerja (verb)
c) Kata Sifat (adjective)
d) Kata Keterangan (adverb)
e) Kata Depan (preposition)
f) Kata Sambung (conjuction)
g) Kata Ganti (pronoun)

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


53

h) Kata Bilangan (numeralia)


Proses POS Tagger dilakukan dengan cara parsing (memecah korpus
menjadi kata-kata), kemudian ditentukan kelas tiap kata dengan memakai bantuan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

2) Stemming
Proses stemming merupakan proses mengembalikan kata-kata yang sudah
diproses pada tahap sebelumnya menjadi kata dasar. Proses ini akan mengurangi
variasi kata yang sebenarnya mempunyai variasi sama. Adapun variasi imbuhan
dalam hal ini antara lain :
a) Prefiks (awalan)
b) Sufiks (akhiran)
c) Infiks (sisipan)
d) Konfiks (kombinasi mulaan dan akhiran)
Secara umum dibawah ini merupakan urutan penggunaan imbuhan sebagai
inflections dan derivations.
Seperti pada proses POS Taggger, proses stemming dilakukan dengan
memakai bantuan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

3.2.3 Pembobotan

Pemakaian metode pembobotan yang tepat bisa mempengaruhi tingkat


akurasi dari metode klasifikasi yang dipakai. Dalam penelitian ini, tweet
dinyatakan dalam model vector-space, di mana tweet diwakili dengan sebuah
vektor dari kata-kata yang diekstraksi. Oleh sebab itu, data teks akan dikonversi
terlebih dulu menjadi numerik dengan berbagai metode pembobotan sebelum
diproses.
Semua kata yang terkandung dalam tweet didaftarkan, dinyatakan dengan
{f1, f2,, fm} yang adalah daftar kata. Jumlah kemunculan kata dalam tweet yang
dinyatakan dengan n1(d) yang adalah jumlah kemunculan kata f1 dalam tweet d

direpresentasikan ke dalam vektor

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


54

Untuk penelitian ini pembobotan yang dipakai merupakan unigram, kata


dan simbol direpresentasi ke dalam bentuk vektor, dimana tiap kata atau simbol
dihitung sebagai satu fitur. Adapun perhitungan bobot yang dipakai merupakan:
1. Feature Term Frequency (TF)

Salah satu metode pembobotan yang paling sederhana, metode ini


menghitung berapa kali jumlah kemunculan fitur fi dalam sebuah tweet. Misalnya
kata sinyal dalam tweet A dipakai sebesar dua kali, maka bobotnya merupakan
dua. Metode pembobotan ini dipakai oleh Pang (2002).
2. Feature Term Presence (TP)
ni(d) = 1, apabila fitur fi ada di tweet d
ni(d) = 0, apabila fitur fi tak ada di tweet d
Metode ini menunjukkan ada atau tidaknya fitur fi dalam sebuah tweet.
Misalnya kata sinyal dalam tweet A dipakai sebesar dua kali, maka bobotnya
merupakan 1 sebab yang dihitung bukan berapa kali muncul tetapi adanya kata
sinyal di dalam tweet A.
3. Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF)
ni(d) = dfi . Log D/dfi
Di mana :
df = jumlah fitur fi dalam seluruh tweet
D = jumlah tweet
TF-IDF adalah metode pembobotan yang paling banyak dipakai di dalam
kategorisasi teks (Sebastiani., 2002). TF-IDF melakukan dua buah perhitungan
yaitu TF dan IDF. TF didapat dari jumlah term tersebut di dalam dokumen,
sedangkan IDF adalah jumlah dokumen dibagi jumlah dokumen dengan
kemunculan term tersebut.

3.2.4 Proses Klasifikasi

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


55

Proses klasifikasi memakai metode SVM dan NBC. SVM adalah salah satu
metode learning untuk melakukan klasifikasi ke dalam dua kelas. Pada penelitian
ini input yang dipakai merupakan data latih, dinyatakan dengan S.

(3,1)
Di mana:
Tweet
Sentimen
Keluaran yang diharapkan merupakan:
Pengklasifikasian f:X -> {-1,1}

3.2.5 Evaluasi

Untuk menbisakan ketelitian dipakai data confusion matrix yang adalah


keluaran dari klasifikasi SVM. Berikut merupakan contoh output dari confusion
matrix.

### Confusion Matrix ###

(+) (-) <-- pengklasifikasikan


65 35 | a = -1
40 60 | b = 1

Dari data confusion matrix di atas terlihat bahwa proses klasifikasi dari
dilakukan terhadap 200 data, terdiri dari 100 data sentimen positif dan 100 data
sentimen negatif. Dari hasil klasifikasi dibisa bahwa dari 100 sentimen positif
diklasifikasikan oleh SVM menjadi 65 data sentimen negatif dan 35 sentimen
positif. Dari 100 sentimen negatif diklasifikasikan oleh SVM menjadi 40 sentimen
negatif dan 60 sentimen positif, total terbisa 75 data yang salah dari proses
klasifikasi, sehingga persentase kebenaran dari SVM sebesar 62.5%.

3.3 Pengujian dengan Aplikasi Rapid Miner

Pengujian adalah proses untuk menbisakan nilai akurasi dengan


membandingkan hasil klasifikasi sentimen dengan pengklasifikasian secara

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


56

manual. Untuk mempergampang dan mempercepat penelitian, maka dipakailah


aplikasi Rapid Miner sebagai pembanding. Aplikasi ini kemudian dijadikan
sebagai sistem untuk melakukan proses pengklasifikasian tweet secara otomatis.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


BAB 4
PROFIL TWITTER

4.1 Sejarah Twitter

Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota


dewan dari perusahaan Odeo. Jack Dorsey memperkenalkan ide twitter dalam
pertemuan tersebut di mana individu dapat memakai layanan SMS untuk
berkomunikasi dengan kelompoknya. Twitter menjadi perusahaan sendiri pada
bulan April 2007.
Popularitas Twitter mulai meningkat pada tahun 2007 ketika mengikuti
festival South by Southwest (SXSW). Pemakaian Twitter meningkat dari 20.000
tweet per hari menjadi 60.000 selama acara tersebut. Reaksi di festival itu sangat
positif.
Logo twitter diganti pada tanggal 14 September 2010, desain baru dan logo
tersebut kemudian berubah lagi menjadi Larry the Bird pada tanggal 5 Juni 2012
(id.wikipedia.org, 2012).

