Anda di halaman 1dari 14

(7) http://narulitasari.multiply.

com/journal/item/7

Makanan untuk kecerdasan otak


untuk anak.
Saturday, 10 March 2007

JDOKTER/- BETHESDA, Md., 16 Februari---Banyak mengkonsumsi ikan


pada ibu selama hamil banyak memberikan manfaat pada perkembangan saraf anak,
demikian laporan para peneliti.

Makan Ikan Selama Masa Hamil Memberikan Brain Food/makanan untuk


kecerdasan otak untuk anak.

Selanjutnya, resiko terjadinya kehilangan asam lemak omega-3 karena sedikit


mengkonsumsi ikan resiko kerusakan lebih besar karena jumlah merkuri yang terkandung
dalam makanan laut, demikian laporan Joseph Hibbeln, M.D., dari the National Institute
on Alcohol Abuse and Alcoholism, dan rekan terbitan the Lancet pada tanggal 17
Februari.
Langkah-langkah yang harus dilakukan
Jelaskan kepada pasien bersangkutan bahwa makan ikan selama hamil, merupakan

sumber makanan yang mengadung asam lemak omega-3 yang sangat penting
untuk perkembangan saraf anak.
Jelaskan kepada mereka yang menanyakan bahwa penulis studi menyatakan
bahwa manfaat ini lebih besar dari pada resiko keracunan merkuri pada makanan
laut, resiko ini hanya terbatas pada ikan yang banyak mengandung lemak.
Tunjukkan bahwa studi pengamatan tidak dapat menyebutkan sebab dan
menentukan kemungkinan factor-faktor penyebab yang belum dapat diidentifikasi.

Makanan laut merupakan sumber makanan utama yang banyak mengandung asam lemak
omega-3 yang sangat penting untuk perkembangan saraf secara optimum. Akan tetapi
pada 2004, FDA dan Environmental Protection Agency menyarankan kepada perempuan
yang sedang hamil atau akan hamil untuk membatasi mengkonsumsi makanan laut selama
masa kehamilan sampai 340 g per minggu (kurang dari tiga porsi) untuk menghindari
hilangnya neurotoxin, khususnya methylmercury.

Akibat buruk yang disebabkan kurangnya asem lemak omega-3 selama masa kehamilan
termasuk perlambatan pertumbuhan intrauterine, keterlambatan atau daya tangkap yang
kurang optimum, tindakan perkembangan saraf yang sangat merugikan, berkurangnya
residu dalam skill motor, kecepatan pemprosesan informasi pada bayi dan cacat permanen
pada serotonim dan hilangnya dopamine, demikian menurut Dr. Hibbeln dan rekan.

Untuk menilai mengenai manfaat dan kerugian terhadap perkembangan tingkat perbedaan
konsumsi makanan laut pada ibu selama masa kehamilan, para peneliti melakukan analisa
sebuah kelompok observasi, pada the Avon Longitudinal Study of Parents and Children.

Analisa ini termasuk 11.875 perempuan hamil yang tinggal di Bristol, England yang telah
melengkapi pertanyaan mengenai makanan pada umur kehamilan 32 minggu. Tanggal
kelahiran yang mereka harapkan antara 1 April 1991 dan 31 Desember 1992.

Model regresi logistik multivariable termasuk 28 penyebab potensial dengan melakukan


penilaian kerugian pada masyarakat dan perinatal dan hal-hal yang berhubungan dengan
makanan. Hal ini digunakan untuk membandingkan hasil perkembangan, perilaku dan
kognitif anak sejak umur enam bulan sampai delapan tahun yang ibunya tidak
mengkonsumsi makanan laut, sebagian makanan laut (1g-340 g per minggu), dan lebih
dari 340 g per minggu.

Setelah melakukan perbandingan, mengkonsumsi makanan laut selama hamil kurang dari
340 g per minggu berkaitan dengan peningkatan resiko pada anak umur delapan tahun
dalam jumlah yang sangat rendah untuk verbal IQ (tanpa mengkonsumsi makanan laut,
rasio hambatannya (OR) 1.48,95% CI 1.16-1.90; sedikit makanan laut 1.09, CI 0.92-1.29;
kecenderungan keseluruhan, (P=0.004), dibandingkan dengan ibu yang mengkonsumsi
lebih dari 340 g per minggu.

Pada umur tujuh tahun, yang sedikit mengkonsumsi makanan laut selama hamil juga
memiliki peningkatan resiko yang kurang maksimum terhadap perilaku dalam masyarakat
1.44 (CI 1.05-1.97) untuk yang tidak mengkonsumsi makanan laut dibanding yang
mengkonsumsi lebih dari 340 g/minggu.

