Anda di halaman 1dari 21

Penyebab Perubahan Psikologis dan Fisiologis Selama Kehamilan

Ada dua penyebab terjadinya perubahan psikologis dan fisiologis pada ibu hamil,

diantaranya adalah :

a) Selama kehamilan tubuh akan menghasilkan banyak hormone progesterone yang sama

konsistensinya meningkat persis sebelum timbulnya menstruasi karena peningkatan

hormone hampir semua wanita bahkan pada kehamilan yang paling positif ibu akan

merasakan depresi rasa takut dan bimbang.

b) Hormone estrogen ibu meningkat dan menyebabkan ibu merasa mual dan muntah pada

pagi hari, sering buang air kecil, dan payudara terasa nyeri. Ibu merasa tidak sehat

sehingga sulit bagi ibu ini merasakan kebahagian atas kehamilanya. Hal ini dapat terjadi

pada psikologis dan fisiologis ibu secara fisik.

2.3.2 Faktor Psikologis

Yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :

a) Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.

Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir

nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.

b) Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan

ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan

dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih

bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas (Glade B.2001).
Pada Kehamilan Trimester II

Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase yaitu prequickeckening dan

postquickening yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :

a) Fase prequickening

Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening (sebelum adanya pergerakan janin yang

dirasakan ibu) pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek

di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi

kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia

mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya.

b) Fase postquickening

Setelah ibu hamil merasakan quickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh

ibu) identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan

persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan

kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami

hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus

membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya.

Perubahan Fisiologis pada Trimester II

a. Perut semakin membesar

Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga panggul.

Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian

teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada

kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.

b. Sendawa dan buang angin


Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal

karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu

hamil akan terasa kembung dan membuat tidak nyaman.

c. Rasa panas di perut

Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan, karena

meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang

menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.

d. Pertumbuhan rambut dan kuku

Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih

banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak

perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi

lahir.

e. Sakit perut bagian bawah

Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti

ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot

untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan

bersifat tidak menetap.

f. Pusing

Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua, karena ketika

rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah

menurun.
g. Hidung dan Gusi berdarah

Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke daerah hidung

dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut

dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini

akan hilang setelah melahirkan.

h. Perubahan kulit

Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang menyebabkan

warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut

linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat

menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat.

i. Payudara membesar

Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut

kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil

akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.

h. Sedikit Pembengkakan

Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil

mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan.

Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada

kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi

duduk atau berdiri yang terlalu lama.

Perubahan Psikologis dan Fisiologis pada Trimester II

Perubahan Psikologis pada Trimester II

a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya

c. Merasakan gerakan anak

d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran

e. Libido meningkat

f. Menuntut perhatian dan cinta

g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya

h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru

menjadi ibu

i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk

peran baru.

