Tgs Bu Panca
Tgs Bu Panca
DAYA MANUSIA
Disusun Oleh :
NOVI ANGGRAENI (14.05.52.0107)
SHASMITA SANDRA C (14.05.52.0093)
ALIEF NAFILA ALFA P (14.05.52.0113)
UNIVERSITAS STIKUBANK
SEMARANG
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan
perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan
resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia menjadi pilar penyangga
utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi misi dan tujuan
organisasi. Dan, persis seperti aspek keuangan, pemasaran, mutu, lingkungan, manajemen,
operasional, internal dan eksternal, maka sumber daya manusia juga memerlukan audit untuk
memeriksa dan melihat sejauh mana fungsi-fungsi sumber daya manusia dalam organisasi
memenuhi azas kesesuaian, efektivitas dan efisiensi di dalam prakteknya untuk mendukung
tercapainya tujuan dan sasaran organisasi secara keseluruhan.
Audit sumber daya manusia sejatinya merupakan penilaian yang sifatnya komprehensif.
Audit itu juga didesain untuk menentukan jika dan bagaimana suatu perusahaan memenuhi
tanggung jawabnya yang berhubungan dengan aturan-aturan sumber daya manusia. Guna
mengerti dengan benar akan budaya, dinamika internal, dan bagaimana fungsi-fungsi
organisasi, maka porsi terbesar dari pekerjaan audit sumber daya manusia dilakukan on-site
dan diikutsertakannya berbagai komponen audit. Kunci penilaian keseluruhan dalam audit ini
adalah gap analysis yang mengukur aktivitas sumber daya manusia pada kondisi saat audit
dengan praktek-praktek yang dipertimbangkan sebagai yang terbaik.
Perlu juga dipahami, bahwasanya untuk lebih mengerti isi audit sumber daya manusia yang
sebenarnya, siapapun terlebih dahulu mesti mengenal pengertian, ruang lingkup, manfaat,
jenis-jenis, prospek audit, proses audit, pendekatan audit serta alat-alat audit dan bentuk
laporan audit secara umum. Pemaparan pengertian ini sangatlah penting supaya pembaca
tidak kehilangan makna dan maksud dari audit sumber daya manusia.
Hal penting lain adalah bahwa audit sumber daya manusia tidak mesti selalu ditekankan
untuk mencari pelanggaran atau ketidaksesuaian. Akan tetapi, berguna juga mencari
terobosan dan tantangan baru. Auditor memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan yang
dimilikinya untuk menggali potensi nilai dari perspektif sumber daya manusia memotivasi
auditee guna memacu prestasi dengan melakukan berbagai perubahan atau inovasi. Sumber
daya manusia akan bisa berkembang jika didukung oleh budaya dan iklim organisasi yang
kondusif melalui habitat belajar yang dapat meningkatkan modal kredibilitas individu dan
organisasi. Kompetensi individu dan organisasi saja tidak cukup jika tidak didukung oleh
kredibilitas individu dan organisasi. Karena itu pula, audit sumber daya manusia perlu
ditindaklanjuti oleh manajemen dengan melakukan perbaikan dan menghindari masalah yang
sama di kemudian hari.
BAB II
PEMBAHASAN
F. Langkah-langkah Audit
Secara umum ada lima tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen dan
audit SDM mengacu pada tahapan ini dalam pelaksanaannya. Langkah (tahapan) tersebut
meliputi:
1) Audit pendahuluan
Pada tahap ini, auditor menekankan auditnya pada pencarian informasi latar belakang dan
gambaran umum terhadap program/aktivitas SDM yang diaudit. Informasi yang diperoleh
pada tahap ini akan mengantarkan auditor pada perumusan tujuan audit sementara. Tujuan
audit dalam audit dalam audit SDM harus dirumuskan terlebih dahulu dan memerlukan suatu
survei awal untuk memahami kondisi yang terjadi berkaitan dengan program/aktivitas yang
diaudit dan masih memerlukan perbaikan untuk mendukung keberhasilan perusahaan di masa
depan. Tujuan audit terdiri dari tiga elemen yaitu kriteria, sebab, dan akibat.
