Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN (Florides, et.al. 2010).

Namun pada
Sinar Gelombang Elektromagnetik kenyataannya efek rumah kaca juga menjadi
dibedakan berdasarkan panjang gelombang salah satu penyabab tingginya radiasi matahari
dan frekuensinya. Semakin besar panjang yang akhirnya mempengaruhi intensitas radiasi
gelombang semakin kecil frekuensinya. matahari yang sampai ke bumi. Energi yang
Dilihat dari frekuensi, maka urutan sprektum masuk ke bumi mengalami pemantulan oleh
gelombang elektromagnetik dari yang paling awan serta partikel lain di atmosfer, diserap
besar sampai yang paling kecil ialah : Sinar awan, diasorbsi permukaan bumi dan
Gamma [y] => Sinar X => Sinar Ultraviolet dipantulkan oleh permukaan bumi. Efek yang
=> Sinar Tampak [Cahaya] => Sinar paling terlihat dari kondisi ini adalah
Inframerah => Gelombang Mikro => perubahan cuaca. Cuaca adalah kondisi
Gelombang Televisi => Gelombang Radio atmosfer yang kompleks dan memiliki
(Giancoli, 2014:219) perilaku berubah yang kontinu, biasanya
terikat oleh skala waktu, dari menit hingga
minggu (Michael,2003:18). Menurut
Syamsudin dalam Meirisdawenti 2014, efek
rumah kaca dapat mengakibatkan tingginya
persentase radiasi matahari matahari di saat
solstice, di luar solstice, di musim kemarau
dan musim penghujan, serta lain-lainnya.
Gambar 1. Pita panjang gelombang cahaya Semakin tinggi konsentrasi gas rumah kaca
matahari maka semakin banyak radiasi panas dari bumi
yang terperangkap di atmosfer dan
Matahari merupakan sumber dipancarkan kembali ke bumi. Banyaknya
kehidupan di bumi yang memancarkan kendaraan bermotor dengan gas buangannya
energinya ke bumi dalam bentuk radiasi serta semakin minimnya ruang hijau juga turut
gelombang elektromagnetik. Semakin tinggi meningkatkan persentase radiasi matahari
radiasi maka semakin besar pula intensitas yang mengakibatkan efek rumah kaca.
radiasi matahari yang sampai ke bumi.
Ilmuwan dunia sepakat untuk Sejak Revolusi Industri (yaitu, 1750),
mengelompokkan radiasi gelombang penyumbang terbesar kenaikan pemanasan
elektromagnetik matahari kedalam pita global adalah karbon dioksida (CO2), diikuti
gelombang ultraviolet, infra merah, dan oleh metana (CH4). Konsentrasi CO2
cahaya tampak. Cahaya tampak ( = 340 - meningkat dari 278 bagian per juta (ppm) pada
7600 nm) tersusun atas banyak pita warna tahun 1960 menjadi 401 ppm pada tahun 2015
yang berbeda dari merah hingga ke ungu. - meningkat 44% (Bill Brath, et al. 2015)
Perbedaan warna dari merah ke ungu
dipengaruhi oleh perbedaan panjang
gelombang. Radiasi matahari pada tiga pita
gelombang tersebut dikenal sebagai radiasi
global matahari, dan merupakan radiasi yang
langsung datang ke permukaan bumi (direct)
maupun radiasi yang berasal dari hamburan
atmosfer (diffuse) (Tjasyono, 2004).