4.2 Pertumbuhan Twitter

Sudah lebih dari 400.000 tweet dikirimkan per kuartal pada tahun 2007.
Kemudian pada tahun 2008 berkembang menjadi 100 juta tweet per kuartal. Pada
akhir tahun 2009, 2 miliar tweet per kuartal sudah terkirimkan. Pada kuartal
pertama tahun 2010, 4 miliar tweet yang dikirimkan. Pada bulan Februari 2010
pengguna Twitter mengirimkan 50 juta per hari. Pada Juni 2010, sekitar 65 juta
tweet yang dikirimkan setiap hari, setara dengan sekitar 750 tweet dikirim setiap
detik, menurut Twitter.com.
Pengguna Twitter akan menjadi lebih aktif ketika ada kejadian-kejadian
penting. Contohnya, rekor diciptakan pada Piala Dunia 2010, ketika penggemar
menulis 2940 tweet per detik di kedua periode 30 setelah Jepang mencetak gol
melawan Kamerun pada tanggal 14 Juni 2010. Rekor dipatahkan lagi ketika
penyanyi Michael Jackson meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 2009, server

57 Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


58

twitter mengalami down sebab pengguna memperbarui status mereka untuk


memasukkan kata-kata "Michael Jackson" sejumlah 100.000 tweet per jam
(id.wikipedia.org, 2012).

4.3 Demografi Pengguna

Informasi pengguna tak tersedia pada profil pengguna twitter. Untuk


mengklasifikasikan jenis kelamin bisa dilakukan dengan cara melihat nama
pengguna, avatar (foto pengguna) dan parameter-parameter lainnya. Menurut
sebuah studi yang dilakukan oleh beelove.com, perempuan membentuk sebuah
demografi Twitter lebih besar daripada laki-laki dimana persentasenya merupakan
53% lebih dari 47%.

Gambar 4. 1 Distribusi jenis kelamin pengguna di twitter

Pada perkembangannya, Twitter yang mulanya dirancang untuk dipakai oleh


orang dewasa sebagai sarana pendukung pekerjaannya, sekarang justru banyak
dipakai oleh remaja. Hal ini dikarenakan sebab fungsi Twitter yang saat ini

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


59

sebagai wadah berkumpulnya para fans artis. Dengan begitu para pengikut akun
selebritis tersebut dapat memantau berita terbaru dari sang artis.

Gambar 4. 2 Distribusi usia pengguna twitter

4.4 Pengguna Media Sosial Twitter di Indonesia

Media sosial memberikan kebebasan kepada pengguna untuk menciptakan


konten dalam akun mereka, kebebasan ini membuat konten media sosial tak
mempunyai struktur formal, sebab konten sangat tergantung dari pengguna dan
masyarakat di sekitar mereka.
Ini berarti bahwa konten mungkin berisi pesan dalam bahasa yang hanya
dimengerti oleh komunitas media sosial itu sendiri. Masalah yang mungkin timbul
utamanya di Indonesia dari karakteristik tersebut merupakan tingginya jumlah
OOV dan ambiguitas yang terjadi dalam sentimen klasifikasi.
Pada sekarang, beberapa perusahaan besar di Indonesia mempunyai mulai
memakai media sosial twitter sebagai sarana mereka mendekati pelanggan.
Mempunyai populasi penduduk urutan ke-4 terbanyak di dunia, dengan
jumlah lebih dari 230 juta orang, tentunya membuat jumlah pengguna internet di
Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


60

Indonesia menjadi sangat banyak dan terus berkembang. Menurut


aworldtweets.com, jumlah pengguna internet di Indonesia untuk tahun 2012
merupakan urutan 2 di dunia, dengan jumlah 11% dari total populasi.
Menurut Sysomos, jumlah pengguna Twitter di Indonesia merupakan urutan
ke-6 di dunia, dan Jakarta menjadi ibukota twitter di Asia, mengalahkan kota
Tokyo. Jumlah pengguna twitter di Jakarta untuk perbandingan per kota
menempati urutan ke-13 di dunia. Urutan pertama pengguna twitter merupakan
London, sedangkan New York merupakan urutan pertama untuk jumlah tweet
terbanyak.
Twitter sangat populer di Indonesia. Hal ini didukung oleh kegampangan
yang disediakan oleh layanan ponsel dan operator telekomunikasi yang ada serta
aplikasi yang mendukung.
Sedangkan menurut data Semiocast bulan Juni 2012, Indonesia merupakan
negara ke-5 dengan pengguna Twitter terbanyak di dunia, dengan jumlah total
pengguna mencapai 29,4 juta.
Jakarta bahkan berhasil mencatatkan rekor sebagai kota paling aktif di
Twitter, dengan menyumbangkan 2,4% dari jumlah keseluruhan tweet yang di-
post, kemudian disusul oleh Bandung di posisi keenam.
Statistik tersebut menunjukkan bahwa pengguna di Indonesia sangat aktif
memakai Twitter sebagai media berkomunikasi dan sarana bersosialisasi.
Meningkatnya pemakaian Twitter di Indonesia berakibat pula dengan
menjamurnya komunitas-komunitas online di dalamnya. Kegampangan yang
ditawarkan Twitter dalam hal penyebaran informasi, turut mempunyai andil dalam
hal ini.
Akun Stand Up Comedy Indonesia (@StandUpIndo), Akademi Berbagi
(@AkademiBerbagi), Indonesia Berkebun (@IDBerkebun) merupakan beberapa
dari sekian banyak komunitas yang tumbuh dan besar di Twitter.
Gambar 4.3 menunjukkan pengguna Twitter yang unik di seluruh dunia.
(Untuk menentukan lokasi seseorang, Sysomos memakai teknologi eksklusif
untuk menyimpulkan geografi berdasarkan informasi pengguna yang tak
bergantung pada geo-lokasi Twitter API.)