Kebutuhan Dasar Ibu Hamil


1. Nutrisi
Nutrisi dan gizi yang baik pada masa kehamilan akan sangat membantu ibu hamil dan janinnya
melewati masa tersebut. Pada dasarnnya menu makan yang diperlukan adalah pola makan yang
sehat. Hanya saja Ibu hamil harus lebih berhati-hati ketika memilih makanan. Dengan kebutuhan
nutrisi yang meningkat seperti kalsium, zat besi, asam folat, dan sebagainya, ibu hamil pun perlu
dikontrol kenaikan berat badannya. Kenaikan yang ideal berkisar antara 12-15 kilogram. Jika
lebih banyak dari itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi tekanan darah. Anjurkanlah wanita
hamil makan yang secukupnya saja, cukup mengandung protein hewani dan nabati, karena
kebutuhan kalori selama kehamilan meningkat. Kenaikan berat badan wanita hamil berkisar
antara 6,5 16 kg selama kehamilan. Bila berat badan tetap atau menurun, semua makan yang
dianjurkan terutama yang mengandung protein dan besi. Bila BB naik dari semestinya
dianjurkan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak jangan dikurangi apalagi
sayur dan buah.
Berikut ini daftar asupan gizi yang harus dipenuhi oleh ibu hamil.
a. Kalori
Pada masa kehamilan kebutuhan kalori naik antara 300-400 kkal per harinya. Kalori ini dapat
dipenuhi dari sumber makanan yang bervariasi, dengan menu 4 sehat 5 sempurna sebagai
acuaannya. Sebaiknya 55% didapatkan dari umbi-umbian serta nasi sebagai sumber karbohidrat,
lemak nabati dan hewani 35 %, serta 10 % berasal dari sayur dan buah-buahan.
b. Asam folat
Janin sangat memerlukan asam folat dalam jumlah cukup banyak yang berguna untuk
pembentukan syaraf. Pada trimester pertama bayi membutuhkan 400 mikrogram dalam setiap
harinya. Jika kekurangan asam folat, maka perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan bisa
membuat bayi lahir dengan kelainan, misalnya tanpa batok kepala, bibir sumbing, atau tulang
belakang tidak tersambung. Asam folat diperoleh dari buah-buahan, sayuran hijau, dan beras
merah.
c. Protein
Asupan protein diperlukan untuk zat pembangun, pembentukan darah, dan sel. Kebutuhan ibu
hamil akan protein adalah 60 gram setiap harinya, atau 10 gram lebih banyak daripada biasanya.
Makanan berprotein didapat dari kacang-kacangan, tahu-tempe, putih telur, dan daging.
d. Kalsium
Zat ini berfungsi untuki pertumbuhan tulang dan gigi. Dengan pemenuhan kebutuhan kalsium
yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari osteoporosis. Hal ini dikarenakan,
jika kebutuhan kalsium sang ibu tidak mencukupi, kebutuhan kalsium janin diambil dari tulang
ibunya. Makanan yang banyak mengandung kalsium diantaranya susu, dan produk olahan lain
seperti vitamin A, D, B2, B3, dan C. Vitamin A sangat bermanfaat bagi mata, pertumbuhan
tulang, dan kulit. Vitamin D dapat menyerap kalsium yang bermanfaat untuk pertumbuhan
tulang dan gigi sang janin.
e. Zat besi.
Berfungsi dalam pembentukan darah, terutama untuk membentuk sel darah merah hemoglobin,
serta mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Kandungan zat besi sangat dibutuhkan pada
masa kehamilan memasuki usia 20 minggu. Makanan yang banyak mengandung zat besi
diantaranya hati, ikan, dan daging.
Kebutuhan beberapa zat yang penting :
Tidak hamil Hamil Laktasi
Kalori Kal 2500 2500 2500
Protein gr 60 85 100
Calsium gr 0,8 1,5 2
Fernem mg 12 15 15
Vitamin A si 5000 6000 8000
Vitamin B mg 1,5 1,8 2,3
Vitamin C mg 70 100 150
Riboflavin mg 2,2 2,5 3
As. nikotitinat mg 15 10 23
Vitamin D si + 400-800 400-800

