id
Skripsi
SUPRIYANTO
I 0304072
SKRIPSI
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
SUPRIYANTO
I 0304072
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat
rahmat, taufik,dan hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan laporan tugas
akhir/ skripsi ini yang berjudul PERANCANGAN POSTUR KERJA PADA
PEKERJA BAGIAN PENCUCIAN DAN PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN
PENDEKATAN RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) UNTUK
MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) (Studi
Kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu Di Desa Banyuputih, Salatiga).
Penyusunan laporan tugas akhir/ skripsi ini diajukan sebagai suatu
kelengkapan dan persyaratan guna menempuh dan mencapai gelar sarjana Teknik
Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari
bahwa laporan tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Kusno Adi Sambowo, ST, Ph.D selaku Pembantu Dekan Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak DR. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Bapak Taufiq Rochman, STP, MT selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dari awal penulisan sampai terselesainya
laporan ini.
4. Bapak Bambang Suhardi, ST, MT selaku pembimbing II yang telah sabar dan
ikhlas memberikan bimbingan sampai tersusunnya laporan tugas akhir ini.
5. Bapak Ilham Priadythama, ST, MT dan Wakhid Ahmad Jauhari, ST, MT selaku
Penguji I dan II atas segala koreksi serta masukan yang konstruktif.
6. Segenap staff dosen dan karyawan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang banyak membantu selama di bangku
kuliah.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah I-1
1.2. Perumusan Masalah I-3
1.3. Tujuan Penelitian I-3
1.4. Manfaat Penelitian I-3
1.5. Batasan Masalah I-4
1.6. Sistematika Penulisan I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjaun Perusahaan II-1
2.1.1 Sejarah Perusahaan II-1
2.1.2 Proses Pembuatan Tahu II-1
2.2. Landasan Teori II-4
2.2.1 Pengertian Ergonomi II-4
2.2.2 Musculoskeletal Disorders (MSDs) II-6
2.2.3 Postur dan Pergerakan Kerja II-8
2.2.4 Beban Kerja II-9
2.2.5 Manual Material Handling II-13
2.2.6 Resiko Kecelakaan Kerja Pada Manual Material Handling II-15
2.2.7 Penanganan Resiko Kerja Manual Material Handling II-20
2.2.8 Nordic Body Map II-21
2.2.9 Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) II-22
TM
2.2.10 Perangkat Lunak ErgoIntellegence II-31
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 4.19 Coding Postures Postur Kerja Usulan 4-1 Membawa Kedelai
Setelah Digiling Ke Bagian Pemasakan IV-40
Gambar 4.20 Coding Postures Postur Kerja Usulan 4-2 Membawa Kedelai
Setelah Digiling Ke Bagian Pemasakan IV-40
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kedelai cair maupun kering dengan berat beban 1015 Kg. Proses pengangkatan
kedelai dilakukan dengan cara diangkat dengan kedua tangan dan tidak
menggunakan alat bantu. Hampir seluruh proses pembuatan tahu dilakukan
secara manual kecuali proses penggilingan yang menggunakan mesin.
Selain itu, aktivitas kerja didominasi postur kerja berdiri. Posisi berdiri
yang cukup lama akan memberikan tekanan pada saraf pembuluh darah dan otot-
otot pada kaki, sehingga sering merasakan kesemutan. Apabila posisi statis ini
dipertahankan maka akan menimbulkan keluhan pada sistem musculoskeletal
seperti sakit pinggang, sakit leher, bahu, punggung, lengan, dan pergelangan
tangan. Kondisi ini diperburuk dengan durasi kerja per hari yang cukup lama
apabila perusahaan mendapat pesanan melebihi target produksi per hari.
Perpindahan dari posisi berdiri ke membungkuk kemudian dari
membungkuk menuju posisi berdiri yang dikombinasikan dengan mengangkat
atau menurunkan beban akan menyebabkan resiko yang lebih besar untuk nyeri
pinggang atau cedera musculoskeletal. Gerakan menekuk pinggang dan
memperluas perubahan tubuh bagian atas dengan menyelaraskan bagian tulang
punggung dan perut dengan menggeser pusat keseimbangan memaksa tulang
belakang untuk mendukung kedua berat tubuh bagian atas dan berat yang sedang
diangkat atau diturunkan. Dari hasil wawancara dan pengisisan kuesioner body
map dengan pekerja dibagian ini, didapatkan keterangan bahwa pekerja seringkali
mengalami keluhan sakit nyeri selepas kerja terutama pada punggung (100%),
pinggang (100%), leher (100%), pergelangan tangan (100%), betis (66,7%), dan
paha (33,3%).
Mengingat aktivitas MMH mempunyai peranan yang penting di dalam
aktivitas produksi tahu milik Bapak Markiman, dimana tenaga kerja berperan
dominan dalam aktifitas pemindahan bahan secara manual. Sekiranya perlu
dilakukan penelitian untuk mengkaji resiko terjadinya musculoskeletal disorders
(MSDs), dengan mengidentifikasi dan menganalisis beban kerja dan postur kerja
pekerja bagian pencucian dan penggilingan kedelai pada pabrik tahu milik Bapak
Markiman, di Desa Banyuputih, Kota Salatiga. Dimana selama ini belum pernah
dilakukan penelitian semacam ini ditempat yang dimaksud. Pengukuran beban
commitdenyut
kerja dilakukan dengan cara mengukur to usernadi pekerja, sedangkan penilaian
I-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk melakukan perbaikan pada postur kerja MMH yang salah sehingga
melindungi pekerja dari cidera musculoskeletal.
