Anda di halaman 1dari 12

Dampak Migrasi Penduduk pada Gaya Hidup Penduduk di Indonesia

The impact of population migration on the Lifestyle of Population in Indonesia

Ericahyani Hidayati Aningtyas


Program Studi Tadris IPS, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Jember
Korespondensi : Email : ericahyani.26april@gmail.com

Hummidatul Hasanah
Program Studi Tadris IPS, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Jember

Abstrak

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya yang merupakan
salah satu dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, selain faktor kelahiran
dan kematian. Migrasi di sini dibedakan menjadi dua jenis, yang pertama adalah migrasi internasional
atau migrasi yang dilakukan antar negara, dan yang kedua ini adalah migrasi lokal atau migrasi yang
dilakukan di dalam negeri saja. Dengan adanya migrasi ini beberapa penduduk memilih untuk menjadi
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara tetangga. Banyak berbagai alasan mengapa harus bekerja di
Luar Negeri, dan salah satunya adalah untuk memperbaiki kasus perekonomian dalam kehidupannya.
Dampak dari migrasi penduduk ini pada gaya hidup mereka setelah mereka kembali ke Indonesia
dimana hal ini tidak bisa dihindari menjadi perubahan sosial. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
tentang dampak dari migrasi penduduk pada gaya hidupnya dari negara ketika bekerja dengan di negara
asalnya. Metode penelitian disini menggunakan pendekatan kualitatif jenis analisis deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dampak migrasi penduduk ini nyata adanya terhadap gaya hidup
penduduk setelah menjadi tenaga kerja. Dan ini menyebabkan perubahan sosial dalam lingkungan
dimana Tenaga Kerja ini berasal. Maka dari itu, pemerintah Indonesia atau penduduknya sendiri harus
bisa menerima perbedaan dari gaya hidup tersebut tanpa adanya diskriminasi atau perbedaan.

Kata-kata Kunci: Migrasi penduduk; Gaya hidup; Perubahan sosial.

Abstract

Population migration is the movement of population from one place to another which is one of three
basic factors that influence population growth, in addition to birth and death factors. This type of
migration is distinguished by migration between countries and also domestic migration. With this
migration, some citizens chose to become Indonesian Workers (TKI) in neighboring countries. There
are many reasons why they have to work abroad, and one of them is to improve the economic case in
their lives. The impact of this population migration on their lifestyles after returning to Indonesia
where this can not be avoided into social change. This study aims to illustrate the impact of population
migration on their lifestyles in the workplace rather than in their home countries. The research
method here uses a qualitative approach to the type of descriptive analysis. The results showed that
the impact of population migration was real for people's lifestyles after work. And this causes a social
change in the environment where this Workforce originates. Therefore, the Indonesian government or
its population must be able to accept lifestyle differences without discrimination or difference.

Keywords: Population migration; Lifestyle; Social change.


