Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kemajuan zaman membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat, tidak
terkecuali dalam menyiapkan hidangan makanan. Salah satu makanan alternatif yang
digemari masyarakat adalah makanan siap saji mie instan. Mie instan memiliki rasa
yang lezat serta proses penyajian yang mudah dan cepat, mengandung jumlah kalori
yang cukup tinggi, harganya relatif murah dan dapat diproduksi dalam berbagai
bentuk yang menarik serta memiliki daya simpan yang baik. Oleh karena itu, mie
instan dinilai berpotensi sebagai salah satu bahan makanan alternative pengganti dari
beras. Namun, mie instan belum dianggap sebagai makanan penuh karena belum
mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh. Mie yang terbuat dari tepung
terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi kandungan protein,
vitamin dan mineralnya hanya sedikit.
Sebagai salah satu makanan populer yang memiliki daya simpan yang baik dan
digemari oleh berbagai kalangan, mie instan sering dipertanyakan apakah
mengunakan bahan pengawet atau tidak di dalam proses pembuatannya (Eep, 2006).
Banyak jenis pengawet yang digunakan untuk mengawetkan bahan pangan.
Salah satu bahan pengawet yang sering dipakai pada bumbu mie instan adalah
natrium benzoat. Benzoat juga sering digunakan untuk mengawetkan sari buah,
minuman ringan, saus sambal, selai, jeli, manisan buah dan lain-lain. Penambahan
bahan pengawet natrium benzoat pada bahan pangan tidak dilarang Pemerintah.
Namun, produsen hendaknya tidak menambahkan jenis bahan pengawet ini sesuka
hati, karena bahan pengawet ini akan merugikan kesehatan jika dipakai secara
berlebihan atau secara terus-menerus, terutama bagi penderita asma dan alergi yang
sangat sensitive terhadap asam benzoat dan jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan
mengiritasi lambung (Cahyadi, 2008).
Oleh karena itu dibutuhkan informasi lebih lengkap terkait bahaya bahan
tambahan makanan pada mie instan, dan apakah sudah sesuai dengan standar
Permenkes No.722 tentang bahan tambahan makanan atau tidak.

1.2. TujuanPenulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bahaya bahan tambahan pada bumbu
dan kecap mie instan terhadap tubuh.

1
1.3. RumusanMasalah
a. Apa yang dimaksud dengan mie instan?
b. Apa saja bahan tambahan yang digunakan dalam produk mie instan?
c. Apa yang dimaksud dengan bahan pengawet?
d. Apa saja jenis-jenis bahan pengawet?
e. Berapa kadar bahan pengawet yang dianjurkan?
f. Apa bahaya bahan pengawet bagi kesehatan tubuh?

1.4. Manfaat / KegunaanMasalah


a. Dapat memberikan penjelasan secara ilmiah atas asumsi masyarakat terhadap
bahan pengawet dalam mie instan.
b. Memberikan informasi apakah penggunaan natrium benzoate pada bumbu dan
kecap sesuai dengan standar.
c. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh natrium benzoate
terhadap tubuh.

1.5. Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode
deskriptif, yaitu metode yang memberikan gagasan dan penjelasan di setiap
penulisannya.

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Mie Instan

2
Mie telah lama dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat Cina dan Jepang
sejak 5000-an tahun yang lalu. Berdasarkan jenisnya, mie digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu mie basah, mie kering dan mie instan (Eep, 2006). Mie instan
didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari adonan tepung terigu
atau tepung beras atau tepung lainnya sebagai bahan utama dengan atau tanpa
penambahan bahan lainnya, siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan
air mendidih dengan adanya penambahan bumbu.
Setiap bungkus mie instan terdapat satu sachet bumbu dan beberapa bahan-
bahan lainnya, seperti flavouring, kecap, saos, dan solid ingredient. Flavouring yang
terdapat dalam sachet bumbu mengandung MSG (Mono Sodium Glutamat), garam,
gula, bahan-bahan penggurih seperti HVP (Hydrolized Vegetable Protein) dan yeast
extract dan lain-lain. Bahan penambah rasa atau flavour yang digunakan pada bumbu
akan memberi rasa mie seperti ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam,
baso, sate dan sebagainya. Kecap mengandung gula, garam, kedelai, bahan pengawet
natrium benzoat dan nipagin. Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap berupa
sosis, suwiran sayur, bawang goreng, cabe kering dan sebagainya.