I-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
commit to user
II-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Proses produksi tahu secara rinci dapat dilihat pada diagram alir proses
produksi tahu berikut ini:
Proses yang kedua adalah perendaman. Pada proses ini kedelai direndam
dalam bak atau ember yang berisi air selama 33-12
12 jam. Tujuan dari perendama
ini adalah untuk membuat kedelai menjadi lunak dan kulitnya mudah dikelupas.
Setelah
elah direndam, kemudian dilakukan pengupasan kulit kedelai dengan jalan
meremas-remas
remas dalam air, kemudian dikuliti. Setelah direndam dan dikuliti
kemudian dicuci. Pencucian sedapat mungkin dilakukan dengan alir yang
mengalir. Tujuan pencucian ini adalah un
untuk
tuk menghilangkan kotoran yang
melekat maupun tercampur dalam kedelai.
Setelah kedelai direndam dan dicuci bersih, selanjutnya dilakukan
penggilingan. Proses penggilingan dilakukan dengan mesin, karena penggunaan
mesin akan memperhalus hasil gilingan kedelai. Pada saat penggilingan diberi air
commit to user
mengalir agar bubur kedelai terdorong keluar. Hasil dari proses penggilingan
II-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berupa bubur kedelai. Bubur kedelai yang sudah terdorong keluar kemudian
ditampung dalam ember. Pada proses pencucian dan perendaman kedelai ini
menggunakan banyak sekali air sehingga limbah cair yang dihasilkan akan banyak
pula. Tetapi sifat limbah ini belum mempunyai kadar pencemaran yang tinggi.
Proses selanjutnya adalah perebusan bubur kedelai dengan tujuan untuk
meng-inaktifkan zat antinutrisi kedelai yaitu tripsin inhibitor dan sekaligus
meningkatkan nilai cerna, mempermudah ekstraksi atau penggilingan dan
penggumpalan protein serta menambah keawatan produk. Bubur kedelai yang
telah terbentuk kemudian diberi air, selanjutnya dididihkan dalam tungku
pemasakan. Setelah mendidih sampai 5 (lima) menit kemudian dilakukan
penyaringan. Dalam keadaan panas cairan bahan baku tahu (bubur kedelai yang
sudah direbus) kemudian disaring dengan kain blaco atau kain mori kasar sambil
dibilas dengan air hangat, sehingga susu kedelai dapat terekstrak keluar semua.
Proses ini menghasilkan limbah padat yang disebut dengan ampas tahu. Ampas
padat ini mempunyai sifat yang cepat basi dan busuk bila tidak cepat diolah
sehingga perlu ditempatkan secara terpisah atau agak jauh dari proses pembuatan
tahu agar tahu tidak terkontaminasi dengan barang yang kotor. Filtrat cair hasil
penyaringan yang diperoleh kemudian ditampung dalam bak. Kemudian filtrat
yang masih dalam keadaan hangat secara pelan-pelan diaduk sambil diberi asam
(catu). Pemberian asam ini dihentikan apabila sudah terlihat penggumpalan.
Selanjutnya dilakukan penyaringan kembali. Proses penggumpalan juga
menghasilkan limbah cair yang banyak dan sifat limbahnya sudah mempunyai
kadar pencemaran yang tinggi karena sudah mengandung asam.
Untuk menggumpalkan tahu bisa digunakan bahan-bahan seperti batu tahu
(sioko) atau CaSO4 yaitu batu gips yang sudah dibakar dan ditumbuk halus
menjadi tepung, asam cuka 90%, biang atau kecutan dan sari jeruk. Biang atau
kecutan yaitu sisa cairan setelah tahap pengendapan protein atau sisa cairan dari
pemisahan gumpalan tahu yang telah dibiarkan selama satu malam.
Tahap selanjutnya yaitu pencetakan dan pengepresan. Proses ini dilakukan
dengan cara cairan bening diatas gumpalan tahu dibuang sebagian dan sisanya
untuk air asam. Gumpalan tahu kemudian diambil dan dituangkan ke dalam
cetakan yang sudah tersedia dancommit
dialasitodengan
user kain dan diisi sampai penuh.
II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Cetakan yang digunakan biasanya berupa cetakan dari kayu berbentuk segi empat
yang dilubangi kecil-kecil supaya air dapat keluar. Selanjutnya kain ditutupkan ke
seluruh gumpalan tahu dan dipres. Semakin berat benda yang digunakan untuk
mengepres semakin keras tahu yang dihasilkan. Alat pemberat/pres biasanya
mempunyai berat 3,5 kg dan lama pengepresan biasanya 1 menit, sampai
airnya keluar.
Setelah dirasa cukup dingin, kemudian tahu dipotong-potong sesuai
dengan keinginan konsumen dipasar. Tahu yang sudah dipotong-potong tersebut
kemudian dipasarkan. Dalam pembuatan tahu biasanya pengrajin menambahkan
bahan tambahan atau bahan pembantu antara lain yaitu batu tahu (batu gips yang
sudah dibakar dan ditumbuk halus menjadi tepung), asam cuka 90%,
biang/kecutan, yaitu sisa cairan setelah tahap pengendapan protein atau sisa cairan
dari pemisahan gumpalan tahu yang telah dibiarkan selama satu malam, kunyit
yang digunakan untuk memberikan warna kuning pada tahu, garam yang
digunakan untuk memberikan rasa sedikit asin ke dalam tahu.
