Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem penerangan adalah suatu sistem yang tersusun dari berbagai macam komponen
kelistrikan dan kabel - kabel penghantar yang saling berhubungan antara komponen satu dengan yang
lainnya yang membentuk suatu sistem dengan fungsi yang berbeda-beda. Sistem penerangan tersebut
meliputi: lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok, lampu hazzard, lampu rem, dan lampu mundur.
Sistem penerangan pada kendaraaan merupakan suatu sistem yang sangat penting untuk keamanan
dan kenyamanan dalam berkendara terutama pada malam hari, oleh sebab itu sistem kelistrikan harus
dapat bekerja dengan baik dan harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku secara
internasional, terutama menyangkut kode warna dari lampu sistem penerangan tersebut.

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka tujuan dari projeck work ini adalah sebagai
berikut:
1) memberikan pengetahuan tentang komponen-komponen sistem penerangan
2) melakukan pemeriksaan, perawatan, dan perbaikan sistem penerangan.

BAB II
PELAKSANAAN PROJECK WORK

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


a. Waktu pelaksanaan
Pelaksanaan Projeck Work sampai dengan penyusunan laporan, dilaksanakan pada tanggal 12 -
24 Pebruari 2017.
2

b. Tempat pelaksanaan
Tempat pelaksanaan Projeck Work ini adalah bengkel sekolah tempat penulis magang, yaitu
bengkel SMKN 1 Raren Batuah, Kecamatan Raren Batuah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi
Kalimantan Tengah.

2.2 Alat dan Bahan


a. Alat
- Unit sepeda motor
- Bak penampung baut dan mur
- Electric maintenance tool kit
- Multi tester
- Test Lamp (Test Light)
- Jumper Wire.
b. Bahan
- Kain lap
- Air bersih
- Deterjen
- Kabel
2.3 Pengetahuan tentang komponen - komponen system kelistrikan
a. Pengetahuan tentang komponen utama, pembantu dan tambahan pembentuk sistem penerangan
(wiring diagram).
Komponen Utama Pembentuk Wiring Diagram Antara Lain :
a) Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik rangkaian. Umumnya baterai pada
kendaraan mempunyai tegangan 12 Volt.
b) Fuse
Fuse berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan komponen dari beban lebih / arus lebih.
c) Saklar / Switch
Saklar berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus atau mengendalikan
rangkaian.
d) Load
Load yaitu pengguna energi listrik kemudian diubah ke energi lain. Misalnya energi
listrik menjadi energi cahaya yaitu lampu, energi listrik menjadi energi bunyi yaitu
klakson ,dsb
e) Kabel
Kabel berfungsi untuk menghubungkan antar komponen dan mengalirkan arus listrik.
3

f) Massa
Massa berfungsi untuk menghubungkan antar komponen dengan negatif baterai
Komponen Bantu Pembentuk Wiring Diagram Antara Lain:
a) Konektor
Konektor berfungsi sebagai penyambung antar kabel.
b) Sepatu Kabel
Sepatu kabel berfungsi sebagai penyambung antar kabel dengan komponen.
c) Baut Massa
Baut Massa berfungsi untuk menghubungkan kabel negatif dengan body kendaraan.
d) Pelindung Komponen
Pelindung Komponen berfungsi untuk melindungi komponen dari kerusakan atau
hubungsingkat / kongslet.
Komponen Tambahan Dalam Wiring Diagram Antara Lain:
a) Relay
Relay adalah sebuah saklar elektronik yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik
lainnya.
Macam macam Relay:
a. Relay 4 Kaki Normaly Open.
b. Relay 4 Kaki Normaly Closed.
c. Relay Double Throw.

b) Flasher Unit
Flasher Unit digunakan untuk mengedipkan lampu tanda belok dan lampu hazard secara
interval.
Flasher Unit ada dua jenis yaitu:
Jenis Electronic
Flasher ini terbuat dari rangkaian electronic / semiconductor.
Jenis Bimetal
Flasher ini terbuat dari bimetal.
c) Saklar Kombinasi
Saklar kombinasi yaitu saklar yang mengendalikan instalasi penerangan dan tanda pada
kendaraan bermotor. Instalasi tersebut adalah:
Kelompok lampu kota, tail lamp, plat nomor, dan iluminasi.
Kelompok lampu kepala, blitz, dan indikator lampu jauh.
4

Kelompok lampu hazard, sein, dan indikator lampu sein.


