Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TIDUNG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANA LIA
Jl. Tarakan Jaya RT 003 Desa Sambungan
Kec. Tana Lia Kode Pos 77453
Email : pkm_tanalia2@yahoo.co.id

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS TANA LIA
NOMOR :

TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM MENINGKAKAN MUTU LAYANAN
KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS TANA LIA

Menimbang : a. Bahwa upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan


pasien merupakan tanggung jawab tenaga klinis yang melakukan
asuhan pasien;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang
Kewajiban Tenaga Klinis Dalam Peningkatan Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga


Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Primer;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
4. Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TANA LIA TENTANG


KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM MENINGKATKAN
MUTU LAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

KESATU : Semua tenaga klinis mempunyai kewajiban dalam peningkatan mutu


klinis dan keselamatan pasien.
KEDUA : Tenaga klinis adalah dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan teanaga
kesehatan lain yang bertanggung jawab dalam melakukan asuhan
pasien.

KETIGA : Panduan peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien


sebagaimana tertera dalam lampiran keputusan ini harus dijadikan
acuan dalam melakukan peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien di Puskesmas Tana Lia.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila dikemudian


hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Tana Lia


Pada Tanggal : Agustus 2016

Kepala Puskesmas Tana Lia

dr. Budi Samroni


NIP. 19820726 201101 1 003
Lampiran 1
Keputusan Kepala Puskesmas Tana Lia
No.
Tentang Kewajiban Tenaga Klinis Dalam Peningkatan Mutu Klinis Dan Keselamatan Pasien

KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN


KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS LAMPASI

1. Menentukan indikator mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.


2. Menentukan indikator perilaku pemberi layanan klinis.
3. Menyusun standar dan SOP layanan klinis yang sesuai dengan acuan yang jelas dan
dapat dipertanggung jawabkan.
4. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar dan SOP Layanan Klinis
yang telah disusun bersama.
5. Menerapkan manajemen risiko klinis di semua unit pelayanan untuk mencegah
timbulnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan
Kejadian Potensial Cedera (KPC).
6. Berperan aktif dalam melakukan identifikasi pemasalahan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien.
7. Berperan aktif dalam melakukan analisis terhadap permasalahan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien.
8. Berperan aktif dalam menyusun rencana peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien. Perencanaan mutu harus ditetapkan berdasarkan prioritas fungsi
dan proses pelayanan Puskesmas Tana Lia.
9. Berperan aktif dalam melaksanakan program perbaikan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien yang sudah direncanakan.
10. Berperan aktif dalam menindaklanjuti hasil pelaksanaan perbaikan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien.
11. Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM wajib
berpartisipasi dalam program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
12. Seluruh tenaga medis wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program
peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh
jajaran Puskesmas Tana Lia.
13. Perencanaan peningkatan mutu klinis disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Tana
Lia dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen
Mutu.
14. Perencanaan mutu berisi paling tidak :
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien.
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien
yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti
dalam upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator
klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien melalui
standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan
mutu dan keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial
cedera.
i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk
menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang
dilakukan.
k. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.

15. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:


a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan perencanaan Puskesmas
Tana Lia.
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf.
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis,
standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan.
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko.
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas.
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik.
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait.
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan.

16. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.


17. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap triwulan.
18. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area
prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan
pasien adalah :
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b. Pelayanan rawat jalan/Pelayanan Rawat Inap (Puskesmas Rawatan)
c. Pelayanan farmasi
d. Pelayanan gawat darurat
Ditetapkan di : Tana Lia
Pada Tanggal : Agustus 2016

Kepala Puskesmas Tana Lia

dr. Budi Samroni


NIP. 19820726 201101 1 003

Anda mungkin juga menyukai