Anda di halaman 1dari 2

Seluk Beluk Manajemen Risiko

Manajemen risiko tergolong ilmu baru yang diaplikasikan pada dunia perbankan. Paska krisis
moneter 1998, manajemen risiko dianggap perlu untuk meminimalisir dampak dari adanya
krisis lanjutan mendatang. Manajemen risiko setiap bank berbeda proporsinya antara satu
dengan yang lain, bergantung pada jenis usaha perbankan yang dilakukan perusahaan
tersebut.

Terdapat delapan jenis risiko yang harus ditanggulangi dalam dunia perbankan. Diantaranya
adalah risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum, reputasi, strategis, dan kepatuhan.
Risiko kredit diakibatkan oleh gagalnya pihak debitur untuk memenuhi kewajibannya. Risiko
pasar disebabkan oleh perubahan dan fluktuasi kondisi pasar modal dan suku bunga.
Sedangkan risiko likuiditas bersangkutan dengan kepercayaan terhadap bank.

Risiko operasional lebih dikarenakan human error, sementara risiko hukum berkenaan
dengan tuntutan yuridis perbankan. Risiko reputasi berkaitan dengan citra kegiatan perbankan
di masyarakat, sedangkan risiko strategis adalah keputusan yang ditetapkan sebuah bank.
Sementara kepatuhan adalah risiko karena tidak mematuhi ketentuan yang berlaku.

Manajemen risiko bertugas untuk mereferensikan kebijakan apa yang seharusnya diambil
oleh bank. Di beberapa bank, justru manajemen risikolah yang bertugas mengambil
keputusan untuk masa depan kebijakan pembiayaan sebuah bank. Selanjutnya pihak
manajemen yang akan mengambil mitigasi risiko terkait dengan permasalahan yang dihadapi.

Tantangan Manajemen Risiko

Dapat dikatakan manajemen risiko memiliki tantangan yang besar. Bagaimana tidak, analisa
dari para pakar inilah yang kelak akan berpengaruh besar pada kinerja sebuah bank. Tapi,
seperti apa sih kerja manajemen risiko sebenarnya? Secara garis besar kerangka kerja
manajemen risiko meliputi:

Memahami rantai risiko


Melakukan analisa lingkungan untuk menetapkan konteks yang ada hubungannya
dengan risiko, seperti masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Menetapkan atau mengkaji toleransi risiko, posisi dan perilaku para stakeholder.
Memahami peristiwa yang pernah diambil perusahaan yang dapat merugikan bank.
Melakukan penilaiaan atas risiko dan pengendalian yang ada.
Menyusun tanggapan atas risiko yang ada.
Menetapkan aktifitas pengendalian.
Mengomunikasikan risiko dan manajemen risiko dan melakukan pemantauan
terhadap risiko serta pengelolaannya.

Selain karena ilmunya yang masih tergolong baru, pengaplikasian manajemen risiko juga
tergolong rumit. Sebelum menetapkan regulasi, Bank Indonesia terlebih dahulu
menerjemahkannya pada bank-bank yang bersangkutan. Setelah itu tugas manajemen risiko
selanjutnya adalah meminimalisir risiko yang terjadi dan penanggulangannya.

Kualifikasi
Satu hal yang harus dikuasai orang-orang yang bekerja pada bidang manajemen risiko adalah
analytical thinking. Selain itu seorang risk management officer, istilah bagi mereka yang
bekerja di divisi manajemen risiko, juga harus teliti karena bertugas untuk memastikan sistem
prosedural berjalan sesuai SOP yang ditetapkan. Setiap jurusan bisa memasuki pekerjaan ini.
Namun alangkah lebih baik jika berasal dari jurusan Akuntansi dan Statistika. Mengetahui
dan memahami operasional perbankan adalah kunci bagi orang-orang yang bekerja di industri
ini. Bukan hanya yang general, tapi juga harus mendalam.

Anda mungkin juga menyukai