Pendahuluan pengertian dari migrasi internasional di
sini adalah perpindahan penduduk baik
Beberapa tahun terakhir ini masalah secara individu maupun kelompok dari
perpindahan penduduk dari tempat satu ke Negara asal ke Negara lainnya.
tempat yang lain atau bisa disebut dengan
migrasi penduduk menjadi salah satu Dalam hidup setiap orang butuh
masalah sosial yang dapat dipelajari. pekerjaan, tidak hanya memperoleh
Sebagian besar para ahli, menganggap penghasilan untuk diri sendiri maupun
bahwa migrasi memiliki banyak aspek keluarganya, tetapi juga sebagai dari
untuk diteliti dan pengetahuan tentangnya wujud identitas diri.Di kehidupan nyata,
sangat berguna untuk kegiatan unruk kesempatan kerja yang ada di
pembangunan yang dilaksanakan oleh Negara sendiri masih sangat terbatas, dan
Negara.(Syaukat, 1997:19). Migrasi dengan adanya keterbatasan tersebut
penduduk memiliki definisi sebagai membuat sejumlah angkatan kerja
perpindahan penduduk dari tempat yang meningkat, serta menyebabkan banyaknya
satu ke tempat yang lain. angka pengangguran.Kesempatan kerja di
luar negeri masih sangatterbuka dengan
Migrasi ini adalah bagian dari tiga tingkat upah yang memadai, halini telah
faktor yang mendasar dalam menjadi daya tarik tersendiri bagi tenaga
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, kerja indonesia (TKI) untuk mencari
dan selain migrasi ada faktor lainnya pekerjaan di luar negeri.Dengan cara itu
yakni kelahiran penduduk dan kematian merupakan salah satu impian penduduk
penduduk itu sendiri.Untuk meninjau untuk mendapatkan pekerjaan daripada di
hubungan internasional migrasi harus Negara sendiri sulit untuk menemukan
dilakukan secara khusus, karena dengan bahkan melakukan pekerjaan karena
adanya kepadatan penduduk serta banyaknya pesaing.(Lalu Husni, 2015:92)
distribusinya tidak merata, kemudian
dengan adanya faktor pendorong dimana Jumlah penduduk yang terus
penduduk ingin melakukan migrasi, dan meningkat mengakibatkan jumlah
adanya kepadatan pembangunan yang ada angkatan kerja semakin besar pula. Ini
di Negara asal, komunikasi serta berarti meningkat pula jumlah orang
transportasi yang lancar di Negara yang yang mencari pekerjaan atau
akan dituju sebagai tempat bekerja. menganggur. Agar dapat dicapai keadaan
(Munir, 2000: hal 115). yang seimbang maka mereka semua
bergabung dalam suatu pekerjan yang
Dari beberapa pengertian yang sudah cocok dan sesuai dengan keingian serta
dijelaskan mengenai migrasi, migrasi ini ketrampilan yang mereka miliki.Agar
dapat dijabarkan menjadi dua jenis, yang dapat bekerja secara maksimal, calon
pertama migrasi internal dan yang kedua TKI harus tertampungdi sebuah balai
migrasi internasional.Migrasi internal di pelatihan yang telah disediakanoleh
sini memiliki pengertian perpindahan PJTKI.Untuk calon TKI ini di didik dan
penduduk yang dilakukan oleh individu diwajibkan untuk mengikuti proses
maupun kelompok dari daerah asal pelatihan yang di adakan di balai
penduduk menuju ke daerah yang belum pelatihan setempat. Kegiatan pelatihan ini
pernah didatangi oleh penduduk tersebut bisa memakan waktu berbulan-bulan
dan masih dalam satu Negara.Dan lamanya agar calon TKI ini mampu dalam
menguasai hal yang di ajarkan dalam tenaga kerja sebagai komoditi atau suatu
balai pelatihan setempat. (Mulyadi, hal yang mudah untuk diperdagangkan.
2014:67) Padahal seharusnya cara pandang tersebut
tidak perlu.(NurSolikin,2013:19)
Bagi yang berminat untuk bekerja di
luar daerah atau luar negeri terutama Dari masalah yang telah dijabarkan di
pencari kerja diharuskan sudah terdaftar atas, di sini penduduk kesulitan dalam hal
di instansi pemerintahan setempat yang mencari pekerjaan di negaranya sendiri,
secara langsung bertanggung jawab dalam dikarenakan tingkat pendidikan daro para
bidang ketenangakerjaan.Calon TKI yang calon TKI ini masih terbilang rendah.Dan
akan dipekerjakan di luar negeriharus setelah bekerja dan memiliki uang, para
memiliki sertifikasikompetensi kerja, TKI ini berperilaku semaunya dalam
pelaksanaan TKI swasta wajib menggunakan uangnya, mereka
melakukan pendidikan dan pelatihan menggunakannya hanya untuk berfoya-
sesuai dengan pekerjaan yang akan foya tanpa berpikir harus bagaimana ke
dilakukan. Untuk mengembangkan depannya nanti setelah uang tersebut
kompetensi kerja dari calon TKI ini, dari habis.Keberhasilan dari para TKI di luar
pihak pemerintah yang memiliki tanggung negeri tentunya sangat bermanfaat bagi
jawab harus memberikan pemahaman Negara yakni sebagai penghasil dari
tentang situasi, kondisi, budaya dan resiko devisa. Hal ini dilihat dari
selama bekerja di luar negeri, dan juga perkembangan jumlah uang yang pernah