Klakson.
Wiper dan Washer.
Macam Macam Saklar Kombinasi:
Saklar Kombinasi yang Mengendalikan Lampu Kota dan Lampu Kepala
Saklar Dimmer dan Blitz.
Saklar dimmer mengendalikan lampu kepala jauh atau pendek. Sedangkan sakelar
blitz mengendalikan lampu blitz (tembak).
Lampu kepala dikendalikan oleh dua saklar yaitu saklar kombinasi dan saklar
dimmer. Sedangkan Lampu blitz dapat dioperasikan kapan saja tanpa harus
menyalakan lampu lain.
Saklar Lampu Hazard dan Sein.
Saklar Klakson (Horn)
Saklar yang berfungsi untuk mengendalikan klakson. Saklar ini merupakan
pengendali negatif dengan jenis sakelar tekan.
Main Switch
Main Switch ( saklar utama ) disebut juga dengan switch kontak / ignition switch.

Rangkaian Sistem Penerangan


a) Lampu Rem

b) Klakson ( Horn )
5

Cara kerja system klakson : Jika tombol klakson ditekan maka arus dari baterai mengalir
ke sekering kemudian ke kumparan relay sehingga kumparan akan timbul kemagnetan
dan menghubungkan kontak pada relay, kemudian arus diteruskan ke saklar lalu ke
massa. Dengan demikian arus dari baterai akan mengalir ke klakson, sehingga klakson
akan bekerja/berbunyi.

c) Lampu Kota

d) Lampu Kepala
6

e) Lampu tanda belok dan hazard

Sistem lampu tanda belok berfungsi untuk memberi isyarat pada kendaraan yang lain
bahwa pengendara bermaksud untuk belok. Sedangkan sistem lampu hazard berfungsi
untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari bagian depan, belakang dan kedua sisi
selama berhenti,parker atau dengan kata lain digunakan kendaraan pada saat darurat.
Cara kerja sistem lampu tanda belok adalah : Arus mengalir dari bateraikekunci
kontak, flasher, saklar lampu dan dari saklar lampu ke lampu tandabelok dan lampu
indikator sehingga salah satu lampu tanda belok akan berkedip.
7

Cara kerja lampu tanda bahaya adalah : Bila saklar lampu tanda bahaya pada
posisi ON, maka arus akan mengalir ke IG kunci kontak, sekering, flasher, dan
saklar lampu hazard lalu diteruskan ke lampu, maka keduanya akan menyala.

2.4 Analisa Gangguan Sistem Penerangan


Berikut ini beberapa gangguan yang sering terjadi pada sistem penerangan:
a. Sumber tegangan berkurang, penyebabnya:
Habis.
Drop tegangan.
b. Open circuit, penyebabnya:
Kabel putus.
Sambungan kendor.
c. Over load, penyebabnya:
Pemakaian daya yang berlebihan.
Konsleting.
d. Komponen rusak.
e. Kesalahan rangkaian.
8

BAB III
TEMUAN
3.1 Keterlaksanaan
a. Faktor pendukung
- mudah menentukan waktu pelaksanaan Project Work karena penulis melakukan praktik di
sekolah tempat penulis mengajar;
- setiap saat dapat berkonsultasi dengan pembimbing karena pembimbing juga mengajar di
sekolah yang sama;
- alat dan bahan praktik tersedia cukup lengkap
- terdapat beberapa tipe sepeda motor yang dapat dijadikan bahan praktik;
- toko yang menjual sparepart sepeda motor sangat mudah ditemukan; dan
- pada waktu luang praktik bisa diulangi, sehingga menambah mahir peserta.