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


61

Sumber: Semiocast.com, 2012.


Gambar 4. 3 Top 20 Countries in Terms of Twitter Accounts

Selain melihat jumlah pengguna Twitter yang unik di seluruh dunia, penulis
juga menjelajahi geografis break-down berdasarkan jumlah tweet untuk
menentukan apakah ada perbedaan antara keduanya.
Gambar 4.4 di bawah ini menunjukkan kota-kota terkemuka dengan jumlah
tweet-

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


62

nya.

Sumber: Semiocast.com, 2012.


Gambar 4. 4 Top 20 Cities by Number of Posted Tweets

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


BAB 5
PEMBAHASAN

Setelah semua metodologi penelitian selesai disusun, maka tahap berikutnya


merupakan memakai sistem tersebut untuk mengumpulkan data, membandingkan
metode klasifikasi memakai data latih, menguji akurasi metode klasifikasi serta
melakukan percobaan dengan memakai data yang sama dengan aplikasi Rapid
Miner.

5.1 Pengumpulan Data

5.1.1 Twitter Crawling

Proses crawling dilakukan secara manual untuk menbisakan data sentimen


sesuai dengan kata kunci yang dipakai. Hasil dari proses crawling pada rentang
bulan Nopember - Desember 2012 merupakan data tweet sebesar 200.
Berikut ini merupakan contoh data tweet hasil crawling:

Lumia Laris Manis, Saham Nokia Naik 18 Persen


http;//bit.ly/VPJE9D
Kalimat 'Sakti' MA yang Selamatkan Telkomsel dari
Kepailitan http;//de.tk/deWTt
Nokia 'Bajak' Trafik Browser Mobile http;//de.tk/3sNQ1
Lumia Lumayan Laris, Nokia telah Bangkit?
http;//de.tk/t75q4
TEKNO; Apple Berencana Luncurkan iPhone Murah dengan
Nama 3GS
Signal #telkomsel lagi kacrut!
Sinyalnya xl sih telah hsdpa, pake plus lagi. Sayang
lemot. Cie, yg diphp sama jaringan ;| #indonesiatanpaphp
Promo palsu @telkomflexi katanya tarif
irit,kenyataannya nihil..
Saya lebih percaya kalo IM3 lah GSM yang bagus. Dari
kemaren sampai saat ini, sinyalnya GSM. ;')

63 Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


64

5.1.2 Seleksi Bahasa Indonesia

Setelah dibisakan data tweet, dilakukan proses seleksi untuk menbisakan


data tweet berbahasa Indonesia. Berikut ini merupakan potongan source code
pemakaian Language Detection Library untuk melakukan filter terhadap data
tweet supaya menbisakan Bahasa Indonesia.

import java.util.ArrayList,
import com.cybozu.labs.langdetect.Detector,
import com.cybozu.labs.langdetect.DetectorFactory,
import com.cybozu.labs.langdetect.Language,

class LangDetectSample {
public void init(String profileDirectory) throws
LangDetectException {
DetectorFactory.loadProfile(profileDirectory),
}
public String detect(String text) throws
LangDetectException {
Detector detector = DetectorFactory.create(),
detector.append(text),
return detector.detect(),
}
public ArrayList<Language> detectLangs(String text) throws
LangDetectException {
Detector detector = DetectorFactory.create(),
detector.append(text),
return detector.getProbabilities(), }

5.1.3 Klasifikasi Sentimen Manual

Menurut Trauth (2001), pandangan interpretasi dan analisis dari suatu data
kualitatif merupakan mengerti kenapa suatu informasi diceritakan dan bagaimana
mekanisme untuk mengklasifikasikan konteks tersebut.
Oleh sebab itu proses klasifikasi manual dilakukan lebih dari sekali oleh 2
orang untuk meningkatkan kualitas hasil pengklasifikasian, yaitu penulis sendiri
dan seorang rekan yang bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi bernama
Andika Rahmawati (andika.rahmawati@axisworld.co.id).
Hasil dari klasifikasi manual ini nantinya dipakai untuk proses evaluasi
sehingga dibisa hasil berupa tingkat akurasi memakai metode klasifikasi machine
learning (SVM dan NBC).

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


65

Tabel 5. 1 Contoh Klasifikasi Sentimen Manual


Tweet Sentimen 1 Sentimen 2
Saya lebih percaya kalo IM3 lah GSM yang bagus. Dari Negatif Positif
kemaren sampai saat ini, sinyalnya GSM. :')
kepada operator telko mohon hentikan promo2 gratis Negatif Negatif
SMS atau paket internet... berhentilah jadi komunis...
nanti putin ngambek...
@IndosatMania padahal saya ga pernah telat bayar Negatif Netral
tagihan pulsa. Dan tolong ya jangan nyuruh copot
batere doang.
@ari_maul iya, bisa sinyal. Klo ke Dieng bawa kartu Positif Positif
telkomsel punya ya.. :p
Di Karimunjawa, provider yang paling lancar dipakai Positif Positif
merupakan Telkomsel, dengan waktu pakai paling
lancar ... jam segini.
Kalimat 'Sakti' MA yang Selamatkan Telkomsel dari Positif Positif
Kepailitan http://de.tk/deWTt

5.2 Pemrosesan Data

5.2.1 Pra-Proses

Twitter adalah aplikasi micro-blogging yang terbatas pada 140 karakter saja,
namun seringkali tweet yang ditulis adalah padanan dari kata-kata tak baku,
penggabungan dengan bahasa asing, karakter angka dan huruf atau terbisa
kesalahan penulisan kata. Hal ini mempengaruhi dimensi vector space model dan
membuat isi tweet tak dipahami oleh sistem.
Oleh sebabnya tahapan selanjutnya merupakan melakukan pra-proses
terhadap data tweet yang telah dibisa. Pra-proses memakai aplikasi java, dengan
kegiatan cleansing, case folding.