Kriteria merupakan standar (norma) yang menjadi pedoman bertindak bagi setiap
individu dan kelompok dalam organisasi. Berbagai peraturan, kebijakan, dan ketentuan lain
yang ditetapkan perusahaan sebagai pedoman dalam beraktivitas adalah kriteria. Kriteria
inilah yang menjadi dasar bagi auditor dalam melakukan penilaian terhadap program/aktivitas
yang diaudit. Kriteria dapat berupa:
a. Rencana SDM.
b. Berbagai kebijakan dan peraturan tentang SDM.
c. Tujuan setiap program SDM.
d. Standard Operating Procedure (SOP) yang dimiliki perusahaan.
e. Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan.
f. Standar evaluasi (ukuran kinerja) yang telah ditetapkan perusahaan.
g. Peraturan pemerintah.
h. Standar (norma) yang merupakan best practice yang ditetapkan oleh perusahaan sejenis
dalam bidang SDM dapat digunakan sebagai acuan.
i. Kriteria lain yang mungkin untuk diterapkan.
Berdasarkan review sistem pengendalian manajemen ini, auditor dapat memutuskan tentang
tujuan audit sementara dan dapat menentukan untuk melanjutkan atau berhenti melakukan
audit ini.
3) Audit lanjutan
Dalam temuan audit yang diperoleh, auditor meringkas dan mengelompokkan terhadap
temuan tersebut kedalam kelompok kondisi, kriteria, penyebab, dan akibat. Berbagai
kelompok temuan tersebut kemudian dianalisis untuk memahami apakah permasalahan yang
terjadi merupakan permasalahan yang berdiri sendiri atau saling terkait dengan
permasalahan-permasalahan yang lain. Berkaitan dengan hal ini auditor harus
mengembangkan temuan secara cermat sehingga dpat diketahui adanya penyimpangan yang
terjadi, apa penyebab dari penyimpangan tersebut, apa akibat yan harus ditanggung
perusahaan berkaitan dengan terjadinya penyimpangan tersebut. Dari berbagai kekurangan
yang ditemukan kemudian auditor menyusun suatu rekomendasi untuk memperbaiki
penyimpangan yang terjadi agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
4) Pelaporan
Laporan harus disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami. Laporan audit harus
memuat tentang informasi latar belakang, kesimpulan audit, dan disertai dengan temuan-
temuan audit sebagai bukti pendukung kesimpulan tersebut. Dalam laporan juga harus
disajikan rekomendasi yang diusulkan auditor sebagai alternatif perbaikan terhadap
penyimpangan (kekurangan) yang masih terjadi. Sebagai kelengkapannya laporan juga harus
menyatakan ruang lingkup dari audit yang dilakukan.
5) Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi ayng diajukan auditor.
Manajemen dan auditor harus sepakat dan secara bersama-sama dalam melaksanakan tindak
lanjut perbaikan tersebut. Pada dasarnya keputusan untuk melakukan tindak lanjut
sepenuhnya ada pada manajemen, tetapi dalam pelaksanaannya, auditor mendampingi agar
tindak lanjut berjalan sesuai dengan rekomendasi yang diajukan dan dapat mencapai
tujuannya.
Penilaian Kinerja
Penilaian kerja karyawan pada dasarnya adalah menghubungkan kinerja karyawan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan standar (ukuran) keberhasilan
yang telah ditetapkan sebelumnya untuk tugas dan tanggung jawab tersebut.
Berdasarkan orientasi penilaiannya, tujuan penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu tujuan penilaian yang berorientasi masa lalu dan tujuan penilaian yang berorientasi
masa depan. Penilaian kinerja berorientasi masa lalu lebih menekankan pada apa yang telah
dicapai karyawan pada suatu periode tertentu dan mengabaikan potensi karyawan yang masih
bisa ditingkatkan untuk kinerja di masa depan. Penilaian kinerja yang berorientasi masa
depan memiliki beberapa tujuan penting antara lain:
1. Membantu tiap karyawan untuk semakin memahami tentang peran dan fungsinya di dalam
perusahaan.
2. Membantu karyawan mengerti kekuatan dan kelemahannya dikaitkan dengan peran dan
fungsinya di dalam perusahaan.
3. Meningkatkan rasa kebersamaan antara masing-masing karyawan dengan supervisor,
sehingga tiap karyawan memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam
memberikan kontribusinya kepada perusahaan.
4. Membantu mempersiapkan karyawan untuk memegang pekerjaan pada jenjang yang lebih
tinggi dengan cara terus-menerus meningkatkan perilaku dan kualitas bagi posisi yang lebih
tinggi.
5. Menyediakan data karyawan secara berkala untuk pengambilan keputusan di bidang SDM.
Mengingat begitu pentingnya peran penilaian kinerja di dalam perusahaan, maka suatu
program penilaian kinerja harus berjalan secara adil dan fair bagi setiap karyawan serta harus
dikelola dengan baik agar secara efektif dapat mencapai tujuannya.