Secara keseluruhan, para peneliti mengatakan, semakin tinggi mengkonsumsi makanan


laut selama masa hamil, semakin kecil kemungkinan bayi memiliki skor buruk. Pada
umur sampai 3.5 tahun, skor.nilai juga lebih rendah untuk ketrampilan motorik,
komunikasi, dan pengembangan dalam masyarakat, lanjut mereka.

Mengkonsumsi makanan laut selama hamil mencapai 235 g semingngu, memperoleh


estimasi konsumsi mingguan dari nol sampai 15.6 g, dan rata-rata konsumsi asam lemak
omega 3 per minggu 1.06 g.

Keseluruhan, 12% perempuan yang tidak makan ikan selama masa kehamilan, 65%
makan sampai 340 g per minggu, dan 23% memakan lebih dari 340 g per minggu.

Para peneliti tidak melakukan analisa secara detail pada perempuan yang mengkonsumsi
supplemen minyak ikan karena hanya 205 perempuan (1.7%) yang mengkonsumsi. Hasil
pada perempuan yang memakan supplemen tetapi tidak makan ikan mendekati sama
dengan ibu-ibu yang makan ikan, lanjut mereka dalam laporannya.

Hubungan antara mengkonsumsi makanan laut selama masa hamil dengan ketrampilan
komunikasi pada anak umur enam dan 18 bulan dan verbal IQ merupakan kebalikan
dengan mereka yang diketahui sebelumnya dalam laporan Amerika, kata Dr. Hibbeln dan
rekan dalam ringkasannya.

Dengan membicarakan kemungkinan penyebab, para peneliti mengatakan bahwa


konsumsi makanan laut dalam kelompok ALSPAC kemungkinan tidak mengakibatkan
hilangnya merkuri dibanding di Amerika karena rata-rata konsumsi merkuri di Inggris
lebih tinggi dari pada di Amerika Serikat.

Dalam studi observasi kemungkinan terdapat penyebab terkait yang belum diperhatikan,
kata para peneliti. Mereka mencoba menghitung perbedaan ini dengan memenuhi
berbagai faktor termasuk kerugian masyarakat.

Selain itu, Mereka mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin mengukur konsumsi
makanan laut, mereka hanya menghitung efek diet kesehatan. Analisa selanjutnya yang
menggunakan 12 kategori makanan yang terpola dalam masyarakat tidak merubah arah
hasil juga tidak melakukan analisa perkiraan nutrisi pada makanan ibu.

Hampir semua penilaian konsumsi makanan sulit, demikian kata para peneliti. Misalnya,
mereka tidak memiliki informasi tentang spesies tertentu makanan laut atau seberapa
ukurannya. Meskipun demikian, banyak pertanyaan mengenai makanan yang
dikembangkan dalam studinya diakui keabsahannya dibangdingkan dengan dua penilai
biokimia untuk konsumsi makanan laut dalam subpopulasi kelompok ini.

Dalam kesimpulannya tim mengatakan, Kami tidak mencatat adanya bukti yang
mendukung laporan peringatan Amerika bahwa perempuan hamil seharusnya membatasi
konsumsi makanan laut.

Sebaliknya, mereka mencatat bahwa anak-anak dari ibu-ibu yang makan sedikit makanan
laut (kurang dari 340 g per minggu) kemungkinan akan mengalami kelambatan
perkembangan saraf dari pada anak-anak dari ibu-ibu yang banyak makan makanan laut
melebih dari jumlah yang mereka rekomendasikan.

Dalam ulasan bersamaan, Gary Myer, M.D., dan Philip Davidson, Ph.D., dari University
of Rochester (N.Y.), menulis bahwa meskipun methylmercury bersifat neurotoxic, jumlah
yang hilang mungkin jumlah racun yang tidak diketahui.

Kasus-kasus keracunan pada manusia sebelum melahirkan berasal dari Jepang pada 1950
dan 1960 setelah terjadinya polusi industri yang cukup tinggi disekitar perairan, kata
mereka. Oleh karena itu, mereka menambahkan, penemuan dalam studi ini seharusnya
menjadi perhatian besar bagi pihak berwajib untuk mempertimbangkan resiko dan
manfaat mengkonsumsi ikan.

