Anda di halaman 1dari 16

Dosen : Prof. Dr. Baso Amang, SE.

,
M.Si.

TUGAS MAKALAH

ANALISIS KEBIJAKA KESEHATAN DAN

SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

PENCEGAHAN DAN KONTROL PENYAKIT

Oleh:
Hadrawati : P2MK.15.02.04.070
Nur Ima : P2MK.15.02.04.072

MAGISTER KESEHATAN
ROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas


rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Nutrisi Ibu Setelah Melahirkan dan Bayinya.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan
dan Sistem Pembiayaan Kesehatan pada Program Pascasarjana
Universitas Indonesia Timur Makassar.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1. Prof. Dr. Baso Amang, SE., M.S.i selaku Dosen Pengampu mata
kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan dan Sistem Pembiayaan
Kesehatan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam
pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka
penyelesaian penyusunan makalah ini
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang


setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Makassar..........................

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... 2


Daftar Isi ............................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan ............................................................................................. 4
Latar Belakang ............................................................................................ 4
Rumuasan Masalah .................................................................................... 4
Metode Penulisan ....................................................................................... 4
Sistematika Penulisan................................................................................. 5
Bab II Pembahasan ............................................................................................ 6
Pengertian Pencegahan Penyakit ............................................................... 7
Tahapan Pencegahan Penyakit .................................................................. 8
Strategi Pencegahan Penyakit .................................................................... 11
Bab III Penutup ................................................................................................... 15
Kesimpulan ................................................................................................. 15
Daftar Pustaka .................................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di


dunia dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya
bahawa keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera
secara fisik, mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut
tidak dalam kondisi yang baik (dengan kata lain sehat) maka akan timbul
suatu masalah atau gangguan kesehatan. Hal ini akan sangat merugikan
penderita karena akan menurunkan produktifitas terhadap kehidupan
pribadi dan negaranya. Dengan demikian perlu adanya suatu usaha-usaha
untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Menanggapi hal tersebut, Hippocrates (460-377 SM) muncul
sebagai Bapak kedokteran yang menangani kasus kejadian sakit yang
menitik beratkan pada kuratif atau metode pengobatan dan penyembuhan.
Penyembuhan ini dilakukan setelah terjadi insiden sakit. Akan tetapi setelah
perkembangan zaman, penyembuhan melalui bidang kedokteran saja tidak
cukup berhasil dalam menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat.
Setelah itu muncullah metode preventif yang mengedepankan upaya-upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena berdasarkan ilmu
Epidemiologi atau ilmu pengetahuan yang mengenai distribusi, frekuensi
dan determinan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakt serta
aplikasinya dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat.
Bidang epidemiologi lebih fokus pada pencegahan dan
pengendalian penyakit bukan pada teknik pengobatan sekunder dan tersier
yang ada dalam ilmu pengobatan tradisional. Pengertian pencegahan
secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum
kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah pencegahan, haruslah

4
didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber dari hasil analisis
dari epidemiologi. Pencegahan penyakit berkembang secara terus
menerus dan pencegahan tidak hanya ditujukan pada penyakit infeksi saja,
tetapi pencegahan penyakit non-infeksi, seperti yang dianjurkan oleh
James Lind yaitu makanan sayur dan buah segar untuk mencegah penyakit
scorbut. Bahkan pada saat ini pencegahan dilakukan pada fenomena non-
penyakit seperti pencegahan terhadap ledakan penduduk dengan keluarga
berencana.
Usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi
pelaksanaan yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat
pencegahan. Dalam strategi penerapan ilmu kesehatan masyarakat
dengan prinsip tingkat pencegahan seperti tersebut di atas, sasaran
kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat kesehatan individu dan
masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan,
penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta
usaha rehabilisasi lingkungan.
Tujuan pencegahan penyakit adalah menghalangi perkembangan penyakit
dan kesakitan sebelum sempat berlanjut. Sehingga diharapkan upaya
pencegahan penyakit ini mampu menyelesaikan masalah kesehatan di
masyarakat dan menghasilkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pencegahan Penyakit
2. Bagaimana Tahapan Pencegahan Penyakit
3. Bagaimana Strategi Pencegahan Penyakit
Metode Penulisan
Pada penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi
pustaka, selain dengan menggunakan buku cetak sebagai referensi,
penulis juga melakukan studi pustaka dengan menggunakan media
internet.

