SMP : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX/I
Aspek : Sradha
Standar Kompentensi : Memahami Awatara, Dewa dan Bhatara
Kompetensi Dasar : 1.1 Menguraikan pengertian Awatara Dewa, dan bhatara
1.2 Menguraikan perbedaan antara Awatara dengan Dewa
dan Bhatara
Indikator : 1.1 Mampu menguraikan pengertian awatara Dewa dan
Bhatara
1.2 Mampu menguraikan perbedaan antara awatara dewa dan
bhatara
Alokasi Waktu : 3 Jam X 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat memahami dan menyakini adanya awatara, dewa, dan bhatara
- Siswa dapat menjelaskan perbedaan awatara, dewa, dan bhatara
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Dapat dipercaya (trustworthiness)
- Rasa hormat dan perhatian (respeet)
- Tekun (diligence)
- Berani (courage)
- Ketulusan (honesty)
- Peduli (caring)
- Jujur (fairness)
B. Materi Pembelajaran
- Pengertian Awatara, Dewa dan Bhatara
Kata Awatara berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata Ava ( awa) berarti
bawah dan Tara ( Tr) berarti menyebrang. Jadi Awatara berarti Dewa Wisnu
menyebrang ke bawah ( lahir ke Dunia)menjadi mahluk hidup dengan wujud
terentu sesuai dengan kehendakNya.
Kata Dewa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata Dev yang berartisinar
atau bersinar. Jadi pengertian Dewa adalah perwujudan sinar suci Sang Hyang
widhi yang memberikan kekuatan suci kepada setiap mahluk hidup.
Kata Bhatara berasal dari kata bhartr yang berarti pendukung, pemimpin,
pelindung. Jadi pengertian Bhatara adalah manifestasi dari kekuatan Sang Hyang
Widhi untuk memberikan perlindungan terhadap ciptaannya.
C. Metode Pembelajaran
- CTL : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Pertemuan kedua:
1. Kegiatan Pendahuluan( 10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali Umat Hindu Om Swastiastu
Absensi siswa
Mengkondisikan suasana belajar agar nyaman proses pembelajaran.
Apa perbedaan
Awatara, Dewa dan
Bhatara ?
Apa persamaan
Awatara, Dewa dan
Bhatara ?
Cara Penskoran
Instrumen tes uraian :
Awatara adalah penjelmaan Dewa Wisnu turun ke Dunia untuk
menyelamatkan Dunia dari kehancuran dan keangkara murkaan.
Skor : 2
Dewa adalah sinar suci dari Ida Sanghyang Widhi yang memberikan kekuatan
kepada setiap mahluk.
Skor : 2.
Bharata adalah kekuatan dari Ida Sanghyang Widhi dalam fungsinya sebagai
pelindung.
Skor : 2
Perbedaan Awatara, Dewa dan Bhatara adalah Awatara merupakan
penjelmaan dari Dewa Wisnu ( merupakan salah satu dari manifestasi Tuhan)
sedangkan Dewa dan Bhatara merupakan manifestasi langsung dari Tuhan,
yaitu Dewa adalah sinar suci dari Tuhan dan Bhatara adalah kekuatan dari
Tuhan sebagai pelindung.
Skor : 2
Persamaan Awatara, Dewa dan Bhatara adalah sama- sama merupakan
manifestasi dari Sang Hyang Widhi.
Skor : 2
Nilai Akhir = E skor x 10
Mengetahui Denpasar,
Kepala SMP Guru Mata Pelajaran
( ) ( )
Nip. Nip.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX/I
Aspek : Sradha
Standar Kompentensi : 1. Memahami Awatara, Dewa dan Bhatara
Kompetensi Dasar : 1.3 Menguraikan hubungan awatara, dewa dan bhatara dengan
Ida Sang Hyang widhi Wasa
1.4 Menceritakan turunnya awatara isi kitab purana
berdasarkan isi kitab Purana
Indikator : - Mampu menjelaskan hubungan awatara dengan Sang
hyang Widhi
: - Mampu menceritakan 10 Awatara, fungsi dan tugasnya
Alokasi Waktu : 4 Jam x 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Agar siswa mengetahui memahami serta menyakini bahwa awatara, dewa dan
Bhatara itu ada dan berasal dari Ida Sang Hyang Widhi.