5.2.2 Pemilihan Fitur

Setelah dilakukan pra-proses, maka selanjutnya akan dilakukan pemilihan


fitur, proses yang dilakukan merupakan POS tagger dan stemming. Dari data pra-
proses, proses pemilihan dan ekstraksi fitur menbisakan 5 (lima) buah kumpulan
data dengan variasi fitur yang berbeda, pada tabel berikut diuraikan mengenai

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


66

label yang dipakai untuk tiap-tiap kumpulan data dan deskripsinya. Sesuai dengan
penelitian Bing Liu (2010), jenis kata yang akan dipakai meliputi kata benda, kata
kerja, kata sifat, dan kata keterangan, sebab keempat jenis kata ini adalah jenis
kata yang paling banyak mengandung sentimen

Tabel 5. 2 Label Data


Label Data Deskripsi

TwAsl Adalah data tweet yang telah dilakukan pra-proses.


TwKms Adalah data tweet yang telah dilakukan pra-proses dan filtering
dengan cara menghapus kata-kata yang tak ada di dalam KBBI.
TwKmsDsr Adalah data tweet yang telah dilakukan pra-proses dan filtering
dengan cara menghapus kata-kata yang tak ada di dalam KBBI
serta dilakukan proses stemming, sehingga hanya berupa
kumpulan dari kata dasar saja.
TwKmsKls Adalah data tweet yang telah dilakukan pra-proses dan filtering
dengan cara menghapus kata-kata yang tak ada di dalam KBBI
dan hanya diambil kata yang mempunyai kelas adjective, adverb,
verb dan noun saja.
TwKmsKlsDsr Adalah data tweet yang telah dilakukan pra-proses dan filtering
dengan cara menghapus kata-kata yang tak ada di dalam KBBI
serta dilakukan proses stemming, sehingga hanya berupa
kumpulan dari kata dasar saja, serta diambil kata yang
mempunyai kelas adjective, adverb, verb dan noun saja.

Data berikut merupakan contoh data dari tiap-tiap kumpulan data yang
dipakai.
1) Kumpulan data: TwAsl

lumia laris manis saham naik persen


kalimat sakti ma yang selamatkan dari kepailitan
bajak trafik browser mobile
lumia lumayan laris telah bangkit
tekno berencana luncurkan murah dengan nama 3gs

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


67

2) Kumpulan data: TwKms

laris manis saham naik persen


kalimat sakti yang selamatkan dari kepailitan
bajak trafik
lumayan laris telah bangkit
berencana luncurkan murah dengan nama

Penentuan jenis kata dengan POS Tagger

adj adj n v n
n adj p v p adj
v n
adv adj adv v
v v adj p n

3) Kumpulan data: TwKmsDsr

laris manis saham naik persen


kalimat sakti yang selamat dari pailit
bajak trafik
lumayan laris telah bangkit
rencana luncur murah dengan nama

Penentuan jenis kata dengan POS Tagger

adj adj n v n
n adj p v p adj
v n
adv adj adv v
v v adj p n

4) Kumpulan data:
TwKmsKls

laris manis saham naik persen


kalimat sakti selamatkan kepailitan
bajak trafik
lumayan laris telah bangkit
berencana luncurkan murah nama

Penentuan jenis kata dengan POS Tagger

adj adj n v n
n adj v adj
v n
adv adj adv v
v v adj n

5) Kumpulan data: TwKmsKlsDsr

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


68

laris manis saham naik persen


kalimat sakti selamat pailit
bajak trafik
lumayan laris telah bangkit
rencana luncur murah nama

Penentuan jenis kata dengan POS Tagger

adj adj n v n
n adj v adj
v n
adv adj adv v
v v adj n

5.2.3 Pembobotan

Tahapan selanjutnya merupakan mengubah data tweet hasil pra-proses ke


dalam bentuk model vektor. Jumlah data yang dipakai sebagai korpus sebesar 200
data sentimen berupa campuran sentimen positif dan negatif.
Untuk pembentukan model vektor dilakukan dengan kriteria minimal
kemunculan kata, sehingga dibisa data jumlah fitur untuk masing-masing
kumpulan data yang bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. 3 Jumlah Fitur tiap-tiap kumpulan data


Kumpulan data Label Jumlah Fitur

TwAsl 1.54
TwKms 1.37
TwKmsDsr 1.28
TwKmsKls 1.15
TwKmsKlsDsr 1.12

5.2.4 Proses Klasifikasi

Klasifikasi dilakukan dengan memakai perangkat lunak open source Rapid


Miner 5. 1. Metode yang dipakai untuk mengklasifikasikan data penelitian ini

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


69

merupakan dengan memakai metode Nave Bayes classifier dan metode Support
Vector Machine.
Pada pengujian ini, data yang dipakai merupakan data tweet hasil crawling
yang tersimpan dalam file XML, kemudian dilakukan pra-proses oleh sistem yang
dikembangkan antara lain Stopwords, POS Tagger, dan Stemming. Kemudian
proses selanjutnya merupakan mengkonversi data menjadi dokumen dengan
proses document from data. Proses selanjutnya merupakan menentukan field mana
yang akan dijadikan sebagai kelas dengan memakai proses set role. Selanjutnya,
tahap akhir merupakan tahap pengujian dengan memakai proses validation. Untuk
lebih jelas, keseluruhan proses pengujian dengan perangkat lunak Rapid Miner
bisa dilihat di Gambar 5.1.