5
Sistematika Penulisan

- Halaman Judul (cover)


- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Bab I Pendahuluan
o Latar Belakang
o Rumuasan Masalah
o Metode Penulisan
o Sistematika Penulisan
- Bab II Pembahasan
o Pengertian Pencegahan Penyakit
o Tahapan Pencegahan Penyakit
o Strategi Pencegahan Penyakit
- Bab III Penutup
o Kesimpulan
o Daftar Pustaka

6
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Pencegahan Penyakit

Pencegahan penyakit merupakan upaya menghalangi


perkembangan penyakit dan kesakitan agar tidak mencapai tahap lanjut
yang lebih buruk. Perkembangan penyakit diketahui melalui riwayat alamiah
penyakit, artinya dengan mengetahui perjalanan penyakit dari waktu ke
waktu serta perubahan yang terjadi disetiap masa/fase tersebut, dapat
dipikirkan upaya-upaya pencegahan apa yang sesuai. Upaya pencegahan
yang dilakukan akan sesuai dengan perkembangan patologis penyakit
tersebut dari waktu ke waktu, sehingga upaya pencegahan itu dibagi atas
berbagai tingkat seseuai dengan perjalanan penyakit.
Kemungkinan suatu penyakit dapat dicegah sehingga tidak
mengganggu kesehatan masyarakat, besarnya sangat terbatas. Antara
lain tergantung pada riwayat almiah penyakit yang ingin dicegah,
kedalaman pengetahuan dan kemajuan teknologi kedokteran. Terdapat
penyakit yang relatif dapat mudah dicegah dan sebaliknya terdapat penyakit
yang sulit bahkan tidak dapat dicegah.
Pengetahuan tentang besarnya kemungkinan pencegahan penyakit
akan sangat bermanfaat dalam menentukan pilihan prioritas penyakit yang
akan diberantas. Penyakit yang sepenuhnya dicegah misalnya polio,
mendapat prioritas utama untuk diberantas. Walaupun semua penyakit
adalah masalah kesehatan yang penting, pilihan memang selalu harus
dilakukan. Penyakit yang lebih mudah dicegah, mudah menular dan
mengenai banyak populasi tentu akan didahulukan.
Pendekatan atau strategi pencegahan dibagi dalam bentuk pendekatan
populasi dan pendekatan individual berdasarkan kelompok risiko tinggi.
Pendekatan populasi melakukan penekanan pencegahan penyakit
berdasarkan banyaknya penduduk yang terpapar. Sedangkan pendekatan

7
risiko tinggi, menekankan pentingnya pencegahan berdasarkan kelompok
yang berisiko tinggi. Antara kedua pendekatan ini, secara umum masing-
masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Variasi pilihan akan banyak
ditentukan oleh keadaan masing-masing penyakit.

Tahapan Pencegahan Penyakit

Tahapan pencegahan penyakit meliputi 4 tahap, yaitu :


1. Tahap primordial
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menghindari kemunculan dan
kemapanan di bidang sosial, ekonomi, dan pola kehidupan yang diketahui
mempunyai kontribusi untuk meingkatkan risiko penyakit. Upaya ini sesuai
dengan masalah penyakit tidak menular yang saat ini cenderung
menunjukkan peningkatan. Contohnya adalah :
a. Adanya peraturan pemerintah tentang larangan merokok di tempat-tempat
umum
b. Adanya aturan tentang gizi
c. Impor dan ekspor makanan
d. Penanganan komprehensif rokok
e. Pencegahan hipertensi dan promosi aktivitas fisik/olahraga

Pencegahan awal ini diarahkan untuk mempertahankan kondis dasar


atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang dapat
mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau faktor risiko yang dapat
berkembanga atau memberikan efek patologis. Upaya pimordial adalah
mempertahankan kondisi kesehatan yang positif yang dapat melindungi
masyarakat dari gangguan kondisi kesehatan yang sudah baik.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan segala kegiatan yang dapat
menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan kesehatan sebelum
hal itu terjadi. Tujuan pencegahan primer adalah untuk mengurangi

8
insidensi penyakit dengan cara mengendalikan penyebab-penyebab
penyakit dan faktor risikonya. Pencegahan ini meliputi tiga aspek, yaitu :
a. Promosi kesehatan
b. Pendidikan kesehatan
c. Perlindungan kesehatan
Pencegahan primer dilakukan dengan dua cara yaitu
a. Menjauhkan agen untuk dapat kontak atau memampar pejamu
b. Menurunkan kepekaan pejamu (host susceptibility)

