PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) VARIETAS LOKAL
MADURA PADA BERBAGAI JARAK TANAM
DAN DOSIS PUPUK FOSFOR
Nurul Hidayat
ABSTRACT PENDAHULUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pulau Madura termasuk salah satu daerah
pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk P (SP-36) penghasil kacang tanah di Jawa Timur yang
terhadap pertumbuhan dan hasil produksi kacang merupakan produsen terbesar di Indonesia
tanah varietas lokal Madura. Penelitian ini (Anonim, 1994). Di daerah ini kacang tanah
dilaksanakan di lahan sawah tadah hujan yang ditanam secara luas di lahan kering baik
terletak di Desa Burneh, Kecamatan Burneh, menggunakan sistem tumpangsari dengan jagung
Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini merupakan maupun secara monokultur.
percobaan faktorial dengan menggunakan Di Indonesia, produksi rata-rata kacang tanah
Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan dua masih relatif rendah berkisar 0,7 1,5 ton/ha
Faktor, tiga ulangan. Faktor pertama adalah Jarak polong kering (Sumarno, 1987). Rendahnya hasil
Tanam (J1 = 40 cm x 10 cm, dan J2 = 20 cm x 20 kacang tanah ditingkat petani disebabkan
cm). Faktor kedua adalah Dosis Pupuk P (SP-36) penggunaan varietas yang tidak unggul, tidak
(P1 = 0 kg, P2 = 250 kg, dan P3 = 375 kg SP- tersedianya benih bermutu, cara bercocok tanam
36/ha). Hasil penelitian ini adalah jarak tanam yang masih sederhana, kondisi lingkungan yang
memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan tidak sesuai dan serangan hama penyakit
tanaman Arachis hypogea, L. pada tinggi (Anonim, 1994)
tanaman, berat kering daun, dan jumlah bintil Fosfor (P) dibutuhkan dalam jumlah besar
akar, sedangkan produksi tanaman Arachis untuk pertumbuhan tanaman leguminosae
hypogea, L. pada berat kering oven dan jemur biji (tanaman kacang-kacangan) (Hakim et al., 1986).
per tanaman. Dosis pupuk P (SP-36) memberikan Pemupukan P pada leguminosae dapat
pengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman merangsang pembentukan bintil akar dan kerja
Arachis hypogea, L. pada tinggi tanaman, jumlah simbiosis bakteri Rhizobium sp sehingga
cabang per tanaman, dan jumlah bintil akar, menambah hasil fiksasi N oleh Rhizobium sp
sedangkan produksi tanaman Arachis hypogea, L. (Sutarto, 1988). Hal ini berarti menambah
pada berat kering jemur polong per tanaman, berat masukan nitrogen pada tumbuhan leguminosae.
kering oven biji per tanaman dan berat kering Pengaturan jarak tanam dengan kepadatan
jemur biji pertanaman. Interaksi perlakuan jarak tertentu bertujuan memberi ruang tumbuh pada
tanam dan dosis pupuk P (SP-36) memberikan tiap-tiap tanaman agar tumbuh dengan baik. Jarak
pengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman tanam akan mempengaruhi kepadatan dan
Arachis hypogea, L. pada jumlah daun per efisiensi penggunaan cahaya, persaingan diantara
tanaman dan berat kering total tanaman, tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara
sedangkan produksi tanaman Arachis hypogea, L. sehingga akan mempengaruhi produksi tanaman.
pada jumlah polong per tanaman dan berat kering Pada kerapatan rendah, tanaman kurang
oven polong per tanaman. berkompetisi dengan tanaman lain, sehingga
penampilan individu tanaman lebih baik.
Kata Kunci : kacang tanah (Arachis hypogea, L.) Sebaliknya pada kerapatan tinggi, tingkat
varietas lokal Madura, jarak tanam, pupuk P (SP- kompetisi diantara tanaman terhadap cahaya, air
36) dan unsur hara semakin ketat sehingga tanaman
dapat terhambat pertumbuhannya (Setyati, 1979
dalam Supriadi, 1986).
