Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TRANSPLANTASI ORGAN

KELOMPOK 3
DHANIA DJULIAN
PURWITA SARI
SELA ANDELA
SISCA AYU VAMELA
VIA ANGGRIYANI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN DIV KEPERAWATAN
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul Transplantasi Organ.

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi
walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun
tersusun sangat sederhana.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan karya ilmiah
ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun.
DAFTAR ISI

Halaman Judul..1
Kata Pengantar..2
Daftar Isi...3
Bab I. Pendahuluan...........................................................................................................4
1.1. Latar
Belakang................................................................................................4
1.2. Rumusan
Masalah..........................................................................................5
1.3. Tujuan
Penulis................................................................................................5
Bab II. Pembahasan..........................................................................................................6
2.1. Definisi Transplantasi Organ..........................................................................6
2.2. Jenis-jenis Transplantasi Organ......................................................................7
2.3. Penjualan organ dan pengawasan Transplantasi Organ.................................8
2.4. Keberhasilan Transplantasi Organ.................................................................9
2.5. Aspek hukum Transplantasi..........................................................................10
Bab III. Penutup..............................................................................................................13
3.1. Kesimpulan....................................................................................................13
3.2. Saran..............................................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran saat ini telah berkembang
dengan pesat. Salah satu diantaranya adalah teknik transplantasi organ manusia.
Transplantasi organ manusia merupakan suatu teknologi medis untuk penggantian organ
tubuh pasien yang tidak berfungsi lagi dengan organ dari manusia lain yang masih
berfungsi dengan baik.
Transplantasi organ telah menjadi salah satu jalan keluar yang paling berarti dalam
dunia kedokteran modern, banyak nyawa manusia yang tertolong dengan cara transplantasi
organ ini. Didukung dengan semakin majunya ilmu dan teknologi bidang transplantasi
organ manusia maka tingkat keberhasilan dari transplantasi yang dilakukan pun semakin
tinggi. Tingkat kelangsungan hidup dari pasien penerima donorpun saat ini sangat tinggi,
sehingga akibatnya permintaan untuk melakukan transplantasi organ semakin meningkat
secara global di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Di negara-negara maju saat ini, kesadaran untuk mendonorkan organ tubuh sangat
tinggi. Banyak orang yang secara sadar menuliskan izin pengambilan organ tubuhnya jika
ia meninggal. Bahkan, banyak kerabat orang yang meninggal mengizinkan dilakukannya
pengambilan organ vital tanpa perintah khusus dari almarhum. Tentunya untuk kasus ini
diperlukan proses hukum tertentu.
Akibat buruk yang muncul dari masalah kekurangan ketersediaan organ sedangkan
permintaan akan donor organ yang tinggi adalah munculnya perdagangan organ illegal,
wisata illegal dan lebih lanjut dapat mendorong perdagangan manusia. Keterbatasan organ
menyebabkan harga organ menjadi tinggi, sehingga yang muncul dalam masyarakat adalah
karena kebutuhan ekonomi tidak jarang seseorang yang rela menjualkan organ tubuhnya
demi untuk mendapatkan uang.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi Transplantasi Organ
2. Jenis-jenis Transplantasi Organ
3. Penjualan organ dan pengawasan Transplantasi organ
4. Keberhasilan Transplantasi Organ
5. Aspek hukum Transplantasi

1.3. TUJUAN PENULIS


Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah agar pembaca
mengetahui lebih banyak informasi mengenai Transplantasi Organ, sehingga mereka dapat
mengambil dari segi positif dan negative Transplantasi Organ yang sekarang berkembang
pesat di dunia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Transplantasi Organ


Secara Etimologi transplantasi berasal dari Middle English transplaunten, diambil
dari Bahasa Latin Kuno transplantare, yang artinya to plant.
Menurut Medicastore, pencangkokan (Transplantasi) adalah pemindahan sel,
jaringan maupun organ hidup dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien atau dari
satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya (misalnya pencangkokan kulit), dengan tujuan
mengembalikan fungsi yang telah hilang. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Online transplantasi adalah pemindahan jaringan tubuh dr suatu tempat ke
tempat lain (seperti menutup luka yg tidak berkulit dengan jaringan kulit dari bagian tubuh
yg lain).
Transplantasi adalah tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan
tubuh manusia kepada tubuh manusia yang lain atau tubuhnya sendiri. Transplantasi
merupakan terapi pengganti yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien yang
mengalami kegagalan organ tubuhnya dengan organ tubuh dirinya sendiri atau organ tubuh
orang lain. Di samping pertimbangan medis dan kesehatan, transplantasi juga harus
mempertimbangkan dari segi nonmedis, yakni agama, budaya, hukum, kepercayaan, dan
sebagainya.

