Anda di halaman 1dari 2

Hak dan Kewajiban Pengusaha Kena Pajak

Sebagai Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, PT ABC mempunyai kewajiban untuk :

1. memungut,
2. menyetor, dan
3. melaporkan

PPN dan/atau PPn BM yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang
dilakukannya.
Selain kewajiban tersebut, PT ABC mempunyai hak untuk:

1. mengkreditkan PPN yang dipungut oleh suppliernya


2. memperoleh kembali (restitusi) ataupun mengkompensasikan kelebihan pajak yang telah dipungut oleh
suppliernya dalam hal pajak yang dipungut suppliernya lebih besar dari pajak yang telah PT ABC pungut
dari konsumennya.

Untuk lebih jelasnya, mari perhatikan contoh berikut (Kita masih menggunakan PT ABC yang sama dengan contoh di
atas) :

Untuk memenuhi stok barang dagangnya, PT ABC membeli ATK ke beberapa supplier, diantaranya PT XYZ
(Pengusaha Kena Pajak juga).
Pada bulan Januari 2011 total transaksi kedua Perusahaan tersebut sebagai berikut:

1. PT ABC membeli Alat Tulis Kantor hanya dari PT XYZ sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
2. PT ABC melakukan penjualan ke pembeli langsung sebesar Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah)

Aspek Perpajakan (PPN) dari dua transaksi di atas adalah sebagai berikut:

1. PT XYZ menerbitkan Faktur Pajak atas penjualannya kepada PT ABC. PT ABC dipungut PPN sebesar Rp
1.000.000,00.
Faktur Pajak ini mempunyai dua fungsi yang berbeda:
o Bagi PT XYZ faktur pajak ini merupakan Faktur Pajak Keluaran;
o Sedangkan bagi PT ABC, faktur pajak ini merupakan Faktur Pajak Masukan.
2. PT ABC menerbitkan Faktur Pajak atas penjualannya ke Konsumen Langsung dengan memunut PPN
sebesar Rp 1.500.000,00:
o Bagi PT ABC faktur pajak ini merupakan Faktur Pajak Keluaran; dan
o Bagi Konsumen Langsung PT ABC, Faktur Pajak tersebut merupaka Faktur Pajak Masukan.
3. PT ABC kemudian akan menyetor dan melaporkan PPN sebagai berikut:

Atas Penjualan Januari 2011 (Total Faktur Pajak Keluaran) 1.500.000,00


Atas Pembelian Januari 2011 (Total Faktur Pajak Masukan) 1.000.000,00
PPN yang masih harus disetor sebesar 500.000,00
Proses Pengurangan Faktur Pajak Masukan yang di peroleh dari PT XYZ di atas disebut Pengkreditan
Pajak Masukan.

4. Sejumlah Rp 500.000,00 tersebut di atas, harus disetorkan oleh PT ABC ke Kas Negara melalui Bank
Persepsi.

Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Bila berdasarkan Konfirmasi Lapangan, diketahui data Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak terbukti tidak benar,
alamat tidak ditemukan misalnya, maka pihak Direktorat Jenderal Pajak akan menerbitkan Surat Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Konsekuensi hukum dari Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak adalah Faktur Pajak yang telah
diterbitkan atas penjualan/penyerahan barang dan/atau jasa oleh pengusaha tersebut, tidak dapat dikreditkan oleh
pihak yang membeli. Dalam contoh di atas, apabila PT XYZ karena suatu dan lain hal dicabut statusnya sebagai
Pengusaha Kena Pajak, maka Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PT XYZ tidak dapat dipergunakan sebagai kredit
pajak (pengurang) atas PPN yang harus disetor oleh PT ABC. Artinya, PT ABC harus menyetor PPN sebesar Total
Faktur Pajak Keluaran, yaitu Rp 1.500.000,00.

Konsekuensi hukum di atas dapat bertambah. Dengan tetap memakai ilustrasi di atas, kita misalkan Direktorat
Jenderal Pajak sedang mengadakan pemeriksaan terhadap kewajiban perpajakan khususnya PPN bulan Januari
2011 terhadap PT ABC. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diketahui bahwa PT XYZ ternyata telah dicabut
statusnya sebagai Pengusaha Kena Pajak. Sehingga Faktur Pajak dari PT XYZ tidak diakui dan tidak dapat dijadikan
sebagai kredit pajak oleh PT ABC. Akibatnya, PT ABC diharuskan membayar (lagi) sebesar Rp 1.500.000,00 plus
sanksi perpajakannya. Selain sanksi tersebut, terhadap PT ABC juga dapat dikenakan terseret ke arah hukum
pidana bila di kemudian hari PT XYZ terbukti melakukan tindak pidana pemalsuan faktur pajak (faktur fiktif).

Mengingat beratnya konsekuensi hukum dari dicabutnya status Pengusaha Kena Pajak bagi para pelaku usaha,
perlu kiranya kita mencermati daftar Pengusaha Kena Pajak yang telah dicabut statusnya sebagai Pengusaha Kena
Pajak.

Anda mungkin juga menyukai