2. Oksigen
Ibu hamil membutuhkan udara yang bersih bebas dari polusi. Kebutuhan Oksigen Bagi Ibu
Selama Kehamilan Trimester I, II, dan III. Oksigen (O2) merupakan kunci segala kehidupan.
Kita bisa hidup beberapa hari tanpa makanan dan air, tetapi tidak dapat hidup selama 4 menit
saja tanpa oksigen. Bahkan sel-sel otak kita akan mati bila dalam waktu 15 detik tanpa adanya
oksigen. Setiap sel didalam tubuh manusia membutuhkan oksigen, untuk membelah, untuk
bertumbuh dan untuk sel tetap hidup. Pada dasarnya, kebutuhan oksigen pada manusia adalah
sama, termasuk pada wanita yang sedang mengandung/hamil. Betapa pentingnya oksigen bagi
kehidupan menjadikan oksigen tersebut menjadi perhatian khusus terlebih pada ibu hamil. Hal
ini dikarenakan keadaan ibu hamil harus lebih ketat diperhatikan segala sesuatu yang
dikonsumsinya, agar tidak mengganggu dan merusak kondisi janin. Pada ibu hamil, kebutuhan
oksigen meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan ini relatif sama dari trimester I, II dan III.
Hal ini merupakan hal yang wajar, karena konsumsi oksigen pada ibu hamil meningkat seiring
dengan bertambahnya kebutuhan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya. Oksigen yang
dimaksud dalam pembahasan ini adalah oksigen yang sehat dan termasuk dalam kriteria oksigen
yang baik.
Adapun kriteria oksigen yang baik dan dibutuhkan oleh ibu hamil adalah sebagai berikut :
a. Bersih dan Segar
Kriteria oksigen ini bisa didapatkan pada tempat yang bersih dan asri. Oleh karena itu, ibu yang
sedang hamil dianjurkan untuk berolah raga pada pagi hari ( jalan pagi), hal ini dimaksudkan
agar konsumsi oksigen yang masih bersih dan segar dapat berlangsung. Oksigen kotor yang
didapatkan sebelumnya bertukar dengan oksigen yang segar dan bersih.
b. Tidak Berpolusi dan Kotor
Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor menjadikan semakin rentannya oksigen
yang kita hirup mengandung zat yang berbahaya buat tubuh, mulai dari udara yang mengandung
timbel sampai yang mengandung residu. Polusi udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan
pada manusia melalui berbagai cara, antara lain dengan merangsang timbulnya atau sebagai
faktor pencetus sejumlah penyakit. Kelompok yang terkena terutama bayi, orang tua dan
golongan berpenghasilan rendah biasanya tinggal di kota-kota besar dengan kondisi perumahan
dan lingkungan yang buruk. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa seorang ibu hamil dianjurkan
untuk menghindari tempat yang berpolusi, agar tidak menghirup oksigen yang telah tercemar
yang dapat mengganggu perkembangan janin didalam rahimnya.
c. Tidak Bau
Adapun alasan kenapa seorang ibu hamil tidak diperbolehkan menghirup udara yang berbau
dikarenakan indera penciuman seorang ibu hamil semakin sensitif yang tidak tahan terhadap bau
yang kuat. Si ibu hamil akan muntah karena tidak tahan menghirup oksigen yang berbau.
Apabila berlanjut dapat mengganggu kondisi kesehatannya dan janin yang dikandungnya. Untuk
itu seorang ibu hamil harus menghindari tempat keramaian yang memiliki kualitas oksigen yang
buruk, seperti terminal, ataupun ruangan yangsering digunakan untuk merokok.
3. Personal Hygiene
Kebersihan badan mengurangi infeksi, puting susu harus dibersihakan kalau terbasahi oleh
kolostrum. Perawatan gigi harus dilakukan karena gig yang bersih menjamin pencernaan yang
sempurna.
Personal hygine yang perlu diperhatikan
1. Perawatan rambut
2. Perawatan gigi
3. Mandi untuk menjaga kebersihan kulit,mencegah infeksi
4. Perawatan payudara
5. Perawatan vulva danan vagi
Manfaat Personal Hygiene Dan Aktivitas Pada Ibu Hamil
1. Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya
kuman yang masuk selama ibu hamil. Hal ini mengurangi terjadinya infeksi, khususnya
sesudah melahirkan.
2. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.
3. Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan feses.
4. Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang akan
dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata
diepisiotomi.
5. Selama menunggu persalinan tiba, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar
kamar bersalin.
6. Ibu boleh minum dan makan makanan ringan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi
makanan yang berbau menyengat seperti petai dan jengkol.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam personal hygiene pada ibu hamil adalah
dimulai dari kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan payudara, kebersihan pakaian,
kebersihan vulva, kebesihan kuku tangan dan kaki.
a. Kebersihan Rambut & Kulit Kepala
Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama kehamilan karena overactivity
kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin memerlukan keramas lebih sering. Rambut