Intervensi ini dilakukan sebelum perubahan patologis terjadi (fase


prepatogenesis). Jika suatu penyakit lolos dari pencegahan primordial,
maka giliran pencegahan tingkat pertama ini dilakukan. Apabila penyebab
penyakit dapat lolos dari upaya pencegahan, maka penyakit akan timbul
yang secara epidemiologi tercipta sebagai suatu penyakit yang endemis
atau yang lebih berbahaya, apanila timbul dalam bentuk Kejadian Luar
Biasa).
Contohnya adalah pengurangan polusi udara di perkotaan dengan
pengukuran sulfur dioksida dan emisi-emisi lainnya yang berasal dari mobil
dan industri. Penggunaan kondom untuk pencegahan infeksi HIV.
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini lebih ditujukan untuk mengobati para penderita dan
mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit melalui diagnosis
dini dan pemberian pengobatan. Program skrining sering dilakukan pada
program kesehatan. Pencegahan sekunder merupakan metode efektif
untuk melakukan intervensi, karena deteksi yang dilakukan masih dalam
periode dini (tahap pra klinik). Contohnya : skrining hipertensi dan
pengobatan hipertensi pada usia lanjut.
Bentuk utama pencegahan tingkat kedua (sekunder) adalah
penyaringan atau screening. Dengan skrining diharapkan dapat dideteksi
indikator fisiologi awal (early psuyhological indicator) yang ada sebelum
orang menunjukkan keluhannya. Contoh skrining aalah papsmear untuk
kanker serviks, tes pendengaran untuk kerusakan ketulian, skin test untuk

9
tuberkulin, VDRR untuk sifilis dan vhenylalanine test untuk thenylketonuria
(PKU) retardasi mental.
4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier merupakan pembatasan terhadap segala
ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cidera,
atau ketidakmampuan sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan.
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi komplikasi penyakit yang
sudah terjadi. Sasaran pencegahan tersier adalah membantu mereka yang
terkena penyakit dan mengalami cidera atau ketidakmampuan untuk
menghindari penggunaan yang tidak bermanfaat dari pelayanan kesehatan
agar tidak terjadi ketergantungan kepada praktisi kesehatan dan instistusi
pelayanan kesehatan.
Rehabilitasi merupakan upaya yang dlakukan untuk memulihkan
seseorang yang sakit sehingga menjadi manusia yang lebih berdaya guna,
produktif dn memberikan kualitas hidup sebaik mungkin. Misalnya
rehabilitasi luka-luka, terapi latihan untuk mempertahankan kondisi otot,
pergerakan, dan mencegah kontraktor bagi penderita paralise akibat stroke.
Tabel 1. Tingkat Pencegahan dan Kelompok Targetnya Menurut Fase
Penyakit
Tingkat
Fase Penyakit Kelompok Target
Pencegahan
Populasi total dan
Primordial Kondisi normal kesehatan
kelompok terpilih
Populasi total dan
Keterpaparan faktor
Primer kelompok terpilih dan
penyebab khusus
individu sehat

Sekunder Fase patogenisitas awal Pasien


Fase lanjut penyakit
Tersier (pengobatan dan Pasien
rehabilitasi)