membekali kemampuan dalam dikirimpara TKI dari tempat mereka
berkomunikasi dengan menggunakan bekerja. Para TKI yang sudah bekerja
bahasa asing atau bahasa Negara yang selama bertahun-tahun dan berhasil
akan dituju dalam bekerja, terakhir mengumpulkan uang, secara tidak
memberikan pengetahuan dan langsung kehidupannya akan berubah,
pemahaman bagaimana hak dan karena sudah berhasil meningkatkan
kewajiban dari calon TKI, hal ini status sosialnya di tetangganya, mereka
merupakan tugas dari para PJTKI untuk bisa membeli rumah, motor dan bisa juga
mendidik dan melatih para calon TKI mereka membeli mobil.Namun bukan
sebelum berangkat kerja ke luar negeri. saja secara materi mengalami perubahan,
(Lalu Husni, 2015:99) Gaya hidup para TKI menjadi sorotan
karena banyak mengalami perubahan.
Persoalan tenaga kerja di Indonesia
adalah persoalan yang masih sangat Ketika para TKI ini pulang ke daerah
kompleks. Pada tahun 2003 tenaga kerja asal mereka, akan banyak sekali
Indonesia banyak yang bermasalah, perubahan yang ada mulai dari
seperti dipulangkan. Kasus terbanyak perilakunya ataupun dari gaya hidup
adalah yang disebabkan oleh pendidikan daripada para TKI ini. Dalam
dan ketrampilan yang tidak sesuai berpenampilan akan jauh berbeda
dengan yang diharapkan dari pihak dibandingkan dengan penampilan dulu
pencari pekerja. Ada pandangan yang dimana mereka belum bekerja sebagai
seharusnya perlu untuk TKI. Mereka yang dulu sederhana
diperbaikibersama-sama yakni cara sekarang sudah bisa mengikuti trend
pandang dari pemerintah kepada para sesuai dengan trend yang ada di Negara
tenaga kerja dimana mereka memandang ketika mereka bekerja, dan mulai
mengetahui kualitas dari barang-barang Pada penelitian ini peneliti
yang hendak dibelinya. Dan tempat menggunakan penelitian kualitatif dengan
tongkrongan beralih ke cafe-café, bentuk deskriptif. Menurut ahli Denzin
mengendarai motor keluaran terbaru, dan Licoln dalam Noor (2011) pengertian
seakan-akan menjadi kebutuhan wajib dari Penelitian kualitatif adalah proses
para TKI yang harus di beli ketika pulang penelitian serta pemahaman yang
merantau, bahkan ada yang mampu didasarkan pada metodologi dimana
membeli mobil hanya untuk memenuhi menyelidiki fenomena sosial dan
gengsinya tanpa mempertimbangkan permasalahan manusia. Dalam penelitian
kebutuhan mendatang. ini lebih menekankan pada kenyataan
secara sosial, hubungan erat antara
Hal tersebut hampir dialami para TKI peneliti dengan subjek yang
ketika kembali ke Indonesia.Untuk ditelitinya.Penelitian ini berbentuk
menjadi TKI ini akan terus dijalani deskriptif yang mendeskripsikan suatu
merkea dari tahun ke tahun, dikarenakan gejala, kejadian serta peristiwa yang
uang yang mereka hasilkan dari bekerja sedang terjadi saat ini.Penelitian ini
digunakan untuk kegiatan yang dimana memusatkan perhatian dalam masalah
sifatnya tidaklah terlalu penting, dengan yang aktual dan sesuai pada saat
kata lain para TKI secara tidak langsung penelitian itu berlangsung.Penelitian
menjadi sangat konsumtif dalam hal diskriptif ini lebih memusatkan perhatian
menghabiskan uang yang mereka dapat. pada masalah aktual apaadanya pada saat
Untuk mengejar eksistensipara TKI penelitian ini berlangsung. Di penelitian
sampai menghamburkan uangnya untuk ini berusaha mendeskripsikan bagaimana
kebutuhan yang di rasa kurang penting, gaya hidup para TKI yang pulang ke
agar mendapat peniaian yang lebih dari daerah asalnya setelah bertahun-tahun
penduduk dan menunjukan kalau dia bekerja di luar negeri.
mampu membeli apapun yang
dikehendaki, nampaknya mereka hanya Menurut para ahli, terutama Miles
butuh pengakuan dari penduduk bahwa dan Huberman (dalam Idrus 2009:147)
mereka mampu merubah hidupnya jauh model analisa data disebutkan sebagai
lebih baik dari pada yang dulu. model interaktif yang terdiri dari tiga hal,
yaitu yang pertama adalah reduksi data,
yang kedua adalah penyajian data, dan
yang terakhir adalah penarikan
Metode Penelitian
kesimpulan atau verifikasi.Dari ketiga
Penelitian ini menggunakan kegiatan ini merupakan kegiatan yang
sumber data sekunder. Data sekunder ini saling berhubungan atau berkaitan pada
menitik beratkan pada kajian pustaka atau saat sebelumnya, selama dan sesudah
library research yang akan diperoleh dari pengumpulan data. Dan berikut ini
berbagai buku, dokumen, jurnal, Koran, merupakan gambaran dari model analisa
majalah, website, literature lainnya yang data menurut Miles dan Huberman :
relevan dengan penelitian ini. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara
studi pustaka.
Gambar 01 Analisis Data Penelitian untuk pola dan tema yang sama,
pengelompokan, dan pencarian kasus
yang akan diteliti.
Pengumpulan Penyajian
Data Data