bisa tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan mungkin memerlukan pemotongan lebih
sering. Menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala pada ibu hamil sangatlah penting.
Disarankan ibu hamil untuk mencuci rambut secara teratur guna menghilangkan segala
kotoran, debu, dan endapan minyak yang menumpuk pada rambut kita membantu
memberikan stimulasi sirkulasi darah pada kulit kepala dan memonitor masalah-masalah
pada rambut dan kulit kepala. Dengan keramas, dimana cara ini dapat membersihkan
kotoran yang menyumbat pori-pori di kulit kepala yang bisa menghambat pertumbuhan
rambut. Selain itu, keramas juga merupakan kegiatan pemijatan yang baik pada kulit
kepala ibu hamil untuk menstimulasi dan menyediakan jalan rambut baru untuk tumbuh
dengan mudah.
b. Kebersihan Gigi dan Mulut
Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut untuk menjaga dari semua
kotoran dari sisa makanan yang masih tertinggal didalam gigi yang mengakibatkan
kerusakan pada gigi dan bau mulut. Tidak ada dokumentasi yang mendukung
peningkatan rongga gigi selama kehamilan. Kebersihan dan perawatan gigi dapat
dilakukan dengan oral hygiene dengan menggunakan sikat dan pasta gigi, sedangkan
kebersihan area mulut dan lidah bisa dilakukan dengan menggunakan kasa yang
dicampur dengan antiseptik.
Penjadwalan untuk trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptyalisme (produksi
liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut haruis selalu terjaga, misalnya
pencegahan caries pada gigi. Sedangkan pada trimester ketiga, terkait dengan adanya
kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat
pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi
setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries dan ginggivitis.
Akan tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan baik selama kehamilan, perubahan
mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi.
c. Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan kalau terbasahi oleh
colustrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi edema pada puting susu dan sekitarnya. Puting
susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi.
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi
dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan
membuka duktus dan sinus lateferus sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar
karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi
kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan uterotonika. Basuhan lembut
setiap hari pada areola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area
tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan
menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif dan
menjadi lebih berat maka sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere).
d. Kebersihan Vulva
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita
yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat di
tempat tidur (misalnya, karena hipertensi, pemberian infus, section caesarea) harus
dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari
dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat. Meskipun ibu yang akan bersalin
biasanya masih muda dan sehat, daerah daerah yang tertekan tetap memerlukan perhatian
serta perawatan protektif.
Wanita yang hamil jangan melakukan irrigasi vagina kecuali dengan nasihat dokter
karena irrigasi dalam kehamilan dapat menimbulkan emboli udara.
Hal hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Celana dalam harus kering.
b. Jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina.
c. Sesudah bab / bak dilap dengan lap khusus.
Setelah ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari), biasanya daerah perineum
dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang disediakan khusus
untuk keperluan tersebut.
d. Kebersihan Kuku Tangan dan Kaki
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan
perawatan diri, melalui kuku berbagai kuman dapat masuk kee dalam tubuh, untuk itu
seharusnya kuku tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas
dasar kuku, badan kuku, dinding kuku, kantung kuku, akar kuku, dan lunula.
Kondisi normal kuku ini dapat terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dasar
kuku berwarna warna merah muda.
e. Kebersihan Kulit
Kelenjar kulit mungkin lebih aktif selama kehamilan dan pasien mungkin cenderung lebih
berkeringat. Baths terapi - melemaskan otot-otot tegang dan lelah, membantu insomnia
counter, dan membuat pasien merasa segar dan berbau manis. Baths dapat menimbulkan
masalah manuver fisik yang meningkatkan kemungkinan jatuh di akhir kehamilan; shower
direkomendasikan, tetapi dengan hati-hati saat masuk dan keluar dan bergerak di dalam
kamar mandi.
f. Kebersihan Pakaian