2.2. Jenis-jenis Transplantasi Organ


Berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan tubuh yang dipindahkan ke
tubuh yang lain, transplantasi dibedakan menjadi :
a. Autograft
Yaitu pemindahan organ jaringan atau organ dari satu tempat ke tempat lain
dalam tubuh pasien sendiri. Misalnya, operasi bibir sumbing, dimana jaringan atau
organ yang diambil untuk menutup bagian yang sumbing diambil dari jaringan
tubuhnya sendiri, misalnya dari pantat atau dari pipi si pasien sendiri.
b. Isograft
Termasuk dalam autograft adalah "syngraft" atau isograft yang merupakan
prosedur transplatasi yang dilakukan antara dua orang yang secara genetik identik.
Transplantasi model seperti ini juga selalu berhasil, kecuali jika ada permasalahan
teknis selama operasi. Operasi pertama ginja yang dilakukan pada tahun 954
merupakan operasi transplantasi syngraft pertama antara kembar identik.

c. Allograft
Pemindahan jaringan atau organ dari tubuh ke tubuh yang lain yang sama
spesiesnya, yakni antara manusia dengan manusia. Transplantasi Allograft yang sering
terjadi dan tingkat keberhasilannya tinggi antara lain : Transplantasi ginjal dan kornea
mata. Di samping itu juga sudah terjadi transplantasi hati, meskipun keberhasilannya
belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya juga merupakan bagian dari transplantasi ini,
karena melalui transfuse darah bagian dari tubuh manusia yakni darah dari seseorang
(donor) dipindahkan untuk menggantikan darah orang dan pada tubuh orang lain
(recipient)

d. Xenograft
Pemindahan jaringan atau organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain yang tidak
sama spesiesnya, misalnya antara spesies manusia dengan binatang. Yang sudah terjadi
contohnya pencangkokan hati manusia dengan hati dari baboon, meskipun tingkat
keberhasilannya masih kecil.
Organ atau bagian-bagian tubuh yang diambil dari seseorang atau donor dan
dipindahkan untuk menggantikan tubuh orang lain ini, dibedakan menjadi dua :
I. Diambil donor hidup, misalnya
Kulit
Ginjal
Darah
Sumsum Tulang
II. Diambil dari donor mati (jenazah), misalnya :
Jantung
Hati
Ginjal
Kornea mata
Paru-paru
Pankreas
II.3. Penjualan organ dan pengawasan Transplantasi organ
Banyaknya orang yang membutuhkan transplantasi organ, ditambah dengan
tekanan ekonomi yang cukup berat, sehingga memunculkan mafia-mafia menjualan
organ yang berkedok yayasan kemanusiaan. Ini banyak terjadi di China, India, Brazil
dan Afrika. Satu organ yang didonorkan akan mendapat imbalan minimal US$ 1000
( Rothman, D.J, 1997; Kapp, 2004). Sasaran mafia penjualan organ adalah keluarga
kaya, yang anggota keluarganya ada yang membutuhkan donor organ, dengan memberi
tarif berkisar dari US$ 100.000 200.000, sedangkan pendonor atau keluarganya hanya
menerima US$ 1000 5000. Ini merupakan bisnis yang sangat menjanjikan, bahkan di
China dilaporkan tidak lagi mencari pendonor secara baik-baik, tetapi menggunakan
orang tahanan (Samson, 2001;Asikin,2006).
Tujuan mulia mendonorkan organ untuk menolong orang yang
membutuhkan, sering disalah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,
dengan memperdagangkan organ tubuh manusia, bahkan sudah membentuk suatu
jaringan penjualan organ manusia. Timbul satu pertanyaan, siapakah yang
bertanggungjawab? Pemahaman bioetik dengan memperhatikan hak hidup setiap
organisme, sehingga dapat memperlakukan makhluk hidup, terutama manusia dengan
benar. Sikap ini diharapkan menjadi pembatas manusia untuk tidak melakukan
penjualan organ manusia, tetapi terkadang pertimbangan ekonomi lebih dikedepankan
daripada pertimbangan hak hidup seseorang. Orang rela melakukan kejahatan demi
uang yang diperoleh.
Dalam kasus transplantasi organ yang paling berperan adalah dokter, dia yang
mendiagnosa, menangani operasi dan merawat setelah transplantasi organ. Jadi
penyalahgunaan organ tubuh manusia, pertama-tama terletak pada dokter yang
menanganinya. Jika dokter ingin mendapat uang sebanyak-banyaknya, maka dokter
akan menempuh segala cara untuk mendapat organ dengan mudah dan murah. Dokter
terikat kode etik profesi dokter, izin praktek akan dicabut bila melakukan kecerobohan,
jadi dalam hal ini organisasi profesi menjadi penting untuk menangani dokter yang
melakukan kecurangan. Sindikat penjualan organ manusia sudah lama diketahui, tetapi
seperti tidak ada penyelesaian, pemerintah setempat seperti tidak berdaya, badan dunia
seperti WHO, terlihat berusaha mengatasinya dengan memberikan rambu-rambu
prosedur transplantasi organ, yang diatur dalam suatu deklarasi di Istambul yang
mengatur transplantasi dan penjualan organ (International Summit, 2008; Delmonic).
Dengan melibatkan semua pihak, seperti tim medis, peneliti, pemerintah, organisasi
sosial, permasalahan penjualan organ ini dapat diatasi dengan baik.