II-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal yaitu
(Peter, 2000):
a. Peregangan otot yang berlebihan
Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang
diperlukan melampui kekuatan otot optimum. Apabila hal serupa sering
dilakukan, maka akan mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan
dapat mnyebabkan terjadinya cidera otot skeletal.
b. Aktivitas berulang
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus sperti
pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkut-angkut dan sebagainya.
Keluhan ini terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara
terus menerus tanpa memperoleh kesempatan relasasi.
c. Sikap kerja yang tidak alamiah
Sikap kerja yang tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi
bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi possisi alaamiah, misalnya pergerakan
tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan
sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka
semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak
alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan
stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja
(Grandjean, 1993; Anis and McCanville, 1996; Waters and Andeson, 1996 dan
Manuaba, 2000).
Gejala yang berhubungan dengan MSDs antara lain adalah terasa sakit
atau nyeri pada otot, gerakan sendi yang terbatas, dan terjadi pembengkakan. Jika
gejala ini dibiarkan maka akan menimbulkan kerusakan permanen (Niebel dan
Frevaldi, 1999). MSDs merusak sistem saraf muskuloskeletal yaitu urat saraf
(nervers), otot, tendon, ligamen, tulang dan tulang sendi (joint) pada pergerakan
extrem dari tubuh bagian atas (bahu, tangan, siku, pergelangan tangan), tubuh
bagian bawah (pinggul, lutut, kaki) dan bagian belakang (leher dan
punggung/badan). Punggung, leher dan bahu merupakan bagian yang rentan
terkena MSDs, penyakit yang diakibatkan adalah nyeri pada tengkuk/bahu
(cervical synddrome), nyeri pada commit to user yang disebut Chronic Low back
tulang belakang
II-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pain. Pada tangan dan pergelangan tangan terjadi penyakit trigger finger (tanga
bergetar), Raynauds syndrome (vibrasion white finger dan carpal tunnel
syndrome (Tayyari, 1997).
commit to user
II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 2.5 Posisi Pada Lengan (a) Supination dan (b) Pronation
(Sumber : Bridger, 1995)
II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang produktif sebagai satu tujuan hidup.
Dipihak lain, bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya.
Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental.
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, maupun
kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.
Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan
sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran
tubuh dari pekerja yang bersangkutan.
Menurut Rodhal (1989), Adiputra (1998) dan Manuaba (2000) dalam
Tarwaka, dkk (2004 : 95), bahwa secara umum hubungan antara beban kerja dan
kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik
faktor internal maupun faktor eksternal
a. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar
tubuh pekerja, meliputi:
1. Tugas-tugas (task)
Meliputi tugas bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat kerja,
kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang diangkat.
Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab,
kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya.
2. Organisasi Kerja
Organisasi kerja meliputi lamanya waku kerja, waktu istirahat, shift
kerja, sistem kerja dan sebagainya.
3. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dapat memberikan beban tambahan yang meliputi,
lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis
dan lingkungan kerja psikologis.
b. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh
akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai
stressor, meliputi: commit to user
II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi
kesehatan, dan sebagainya)
2. Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan
sebagainya).
Menurut Astrand and Rodhal (1977) dalam Tarwaka, dkk bahwa penilaian
beban kerja dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode
penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung.
a. Metode Penilaian Langsung
Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang
dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja.
Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan untuk
dikonsumsi. Meskipun metode pengukuran asupan oksigen lebih akurat, namun
hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan
peralatan yang mahal.
Berikut adalah kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme,
respirasi suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991, dalam Al
bugis 2009) pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme,
respirasi, Suhu Tubuh dan denyut Jantung
Denyut
Konsumsi Ventilasi
Kategori Beban Suhi Rektal jantung
Oksigen Paru
Kerja (0C) (denyut /
(l/ min) (l/min)
min)
Ringan 0,5 - 1,0 11 - 20 37,5 75 - 100
Sedang 1,0 - 1,5 20 - 30 37,5 - 38,0 100 - 125
berat 1,5 - 2,0 31 - 43 38,0 - 38,5 125 - 150
Sangat Berat 2,0 - 2,5 43 - 56 38,5 - 39,0 150 - 175
sangat Berat Sekali 2,5 - 4,0 60 - 100 > 39 > 175
Sumber: Christensen, 1991 dalam Albugis, 2009
II-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja
3) Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut
nadi kerja.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam
peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan
yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh
Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk (2004:101) didefinisikan sebagai Heart
Rate Reverse (HR Reverse) yang diekspresikandalam presentase yang dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
.
% HR Reverse = x 100 ...........................................(2.4)
u
Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah:
(220 umur) untuk laki-laki dan (200 umur) untuk perempuan
Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan
peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi
maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL)
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
.
% CVL = .............................. ............................(2.5)
u
Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan
klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.3 Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL
% CVl Klasifikasi % CVL
< 30% Tidak terjadi kelelahan
30% - 60% Diperlukan perbaikan
60% - 80% Kerja dalam waktu singkat
80% - 100% Diperlukan tindakan segera
> 100% Tidak diperbolehkan beraktivitas
Sumber: Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk, 2004
II-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Handling Society (AHMS) bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan
ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), Pengepakan
(packaging), penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling) dari material
dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto, 2003).