Gambar 5. 1 Proses klasifikasi dengan Rapid Miner

1) Metode Nave Bayes Classifier

Gambar 5. 2 Proses klasifikasi Nave Bayes classifier dengan Rapid Miner

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


70

Gambar 5.2 menunjukan proses klasifikasi dengan Rapid Miner dengan


metode Nave Bayes classifier yang dipakai untuk mengklasifikasikan data
penelitian ini sehingga didapat akurasi pada perangkat lunak ini.
Untuk menbisakan hasil klasifikasi terbagus, data diujikan memakai tiga
kernel yang berbeda, yaitu polynomial (e=1 & e=2) dan RBF.

2) Metode Support Vector Machine

Gambar 5. 3 Proses klasifikasi Support Vector Machine dengan Rapid Miner

Gambar 5.3 menunjukan proses klasifikasi dengan Rapid Miner dengan


metode Support Vector Machine yang dipakai untuk mengklasifikasikan data
penelitian ini sehingga didapat akurasi pada perangkat lunak ini.
Nilai akurasi model terrendah terbisa pada hasil pengujian dengan memakai
sampel sebesar 100 dan nilai akurasi terbesar terbisa pada hasil pengujian dengan
memakai sampel sebesar 200. Terjadi peningkatan juga pada seluruh akurasi kelas
seiring dengan ditambahnya jumlah sampel yang dipakai.

5.3 Hasil Klasifikasi

Data hasil klasifikasi memakai SVM dengan 2 kali iterasi bisa dilihat pada
tabel berikut:

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


71

Tabel 5. 4 Hasil Klasifikasi memakai SVM


TF TP TF-IDF
Kumpulan data Kernel
1 2 1 2 1 2

POLY 74,3 73,1 72,9 73,95 74,3 73,1


e=1
TwAsl POLY 71,95 71,35 71,25 71,6 71,95 71,35
e=2
RBF 70,25 70,35 73,75 75,1 70,2 70,35
POLY 75,75 76,3 74,95 75,75 75,75 76,35
e=1
TwKms POLY 71,85 70,4 72,4 70,8 71,9 70,4
e=2
RBF 74,05 72,85 76,05 76,25 74,05 72,85
POLY 75,95 76,5 74,9 76,35 75,95 76,55
e=1
TwKmsDsr POLY 72,3 70,3 72,8 71,2 72,3 70,3
e=2
RBF 73,8 72,6 75,85 76,65 73,75 72,6
POLY 75,4 75,7 74,7 74,7 75,4 75,7
e=1
TwKmsKls POLY 70,85 70,75 72,15 69,15 70,85 70,75
e=2
RBF 71,6 71,2 75,1 75,5 71,6 71,2
POLY 76,2 76,45 75,5 75,75 76,25 76,45
e=1
POLY 70,8 70,45 71,9 69,45 70,8 70,5
e=2
TwKmsKlsDsr
RBF 71,65 70,75 75,5 75,45 71,6 70,8

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


72

Sebagai pembanding dari metode SVM dipakai metode NBC untuk


melakukan klasifikasi. Naive Bayes memakai asumsi bahwa dalam sebuah
dokumen kemunculan kata tak mempengaruhi kemunculan kata yang lain dan
ketidakmunculan kata tak mempengaruhi ketidakmunculan kata yang lain. Data
hasil klasifikasi memakai metode Nave Bayes dengan 2 kali iterasi bisa dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 5. 5 Hasil Klasifikasi memakai Nave Bayes


TF TP TF-IDF
Kumpulan data
1 2 1 2 1 2

TwAsl 68 68,65 68,3 67,8 67,65 68,7


TwKms 67,95 67,8 67,3 67,95 67,55 67,6
TwKmsDsr 67,7 67,8 67,5 67,35 67,5 68,15
TwKmsKls 67,1 65,35 66,95 65,3 66,55 65,4
TwKmsKlsDsr 66,95 65,85 66,65 64,95 67,15 65,8

Proses validasi dilakukan dengan memakai k-fold cross validation,


mengikuti penelitian Pang (2008), yaitu dengan menghitung nilai rata-rata untuk
tiap kumpulan data, dari pembobotan yang dilakukan dibisa nilai sebagai berikut:

Tabel 5. 6 Rata-rata hasil klasifikasi memakai SVM tiap-tiap kernel

Kumpulan data Kernel TF TP TFIDF

POLY e=1 75,1 74,45 75,08


TwAsl POLY e=2 72,33 72,22 72,35
RBF 70,6 74,77 70,58
POLY e=1 76,92 76,3 76,93
TwKms POLY e=2 72,12 72,38 72,1
RBF 73,47 76,43 73,48
POLY e=1 77,13 76,92 77,17
TwKmsDsr
POLY e=2 72,43 72,9 72,43

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


73

RBF 73,7 76,87 73,68


POLY e=1 76,17 75,7 76,17
TwKmsKls POLY e=2 71,73 71,55 71,72
RBF 71,62 75,9 71,62
POLY e=1 77,2 76,85 77,23
TwKmsKlsDsr POLY e=2 72,02 71,47 72,05
RBF 71,78 76,2 71,78

Hasil dari klasifikasi SVM dengan polykernel di mana e=1 dibisa hasil
klasifikasi bahwa pemakaian kumpulan data TwKmsKlsDsr mempunyai
presentase rata-rata kebenaran yang lebih bagus dibandingkan kumpulan data
lainnya, yaitu sebesar 77.09% (bisa dilihat pada Gambar 5.4).

Gambar 5. 4 Hasil Klasifikasi SVM dengan kernel Polykernel (e=1)

Untuk klasifikasi SVM dengan memakai polykernel dimana e=2, nilai rata-
rata persentase kebenaran klasifikasi paling bagus merupakan memakai kumpulan
data TwKmsDsr, yaitu sebesar 72,59% (bisa dilihat pada Gambar 5.5).
Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


74

Gambar 5. 5 Hasil Klasifikasi SVM dengan kernel Polykernel (e=2)

Sedangkan klasifikasi SVM dengan memakai kernel RBF, nilai presentasi


kebenaran klasifikasi paling bagus sama dengan memakai polykernal dimana e=2,
yaitu yang memakai kumpulan data TwKmsDsr sebesar 74,75% (bisa dilihat pada
Gambar 5.6).