Tindakan PHK yang dilakukan perusahaan akan membawa dampak baik finansial
maupun nonfinansial. Dampak finansial berhubungan dengan kewajiban perusahaan untuk
membayar pesangon dari tenaga kerja yang di-PHK sedangkan dampak nonfinansial lebih
berhubungan dengan citra perusahaan di mata masyarakat atau pelanggannya. Walaupun
tenaga kerja terkena pemutusan hubungan kerja, mereka tetap ingin diperlakukan dengan baik
(manusiawi). Di samping itu, dalam proses ini perusahaan berkewajiban meminimalkan
pengaruh buruk PHK pada tenaga kerja yang mengalami PHK tersebut.
4. Keragaman ketrampilan
Banyak ragam ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Semakin banyak
ragam ketrampilan yang digunakana, makin kurang membosankan pekerjaan (Gibson,1985)
6. Otonomi
Pekerjaan yang memberikan kebebasan, ketidaktergantungan dan peluang dalam mengambil
keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja.
B. Faktor Ekstrinsik
6. Mutu supervise
Dalam pelaksanaan supervisi harus dilakukan dengan sebaik-baiknya dan dilakukan oleh
seorang yang memiliki keahlian dibidangnya, sehingga dalam pelaksanaannya dapat
menyelesaikan setiap permasalahan yang ditemukan bukan hanya sekedar mencari
kelemahan dan kesalahan karyawan.
STUDI KASUS
Wali Kota Malang Bapak Moch. Anton menguraikan para buruh itu pensiun dini ,
Penawaran pensiun dini yang akan dilakukan Sampoerna ini tidak serta merta pengurangan
karyawan saja, dalam artian pihak perusahaan masih memperhatikan nasib para
karyawannya. Mereka nantinya akan diberikan pelatihan khusus dan akan diberikan pesangon
sekitar Rp 100juta/ orang. urai Antondikutip dari situs resmi Pemkot Malang.
Tahun 1998 merupakan masa penting dalam perjalanan bisnis Putera Sampoerna dimana
keluarga Putera Sampoerna memutuskan untuk menjual seluruh saham keluarga Sampoerna
di PT HM Sampoerna Tbk (40%) ke Philip Morris International/PT Dji Sam Soe.
Pengumuman akuisisi itu mengejutkan pihak-pihak internal (karyawan HM Samporna) dan
eksternal perusahaan (investor dan pengamat ekonomi), dimana keputusan untuk menjual
bisnis keluarga yang dirintis sejak 1913 dinilai berbagai kalangan merupakan langkah bisnis
Putera Sampoerna yang sangat beresiko tinggi, mengingat selama ini HM Sampoerna
merupakan sumber utama pendapatan dari keluarga Sampoerna bahkan pada saat dijual
kinerja perusahaan sangatlah baik.
Kinerja HM Sampoerna kala itu (2004) berhasil memperoleh pendapatan bersih Rp 15 triliun
dengan nilai produksi 41,2 miliar batang dan menduduki posisi pertama perusahaan rokok
yang menguasi pasar , yakini penguasai 19,4% pangsa rokok di indonesia , diatas Bentoel
Group (no.2) dan Nojorono (no.3) hingga saat ini alasan Putera Sampoerna dan keluarga
untuk melakukan penjulan tersebut tidak diketahui dengan jelas.
KRITERIA
Perusahaan harus membuat kebijakan dan peraturan yang cukup menjadi dasar dalam PHK,
meliputi :
Adanya peraturan yang jelas mengenai hak dan kewajiban karyawan dalam PHK.
Adanya kompensasi bagi karyawan dalam PHK (memberikan pesangon kepada
setiap tenaga kerja yang diberhentikan).
PENYEBAB
AKIBAT
REKOMENDASI
PENUTUP
Kesimpulan
Audit SDM adalah pemeriksaan kualitas secara menyeluruh kegiatan SDM dalam suatu
departemen, divisi atau perusahaan, dalam arti mengevaluasi kegiatan-kegiatan SDM dalam
suatu perusahaan dengan menitikberatkan pada peningkatan atau perbaikan kegiatan.
Tujuannya antara lain untuk menjaga dan mengamankan harta milik perusahaan dari
penyimpangan-penyimpangan baik oleh pihak intern perusahaan maupun ekstern. Untuk
mengoptimalkan efektivitas dan efisiensi kerja, perlu didorong untuk mematuhi kebijakan
manajemen, serta untuk menjaga agar tercapainya manajemen information system yang baik.