10
Strategi Pencegahan Penyakit

Strategi pencegahan meliputi sasaran dan kegiatan pencegahan yang


bervariasi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi serta tingkat
pencegahannya. Sasaran pencegahan dapat merupakan individu maupun
organisasi masyarakat. Dalam melaksanakan pencegahan dengan sasaran
tersebut dapat dilakukan melalui usaha setempat yang bersifat tradisional
terutama pencegahan dasar atau premordial, dan dapat pula dilakukan
melalui pusat-pusat pelayanan kesehatan yang tersedia di tempat tersebut.
Pelaksanaan usaha pencegahan yang terencana dan terprogram dapat
bersifat wajib maupun sukarela, seperti pemberian imunisasi dasar,
perbaikan sanitasi lingkungan, penyediaan air minum, dan peningkatan
status gizi melalui perbaikan gizi masyarakat termasuk pemberian makanan
tambahan, juga termasuk berbagai usaha untuk mencegah kebiasaan yang
dapat menimbulkan atau menigkatkan risiko terhadap berbagai gangguan
kesehatan tertentu. Sasaran pencegahan juga meliputi berbagai usaha
perbaikan dan peningkatan lingkungan hidup, perbaikan standar hidup
seperti perbaikan perumahan, sistem pendidikan, sistem kehidupan sosial
serta peningkatan standar hidup sehat.
Dalam usaha pencegahan penyait secara umum dikenal berbagai strategi
pelaksanaan yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat
pencegahan. Dalam strategi penerapan ilmu kesehatan masyarakat degan
prinsip tingkat pencegahan seperti tersebut di atas, sasaran kegiatan
diutamakan pada peningkatan derajat kesehatan individu dan masyarakat,
perlindungan terhadap ancaman dan ganguan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah
kesehatan, serta usaha rehabilitasi lingkungan.
a. Sasaran yang bersifat umum yang ditujukan kepada individu mauun
organisasi masyarakat, dilakukan dengan pendekatan melalui usaha
setempat/mandiri yang sesuai dengan bentuk dan tatanan hidup

11
masyarakat setempat (tradisional) maupun melalui berbagai program
pelayanan kesehata yang tersedia.
b.Usaha pencegahan melalui pelaksanaan yang berencana dan terprogram
(bersifat wajib maupun sukarela) seperti pemberin imunisasi dasar serta
perbikan sanitasi lingkungan dan pengadaan air bersih, peningkatan status
gizi melalui pemberian makanan tambahan maupun berbagai usaha yang
bertujuan untuk menghentikan/mengubah kebiasaan yang mengandung
risiko penyakit tertentu.
c. Usaha yang diarahkan pada peningkatan standar hidup dan lingkungan
pemukiman seperti perbaikan perumahan dan pemukiman, perbaikan
system pendidikan serta social ekonomi masyarakat, yang pada dasarnya
merupakan kegiatan di luar bidang kesehatan.
d. Usaha pencegahan dan penanggulangan keadaan luar biasa
seperti kejadian wabah, adanya bencana alam/situasi perang serta usaha
penanggulangan melalui kegiatan rawat darurat.
Disamping usaha pencegahan yang terencana dan berkesinambungan
dikenal juga berbagai usaha pencegahan yang bersifat darurat seperti
usaha pencegahan dan penanggulangan wabah, usaha pencegahan
penyakit akibat bencana alam maupun akibat perang, dan adanya usaha
pencegahan tingkat ketiga dalam bentuk rawat darurat dan lain sebagainya.
Dalam menilai derajat kesehatan/ situasi morbiditas dan mortalitas untuk
program pencegahan, harus dipertimbangkan beberapa hal lain diluar
kesehatan seperti sistem persediaan makanan, keadaan keamanan, sistem
perekonomian termasuk pendapatan per kapita, keadaan lapangan kerja
dan tingkat pengangguran, sistem kehidupan sosial, adat kebiasaan,
kebijakan pemerintah dan lain-lain. Keseluruhan hal tersebut dapat
mempengaruhi program pencegahan dan strategi pencegahan yang
sedang dilaksanakan (Nur Nasry Noor, 2008).
Penyakit dapat dicegah dan keehatan dapat dipromosikan melalui
perubahan lingkungan. Hal ini antara lain dapat dilakukan dengan
mengeringkan rawa, mengatur bahan yang digunakan dalam kontruksi dan

12
industry, ataupun pengorganisasi serikat-serikat pekerja. Strategi
lingkungan dibedakan atas :
a. Strategi lingkungan untuk masyarakat luas
Berbagai pendekatan dilakukan untuk mengubah lingkungan fisik, biologi,
atau social bagi seluruh masyarakat guna mengurangi keterpaparan
pejamu terhadap agen atau pengaruh lainnya yang berbahaya. Termasuk
dalam strategi ini adalah meningkatkan keterjangkauan sumber daya yang
dapt memperkuat ketahanan pejamu terhadap penyakit.
Contoh dari pendekatan ini antara lain, penanaman pohon sebagai
pejangga polusi udara juga merupakan contoh upaya dilingkungan biologi.
b. Strategi lingkungan resiko tinggi
Sebagai alternative dari strategi lingkungan untuk masyarakat luas yang
mahal adaah strategi lingkungan risiko tinggi. Strategi ini difokuskan ada
uaya untuk mengubah lingkungan yang berisiko paling tinggi untuk
menimbulkan penyakit. Strategi pengorganisasian masyarakat untuk
memberdayakan kaum miskin sering berpengaruh kuat dalam mengurangi
kesakitan dan kematian dikalangan masyarakat miskin. Upaya ini dilakukan
dengan memperbaiki akses terhadap sumber yang dibutuhkan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. (Nasrin, dkk, 2002)

