KELENJAR SALIVA
Anggota Kelompok :
SEMARANG
2015
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIAL
SGD 7 BLOK 6 LBM 1
KELENJAR SALIVA
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Skenario ............................................................................................................ 1
C. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 1
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar saliva atau kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel-
sel khusus yang dapat mensekresi saliva. Saliva adalah cairan oral yang kompleks
dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar
kecil (mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral.
Saliva sendiri memiliki fungsi yaitu melicinkan dan membasahi rongga mulut
sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan, membasahi dan
melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah
ditelan dan dirasakan, membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan
kuman, mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer, membantu proses
pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah,
berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor
pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva, jumlah sekresi air ludah
dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu
dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah).
Atas dasar pentingnya fungsi saliva tersebut, kelenjar saliva merupakan organ
yang penting dalam sekresi saliva. Apabila terjadi kelainan pada kelenjar saliva, akan
terjadi dampak yang dapat mengurangi fungsi saliva sehingga menyebabkan berbagai
masalah pada rongga mulut.
B. Skenario
Judul: dok, air liur keluar terus
Pak Muhammad menghadiri demo masak di salah satu mall Semarang. Pada
saat Chef menjelaskan tentang jenis makanan, terbayang di kepala pak Muhammad
betapa lezatnya sehingga air liur di rongga mulut terasa berlebih. Pada saat masakan
sudah matang dan siap dihidangkan, air liur semakin berlebih yang menyebabkan
beberapa kali harus menelan dan perut terasa lapar. Terlebih setelah termakan cabe
air liur bertambah dan keringat mengucur.
C. Identifikasi Masalah
1. Klasifikasi kelenjar saliva
2. Komposisi saliva dan pengeluarannya perhari
3. Karakteristik dan fungsi saliva
1
4. Mekanisme sekresi saliva
5. Faktor yg mempengaruhi sekresi saliva
6. Korelasi kelenjar saliva dan kelenjar keringat
7. Gangguan kelenjar Saliva
2
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
Glandula saliva atau kelenjar saliva merupakan sekresi eksokrin yang terdiri dari
sekitar 99% air, mengandung berbagai macam elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium,
Klorida, Magnesium, Bikarbonat, Fosfat) dan protein, diperankan oleh enzim,
imunoglobulin, dan faktor lain antimikroba, mukosa glikoprotein, daan oligopeptida
yang sangat penting bagi kesehatan mulut. (Almeida et al. 2008). Sherwood (2014)
menyatakan, protein liur yang terpenting adalah amilase, mukus dan lisozim. Protein-
protein ini berperan dalam fungsi saliva sebagai berikut:
1. Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur. Produk-
produk digesti mencakup maltosa, yaitu suatu disakarida yang terdiri dari dua
molekul glukosa, dan -limit dekstrin, yaitu polisakarida rantai cabang sebagai hasil
dari pencernaan amilopektin. (Sherwood, 2014)
2. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga
partikel-partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya
mukus, yang kental dan licin. (Sherwood, 2014)
3. Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek empat kali lipat-pertama, dengan
lisozim, suatu enzim yang melisiskan, atau menghancurkan bakteri tertentu dengan
merusak dinding sel; kedua, dengan glikoprotein pengikat yang mengikat antiodi
IgA; ketiga, oleh laktoferin, yang mengikat erat besi yang diperlukan untuk
multiplikasi bakteri; dan keempat, dengan membilas bahan yang mungkin berfungsi
sebagai sumber makanan untuk bakteri. (Sherwood, 2014)
4. Liur berfungsi sebagai bahan pelarut molekul yang merangsang kuntum kecap
5. Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah.
6. Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu mulut dan gigi bersih.
7. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan asam dalam makanan serta asam
yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah.
(Sherwood, 2014)
Menurut Guyton (1997), Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis,
submandibularis, dan sublingualis; selain itu, juga ada beberapa kelenjar bukalis yang
kecil. Sekresi saliva normal sehari-hari berkisar antara 800-1500 mililiter.
