PENDAHULUAN
1.2. TujuanPenulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bahaya bahan tambahan pada bumbu
dan kecap mie instan terhadap tubuh.
1
1.3. RumusanMasalah
a. Apa yang dimaksud dengan mie instan?
b. Apa saja bahan tambahan yang digunakan dalam produk mie instan?
c. Apa yang dimaksud dengan bahan pengawet?
d. Apa saja jenis-jenis bahan pengawet?
e. Berapa kadar bahan pengawet yang dianjurkan?
f. Apa bahaya bahan pengawet bagi kesehatan tubuh?
BAB II
DASAR TEORI
2
Mie telah lama dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat Cina dan Jepang
sejak 5000-an tahun yang lalu. Berdasarkan jenisnya, mie digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu mie basah, mie kering dan mie instan (Eep, 2006). Mie instan
didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari adonan tepung terigu
atau tepung beras atau tepung lainnya sebagai bahan utama dengan atau tanpa
penambahan bahan lainnya, siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan
air mendidih dengan adanya penambahan bumbu.
Setiap bungkus mie instan terdapat satu sachet bumbu dan beberapa bahan-
bahan lainnya, seperti flavouring, kecap, saos, dan solid ingredient. Flavouring yang
terdapat dalam sachet bumbu mengandung MSG (Mono Sodium Glutamat), garam,
gula, bahan-bahan penggurih seperti HVP (Hydrolized Vegetable Protein) dan yeast
extract dan lain-lain. Bahan penambah rasa atau flavour yang digunakan pada bumbu
akan memberi rasa mie seperti ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam,
baso, sate dan sebagainya. Kecap mengandung gula, garam, kedelai, bahan pengawet
natrium benzoat dan nipagin. Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap berupa
sosis, suwiran sayur, bawang goreng, cabe kering dan sebagainya.
3
6. Zat pewarna : berfungsi sebagai pembentuk warna yang khas mie biasanya warna
kuning (tartazine yellow) agar warna tampak homogen.
7. Natrium Benzoat : digunakan sebagai pegawet karena dapat mematikan mikroba
8. Minyak kacang : digunakan untuk memperhalus tekstur mie dan untuk mencegah
kelengketan antara pilinan mie.
9. Pengatur keasaman : digunakan agar mie lebih awet dan tahan lama.
10. Perisa Ayam : digunakan agar mie lebih nikmat dengan tersantapnya rasa kaldu
ayam di dalamnya.
(Astawan, 2008)
4
propionat, kalium sorbat, kalsium benzoat, metil-p-hidroksi benzoat, natrium benzoat,
natrium propionat, nisin, dan propil-p-hidroksi benzoat. Bahan pengawet anorganik
yang diizinkan penggunaannya pada bahan pangan adalah belerang dioksida, kalium
bisulfit, kalium metabisulfit, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium sulfit, natrium
bisulfit, natrium metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit dan natrium sulfit.
Sedangkan bahan pengawet yang dilarang penggunaanya dalam makanan adalah
formalin, natrium tetraboraks, asam salisilat dan garamnya, dietilpilokarbonat, dulsin,
kalium klorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan
kalium bromat (Cahyadi, 2008).
2.4.2. Penggunaan Bahan Pengawet dalam Bahan Makanan
Bahan pengawet seperti benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman
ringan, kecap, acar ketimun, margarin, sari buah, saus, dan makanan lainnya. Nitrit
sering digunakan untuk bahan pengawet daging olahan seperti sosis dan kornet dalam
kaleng (Cahyadi, 2008). Sedangkan nipagin digunakan sebagai bahan pengawet pada
kecap, sereal, minyak dan lemak, selai, sirup, minuman kaleng, dan bumbu-bumbu
kemasan.
Pada kecap, pengawet yang paling umum digunakan adalah asam benzoat dan
nipagin. Asam benzoat memiliki aktivitas antimikroba yang optimum pada pH 2,5-
4,0. Kombinasi dari pengggunaan asam benzoat dan nipagin sebagai pengawet dalam
makanan dapat meningkatkan daya tahan makanan karena peningkatan efek
antimikrobanya (Ponte dan Tsen, 1985).