Strategi Pejamu
Pencegahan penyakit dan promosi kesehatan dapat juga dilakukan melalui
berbagai upaya dapat mengubah potensi pejamu. Upaya untuk mengubah
lingkungan ataupun melindungi pejamu, dapat dilakukan terhadap
masyarakat secara keseluruhan atau terhadap sebagian kecil yang
tergolong risiko tinggi yang telah diindentifikasi.
a. Strategi pejamu pada masyarakat lurus
Strategi ini ditunjukan para pejamu secara keseluruhan di dalam
masyarakat luas untuk melindungi mereka dari serangan penyakit. Contoh
media masa dapat digunakan untuk mengingatkan setiap individu tentang
bahaya merokok.

13
b. Strategi pejamu risiko tinggi
Strategi ini ditunjukan untuk mengetahui yang didapat dari epidemiologi
diukskriptif yang telah dikonfrimasikan di berbagai lembaga melalui studi
epidemiologi analitik, dapat mengidentifikasi kelompok atau individu yang
berisiko tinggi terhadap penyakit atau kecelakaan dan menawarkan
pelayanan khusus kepada mereka. Contonya anak-anak para minum
alkohol mempunyai risiko tinggi yang jadi peminum alkohol. Jadi mereka
dijadikan target untuk pendidikan alkohol pelayanan psikologis yang
bertujuan untuk mencegah mereka dari kebiasaan minum alkohol.

Strategi Milestone
Strategi ini menggambarkan masyarakat sebagai berbasis panjang yang
melintas suatu area monumental tertentu. Contohnya anak sekolah sosok
yang tepat dan layak untuk perubahan didalam rumah tangga.
a. Strategi milestone untuk lingkungan
Strategi ini cara yang paling murah untuk mencapai seluruh anggota
masyarakat. Sebagai contoh pendekatan milestone adalah tentang
persetujuan departemen kesehatan tentang system pipa air.
b. Strategi milestone untuk pejamu
Telah terbukti strategi ini sering digunakan pada program-program yang
ditunjukan pada pejamu yang secara potensial dapat menderita penyakit
yang diamati.

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pencegahan


penyakit adalah tindakan yang ditujukan untuk mencegah, menunda,
mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan dengan
menerapkan sebuah atau sejumlah intervensi yg telah dibuktikan efektif.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan akan sesuai dengan
perkembangan patologis penyakit itu dari waktu ke waktu, sehingga upaya
pencegahan itu di bagi atas berbagai tingkat sesuai dengan perjalanan
penyakit.
Dalam epidemiologi dikenal ada empat tingkat utama pencegahan
penyakit, yaitu :
Pencegahan tingkat awal (Priemodial Prevention)
Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)
Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention)
Dengan mengetahui tingkatan-tingkatan dalam pencegahan penyakit kita
dapat menerapkannya untuk pencegahan penyakit menular dan tidak
menular. Untuk lebih dapat merealisasikan pencegahan penyakit, terdapat
beberapa cara sederhananya, yaitu : Selalu menjaga kebersihan diri,
menjaga kebersihan lingkungan, selalu mengkonsumsi makanan yang
bergizi, imunisasi, menghindari lingkungan yang menjadi endemi suatu
penyakit, memeriksakan kesehatan secara rutin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Davidson, Winston G Mendes. The Public Health Development Theory Of


Four Stages Of Prevention (The Four Stages Theory Of Prevention)
. School of Public Health and Health Technology, University of
Technology Jamaica West Indies.
Hasnah. 2009. Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2. Media Gizi
Pangan, Vol. VII, Edisi 1. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Prodi
Keperawatan, UIN, Makassar
Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Rivai 2005. Ilmu Kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan.
Jurnal mutiara Kesehatan indonesia. Vo. 1, No, 1. Jakarta
Adnani, Hariza. 2010. Prinsip Dasar Epidemiologi. Jogyakarta: Nuha
Medika.
Bustan, MN. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Asdi Mahasatya

16

Anda mungkin juga menyukai