Hasil dan Pembahasan

Reduksi Penarikan Hasil penelitian ini membahas


Data Kesimpulan tentang indikator dari Perubahan perilaku
konsumtif dan gaya hidupTenaga Kerja
Indonesia.

Tabel 1 Gaya Hidup TKI ketika di


Tahapan dari proses analisa data yang Luar Negeri
dikemukakan oleh Miles dan Huberman
No. Data
adalah sebagai berikut:Pertama, Proses
pengumpulan data. Dalam tahap ini yang
dilakukan peneliti adalah mengumpulkan 1. Gaya hidup menyesuaikan
data dengan menggunakan teknik yang budaya yang ada, terutama
sudah ditentukan sejak awal.Yangkedua, dalam berpakaian, selain itu
reduksi data. Reduksi data ini adalah menu makanan disana berbeda
suatu proses dalam pemilihan data, pusat dengan Indonesia. Makanan
perhatian daripada penyederhanaan data, disana kebanyakan berasal dari
mengabstrak dan mentransformasi data daging dan gandum.
yang kasar dimana terdapat pada catatan
tertulis saat penelitian berlangsung.
2. Budaya Taiwan gaya hidupnya
Kegiatan ini berlangsung terus-menerus
kebarat baratan
sesuai dengan pelaksanaan
bergelimangfashion dan gadget,
berlangsung.Yang ketiga, penyajian
dan berkaraoke salah satu
data.Penyajian data di sini adalah
aktifitas yang digemari orang
kumpulan dari informasi yang tersusun
taiwan, TKI diberikan hari libur
dan setidaknya memberi penarikan
sehari,ini dimanfaatkan untuk
kesimpulan dari tindakan
berkumpul dengan teman–
penelitian.Kegiatan reduksi dan penyajian
teman yang berasal dari
data ini adalah kegiatan yang berkaitan
Indonesia untuk karaokean,
langsung dengan proses analisa data
makan-makan, atau jalan-jalan.
model interaktif.Dan yang
terakhir,Keempat penarikan kesimpulan
atau verifikasi.Pada tahap ini adalah tahap 3. Singapura sebagai negara
akhir dari proses menganalisa data. Di wisata, dikunjungi berbagai
tahap ini merupakan penarikan arti dari wisatawan manca negara, gaya
data yang telah dijabarkan. Ada beberpa hidupnya disiplin, tertib, dan
cara yang dapat dilakukan dalam kegiatan bersih, energik bekerja.
ini, yaitu dengan melakukan pencacatan
Tabel 2 Perubahan status sosial TKI di
4. Gaya hidup di Malaysia dari masyarakat
pakaiannya biasanya pakai
semacam baju kurung, No. Data
atasannya panjang-panjang,
kemudian pakai sarung tenun
1. Dari gaji yang terima, mampu
sebagai bawahannya. Walaupun
merubah ekonomikeluarga
tidak semua seperti itu. Karena
menjadi lebih baik untuk
disana sistemnya juga kerajaan
memenuhi kebutuhan seperti
Islam.
sandang, pangan dan papan,
sehingga merasakan lebih
5. Arab Saudi adalah negara percaya diri ketika bergaul
Islam, kesalahan melanggar dengan masyarakat. Lebih
hukum sanksi nya dihukum dipandang masyarakat.
sesuai perbuatannya,yang berat
adalah hukum pancung
2. Pendapatan gaji yang
dilakukan diMasjid ditonton
diperolehuntuk membantu
masyarakat luas untuk
orang tua memperbaiki
menimbulkan jera bagi yang
rumahnya dan melengkapi
bersalah, bertindak mencuri
perabotan rumah tangga
sanksi nya dipotong tangan nya.
dengan membeli barang
Sehingga saya juga takut dan
elektronik, harapan nya hidup
berusaha untuk mengikuti
layak, agar sejajar dengan
aturan-aturan yang berlaku.
tetangga.
Sumber data: Hasil
WawancaraPeneliti (Ekapti 3. Gaya hidup berbeda dengan
Wahjuni Djuwitaningsih) th. 2017 yang dulu sebelum berangkat
menjadi TKI, dulu tidak
pernah pakai make up
Dari beberapa data yang ada
sekarang merawat tubuh dan
dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa
wajah ke salon kecantikan
gaya hidup TKI dari beberapa negara
dan berpenampilan trendi
memiliki banyak sekali perbedaan
dalam berpakaian, agar
berdasarkan dari nilai agamanya serta
kelihatan tidak ketinggalan
budaya yang sedang berlaku di negara
zaman dan saya merasa lebih
TKI tersebut bekerja. Perilaku para TKI
percaya diri ketika bergaul
ini harus bisa menyesuaikan dengan nilai-
dengan masyarakat.
nilai agama dan norma budaya yang ada
di negara dimana TKI ini bekerja, harus
bisa beradaptasi dengan cepat agar bisa 4. Dari sawah yang dulu dibeli,
bertahan selama bekerja disana. sekarang banyak melibatkan
masyarakat desa untuk