Selama kehamilan, pakaian harus diberikan sama atau mungkin bahkan lebih sedikit
perhatian dari pada waktu lain. Pakaian harus ringan, nonconstrictive, disesuaikan,
penyerap, dan meningkatkan rasa kesejahteraan pasien.
4. Seksualitas
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau
hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan
perempuan.
Persetubuhan atau hubungan seksual artinya secara prinsip adalah tindakan sanggama yang
dilakukan oleh manusia. Akan tetapi dalam arti yang lebih luas juga merujuk pada tindakan-
tindakan lain yang sehubungan atau menggantikan tindakan sanggama, jadi lebih dari sekedar
merujuk pada pertemuan antar alat kelamin lelaki dan perempuan.
Salah satu kebutuhan biologis manusia adalah kebutuhan untuk melakukan hubungan seks.
Hubungan seks diibaratkan seperti suatu kegiatan olahraga yang membutuhkan tenaga dan otak
yang fit serta stabil. Perubahan lain yang dapat terjadi pada aktivitas seks adalah pada masa
hamil. Keinginan berhubungan seksual pada waktu hamil sebagian besar tidak berubah, bahkan
sebagian kecil makin meningkat, berkaitan dengan meningkatnya hormon estrogen. Apakah seks
aman dilakukan pada waktu hamil ? Yang dimaksud aman disini tentunya adalah keamanan buat
sicabang bayi. Untuk itu kita harus mengetahui sudah memasuki stadium mana kehamilan
tersebut. Berhubungan seks pada kehamilan itu boleh dilakukan dan tidak ada masalah tapi pada
kasus-kasus tertentu ibu hamil dilarang atau harus membatasi untuk melakukan hubungan
seksual selama kehamilan. Kasus-kasus kehamilan tersebut antara lain: riwayat kelahiran
premature, ancaman keguguran, keluar cairan dari vagina yang tidak diketahui penyebnya,
penyakit menular seksual,plasenta previa,dan lain-lain. Oleh karena itu hubungan seks waktu
hamil, bukan merupakan halangan. Seorang wanita sehat dengan kehamilan normal bisa terus
berhubungan seks sampai usia kandungannya mencapai 9 bulan, tanpa perlu takut melukai diri
sendiri atau janinnya. Sebab, janin dilindungi rahim dan cairan ketuban di dalam rahim dan otot-
otot kuat di sekitar rahim melindungi bayi dari guncangan. Bayi juga terlindung dari penetrasi
penis karena adanya lapisan lendir tebal yang melindungi leher rahim dan membantu mencegah
infeksi.
5. Pakaian
Pakaian yang baik untuk dikenakan pada ibu hamil harus nyaman, mudah menyerap keringat,
mudah dicuci, tanpa sabuk atau pita yang menekan dibagian perut atau pergelangan tangan,
pakaian juga tidak baik terlalu ketat dileher, stoking tungkai yang sering digunakan oleh
sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian wanita
hamil harus ringan dan menarik karena wanita hamil tubuhnya akan bertambah menjadi besar.
Sepatu harus terasa pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik
bagi kaki, khususnya pada saat kehamilan ketika stabilitas tubuh terganggu dan cedera kaki yang
sering terjadi.
Pakaian Yang Memenuhi Kriteria Pada Ibu Hamil
a. Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada penekanan-penekanan pada bagian tertentu
sehingga ibu tidak dapat bebas bergerak.
b. Longgar : bukan berarti pakai baju yang terlalu besar, tapi yang dapat bergerak bebas.
c. Tidak tebal : pakaian tebal akan menimbulkan rasa panas dan keluarnya keringat
sehingga tidak bebas bergerak.
d. Menarik : enak dipIbung mata.
e. Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak keringat, maka dianjurkan memakai
pakaian yang menyerap keringat. Disini ditekankan pada bahan dasarnya
Cara memilih busana untuk ibu hamil
a. Sebaiknya pilih ukuran busana yang bisa disesuaikan dengan bentuk tubuh yang akan
semakin membesar. Model dengan karet di bagian dada serta ikatan tali yang bisa
disesuaikan dengan ukuruan tubuh, bisa menjadi pilihan yang tepat.
b. Pilih busana yang simple bagi ibu hamil. Karena selain membuat nyaman, busana dengan
model simple juga akan lebih mudah dipermak.
c. Karena metabolisme wanita hamil lebih tinggi dari pada biasanya, maka tubuh akan
terasa lebih hangat. Dengan begitu pilihlah bahan bahan katun yang tipis, bahan tenunan
yang membuat merasa sejuk.
d. Setelah memiliki busana hamil yang tepat, belilah celana atau rok sebagai padanan yang
pas. Jika kehamilan telah memasuki trimester kedua, berarti badan akan semakin
membesar. Untuk itu, gunakan celana khusus wanita hamil yang telah dirancang secara
khusus karena menggunakan karet dan memiliki kantung untuk perut.
Pakaian pada ibu hamil
a. BH
Desain BH harus disesuaikan agar dapat menyangga payudara dan nyeri punggung yang
tambah menjadi besar pada kehamilan dan memudahkan ibu ketika akan menyusui. BH harus
memiliki ukuran tali yang besar sehingga tidak terasa sakit dibahu. Pemakaian BH
dianjurkan terutama pada kehamilan dibulan ke 4 sampai ke 5 , jika sudah mulai terbiasa ,
sudah dapat menggunakan BH tipis atau tidak memakai BH sama sekali jika tanpa BH terasa
