Anda di halaman 1dari 5

TUGAS EPIDEMIOLOGI KARDIOVASKULAR

TELAAH ARTIKEL
Espresso Coffee Consumption and Risk of Coronary Heart
Disease in a Large Italian Cohort

OLEH:

DEWI WAHYUNI
NO. BP 1511216030

Dosen Pengampu:
VIVI TRIANA, SKM, MPH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2017
Judul Artikel : Espresso Coffee Consumption and Risk of Coronary Heart

Disease in a Large Italian Cohort

Peneliti : Sara Grioni, Claudia Agnoli, Sabina Sieri, Valeria Pala, Fulvio

Ricceri, and Giovanna Masala et al.

Jurnal : Plos One (2015)

Kesimpulan:

Hubungan antara konsumsi kopi dengan penyakit jantung koroner sudah

banyak diteliti. Beberapa penelitian menyatakan bahwa konsumsi kopi bukan

merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Penelitian lainnya

menyatakan bahwa konsumsi kopi yang berat berhubungan dengan meningkatnya

risiko PJK pada pria, sedangkan penelitian lainnya melaporkan bahwa pria yang

mengkonsumsi kopi tanpa ada riwayat keluarga yang mengalami PJK akan

menurunkan risiko PJK. Banyak meta-analisis dari studi kohort dan kasus kontrol

menemukan hasil yang bertentangan terkait konsumsi kopi dan PJK. Berdasarkan

hal tersebut maka peneliti melakukan investigasi secara prospektif terkait

hubungan konsumsi kopi ala Italia dan insiden PJK pada sekelompok besar pria

dan wanita Italia.

Selama follow-up yang dilakukan (mean 10,9 tahun), terdapat 804 kasus

PJK (500 kasus akut, 56 kasus kematian, dan 248 revaskularisasi) yang

diidentifikasi. Karakteristik dasar dari subjek penelitian adalah tingkat konsumsi

kopi per hari.


Orang yang mengkonsumsi lebih dari 4 cangkir kopi per hari lebih muda,

umumnya perokok, memiliki asupan kalori yang lebih tinggi, asupan sayur dan

buah lebih tinggi, dan asupan teh yang rendah dan umumnya memiliki berat

badan yang normal.

Pada model multivariabel peneliti menemukan risiko PJK yang meningkat

secara signifikan dimana untuk konsumsi kopi >2-4 cangkir/hari HR 1,37 (95%

CI 1,03-1,82), untuk konsumsi >4 cangkir/hari HR 1,52 (95% CI 1,11-2,07).

Pada penelitian ini risiko PJK lebih tinggi pada orang yang mengkonsumsi

kopi ala Italia lebih dari 2 cangkir sehari dibandingkan kelompok pembanding (<1

cangkir sehari). Pada beberapa subjek penelitian konsumsi kopi tidak

berhubungan secara signifikan dengan total level plasma, kolesterol LDL atau
HDL, atau trigliserida. Penelitian kasus control di Italia yang dipublikasikan tahun

2001 menemukan bahwa risiko PJK meningkat pada konsumen kopi ala Italia

yang berat. Suatu penelitian kasus kontrol melaporkan tidak ada hubungan antara

ada tidaknya kafein pada kopi dengan risiko infark myocard, dan pada studi kasus

kontrol terhadap orang swedia konsumsi kopi berhubungan terbalik (tidak

signifikan) dengan risiko infark myokard pada wanita. Penelitian kasus kontrol

lainnya tentang kopi espresso dan infark myokard pada pria portugis ditemukan

hubungan yang terbalik pada pria tanpa ada riwayat keluarga yang mengalami

infark myokard akut.

Meta-analisis dari 13 studi kasus kontrol dan 10 studi kohort ditemukan

hubungan yang signifikan antara tingginya konsumsi kopi dan PJK, namun tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi kopi harian dan PJK pada

follow up yang dilakukan dalam jangka panjang dalam studi kohort. Penelitian ini

adalah studi kohort pertama yang secara spesifik menginvestigasi efek kopi ala

Italia terhadap risiko PJK pada populasi sehat. Kebanyakan penelitian sebelumnya

fokus terhadap kopi yang disaring atau direbus, yang merupakan metode

pembuatan kopi yang populer di USA dan negara skandinavia. Metode persiapan

kopi dapat mempengaruhi konsentrasi diterpenes dan kafein. Kadar kafestol dan

kahweol pada kopi yang direbus 7,2 mg/cangkir, 2,3 mg/cangkir pada kopi moka,

dan kira-kira 1,0 mg/cangkir pada kopi espresso, namun hanya 0,02 mg/cangkir

pada kopi yang disaring. Perebusan mengakibatkan konsentrasi lipid meningkat

karena tingginya suhu air dan waktu kontak yang lama. Penyaringan melalui

kertas melepaskan banyak lipid, sementara kopi ala Italia waktu kontak antara air

dengan kopi lebih pendek sehingga konsentrasi lipidnya lebih rendah


dibandingkan kopi yang direbus, namun lebih tinggi dibandingkan kopi yang

disaring.

Cangkir dengan ukuran standar untuk kopi espresso (30 ml) mengandung

100 mg kafein, sementara 225 ml kopi yang disaring atau direbus mengandung

kira-kira 135 mg kafein. Efek kafein terhadap sistem kardiovaskular tergantung

kepada berbagai faktor termasuk status metabolism dan penyakit yang diderita.

Kafein pada kopi memiliki efek yang beragam pada tekanan darah, konsumsi

yang jarang pada orang dengan tekanan darah normal dan yang mengalami

hipertensi memiliki efek pressor (meningkatkan tekanan darah), namun konsumsi

dalam jangka panjang tidak menyebabkan peningkatan lebih lanjut pada orang

dengan hipertensi

Peneliti melakukan analisis pada kelompok yang tidak merokok dan

menemukan bahwa konsumsi kopi berhubungan secara signifikan dengan PJK,

HR: 1,47 (95% CI 1,04-2,09) dan 1,7 (95% CI 1,15-2,51) dengan P=0,002,

sehingga hubungan antara kopi dengan PJK tidak dapat dikaitkan dengan

merokok. Konsumsi kopi ala Italia lebih dari 2 cangkir/hari berhubungan secara

signifikan dengan peningkatan risiko PJK, namun tidak terdapat bukti yang

menunjukkan bahwa kopi ala Italia memiliki efek terhadap kolesterol plasma atau

trigliserida.

Anda mungkin juga menyukai