menggarap sawah, sampai
panen. Karena sebagian besar
masyarakatnya bertani, paling Trend harus mengikutinya.
tidak sudah
membantumasyarakat untuk 2. Mengikuti trend, akan tetapi
mendapatkan pekerjaan. tidak terlalu fanatik. Karena
Sekarang lebih disegani kalau tidak bisa tertinggal.
masyarakat.
3. Tidak mengikuti trend
dikarenakan lebih penting
5. Di lingkungan masyarakat kebutuhan keluarga yang ada
jadi terpandang, karena usaha di rumah.
peternakan dan banyak
pelanggan. Dan juga 4. Mengikuti trend teman-teman
menyisihkan sebagian uang lainnya, gaji hanya dibuat
untuk bantuan sosial ke jalan-jalan dan makan-makan.
masyarakat jadi masyarakat Dan ketika pulang ke
juga peduli. daerahnya hanya bisa kerja
serabutan, karena uang gaji
Sumber data: Hasil sewaktu menjadi TKI tidak di
WawancaraPeneliti (Ekapti tabung.
Wahjuni Djuwitaningsih) th. 2017
5. Mengikuti trend hanya di
Dari data yang ada dalam tabel di bidang komunikasi, agar
atas, dapat diketahui perubahan status tidak gaptek atau gagal dalam
merupakan perubahan dalam pola pikir hal ilmu pengetahuan dan
serta perilaku untuk memenuhi suatu teknologi yang semakin
kebutuhan hidupnya seperti sandang, canggih.
pangan dan juga papan dan itu Sumber data: Hasil Wawancara
berdasarkan kemampuannya masing- Peneliti (Ekapti Wahjuni
masing. Dengan mereka para TKI yang Djuwitaningsih) th. 2017
bekerja di luar negeri berharap ketika
kembali ke daerah asalnya akan Dari data dalam tabel tersebut,
memperbaiki hal tersebut, dan hal ini beberapa TKI setelah kembali ke
mereka menganggap bahwa uang adalah daerahnya mengungkapkan bahwa trend
sebagai tolak ukur dalam meningkatkan merupakan sesuatu yang bisa saja diikuti
harga diri serta status sosial para TKI di sesuai dengan perubahan terkini, seperti
lingkungan mereka. alat komunikasi yang semakin canggih,
jika para TKI ini tidak mengikuti zaman,
Tabel 3 Pandangan TKI tentang Trend maka akan tertinggal. Ada pula yang
yang ada mengikuti trend sampai fanatik saat di
No. Data negara tempat dimana bekerja, sehingga
ketika pulang ke daerahnya tidak
memiliki tabungan untuk memenuhi
1. Dikarenakan sudah memiliki kebutuhan hidupnya, sedangkan yang
usaha, secara otomatis akan masih menyempatkan untuk menabung
terlihat dari penampilan. masih bisa memenuhi kebutuhan
Berhubung berurusan dengan hidupnya di daerahnya.
a) Kondisi Lingkungan dan Budaya
Apabila di lingkungan tempat TKI
Analisis Data ini bekerja tidak memberikan
kesempatan untuk berinteraksi dan
Perubahan Perilaku Konsumtif TKI berkomunikasi dengan orang lain atau
Dapat diketahui dari beberapa TKI mereka sangat tertutup dan juga
yang sudah kembali ke Indonesia memiliki norma, adat istiadat yang
kebanyakan mereka bekerja di negara ketat pada asisten rumah tangga atau
tujuan untuk memenuhi kebutuhan TKI, maka mereka tidak memiliki
ekonomi keluarganya, dan agar bisa kesempatan berperilaku konsumtif.
meningkatkan perekonomian keluarga. Sedangkan dengan kondisi
Selain itu, karena ada alasan kurangnya lingkungan dan budaya yang
lapangan pekerjaan yang ada di daerah memiliki norma dan adat istiadat
para TKI ini berada. Setelah kontrak kerja yang tidak ketat serta majikan mereka
di luar negeri habis, mereka akan pulang memiliki toleransi pada asisten rumah
setidaknya dengan membawa uang dari tangga atau TKI ini mereka bisa
gaji selama bekerja di sana, di daerahnya sangat terbuka kepada orang sekitar
saat uang tersebut tidak mencukupi untuk tempat kerjanya, mereka bisa
modal usaha, tidak ada pilihan lagi berinteraksi dan berkomunikasi, maka
mereka akan kembali menjadi TKI, dan hal ini dapat menyebabkan TKI
setelah uangnya cukup untuk modal cenderung berperilaku konsumtif.
usahanya, mereka akan membuka usaha Perilaku tersebut oleh para TKI
yang sudah direncanakan sebelumnya. terbawa pulang ke daerahnya dan
Tidak semua TKI memiliki pikiran untuk bahkan hal ini menjadi kebiasaan
mendapatkan modal usaha, akan tetapi mereka. Mereka yang mampu
sebaliknya mereka yang memiliki uang menghasilkan banyak uang dari gaji