lebih nyaman. BH katun biasa dan BH nylon
b. Korset
Yang khusus untuk ibu hamil dapat membantu menekan perut bawah yang melorot dan
mengurangi nyeri punggung. Korset ibu hamil didesain untuk meyangga bagian perut diatas
sympisis pubis disebelah depan dan masing-masing di sisi bagian tengah pinggang disebelah
belakang. Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan (selain menyangga dengan
ketat tapi lembut) pada perut yang membesar dan dianjurkan pada wanita hamil yang
mempunyai tonus otot perut yang rendah. Untuk kehamilan dapat menimbulkan ketidak
nyamanan dan tekanan pada uterus dan wanita hamil tidak dianjurkan untuk mengenakannya.
6. Senam Hamil
Senam hamil merupakan kebutuhan aktifitas fisik, pada kegiatan ini terjadi peningkatan
metabolisme yang pada dasarnya dengan peningkatan metabolisme diperlukan peningkatan
penyediaan oksigen sehingga senam hamil akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
Penanggulangan aspek fisik dari persalinan dan pemeliharaan kehamilan yang bertujuan
melindungi ibu dan anak adalah dengan jalan memberikan bimbingan pada ibu hamil dalam
persiapan persalinan yang fisiologis melalui penerangan, berdiskusi, dan memberikan latihan
fisik kepada wanita hamil. Senam adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan seorang
ibu hamil baik fisik maupun mental pada persalinan yang aman, spontan dan lancar sesuai
waktu yangdiharapkan.
Pada prinsipnya senam hamil adalah exercise therapy atau terapi latihan yang merupakan
bagian dari ilmu fisioterapi yang dilaksanakan dibagian obstetric pada ibu hamil oleh seorang
fisioterapis.
Senam yang dilakukan oleh ibu hamil pada setiap semester. Senam hamil penting bagi seorng
ibu yang sedang mempersiapkan diri untuk persalinan terutama untuk ibu dengan usia
kandungan lebih dari 20 minggu.
1) Tujuan
a. Menguasai tehnik pernafasan
b. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut
c. Melatih sikap tubuh selama hamil
d. Melatih relaksasi sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi
e. Ibu dapat melahirkan tanpa penyulit sehingga ibu dan bayi sehat setelah persalinan
2) Manfaat
a. Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar panggul
yang penting dalam proses persalinan
b. Melatih sikap tubuh guna menghindari /memperingan keluhan-keluhan seperti sakit
c. Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani
persalinan secara lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya
sehingga proses persalinan normal langsung relatif cepat.
d. Membuat tubuh lebih rileks(membantu mengatasi stress dan rasa sakit akibat his ketika
bersalin
7. Istirahat Dan Tidur
Selama hamil, tubuh Ibu butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini sama dengan tidur orang sehat
pada umumnya. Hanya saja, berbagai perubahan tubuh kerap membuat ibu hamil gampang lelah
dan mengantuk. Itu sebabnya, ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu istirahat dan tidur
sekitar 30 menit hingga 1 jam setiap rentang 3 hingga 4 jam.
Bila kehamilan dibawah 3 bulan, maka diperbolehkan banyak2 istirahat, terutama bila
kandungan lemah maka sebaiknya banyak istirahat di tempat tidur (bed rest). Selama masa
kehamilan, istirahat memegang peranan yang sama penting dengan kegiatan. Pada masa awal
kehamilan, mungkin merasa lebih lelah dari biasanya, oleh sebab itu perbanyaklah istirahat/
tidur. Tidur siang sangat dianjurkan, atau beristirahatlah beberapa kali disiang hari. Upayakan
untuk menyederhanakan rutinitas sehari-hari.
Prinsipnya, ibu hamil mesti istirahat cukup dan dianjurkan tidur 8 jam sehari. Namun begitu
jangan lupa untuk melakukan aktivitas fisik yang ringan, agar tubuh lebih sehat dan fit.
8. Mobilisasi
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari
tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan (Soelaiman, 1993). Menurut
Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis
karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dari kedua definisi tersebut dpaat
disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini
mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.Konsep
mobilisasi dini mula-mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara
berangsur-angsur ke tahap mobiliasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Roper, 1996).
1) Rentang gerak dalam mobilisasi
Menurut Carpenito (2000), dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak :
a. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien.
b. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggerakkan otot-otonya secara aktif misalnya berbaring pasien dengan menggerakkan
kakinya.
c. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
diperlukan.
9. Eliminasi
Kebanyakan ibu hamil lebih sering ke kamar mandi untuk melakukan tindakaneliminasi. Salah