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Dapat dipercaya (trustworthiness)
- Rasa hormat dan perhatian (respeet)
- Tekun (diligence)
- Berani (courage)
- Ketulusan (honesty)
- Peduli (caring)
- Jujur (fairness)
B. Materi Pembelajaran
Hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi
Antara Awatara, Dewa dan Bhatara mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan Sang Hyang Widhi, karena Sang Hyang Widhi merupakan sumber dari
segala yang ada, baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Demikian juga
dengan Awatara, Dewa dan Bhatara dimana Awatara merupakan penjelmaan
dari Dewa Wisnu. Dewa Wisnu adalah merupakan salah satu kekuatan Sang
Hyang Widhi yang berfungsi sebagai pemelihara segala yang ada.Begitu juga
denga Dewa yang merupakan sinar suci dari Sang Hyang Widhi, sedangkan
Bhatara sebagai kekutan pelindung yang bersumber dari Sang Hyang Widhi.
Jadi Sang Hyang Widhi atau Tuhan adalah sumber dari segala yang ada jadi
hubungan erat sama-sama berasal dari Sang Hyang Widhi.
Cerita turunnya awatara dalam purana
C. Metode Pembelajaran
- CTL : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan( 10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu Om Swastiastu
Absensi siswa
Menyampaikan materi yang telah dibicarakan pada minggu yang lalu
Cara Penskoran
Hubungan antara Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi
memiliki haubungan yang sangat erat karena Sang Hyang Widhi merupakan
sumber dari segala yang ada baik yang nyata maupun tidak nyata.
Skor : 2,5
!0 Awatara berasarkan kitab Purana adalah;
1. Matsya Awatara menjelma sebagai Ikan yang maha besar
2. Waraha Awatara menjelma sebagai Babi hutan yang besar
3. Kurma Awatara menjelma sebagai Kura-kura yang besar
4. Narashima Awatara menjelma sebagai Manusia Harimau
5. Wamana Awatara menjelma sebagai Orang Cebol
6. Parasurama Awatara menjelma sebagai Rama bersenjata kapak
7. Rama Awatara menjelma sebagai Sri Rama
8. Krisna Awatara menjelma sebagai Sri Krisna
9. Budha Awatara menjelma sebagai Sang Budha
10. Kalki Awatara menjelma sebagai seorang Kesatria berjubah putih dan
mengendarai kuda putih.
Skor : 2,5
Ciri- ciri akan turunnya Awatara ke dunia adalah apabila dunia mencapai
puncak kehancuran karena keangkara murkaan di mana Dharma di kuasai oleh
Adharma.
Skor : 2,5
Fungsi dan tugas Awatara adalah untuk menyelamatkan dunia beserta isinya
dari kehancuran dan menegakkan Dharma di atas Adharma.
Skor : 2,5
Nilai Akhir = E skor x 10
Mengetahui Denpasar,
Kepala SMP Guru Mata Pelajaran
( ) ( )
Nip. Nip.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX/I
Aspek : Susila
Standar kompetensi : 2. Memahami sapta timira, sebagai aspek diri yang harus
dihindari
Indikator : 2.1 Menguraikan pengertian sapta timira
2.2 Menyebutkan bagian - bagian sapta timira
Alokasi waktu : 4 jam X 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Agar siswa mampu memahami dan meyakini sapta timira sebagai aspek dari yang
harus dihindari
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Disiplin (diseiplince)
- Tekun (diligence)
- Tanggung jawab (responsibility)
- Dapat dipercaya (trustworthiness)
- Jujur (fairness)
- Berani (eourage)
- Ketulusan (honesty)
B. Materi Pembelajaran
- Pengertian sapta timira
Sapta Timira berasal dari dua kata yaitu sapta artinya tujuh, Timira artinya gelap.
Jadi Sapa Timira adalah tujuh macam kegelapan yang menyebabkan manusia
menjadi gelap atau awidya .
- Bagian - bagian sapta timira
1. Surupa : rupa atau wajah yang cantik dan ganteng.
2. Dhana : harta benda
3. Kulina : keturunan atau kebangsawanan
4. Yowana : Keremajaan
5. Sura : minuman keras
6. Guna : kepandaian
7. Kasuran : Kemenangan atau kejayaan mabuk.
C. Metode Pembelajaran
- CTL : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Konfirmasi
Guru membimbing peserta didik untuk merangkum hasil diskusi dan
mencatatnya pada buku catatan masing masing.