banyak dari gajinya selama bekerja di luar kerja mereka saat bekerja di luar
negeri itu kecenderungan berperilaku negeri, tidak semua TKI bisa
konsumtif. memperbaiki keadaan ekonomi yang
Dengan begitu, tujuan utama TKI ada di keluarganya, karena terlalu
kini bergeser dikarenakan dari perrubahan boros sehingga tidak heran
perilaku dari TKI itu sendiri ke arah yang perekonomian keluarga tidak ada
konsumtif untuk menemukan kepuasan kemajuan.
serta kesenangan pribadi, dengan alasan
mereka mampu untuk membeli barang b) Penggunaan Keuangan TKI
yang sedang diinginkan. Sesuai dengan Para TKI yang pada saat bekerja
pendapat dari Anggasari (dalam di luar negeri tidak berperilaku
Sumartono, 2002) ia mengatakan perilaku konsumtif dalam menggunakan
yang konsumpif merupakan perilaku uangnya, mereka bisa berhemat
untuk membeli suatu barang yang tidak dengan cara mengirimkan uang gaji
direncanakan atau tidak diperhitungkan, mereka ke keluarga yang ada di
sehingga sifatnya ini menjadi berlebihan. daerah asalnya untuk kepentingan
Ada beberapa faktor yang serta kebutuhan keluarga disana.
mempengaruhi perilaku konsumtif dari Sebaliknya , untuk TKI yang
TKI ini, diantaranya : cenderung berperilaku konsumtif
tidak mengirim uang gaji mereka ke barang yang dianggap paling baik
keluarga yang ada di daerah asalnya daripada yang lainnya.
dan juga tidak menabung, akan tetapi Dari itu menimbulkan persaingan
uangnya dipergunakan untuk di kelompok tertentu, pada
membeli barang hanya untuk akhirnya menjadi kebiasaan yang
kesenangannya guna mengikuti gaya harus diburu.
hidup atau trend. Menurut Engel, Blackwell
Dan ketika pulang ke daerah dan Miniard (1995) dan Mowen
asalnya, bagi TKI yang berhemat dan (1995) gaya hiduop itu merupaka
mampu untuk mengelola pola hidup yang bersangkut paut
keuangannya dengan baik, bagaimana orang menggunakan
diwujudkan dalam investasi masa waktu serta uangnya. Tujuan
depannya dan keluarganya yang untuk mengikuti trend dan gaya
berupa rumah, motor, mobil, modal hidup ini adalah agar orang itu
untuk usaha maupun pendidikan dipandang lebih baik dari yang
anaknya. Sebaliknya untuk TKI yang lain, dimana hal itu sesuai dengan
cenderung boros atau berperilaku kemauannya dan keinginannya,
konsumtif tidak memiliki investasi seperti mereka membangun rumah
masa depan karena hanya membeli dengan model rumah korea agar
barang yang tidak mempengaruhi dianggap sebagai orang kaya,
dalam perekonomian keluarga yang memiliki banyak uang jadi mereka
ada di daerahnya berasal, ia hanya bisa berbelanja apapun sesuai
membeli android dengan harga yang dengan apa yang mereka ingin.
mahal, belanja di supermarket, makan Di kenyataannya, para TKI
di gerai fast food, dan pergi ke salon ini hanya mengejar gaya hidup dan
untuk kecantikannya dan tidak trend yang telah disebutkan di
memikirkan keluarganya. atas, dan itu tidak sesuai dengan
pendapatan yang mereka hasilkan
Gaya Hidup TKI atau tidak sesuai dengan gaji yang
selama ini mereka terima, bahkan
Selain faktor yang mempengaruhi
ada yang terlilit dengan hutang
perilaku konsumtif dari TKI, ada pula
sehingga tidak bisa memenuhi
beberapa faktor yang mempengaruhi gaya
kebutuhan perekonomian yang ada
hidup dari TKI, diantaranya sebagai
di daerah asalnya di masa ketika ia
berikut :
bekerja ataupun di masa yang
a) Gaya hidup TKI di luar negeri mendatang.
Persepsi dalam
masyarakat, gaya hidup orang b) Perubahan status sosial di
ditentukan bagaimana orang itu masyarakat
berperilaku sesuai atau tidak
TKI di luar negeri yang
dengan norma dan nilai budaya sedang bekerja menganggap
yang berlaku dimanapun mereka dirinya memiiki banyak uang
berapa. Gaya hidup ini tidak dalam ukuran kesuksesannya, ini
terlepas dari cara orang membeli, diukur dari bagaimana cara
menggunakan serta memakai menggunakan uang gaji hasil
kerjanya untuk membeli barang- TKI, untuk mengikuti trend
barang yang mewah dan merubah tersebut dengan memotivasi
penampilan mereka secara fisik mereka untuk merubah gaya
yang tidak sesuai dengan hidupnya lebih baik atau bahkan
pendapatan mereka, kemudian lebih dipandang berbeda dari yang
