ABSTRAK
Kata Kunci : Limbah cair radioaktif, limbah padat radioaktif, pengepakan limbah, pengelolaan limbah
ABSTRACT
Keywords : Liquid radioactive waste, radioactive solid waste, packaging waste, waste management
Limbah padat
IPLR-PTLR
Analisa Sampel
Adapun analisis kadar uranium dengan lalu dipanaskan hingga kering. Kemudian
Titra redoks dan menggunakan alat Potensiometri ditambahkan 2 ml air, 2 ml HCIO4 pekat dipanaskan
adalah sebagai berikut : Langkah awal diambil 2 ml hingga timbul asap putih, dan didinginkan. Langkah
cuplikan dipipet dari pada bilik katoda maupun berikutnya ditambah 10 ml air bebas mineral, 2 ml
anoda ditambahkan dengan beberapa tetes HNO3, asam ammidosulfonat, 16 ml asam fosfat dan 2 ml
VtxNtxFxV 1
U (mg ) ..................(1)
2
Selanjutnya kadar uranium dalam persen Gambar 3. Penampung limbah radioaktif padat di
ditentukan dengan persamaan : PTBN.
3.2. Pengelompokan.
Vtx 3.2134 xFxV1 Limbah padat yang telah dikumpulkan,
KadarU (%) .......(2) selanjutnya dikelompokkan menurut jenisnya yaitu
GxVc
limbah padat yang mudah terbakar (berupa : kertas
bekas penyapu dalam analisis kimia, proses kimia
dengan :
dan lain-lain) dan limbah padat yang tidak mudah
Vt = Volume titran ( ml ) terbakar (berupa : botol bekas zat kimia, peralatan
V1 = Volume labu takar ( ml ) gelas untuk analisis yang tidak terpakai dan lain-
Vc = Volume cuplikan ( ml ) lain). Wadah untuk limbah yang mudah terbakar
G = Berat cuplikan ( mg ) dipisahkan dengan limbah yang tidak mudah
F = Faktor koreksi (Fk) terbakar. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
(Fk = analisis uranium standar : kadar uranium penanganan selanjutnya di instalasi pengolahan
secara teoritis dibagi praktis) limbah radioaktif PTLR.
Nt = Normalitas titran 3.3. Pengepakan.
BA = Berat Atom
Pengepakan limbah padat dilakukan di
ruang limbah yang terletak di lantai basement dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
lantai dasar. Limbah yang mudah maupun tidak
Kegiatan pengelolaan limbah radioaktif padat mudah terbakar dimasukkan ke dalam sebuah drum
yang berada di PTBN ditempuh melalui tahapan- limbah secara terpisah. Limbah yang telah
tahapan proses pengumpulan, pengelompokan, dimasukkan ke dalam drum dipantau paparan
pengepakan dan pengangkutan ke instalasi limbah radiasinya sebelum penyegelan drum. Pengepakan
radioaktif. Hasil kegiatan pengelolaan limbah limbah padat dilakukan setiap 6 bulan sekali.
radioaktif padat yang berada di PTBN selama tahun Gambar desain pengepakan limbah padat tersebut
2010 diuraikan sebagai berikut : seperti pada Gambar 4.
3.1. Pengumpulan.
Penyebaran zat radioaktif dari radioaktif
limbah dapat membahayakan pekerja radiasi
maupun lingkungan. Untuk mencegah terjadinya
penyebaran tersebut diperlukan wadah yang
memadai berupa kantong plastik besar sebagai
penampung limbah radioaktif padat yang dapat
menahan limbah dari kebocoran. Untuk
memudahkan identifikasi limbah radioaktif,
digunakan kantong plastik berwarna kuning yang
diletakkan di dalam drum limbah dari bahan logam
berwarna kuning seperti pada Gambar 3.
Pelaksanaan pengumpulan limbah dilakukan secara
rutin setiap 2 minggu sekali.
Gambar 4. Pengepakan limbah radioaktif bentuk padat di
PTBN.
Pemantauan paparan radiasi terhadap limbah setelah pengukuran fisik dan sintering sampel yang
dimasukkan ke dalam drum bertujuan agar limbah dilakukan secara rutin, sehingga memiliki potensi
yang akan dikeluarkan dari PTBN dianggap aman. paparan radioaktif yang lebih besar dibandingkan
Selanjutnya drum limbah padat yang telah dimuat ruang lain. Setelah dilakukan pengepakan dan
ini, diukur paparan radiasinya dan diberi label yang pengukuran ke 9 Drum tersebut di atas, selanjutnya
memuat index angkut, jenis limbah, berat limbah dilakukan pengangkutan dan pengiriman ke PTLR
dan besarnya paparan radiasi pada permukaannya. sebagai penyimpanan akhir limbah radioaktif.
3.4. Pengangkutan. Pengelolaan limbah cair di PTBN mengacu kepada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27
Pengangkutan dilakukan untuk
Tahun 2002, Tentang Pengelolaan Limbah
memindahkan limbah dari PTBN ke Instalasi
Radioaktif dan Keputusan Kepala Badan Pengawas
Pengolahan Limbah Radioaktif. Persiapan-persiapan
Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor : 03/Ka-
yang harus ditempuh sebelum limbah diangkut
BAPETEN/V-99, Tentang Ketentuan Keselamatan
keluar yaitu :
Untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif serta
a. Persediaan wadah untuk menampung limbah
Prosedur Pengelolaan Limbah Padat dan Cair di
yang akan dipindahkan. Wadah tersebut harus
PTBN. Berdasarkan aturan BAPETEN Nomor :
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
03/Ka-BAPETEN/V-99, untuk pembuangan limbah
antara lain kuat dan dapat menahan limbah dari
cair kelingkungan adalah : Setiap zat radioaktif yang
kebocoran.
di buang ke lingkungan, tingkah lakunya dapat
b. Lokasi yang telah ditentukan untuk
berbeda beda, sehingga dapat menimbulkan bahaya
pembuangan/penyimpanan limbah. Sebelum
radiasi. Oleh karena itu untuk menentukan nilai
dilakukan pembuangan/penyimpanan limbah
batas yang berlaku secara umum harus
padat, lokasi yang berada di Instalasi
diperhitungkan pengenceran zat radioaktif tersebut
Pengolahan Limbah Radioaktif harus benar-
dengan cara (Nomor : 03/Ka-BAPETEN/V-99,
benar dalam kondisi aman, sehingga tidak
BAB 2, Pengawasan Terhadap Pemanfaatan Zat
mengganggu lingkungan sekitarnya
Radioaktif Dan Pembuangan Limbah Radioaktif
c. Surat pemberitahuan pengiriman limbah
ayat 2.4.2) [5] :
radioaktif dari Ka. PTBN ke Ka. PTLR.
Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa paparan 1. Penambahan air yang banyak pada waktu
radiasi limbah radioaktif padat tertinggi terdapat pembuangan ke dalam bak cuci atau pipa
pada limbah yang berasal dari HR 05 yaitu sebesar saluran pengenceran ;
2. Dengan larutan buangan lain yang tidak
ruang tersebut merupakan tempat untuk radioaktif yang berasal dari fasilitas yang sama ;
pengepresan, pengayakan, pencampuran,
Tabel 2. Hasil pemeriksaan kadar uranium dalam limbah cair yang berasal dari ruang HR-24 IEBE tahun
2010.
Limbah Tangki
Basement IEBE 6,78 407 ttd
asal limbah Ruang
HR-24
6,79 406 ttd