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan( 10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu Om Swastiastu
Absensi siswa
Mengkondisikan suasan belajar, mengarahkan fokus pikiran siswa untuk belajar (tes
awal)
E. Sumber Belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX Niti Sastra, Kamus istilah agama Hindu, etika
dan pengendalian diri dalam agama Hindu.
Cara Penskoran
Pengertian Sapta Timira adalah terdiri dari dua kata yaitu Sapta yang artinya
Tujuh dan Timira yang artinya gelap. Jadi Sapta Timira adalah tujuh macam
yang menyebabkan manusia menjadi gelap ( Awidya).
Skor : 2,5
Sapta Timira patut dihindari karena akan dapat merugikan diri sendiri dan
orang lain dan bertentangan dengan ajaran Agama.
Skor : 2,5
Bagian bagian dari Sapta Timira adalah:
1. Surupa : rupa (wajah) yang cantik dan tanpan
2. Dhana : harta benda
3. Kulina : Keturunan atau kebangsawanan
4. Yowana : keremajaan
5. Sura : Minuman keras
6. Guna : kepandaian
7. Kasuran : kemenangan atau kejayaan.
Skor : 5
( ) ( )
Nip. Nip.
RENNCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX /I (Satu)
Aspek : Susila
Standar Kompetensi : 2. Memahami sapta timira sebagai aspek diri yang harus dihindari
Kompetensi Dasar : 2.3 Menjelaskan masing-masing sapta timira
2.4 Menunjukkan contoh-contoh prilaku sapta timira yang
dihindari
Indikator : - Mampu menjelaskan masing-masing bagian-bagian sapta
timira
- Mampu menghindari contoh-contoh pelaksanaan sapta timira
Alokasi waktu : 4 jam X 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
- Dapat mengerti dan menyakini kebenaran dari masing-masing bagian sapta
timira.
- Mampu menghindari contoh-contoh pelaksanaan sapta timira.
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Disiplin (diseiplince)
- Tekun (diligence)
- Tanggung jawab (responsibility)
- Dapat dipercaya (trustworthiness)
- Jujur (fairness)
- Berani (eourage)
- Ketulusan (honesty)
B. Materi Pembelajaran
- Penjelasan bagian-bagian sapta tirnira
Surupa artinya rupa tanpan atau cantik . janganlah merasa sombong bila
memiliki rupa yang tampan dan cantik. Karena ketampanan dan kecantikan
adalah anugrah dari Sang Hyang Widhi yang patut kita syukuri, namun
kecantikan dan ketampanan itu tidak kekal untuk itu peliharalah kecantikan
lahir dan batin.
Dhana artinya harta benda. Siapapun pasti senang bila memiliki kekayaan dan
semua orang pasti ingin mendapat kekayaan. Oleh karena itu semua orang
bekerja keras siang dan malam untuk mendapat kekayaan. Kekayaan itu
sifatnya tidak kekal, untuk itu manfaatkan kekayaan sesuai dengan ajaran
Dhana.
Guna artinya kepandaian. Hidup sebagai manusia penuh dengan tantangan.
Untuk mengatasinya kita memerlukan kepandaian. Dengan kepandaian hidup
akan terasa mudah. Agama kita mengajarkan untuk mencari ilmu pengetahuan
dan ketrampilan. Tetapi jangan memanfaatkan untuk hal- hal yang merugikan.
Kulina atau kebangsawanan artinya keturunan bangsawan. Walaupun berasal
dari keturunan bangsawan hendaknya jangan sombong. Dari keturunan orang
akan diketahui asal usulnya, orang yang berasal ari keturunan yang baik,
terhormat dan berjasa akan disegani dan dihormati. Dan yang terpenting kita
dapat menjaga nama baik keluarga dan jangan sebaliknya.
Keyowanan artinya keremajaan. Yowana adalah orang yang tenaganya besar
dan jiwanya bergejolak karena masih muda dan kuat. Kekuatan tenaga dan
gejolak jiwa muda harus dikendalikan.
Sura artinya minuman keras atau kegelapan. Minum sampai mabuk tidak
dibenarkan oleh ajaran agama, sebab mengakibatkan kata kata yang tidak
boleh diucapkan. Mabuk minuman keras menjadikan kita lupa diri.