menjadikan kebutuhan sekunder sebelumnya menjadi TKI. Setelah
sebagai kebutuhan primer. kembali ke daerah asalnya
Perilaku ini hanya memenuhi perilaku TKI ini beraneka ragam,
kebutuhan yang semu bagi untuk TKI yang biasa berhemat
mereka, dan mengakibatkan dalam trend ia lebih
dirinya terjebak di kehidupan yang memanfaatkan penggunaan uang
hedonisme, dan di persepsi gajinya untuk kebutuhan yang bisa
penduduk hal itu merupakan menjadi modal usaha sebagai
perilaku yang tidak sesuai dengan jaminan masa depannya, agar
norma yang ada di daerah asalnya tidak mengalami kesulitan dalam
itu. perekonomian keluarga serta
kebutuhan keluarga atau dapat
Para TKI yang kembali ke memberikan peluang kerja untuk
daerah asalnya mengalami orang lain dari usahanya tersebut.
kesulitan dalam keuangannya, Sebaliknya bagi TKI yang tidak
dikarenakan uang gaji yang bisa berhemat dalam pengelolaan
mereka dapat digunakan hanya uang gajinya mereka akan lebih
untuk kesenangan semata. Dengan mementingkan prestise ingin
begitu membuat statusnya di terlihat berbeda dengan yang
daerah asalnya menjadi tidak baik lainnya dalam hal penampilan,
dan mendapatkan label TKI yang untuk menarik perhatian dari
negatif. Sebaliknya TKI yang saat orang lain, karena ia mampu
bekerja di luar negeri hidup membeli barang-barang yang
dengan hemat dan sederhana, mewah dan yang terbaru. Dengan
untuk uang gaji digunakan untuk demikian ia tidak memikirkan
kebutuhan keluarga dan tidak bagaimana kebutuhan ekonomi
berperilaku konsumtif maupun yang ada di keluarganya, dan
hedonisme dengan begitu juga hanya memikirkan dirinya sendiri,
bisa menabung untuk investasi tanpa berinvestasi untuk masa
masa depannya, tidak berperilaku depannya ataupun menggunakan
menyimpang dari norma yang ada uangnya sebagai modal untuk
di daerah asalnya dan yang usaha di daerah asalnya.
terakhir adalah mampu
meningkatkan perekonomian
keluarganya maupun orang lain Simpulan
yang ada disekitarnya.
Dari beberapa penjelasan yang ada,
c) Pandangan terhadap trend atau perubahan perilaku konsumtif pada TKI
masa kekinian yang bekerja di luar negeri dan kembali
ke daerah asalnya ini dipengaruhi oleh
Di era globalisasi ini
pemikiran penduduk sekitarnya yang
perilaku konsumtif menjadi trend,
dimana memudahkan orang dalam berpikir bahwa TKI yang sukses dan telah
hal memenuhi kebutuhan memiliki banyak uang berdampak pada
hidupnya dengan kemajuan status sosialnya di lingkungan itu. Dengan
teknologi yang ada, dan salah adanya fenomena ini menunjukkan bahwa
satunya adalah berpengaruh pada TKI yang telah bekerja di luar negeri,
setelah kontrak kerjanya habis akan lain, berpikir juga bahwa apa yang baru di
kembali ke daerah asalnya yaitu pasar harus segera ia miliki, pada
Indonesia, biasanya ketika kembali ke kenyataannya perasaan itu juga akan
daerah asal mereka membawa uang yang menyiksa dirinya apabila tidak memiliki
terbilang tidak cukup untuk modal usaha, uang. Tujuan yang utama dalam
dan mereka akan kembali lagi menjadi mengikuti trend dan gaya hidup para TKI
TKI dan ketika dirasa uang nya cukup adalah agar dipandang lebih baik dari
untuk jadi modal usaha yang diinginkan, yang lainnya, yang harus sesuai dengan
mereka akan memulai membuka usaha keinginannya, seperti ia membangun
itu. Namun tidak semua TKI memiliki rumah sesuai model-model rumah yang
pemikiran untuk mendapatkan modal ada di Korea agar dirinya dianggap
usaha, akan tetapi sebaliknya ketika sebagai orang kaya, punya banyak uang
mereka memiliki uang yang terbilang dan pernah ke luar negeri. Berbeda
cukup banyak kecenderungan berperilaku dengan penduduk sekitarnya, karena
konsumtif. paling bagus, dengan motivasi bisa
Dengan ini para TKI yang kembali ke mendapatkan penghasilang yang tinggi
daerah masing-masing mengabaikan dan dirinya bisa mengikuti trend yang
tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan kekinian sesuai dengan perkembangan
keluarga dan lebih mementingkan zaman.
kebutuhan pribadinya secara konsumtif TKI yang bekerja di luar negeri ini