5
Berfungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2.5-4.0, menghambat
pertumbuhan kapang dan khamir (pengawet) (Anonim, 2011).
2.5.2. Kadar dalam Bahan Makanan
Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid). Benzoat
biasa diperdagangkan adalah garam natrium benzoat, dengan ciri-ciri berbentuk
serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan
yang tinggi akan meleleh lalu terbakar. Natrium benzoat merupakan zat tambahan
(eksipien) yang digunakan sebagai pengawet. Produsen sediaan farmasi oral (yang
dimakan) biasa menggunakannya. Natrium benzoat memiliki ambang batas
penggunaan 600 mg/kg bahan (Anonim, 2006).
2.5.3. Bahaya Natrium Benzoat bagi Kesehatan
Bahan pengawet benzoat banyak digunakan sebagai pengawet salah satunya
digunakan pada bumbu mie instan. Meski kandungan bahan pengawet tersebut
umumnya tidak terlalu besar, akan tetapi jika dikonsumsi secara terus-menerus tentu
akan berakumulasi dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Dampak lain dari
bahan pengawet minuman adalah kanker, yang apabila dikonsumsi secara berlebihan
dapat timbul efek samping berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena retensi
atau tertahannya cairan di dalam tubuh (Fadliwdt, 2007).
Selain itu, dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah sebagai akibat
bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air oleh natrium, serta dapat
memicu terjadinya serangan asma (Wulandari, 2012).
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
instan sering dipertanyakan apakah mengunakan bahan pengawet atau tidak di dalam
proses pembuatannya. Akan tetapi pada perkembangannya ternyata banyak mie instan
yang menggunakan bahan pengawet untuk memperpanjang umur simpan. Hal ini
terbukti dari beberapa penelitian yang telah dilakukan. Selain dapat berpengaruh pada
kesehatan, adanya bahan pengawet dapat mengakibatkan nilai gizi suatu produk
menurun.
Dalam setiap bungkus mie instan terdapat satu sachet bumbu dan beberapa
bahan-bahan tambahan lainnya, seperti flavouring, kecap, saos, dan solid ingredient.
Definisi bahan tambahan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.329/Menkes/PER/XII/76 adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan pada
pengolahan makanan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu produk. Salah satu
bahan tambahan dalam produk mie instan adalah bahan pengawet. Secara umum
penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan menghambat pertumbuhan
mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat patogen maupun tidak patogen,
memperpanjang umur simpan pangan, tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita
rasa, dan bau bahan pangan yang diawetkan, tidak untuk menyembunyikan keadaan
pangan yang berkualitas rendah, tidak digunakan untuk menyembunyikan
penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan, dan tidak
digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.
Bahan pengawet dikelompokkan sebagai bahan pengawet organik dan
anorganik. Bahan pengawet organik yang diizinkan penggunaannya pada bahan
pangan adalah asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, kalium benzoat, kalium
propionat, kalium sorbat, kalsium benzoat, metil-p-hidroksi benzoat, natrium benzoat,
natrium propionat, nisin, dan propil-p-hidroksi benzoat. Bahan pengawet anorganik
yang diizinkan penggunaannya pada bahan pangan adalah belerang dioksida, kalium
bisulfit, kalium metabisulfit, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium sulfit, natrium
bisulfit, natrium metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit dan natrium sulfit.
Sedangkan bahan pengawet yang dilarang penggunaanya dalam makanan adalah
formalin, natrium tetraboraks, asam salisilat dan garamnya, dietilpilokarbonat, dulsin,
kalium klorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan
kalium bromat.