2.2. Bahan-Bahan Pembuatan Mie Instan


Pada proses pembuatan mie instan, diperlukan sejumlah bahan utama dan bahan
tambahan. Masing-masing bahan memiliki peranan tertentu seperti menambah bobot,
volume, memperbaiki mutu, cita rasa, maupun warna. Kadar pencampuran tersebut
sangat bervariasi disesuaikan dengan permintaan kosumen dan perhitungan
ekonomis. Berikut ini akan dibahas bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan
mie dan peranannya masing-masing.
1. Tepung terigu : diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling.
Memiliki kemampuan untuk membentuk gluten pada saat mie dibasahi dengan
air, sehingga mie tidak mudah putus pada saat percetakan dan pemasakaan.
2. Air : sebagai media reaksi antara gluten dengan karbohidrat (akan mengembang),
melarutkan garam, dengan pH antara 6-9 serta air yang ditambahkan umumnya
sekitar 28-38% dari jumlah campuran bahan yang digunakan.
3. Garam dapur : digunakan untuk memberi rasa, memperkuat tekstur mie,
meningkatkan fleksibilitas dan elastistas mie, serta untuk mengikat air.
4. Telur : digunakan untuk meningkatkan mutu protein mie dan menciptakan adonan
yang lebih liat sehingga tidak mudah terputus.
5. CMC : berfungsi sebagai pengembang. Bahan ini dapat mempengaruhi sifat
adonan, memperbaiki ketahanan terhadap air dan mempertahankan keempukan
selama penyimpanan

3
6. Zat pewarna : berfungsi sebagai pembentuk warna yang khas mie biasanya warna
kuning (tartazine yellow) agar warna tampak homogen.
7. Natrium Benzoat : digunakan sebagai pegawet karena dapat mematikan mikroba
8. Minyak kacang : digunakan untuk memperhalus tekstur mie dan untuk mencegah
kelengketan antara pilinan mie.
9. Pengatur keasaman : digunakan agar mie lebih awet dan tahan lama.
10. Perisa Ayam : digunakan agar mie lebih nikmat dengan tersantapnya rasa kaldu
ayam di dalamnya.
(Astawan, 2008)

2.3. Bahan-Bahan Lain Penyerta Mie Instan


Dalam sebungkus mie instan, biasanya terdapat tiga atau empat macam
komponen, yaitu mie, bumbu, minyak, dan ada yang menambahkan sayuran kering.
Bumbu yang menyertai mie instan antara lain terbuat dari garam, gula, monosodium
glutamat, hidrolisat protein sayur, penyedap rasa (rasa ayam, sayur, sup buntut, bakso
sapi, soto ayam, kalio ayam, udang, rawon, dan lain-lain), bubuk bawang merah,
bubuk bawang putih, daun bawang kering, bubuk lada, dan bubuk cabai, komponen
minyak biasanya terbuat dari minyak sayur dan bawang merah. Adapun sayuran
kering terdiri dari daun bawang, bawang goreng, wortel, jamur, dan lain-lain.
(Astawan, 2008)

2.4. Bahan Pengawet


Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
722/Menkes/Per/IX/1988, pengawet merupakan bahan tambahan pangan yang
mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap
pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Definisi lain bahan pengawet adalah
senyawa atau bahan yang mampu menghambat dan menghentikan proses fermentasi,
pengasaman atau bentuk kerusakan lainnya, atau bahan yang dapat memberikan
perlindungan bahan makanan dari proses pembusukan.
Secara umum penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan menghambat
pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat patogen maupun
tidak patogen, memperpanjang umur simpan pangan, tidak menurunkan kualitas gizi,
warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang diawetkan, tidak untuk
menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah, tidak digunakan untuk
menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi
persyaratan, dan tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.
(Cahyadi, 2008)
2.4.1. Jenis-Jenis Bahan Pengawet
Bahan pengawet dikelompokkan sebagai bahan pengawet organik dan
anorganik. Bahan pengawet organik yang diizinkan penggunaannya pada bahan
pangan adalah asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, kalium benzoat, kalium