56 Nurul Hidayat : Pertumbuhan dan produksi kacang tanah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk tanaman dalam penyerapan unsur hara dan cahaya
mengetahui pengaruh jarak tanam dan dosis perlakuan J1 lebih kecil dibandingkan dengan
pupuk P (SP-36) terhadap pertumbuhan dan perlakuan J2, keadaan ini menyebabkan
produksi kacang tanah varietas lokal Madura. penyerapan unsur hara
dan proses fotosintesis yang lebih banyak terjadi
METODE PENELITIAN
pada perlakuan J1 memberikan tinggi tanaman
Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan J2
tadah hujan yang terletak di Desa Burneh, karena pertumbuhannya lebih baik.
Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan pada Selanjutnya pada umur 28 dan 35 HST
bulan April sampai Juli 2007. dimana pertumbuhan tanaman telah lanjut,
Penelitian disusun menggunakan rancangan perlakuan J2 yang jarak tanam lebih rapat
percobaan faktorial dengan menggunakan dibandingkan dengan perlakuan J1 memberikan
Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan dua tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan
faktor, tiga ulangan. Faktor pertama (J) jarak perlakuan J2. Hal ini berhubungan dengan sifat
tanam terdiri dari 2 taraf : J1 (40 cm x 10cm), dan cahaya matahari yang merusak auksin, sehingga
J2 (20 cm x 20 cm). Faktor kedua (P) dosis pupuk auksin lebih banyak pada tanaman yang sedikit
P (SP-36) terdiri 3 taraf : P1 (tanpa pemupukan menerima cahaya, akibatnya pemanjangan batang
SP-36 (0 gram/bedengan)), P2 (pemupukan lebih cepat. Disamping itu semakin rendah
dengan takaran 250 kg SP-36/ha (50 intensitas yang diterima pada bagian batang
gram/bedengan)), dan P3 (pemupukan dengan menyebabkan kegiatan auksin yang tertinggi di
takaran 375 kg SP-36/ha (75 gram/bedengan)). bagian semi apikal lebih aktif, karena kadar
Parameter yang diamati adalah: tinggi auksin yang tertinggi terdapat dalam jaringan
tanaman, jumlah daun/tanaman, jumlah yang sedang tumbuh, misalnya dalam jaringan
cabang/tanaman, bobot kering tanaman (daun, meristem. Menurut Dwijoseputro (1988), fungsi
batang, akar dan gabungan), jumlah Bintil Akar, auksin tidak hanya menambah kegiatan sel di
bobot kering polong jemur, bobot kering polong jaringan meristem tetapi juga memperpanjang sel
oven, bobot kering biji jemur, bobot kering biji yang ada di daerah belakang meristem.
oven, jumlah polong dan jumlah polong hampa. Pada umur 14 dan 21 HST pemberian dosis
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan pupuk P (SP-36) 250 kg/ha sampai 375 kg/ha
analisis ragam dan untuk mengetahui perbedaan tidak menunjukkan perbedaan tinggi tanaman jika
antar perlakuan dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda dibandingkan dengan tanpa pemupukan P (SP-
Nyata Jujur) pada taraf 5%. 36). Hal ini disebabkan pertumbuhan tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN Arachis hypogea, L. masih dalam taraf awal
sehingga tinggi tanaman yang dihasilkan relatif
Tinggi Tanaman seragam.