Bahan pengawet yang umum digunakan dalam produk mie instan adalah
natrium benzoat. Natrium benzoat merupakan bahan pengawet golongan benzoat
dalam bentuk garamnya (C6H5COONa), yang digunakan dalam produk makanan
untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. Penggunaan natrium benzoat pada
8
bahan pangan tidak dilarang Pemerintah. Namun, produsen hendaknya tidak
menambahkan jenis bahan pengawet ini sesuka hati, karena bahan pengawet ini akan
merugikan kesehatan jika dipakai secara berlebihan, terutama bagi penderita asma
dan alergi yang sangat sensitif terhadap asam benzoat dan jika dikonsumsi dalam
jumlah besar akan mengiritasi lambung. Pada umumnya golongan benzoat
mempunyai toksisitas (kemampuan merusak organ tubuh) yang rendah terhadap
manusia. Akan tetapi bila pemakaiannya tidak diatur dosisnya, maka dapat
menimbulkan keracunan bahkan kematian. Natrium benzoat dalam produk makanan
telah ditentukan batasannya oleh pemerintah, yaitu berkisar 600 mg/kg-1000 mg/kg
bahan (Anonim, 2011).
Kandungan bahan pengawet dalam produk mie instan, umumnya tidak terlalu
besar. Akan tetapi jika dikonsumsi secara terus-menerus tentu akan terakumulasi
dalam tubuh dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Dampak lain dari bahan
pengawet adalah kanker, yang apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul
efek samping berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena retensi atau
tertahannya cairan di dalam tubuh. Selain itu, dapat mengakibatkan naiknya tekanan
darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air oleh
natrium, serta dapat memicu terjadinya serangan asma.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah, disimpulkan bahwa produk mie instan mengandung
beberapa bahan tambahan, yang salah satunya adalah natrium benzoat yang
digunakan sebagai pengawet produk. Walaupun kandungan natrium benzoat dalam
produk mie instan umumnya tidak terlalu besar, tetap dapat mengganggu kesehatan
apabila dikonsumsi secara terus-menerus yang menyebabkan natrium benzoat akan
terakumulasi dalam tubuh dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Dampak dari
bahan pengawet bagi tubuh adalah, dapat memicu kanker, mengakibatkan naiknya
tekanan darah, serta dapat memicu terjadinya serangan asma. Selain itu, dapat
menimbulkan reaksi alergi, keracunan, bahkan kematian. Oleh karena itu,
penggunaannya harus pada kadar yang dianjurkan, yaitu 600 mg/kg-1000 mg/kg
bahan.
4.2. Saran
Diharapkan peran pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan
pemeriksaan secara berkala terhadap kandungan bahan dalam produk yang beredar di
masyarakat khususnya pada produk pangan. Selain itu, diharapkan konsumen dapat
10
lebih cermat dalam memperhatikan komposisi produk yang ada di pasaran dan
menerapkan pola hidup sehat agar tercapai kesehatan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Pengawet Di Dalam Minuman Isotonik. Diakses melalui
http://www.halalguide.info, pada tanggal 17 Februari 2013.
Astawan, Made. 2008. Bahaya Logam Berat Dalam Makanan, diakses melalui
http://www.hayati-ipb.com/users/rudyct/PPs702/DEDIN_FR.htm, pada tanggal
17 Februari 2013.
Cahyadi. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi 2
Cetakan 1. Jakarta: BumiAksara. Hal.9-15.
Eep. 2006. Mie Instan Sehat, Aman Serta Layak Dikonsumsi? Diakses melalui
http://www.Eepinside.com, pada tanggal 17 Februari 2013.
Ponte, J.G. dan Tsen, C.C. 1985. Food and Beverage Micology.
11
Wulandari, Nurul. 2012. Kegunaandan Dampak Negatif Natrium Benzoat. Diakses
melalui http://www.slideshare.net/NurulWulandari1/kegunaan-dampak-
negatif-natrium-benzoat, pada tanggal 17 Februari.
BIODATA PENULIS
a. Ayah
Nama : Damin
Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 14 Juli 1954
Agama : Islam
No.Hp :-
Pendidikan : D1
Pekerjaan : Pensiunan pertamina
Alamat : PERUM Graha Indah Blok F1 No.2 Km 5,5
b. Ibu
Nama : Wiwik Winarsih
Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 13 Februari 1964
Agama : Islam
No.Hp :-
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : PERUM Graha Indah Blok F1 No.2 Km 5,5
12