Anda di halaman 1dari 18

SELEKSI PENJURUSAN SISWA SMA MENGGUNAKAN SISTEM

PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE ANALYTICAL


HIERARCHY PROCESS (AHP) DI SMA NEGERI 1
SUKAGUMIWANG

Oleh :
Gian Permana. Susi Widyastuti, S.Kom, M.M. Asep Kosasih, M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
STIKOM Poltek Cirebon
Email :
gianpermana14@gmail.com
miss_siwy@yahoo.com
asepstikom62016@gmail.com

ABSTRAK
Banyak permasalahan yang terjadi dalam sistem penjurusan yang dilakukan di
SMA Negeri 1 Sukagumiwang. Prestasi belajar siswa menurun dikarenakan tidak
bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak sesuai harapan. Proses pemilihan
jurusan yang hasilnya tidak selalu sesuai dengan bakat dan minat siswa. Data yang
diproses banyak menyita waktu, menuntut ketelitian ekstra, dan rentan terjadinya
kesalahan baik yang manusiawi maupun yang disengaja. Tapi hal tersebut dapat
diatasi dengan merancang sebuah sistem pendukung keputusan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dengan metode AHP permasalahan
multi faktor atau multi kriteria akan diuraikan secara kompleks menjadi suatu
hirarki. Berdasarkan konsep tersebut, kriteria-kriteria seleksi penjurusan siswa
dapat diproses sehingga dapat menghasilkan rekomendasi penjurusan bagi siswa.
Dengan adanya sistem pendukung keputusan menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP), seleksi penjurusan siswa di SMA Negeri 1
Sukagumiwang dapat menempatkan siswa ke dalam jenis jurusan sesuai dengan
kemampuan akademiknya, sehingga siswa dapat memaksimalkan potensinya.
Kata Kunci : penjurusan, sistem pendukung keputusan, AHP.

1
ABSTRACT
Many problems occurred in the system of majors conducted in SMA Negeri 1
Sukagumiwang. Declining student achievement due to not able to follow the
lesson well and did not match expectations. The process of selecting majors that
the results are do not always correspond with the talents and interests of students.
The data are processed time-consuming, requires extra precision, and susceptible
to both human error nor intentional. But it can be overcome by designing a
decision support system using Analytical Hierarchy Process (AHP). With AHP
method problems of multi-factor or multi-criteria will be described in the complex
into a hierarchy. Based on the concept, the criteria for the selection of majors
students can be processed so that it can produce a recommendations for students
majors. With the decision support system using Analytical Hierarchy Process
(AHP) selection placement of students in SMA Negeri 1 Sukagumiwang can place
students into majors types according to their academic ability, so that students
can maximize their potential.
Keywords : majors, decision support system, AHP.

1. Pendahuluan
Pemilihan jurusan untuk siswa setingkat SMA/MA dilakukan dengan
tujuan agar kualitas pendidikan dapat ditingkatkan sesuai dengan minat dan bakat
masing-masing siswa. Program penjurusan dimaksudkan sebagai langkah awal
dari pemilihan karir siswa, karena penjurusan studi lanjut ini siswa dapat
menentukan, memilih pekerjaan atau karir di masa mendatang. Walaupun
kurikulum penjurusan sudah berubah beberapa kali sejak tahun 1960-an, secara
umum ada tiga jurusan yang dapat dipilih siswa, yaitu Sains, Ilmu Sosial, dan
Bahasa dan Budaya.
Penjurusan siswa bertujuan untuk mengarahkan siswa agar lebih fokus
mengembangkan kemampuan dan minat yang dimiliki. Permasalahan bisa muncul
ketika ada kalanya prestasi belajar siswa menjadi menurun dikarenakan tidak bisa
mengikuti mata pelajaran dengan baik, karena dalam proses pemilihan jurusan
hasilnya tidak selalu sesuai dengan bakat dan minat siswa, dan asumsi penentuan
penjurusan yang dilakukan kurang efektif. Penentuan jurusan akan berdampak
pada kegiatan akademik selanjutnya di perguruan tinggi, penjurusan yang tidak
tepat bisa sangat merugikan siswa dan masa depannya.
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif
yang terbaik, hal ini juga bisa dikaitkan kedalam program penjurusan siswa.
Dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) yang
menguraikan masalah kedalam bentuk hierarki, akan membuat permasalahan

2
penjurusan siswa dapat diuraikan ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang
kemudian diatur menjadi suatu bentuk hierarki sehingga permasalahan akan
tampak lebih terstruktur dan membantu pengambilan keputusan.
Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan agar siswa dapat mengambil
jurusan yang sesuai dengan bakat kemampuan dan bidang minatnya, karena ini
bisa mempengaruhi masa depannya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis bermaksud mengusulkan
penulisan dengan judul SELEKSI PENJURUSAN SISWA SMA
MENGGUNAKAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI SMA NEGERI 1
SUKAGUMIWANG untuk membangun sistem pendukung keputusan penjurusan
yang dapat membantu sekolah dan siswa dalam mengambil penjurusan akademik.

