TRANSPLANTASI ORGAN
KELOMPOK 3
DHANIA DJULIAN
PURWITA SARI
SELA ANDELA
SISCA AYU VAMELA
VIA ANGGRIYANI
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul Transplantasi Organ.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi
walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun
tersusun sangat sederhana.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan karya ilmiah
ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun.
DAFTAR ISI
Halaman Judul..1
Kata Pengantar..2
Daftar Isi...3
Bab I. Pendahuluan...........................................................................................................4
1.1. Latar
Belakang................................................................................................4
1.2. Rumusan
Masalah..........................................................................................5
1.3. Tujuan
Penulis................................................................................................5
Bab II. Pembahasan..........................................................................................................6
2.1. Definisi Transplantasi Organ..........................................................................6
2.2. Jenis-jenis Transplantasi Organ......................................................................7
2.3. Penjualan organ dan pengawasan Transplantasi Organ.................................8
2.4. Keberhasilan Transplantasi Organ.................................................................9
2.5. Aspek hukum Transplantasi..........................................................................10
Bab III. Penutup..............................................................................................................13
3.1. Kesimpulan....................................................................................................13
3.2. Saran..............................................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
c. Allograft
Pemindahan jaringan atau organ dari tubuh ke tubuh yang lain yang sama
spesiesnya, yakni antara manusia dengan manusia. Transplantasi Allograft yang sering
terjadi dan tingkat keberhasilannya tinggi antara lain : Transplantasi ginjal dan kornea
mata. Di samping itu juga sudah terjadi transplantasi hati, meskipun keberhasilannya
belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya juga merupakan bagian dari transplantasi ini,
karena melalui transfuse darah bagian dari tubuh manusia yakni darah dari seseorang
(donor) dipindahkan untuk menggantikan darah orang dan pada tubuh orang lain
(recipient)
d. Xenograft
Pemindahan jaringan atau organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain yang tidak
sama spesiesnya, misalnya antara spesies manusia dengan binatang. Yang sudah terjadi
contohnya pencangkokan hati manusia dengan hati dari baboon, meskipun tingkat
keberhasilannya masih kecil.
Organ atau bagian-bagian tubuh yang diambil dari seseorang atau donor dan
dipindahkan untuk menggantikan tubuh orang lain ini, dibedakan menjadi dua :
I. Diambil donor hidup, misalnya
Kulit
Ginjal
Darah
Sumsum Tulang
II. Diambil dari donor mati (jenazah), misalnya :
Jantung
Hati
Ginjal
Kornea mata
Paru-paru
Pankreas
II.3. Penjualan organ dan pengawasan Transplantasi organ
Banyaknya orang yang membutuhkan transplantasi organ, ditambah dengan
tekanan ekonomi yang cukup berat, sehingga memunculkan mafia-mafia menjualan
organ yang berkedok yayasan kemanusiaan. Ini banyak terjadi di China, India, Brazil
dan Afrika. Satu organ yang didonorkan akan mendapat imbalan minimal US$ 1000
( Rothman, D.J, 1997; Kapp, 2004). Sasaran mafia penjualan organ adalah keluarga
kaya, yang anggota keluarganya ada yang membutuhkan donor organ, dengan memberi
tarif berkisar dari US$ 100.000 200.000, sedangkan pendonor atau keluarganya hanya
menerima US$ 1000 5000. Ini merupakan bisnis yang sangat menjanjikan, bahkan di
China dilaporkan tidak lagi mencari pendonor secara baik-baik, tetapi menggunakan
orang tahanan (Samson, 2001;Asikin,2006).
Tujuan mulia mendonorkan organ untuk menolong orang yang
membutuhkan, sering disalah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,
dengan memperdagangkan organ tubuh manusia, bahkan sudah membentuk suatu
jaringan penjualan organ manusia. Timbul satu pertanyaan, siapakah yang
bertanggungjawab? Pemahaman bioetik dengan memperhatikan hak hidup setiap
organisme, sehingga dapat memperlakukan makhluk hidup, terutama manusia dengan
benar. Sikap ini diharapkan menjadi pembatas manusia untuk tidak melakukan
penjualan organ manusia, tetapi terkadang pertimbangan ekonomi lebih dikedepankan
daripada pertimbangan hak hidup seseorang. Orang rela melakukan kejahatan demi
uang yang diperoleh.