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


75

Gambar 5. 6 Hasil Klasifikasi SVM dengan kernel RBF

Tabel 5.8 adalah rata-rata hasil klasifikasi memakai SVM dari beberapa
macam kernel yang dipakai dan sebagai pembanding klasifikasi memakai metode
Nave Bayes.

Tabel 5. 7 Rata-rata hasil klasifikasi memakai SVM dan Nave Bayes

Kumpulan SVM Nave Bayes

data TF TP TFIDF TF TP TFIDF

TwAsl 72,68 73,81 72,67 68,48 68,17 68,38

TwKms 74,17 75,04 74,17 68,12 67,82 67,87

TwKmsDsr 74,42 75,56 74,43 68 67,95 68

TwKmsKls 73,17 74,38 73,17 66,33 66,43 66,17

TwKmsKlsDsr 73,67 74,84 73,69 66,62 66,28 66,67

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


76

Klasifikasi memakai SVM memberikan tingkat akurasi yang lebih bagus


dibandingkan memakai Nave Bayes untuk semua jenis kumpulan data dan
pembobotan yang dilakukan. Perbandingan tiap-tiap kumpulan data dan
pembobotan bisa dilihat pada Gambar 5.7, 5.8, dan 5.9 untuk tingkat akurasi
berdasarkan perbandingan dengan klasifikasi sentimen 1 dan Gambar 5.10, 5.11,
dan 5.12 untuk tingkat akurasi berdasarkan perbandingan dengan klasifikasi
sentimen 2.
Urutan berdasarkan kumpulan data metode SVM dengan berbagai
pembobotan yang dipakai dari besar ke rendah merupakan TwKmsDsr, TwKms,
TwKmsKlsDsr, TwKmsKls, dan TwAsl. Urutan yang berbeda dibisa pada metode
Nave Bayes, yaitu TwAsl, TwKmsDsr, TwKms, TwKmsKls, dan TwKmsKlsDsr.
Hal ini wajar, mengingat pendekatan klasifikasi yang berbeda, dimana SVM
berusaha memisahkan menjadi kelas yang berbeda dengan pembatas hyperplane,
sedangkan Nave Bayes memakai konsep peluang dari data sebelumnya.

Gambar 5. 7 Klasifikasi sentimen 1 dengan bobot TF

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


77

Gambar 5. 8 Klasifikasi sentimen 1 dengan bobot TP

Gambar 5. 9 Klasifikasi sentimen 1 dengan bobot TFIDF

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


78

Untuk pengujian kedua dengan membandingkan hasil klasifikasi sentimen


secara manual dari orang kedua, maka dibisakan hasil:

Gambar 5. 10 Klasifikasi sentimen 2 dengan bobot TF

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


79

Gambar 5. 11 Klasifikasi sentimen dengan bobot TP

Gambar 5. 12 Klasifikasi sentimen 2 dengan bobot TFIDF

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


80

Kedua pengujian menunjukkan hasil akurasi yang kurang lebih sama, hal ini
dikarenakan sebab selisih beda hasil pengklasifikasian manual yang terjadi hanya
sedikit (kurang dari 1%).
Dari kesemua hasil klasifikasi rata-rata presentase benar bisa dilihat pada
Gambar 5.13. Kumpulan data TwKmsDsr dengan memakai klasifikasi SVM
mempunyai nilai rata-rata persentase benar paling besar, sejumlah 74,80%,
sedangkan klasifikasi dengan memakai Nave Bayes, kumpulan data TwAsl
mempunyai rata-rata persentase benar paling besar sebesar 68,34%. Nilai tersebut
masih kalah dibanding dengan presentase benar tekecil untuk klasifikasi
menggunaikan SVM, yaitu dengan kumpulan data TwAsl sebesar 73,05%.
Hal ini menunjukkan bahwa metode SVM mampu menjanjikan nilai
kebenaran yang lebih bagus dalam melakukan analisis sentimen untuk tweet
berbahasa Indonesia dibandingkan dengan Nave Bayes.

Gambar 5. 13 Rata-Rata Hasil Klasifikasi

Pada dasarnya, hasil analisis sentimen dengan memakai isi tweet ini bisa
dilakukan pada semua jenis produk/layanan.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini objek penelitian yang dipakai merupakan tweet


berbahasa Indonesia. Dokumen tersebut didapat dari media sosial twitter,
kemudian dilakukan pra-proses tweet untuk menbisakan fitur-fitur yang dipakai
dalam proses klasifikasi.
Fitur yang dipakai dalam klasifikasi memakai unigram, di mana tiap kata
dalam tweet dianggap sebagai satu fitur. Proses klasifikasi dilakukan terhadap
lima kumpulan data hasil pra-proses dengan fitur yang berbeda-beda.
Sebagai pembanding dan acuan untuk menghitung tingkat akurasi, data
tweet diklasifikasikan terlebih dulu secara manual oleh dua orang, untuk
kemudian dibandingkan dengan hasil klasifikasi dengan memakai aplikasi Rapid
Miner.
Dari hasil penelitian bisa disimpulkan bahwa SVM mempunyai tingkat
akurasi yang lebih bagus dibandingkan dengan NBC. Untuk fitur klasifikasi yang
paling tinggi merupakan memakai kata dasar dari kamus, sedangkan tekecil
merupakan memakai kata asli tanpa melihat kamus. Hal ini menunjukkan bahwa
proses stemming berhasil meninggikan kualitas klasifikasi. Metode pembobotan
yang dipakai secara umum tak mempengaruhi urutan hasil klasifikasi dari
kumpulan data yang dipakai.
Dari sisi pekerjaan yang dilakukan, proses analisis sentimen bukan hal yang
gampang dilakukan mengingat ekspresi tulisan seseorang tak sama. Dari sisi hasil,
analisis sentimen dengan machine learning menunjukkan hasil yang cukup bagus
dalam mengenali sentimen suatu tweet dilihat dari sisi waktu yang dipakai apabila
dibandingkan dengan sentimen analisis dengan memperhatikan makna dan tata
bahasa yang dipakai.
Hasil pengujian akurasi dengan memakai perangkat lunak Rapid Miner
dengan metode Nave Bayes classifier menghasilkan nilai akurasi terrendah