Bumi menyerap dan


menyeimbangkan energi yang masuk, dengan
memancarkan rata-rata jumlah energi yang
sama kembali. Ruang pada panjang gelombang Gambar peningkatan Konsentrasi CO2 di
yang jauh lebih panjang terutama di bagian Observatorium Mauna Loa sejak 1967
inframerah spektrum. Sebagian besar radiasi
termal yang dipancarkan ini diserap oleh
atmosfer dan awan, dan diradiasi kembali ke Sejak 1951, sekitar 100% pemanasan
bumi guna menghangatkan permukaan planet disebabkan oleh antropogenik, namun lebih
ini. Inilah yang disebut efek rumah kaca dari 100% disebabkan oleh gas rumah kaca
karena offset dalam aerosol antropogenik (lihat matahari yang mencapai permukaan bumi
Gambar 2.4). Timbal alami dan variabilitas (Roosita, 2007).
internal dianggap diabaikan selama periode
ini. Salah satu lapisan atmosfer yaitu ozon
mempengaruhi intensitas radiasi matahari.
Semakin tinggi intensitas radiasi matahari,
semakin tinggi konsentrasi ozon
(Meirisdawenti, dkk, 2014). Konsentrasi
minimum ozon permukaan terjadi pada dini
hari sebelum fajar muncul dan konsentrasi
maksimum terjadi pada siang hari. Konsentrasi
ozon mulai meningkat pada pagi hari
disebabkan oleh intensitas radiasi matahari
yang meningkat, menyebabkan terjadinya
reaksi fotokimia pembentukan ozon.
Penguaraian NO2 membentuk NO yang
Gambar pertumbuhan konsentrasi CO 2 di selanjutnya menjadi ozon dengan adanya sinar
Observatorium Mauna Loa sejak 19607 matahari. Sedangkan pada malam hari, dengan
(Bill Brath, et al. 2015) tidak adanya sinar matahari, reaksi NO dengan
CO2 menyerap radiasi infra merah dan ozon menyebabkan terurainya ozon (Amalia
membuat atmosfer benar-benar buram antara & Setiawan, 2008).
14 dan 16 m, dan sebagian buram beberapa Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui
jarak di setiap sisi panjang gelombang intensitas radiasi matahari serta menganalisis
tersebut. Peningkatan CO2 bertindak untuk faktor faktor yang mempengaruhi perbedaan
memperluas "serapan spektrum ini", dan radiasi matahari di beberapa tempat di
mempersempit "jendela atmosfer" di mana Universitas Jember.
radiasi lolos dengan mudah dan sekarang
muncul dari lapisan yang lebih tinggi dan METODE
lebih dingin (Colose, Penelitian ini dilakukan di Universitas
Jember yaitu di tiga titik penelitian (bundaran
Christopher M. Tanpa tahun)
doubleway Universitas Jember, Lapangan
Rektorat Universitas Jember dan di Lapangan
Universitas Jember). Pengambilan data
Atmosfer bumi merupakan selubung
intensitas radiasi matahari menggunakan alat
gas yang menyelimuti permukaan padat dan
lux meter dan dilakukan setiap 3 jam sekali
cair pada bumi (Neiburger, dkk. 1982).
selama tiga hari.
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang
gelombang, sehingga mempengaruhi energi
Data yang didapatkan adalah berupa
radiasi elektromagnetik yang sampai ke
data ordinal intensitas radiasi matahari di
pemukaan bumi. Radiasi gelombang
tempat berbeda di Universitas Jember.
elektromagnetik akan mengalami hambatan,
Langkah-langkah yang dilakukan untuk
disebabkan oleh partikel-partikel yang ada di
menganalisis hasil penelitian dilakukan dengan
atmosfer. Proses penghambatannya terjadi
cara sebagai berikut :
dalam bentuk serapan, pantulan, dan hamburan
1. Untuk melihat perbedaan intensitas radiasi
(scattering). Komponen atmosfer yang
matahari diketiga tempat,, mka dibut grafik
merupakan penyerap efektif radiasi matahari
batang yang menunjukkan besarnya
adalah karbondioksida, ozon dan uap air
intensitas radiasi matahari setiap 3 jam
(Sinambela, dkk. 2006). Namun berdasarkan
sekali di ketiga tempat tersebut.
citra satelit yang direkam oleh National
2. Analisis data yang digunakan yaitu
Aeronautics and Space Administration
menggunakan komparasi pada SPSS untuk
(NASA), diketahui bahwa dalam beberapa
membandingkan besarnya intensitas radiasi
tahun terakhir (1981-2006) dikatahui bahwa
matahari di tiga tempat berbeda dan faktor
lubang ozon semakin hari semakin meningkat
yang mempengaruhi perbedaan intensitas
(ozonewatch.gsfc.nasa.gov). Kondisi ini akan
tersebut.
menyebabkan tingginya tingkat radiasi
menganalisis penyebab perbedaan intensitas
matahari tersebut. Penenlitian dilakukan di 3
tempat berbeda di Universitas Jember dengan
Jurnalnya menggunkan alat flux meter. Penelitian
Tjasyono, B., 2004. Klimatologi, ITB. dilakukan selama 3 hari dan dilakukan
Bandung. pengukuran intensitas radiasi matahari setiap 3
jam mulai dari jam5 pagi hingga jam 7 malam.
Neiburger, M., Edinger, J. G., Bonner, W. D.
1982. Understanding our atmospheric
environment, Second Edition. W.H. Freeman
and Company. New York and Oxford.

Roosita, H. 2007. Memprakirakan Dampak


Lingkungan Kualitas Udara. Deputi Bidang
Tata Lingkungan Kementerian Negara
Lingkungan Hidup.

Sinambela, W., Musafar, M.L.O., dan Kaloka,


S. 2006. Hubungan Variasi Radiasi Ultraviolet
Matahari di Permukaan Bumi dan Variasi
Aktivitas Matahari Selama Fase Menurun
Siklus Matahari Ke-22. LAPAN Bandung

Meirisdawenti., dkk. 2014. ANALISIS


PENGARUH INTENSITAS RADIASI
MATAHARI,TEMPERATUR DAN
KELEMBABAN UDARA TERHADAP
FLUKTUASI KONSENTRASI OZON
PERMUKAAN DI BUKIT
KOTOTABANG TAHUN 2005-2010

Michael, Hentschel, Timbs, Marshall. 2003.


Climate. Washington DC : United Nations
Framework Convention on Climate Change

Amalia, F. dan Setiawan, B. 2008. Analisis


Konsentrasi ozon permukaan Bukit
Kototabang
Periode April-Juni 2008. Buletin Pengamatan
Atmosfer Global Bukit Kototabang.
Volume 3, Agustus 2008.

ABSTRAK

Matahari merupakan sumber kehidupan di


bumi yang memancarkan energinya ke bumi
dalam bentuk radiasi gelombang
elektromagnetik. Radiasi gelombang
elektromagnetik matahari termasuk kedalam
pita gelombang ultraviolet, infra merah, dan
cahaya tampak. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan intensitas radiasi matahari di
3 tempat berbeda di Universitas Jemeber serta

Anda mungkin juga menyukai