4
propionat, kalium sorbat, kalsium benzoat, metil-p-hidroksi benzoat, natrium benzoat,
natrium propionat, nisin, dan propil-p-hidroksi benzoat. Bahan pengawet anorganik
yang diizinkan penggunaannya pada bahan pangan adalah belerang dioksida, kalium
bisulfit, kalium metabisulfit, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium sulfit, natrium
bisulfit, natrium metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit dan natrium sulfit.
Sedangkan bahan pengawet yang dilarang penggunaanya dalam makanan adalah
formalin, natrium tetraboraks, asam salisilat dan garamnya, dietilpilokarbonat, dulsin,
kalium klorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan
kalium bromat (Cahyadi, 2008).
2.4.2. Penggunaan Bahan Pengawet dalam Bahan Makanan
Bahan pengawet seperti benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman
ringan, kecap, acar ketimun, margarin, sari buah, saus, dan makanan lainnya. Nitrit
sering digunakan untuk bahan pengawet daging olahan seperti sosis dan kornet dalam
kaleng (Cahyadi, 2008). Sedangkan nipagin digunakan sebagai bahan pengawet pada
kecap, sereal, minyak dan lemak, selai, sirup, minuman kaleng, dan bumbu-bumbu
kemasan.
Pada kecap, pengawet yang paling umum digunakan adalah asam benzoat dan
nipagin. Asam benzoat memiliki aktivitas antimikroba yang optimum pada pH 2,5-
4,0. Kombinasi dari pengggunaan asam benzoat dan nipagin sebagai pengawet dalam
makanan dapat meningkatkan daya tahan makanan karena peningkatan efek
antimikrobanya (Ponte dan Tsen, 1985).

2.5. Natrium Benzoat


2.5.1. Deskripsi
Asam benzoat dan sodium benzoat atau yang dikenal dengan natrium benzoat
(C6H5COONa) secara luas dapat diterapkan sebagai bahan pengawet dalam sejumlah
produk yang dikonsumsi oleh manusia (Ibekwe et al., 2007).
Garam atau ester dari asam benzoat (C6H5COOH) secara komersial dibuat
dengan sintesis kimia. Bentuk aslinya asam benzoat terjadi secara alami dalam gum
benzoin. Rumus kimia natrium benzoat yaitu C7H5NaO2. Banyak terdapat pada buah-
buahan dan sayuran. Natrium benzoat termasuk ke dalam zat pengawet organik.
Produk pangan yang banyak menggunakan natrium benzoat sebagai pengawet adalah
bumbu mie instan, makanan ringan, minuman ringan serta produk minuman yang
terbuat dari buah. Berwarna putih, granula tanpa bau atau hampir bau, bubuk kristal
atau serpihan. Lebih larut dalam air dibandingkan asam benzoat dan juga dapat larut
dalam alkohol. Benzoat efektif pada pH 2.5-4.0. Dalam bahan pangan garam benzoat
terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tak terdisosiasi.

5
Berfungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2.5-4.0, menghambat
pertumbuhan kapang dan khamir (pengawet) (Anonim, 2011).
2.5.2. Kadar dalam Bahan Makanan
Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid). Benzoat
biasa diperdagangkan adalah garam natrium benzoat, dengan ciri-ciri berbentuk
serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan
yang tinggi akan meleleh lalu terbakar. Natrium benzoat merupakan zat tambahan
(eksipien) yang digunakan sebagai pengawet. Produsen sediaan farmasi oral (yang
dimakan) biasa menggunakannya. Natrium benzoat memiliki ambang batas
penggunaan 600 mg/kg bahan (Anonim, 2006).
2.5.3. Bahaya Natrium Benzoat bagi Kesehatan
Bahan pengawet benzoat banyak digunakan sebagai pengawet salah satunya
digunakan pada bumbu mie instan. Meski kandungan bahan pengawet tersebut
umumnya tidak terlalu besar, akan tetapi jika dikonsumsi secara terus-menerus tentu
akan berakumulasi dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Dampak lain dari
bahan pengawet minuman adalah kanker, yang apabila dikonsumsi secara berlebihan
dapat timbul efek samping berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena retensi
atau tertahannya cairan di dalam tubuh (Fadliwdt, 2007).
Selain itu, dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah sebagai akibat
bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air oleh natrium, serta dapat
memicu terjadinya serangan asma (Wulandari, 2012).