Lifting berarti menaikkan beban dari posisi yang rendah keposisi yang
lebih tinggi yang menunjukkan / menyatakan penggunaan gaya harus melebihi /
melampaui gaya grafitasi beban. Pemindahan bahan secara manual apabila tidak
dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan dalam industri. Faktor
yang berpengaruh terhadap timbulnya nyeri punggung (back injury), adalah arah
beban yang akan diangkat dan frekuensi aktivitas pemindahan. Beberapa
pertimbangan / parameter yang harus diperhatikan untuk mengurangi timbulnya
nyeri punggung (Nurmianto,1996) antara lain:
1. Beban yang harus diangkat.
2. Perbandingan antara berat beban dan orangnya.
3. Jarak horisontal dari beban terhadap orangnya.
4. Ukuran beban yang akan diangkat (beban yang berdimensi besar akan
mempunyai jarak CG (Center of Gravity ) yang lebih jauh dari tubuh, dan bisa
menggangu jarak pandangnya. Batasan beban yang boleh diangkat:
a. Batasan angkat secara legal (legal limitations )
Beberapa batasan angkat secara legal dari beberapa Negara. Batasan
angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional. (Nurmianto,
1996)
1. Pria dibawah usia 16 tahun maksimum beban angkatnya adalah 14
kilogram.
2. Pria usia antara 16 tahun sampai 18 tahun maksimum beban angkatnya
adalah 18 kilogram.
3. Pria usia lebih dari 18 tahun tidak ada batasan angkat
4. Wanita usia antara 16 tahun sampai 18 tahun maksimum beban angkatnya
adalah 11 kilogram.
5. Wanita lebih dari 18 tahun maksimum beban angkatnya adalah 16
kilogram.
commit to user
II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
satu permasalahan posisi sikap kerja bediri dengan sikap punggung condong ke
depan. Posisii berdiri yang terlalu lama aka
akan menyebabkan penggumpalan
pembuluh darah vena,, karena aliran darah berlawanan dengan gaya gravitasi.
Kejadian ini bila terjadi pada pergelangan kaki dapat menyebabkan
pembengkakan.
2. Sikap kerja duduk
Penelitian pada Eastman Kodak Company di New York menunjukan
menun
bahwa 35% dari beberapa pekerja mengunjungi klinik mengeluhkan rasa sakit
pada punggung bagian bawah (Bridger, 1995). Ketika sikap kerja duduk
dilakukan, otot bagian paha semakin tertarik dan bertentangan dengan bagian
pinggul. Akibatnya tulang pelvis akan miring ke belakang dan tulang belakang
bagian lumbar akan mengendor. Mengendornya bagian lumbarr menjadikan sisi
depan invertebratal disk tertekan dan sekelilingnya melebar atau merenggang.
Kondisi ini akan membuat rasa nyeri pada punggung bagian baw
bawah dan
menyebar pada kaki.
Gambar 2.6 Kondisi Invertebratal Disk Bagian Lumbar Pada Saat Duduk
(Sumber: Bridger, 1995)
II-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menjaga ruan lumbar yang sedikit menekuk. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi tekanan pada bagian invertebratal disk.
3. Sikap kerja membungkuk
Salah satu sikap kerja yang tidak nyaman untuk diterapkan dalam
pekerjaan adalah membungkuk. Posisi ini tidak menjaga kestabilan tubuh
ketika bekerja. Pekerja mengalami keluhan rasa nyeri pada bagian punggung
bagian bawah (low back pain) bila dikukan secara berulang dan periode yang
cukup lama.
II-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
manusia menyebabkan penggunaan tenaga yang lebih besar pula atau over
exertion.
II-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. Menarik beban
Kegiatan ini biasanya tidak dianjurkan sebagai metode pemindahan beban,
karena beban sulit untuk dikendalikan dengan anggota tubuh. Beban dengan
mudah akan tergelincir keluar dan melukai pekerjanya. Kesulitan yang lain
adalah pengawasan beban yang dipindahkan serta perbedaan jalur yang
dilintasi. Menarik beban hanya dilakukan pada jarak yang pendek dan bila
jarak yang ditempuh lebih jauh biasanya beban didorong ke depan.
II-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Nordic Body Map merupakan salah satu dari metode pengukuran subyektif
untuk mengukur rasa sakit otot para pekerja. Untuk mengetahui letak rasa sakit
atau ketidaknyamanan pada tubuh pekerja digunakan body map (Wilson and
Corlett, 1995). Pembagian bagian-bagian tubuh serta keterangan dari bagian-
bagian tubuh tersebut dapat dilihat pada gambar 2.9.
commit to user
II-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
beban dan aktivitas. Dapat digunakan baik pada postur pergerakan dinamis dan
statis, serta menilai hampir semua aktivitas.
Gambaran/Tujuan :
REBA adalah metode yang didesain sebagai metode analisis postur yang
cepat untuk seluruh aktivitas tubuh, baik statis maupun dinamis. REBA
merupakan desain yang menyediakan pengukuran yang objektif terhadap risiko
MSDs yang disebabkan oleh aktivitas tapi hanya untuk penilaian aktivitas yang
sedikit pergerakan dan melibatkan seluruh tubuh.