Dari hasil sidik ragam terhadap tinggi Pada umur 28 dan 35 HST pemberian dosis
tanaman Arachis hypogea, L. tidak terdapat pupuk P (SP-36) 375 kg/ha menunjukkan tinggi
interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk P tanaman terbesar jika dibandingkan dengan tanpa
(SP-36). Jarak tanam berpengaruh nyata (p = pemupukan P (SP-36) maupun yang dipupuk P
0,05) terhadap variabel tinggi tanaman pada umur (SP-36) 250 kg/ha. Meskipun tanaman Arachis
14, 21, 28 dan 35 hari setelah tanam (HST). Dosis hypogea, L. menyerap fosfat dalam jumlah yang
pupuk P (SP-36) tidak berpengaruh nyata kecil pada saat fase pertumbuhannya, namun
terhadap tinggi tanaman pada umur 14 dan 21 unsur P sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan
HST, berpengaruh sangat nyata (p = 0,01) pada pembentukan biji kacang tanah. Banyaknya unsur
umur 28 HST, dan berpengaruh nyata (p = 0,05) P yang terserap tanaman kacang tanah adalah 25
pada umur 35 HST. Hasil pengukuran tinggi kg P2O5/ha terdapat pada batang dan daun
tanaman tercantum pada Tabel 1. (Sumarno, 1987).
Pada umur 14 dan 21 HST dimana masih Unsur hara yang sangat penting untuk
dalam awal pertumbuhan, persaingan antar membentuk jaringan tanaman antara lain adalah
Nurul Hidayat : Pertumbuhan dan produksi kacang tanah.
57
unsur fosfor. Dalam kebanyakan reaksi enzim kg/ha, kebutuhan unsur hara untuk pembentukan
unsur fosfor sangat berfungsi terutama pada daun telah terpenuhi. Fosfor berperan dalam
reaksi-reaksi yang tergantung pada enzim menyusun tubuh tanaman dan beberapa koenzim
fosforilase. Unsur ini juga merupakan bagian dari yang berperan dalam aktivitas metabolisme.
inti sel yang sangat penting untuk pembelahan sel Dengan meningkatnya aktivitas metabolisme,
dan juga untuk perkembangan jaringan bahan organik yang terbentuk cukup tersedia
meristemik (Sarief, 1986). sehingga pembentukan daun meningkat.
Unsur P (Fosfor) berperan penting dalam
pembelahan sel, penyusunan lemak dan protein,
Jumlah Daun juga untuk perkembangan jaringan meristem yang
Dari hasil sidik ragam terhadap jumlah daun dapat merangsang pertumbuhan akar sehingga
tanaman Arachis hypogea, L. terdapat interaksi pembentukan daun meningkat (Sarief, 1986).
antara jarak tanam dan dosis pupuk P (SP-36), Pemupukan tanaman kacang tanah dengan
pada umur 21, 28 dan 35 hari setelah tanam berbagai taraf takaran SP-36/ha merupakan bagian
(HST). dari penciptaan perubahan lingkungan hara dalam
Pada umur 14 HST pengaruh jarak tanam, dosis media tumbuh kacang tanah sehingga persediaan
pupuk P (SP-36) maupun interaksi kedua faktor fosfor dalam media tumbuh bertambah. Kondisi
tersebut terhadap jumlah daun tidak nyata. Hasil ini akan memacu serapan fosfor oleh perakaran
pengukuran jumlah daun tercantum pada tabel kacang tanah, sehingga dapat merangsang
2. pertumbuhannya. Hal ini diduga berkaitan dengan
Pada akhir pertumbuhan menunjukkan bertambahnya hasil fiksasi nitrogen oleh
bahwa pemberian pupuk P (SP-36) sebanyak 250 Rhizobium sp.
Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman pada Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk SP-36 pada Berbagai
Umur Pengamatan
Tinggi Tanaman (cm)
Jarak Tanam (cm)
14 HST 21 HST 28 HST 35 HST
40 x 10 (J1) 25,49 a 31,79 a 39,31 b 58,78 b
20 x 20 (J2) 23,50 b 29,79 b 41,51 a 62,37 a
BNJ 5% 0,940 0,945 1,084 1,812
Tabel 2. Rerata Jumlah Daun pada Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk SP-36 pada Berbagai
Umur Pengamatan
Jarak Tanam Dosis Pupuk P (SP-36) (kg/ha)
(cm) 0 (P1) 250 (P2) 375 (P3)
Umur 21 HST
40 x 10 (J1) 44,47 b 49,73 a 50,20 a
A A A
20 x 20 (J2) 45,93 b 43,60 b 50,73 a
A B A
Umur 28 HST
40 x 10 (J1) 73,67 c 80,27 b 86,93 a
B A A
20 x 20 (J2) 84,78 ab 82,13 b 87,33 a
A A A
Umur 35 HST
40 x 10 (J1) 100,58 c 108,18 b 116,00 a
A A A
20 x 20 (J2) 116,35 a 110,37 b 116,07 a
A A A
Tabel 3. Rerata Jumlah Cabang pada berbagai Dosis Pupuk SP-36 pada Berbagai Umur Pengamatan
Dosis Pupuk Umur Tanaman
P (SP-36) 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST
(kg/ha)
0 (P1) 6,00 9,00 12,30 b 13,08 b
250 (P2) 6,10 8,90 12,40 b 13,35 b
375 (P3) 6,10 9,40 13,00 a 14,50 a
BNJ 5% tn tn 0,267 0,502
Berat Kering Akar. Dari hasil sidik ragam organik yang terbentuk lebih tinggi yang
terhadap berat kering akar tanaman Arachis mengakibatkan berat kering total tanaman
hypogea, L. tidak terdapat interaksi antara jarak meningkat.
tanam dan dosis pupuk P (SP-36). Jarak tanam Pada jarak 20 cm x 20 cm pemberian dosis
tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering akar pupuk P (SP-36) tidak berbeda dengan tanpa
dan pemberian dosis pupuk P (SP-36) tidak pemupukan P (SP-36) karena tingkat persaingan
berpengaruh nyata terhadap berat kering akar. Hal untuk memperoleh unsur hara dan cahaya matahari
ini baik pada jarak tanam 40 cm x 10 cm maupun lebih besar pada jarak tanam ini, sehingga asimilat
jarak tanam 20 cm x 20 cm tingkat persaingan yang dihasilkan menjadi sedikit dan
antar tanaman relatif sama dan pemberian dosis mengakibatkan berat kering total tanaman yang
pupuk P (SP-36) telah memenuhi kebutuhan unsur dihasilkan relatif sama.
hara tanaman khususnya fosfor. Dengan adanya pemberian pupuk P (SP-
Berat Kering Total Tanaman (Brangkasan). 36) 250 kg/ha dan 375 kg/ha jarak tanam tidak
Dari hasil sidik ragam terhadap berat kering total berpengaruh pada berat kering total tanaman
tanaman Arachis hypogea, L. terdapat interaksi (brangkasan), hal ini karena baik pada jarak tanam
antara jarak tanam dan dosis pupuk P (SP-36). 40 cm x 10 cm maupun jarak tanam 20 cm x 20 cm
Hasil pengukuran berat kering total tanaman menunjukkan telah terpenuhinya kebutuhan unsur
(brangkasan) tercantum pada Tabel 5. hara tanaman khususnya unsur fosfor.
Keadaan ini menunjukkan bahwa
pemberian dosis pupuk P (SP-36) 375 kg/ha pada Jumlah Bintil Akar
jarak tanam 40 cm x 10 cm tersebut telah Dari hasil sidik ragam terhadap jumlah bimtil akar
memenuhi kebutuhan tanaman unsur hara tidak terdapat interaksi antara jarak tanam dan
khususnya fosfor. Fosfor merupakan penyusun dosis pupuk P (SP-36). Jarak tanam pada tanaman
setiap sel hidup, sehingga terdapat pada seluruh Arachis hypogea, L. berpengaruh nyata (p = 0,05)
bagian tanaman dan berperan dalam proses terhadap jumlah bintil akar. Dosis pupuk P (SP-36)
metabolisme. Dengan demikian, dengan adanya berpengaruh sangat nyata (p = 0,01) terhadap
suplai fosfor dalam tubuh tanaman akan jumlah bintil akar. Hasil pengukuran jumlah bintil
meningkatkan proses metabolisme, maka bahan akar tercantum pada Tabel 6
60 Nurul Hidayat : Pertumbuhan dan produksi kacang tanah.
menunjukkan perbedaan jumlah polong. Hal ini tanah juga meningkat. Kekurangan unsur P
disebabkan tingkat kompetisi yang disebutkan mengakibatkan tanaman kacang tanah tumbuh
sebelumnya, sehingga penambahan jumlah polong kurus dan kerdil, daun berwarna hijau pucat,
tidak menunjukkan perbedaan. Pada jarak tanam polong yang terbentuk sedikit dan hasilnya sangat
20 cm x 20 cm pemberian dosis pupuk P (SP-36) rendah (Sumarno, 1987). Dari hasil analisis sidik
375 kg/ha memberikan pengaruh lebih tinggi dari ragam terhadap jumlah polong hampa per tanaman
dosis lainnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa jarak tanam dan dosis pupuk
kebutuhan tanaman akan unsur hara khususnya P (SP-36) tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah
unsur fosfor telah terpenuhi. Dengan adanya suplai polong hampa per tanaman, dan tidak ada interaksi
fosfor dalam tubuh tanaman akan meningkatkan antara jarak tanam dan dosis pupuk P (SP-36). Hal
jumlah polong, sesuai dengan fungsi fosfor yaitu ini disebabkan jumlah polong hampa yang
mempercepat proses pembungaan. dihasilkan tanaman besarnya hampir sama.
Sutejo (1999) mengemukakan bahwa Berat Kering Polong
fosfor bagi tanaman juga dapat memperbaiki Berat Kering Jemur Polong. Dari sidik ragam
pertumbuhan generatif terutama pembentukan terhadap berat kering jemur polong per tanaman
bunga, buah dan biji. Apabila pertumbuhan Arachis hypogea, L. memperlihatkan bahwa tidak
vegetatif baik, fotosintat yang dihasilkan semakin ada interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk P
banyak, hal ini menyebabkan kemampuan tanaman (SP-36). Jarak tanam tidak berpengaruh nyata
untuk membentuk organ-organ generatif semakin terhadap berat kering jemur polong per tanaman.
meningkat. Tanggapan ini sesuai dengan penelitian Dosis pupuk P (SP-36) berpengaruh nyata (p =
Darmijati et al (1989) bahwa pemupukan 125 kg 0,05) pada berat kering jemur polong per tanaman.
TSP/ha hingga 250 kg TSP/ha secara nyata Hasil pengukuran berat kering jemur polong per
menambah jumlah dan berat polong per tanaman, tanaman tercantum pada Tabel 8.
berat biji per tanaman dan hasil tanaman kacang
tanaman untuk mendapatkan cahaya juga semakin SP-36/ha kebutuhan akan hara khususnya untuk
terbatas, sehingga bila terjadi pengurangan cahaya pengisian biji terpenuhi. Dengan bertambahnya
pada awal pengisian polong akan menyebabkan suplai fosfor dalam tubuh tanaman akan
tanaman tidak mendapatkan cukup asimilat untuk meningkatkan metabolisme, yang pada gilirannya
mengisi polong yang akhirnya akan menghasilkan akan meningkatkan pengisian biji, sehingga berat
biji yang kurang banyak pada tiap polong. biji meningkat. Pada tanaman, unsur fosfor
dijumpai dalam jumlah yang besar pada biji,
Dosis pupuk P (SP-36) 375 kg/ha baik walaupun ia juga terdapat pada semua bagian yang
berat kering oven maupun berat kering jemur masih muda pada tanaman, hal ini sesuai dengan
menghasilkan berat kering biji per tanaman fungsi fosfor sebagai penyusun setiap sel hidup.
tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan dosis 375 kg
Tabel 10. Rerata Berat Kering Oven dan Jemur Biji per Tanaman pada Berbagai Jarak Tanam dan Dosis
Pupuk SP-36
Kering
Jarak Tanam, cm Kering Jemur
Oven
40 x 10 (J1) 16,00 b 18,89 b
20 x 20 (J2) 19,73 a 23,33 a
BNJ 5% 1,283 1,847