b. Faktor penghambat
- masih ada alat yang belum tersedia sesuai kebutuhan di sekolah (contoh : cylinder gauge, alat
untuk mengukur diameter dalam master cylinder)

3.2 Manfaat yang diperoleh


Melalui kegiatan projeck work ini, penulis dapat melakukan:
1) pemeriksaan terhadap beberapa komponen sistem kelistrikan, baik pemeriksaan secara visual,
maupun pemeriksaan dengan menggunakan alat ukur standar;
9

2) penulis dapat melakukan bongkar pasang komponen sistem kelistrikan;


3) penulis dapat melakukan perawatan terhadap beberapa komponen sistem kelistrikan;
4) penulis dapat melakukan pergantian komponen sistem kelistrikan
5) menambah ruang lingkup pengetahuan peserta;
6) menambah semangat baru, karena yang dipelajari dan diajarkan tidak monoton;
7) menambah keterampilan baru; dan
8) melatih ketelitian, disiplin, dan daya ingat.
3.3 Pengembangan/TindakLanjut
- Melakukan identifikasi komponen, pemeriksaan, perawatan, dan perbaikan sistem kelistrikan
dari berbagai jenis sepeda motor;
- mempelajari berbagai manual perbaikan sepeda motor dari beberapa pabrikan sepeda motor
(misalnya Honda, Suzuki, dan Yamaha); dan
- Mempelajari berbagai referensi, untuk menambah pemahaman terhadap sisten kelistrikan sepeda
motor.
10

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Pada dasarnya dalam perbaikan suatu komponen pada sistem penerangan diperlukan
pengetahuan tentang jaringan. kabel (sirkuit.) diagram dari rangkaian dan juga sirkuit diagram
komponen itu sendiri, sehingga dengan diharapkan mampu melakukan perbaikan dengan melakukan
pemeriksaan dan pengujian dari masing-masing kamponennya. Maka dengan dasar tersebut mampu
melakukan perbaikan sistem penerangan dan wiring itu sendiri.

4.2 Saran
Kondisi motor yang prima, salah satunya ditentukan oleh kondisi sistem rem, oleh karena itu:
1. Sistem rem harus selalu dirawat dengan baik agar cara kerjanya optimal, sehingga keselamatan
pengendara terjaga;
2. Ketika akan merawat/membongkar sistem rem, persiapkan peralatan dan perlengkapan seperti: bak
penampung cairan pembersih, wadah (mur, baut, dan komponen sistem rem) agar komponen-
komponen tersebut tidak tercecer.
3. Agar mahir melakukan pemeriksaan dan perawatan sistem rem, maka seseorang harus lebih sering
melakukan praktik bahkan dengan berbagai jenis motor.

LAMPIRAN
11

Data pendukung
1. Hasil Pemeriksaan/ Pengukuran (dalam: mm )
STANDAR BATAS HASIL
BAGIAN KESIMPULAN
D SERVIS PENGUKURAN
Diameter tromol 110,0 111,0 110,4 Masih dapat digunakan
Brake pad tromol - Sampai alur Sampai alur Ganti
Minyak rem Di atas atau Di bawah Di bawah Di ganti
sesuai indikator indikator
indikator
Brake pad - Sampai alur Belum sampai masih dapat dipakai
hidrolik alur kembali
Ketebalan brake 4.0 3.5 4,1 Masih dapat dipergunakan
disk bersihkan
D.D master 12,700 12,755 12,722 Kondisi baik dapat dipakai
cylinder 12,743 kembali
D.L Master 12,657 12,645 12,670 Kondisi baik dapat dipakai
piston -12,684 kembali
D.D. caliper 25,400 25,460 25,451 Kondisi baik dapat dipakai
cylinder 25,450 kembali
D.L Caliper 25,318 25,31 25,320 Kondisi baik dapat
piston 25,368 dipergunakan kembali

2. Foto/video/film sebagai produk project work

Anda mungkin juga menyukai