Kasuran artinya keberanaian atau kemenangan. Orang yang angkuh karena
kegelapan jiwa akan mengalami kekalahan dan akhirnya menerima kenyataan
pahit.
C. Metode Pembelajaran
- CTL: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu Om Swastiastu
Absensi siswa
Mengkondisikan suasana belajar yang nyaman, tes awal
Elaborasi
Peserta didik membaca referensi tentang contoh-contoh prilaku sapta timira
yang dihindari.
Peserta didik mendiskusikan contoh-contoh perilaku sapta timira yang
dihindari.
Peserta didik menyebutkan contoh-contoh sapta timira yang dihindari
dalam presentasinya di depan kelas.
E. Sumber pembelajaran
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX, Niti Sastra, Kamus istilah agama Hindu,
etika dan pengetahuan diri dalam agama Hindu
( ) ( )
Nip. Nip.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP :
SMP
Mata Pelajaran :
Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester :
IX/I (Satu)
Aspek :
Susila
Standar Kompetensi :
2. Memahami sapta timira sebagai aspek diri yang harus
dihindari
Kompetensi Dasar : 2.5 Melakukan upaya-upaya menghindari dampak negatif sapta
timira
Indikator : Mampu melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak
negatif sapta timira
Alokasi waktu : 2 X 40 Menit
A. Tujuan pembelajaran
Agar siswa memahami bahwa sapta timira perlu di hindari.
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Disiplin (diseiplince)
- Tekun (diligence)
- Tanggung jawab (responsibility)
- Dapat dipercaya (trustworthiness)
- Jujur (fairness)
- Berani (eourage)
- Ketulusan (honesty)
B. Materi Pembelajaran
Upaya menghindari sapta timira
Dampak negatif sapata timira dapat dihindari dengan Panca H, yaitu:
Hening artinya mengheningkan pikiran
Heneng artinya menenangkan pikiran
Henung artinya merenungkan kesalahan yang pernah diperbuat
Heling artinya selalu mengingat ajaran kebenaran
Hawas artinya selalu waspada.
C. Metode Pembelajaran
- CTL: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
E. Sumber pembelajaran
Buku pelajaran agama hindu kelas IX, Niti Sastra, Kamus istilah agama Hindu, etika
dan pengendalian diri dalam agama Hindu.
Cara Penskoran
Dampak negatif sapta timira dapat dihindari dengan Panca H yaitu:
1. Hening artinya mengheningkan pikiran
2. Heneng artinya menenangkan pikiran.
3. Henung artinya merenungkan kesalahan yang pernah diperbuat.
4. Heling artinya selalu mengingat ajaran kebenaran.
5. Hawas artinya selalu waspada.
Skor :5
Dimanakah kita harus berupaya menghindari dampak negatif sapta timira
Dampak nefatif sapta timira harus kita hidari disetiap langkah kehidupan
kita.
Skor :5
( ) ( )
Nip. Nip.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX/I (Satu)
Aspek : Sejarah Agama Hindu
Standar Kompetensi : 3. Mengenai keberadaan kerajaan Hindu di Indonesia
Kompetensi Dasar : 3.1 Menguraikan puncak kejayaan dan runtuhnya kerajaan
Hindu di Indonesia.
3.2 Menjelaskan sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di
Indonesia
Alokasi waktu : 4 jam X 40 Menit
A. Tujuan pembelajaran
- Siswa mampu memahami dan mengetahui keberadaan kerajaan -kerajaan Hindu di
Indonesia.
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Rasa hormat dan perhatian (respeet)
- Peduli (caring)
- Tanggung jawab (responsibility)
B. Materi Pembelajaran
Kerajaan Hindu di Indonesia
Kerajaan Hindu yang pertama di Indonesia adalah Kerajaan Kutai di Kalimantan
Timur sekitar abad ke-14 dengan rajanya yang terkenal adalah Mulawarman,
sedangkan pendiri dari kerajaan Kutai bernama Kudungga.
Kerajaan Hindu yang kedua adalah Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat sekitar
abad ke-5 dengan rajanya yang terkenal adalah Purnawarman.
Kerajaan Holing di Jawa Tengah dengan rajanya Ratu Sima.
Berikutnya masa- masa kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia adalah pada masa
pemerintahan keluarga Syailendra dan Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno ( Jawa
Tengah), Keluarga Isana, Darmawangsa dan Airlangga di Jawa Timur.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu yang terbesar dengan rajanya yang
terkenal adalah Hayam Wuruk dengan patihnya bernama Gajah Mada.