Bagian tubuh yang di nilai :
Pergelangan, telapak tangan, siku, bahu, leher, trunk, punggung, kaki dan
lutut. Yang terbagi ke dalam postur grup A (badan, leher, dan kaki) yang
berfungsi menyeimbangkan tubuh atau penopang utama tubuh, serta postur grup
B (bahu, siku, dan pergelangan tangan) yang berfungsi mengikat atau
menyeimbangkan (stabilitas) beban.
Tipe pekerjaan/aktivitas :
Metode ini secara khusus dikembangkan untuk digunakan dalam menilai
risiko MSDs atau postur kerja yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan dan
industri pelayanan lainnya. Bagaimanapun, dapat digunakan untuk menilai
bermacam aktivitas dalam semua desain, dimana :
Seluruh tubuh digunakan,
Postur statis, dinamis, berubah-ubah dengan cepat, atau tidak stabil, atau
Beban berupa benda mati atau benda hidup yang ditangani dengan
sering/tidak.
Desain kerja :
Metode ini dapat berguna dalam semua desain kerja untuk aktivitas di
atas.Terjadinya muskoloskeletal disorder (MSDs) :
II-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hanya untuk menilai tangan kanan dan kiri secara terpisah, dan tidak ada
metode untuk mengkombinasikan skor ini ke dalam total skor risiko tubuh.
Hanya untuk mengamati pada suatu waktu atau postur terburuk yang diamati.
Efek kumulatif dari semua aktivitas yang dilakukan selama bekerja tidak
diamati.
Jika ada aktivitas yang tidak biasa, sulit dikategorikan, atau tidak teramati
maka risiko terhadap pekerjaan mungkin tidak dapat disimpulkan dari hasil
metode ini.
Seperti kebanyakan metode penilaian risiko, tingkat risiko umum disediakan
tapi tidak memprediksi injury pada individu.
Seperti kebanyakan metode penilaian risiko, metode ini tidak menghitung
Kelebihan :
Merupakan metode yang cepat dalam melakukan penilaian terhadap seluruh
tubuh (whole body).
Metode ini secara khusus dikembangkan untuk digunakan dalam menilai risiko
MSDs atau postur kerja yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan dan
industri pelayanan lainnya.
Dapat digunakan untuk menilai bermacam aktivitas dalam semua desain,
dimana :
- seluruh tubuh digunakan,
- postur statis, dinamis, berubah-ubah dengan cepat, atau tidak stabil, atau
- beban berupa benda mati atau benda hidup yang ditangani dengan sering
ataupun tidak.
Dapat memperkirakan risiko ergonomi dan tingkat risiko yang mungkin terjadi.
Metode dengan sistem skoring yang relatif mudah, pedoman penilaian yang
jelas, dan dapat diaplikasikan dengan mudah sehingga bias dalam penelitian
yang dilakukan dapat diminimalisasi.
Kategori penilaian tidak hanya pada tubuh manusia saja, tetapi juga
menganalisa bagian dari mesin atau alat/material kerja (load/force dan
coupling) yang digunakan.
commit to user
II-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pemberian skor yang cukup rinci (detail), jarak (range) untuk kriteria
penyimpangan sangat lengkap, misalnya pada postur janggal membungkuk dari
0o sampai >60o memiliki empat kriteria skor.
Memiliki penilaian yang lengkap terhadap tangan (upper arms/shoulders,
lower arms/ebows, dan wrists) karena memiliki bagian kanan dan kiri.
Memiliki lima tingkatan kategori postur dalam menentukan tingkat risiko (risk
level) dan tingkat tindakan yang diperlukan (action level).
Terdapat empat tahapan proses perhitungan yang dilalui yaitu :
1. Mengumpulkan data mengenai postur pekerja tiap kegiatan menggunakan
video atau foto
2. Menentukan sudut pada postur tubuh saat bekerja pada bagian tubuh seperti :
a. badan (trunk)
b. leher (neck)
c. kaki (leg)
d. lengan bagian atas (upper arm)
e. lengan bagian bawah (lower arm)
f. pergelangan tangan (hand wrist)
commit to user
II-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Badan (trunk), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada Gambar 2.11.
2. Leher (neck), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada Gambar 2.12.
commit to user
II-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Kaki (leg), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada Gambar 2.13.
4. Lengan Atas (upper arm), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada gambar
2.14.
II-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Lengan Bawah (lower arm), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada
gambar 2.15.
6. Pergelangan Tangan (hand wrist), dengan ketentuan gerakan dapat dilihat pada
gambar 2.16.
Setelah mendapatkan nilai kondisi tubuh yang terdiri dari : badan, leher
dan kaki (grup A) serta lengan atas, lengan bawah dan perelangan tangan (Grup
commit to user
II-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B) maka langkah selanjutnya adalah mencari skor A, Skor B dan Skor C. Dan
pada akhirnya diperoleh skor REBA. Untuk memeperoleh skor A, diperoleh
dengan menggunakan tabel perhitungan A sebagai berikut:
Tabel 2.10 Tabel Perhitungan A
commit to user
II-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Setelah mendapat nilai Skor C, lalu dicari nilai aktivitas. Nilai aktivitas
dapat dilihat pada tabel 2.15. commit to user
II-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Trauma Disorders Risk Index. Software alat bantu ini merupakan produk Nexgen
Ergonomic. Inc.