81 Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


82

sebesar 66,31% dan menghasilkan nilai akurasi tertinggi sebesar 68,34% pada
proses pengujian dengan memakai sampel sebesar 200.
Hasil pengujian akurasi dengan memakai perangkat lunak Rapid Miner
dengan metode Support Vector Machine menghasilkan nilai akurasi terrendah
sebesar 73,05% dan menghasilkan nilai akurasi tertinggi sebesar 74,80% pada
proses pengujian dengan memakai sampel sebesar 200.
Pada klasifikasi dengan memakai perangkat lunak Rapid Miner maka bisa
disimpulkan bahwa nilai akurasi metode Support Vector Machine lebih bagus
daripada nilai akurasi metode Nave Bayes Classifier.

6.2 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya:


1. Dibutuhkan pengembangan pra-proses yang lebih detil sebab ada banyak
varian kata yang biasa dipakai oleh masyarakat Indonesia dalam memakai
Twitter.
2. Memilah tweet yang benar-benar mengandung sentimen untuk analisis.
3. Pada karya akhir ini dalam melakukan pra-proses masih dilakukan secara
manual, perlu dibuat aplikasi yang melakukan pra-proses secara otomatis
untuk pengembangan selanjutnya.
4. Perlu dilakukan analisis hubungan antar kata pada proses klasifikasi sesuai
dengan kaedah bahasa yang dipakai.
5. Penelitian selanjutnya bisa dikembangkan lagi dengan data lain yang
jumlah datanya lebih banyak sehingga hasil yang didapat lebih berkualitas.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


DAFTAR REFERENSI

Ahkter, Kane Julie and Soria, Steven. (2010). Sentiment Analysis: Facebook
Status Messages.

Albert Bifet and Eibe Frank. Sentiment Knowledge Discovery in Twitter


Streaming Data. (2010). University of Waikato, New Zealand.

Alexander Clark. (2003). Pre-processing Very Noisy Text, Proceeding of


Workshop on Shallow Processing of Large Corpora.

Alexander Pak, Patrick Paroubek. (2010). Twitter as a Corpus for Sentiment


Analysis and Opinion Mining. Universite de Paris-Sud, France.

Andreas Kaplin M and Michael Haenlein. (2009). Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of social media, Elsevier Inc.

Anto Satria Nugroho. (2007). Pengantar Support Vector Machine.

Baeza-Yates, R., and B. Ribeiro-Neto. (1999). Modern Information Retrieval.


New York: ACM Press.

Bannister, F. Remenyi, D. (1999). Instinct and Value in IT Decision. Occasional


Paper Series. Management Research Center, Wolverhampton Business School,
University of Wolverhampton.

Barber, I. (2010). Bayesian Opinion Mining. [Online]. http://phpir.com/bayesian-


opinion-mining.

Bridge, C. (2011). Unstructured Data and the 80 Percent Rule. [Online].


http://www.clarabridge.com/default.aspx?tabid=137&ModuleID=635&ArticleID
=551.

83 Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


84

Colas, F. & Brazdil, P. (2005). Comparison of SVM and Some Older


Classification Algorithms in Text Classification Tasks.

Cortes, C. & Vapnik, V. (1995). Support-Vector Networks. Machine Learning.


[Online]. http://www.springerlink.com/content/k238jx04hm87j80g.

Dehaff, M. (2010). Sentiment Analysis, Hard But Worth It!. [Online].


http://www.customerthink.com/blog/sentiment_analysis_hard_but_worth_it.

Han, Jia Wei and Micheline Kamber. (2006). Data mining Concepts and
Techniques, 2nd ed. San Francisco, California, USA: Morgan Kauffman.

Johan Bollen, Alberto Pepe, Huina Mao. (2009). Modeling public mood and
emotion: Twitter sentiment and socioeconomic phenomena.

Kobayashi, M. and Takeda, K. (2000). Information retrieval on the web. ACM


Computing Surveys (ACM Press).

Lei Zhang, Riddhiman Ghosh, Mohamed Dekhil, Meichun Hsu, and Bing Liu.
(2010). Combining Lexicon-based and Learning-based Methods for Twitter
Sentiment.

Lus Sarmento. (2011). TwitterEcho - A Distributed Focused Crawler to Support


Open Research with Twitter Data. Portugal Telecom.

Milstei, Sarah and Tim OReilly. (2009). The Twitter Book. USA: OReilly
Media Inc.

Nur Indrawati. (2008). Natural Language Processing (NLP) Bahasa Indonesia


Sebagai Pra-proses Pada Text mining. Departemen Teknik Informatika Institut
Tinggi Teknologi Telkom.

Pang, B. & Lee, L. (2008). Subjectivity Detection and Opinion Identification.


Opinion Mining and Sentiment Analysis. Now Publishers Inc. [Online].
http://www.cs.cornell.edu/home/llee/opinion-mining-sentiment-analysis-
survey.html.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


85

Pang, B., Lee, L., Vaithyanathan, S. (2002). Thumbs up? Sentiment classification
using machine learning techniques. In: Proceedings of the 2001 Conference on
Empirical Methods in Natural Language Processing (EMNLP).

Peri, Christopher. (2011). The Twitter API in 24 hours. Pearson Education.

Rahardjo, M. (2008). Dasar-Dasar Hermeneutika - Antara Intensionalisme &


Gadamerian. Ar-Ruzz Media.

Ranti, B. (2008). Identification of Information Systems/Information Technology


Business Values with Hermeneutic Approach: Cases in Indonesia. Ph.D Thesis.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.

