KONJUNGTIVITIS
Oleh :
NIM. 1608437603
Pembimbing :
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
menutupi belakang kelopak dan bola mata. Penyakit ini merupakan salah satu
penyakit mata yang umum didunia dan dapat terjadi secara akut maupun kronis.
Penyebab umumnya bersifat eksogen, namun ada beberapa yang bersifat endogen.
Kejadian konjungtivitis yang paling sering terjadi adalah karena virus, diikuti dengan
mikroorganisme dan faktor lingkungan lain yang mengganggu. Gejala awal yang
dapat timbul berupa hyperemia ringan dangan berair mata, mata terasa panas,
Konjuntivitis viral dapat diberikan terapi suportif karena bersifat self-limiting disease.
akibat bakterial dan pemberian terapi antihistamin topikal dan inhibitor sel mast
pada konjungtivitis alergi. Konjungtivitis lebih sering terjadi pada usia 1-25 tahun
terutama pada anak prasekolah dan anak usia sekolah karena kurangnya hygine dan
faktor menular dan mematuhi terapi dengan baik dapat mengurangi keparahan gejala
konjungtivitis.2-4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konjungtiva
belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet
bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Konjungtiva dibagi atas konjungtiva
tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva bulbi yang menutupi sklera dan mudah
lendir. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit mata yang umum di dunia dalam
bentuk akut maupun kronis. Konjungtiva terjadi karena terpajan oleh banyak
penglihatan apabila tidak segera dideteksi dini dan diterapi dengan tepat.5-7
Haemophilus injluenzae.1,6,7
menular mulai pada satu mata kemudian mengenai mata yang sebelah melalui tangan
atau benda dan dapat menyebar ke orang lain.1,6,7 Contoh konjungtivitis bakteri dapat
penyebab pasien mengeluhkan flu, diikuti dengan herpes virus, klamidia dan
cytomegalovirus (CMV). Gejala yang timbul bersifat ringan, dapat sembuh sendiri
dan mereda dalam waktu 2-4 minggu dengan masa inkubasi 5-12 hari dan masa
penularan 10-14 hari. Gejala konjungtivitis viral yaitu mata merah, gatal, lakrimasi,
sekret serosa, edema kelopak mata, dan dapat ditemukan folikel pada konjungtiva.
namun dapat sembuh sendiri. Penyakit ini dapat menular melalui di droplet
pernafasan dan akan menular pada orang yang sering kontak dengan penderita dan
terkontaminasi. 1,8-11 Contoh konjungtivitis viral dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan
2.5
Konjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang diperantarai oleh
sistem imun karena reaksi inflamasi pada konjungtiva. Reaksi hipersensitivitas tipe 1
terutama pada musim panas dan biasanya mengenai pasien usia muda 3-25 tahun dari
panas, berair, gatal, dan silau. Sering berulang dan menahun bersamaan dengan rinitis
alergi. Biasanya terdapat riwayat atopi sendiri atau dalam keluarga.1 Faktor resiko
alergi musiman dan tumbuh-tumbuhan biasanya disebabkan oleh alergi tepung sari,
rumput, bulu hewan, dan disertai dengan rinitis alergi serta timbul pada waktu-waktu
tertentu. Vernal konjungtivitis sering disertai dengan riwayat asma, eksema dan rinitis
alergi musiman. Konjungtivitis atopik terjadi pada pasien dengan riwayat dermatitis
atopik, sedangkan konjungtivitis papilar rak pada pengguna lensa-kontak atau mata
buatan dari plastik Pengobatan pada konjungtivitis ini dengan menghindari penyebab
edem.1,5,8,11
pemajanan substansi iritan seperti asam, alkali, asap dan angin yang masuk ke sakus
konjungtivalis. Selain itu penyakit ini dapat juga disebabkan oleh pemberian obat
topikal jangka panjang seperti dipivefrin, miotik, neomycin, dan obat-obat lain
dengan bahan pengawet yang toksik atau menimbulkan iritasi. Penghentian substansi
penyebab dan pemakaian obat tetesan ringan dapat mencegah keparahan konjuntivitis
ini.5
disebabkan oleh Candida albicans.Selain Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh
jarang. Gejala yang timbul berupa bercak putih dan dapat muncul pada pasien
diabetes dan pasien dengan keadaan sistem imun yang terganggu. 3,5
Penyakit sistemik dan penyakit autoimun seperti penyakit tiroid, Gout dan
sebagai komplikasi dari Acne rosacea dan Dermatitis herpetiformis ataupun masalah
konjungtiva yang ditandai dengan dilatasi vaskular, infiltrasi seluler dan eksudasi.3
merangsang refleks berkedip dan meningkatkan air mata yang merupakan substansi
antimikroba. Cedera epitel konjungtiva dapat diikuti edema epitel, kematian sel,
Saat terjadi reaksi inflamasi akut konjungtiva, sel radang (neutrofil, eosinofil,
basofil, limfosit, dan sel plasma) bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel
permukaan dan bergabung dengan fibrin serta mukus sel goblet membentuk eksudat
2.5 Diagnosis
a. Sensasi benda asing yaitu seperti sensasi tergores, panas, penuh di sekitar
Kemerahan akan tampak nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus.
