Anda di halaman 1dari 7

Nama : Aprianus Hendry Midin

Kelas : 4 SE 5

NIM : 13.7507

USULAN TOPIK SKRIPSI

Nama/NIM : Bilal Ali Maghshar Sri Muljono/12.7065

Jurusan/Peminatan : Statistika/Sosial dan Kependudukan

Studi Komparatif Pelaku Komuter Jabodetabek dan Penduduk Asli yang Bekerja di Jakarta Pusat

Latar Belakang Penelitian

Jakarta Pusat yang sebagian besar berupa kawasan perkantoran kini banyak didatangi para
pekerja komuter. Komuter adalah istilah seseorang untuk pergi bekerja/sekolah/kursus ke luar kota dan
langsung pulang ke tempat tinggalnya secara rutin. Para pekerja komuter ini sebagian besar berasal dari
luar provinsi DKI Jakarta. Mereka biasa menggunakan alat transportasi umum atau kendaraan pribadi.

Berdasarkan hasil Berita Resmi Statistik (BRS) tentang komuter DKI Jakarta tahun 2014, terdapat
34,78% dari 1,05 juta orang DKI Jakarta yang melakukan komuter ke Jakarta Pusat, dan 85,47%
diantaranya merupakan pekerja. Dalam lingkup yang lebih besar yaitu arus komuter Jabodetabek, besar
komuter ke kota Jakarta Pusat dari Bodetabek adalah 26,84% dari 2,43 juta orang, dan 79,28%
diantaranya merupakan pekerja.

Adapun dari hasil BRS tersebut, terdapat perbedaan yang cukup besar antara jumlah penduduk
di siang hari maupun malam hari. Jumlah penduduk di kota Jakarta Pusat saat siang hari adalah
1.689.886 orang, berbeda jauh jumlahnya jika dibandingkan pada saat malam hari yaitu sebanyak
910.381 orang. Hal ini terjadi karena penambahan jumlah penduduk dari luar, baik masih dalam lingkup
DKI Jakarta maupun Jabodetabek setiap harinya.

Perlu diketahui bahwa kota Jakarta Pusat mengalami pertumbuhan jumlah penduduk yang
relatif sedikit jika dibandingkan dengan kota lainnya di provinsi DKI Jakarta. Pada tahun 2011 hingga
2014, jumlah penduduknya hanya mengalami kenaikan 1,27% dari 898.980 orang.

Lebih jauh lagi, buku Pembangunan berkelanjutan: peran dan kontribusi Emil Salim
menjelaskan bahwa banyak penduduk kota-kota besar seperti kota Jakarta Pusat yang bermigrasi ke
kawasan pinggiran kota serta menjual tanah mereka karena diperkirakan adanya kenaikan permintaan
penggunaan lahan di bidang ekonomi, baik perdagangan, jasa, dan perkantoran. Sehingga jumlah
penduduk di pusat kota akan lebih sedikit dibandingkan kawasan sekelilingnya, sedangkan
pembangunan kawasan perkantoran dan perdagangan itu sendiri akan semakin banyak mendatangkan
pekerja komuter dari luar.

Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

Perbedaan yang jauh antara jumlah penduduk siang hari dan malam hari di Jakarta Pusat bisa
saja terjadi karena pekerja yang datang terlalu banyak ataupun jumlah penduduknya sendiri yang relatif
sedikit. Namun masalah yang menjadi perhatian adalah banyaknya pekerja yang melakukan komuter.
Banyaknya komuter ini turut menyumbang kemacetan di Jakarta karena tingginya volume pekerja baik
dalam maupun luar Jakarta yang ingin datang dan bekerja di Jakarta Pusat. Mereka tidak cenderung
bermigrasi dan bertempat tinggal disana sehingga dapat berdekatan dengan tempat kerja, tetapi lebih
memilih komuter.

Berdasarkan hal tersebut penelitian ini akan mengkaji perbedaan antara pekerja yang
berdomisili di Jakarta Pusat dan pekerja yang komuter, yaitu dengan melihat faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap keputusan komuter tidaknya seorang pekerja. Komuter yang akan dibahas
terbagi menjadi dua, yaitu komuter yang masih dalam cakupan DKI Jakarta, dan komuter yang sudah
dalam cakupan Jabodetabek. Adapun yang tidak melakukan komuter adalah seseorang yang bertempat
tinggal di Jakarta Pusat. Sehingga sudut pandang dalam penentuan komuter tidaknya seorang pekerja
dalam penelitian ini adalah dengan melihat lokasi dia tinggal. Jika pekerja tersebut migrasi ke Jakarta
Pusat, dia tidak akan melakukan komuter dan sebaliknya.
Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, terdapat beberapa rumusan masalah antara lain :

1. Bagaimana karakteristik para pekerja Jakarta Pusat yang melakukan komuter atau tidak?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi para pekerja melakukan komuter atau tidak?

Tujuan Penelitian

Adapun beberapa tujuan guna menjawab rumusan masalah antara lain :

1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik para pekerja Jakarta Pusat yang melakukan komuter
atau tidak?
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi para pekerja melakukan komuter
atau tidak?

Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti sebagai bentuk pengabdian dengan menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari
serta dapat mengatasi masalah terkait.
2. Bagi BPS dapat dijadikan sumber informasi mengenai faktor-faktor atau karakteristik yang
memengaruhi pekerja Jakarta Pusat melakukan komuter atau tidak.
3. Bagi masyarakat sebagai penambah wawasan dan penambah ilmu pengetahuan mengenai
komuter.

Kajian Pustaka
Teori Migrasi menurut Everett S.Lee

Everet S.Lee (1976) menjelaskan bahwa migrasi dapat terjadi karena empat faktor, yaitu faktor
pendorong, penarik, antara, dan pribadi. Tiap-tiap individu memiliki reaksi yang berbeda terhadap
keempat faktor tersebut. Masing-masing dapat menanggapi faktor tersebut secara positif, negatif
maupun netral sehingga memengaruhi keputusan seseorang akan migrasi atau tidak.

Bentuk-bentuk Mobilitas Penduduk

Menurut I.B. Mantera ada beberapa bentuk mobilitas penduduk, antara lain :

1. Mobilitas yang sifatnya rutin (komuter), misalnya para pekerja yang pulang balik antar kota
secara rutin.
2. Mobilitas yang sifatnya tidak sementara, misalnya mobilitas bagi pekerja musiman.
3. Mobilitas dengan tujuan menetap dan berpindah tempat tinggal.

Variabel variabel yang Memengaruhi Komuter

Usia

Usia dapat memengaruhi keputusan seseorang melakukan komuter-migrasi atau tidak. Para
pekerja usia muda cenderung lebih mudah untuk melakukan mobilitas jika dibandingkan dengan usia
tua.

Jenis Kelamin

Jika dibandingkan dengan laki-laki, wanita akan cenderung lebih banyak yang melakukan
mobilitas jarak dekat daripada jarak jauh untuk menuju tempat kerja.

Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan juga turut memengaruhi seseorang untuk melakukan komuter atau tidak.
Seseorang yang berpendidikan tinggi akan besar kemungkinan untuk pindah dan menetap di kota-kota
besar.

Status Perkawinan

Status perkawinan juga dapat memengaruhi keputusan seseorang komuter atau tidak. Orang
dengan status single lebih mudah untuk berpindah tempat dibandingkan yang sudah menikah karena
belum adanya niat untuk menetap.

Besar Pendapatan

Seseorang akan cenderung mempertahankan besar pendapatannya agar masih tinggi sehingga
lebih memilih untuk bertempat tinggal di daerah yang biaya hidupnya murah dan tidak jauh dari tempat
ia bekerja. Hal ini akan memengaruhi seseorang tersebut untuk komuter atau tidak.

Jenis Pekerjaan

Pekerja dengan jenis pekerjaan yang membutuhkan pelayanan cepat akan cenderung untuk
tidak bertempat tinggal jauh dari tempat dia bekerja. Sehingga memiliki pengaruh terhadap keputusan
dia untuk komuter atau tidak.

Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga memengaruhi seseorang untuk migrasi atau tidak. Jika semakin banyak
anggota keluarga, dia akan cenderung menetap dan menolak untuk pindah. Sehingga berpengaruh
terhadap komuter tidaknya seseorang tersebut.

Lama Bekerja di Daerah Tujuan


Lama bekerja di daerah tujuan merupakan lamanya dia bekerja hingga sekarang dalam tahun.
Seseorang yang masih baru bekerja akan cenderung lebih mobile dibanding dengan yang sudah lama.

Kerangka Pikir

Usia

Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan

Status Perkawinan Komuter :


Komuter DKI Jakarta
Besar Pendapatan Komuter Jabodetabek

Jenis Pekerjaan

Jumlah Anggota Keluarga

Lama Bekerja di Daerah Tujuan

Metodologi Penelitian

1. Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder hasil Survei Tenaga Kerja Nasional (Sakernas) tahun
2014 yang diperoleh dari BPS. Kemudian data akan difilter sesuai tujuan penelitian dengan
menggunakan SPSS.
2. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu yang tinggal di Jabodetabek tetapi tempat
bekerjanya di Jakarta Pusat.
3. Metode Analisis
Analisis yang akan dilakukan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensia. Adapun analisis
inferensia yang akan digunakan adalah model regresi logistik multinomial dengan variabel
respon komuter (0=Tidak Komuter, 1=Komuter DKI Jakarta, 2=Komuter Jabodetabek) serta
variabel prediktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, besar pendapatan,
jenis pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan lama bekerja di daerah tujuan.

Daftar Pustaka

1. Adioetomo, Sri M., et al (2010). Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan Kontribusi Emil Salim. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia.
2. BPS (2014). Berita Resmi Statistik Tentang Komuter DKI Jakarta Tahun 2014. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
3. Sanis S, Putu Ayu (2010). Analisis Pengaruh Upah, Lama Migrasi, Umur, Dan Tingkat Pendidikan
Terhadap Minat Migrasi Sirkuler Penduduk Salatiga Ke Kota Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro. Semarang.
4. Satriawan, Dodi (2012). Determinan Keputusan Pekerja Kota Depok Untuk Melakukan Komuter ke
Jakarta (Analisis Data Sakernas 2010 Menggunakan Analisis Kuantifikasi Hayashi II dan Regresi Logistik
Biner). [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

Anda mungkin juga menyukai