satu alasan akan meningkatnya pembuangan air kemih adalah meningkatkanvolume cairan tubuh
dan membaiknya efisiensi ginjal, yang membantu produk sisa dari tubuhdengan cepat. Alasan
lainnya adalah adanya penekanan dari Rahim yang berkembang, yangmasih terletak di ronga
panggul di sebelah kandung kemih. Tekanan pada kandung kemih iniseringkali mereda setelah
Rahim naik ke rongga perut, pada sekitar bulan keempat. Mungkin hal ini tidak akan kembali
sampai bayi kembali turun ke rongga panggul pada bulankesembilan. Karena pengaturan alat-
alat di dalam tubuh berbeda pada setiap orang, makaderajat seringnya pengeluaran air kemih
pada kehamilan juga bisa berbeda-beda.
Kebutuhan Eliminasi adalah suatu kebutuhan yang dialami oleh setiap Ibu hamil yang
berhubungan dengan BAK dan BAB karena terjadinya perubahan kondisi fisik yang terjadi pada
masa kehamilan. Supaya BAK dan BAB tidak bermasalah maka ada hal hal tertentu yang harus
dilakukan supaya tidak mengalami gangguan BAK dan BAB.
a. Eliminasi Urin
Eliminasi adalah proses pembuangan sisia metabolisme tubuh baik berupa urine atau alvi
(buang air besar). Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan
buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).
b. Eliminasi Alvi (Defekasi)
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua
pusat ang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak di medula dan sumsum tulang
belakang. Secara umum, terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu
refleks defekasi intrinsic dan refleks defekasi parasimpatis.
Kebutuhan Eliminasi pada Ibu Hamil pada trimester 1, 2 dan 3 yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut :
a. Trimester I : Cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin mineral dan air.
b. Trimester II : Jumlah karbohidrat dan protein tetap.
c. Trimester III : Karbohidrat dikurangi, perbanyak sayur, buah buahan segar, kenaikan
Berat Badan tidak boleh lebih dari kg perminggu.
Eliminasi yang terjadi pada IBU Hamil
a. Trimester I : Frekuensi BAK menigkat karena kandungan kencing tertekan oleh
pembesaran uterus, BAB normal konsistensi lunak.
b. Trimester II : Frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga
panggul.
c. Trimester III : Frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala bayi, BAB sering
obstipasi ( sembelit ) karena hormone progesteron meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urin dan alvi adalah
a. Diet dan asupan
Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang memengaruhi output urine (jumlah
urine) dan defekasi. Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang
dibentuk.Selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine. Disamping itu
makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi
dan jumlah yang dikonsumsipun dapat memengaruhinya
b. Respon keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih dapat menyebabkan urin banyak
tertahan di vesika urinaria, sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah
pengeluaran urine
c. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait
dengan tersedianya fasilitas toilet. Hal ini dapat terlihat pada seseorang yang memiliki gaya
hidup sehat/ kebiasaan melakukan eliminasi di tempat yang bersih atau toilet, etika seseorang
tersebut buang air di tempat terbuka atau tempat kotor, maka akan mengalami kesulitan
dalam proses defekasi.
d. Stress psikologis
Meningkatkan stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena
meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.
e. Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. Hal
tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih mengalami mengalami kesulitan untuk
mengontrol buang air kecil. Namun kemampuan dalam mengontrol buang air kecil
meningkat dengan bertambahnya usia
f. Asupan cairan
Pemasukana cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras. Oleh karena
itu, proses absopsi air yang kurang menyebabkan kesulitan proses defekasi.
g. Kondisi penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi proses eliminasi, biasanya penyakit-penyakit tersebut
berhubungan langsung dengan system pencernaan, seperti gastroenteristis atau penyakit
infeksi lainnya, seperti diabetes mellitus.
h. Kerusakan sensoris dan motoris
Kerusakan pada system sensoris dan motoris dapat memengaruhi proses defekasi karena
dapat menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam melakukan defekasi.
Hal-hal untuk mengatasi terjadinya Eliminasi pada masa kehamilan
a. BAK : Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan
menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.
b. BAB : Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usu halus dan usus besar sehingga pada