Dalam kasus transplantasi organ yang paling berperan adalah dokter, dia yang
mendiagnosa, menangani operasi dan merawat setelah transplantasi organ. Jadi
penyalahgunaan organ tubuh manusia, pertama-tama terletak pada dokter yang
menanganinya. Jika dokter ingin mendapat uang sebanyak-banyaknya, maka dokter
akan menempuh segala cara untuk mendapat organ dengan mudah dan murah. Dokter
terikat kode etik profesi dokter, izin praktek akan dicabut bila melakukan kecerobohan,
jadi dalam hal ini organisasi profesi menjadi penting untuk menangani dokter yang
melakukan kecurangan. Sindikat penjualan organ manusia sudah lama diketahui, tetapi
seperti tidak ada penyelesaian, pemerintah setempat seperti tidak berdaya, badan dunia
seperti WHO, terlihat berusaha mengatasinya dengan memberikan rambu-rambu
prosedur transplantasi organ, yang diatur dalam suatu deklarasi di Istambul yang
mengatur transplantasi dan penjualan organ (International Summit, 2008; Delmonic).
Dengan melibatkan semua pihak, seperti tim medis, peneliti, pemerintah, organisasi
sosial, permasalahan penjualan organ ini dapat diatasi dengan baik.
Organ yang berasal dari donor yang masih hidup (living donor), harus mempunyai
syarat, antara lain pendonor harus tetap hidup layak, sehingga yang didonorkan adalah
jaringan, sel atau cairan yang dapat diperbaharui, seperti kulit, darah atau organ yangdapat
beregenerasi, seperti hati, intestine atau bila diambil masih dapat bekerja dengan baik,
seperti ginjal. Organ pun dapat berasal dari donor yang sudah meninggal (cadaveric
donor), pendonor sudah dinyatakan mengalami kematian batang otak, sehingga organ-
organ yang akan didonorkan harus tetap berfungsi dengan baik dan dapat
ditransplantasikan pada tubuh resepien. Pada saat ini pun cadaveric donor dapat dari donor
yang sudah dinyatakan cardic-death.
b. Pasal 10
Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia dilakukan dengan
memperhatikan persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya setelah
penderita meninggal dunia.
c. Pasal 11
1. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh
dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
2. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh
dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan.
d. Pasal 12
Dalam rangka transplantasi, saat mati ditentukan oleh dua orang dokter yang tidak
ada sangkut-paut medis dengan dokter yang melakukan transplantasi.
e. Pasal 13
Persetujuan tertulis dari donor dan atau keluarga dibuat di atas kertas yang
bermaterai dengan dua orang saksi.
f. Pasal 14
Pengambilan alat dan atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi
atau Bank Mata korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan dengan
persetujuan tertulis keluarga yang terdekat.
g. Pasal 15
1. Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh diberikan
oleh donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberi tahu
oleh dokter yang merawatnya, termaksud dokter konsultan mengenai operasi,
akibat-akibatnya dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
2. Dokter tersebut harus yakin benar bahwa calon donor yang bersangkutan telah
menyadari sepenuhnya dari pemberitahuan tersebut.
h. Pasal 16
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas konpensasi
materiil apa pun sebagi imbalan transplantasi.
i. Pasal 17
Dilarang mengirim dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam
semua bentuk ke dan dari luar negeri.
j. Sanksi Pidana
1. Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh
dengan dalih apapun dipidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling
banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah)
2. Setiap orang yang memperjualbelikan darah dengan dalih apapun dipidana
penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa teknik Transplantasi Organ bukan
merupakan sesuatu yang asing lagi dalam dunia kedokteran. Karena teknik Transplantasi
Organ sudah mulai dikenal pada abad kedua sebelum masehi. Transplantasi Organ sangat
bermanfaat bagi orang-orang yang mengalami kerusakan organ dan membutuhkan organ
baru demi kelangsungan hidupnya. Walaupun Transplantasi Organ masih memiliki
berbagai resiko dan tidak semuanya dapat berlangsung dengan lancar. Dari aspek etik dan
hukum kesehatan, transplantasi organ tubuh, jaringan dan sel merupakan suatu upaya yang
sangat mulia untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian guna
pelaksanaan transplantasi tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan perlu ada
pengaturan hukumnya.
3.2. Saran
Oleh karena itu, ada baiknya kita senantiasa menjaga kesehatan tubuh kita. Jagalah
dengan baik semua organ yang terdapat didalam tubuh kita dengan cara berolahraga secara
teratur, mengonsumsi makanan yang sehat, dan senantiasa mengembangkan pola hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari karena kesehatan sangat mahal harganya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika & Hukum Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
2. Soetjipto, Patricia. 2010. PDF Transplantasi Organ Manusia. Diakses 21 September
2014
3. Yulianti, Arif Budi. 2009. PDF Transplantasi dan penjualan organ manusia. Diakses
21 September 2014