Kebesaran Kerajaan Hindu di Bali dipimpin oleh keluarga Warmadewa dengan
rajanya yang terkenal adalah Dharmodayana ( Udayana) dengan permaisurinya
Mahendradatta ( Gunapriya Dharmapatni)
Setelah Bali ditaklukan oleh kerajaan Majapahit, Bali diperintah oleh D inasti Dalem
dengan puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong.
Pertemuan kedua
1. Kegiatan Pendahuluan(10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat HinduOm Swastiastu
Absensi siswa
Mengkondisikan suasana kelas agar nyaman belajar dan mengadakan tes awal .
E. Sumber Belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX
Sejarah kebudayaan Indonesia
Mampu menguraikan
runtuhnya kerajaan
Hindu di Indonesia.
Jelaskan sebab-
Mampu menjelaskan sebab runtuhnya
sebab- sebab kerajaan Hindu di
runtuhnya kerajaan Indonesia.
hindu di Indonesia.
Cara Penskoran
Instrumen uraian
1. Puncak kejayaan Kerajaan Hindu yang pernah ada di pulau Jawa adalah:
Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dengan rajanya Purnawarman.
Kerajaan Medang Faibumi Mataram ( Mataram Kuno)rajanya Sanjaya di Jawa
Tengah.
Kerajaan Medangkemulan di Jawa Timur dengan rajanya Darmawangsa.
Kerajaan Kediri I di Jawa Timur dengan rajanya Airlangga.
Kerajaan Kediri II di Jawa Timur dengan rajanya Jayabaya.
Kerajaan Singosari di Jawa Timur dengan rajanya Kertanegara.
Kerajaan Majepahit di Jawa Timur dengan rajanya Hayam Wuruk.
Skor : 5
Remidi :
Apabila peserta didik belum mencapai ketuntasan, maka diberikan tugas untuk
mencari sepuluh hasil karya sastra lengkap dengan nama pengarangnya yang
ditulis pada masa- masa kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia.
Mengetahui Denpasar,
Kepala SMP Guru Mata pelajaran
( ) ( )
Nip. Nip.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX /I (Satu)
Aspek : Sejarah Agama Hindu
Standar Kompetensi : 3. Mengetahui keberadaan kerajaan Hindu di Indonesia
Kompetensi Dasar : 3.3 Mengambil hikmah dari kejayaan dan keruntuhannya
kerajaan Hindu di Indonesia
Indikator : - Mampu menjelaskan hikmah kejayaan kerajaan Hindu di
Indonesia
- Mampu menjelaskan hikmah keruntuhannya kerajaan Hindu
di Indonesia
Alokasi waktu : 2 X 40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
- Siswa mampu memahami dan mengetahui keberadaan kerajaan-kerajaan Hindu di
Indonesia.
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Rasa hormat dan perhatian (respeet)
- Peduli (caring)
- Tanggung jawab (responsibility)
B. Materi Pembelajaran
Hikmah kejayaan dan runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia.
Dengan banyaknya peninggalan peninggalan Hindu di Indonesia baik bidang
seni, sastra, bangunan dan lain- lain ada sampai sekarang. Kita sebagai generasi
penerus harus menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada para pendahulu
kita serta menjadikan cerminan bagi kita apa yang diperbuat sepatutnya
diwariskan kepada generasi penerus kita. Disamping itu kita harus berperan aktif
untuk memelihara dan melestarikan peninggalan peninggalan sejarah Hindu
yang telah ada. Dan hikmah negatif yang tidak perlu kita tiru dapat dilihat dari
sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia terutama dari kurangnya ada
rasa kebersamaan dan rasa persatuan.
C. Metode Pembelajaran
- CTL: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
( ) ( )
Nip. Nip.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX/II
Pertemuan ke : 1 dan 2
Alokasi waktu : 4 X 40 Menit
Aspek : Budaya
Standar Kompetensi : 4. Memahami Dharma Gita dalam Sarasamuscaya Bhagawad
Gita
Kompetensi Dasar : 4.1 Mendemostrasikan Sloka dalam Bhagawad Gita
4.2 Mendemostrasikan Palawa dalam Bhagawad Gita
Indikator : 4.1.1 Mampu membaca Sloka dalam Bhagawad Gita
4.2.1 Mampu membaca palawakya dalam Bhagawad Gita
A.Tujuan pembelajaran :
Siswa mampu terampil dalam olah nada atau reng dan dapat menggali
atau menuaikan nilai-nilai agama pada kitab Bhagawad Gita dan Sarascamuscaya.