II-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
duduk pada waktu yang lama (prolonged sitting/standing) serta pada postur
leher (neck) yang menekuk ke bawah, punggung (trunk/back) yang
membungkuk, bahu (shoulder) yang naik, siku (elbow) yang selalu fleksi, dan
pergelangan tangan (wrist) yang ekstensi dalam gerakan statis dan repetitive.
2. Harry Saputra. Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian dilakukan untuk merancang
Sikap Kerja MMH Bagian Gudang Perum Bulog Mojolaban Dengan
Pendekatan REBA. Dilakukan penghitungan beban kerja fisik pekerja
kemudian dilakukan evaluasi perbaikan postur kerja saat mengangkat karung
beras berdasarkan metode REBA.
3. Dian Herdiana. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Gunadarma, Depok. Penelitian ini mengnalisis Pemindahan
Material Secara Manual Pekerja Pengangkut Genteng UD. Sinar Mas Dengan
Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Analisis
keluhan dari para pekerja pengangkut genteng berdasarkan kuesioner body
map yaitu jenis keluhan yang paling banyak dirasakan oleh pekerja adalah pada
bagian tubuh pinggang dan punggung. Cedera pada bagian tubuh lebih
cenderung disebabkan oleh posisi pengangkatan yang salah, beban yang
diangkat melampaui batas kemampuan manusia. Berdasarkan metode Rapid
Entire Body Assessment (REBA) diketahui bahwa skor REBA pada saat
mengangkat beban (genteng) awal yaitu 7, skor pada saat meletakkan beban
(genteng) akhir diperoleh nilai skor reba sebesar 10, tingkatan resiko pada skor
ini tinggi sehingga dapat menimbulkan cedera pada bagian tubuh tertentu.
commit to user
II-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Rumusan Masalah
Identifikasi Masalah
Tujuan penelitian
Manfaat Penelitian
III-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur dan
referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, dan juga data yang
diperoleh dari perusahaan, yaitu gambaran umum dan sejarah perusahaan,
organisasi, dan manajemen perusahaan.
III-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bawah adalah dengan mengurangi 1800 dengan sudut lengan bawah yang
telah dihasilkan.
Untuk Postur Pergelangan Tangan.
Untuk pergelangan tangan, sudut dihitung dari garis lurus lengan
bawah (garis E) terhadap pergelangan tangan (garis F), Untuk
mendapatkan sudut pergelangan tangan maka diperlukan tiga titik yaitu
titik 3, titik 4, dan titik 5. Setelah didapatkan sudutnya dengan rumus
segitiga maka untuk mencari sudut postur pergelangan tangan adalah
dengan mengurangi 1800 dengan sudut punngung yang telah dihasilkan.
c. Perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan. Dalam
pengolahan data untuk mendapatkan penilaian postur kerja dengan metode
REBA, digunakan alat bantu yaitu perangkat lunak ergointelligence.
Ergointelligence merupakan perangkat lunak mutakhir yang dapat
dimanfaatkan untuk analisis ergonomi. Perangkat lunak ini sangat
membantu bagi peneliti ergonomi. Berbagai kasus umum yang ditemui di
dunia industri dapat dianalisa menggunakan ergointelligence, antara lain
analisis sikap dan posisi kerja.
Penilaian postur
kerja dengan bantuan perangkat lunak
commit to user
ergointelligence. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
III-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
commit to user
IV-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan:
DNI : Denyut Nadi Istirahat DNK : Denyut Nadi Kerja
Pengambilan atau pengukuran denyut nadi istirahat dilakukan pada saat
sebelum pekerja memulai pekerjaannya.
Pengambilan atau pengukuran denyut nadi kerja dilakukan pada saat pekerja
melakukan pekerjaannya yaitu pengukuran dilakukan pada saat pekerja bekerja
pukul 08.30, 09.30, 10.30, dan 11.30 WIB
commit to user
IV-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bila terjadi perulangan gerakan maka proses merekam bisa dihentikan dan dapat
dilanjutkan ke aktivitas kerja selanjutnya.
Pengukuran sudut yang dibentuk oleh leher, punggung, lengan atas, lengan
bawah, dan pergelangan tangan dilakukan dengan bantuan software auotca. Hasil
foto dari kamera digital di-eksport kedalam autocad untuk dicari sudutnya.
Kemudian dipindahkan ke microsoft word, untuk dilakukan pengeditan
selanjutnya disimpan untuk setiap jenis file.
1. Pengambilan kedelai setelah direndam kedalam keranjang
Aktivitas kerjanya adalah sebagai berikut:
Postur 1 Postur 2
Gambar 4.1 Pengambilan Kedelai Setelah Direndam
Kedalam Keranjang
commit to user
IV-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Postur 1 Postur 2
Postur 3
Gambar 4.2 Pengambilan dan Penuangan Air
Untuk Pencucian Kedelai Dalam Keranjang
commit to user
IV-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Postur 1 Postur 2
Postur 3
Gambar 4.3 Membawa Kedelai Setelah Dicuci
Ke Bagian Penggilingan
commit to user
IV-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Postur 1 Postur 2
Postur 3
Gambar 4.4 Membawa Kedelai Setelah Digiling
Ke Bagian Pemasakan
commit to user
IV-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d3
Denyut Nadi (Denyut/Menit) =
et3jdg b3dged
Hasil dari data waktu 10 denyut nadi pekerja (tabel 4.3) kemudian
dimasukkan kedalam persamaan 10 Denyut (metode 10 denyut) sehingga
diperoleh denyut nadi pekerja setiap denyut per menit (Denyut/Menit).