Ibu Hamil sering mengalami obstipasi, untuk mengatasi dianjurkan meningkatkan aktivitas
jasmani dan makan berserat.
c. Menjaga kebersihan vulva setelah BAK / BAB bias dilakkukan dengan cara tidak hanya
bagian luar saja yang dibersihkan tetapi juga lipatan lipatan labia mayora dan minora serta
vestibula.
10. Traveling
Disarankan ibu untuk tidak lama berkendaran jarak sendiri, karena posisi mengemudi bisa jadi
sangat tidak nyaman dan lama drive dapat sangat melelahkan. Pastikan kursi dan seatbelt yang
disesuaikan dengan baik dan memakai pakaian longgar nyaman. Juga pastikan ibu memiliki
cukup untuk makan dan minum selama perjalanan jalan untuk menjaga tingkat energi atas.
Pada trimester pertama (0 14 minggu), banyak ibu hamil lebih memilih tidak berpergian
disebabkan rasa mual dan lelah yang sangat terasa pada tahap ini. Namun jika Anda merasa tidak
terganggu dengan keadaan demikian, Anda dapat berpergian dengan aman dan
nyaman.Trimester pertama merupakan waktu yang sangat sensitive karena rawan terjadi
keguguran dan kehamilan diluar kandungan.
Pada trimester kedua (14 28 minggu), sepertinya merupakan waktu yang ideal untuk
berpergian karena rasa mual, kelelahan sudah berkurang dan resiko terjadinya kelahiran
premature masih cukup lama dapat terjadi, namun tetap berhati hatilah.
Pada trimester ketiga (29 40 minggu) resiko yang paling dipikirkan dari berpergian adalah
terjadinya kelahiran premature. Dan jika tetap ingin berpergian sebaiknya Anda konsultasikan
hal ini dengan dokter kandungan Anda.
Mengenai kendaran apa yang dapat digunakan untuk traveling seperti mobil, kereta api, pesawat
terbang. Sesungguhnya bepergian dengan pesawat terbang saat hamil itu aman. Perempuan
dengan kehamilan tanpa komplikasi apapun dapat naik pesawat terbang, namun hal itu akan
meningkatkan resiko pembekuan pembuluh darah vena maka sebelum berangkat Anda perlu
konsultasi dengan dokter kandungan Anda.
Dianjurkan untuk tidak terbang sebelum kandungan berusia 12 minggu atau 15- 28 minggu
karena pada saat ini resiko keguguran paling rendah. Setelahnya, ketika risiko melahirkan
semakin besar, pihak penerbangan akan meminta surat dokter yang menyatakan bahwa Anda
layak bepergian dan mengonfirmasikan tanggal perkiraan persalinan Anda.
Walaupun berpergian dengan pesawat terbang menyebabkan rasa cemas, peneliltian pada
sebagian ibu hamil menunjukkan bahwa berpergian dengan pesawat terbang akan aman.Sebagian
besar maskapai penerbangan akan melarang Anda untuk terbang pada saat hamil, bukan karena
berbahaya bagi janin tetapi untuk menghindari persalinan di pesawat. Perlu diketahui beberapa
maskapai penerbangan tidak mengizinkan ibu hamil dengan usia kandungan lebih dari 34
minggu dan mengharuskan adanya surat dokter untuk usia kandungan 28 36 minggu.
Perempuan hamil amat rentan mengalami dehidrasi, jadi bawalah sepaket buah-buahan segar
bervitamin semacam anggur, plum, jeruk atau aprikot kering. Anda wajib membawa air putih
setidaknya dua liter. Makanlah banyak camilan.
Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan,
karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta
Oedema tungkai karena kaki tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang
dikenakan dikendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol. Jika mungkin perjalanan
yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian tidak mempengaruhi
kehamilan, bila kehamilan telah 35 minggu ada perusahaan penerbangan yang menolak
membawa wanita hamil ada juga yang menerima dengan catatan keterangan dokter yang
menyatakan cukup sehat untuk bepergian.Berpergian dapat menimbulkan masalah lain, seperti
konstipasi /diare karena asupan makanan dan minuman cenderung berbeda seperti biasanya
karena akibat perjalanan yang melelahkan
11. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT). Gunanya
pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Ia juga dapat
mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi tetanus untuk
melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I / II
pada kehamilan 3 5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan suntikan secara IM
(intramuscular) dengan dosis 0,5 mL. imunisasi yang lain dilakukan dengan indikasi yang lain.
Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x injeksi
selama kehamilan ( I pada saat kunjungan antenatal I dan II pada 2 minggu kemudian )
Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah :
a. TT 1 selama kunjungan antenatal I
b. TT 2 4 minggu setelah TT 1
c. TT 3 6 minggu setelah TT 2
d. TT 4 1 tahun setelah TT 3
e. TT 5 1 tahun setelah TT 4
Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya mengetahui dan mendapat
informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas kesehatan harus berusaha program ini
terlaksana maksimal dan cepat.

Anda mungkin juga menyukai