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Dapat dipercaya (trustworthiness)
- Rasa hormat dan perhatian (respeet)
- Tekun (diligence)
- Tanggung jawab (responsibility)
- Ketulusan (honesty)
B.Materi ajar
- Sloka pada Bhagawan Gita
Sri Bhagawad Uwaca, Kama esa krodha esa,
Rajoguna samudbhawah, Mahesano mahapapma,
Widdhy enam iha wairinam
( B.G III 37 )
Artinya : Sri Kresna bersabda: itulah keinginan, itulah kemurkaan, yang
berasal dari sifat rajas : pemakan segala, penuh dosa, ketahuilah bahw a
keduanya ini merupakan musuh di dunia ini.
C.Metode pembelajaran :
CTL, ceramah, diskusi dan tanggung jawab
E. Sumber pembelajaran:
Kitab Bhagawan Gita dan Sarascamuscaya
Cara Penskoran
- Mampu membaca dengan sangat baik : 10
- Mampu membaca dengan baik :8-9
- Mampu membaca dengan cukup :6-7
- Mampu membaca dengan kurang :4-5
-Mampu membaca dengan sangat kurang : 1-3
Mengetahui Denpasar,
Kepala SMP Guru Mata Pelajaran
( ) ( )
Nip. Nip.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX/II
Aspek : Yadnya
Standar Kompetensi : 5. Memahami hakekat yadnya
Kompetensi Dasar : 5.1 Menyebutkan sumber dan dasar hukum yadnya
: 5.2 Menjelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan yadnya
Indikator : - Mampu membaca referensi dasar dan sumber pelaksanaan
yadnya.
- Mampu menjelaskan tingkatan-tingkatan
pelaksanaan yadnya
Alokasi waktu : 4 X 40 Menit
A. Tujuan pembelajaran
- Dapat menyebutkan dasar dan sumber pelaksanaan yadnya
- Dapat menjelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan yadnya.
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Tekun (diligence)
- Ketulusan (honesty)
- Peduli (caring)
- Jujur (fairness)
- Tanggung jawab (responsibility)
B. Materi Pembelajaran
Sumber dan dasar hukum yadnya.
Sumber pelaksanaan yadnya dalam Agama Hindu secara kaidah sosial ritualitas
bersumber dari Weda baik Sruti dan Smerti serta Sastra- Sastra Hindu yang
lainnya. Sedangkan dasar hukum pelaksanaan yadnya adalah ajaran Tri Rna dan
Wisudhi Marga.
C. Metode Pembelajaran
- CTL: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Pertemuan kedua
1. Kegiatan pendahuluan( 10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam penganjali umat Hindu "Om Swastiastu"
Absensi siswa
Menyebutkan beberapa contoh yadnya dan siswa mencari contoh yadnya yang
lainnya
E. Sumber Belajar
- Buku pelajaran agama hindu kelas IX
- Buku Sunarigama
Cara Penskoran
Istrumen Uraian
1. Sumber sumber pelaksanaan yadnya dalam Agama Hindu secara kaidah sosial
ritualitas bersumber dari kitab Wuda baik Sruti dan Smerti serta Sastra -sastra Hindu
lainnya.
Skor : 2,5
2. Dasar hukum yang dapat dijadikan dasar berlakunya yadnya adalah Ajaran Tri Rna
dan Wisudhi Marga.
Skor : 2,5
3. Tingkatan tingkatan pelaksanaan yadnya adalah sebagai berikut:
- Kanistan artinya yang terkecil atau sederhana
- Madya artinya menengah atau sedang
- Utama artinya tertinggi atau utama.
Skor : 2,5
4. Tiga jenis pelaksanaan yadnya adalah sebagai berikut :
- Nitya Karma artinya pelaksanaan yadnya dilakukan setiap hari.
- Naimitika Karma artinya pelaksanaan yadnya pada waktu tertentu.
- Kamya Karma artinya pelaksanaan yadnya yang bersifat incidental atau tidak pasti
waktu pelaksanaannya.