3
Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama: (1) sekresi serus yang
mengandung ptialin (suatu amilase), yang merupakan enzim untuk mencernakan serat,
dan (2) sekresi mukus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan
perlindungan permukaan. Kelenjar parotis seluruhnya menyekresi tipe serus, dan
kelenjar submandibularis dan sublingual menyekresi tipe mukus maupun serus. Kelenjar
bukalis hanya menyekresi mukus. Saliva mempunyai pH antara 6,0 dan 7,4 suatu kisaran
yang menguntungkan untuk kerja pencernan dari ptialin. (Guyton, 1997)
B. PEMBAHASAN
I. Klasifikasi Kelenjar Saliva
4
- Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat dan mengandung sejumlah
besar enzim antara lain amylase, lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan
kolinesterase.
Fisiologi:
- Kelenjar parotis menghasilkan suatu sekret yang kaya akan air yaitu
serous.
- Saliva pada manusia terdiri atas 25% sekresi kelenjar parotis.
b. Kelenjar Submandibularis
Anatomi:
- Kelenjar ini teletak inferior dari radix lingua
Histologi:
- Kelenjar ini terdiri dari jaringan ikat yang padat.
- Saluran keluar utama yaitu duktus wharton bermuara pada ujung papila
sublingualis pada dasar rongga mulut dekat sekali dengan frenulum lidah,
dibelakang gigi seri bawah.
5
Fisiologi:
- Kelenjar submandibularis menghasilkan 80% serous (cairan ludah yang
encer) dan 20% mukous (cairan ludah yang pekat).
- Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar yang memproduksi air liur
terbanyak.
- Saliva pada manusia terdiri atas 70% sekresi kelenjar submandibularis.
c. Kelenjar Sublingual
Anatomi:
- Kelenjar ini terletak anterior dari keenjar submandibula, dibawah lidah.
Histologi:
- Saluran keluar utama yaitu duktus rivinus
6
Fisiologi:
- Kelenjar sublingualis menghasilkan sekret yang mukous dan
konsistensinya kental.
- Saliva pada manusia terdiri atas 5% sekresi kelenjar sublingualis.
2. Kelenjar Saliva Minor
Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar lingualis, bukalis, labialis, palatinal,
dan glossopalatinal. Kelenjar-kelenjar ini berada di bawah mukosa dari bibir,
lidah, pipi, serta palatum.
a. Kelenjar Glossopalatinal
Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan glossopalatinal dan
dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada
di palatum molle.
b. Kelenjar Labial
Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan
memiliki banyak duktus.
c. Kelenjar Bukal
Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar
labial.
d. Kelenjar Palatinal
7
Kelenjar ini ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum molle.
Kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous
yang padat.
e. Kelenjar Lingual
Kelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu :
- Kelenjar anterior lingual
Lokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah.
- Kelenjar lingual Van Ebner
Kelenjar ini dapat di temukan di papila sirkumvalata.
- Kelenjar posterior lingual
Dapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan
dengan tonsil.
8
pembuangan, Na+ menjadi jauh lebih rendah di dalam cairan mulut daripada
di dalam serum dan K+ jauh lebih tinggi.
Ion Khlorida merupakan unsur penting untuk aktifitas enzimatik -
amilase. Kadar Kalsium dan Fosfat dalam saliva sangat penting untuk
remineralisasi email dan berperan penting pada pembentukan karang gigi dan
plak bakteri. Kadar Fluorida di dalam saliva sedikit dipengaruhi oleh
konsentrasi fluorida dalam air minum dan makanan. Rodanida dan
Thiosianat(CNS- ) adalah penting sebagai agen antibakterial yang bekerja
dengan sisitem laktoperosidase. Bikarbonat adalah ion bufer terpenting
dalam saliva yang menghasilkan 85% dari kapasitas bufer.
b. Komponen Organik
Komponen organik dalam saliva yang utama adalah protein. Protein
yang secara kuantitatif penting adalah -Amilase, protein kaya prolin, musin
dan imunoglobulin. Berikut adalah fungsi protein-protein dalam saliva:
1. -Amilase mengubah tepung kanji dan glikogen menjadi kesatuan
karbohidrat yang kecil. Juga karena pengaruh -Amilase, polisakarida
mudah dicernakan.