6
BAB III
PEMBAHASAN

Kemajuan zaman membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat,


tidak terkecuali dalam menyiapkan hidangan makanan. Salah satu makanan alternatif
yang digemari masyarakat adalah makanan siap saji mie instan. Mie instan
didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari adonan tepung terigu
atau tepung beras atau tepung lainnya sebagai bahan utama dengan atau tanpa
penambahan bahan lainnya, siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan
air mendidih dengan adanya penambahan bumbu. Mie instan memiliki rasa yang lezat
serta proses penyajian yang mudah dan cepat, mengandung jumlah kalori yang cukup
tinggi, harganya relatif murah dan dapat diproduksi dalam berbagai bentuk yang
menarik serta memiliki daya simpan yang baik. Oleh karena itu, mie instan dinilai
berpotensi sebagai salah satu bahan makanan alternatif pengganti dari beras. Namun,
mie instan belum dianggap sebagai makanan penuh karena belum mencukupi
kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh.
Mie instan sebenarnya dikonsumsi sebagai bahan makanan alternatif di tengah
aktivitas yang padat dan dituntut serba cepat. Sebagai salah satu makanan populer
yang memiliki daya simpan yang baik dan digemari oleh berbagai kalangan, mie

7
instan sering dipertanyakan apakah mengunakan bahan pengawet atau tidak di dalam
proses pembuatannya. Akan tetapi pada perkembangannya ternyata banyak mie instan
yang menggunakan bahan pengawet untuk memperpanjang umur simpan. Hal ini
terbukti dari beberapa penelitian yang telah dilakukan. Selain dapat berpengaruh pada
kesehatan, adanya bahan pengawet dapat mengakibatkan nilai gizi suatu produk
menurun.
Dalam setiap bungkus mie instan terdapat satu sachet bumbu dan beberapa
bahan-bahan tambahan lainnya, seperti flavouring, kecap, saos, dan solid ingredient.
Definisi bahan tambahan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.329/Menkes/PER/XII/76 adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan pada
pengolahan makanan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu produk. Salah satu
bahan tambahan dalam produk mie instan adalah bahan pengawet. Secara umum
penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan menghambat pertumbuhan
mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat patogen maupun tidak patogen,
memperpanjang umur simpan pangan, tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita
rasa, dan bau bahan pangan yang diawetkan, tidak untuk menyembunyikan keadaan
pangan yang berkualitas rendah, tidak digunakan untuk menyembunyikan
penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan, dan tidak
digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.
Bahan pengawet dikelompokkan sebagai bahan pengawet organik dan
anorganik. Bahan pengawet organik yang diizinkan penggunaannya pada bahan
pangan adalah asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, kalium benzoat, kalium
propionat, kalium sorbat, kalsium benzoat, metil-p-hidroksi benzoat, natrium benzoat,
natrium propionat, nisin, dan propil-p-hidroksi benzoat. Bahan pengawet anorganik
yang diizinkan penggunaannya pada bahan pangan adalah belerang dioksida, kalium
bisulfit, kalium metabisulfit, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium sulfit, natrium
bisulfit, natrium metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit dan natrium sulfit.
Sedangkan bahan pengawet yang dilarang penggunaanya dalam makanan adalah
formalin, natrium tetraboraks, asam salisilat dan garamnya, dietilpilokarbonat, dulsin,
kalium klorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan
kalium bromat.
Bahan pengawet yang umum digunakan dalam produk mie instan adalah
natrium benzoat. Natrium benzoat merupakan bahan pengawet golongan benzoat
dalam bentuk garamnya (C6H5COONa), yang digunakan dalam produk makanan
untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. Penggunaan natrium benzoat pada