II.4. Keberhasilan Transplantasi Organ


Berdasarkan catatan sejarah, pertamakali transplantasi organ berhasil
dilakukan adalah transplantasi jantung yang dilakukan oleh seorang dokter China, Pien
Chiao, sedangkan transplantasi kulit pertama kali dilakukan Sushruta pada abad ke-2
sebelum Masehi, kemudian pada abad ke-3 Damian dan Cosman berhasil
mentransplanasi kaki yang terkena gangrenous dan transplantasi kornea mata pertama
kali berhasil tahun 1873.
Time line keberhasilan transplantasi yang tercatat mulai abad ke- 19 (Paul, dkk, 2004)
adalah,
1905: transplantasi kornea mata oleh Eduard Zirm
1954: transplantasi ginjal oleh Joseph Murray (Boston, U.S.A.)
1966: transplantasi pancreas oleh Richard Lillehei dan William Kelly
(Minnesota,U.S.A.)
1967: transplantasi hati oleh Thomas Starzl (Denver, U.S.A.)
1967: transplantasi jantung oleh Christiaan Barnard (Cape Town, South Africa)
1981: transplantasi jantung dan paru-paru oleh Bruce Reitz (Stanford, U.S.A.)
1983: transplantasi lobus paru-paru oleh Joel Cooper (Toronto, Canada)
1986: transplantasi kedua lobus paru-paru oleh Joel Cooper (Toronto, Canada)
1987: transplantasi seluruh paru-paru oleh Joel Cooper (St. Louis, U.S.A.)
1995: transplantasi ginjal dari donor yang masih hidup dengan teknik
laparascopic oleh Lloyd Ratner dan Louis Kavoussi (Baltimore, U.S.A.)
1998: transplantasi pancreas dari donor yang masih hidup oleh David
Sutherland (Minnesota, U.S.A.)
1998: transplantasi tangan (France)
1999: transplantasi melalui teknik Tissue Engineered Bladder oleh Anthony
Atala (Boston Children's Hospital, U.S.A)
2005: transplantasi wajah (France)
2006: transplantasi rahang dikombinasi dengan transplantasi bone marrow oleh
Eric M. Genden (Mount Sinai Hospital, New York)
2008: transplantasi dua kaki oleh Edgar Biemer, Christoph Hhnke and
Manfred Stangl (Technical University of Munich, Germany)
2008: transplantasi indung telur dan berhasil melahirkan seorang bayi.
2008: transplantasi batang tenggorok , menggunakan sel punca dari pasien itu
sendiri oleh Paolo Macchiarini (Barcelona, Spain)

Organ yang berasal dari donor yang masih hidup (living donor), harus mempunyai
syarat, antara lain pendonor harus tetap hidup layak, sehingga yang didonorkan adalah
jaringan, sel atau cairan yang dapat diperbaharui, seperti kulit, darah atau organ yangdapat
beregenerasi, seperti hati, intestine atau bila diambil masih dapat bekerja dengan baik,
seperti ginjal. Organ pun dapat berasal dari donor yang sudah meninggal (cadaveric
donor), pendonor sudah dinyatakan mengalami kematian batang otak, sehingga organ-
organ yang akan didonorkan harus tetap berfungsi dengan baik dan dapat
ditransplantasikan pada tubuh resepien. Pada saat ini pun cadaveric donor dapat dari donor
yang sudah dinyatakan cardic-death.