2. Lisozim mampu membunuh bakteri tertentu sehingga berperan dalam
sistem penolakan bakterial.
3. Kalikren dapat merusak sebagian protein tertentu, di antaranya faktor
pembekuan darah XII, dan dengan demikian berguna bagi proses
pembekuan darah.
4. Laktoperosidase mengkatalisis oksidasi CNS (thiosianat) menjadi OSCN
(hypothio) yang mampu menghambat pertukaran zat bakteri dan
pertumbuhannya.
5. Protein kaya prolin membentuk suatu kelas protein dengan berbagai
fungsi penting: membentuk bagian utama pelikel muda pada email gigi.
6. Musin membuat saliva menjadi pekat sehingga tidak mengalir seperti air
disebabkan musin mempunyai selubung air dan terdapat pada semua
permukaan mulut maka dapat melindungi jaringan mulut terhadap
kekeringan. Musin juga untuk membentuk makanan menjadi bolus.
9
a. PH basa (dari sel duktus interkalaris ikut menambahkan sekret ion
bikarbonat yang memberi sifat basa pada PH saliva, karena sifat basanya
ion bikarbonat menteralkan makanan yang masuk ke rongga mulut dengan
PH asam sehingga dpat membantu pencegahan karies gigi)
b. Saliva mengandung enzim ptialin yang dapat menghidrolisis pati menjadi
glukosa sederhana yang optimum pada kondisi netral/ sedikit asam
2. Fungsi Saliva
a. Saliva memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase
saliva, yang merupakan suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi
disakarida;
b. Saliva mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel
makanan, sehingga mereka saling menyatu, serta dengan menghasilkan
pelumasan karena adanya mukus, yang kental dan licin;
c. Memiliki efek antibakteri melalui efek ganda, pertama oleh lisozim, suatu
enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu, dan kedua
dengan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber
makanan;
d. Berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil
pengecap;
e. Membantu kita berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah.
Kita sulit berbicara apabila mulut kita kering.
f. Saliva berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga
kebersihan mulut dan gigi. Aliran saliva yang terus menerus membantu
membilas residu makanan, melepaskan sel epitel, dan benda asing.
Penyangga bikarbonat di saliva menetralkan asam di makanan serta asam
yang dihasilkan oleh bakteri di mulut, sehingga membantu mencegah
karies gigi.
g. Tissue Repair, karena air liur memiliki EGF yang berfungsi mempercepat
penyembuhan luka.
10
Sekresi saliva yang bersifat spontan dan kontinu, bahkan tanpa adanya
rangsangan yang jelas, disebabkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah ujung-
ujung saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar saliva. Sekresi basal ini
penting untuk menjaga agar mulut dan tenggorokan tetap basah setiap waktu.
Selain sekresi yang bersifat konstan dan sedikit tersebut, sekresi saliva dapat
ditingkatkan melalui dua jenis refleks saliva yang berbeda:
(1) Refleks saliva sederhana, atau tidak terkondisi
(2) Refleks saliva didapat, atau terkondisi.
Refleks saliva sederhana (tidak terkondisi) terjadi sewaktu kemoreseptor atau
reseptor tekanan di dalam rongga mulut berespons terhadap adanya makanan.
Sewaktu diaktifkan, reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serat saraf
aferen yang membawa informasi ke pusat saliva di medula batang otak. Pusat
saliva kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar
saliva untuk meningkatkan sekresi saliva. Tindakan-tindakan gigi mendorong
sekresi saliva walaupun tidak terdapat makanan karena adanya manipulasi
terhadap reseptor tekanan yang terdapat di mulut.
Jalur saraf parasimpatis untuk mengatur pengeluaran saliva terutama
dikontrol oleh sinyal saraf parasimpatis sepanjang jalan dari nukleus salivatorius
superior dan inferior batang otak. Obyek-obyek lain dalam mulut dapat
menggerakkan refleks saliva dengan menstimulasi reseptor yang dipantau oleh
nervus trigeminal (V) atau inervasi pada lidah dipantau oleh nervus kranial VII,
IX, atau X. Stimulasi parasimpatis akan mempercepat sekresi pada semua
kelenjar saliva, sehingga menghasilkan produksi saliva dalam jumlah banyak.