Perhitungan Denyut Nadi Istirahat dengan menggunakan metode 10
commit to user
denyut, contoh untuk Giyanto:
IV-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
= 115,16
Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil seperti pada tabel
dibawah ini. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Perhitungan Denyut Nadi Pekerja per Menit
DNI DNK (Denyut/ menit) DNK Rerata
No Nama Usia (Denyut/ (Denyut/
menit) 1 2 3 4 menit)
1 Giyanto 41 68,73 115,16 110,09 114,50 116,73 114,07
2 Jiman 46 66,30 137,61 142,18 132,74 140,85 138,25
3 Memet 27 70,67 117,19 126,85 137,93 134,53 128,62
commit to user
IV-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan:
DN Mak : Denyut Nadi Maksimal, 220 Umur (pria); 200 Umur
wanita)
NK : Nadi Kerja ( DNK DNI)
IV-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dibawah ini dapat dilihat grafik denyut nadi pekerja bagian pencucian
dan penggilingan kedelai yang merupakan hasil keseluruhan dari
perhitungan yang telah dilakukan.
commit to user
IV-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
140
120
100
80
60
40
20
0
Giyanto Jiman Memet
b, Metode Langsung
Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang
dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja.
bekerja
Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan
untuk dikonsumsi.Dalam
Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan
suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu
sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut:
IV-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DNK
No Nama E
(X)
Klasifikasi
No Nama E
Beban Kerja
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik,
maupun kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban
tersebut. Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada
yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran
jasmani, usia, dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan.
Dari perhitungan dengan metode langsung didapatkan hasil bahwa
untuk Giyanto dan Memet berada dalam klasifikasi beban kerja sedang,
sedangkan untuk Jiman tergolong beban kerja berat.
commit to user
IV-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Postur 1-1
Postur 1-2
Gambar 44.6 Coding Postures Pengambilan Kedelai
Setelah Direndam
commit to Kedalam
user Keranjang
IV-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Postur 2-3
Gambar 4.7 Coding Postures Pengambilan Dan Penuangan Air
Untuk Pencucian Kedelai Dalam Keranjang
commit to user
IV-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Postur 3-3
Gambar 4.8 Coding Postures Membawa Kedelai Setelah Dicuci
Ke Bagian Penggilingan
commit to user
IV-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Postur 4-3
Gambar 4.9 Coding Postures Membawa Kedelai Setelah Digiling
Kebagian Pemasakan
commit to user
IV-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari tabel 4.24 di atas terdapat 4 postur kerja yang tergolong pada
kategori 3 dalam arti berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan
segera mungkin. Serta 2 postur kerja yang tergolong dalam kategori 4, yang
berarti sangat berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan saat ini
juga.
commit to user
IV-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV-40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Pada bab ini akan dilakukan analisis dan interpretasi hasil dari pengolahan
data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
5.1 ANALISIS KONDISI AWAL
Proses produksi tahu dan penanganan material di pabrik tahu milik Bapak
Markiman masih secara manual yaitu mengandalkan tenaga manusia. Dimana
pekerja melakukan aktivitas dari perendaman bahan baku, pemasakan dan
penyaringan, pencetakan dan pemotongan hasil dilakukan secara manual dan
membutuhkan waktu yang lama, bahkan pekerja didominasi oleh sikap kerja
berdiri. Pada bagian pencucian dan penggilingan kedelai, dalam proses produksi
para pekerja sering melakukan aktivitas pengangkatan kedelai, membungkuk, dan
memutar dengan frekuensi pengulangan yang cukup tinggi. Hampir seluruh proses
pembuatan tahu dilakukan secara manual kecuali proses penggilingan yang
menggunakan mesin.
Adapun kegiatan yang dilakukan pekerja di bagian pencucian dan
penggilingan kedelai adalah melakukan pengambilan kedelai setelah direndam
kedalam keranjang kemudian melakukan pencucian kedelai dalam keranjang
dengan air bersih. Setelah dicuci bersih, kedelai dibawa ke bagian penggilingan.
Setelah kedelai digiling menjadi kedelai cair. Kemudian kedelai cair dibawa ke
bagian pemasakan. Terdapat beberapa aktivitas yang menyebabkan terjadinya
keluhan nyeri otot skeletal oleh pekerja pada aktivitas pencucian dan penggilingan
kedelai yaitu:
a. Peregangan otot yang berlebihan
Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang
diperlukan melampui kekuatan otot optimum terutama saat melakukan
pengangkatan beban ditambah lagi cara mengangkat beban yang salah. Apabila
hal serupa sering dilakukan, maka akan mempertinggi resiko terjadinya
keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cidera otot skeletal.
commit to user
V-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Aktivitas berulang
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus
seperti pekerjaan mengambil kedelai setelah direndam kedalam keranjang dan
pengambilan air bersih untuk pencucian kedelai setelah direndam. Akibat
aktivitas berulang ini, pekerja sering mengalami keluhan sakit pada otot
skeletal. Keluhan ini terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja
secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan relaksasi.
c. Sikap kerja yang tidak alamiah
Sikap kerja yang tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi
bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi possisi alamiah, misalnya pergerakan
tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan
menyamping. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh,
maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja
tidak alamiah pada aktivitas pencucian dan penggilingan kedelai terjadi karena
karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan pekerja
commit to user
V-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rerata tertinggi dari denyut nadi
kerja (DNK) dan beban kardiovaskuler (% CVL) ada pada Jiman dengan nilai
138,25 denyut per menit dan 66,81 % yang tergolong dalam kategori beban kerja
berat (125-150 denyut per menit) dan % CVL 60-80% sehingga
direkomendasikan untuk kerja dalam waktu singkat. Sedangkan untuk Giyanto
dan Memet perhitungan rerata DNK masuk kategori sedang dan dari nilai %
CVL maka aktivitas kerja saat ini diperlukan perbaikan.