mengikuti trend. Hal ini terpengaruh dari beranggapan bahwa dirinya memiliki
lingkungan budaya tempat dimana TKI ini banyak uang hasil kerjanya sebagai
bekerja di luar negeri, di sana beberapa ukuran kesuksesannya, hal ini diukur dari
dari majikan ada yang tidak memberi bagaimana cara dirinya mengelolah
kesempatan ke luar rumah dan ada pula keuangan hanya untuk membeli barang-
yang majikannya memberikan toleransi barang mewah dan merubah
dengan memberikan hari libur. Cara penampilannya secara fisik yang tidak
penggunaan keuangan atau gaji dari TKI sesuai dengan hasil atau pendapatan, serta
ini ada yang direncanakan untuk menjadikan sekunder sebagai kebutuhan
menabung dan investasi masa depannya primer.
dan juga ada yang membelanjakan uang
tersebut untuk barang-barang mewah
hanya untuk kesenangan sesaat, maka dari
Ucapan Terima Kasih
itu ketika TKI ini kembali ke daerah
asalnya mereka dicap sebagai perubah Syukur Alhamdulillah artikel ini
perekonomian rumah tangganya menjadi sudah kami tuntaskan sebagaimana
lebih baik dan ada pula yang terpuruk mestinya, tidak lupa kami ucapkan terima
karena terlilit dengan hutang sebelum kasih kepada Allah SWT. Telah
bekerja sebagai TKI. memberikan nikmat sehat dalam
Dari zaman ke zaman kebutuhan menyelesaikan tugas pengetikan artikel
manusia semakin banyak, dan itu ini, tidak lupa kepada Dosen Pembimbing
menyebabkan tuntutan untuk terjadinya kami bapak Depict Pristine Adi,
peningkatan gaya hidup masyarakat. kemudian kepada kedua orang tua kami
Mereka berpikir untuk memiliki segala yang selalu mensupport kami dalam
sesuatu yang telah diproduksi oleh orang kegiatan yang sedang kami lakukan, dan
yang terakhir kepada kawan-kawan kami Penelitian DCRG. Universitas
yang juga selalu memberikan semangat Diponegoro.Yang diakses melalui
:http://eprints.undip.ac.id/22765/1/322-ki-
kepada kami selaku penulis. lemlit-2001-a.pdfpada tanggal 10April 2020,
pukul 11.25 WIB
Syaukat, Ahmad. (1997). Faktor-
Faktor Yang Menentukan Pilihan
Daftar Pustaka DerahTujuan Migrasi Penduduk Jawa
Barat Berdasarkan Data SUPAS1985.
Ardiyanto, Nur Angga. (2013). Kajian
Laporan Penelitian. Jakarta: Pasca
Migrasi dan Penghidupan Tenaga Kerja asal
Sarjana Universitas Indonesia
Indonesia di KampungPandan dalam Ampang
Undang -undang No. 13 Tahun 2003
Jaya Malaysia. Skripsi. Universitas Gadjah
“Tentang Ketenagakerjaan”
Mada.Yang diakses melalui :
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod
=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act
=view&typ=html&buku_id=66581pada
tanggal 2April 2020 Pukul 21.00 WIB
Chaney, David. 2003. Lifestyle atau
Lifestyle: Sebuah Pengantar Komprehensif.
Terj.Nuraeni. Yogyakarta: Jalasutra.
Didit, Purnomo. (2009) fenomena
migrasi tenaga kerja dan peranya bagi
pembangunan daerah asal (studi empiris di
kabupaten wonogiri) Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol. 10, No.1, Juni 2009, hal.
84 –102
Ekapti Wahjuni
Djuwitaningsih.Perubahan Perilaku
Konsumtif dan Gaya HidupTenaga Kerja
Wanita(TKW) Purna /01/ Vol. 7. No.1. Tahun
2019
Engel, J.F., Blackw, R.D., & Miniard,
P.W., 1994. “PerilakuKonsumen”. Edisi
enam.Jilid 1.Terjemahan alih bahasa oleh Fx.
Budiyanto. Jakarta: Binarupa Aksara
Husni, Lalu. 2015, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan, Jakarta, Raja Gravindo
Persada
Moleong. Lexy. J, “Metodologi
Penelitian Kualitatif”, Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2001
Noor, Juliansyah, 2011. Metode
Penelitian Skripsi, Tesisd, Disertasi dan
Karya Ilmiah. Kencana:Jakarta
Solikin, Nur. 2013, Otoritas Negara dan
Pahlawan Devisa, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar
Subari, Mulyadi. 2014, Ekonomi Sumber
Daya Manusia, Jakarta, Raja Wali Pers
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian
Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, danR&D.
Bandung: Penerbit Alfabeta
Susilowati, Indah, Mudji Rahardjo dan
Waridin. (2001). Analisis Masalah Sosial,
Politik dan Ekonomi pada Migrasi Tenaga
Kerja Indonesia ke Luar Negeri. Laporan

Anda mungkin juga menyukai