8
bahan pangan tidak dilarang Pemerintah. Namun, produsen hendaknya tidak
menambahkan jenis bahan pengawet ini sesuka hati, karena bahan pengawet ini akan
merugikan kesehatan jika dipakai secara berlebihan, terutama bagi penderita asma
dan alergi yang sangat sensitif terhadap asam benzoat dan jika dikonsumsi dalam
jumlah besar akan mengiritasi lambung. Pada umumnya golongan benzoat
mempunyai toksisitas (kemampuan merusak organ tubuh) yang rendah terhadap
manusia. Akan tetapi bila pemakaiannya tidak diatur dosisnya, maka dapat
menimbulkan keracunan bahkan kematian. Natrium benzoat dalam produk makanan
telah ditentukan batasannya oleh pemerintah, yaitu berkisar 600 mg/kg-1000 mg/kg
bahan (Anonim, 2011).
Kandungan bahan pengawet dalam produk mie instan, umumnya tidak terlalu
besar. Akan tetapi jika dikonsumsi secara terus-menerus tentu akan terakumulasi
dalam tubuh dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Dampak lain dari bahan
pengawet adalah kanker, yang apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul
efek samping berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena retensi atau
tertahannya cairan di dalam tubuh. Selain itu, dapat mengakibatkan naiknya tekanan
darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air oleh
natrium, serta dapat memicu terjadinya serangan asma.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah, disimpulkan bahwa produk mie instan mengandung
beberapa bahan tambahan, yang salah satunya adalah natrium benzoat yang
digunakan sebagai pengawet produk. Walaupun kandungan natrium benzoat dalam
produk mie instan umumnya tidak terlalu besar, tetap dapat mengganggu kesehatan
apabila dikonsumsi secara terus-menerus yang menyebabkan natrium benzoat akan
terakumulasi dalam tubuh dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Dampak dari
bahan pengawet bagi tubuh adalah, dapat memicu kanker, mengakibatkan naiknya
tekanan darah, serta dapat memicu terjadinya serangan asma. Selain itu, dapat
menimbulkan reaksi alergi, keracunan, bahkan kematian. Oleh karena itu,
penggunaannya harus pada kadar yang dianjurkan, yaitu 600 mg/kg-1000 mg/kg
bahan.

4.2. Saran
Diharapkan peran pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan
pemeriksaan secara berkala terhadap kandungan bahan dalam produk yang beredar di
masyarakat khususnya pada produk pangan. Selain itu, diharapkan konsumen dapat

10
lebih cermat dalam memperhatikan komposisi produk yang ada di pasaran dan
menerapkan pola hidup sehat agar tercapai kesehatan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Pengawet Di Dalam Minuman Isotonik. Diakses melalui
http://www.halalguide.info, pada tanggal 17 Februari 2013.

Anonim. 2011. Natrium Benzoat. Diakses melalui http://forum.um.ac.id/index.php?


topic=23932.0 , pada tanggal 17 Februari 2013.

Anonim.2011. Identifikasi Kandungan Natrium Benzoat pada Saos dan Kecap di


Pedagang. Diakses melalui http://id.shvoong.com/exact-
sciences/bioengineering-and-biotechnology/2066051-identifikasi-kandungan-
natrium-benzoat-pada/#ixzz1IS2alZs5, pada tanggal 17 Februari 2013.

Astawan, Made. 2008. Bahaya Logam Berat Dalam Makanan, diakses melalui
http://www.hayati-ipb.com/users/rudyct/PPs702/DEDIN_FR.htm, pada tanggal
17 Februari 2013.

Cahyadi. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi 2
Cetakan 1. Jakarta: BumiAksara. Hal.9-15.

Eep. 2006. Mie Instan Sehat, Aman Serta Layak Dikonsumsi? Diakses melalui
http://www.Eepinside.com, pada tanggal 17 Februari 2013.

Fadwilt. 2007. Menelisik minuman Isotoni. Diakses melalui


http://blog.its.ac.id/fadliwdt/2007/08/20/menelisik-minuman-isotonik/. Pada
tanggal 17 Februari 2013.

Ibekwe,S. Eberechukwu, Uwakwe, A. Amadikwa, Monanu, M. Okechukwu. 2007.


Effect Of Oral Intake Of Sodium Benzoate On Some Haematological
Parameters Of Wistar Albino Rats. Journal Scientific Research And Essay.
Vol. 2.(1). Pp. 006-009.

Ponte, J.G. dan Tsen, C.C. 1985. Food and Beverage Micology.

11
Wulandari, Nurul. 2012. Kegunaandan Dampak Negatif Natrium Benzoat. Diakses
melalui http://www.slideshare.net/NurulWulandari1/kegunaan-dampak-
negatif-natrium-benzoat, pada tanggal 17 Februari.

BIODATA PENULIS

Nama : Annisa Trimukti Wardhani


Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan, 22 Maret 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No.Hp :-
Alamat : PERUM Graha Indah Blok F1 No.2 Km 5,5

Nama Orang Tua

a. Ayah
Nama : Damin
Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 14 Juli 1954
Agama : Islam
No.Hp :-
Pendidikan : D1
Pekerjaan : Pensiunan pertamina
Alamat : PERUM Graha Indah Blok F1 No.2 Km 5,5

b. Ibu
Nama : Wiwik Winarsih
Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 13 Februari 1964
Agama : Islam
No.Hp :-
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : PERUM Graha Indah Blok F1 No.2 Km 5,5

12

Anda mungkin juga menyukai