5.2.2 Penilaian Beban Kerja Secara Tak Langsung
Penilaian beban kerja secara langsung adalah dengan mengukur energi
yang dikeluarkan selama bekerja. Dari konsumsi energi dapat diketahui bahwa
semakin berat beban kerja maka semakin banyak energi yang dikonsumsi. Berikut
adalah tabel perhitungan beban kerja dengan metode langsung:
Tabel 5.2 Beban Kerja Dengan Metode Langsung
DNK Klasifikasi
No Nama E
(X) Beban Kerja
V-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kedelai ditinjau dari denyut jantung maupun konsumsi energi secara umum masuk
kategori sedang sehingga diperlukan perbaikan agar dapat mengurangi kelelahan
pekerja saat bekerja dan mengurangi resiko cidera musculoskeletal.
Dari tabel d atas, terdapat 4 postur kerja yang tergolong pada kategori
3 dalam arti berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan segera
mungkin. Serta 2 postur kerja yang tergolong dalam kategori 4, yang berarti
sangat berbahaya pada sistem musculoskeletal, perlu perbaikan saat ini juga.
Aktivitas pekerja yang masuk kategori level 4 yang berarti sangat
commit dan
berbahaya pada sistem musculoskeletal to user
diperlukan perbaikan saat ini juga
V-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
V-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
V-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Jaga sikap punggung dan bahu tetap lurus, artinya tidak membungkuk,
menyamping atau miring.
5. Turunkan beban dengan menekuk lutut dalam posisi setengah jongkok dengan
sudut paling nyaman.
commit to user
V-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Hasil penelitian mengenai analisis sikap kerja para pekerja manual
material handling di pabrik tahu milik Bapak Markiman dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Aktivitas MMH pekerja bagian pencucian dan penggilingan kedelai dengan
postur kerja yang dilakukan sekarang ini masih beresiko menimbulkan
gangguan sistem musculoskeletal. Postur kerja para pekerja pada bagian
pencucian dan penggilingan kedelai yang masih beresiko gangguan
muskuloskeletal disebabkan oleh sikap punggung yang membungkuk,
membungkuk sambil menyamping, sikap kaki bertumpu pada satu atau dua
kaki ditekuk untuk menopang berat beban, serta cara mengangkat beban yang
salah.
2. Berdasarkan penilaian beban kerja baik metode langsung maupun tidak
langsung dapat diketahui bahwa beban kerja fisik pekerja bagian pencucian dan
penggilingan kedelai secara umum termasuk kategori sedang. Oleh karena itu,
perlu perbaikan agar beban kerja fisik masuk kategori ringan.
3. Berdasarkan penilaian dengan metode REBA, terdapat 4 postur kerja yang
tergolong pada kategori 3 dalam arti berbahaya pada sistem
musculoskeletal, perlu perbaikan segera mungkin. Serta 2 postur kerja
yang tergolong dalam kategori 4, yang berarti sangat berbahaya pada
sistem musculoskeletal, perlu perbaikan saat ini juga.
4. Usulan perbaikan metode kerja dalam mengangkat beban dengan
menggunakan prinsip MMH, yaitu sikap punggung dan pinggul diusahakan
segaris ketika melakukan aktivitas MMH. Kondisi ini menyebabkan
pembebanan pada punggung relatif kecil, karena tidak terjadi momen berat
tubuh pada bagian punggung. Selain itu juga dapat mengurangi keluhan nyeri
pada bagian punggung bawah (low back pain) dan mencegah terjadinya slipped
disk.
commit to user
VI-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6.2. SARAN
Beberapa saran yang diberikan dari hasil akhir penelitian ini adalah :
1. Kepada operator agar dapat agar menggunakan teknik pengangkatan yang
dapat meminimalkan resiko terjadinya gangguan otot dan metode kerja yang
standar sehingga masing-masing pekerja dapat bekerja secara maksimal untuk
meningkatkan produktivitas kerja.
2. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi
membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu lama.
Untuk mengatasi problema ini maka stasiun kerja harus dirancang terutama
dengan memperhatikan fasilitas kerjanya.
3. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa
dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak
jangkauan normal konsep/prinsip ekonomi gerakan. Disamping pengaturan ini
bisa memberikan sikap dan posisi yang nyaman juga akan mempengaruhi
aspek-aspek ekonomi gerakan. Untuk hal-hal tertentu operator harus mampu
dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh sikap dan posisi kerja
yang lebih nyaman.
4. Kepada pihak perusahaan, agar dapat menerapkan beberapa alternatif saran
perbaikan dari hasil analisa penelitian sehingga dapat mengurangi resiko
cidera musculoskeletal.
commit to user
VI-2