Terdapat perbedaan hiperemia pada beberapa penyebab dari konjuntivitis,
yaitu:
c. Keluhan fotofobia
(tidak berbentuk).
Muller.
konjungtiva terikat pada tarsus atau limbus di bawahnya oleh serabut halus.
konjungtivitis adenovirus.
j. Folikel, biasanya gejala ini paling sering pada konjungtivitis virus yaitu
merupakab hiperplasia limfoid lokal berupa struktur kelabu atau putih yang
tetap utuh.
2.5 Tatalaksana
Terapi tergantung pada penyebabnya meliputi antibiotika sistemik atau topikal, bahan
anti inflamasi, irigasi mata, pembersihan kelopak mata atau kompres hangat. Bila
menghindari kontaminasi mata yang sehat, benda yang terpajan mikroorganisme atau
mata orang lain. Konjungtivitis akibat adenovirus sebagai penyebab yang paling
sering adalah berupa terapi suportif. Pemberian antiviral topikal tidak terbukti efektif
untuk penyembuhan akibat virus ini. Mengurangi gejala dapat dilakukan dengan
kompres dingin dan air mata buatan. Antibiotik topikal dapat diberikan untuk
2.6 Komplikasi
c. Ulkus kornea.
2.7 Pencegahan
agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat agar tidak sakit. Pencegahan dapat
menggunakan pelindung mata saat bekerja dan rajin membersihkan mata dengan air
mengalir.
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk membantu orang yang telah sakit
dan alergi terhadap obat-obatan, riwayat penggunaan lensa kontak dan faktor-faktor
risiko lainnya. Gejala yang paling penting untuk mendiagnosis penyakit ini adalah
rasa gatal pada mata, yang disertai mata berair, kemerahan dan perih.
2.8 Prognosis
Prognosis konjungtivitis akan baik bila ditangani dengan cepat dan dapat
mikroorganisme.5,9,10
RAHASIA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AA Pendidikan : SMK
Umur : 15 tahun Agama : Islam
Jeniskelamin : Laki-laki Status : Belum menikah
Alamat : Jl. Kualu-Panam, MRS : 7 Juli 2017
Pekanbaru MR : 959648
Keluhan Utama
Kedua mata merah sejak 1 minggu yang lalu.
Riwayat Pengobatan
Kedua mata sudah pernah diobati dengan obat tetes mata yang dibeli di
Apotik tetapi keluhan tidak berkurang.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak baik
Keasadaran : Komposmentis kooperatif
Vital Sign : TD : 110/80 mmHg BB : 50 kg
HR : 80 x/menit TB : 155cm
RR : 18 x/menit IMT : 20,83 (normoweight)
T : 36, 8oC
Leher : Adenopati periaurikuler (+)
STATUS OPTHALMOLOGI
OD OS
20/20 Visus tanpa 20/20
koreksi
Tidak dikoreksi Visus Tidak dikoreksi
dengan
koreksi
Orthoforia Posisi bola Orthoforia
mata
Baik kesegala arah Gerakan Baik kesegala arah
bola mata
Normal perpalpasi Tekanan Normal perpalpasi
bola mata
Normal Palpebra Edema (+), secret serous
mucous(+), hiperemis (-)
Injeksi konjungtiva (+), Konjungtiv Injeksi konjungtiva (+),
injeks isilier (-). a injeksi silier (-).
Jernih Kornea Jernih
Tenang Sclera Tenang
Dalam COA Dalam
Bulat, sentral Iris/pupil Bulat, sentral
Diameter pupil 2 mm Diameter pupil 2 mm
Reflek cahaya+/+ Reflek cahaya+/+
Jernih Lensa Jernih
Fundus
(+) Reflek (+)
fundus
Jernih Vitreous Jernih
Bulat, batas tegas, Papil Bulat, batas tegas,
AVR 2 : 3, CDR 0,3 AVR 2 : 3, CDR 0,3
Normal Retina Normal
Refleks (+) Makula Refleks (+)
Gambar
RESUME
An. AA 15 tahun, kedua mata merah sejak 1 minggu yang lalu. Secret (+), air
mata keluar berlebihan, perih (+), gatal (+), bengkak (+). Riwayat demam (+),
mialgia (+). Teman bermain pasien juga mengalami keluhan yang sama.
Pemeriksaan leher didapatkan adenopati periaurikuler (+). Pemeriksaan opthalmologi
didapatkan pada mata kanan injeksi konjungtiva (+) dan mata kiri terdapat edema
(+), secret serousmucous (+), injeksi konjungtiva (+).
DIAGNOSIS :
Konjungtivitis ODS ec Susp.viral dd/ bakterial
TERAPI : Pemberian antibiotik dan anti inflamasi tetes mata 4x1 tetes
PROGNOSIS :
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad kosmetik : bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Edisi keempat. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
2011. Hal 121-148.
11. Scott IU. Viral conjunctivitis treatment and management. Dahi AA, editor.
Medscape. Dikutip dari: http://emedicine.medscape.com/article/1191370-
treatment