1.1 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang terkait
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar siswa menurun dikarenakan tidak bisa mengikuti
pelajaran dengan baik dan tidak sesuai harapan.
2. Dalam proses pemilihan jurusan hasilnya tidak selalu sesuai dengan
bakat dan minat siswa.
3. Data yang diproses banyak menyita waktu, menuntut ketelitian
ekstra, menguras tenaga, dan rentan terjadinya kesalahan baik yang
manusiawi maupun yang disengaja.
1.2 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian pemilihan penjurusan siswa di SMA Negeri 1
Sukagumiwang berfokus pada siswa kelas X yang naik ke kelas XI.
2. Pemilihan jurusan siswa SMA dapat diakomodir dengan sistem
pendukung keputusan menggunakan metode Analitycal Hierarchy
Process (AHP), dengan kriteria yang berupa Nilai Pelajaran
Jurusan, Psikotes, dan Minat Siswa.
3. Perlu dibuatnya sebuah sistem yang dapat menyajikan hasil seleksi
jurusan siswa berbasis komputer di SMA Negeri 1 Sukagumiwang.

3
2. Teori Utama Penelitian
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) biasanya dibangun untuk
mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk suatu peluang. Aplikasi
sistem pendukung keputusan (SPK) digunakan dalam pengambilan
keputusan, hal tersebut diungkapkan Nofriansyah (2014).
SPK (Sistem pendukung Keputusan) adalah sebuah sistem yang
dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial
dalam situasi keputusan semi terstruktur. Sistem Pendukung Keputusan
dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan
untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan
penilaian mereka.
Sistem Pendukung Keputusan ditujukan untuk keputusan-
keputusan yang memerlukan penilaian atau atau pada keputusan keputusan
yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma. (Ritonga, 2013)
2.2 Analytical Hierarchy Process (AHP)
Secara umum, menurut Brunelli (2015) AHP (Analytical Hierarchy
Process) adalah teori dan metodologi untuk pengukuran relatif. dalam
pengukuran relatif kita tidak tertarik dalam pengukuran yang tepat dari
beberapa kualitas, tetapi lebih pada proporsi antara mereka. Berdasarkan
prinsip dasar AHP, metode ini dapat mengakomodir seleksi penjurusan
siswa dengan pembuatan hierarki, penilaian masing-masing kriteria dan
alternatif, dan menentukan prioritas beserta konsistensi logis.
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model
pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model
pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau
multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. (Saragih, 2013)
Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih
suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional
dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki
memungkinkan dipecahnnya masalah kompleks atau tidak terstruktur
dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki.
(Kusrini, 2007)

4
2.3 Langkah-langkah Analytical Hierarchy Process (AHP)
Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah pada metode
Analytical Hierarchy Process meliputi :
1. Mendefinisikan Masalah
Mendefinisikan dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu
menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Menyusun
hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran
sistem secara keseluruhan pada level teratas.
2. Menentukan Prioritas Elemen
a) Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah
menentukan perbandingan pasangan, yaitu membandingkan
elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
b) Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan
bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari
suatu elemen terhadap elemen lainnya.
3. Sintesis
Pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis
untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah :
a) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom yang ada di dalam
matriks.
b) Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang
bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
c) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya
dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
4. Mengukur Konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui
seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan
keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah.
Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
a) Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas
relatif elemen pertama, nilai kolom kedua pada prioritas relatif
elemen kedua, dan seterusnya.
b) Jumlahkan setiap baris.

5
c) Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas
relatif yang bersangkutan.
d) Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang
ada, hasilnya disebut maks.
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus :
CI = ( maks-n)/n

Dimana : n = banyaknya elemen


6. Hitung Consistency Ratio (CR) dengan rumus :
CR = CI/RC

Dimana : CR = Consistency Ratio

CI = Consistency Index

IR / RC = Indeks Random Consistency

7. Memeriksa Konsistensi Hierarki


Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%,
maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio
konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0.1, maka perhitungan
bisa dinyatakan benar.
Tabel 2.1 Daftar Index Random

Ukuran Nilai IR Ukuran Nilai IR


Matriks Matriks

1 0,00 7 1,32

2 0,00 8 1,41

3 0,58 9 1,45

4 0,90 10 1,49

5 1,12 11 1,51

6 1,24 12 1,58

6
3. Desain Dokumen dan Informasi
3.1 Desain Dokumen
Data dari dokumen-dokumen yang penulis gunakan sebagai bahan
sistem baru pengolahan seleksi penjurusan siswa di SMA NEGERI 1
SUKAGUMIWANG adalah sebagai berikut :
1. Data Nilai Akhir Semester.
2. Data nilai minat.
3. Data psikotes.
3.2 Desain Informasi
Untuk perancangan sistem seleksi penjurusan siswa yang yang baru
penulis membuat desain informasi sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Informasi

3.3 Penentuan Rekomendasi Penjurusan Dengan Metode AHP


Kriteria yang terdapat dalam seleksi penjurusan di SMA Negeri 1
Sukagumiwang dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu sebagai berikut :
1. Nilai Mata Pelajaran Jurusan.
2. Nilai Psikotes.
3. Nilai Minat Jurusan.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat hirarki,
yaitu dengan menetapkan tujuan, kriteria-kriteria dan alternatif-alternatif
dari proses seleksi penjurusan.

7
Gambar 3.2 Hirarki Proses Seleksi Penjurusan

Tujuan dari sistem yang dibuat didasarkan pada penilaian dari


masing-masing kriteria, yaitu Minat, Mata Pelajaran Jurusan, dan Psikotes
yang nantinya akan diproses untuk mendapatkan penjurusan IPA atau
penjurusan IPS. Selanjutnya menentukan nilai perbandingan berpasangan
dari masing-masing kriteria yang disusun dalam bentuk matriks.
Tabel 3.1 Perbandingan Berpasangan

KRITERIA Minat Plj. Jurusan Psikotes


Minat 1 2 3
Plj. Jurusan 0,5 1 2
Psikotes 0,33 0,5 1
JUMLAH 1,83 3,5 6

Nilai 2 pada baris Minat kolom Plj. Penjurusan artinya kriteria


minat sedikit lebih penting dari kriteria pelajaran jurusan sedangkan nilai
0,5 pada baris Plj. Jurusan kolom Minat dihasilkan dari pembagian nilai
baris Minat kolom Minat dengan nilai baris Minat kolom Plj. Jurusan.
Setelah matriks perbandingan berpasangan dibuat dan skala dari masing-
masing kriteria didapatkan, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai
bobot prioritas dari setiap kriteria.
Tabel 3.2 Bobot Prioritas Kriteria

Bobot
KRITERIA Minat Plj. Jurusan Psikotes Jumlah
Prioritas
Minat 0,55 0,57 0,5 1,62 0,54
Plj. Jurusan 0,27 0,29 0,33 0,89 0,30
Psikotes 0,18 0,14 0,17 0,49 0,16
JUMLAH 1 1 1 3 1

8
Nilai 0,55 dari baris Minat kolom Minat dihasilkan dari Tabel 4.1
nilai baris Minat kolom Minat dibagi jumlah dari kolom Minat. Nilai pada
kolom Bobot Prioritas dihasilkan dari pembagian nilai jumlah dengan
banyaknya kriteria. Selanjutnya adalah mengalikan nilai bobot prioritas
dari tiap kriteria dengan nilai pada Tabel 4.1, ini dilakukan untuk
mendapatkan nilai penjumlahan setiap baris.
Tabel 3.3 Penjumlahan Setiap Baris

KRITERIA Minat Plj. Jurusan Psikotes Jumlah


Minat 0,54 1,08 1,62 3,23
Plj. Jurusan 0,15 0,30 0,59 1,04
Psikotes 0,05 0,08 0,16 0,30

Hasil jumlah tiap kriteria dari tabel diatas kemudian ditambah


dengan nilai bobot prioritas yang sesuai. Hasilnya kemudian dijumlahkan
lalu dibagi dengan jumlah kriteria yang ada, hasil akhir ini adalah nilai
maksimum.
Tabel 3.4 Perhitungan Rasio Konsistensi

KRITERIA Jumlah/Baris Bobot Prioritas Hasil

Minat 3,23 0,54 3,77

Plj. Jurusan 1,04 0,30 1,34

Psikotes 0,30 0,16 0,46

JUMLAH 5,57

Maksimum = (1,83 * 0,54) + (3,5 * 0,30) + (6 * 0,16)


= 3,01118

CI = ( maks n) / (n -1)
(Consistency Index) = (3,01118 3) / (3 1)
= 0,01118 / 2
= 0,00559

9
CR = CI / RI = 0,00559 / 0,58
= 0,00964
(Karena nilai CR (Consistency Ratio) < 0,1
maka nilai perbandingan konsisten dapat
diterima)

Berikut penulis menyiapkan simulasi data siswa beserta nilai dari


masing-masing kriterianya, yaitu :
Tabel 3.5 Contoh Data Nilai Kriteria

Minat Mapel Jurusan Psikotes


Nama
IPA IPS IPA IPS IPA IPS

Romi 100 75 85,10 79,27 83,06 75,43

Saras 75 100 80,22 81,76 77,53 79,80

Asep 100 75 87,14 80,02 84,32 81,26

Rizki 75 100 78,23 84,09 75,05 82,45

Aisyah 75 100 72,53 91,70 77,67 82,35

Dengan nilai kriteria dan bobot prioritas maka perhitungan hasil


pembobotannya sebagai berikut :
1. Romi
IPA = (Nilai Minat * Bobot prioritas) + (Rata-rata Mapel jurusan *
Bobot prioritas) + (Rata-rata Psikotes * Bobot prioritas)
= (100 * 0,54) + (85,10 * 0,30) + (83,06 * 0,16)
= 92,82
IPS = (Nilai Minat * Bobot prioritas) + (Rata-rata Mapel jurusan *
Bobot prioritas) + (Rata-rata Psikotes * Bobot prioritas)
= (75 * 0,54) + (79,27 * 0,30) + (75,43 * 0,16)
= 76,34
Dari perhitungan diatas, nilai IPA > nilai IPS, sehingga siswa
bernama Asep di rekomendasikan untuk masuk ke penjurusan IPA.

10
2. Saras
IPA = (Nilai Minat * Bobot prioritas) + (Rata-rata Mapel jurusan *
Bobot prioritas) + (Rata-rata Psikotes * Bobot prioritas)
= (75 * 0,54) + (80,22* 0,30) + (77,53 * 0,16)
= 76,96
IPS = (Nilai Minat * Bobot prioritas) + (Rata-rata Mapel jurusan *
Bobot prioritas) + (Rata-rata Psikotes * Bobot prioritas)
= (100 * 0,54) + (81,76 * 0,30) + (79,80 * 0,16)
= 91,29
Dari perhitungan diatas, nilai IPA < nilai IPS, sehingga siswa
bernama Saras di rekomendasikan untuk masuk ke penjurusan IPA.
3. Asep
IPA = (Nilai Minat * Bobot prioritas) + (Rata-rata Mapel jurusan *
Bobot prioritas) + (Rata-rata Psikotes * Bobot prioritas)
= (100 * 0,54) + (87,14 * 0,30) + (84,32 * 0,16)
= 93,62
IPS = (Nilai Minat * Bobot prioritas) + (Rata-rata Mapel jurusan *
Bobot prioritas) + (Rata-rata Psikotes * Bobot prioritas)
= (75 * 0,54) + (96,23 * 0,30) + (89,42 * 0,16)
= 83,65
Dari perhitungan diatas, nilai IPA > nilai IPS, sehingga siswa
bernama Asep di rekomendasikan untuk masuk ke penjurusan IPA.
4. Rizki
IPA = (Nilai Minat * Bobot prioritas) + (Rata-rata Mapel jurusan *
Bobot prioritas) + (Rata-rata Psikotes * Bobot prioritas)
= (75 * 0,54) + (97,40 * 0,30) + (92,14 * 0,16)
= 84,45
IPS = (Nilai Minat * Bobot prioritas) + (Rata-rata Mapel jurusan *
Bobot prioritas) + (Rata-rata Psikotes * Bobot prioritas)
= (100 * 0,54) + (84,09 * 0,30) + (70,25 * 0,16)
= 90,42

11
Dari perhitungan diatas, nilai IPA < nilai IPS, sehingga siswa
bernama Rizki di rekomendasikan untuk masuk ke penjurusan IPS.
5. Aisyah
IPA = (Nilai Minat * Bobot prioritas) + (Rata-rata Mapel jurusan *
Bobot prioritas) + (Rata-rata Psikotes * Bobot prioritas)
= (100 * 0,54) + (70,10 * 0,30) + (77,67 * 0,16)
= 87,49
IPS = (Nilai Minat * Bobot prioritas) + (Rata-rata Mapel jurusan *
Bobot prioritas) + (Rata-rata Psikotes * Bobot prioritas)
= 75 * 0,54) + (98,87 * 0,30) + (96,77 * 0,16)
= 85,64
Dari perhitungan diatas, nilai IPA > nilai IPS, sehingga siswa
bernama Aisyah di rekomendasikan untuk masuk ke penjurusan IPA.
Tabel 3.6 Tabel Hasil Akhir Penjurusan

Nilai Jurusan
Hasil Akhir
Nama
Penjurusan
IPA IPS

Romi 92,82 76,34 IPA

Saras 76,96 91,29 IPS

Asep 93,62 83,65 IPA

Rizki 84,45 90,42 IPS

Aisyah 87,49 85,64 IPA

12
3.4 Desain Aliran Data
3.4.1 Diagram Konteks

Gambar 3.3 Diagram Konteks

3.4.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

Gambar 3.3 Diagram Konteks

3.5 Implementasi Program


1. Menu Login

Gambar 3.4 Menu Login

13
2. Menu Utama

Gambar 3.5 Menu Utama

3. Form Siswa

Gambar 3.6 Menu Data Siswa

14
4. Form Minat

Gambar 3.7 Menu Data Minat

5. Form Mata Pelajaran Jurusan

Gambar 3.8 Menu Data Mata Pelajaran Khusus

15
6. Form Psikotes

Gambar 3.9 Menu Data Psikotes

7. Form Pengolahan AHP

Gambar 3.10 Menu Pengolahan AHP

16
8. Form Laporan

Gambar 3.11 Menu Laporan

4. Kesimpulan dan Saran


4.1 Kesimpulan
1. Prestasi belajar siswa yang menurun akibat seleksi penjurusan yang
tidak mendukung bakat dan minat siswa dapat dihindari dengan
menggunakan sistem Seleksi Penjurusan Siswa dengan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
2. Dengan adanya sistem seleksi penjurusan siswa ini bakat dan minat
siswa dalam proses pembelajaran dapat diarahkan dengan lebih baik
dan sesuai.
3. Proses pengolahan data siswa, data minat, data mata pelajaran jurusan,
dan data psikotes dilakukan dengan terkomputerisasi dan disimpan
dalam database elektronik sehingga menjadi lebih cepat, efektif, dan
dapat mengurangi terjadinya kesalahan yang bersifat manusiawi.
4.2 Saran
1. Melakukan pelatihan cara menggunakan prosedur dasar program
seleksi penjurusan kepada pihak sekolah yang bertanggung jawab
dalam seleksi penjurusan.

17
2. Mempersiapkan perangkat komputer yang dibutuhkan dalam sistem
seleksi penjurusan siswa, baik perangkat keras ataupun perangkat
lunak.
3. Dari penelitian dan analisis yang dilakukan oleh penulis, pembobotan
kriteria dalam penjurusan siswa sangat berpengaruh pada hasil
penjurusan yang diperoleh. Karena itu, sekolah juga harus mengkaji
kembali aturan pembobotan kriteria seperti apa yang nanti diterapkan
bersama dengan program ini. Tentunya aturan ini juga harus didasari
dengan tujuan pengembangan bakat dan minat yang dimiliki oleh
setiap siswa.

Daftar Pustaka
Nofriansyah, Dicky. (2014). Konsep Data Mining & Sistem Pendukung
Keputusan. Yogyakarta: Deepublish.
Brunelli. (2015). Introduction to the Analytical Hierarchy Process. New York:
Springer.

Hartati Saragih, Sylvia. (2013). Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process


(AHP) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop. Pelita Informatika
Budi Darma Vol. IV No.2.

Kholijah Ritonga, Siti. (2013). Sistem Informasi Penilaian Kinerja Karyawan


Menggunakan Metode Technique For Others Reference By Similarity To Ideal
Solution (TOPSIS). Pelita Informatika Budi Darma Vol.IV No.2.

Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:


Penerbit Andi.

18

Anda mungkin juga menyukai