II.5. Aspek hukum Transplantasi


Dari aspek etik dan hukum kesehatan, transplantasi organ tubuh, jaringan dan sel
merupakan suatu upaya yang sangat mulia untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Namun demikian guna pelaksanaan transplantasi tidak menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan perlu ada pengaturan hukumnya. Peraturan pemerintah No. 18 tahun 1981
tentang Bedah Mayat Klinis, bedah mayat anatomis dan transplantasi alat serta jaringan
tubuh manusia diatur sebagai berikut :
a. Pasal 1
1. Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang dibentuk
oleh beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk faal atau fungsi tertentu untuk
tubuh tersebut.
2. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal yang sama
dan tertentu.
3. Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan alat
tubuh dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain dalam
rangka pengobatan untuk menggantikan alat dan atau jaringan tubuh yang tidak
berfungsi dengan baik.
4. Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya kepada
orang lain untuk keperluan kesehatan.
5. Meninggal dunia adalah keadaan insan yang diyakini oleh ahli kedokteran yang
berwewenang bahwa fungsi otak, pernafasan, dan atau denyut jantung
seseorang telah terhenti.

b. Pasal 10
Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia dilakukan dengan
memperhatikan persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya setelah
penderita meninggal dunia.

c. Pasal 11
1. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh
dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
2. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh
dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan.

d. Pasal 12
Dalam rangka transplantasi, saat mati ditentukan oleh dua orang dokter yang tidak
ada sangkut-paut medis dengan dokter yang melakukan transplantasi.

e. Pasal 13
Persetujuan tertulis dari donor dan atau keluarga dibuat di atas kertas yang
bermaterai dengan dua orang saksi.

f. Pasal 14
Pengambilan alat dan atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi
atau Bank Mata korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan dengan
persetujuan tertulis keluarga yang terdekat.

g. Pasal 15
1. Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh diberikan
oleh donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberi tahu
oleh dokter yang merawatnya, termaksud dokter konsultan mengenai operasi,
akibat-akibatnya dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
2. Dokter tersebut harus yakin benar bahwa calon donor yang bersangkutan telah
menyadari sepenuhnya dari pemberitahuan tersebut.

h. Pasal 16
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas konpensasi
materiil apa pun sebagi imbalan transplantasi.

i. Pasal 17
Dilarang mengirim dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam
semua bentuk ke dan dari luar negeri.

j. Sanksi Pidana
1. Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh
dengan dalih apapun dipidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling
banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah)
2. Setiap orang yang memperjualbelikan darah dengan dalih apapun dipidana
penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah)
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa teknik Transplantasi Organ bukan
merupakan sesuatu yang asing lagi dalam dunia kedokteran. Karena teknik Transplantasi
Organ sudah mulai dikenal pada abad kedua sebelum masehi. Transplantasi Organ sangat
bermanfaat bagi orang-orang yang mengalami kerusakan organ dan membutuhkan organ
baru demi kelangsungan hidupnya. Walaupun Transplantasi Organ masih memiliki
berbagai resiko dan tidak semuanya dapat berlangsung dengan lancar. Dari aspek etik dan
hukum kesehatan, transplantasi organ tubuh, jaringan dan sel merupakan suatu upaya yang
sangat mulia untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian guna
pelaksanaan transplantasi tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan perlu ada
pengaturan hukumnya.

3.2. Saran
Oleh karena itu, ada baiknya kita senantiasa menjaga kesehatan tubuh kita. Jagalah
dengan baik semua organ yang terdapat didalam tubuh kita dengan cara berolahraga secara
teratur, mengonsumsi makanan yang sehat, dan senantiasa mengembangkan pola hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari karena kesehatan sangat mahal harganya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika & Hukum Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
2. Soetjipto, Patricia. 2010. PDF Transplantasi Organ Manusia. Diakses 21 September
2014
3. Yulianti, Arif Budi. 2009. PDF Transplantasi dan penjualan organ manusia. Diakses
21 September 2014

Anda mungkin juga menyukai