11
V. Faktor yang Mempengaruhi Saliva
Beberapa faktor dapat mempengaruhi saliva, yaitu:
1. Tingkat dehidrasi individu. Ketika kadar air tubuh berkurang 8%, Salivary
flow (SF) berkurang ke nol, sedangkan hyperhydration menyebabkan
peningkatan SF. Selama dehidrasi, kelenjar liur berhenti sekresi untuk
menghematt air.
2. Sirkadian dan siklus Sirkanual. Sirkadian, Konsentrasi protein total mencapai
puncaknya pada akhir sore hari, sementara tingkat produksi natrium dan
klorida terjadi pada awal pagi. Siklus sirkanual, ini merupakan siklus tahunan
yangdipengaruhi oleh musim. Pada musim panas sekresi saliva berkurang,
yangdapat mengakibatkan haus atau dehidrasi, sedangkan pada musim
dinginkondisi salivanya meningkat.
3. Usia, dari kanak kanak sampai dewasa laju aliran saliva naik dan pada lansia
turun. Fungsi kelenjar pada lansia turun karena elemen sekretorik digantikan
oeh jaringan emak dan jaringan fibrosa.
4. Sekresi masing-masing kelenjar berbeda secara almiah dan kuantitas dari
protein dan elektrolit yang berbeda. Setiap kelenjar memiliki tingkat
penerimaan dan kepekaan yang berbeda-beda, sehingga aliran dari jumlah
salivanya pun berbeda-beda.
5. Diet,berpengaruh terhadap perbedaan aliran saliva. Aktifitas fungsional
kelenjar saliva dipengaruhi oleh factor mekanis dan pengecapan
6. Umur, Jenis kelamin, dan fisiologis seseorang, Anak laki-laki diketahui
mempunyai produksi saliva lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Hal
ini dapat terjadi karena pengaruh ukuran kelenjar saliva wanita yang lebih
kecil dibandingkan laki-laki.Laju alir saliva meningkat dari umur anak-anak
sampai remaja dan akan menurun (kira-kira 25%) pada usia tua 10. Kadar
hormone Dapat berasal dari aldeosteron, hormone bradikinin, testosterone dan
tiroksin.
7. Obat-obatan Ada sebagian obat yang dapat meningkatkan sekresi saliva dan
ada yang menurunkan sekresi saliva. Contohnya : Antane, Librax, dll.
8. Rangsangan rasa sakit, misalnya oleh radang, gingivitis, dan pemakaian
protesa yang dapat menstimulasi sekresi saliva.
12
9. stimulasi. Tiga jenis stimulasi yang dapat diberikan untuk merangsang
pengeluaran saliva adalah stimulasi ektra oral dengan cara mencium, melihat
dan memikirkan makanan atau produk makanan lain
13
sistemik sekunder dari xerostomia meliputi kegelisahan kronis, dehiderasi
atau terapi obat.
2. Sialorrhea
Sialorrhea adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan menetesnya
air liur atau sekresi saliva yang berlebihan.
3. Ranula
Ranula terbentuk sebagai akibat normal melalui duktus ekskretorius
major yang membesar atau terputus atau terjadinya rupture dari saluran
kelenjar terhalangnya aliran liur yang sublingual (duktus Bartholin) atau
kelenjar submandibuler (duktus Wharton), sehingga melalui rupture ini air
liur keluar menempati jaringan disekitar saluran tersebut. Selain terhalangnya
aliranliur, ranula bisa juga terjadi karena trauma dan peradangan.
Ranulamirip dengan mukokel tetapi ukurannya lebih besar.
Bila letaknya didasar mulut, jenis ranula ini disebut ranula superfisialis.
Bila kista menerobos dibawah otot milohiodeusdan menimbulkan
pembengkakan submandibular, ranula jenisini disebut ranula Dissecting atau
Plunging.