Skor : 2,5
Mengetahui Denpasar,
Kepala SMP Guru Mata Pelajaran
( ) ( )
Nip. Nip.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX/II
Aspek : Yadnya
Standar Kompetensi : Memahami hakekat yadnya
Kompetensi Dasar : - Menjelaskan syarat-syarat pelaksanaan yadnya.
- Mempraktekkan yadnya dalam kehidupan sehari-hari
Alokasi waktu : 4 X 40 Menit
A. Tujuan pembelajaran
- Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat yadnya
- Siswa dapat mempraktekkan yadnya dalam kehidupan sehari -hari
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Tekun (diligence)
- Ketulusan (honesty)
- Peduli (caring)
- Jujur (fairness)
- Tanggung jawab (responsibility)
B. Materi Pembelajaran
Syarat-syarat pelaksanaan yadnya
Dalam pelaksanaan yadnya selain persyaratan berdasarkan dresta dan
berdasarkan sastra agama, juga memperhatikan tiga tuntunan dan tiga
persyaratan, yang meliputi yaitu ;
Tiga tuntunan seperti : Keiklasan Kebersihan (kesucian), Ketertiban.
Sedangkan tiga peryaratan yang dimaksud adalah: Mudah, Murah,Hidmat.
Praktek Yadnya ( membuat banten Pejati untuk siswa Putri dan Sengkui untuk siswa
Putra)
C. Metode Pembelajaran
- Pendekatan CTL, Diskusi, Unjuk Kerja
Konfirmasi
Guru membimbing peserta didik untuk merumuskan dan mencatat hasil
diskusinya dibuku catatan masing masing.
Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
Pertemuan kedua
1. Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam penganjali umat Hindu "Om Swastiastu"
Absensi siswa
Menjelaskan secara singkat teknik kerja tentang praktek yadnya.
E. Sumber Belajar
- Buku pelajaran agama Hindu kelas IX Buku panca yadnya
- Bahan-bahan untuk praktek yadnya.
Cara Penskoran
- Mampu membuat banten dengan sangat baik : 10
-Mampu membuat banten dengan baik :8 -9
- Mampu membuat banten dengan cukup : 6 -7
- Mampu membuat banten dengan kurang :4 -5
- Mampu membuet banten dengan sangat kurang :1-3
Mengetahui Denpasar,
Kepala SMP Guru Mata Pelajaran
( ) ( )
Nip. Nip.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX / II
Aspek : Hari Suci
A. Tujuan pembelajaran
- Siswa dapat menguraikan hakekat hari-hari suci keagamaan
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Dapat dipercaya (trustworthiness)
- Rasa hormat dan perhatian (respeet)
- Tekun (diligence)
- Tanggung jawab (responsibility)
- Ketulusan (honesty)
B. Materi Pembelajaran
- Hakekat hari-hari suci keagamaan
Hakekat hari suci keagamaan adalah hari hari istimewa yang telah ditetapkan
berdasarkan petunjuk dari Sang Hyang Widhi. Disamping itu hari hari suci
keagamaan( Rerainan) diyakini sebagai momen yang tepat dan memiliki nilai
spiritual yang tinggi untuk melaksanakan upacara keagamaan dalam rangka
mohon keselamatan, kemakmuran dan kesejahtraan semua mahluk hidup
kehadapan leluhur, Dewa-Dewi, Bhatara-Bhatari serta Sang Hyang Widhi.
C. Metode Pembelajaran
- CTL: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
E. Sumber Belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX
Buku Sunarigama
Cara Penskoran
Instrumen uaraian.
1. Hakekat hari raya Galungan adalah hari suci berdasarkan perhitungan Wuku, yang
diperingati setiap Buda Kliwon Dunggulan. Memiliki makna sebagai kemenangan
Dharma melawan Adharma.
Skor : 5
2. Hakekat hari raya Siwalatri adalah hari raya berdasarkan perhitungan Sasih, yang
diperingati setiap Purwani ning Tilem Sasih Kepitu. Memiliki makna dan tujuan
utama sebagai pengendalian diri atau mulat sarira.
Skor : 5
Nilai Akhir = E skor x 10
Mengetahui Denpasar,
Kepala SMP Guru Mata Pelajaran
( ) ( )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester : IX/II
Aspek : Hari Suci
Standar Kompetensi : 6. Menjelaskan hakekat dan tujuan hari suci
keagamaan.
Kompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan tujuan hari-hari keagamaan
6.2 Menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap
peningkatan sradha dan bakti terhadap Ida Sang Hyang
Widhi Wasa.
Indikator : - Mampu menjelaskan tujuan hari-hari suci
keagamaan
- Mampu menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan
terhadap peningkatan sradha dan bakti terhadap Ida Sang
Hyang Widhi Wasa.
Alokasi waktu : 4 X 40 Menit
A. Tujuan pembelajaran
- Siswa dapat menjelaskan tujuan hari-hari keagamaan.
- Siswa dapat menjelaskan pengaruh dari hasil suci keagamaan peningkatan sradha
dan bakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
A.1. Tujuan karakter
Siswa diharapkan :
- Dapat dipercaya (trustworthiness)
- Rasa hormat dan perhatian (respeet)
- Tekun (diligence)
- Tanggung jawab (responsibility)
- Ketulusan (honesty)
B. Materi Pembelajaran
Tujuan hari-hari keagamaan
Secara umum tujuan pelaksanaan hari suci agama Hindu adalah untuk
meningkatkan pengalaman ajaran Agama Hindu.
Meningkatkan sradha dan bakti umat kehadapan Sang Hyang Widhi.
Memperingati hari hari tertentu yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan.
Untuk mendapatkan ketenangan hidup secara lahir dan batin.
Merupakan suatu system pewarisan pelaksanaan agama dari satu generasi
kegenerasi selanjutnya.
Merupakan hari yang baik dan istimewa bagi umat untuk menyampaikan puja
dan puji, permohonan maaf serta mohon kesejahtraan dan kebahagiaan dalam
menjalani hidup ini.
Pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bakti terhadap Ida
Sang Hyang Widhi Wasa adalah akan dapat menuntun kita berusaha untuk
berbuat yang benar sesuai dengan Dharma dan sebaliknya akan menjauhkan kita
dari perbuatan perbuatan Adharma. Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan (
perayaan) hari suci keagamaan sangat besar pengaruhnya untuk meningkatkan
Sradha dan Bakti terhadap Sang Hyang Widhi.
C. Metode Pembelajaran
- CTL: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Diskusi Kelompok.
Pertemuan kedua
1. Kegiatan pendahuluan(10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam penganjali umat Hindu "Om Swastiastu"
Absensi siswa
Mengingat kembali materi minggu lalu dan tanya jawab awal.
- Pembentukan kelompok (3-5 orang) dilengkapi dengan ketua dan sekretaris.
E. Sumber Belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX
Buku Sunarigama
Cara Penskoran
Instrumen ( hasil diskusi)
1. Pelaksanaan hari raya Nyepi dengan Catur Brata Penyepian bertujuan agar umat
manusia menyuci laksana sekaligus mulat sarira, sehingga dihari hari berikutnya
dapat memperbaiki prilakunya.
2.Perayaan hari raya Saraswati merupakan hari pujawali Sang Hyang Aji Saraswati.
Umat Hindu meyakini bahwa hari ini merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan (
Weda), umat hindu melaksanakan persembahyangan dan pemujaan dengan
mempergunakan lontar, buku,prasasti dan lainnya sebagau Praligga Sang Hyang Aji
Saraswati. Tujuannya adalah mohon kehadapanNya agar umat terjaga
kecerdasannya serta selalu dapat berpikir yang positif dalam menjalani
kehidupan ini.
3. Pengaruh hari suci terhadap penegakan sradha dan bakti kepada Sang Hyang Widhi
adalah dengan selalu merayakan hari suci sekaligus sujud bakti kepada Beliau,
sehingga rasa ingat atau eling kepada Sang Hyang Widhi akan tetap dapat
dipertahankan dalam hati kita. Hal ini akan dapat menuntun kita berusaha berbuat
Dharma dan selalu akan menjauhi perbuatan Adharma. jadi dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan hari suci keagamaan sangat besar pengaruhnya untuk
meningkatkan Sradha dan bakti terhadap Sang Hyang Widhi.
Rentan Nilai:
Berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi dengan sangat baik :10
Berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi dengan baik :8-9
Berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi dengan cukup :6 -7
Berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi dengan kurang :4 -5
Berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi dengan sangat kurang:
1-3
( ) ( )
Nip. Nip.