Jason D. M. Rennie & Ryan Rifkin. (2010). Improving Multiclass Text


Classification with the Support Vector Machine. [Online]. http://www.ai.mit.edu.

Sysomos Blog. (2010). [Online] Available:


http://blog.sysomos.com/2010/01/14/exploring-the-use-of-twitter-around-the-
world.

Tala, F. Z. (2003). A Study of Stemming Effects on Information Retrieval in


Bahasa Indonesia. Institute for Logic, Language and Computation Univeriteit van
Amsterdam The Netherlands.

Taras Zagibalov and John Caroll. (2008). Automatic Seed Word for Unsupervised
Sentiment Classification of Chinese Text, International Conference on
Computational Linguistics (COLING).

Trauth, E.M., and Jessup, L.M. (1999). Understanding Computer Mediated


Discussions: Positivist and Interpretive Analyses of Group Support System Use.
MIS Quarterly.

Wibisono, Y. (2005). Klasifikasi Berita Berbahasa Indonesia memakai Nave


Bayes Classifier. [Online]. http:// fpmipa.upi.edu/staff/yudi/yudi_0805.pdf.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


86

Wulandini, F. & Nugroho, A. N. (2009). Text Classification Using Support Vector


Machine for Webmining Based Spation Temporal Analysis of the Spread of
Tropical Diseases. [Online].
http://asnugroho.net/papers/rict2009_textclassification.pdf.

Yessenov, Kuat and Misailovic, Sasa. (2009). Sentiment Analysis of Movie Review
Comments. 6863 Spring final project.

Zhang, H. (2004). The Optimality of Nave Bayes. FLAIRS2004 conference.


[Online]. http://www.cs.unb.ca/profs/hzhang/publications/FLAIRS04ZhangH.pdf.

Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


Lampiran 1: Contoh Stopwords

sebab, tersebut, dapat, ada, mereka, lebih, kata, tahun, sudah, atau, saat, oleh,
yang, di, dan, itu, dengan, untuk, ini, dari, dalam, akan, pada, juga, saya, ke,
menjadi, orang, ia, telah, merupakan, seperti, sebagai, bahwa, bisa, para, harus,
namun, kita, masih, hari, hanya, mengatakan, kepada, kami, setelah, melakukan,
lalu, belum, lain, dia, kalau, terjadi, banyak, menurut, anda, hingga, tak, baru,
beberapa, ketika, saja, jalan, sekitar, secara, dilakukan, sementara, tapi, sangat,
hal, sehingga, seorang, bagi, besar, lagi, selama, antara, waktu, sebuah, jika,
sampai, jadi, terhadap, tiga, serta, pun, salah, adalah, atas, sejak, membuat, bagus,
mempunyai, kembali, selain, tetapi, memang, pernah, apa, mulai, sama, tentang,
supaya, semua, sedang, kali, kemudian, hasil, sejumlah, juta, persen, sendiri,
katanya, demikian, masalah, mungkin, umum, setiap, bulan, bagian, bila, lainnya,
terus, luar, cukup, termasuk, sebelumnya, bahkan, wib, tempat, perlu, memakai,
memberikan, sedangkan, langsung, apakah, pihak, melalui, diri, mencapai, aku,
berada, tinggi, ingin, sebelum, tengah, kini, tahu, bersama, depan, begitu, merasa,
berbagai, mengenai, maka, jumlah, masuk, katanya, mengalami, sering, ujar,
kondisi, akibat, hubungan, paling, menbisakan, selalu, meminta, melihat, saat ini,
mengaku, mau, kerja, acara, menyatakan, masa, proses, tanpa, selatan, sempat,
adanya, hidup, datang, rasa, maupun, seluruh, mantan, lama, jenis, segera,
misalnya, menbisa, bawah, jangan, walau, terlihat, akhirnya, punya, yakni,
terakhir, rendah, panjang, badan, jelas, jauh, tentu, semakin, tinggal, kurang,
mampu, posisi, asal, sekali, sesuai, sebesar, berat, dirinya, memberi, pagi,
ternyata, mencari, sumber, ruang, menunjukkan, biasanya, nama, sebesar, utara,
berlangsung, barat, kemungkinan, yaitu, berdasarkan, sebenarnya, cara, utama,
pekan, terlalu, kebutuhan, suatu, menerima, penting, tanggal, bagaimana,
terutama, tingkat, mula, sedikit, nanti, pasti, muncul, dekat, lanjut, biasa, dulu,
kesempatan, ribu, akhir, membantu, terkait, karena, menyebabkan, khusus,
bentuk, ditemukan, diduga, mana, ya, kegiatan, sebagian, tampil, hampir, bertemu,
usai, berarti, keluar, pula, dipakai, justru, padahal, menyebutkan, apalagi,
program, milik, teman, keputusan, sumber, upaya, mengetahui, benar, lewat,
belakang, ikut, barang, kejadian, kehidupan, keterangan, pemakaian, masing-
masing
87 Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013


Lampiran 2: Contoh Singkatan

No. Kata tak Baku Kata Baku


1. mlh malah
2. donlot download
3. sapa siapa
4. krtu kartu
5. pndg pending
6. pnding pending
7. telp telepon
8. telf telepon
9. mlm malam
10. sblm sebelum
11. plsa pulsa
12. pls pulsa
13. blom belum
14. blm belum
15. blz balas
16. bgt banget
17. bntu bantu
18. bngd banget
19. bntr sebentar
20. bnus bonus
21. pulse pulsa
22. signal sinyal
23. wktu waktu
24. tahn tahun
25. stelah setelah
26. stlh setelah
27. stop berhenti
28. ssah susah
29. sopo siapa
30. somse sombong
31. user pengguna
32. sori maaf
33. cacad cacat
34. cb coba
35. cust pelanggan
36. cenang senang
38. dapet bisa
39. bljr belajar
40. blkng belakang

88 Universitas Indonesia

Analisis sentimen ..., Pekik Indra Lesmana, Fasilkom UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai