Ketuban Pecah
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang
memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
2. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan. Faktor yang disebutkan
memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur, merokok, dan perdarahan selama
kehamilan. Beberapa faktor risiko dari KPD :
3. Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada
sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%). High virulensi :
Bacteroides, low virulensi : Lactobacillus
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast, jaringa retikuler korion dan
trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi
interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin.
Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin,
menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/
amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.
8. Menegakkan Diagnosa
Menurut Helen Varney, (2002 : 789), kebocoran cairan ketuban harus dibedakan dari
inkontinensia urine, rabas vagina atau serviks, semen, atau (jarang) rupture korion. Data berikut
yang digunakan untuk menegakkan diagnosis :
a. Riwayat
1) Jumlah cairan yang hilang : gejalanya biasanya adalah keluar cairan yang terus menerus (jernih,
keruh, kuning, atau hijau) dan perasaan basah pada celananya.
2) Ketidakmampuan mengendalikan kebocoran dengan latihan kegel : membedakan PROM dari
inkontinensia urine.
3) Waktu terjadi pecah ketuban
4) Warna cairan : jernih, keruh, jika bercampur mekonium cairan akan berwarna kuning atau hijau.
5) Abu cairan : L apek yang khas yang membedakannya dengan urine
6) Hubungan Seksual yang terakhir : semen yang keluar dapat disalah artikan sebagai cairan
amnion
b. Pemerikasaan fisik : palpasi abdomen untuk menentukan volume cairan amnion. Apabila pecah
ketuban telah pasti, terdapat kemungkinan mendeteksi kekurangan cairan karena terdapat
peningkatan molase uterus dan dinding abdomen disekitar janin dan penurunan kemampuan
ballotemen dibandingkan temuan pada pemeriksaan sebelum pecah ketuban. Ketuban yang pecah
tidak menyebabkan perubahan yang seperti ini dalam temuan abdomen.
c. Pemeriksaan speculum steril
1) Inspeksi keberadaan tanda-tanda cairan digenital eksternal
2) Lihat servik untuk mengetahui aliran cairan dari orifisium
3) Lihat adanya genangan cairan amnion di forniks vagina
4) Jika tidak terlihat cairan, mintalah pasien untuk mengejan (perasat valsalva). Secara bergantian
beri tekanan pada fundus perlahan-lahan atau naikkan dengan perlahan-lahan bagian presentasi
pada abdomen untuk memungkinkan cairan melewati bagian presentasi pada kasus kebocoran
berat sehingga dapat mengamati kebocoran cairan.
5) Observasi cairan yang keluar untuk melihat lanugo atau vernik kaseosa jika UK > 32 minggu
6) Visualisasi serviks untuk menentukan dilatasi jika pemeriksaan dalam tidak akan dilakukan
7) Visualisasi serviks untuk mendeteksi prolaps tali pusat atau ektstremitas janin
d. Uji Laboratorium
1) Uji pakis positif
2) Uji kertas nitrazin (lakmus) positif
3) Specimen untuk kultur streptokokus Grup B
9. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan penunjang untuk memastikan ketuban Pecah Dini ;
a. Pemeriksaan Laboratorium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, baud an pHnya. Cairan yang
keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin juga urine atau secret vagina. Secret vagina
ibu hamil pH : 4-5, dengan kertas nitrazin tidak berubah warna, tetap kuning.
a) Tes Lakmus (tes Nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya
air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7-7,5, darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang
positif palsu.
b) Mikroskopik (tes pakis) dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan
kering.pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.
b. Pemeriksaan USG pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri.