Pada dasarnya setiap negara didunia memiliki tujuan yang sama,yakni mencapai
pembangunan semaksimal mungkin sehingga dapat menyejahterakan kehidupan rakyatnya.
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial,
seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan
budaya (Alexander 1994).Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pembangunan adalah sumua proses
perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana.
sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak
dari adanya pembangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Pembangunan secara nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial
dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.
Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau
pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap
pendapatan nasional semakin besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya
pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat
menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai akibat adanya
pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa pengembangan atau peningkatan dari
aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.
Sebagai salah satu negara yang sedang giatnya melakukan pembangunan diberbagai
bidang,Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang besar.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk Indonesia
berdasarkan sensus pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, yang mencakup mereka
yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118.320.256 jiwa (49,79 %) dan di daerah
perdesaan sebanyak 119.321.070 jiwa (50,21 %) dimana laju pertumbuhan penduduk adalah
sekitar 1,49% tiap tahun.Dimana pada tahun 2015 sendiri diprediksikan jumlah penduduk
Indonesia sekitar 255.461.700 jiwa,sedangkan pada tahun 2020 mendatang diperkirakan jumalah
penduduk Indonesia menjadi 271.066.400 jiwa.Menurut Wikipedia.org diketahui bahwa
Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004) dan sekitar 6.000 di
antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis.
Badan Informasi Geospasial (BIG) menyebutkan, total panjang garis pantai Indonesia adalah
99.093 kilometer.Fakta ini membuat Indonesia memiliki banyak pantai yang tersebar diberbagai
pulau didalamnya.
Potensi tersebut pada akhirnya melahirkan salah satu sektor pembangunan yang juga
mendukung pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan pembangunan itu sendiri yakni sector
pariwisata. Berdasarkan data yang diperoleh dari kementerian pariwisata kondisi pariwisata pada
tahun 2014 secara makro bahwa kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional sebesar 4,01%,
devisa yang dihasilkan mencapai US$ 11,17, dan tenaga kerja pariwisata sebanyak 10,32 juta
orang, sedangkan kondisi mikro jumlah wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 9,44 juta
wisman dan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 251,20 juta perjalanan. Untuk daya saing,
pariwisata Indonesia menurut WEF (World Economic Forum) berada di ranking 70 dunia.
Keadaan yang terus meningkat ini tentunya menjadi hal yang baik bagi Indonesia,namun
perlu disadari dampak yang timbulkan oleh adanya kegiatan pariwisata ini juga tidak main
main.Setidaknya terdapat tiga aspek penting yang menjadi focus perhatian mengenai dampak
yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan pariwisata ini.Pertama adalah dari sisi ekonomi,dimana
peningkatan devisa yang dihasilkan dari sektor pariwisata ini tidak diimbangi dengan
kesejahteraan masyarakat yang berada disekitar daerah wisata.Hal ini dibuktikan dengan masih
banyaknya kepemilikan usaha oleh orang asing dari negara lain diderah daerah wisata di popular
di Indonesia dan pada umumnya masyarakat sekitar hanya bekerja sebagai bawahan.Hal ini
terjadi karena kurangnya investasi dalam negeri oleh orang Indonesia sendiri dan juga masalah
tingkat pendidikan masyarakat di daerah daerah wisata yang sebagian besar masih lulusan SD
hingga SMA hal ini membuat kualitas sumber daya manusianya kurang sehingga hanya bisa
memperoleh pekerjaan pekerjaan seadanya.Selain itu,masalah daya saing unit pariwisata yang
ada di Indonesia juga menjadi sorotan penting yakni kemampuan unit unit pariwisata dalam
mempromosikan dirinya kepada wisatawan sehinggga mendatangkan devisa bagi negara.Sejauh
ini daya saing unit pariwisata di Indonesia masih tumpang tindih,dimana ada daerah yang sangat
maju daerah kepariwisataanya dan ada yang tidak berkembang karena pengelolaan yang kurang
sehingga menyebabkan potensi yang ada terbuang sia sia.
Selanjutnya adalah masalah social budaya dimana akibat arus pariwisata yang terus
berkembang banyak adat istiadat terutama bahasa daerah yang perlahan lahan terkesan
ditinggalkan karena para penduduk mengutamakan komunikasi yang lancer dengan para
wisatawan,apalagi yang berasal dari luar negeri sehingga mau tidak mau mereka dituntut untuk
terbiasa dengan bahasa inggris.Perlu disadari bahwa sisi negative seperti ini harus sebisa
mungkin diredam agar bahasa daerah tetap lestari juga.Hal lain yang berkaitan dengan dampak
social adalah masalah perubahan gaya hidup dimasyarakat sekitar daerah wisata.Tak dapat
dipungkiri bahwa adanya wisatawan membawa perubahan tersendiri bagi gaya hidup masyarakat
didaerah wisata,lama kelamaan mereka mulai mengikuti gaya hidup dan kebiasaan para
wisatawan yang mungkin tidak sesuai dengan adat ketimuran sehingga terdapat degradasi secara
sikap dan moral.Bila hal ini terus dibiarkan bukan tidak mungkin kebudayaan asli yang dianut
perlahan lahan benar benar akan ditinggalkan dan hanya menjadi kenangan saja,sungguh miris.