4. Sialadenitis
Sialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius, biasanya
disebabkan oleh batu yang menghalangi atau hyposecretion kelenjar. Proses
inflamasi yang melibatkan kelenjar ludah disebabkan oleh banyak faktor
etiologi. Proses ini dapat bersifat akut dan dapat menyebabkan pembentukan
abses terutama sebagai akibat infeksi bakteri. Keterlibatannya dapat bersifat
unilateral atau bilateral seperti pada infeksi virus. Sedangkan Sialadenitis
kronis nonspesifik merupakan akibat dari obstruksi duktus karena
sialolithiasis atau radiasi eksternal atau mungkin spesifik,yang disebabkan
dari berbagai agen menular dan gangguan imunologi.
5. Mukokel
Mucocele adalah Lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang
diakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar liur dan keluarnya mucin ke
jaringan lunak di sekitarnya. Mucocele bukan kista, karena tidak dibatasi
oleh sel epitel. Mucocele dapat terjadi pada bagian mukosa bukal, anterior
lidah, dan dasar mulut. Mucocele terjadi karena pada saat air liur kita
dialirkan dari kelenjar air liur ke dalam mulut melalui suatu saluran kecil
14
yang disebut duktus. Terkadang bisa terjadi ujung duktus tersumbat atau
karena trauma misalnya bibir sering tergigit secara tidak sengaja, sehingga
air liur menjadi tertahan tidak dapat mengalir keluar dan menyebabkan
pembengkakan (mucocele). Mucocele juga dapat terjadi jika kelenjar ludah
terluka. Manusia memiliki banyak kelenjar ludah dalam mulut yang
menghasilkan ludah. Ludah tesebut mengandung air, biopsy, dan enzim.
Ludah dikeluarkan dari kelenjar ludah melalui saluran kecil yang disebut
duct (pembuluh).
Terkadang salah satu saluran ini terpotong. Ludah kemudian mengumpul
pada titik yang terpotong itu dan menyebabkan pembengkakan, atau
mucocele. Pada umumnya mucocele didapati di bagian dalam bibir bawah.
Namun dapat juga ditemukan di bagian lain dalam mulut, termasuk langit-
langit dan dasar mulut. Akan tetapi jarang didapati di atas lidah.
Pembengkakan dapat juga terjadi jika saluran ludah (duct) tersumbat dan
ludah mengumpul di dalam saluran.
15
C. Peta Konsep
Saliva
Produksi Sekresi
Saliva Saliva
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari
campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada
pada mukosa oral.
Fungsi saliva antara lain untuk pencernaan, proses menelan, efek antibakteri,
pelarut dan merangsang papila llidah, higiene mulut dan gigi.
Saliva merupakan sekresi yang berkaitan dengan mulut, diproduksi oleh tiga
pasang kelenjar saliva utama: kelenjar sublingual, submandibula, dan parotis, yang
terletak di luar rongga mulut dan menyalurkan saliva melalui duktus-duktus pendek
ke dalam mulut.
Faktor produksi saliva antara lain faktor mekanis, faktor kimiawi, faktor
neuronal, dan rangsangan rasa sakit.
17
DAFTAR PUSTAKA
Almeida, Patricia Del Vigna De, et al. (2008). A Saliva Composition and Functions. The
Journal Of Contemporary Dental Practice Volume 9 Number 3.
Despopoulos A. Silbernagl S.(2000). Atlas Berwarna & Teks Fisiologi. 4 ed. Jakarta :
Hipokartes.
Ganong, W F. (1999). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17 ed. Jakarta : EGC.
Humprey SP, Williamson RT. (2001). A Review of Saliva Normal Composition, Flow and
Function. J Prosthet Dent.
Sherwood, Lauralee. (2014).Fisologi Manusia: dari sel ke sistem. 8 ed. Jakarta: EGC.
Snell RS.(2000). Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. 6 ed. Jakarta: EGC.
Soejoto, Soetedjo, Faradz SMH, Witjahyo RB, Susilaningsih N, Purwati RD, et al. (2010).
Lecture Notes Histologi II. Semarang: Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
18