Survei di Amerika Serikat menunjukkan bahwa dua pertiga orang Amerika bercaya bahwa
1.000 sampai 100.000 anak-anak Amerika keracunan merkuri karena memakan ikan
setiap tahun. Ternyata, Drs. Myer dan Davidson mengatakan bahwa tidak pernah terdapat
satu anakpun yang keracunan merkuri sebelum kelahiran karena mengkonsumsi ikan
demikian yang dilaporkan diluar Jepang.

Para penulis menanyakan apakah seluruh saran pemerintah untuk membatasi konsumsi
ikan tertentu yang menghimpun konsentrasi merkuri tinggi merupakan kepentingan
terbaik publik. Sebuah survei konsumen menyatakan bahwa kebanyakan orang Amerika
mematuhi saran ini dengan mengurangi makan segala jenis ikan, pengurangan yang
menurut studi Dr. Hibbeln, kemungkinan bisa mengakibatkan banyak kerugian dari pada
kebaikan, tulis mereka.

Dalam hal ini dimana ikan mengandung baik nutrisi maupun racun yang merupakan
bagian penting dari kebanyakan makanan pada manusia, orang kemungkinan melakukan
dengan lebih baik, kata mereka, dengan memberikan saran yang berdasarkan ilmu
pengetahuan yang tidak konservatif dengan membandingkan bukti kerugian menurut ilmu
pengetahuan.

Terakhir diperbaharui ( Saturday, 10 March 2007 )

http://jdokter.com/index.php?option=com_content&task=view&id=65&Itemid=2

Ikan MAkanan Untuk Kecerdasan

Shinobi_nightcrawler ( Post Date: 2008/04/26 )


Ikan MAkanan Untuk Kecerdasan Ikan mengandung protein berkualitas tinggi.
Tersusun dari asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan. Ikan
juga mudah dicema dan diserap tubuh. Karena proteinnya tinggi maka ikan disebut
sebagai makanan untuk kecerdasan. Maka, berikan ikan pada anak sejak usia dini
mengingat pertumbuhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun. Manfaatkan
ikan untuk pertumbuhan sel otak agar anak cerdas. Kandungan protein ikan adalah
113-20% per 100 gram ikan. Nilai ini sama seperti daging, ayam, telur, dan lain-
lain

http://id.88db.com/id/Discussion/Discussion_reply.page/Food_Beverage/?DiscID=1345

Mungkin bagi anda orang tua sangat menginginkan anak anda pandai dan cerdas di
sekolahan. Namun kebanyakan keinginan anda itu tidak tercapai dikarenakan anak anda
yang anda harapkan cerdas tapi ternyata jauh dari harapan. Lalu apa sebenarnya yang
mempengaruhi kecerdasan dan kepandaian anak ? Jawabannya mudah sekali yaitu
makanan yang dikonsumsi mereka. Meskipun banyak di televisi iklan-iklan produk
untuk meningkatkan kecerdasan anak namun hal itu dirasa kurang karena memang
kurang alami. Jika anda ingin anak anda memiliki kecerdasan yang optimal sebaiknya
lakukan konsumsi buah-buahan, sayuran, protein, dan makanan berserat tinggi,
membantu perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan fisik anak. Read more

http://www.bayumukti.com/tag/makanan-mempengaruhi-kecerdasan-anak/

Makanan untuk kecerdasan otak untuk anak


Banyak mengkonsumsi ikan pada ibu selama hamil banyak memberikan manfaat pada
perkembangan saraf anak, demikian laporan para peneliti.

Makan Ikan Selama Masa Hamil Memberikan Brain Food/makanan untuk


kecerdasan otak untuk anak.

Selanjutnya, resiko terjadinya kehilangan asam lemak omega-3 karena sedikit


mengkonsumsi ikan resiko kerusakan lebih besar karena jumlah merkuri yang terkandung
dalam makanan laut, demikian laporan Joseph Hibbeln, M.D., dari the National Institute
on Alcohol Abuse and Alcoholism, dan rekan terbitan the Lancet pada tanggal 17
Februari.
Langkah-langkah yang harus dilakukan

* Jelaskan kepada pasien bersangkutan bahwa makan ikan selama hamil, merupakan
sumber makanan yang mengadung asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk
perkembangan saraf anak.
* Jelaskan kepada mereka yang menanyakan bahwa penulis studi menyatakan bahwa
manfaat ini lebih besar dari pada resiko keracunan merkuri pada makanan laut, resiko ini
hanya terbatas pada ikan yang banyak mengandung lemak.
* Tunjukkan bahwa studi pengamatan tidak dapat menyebutkan sebab dan menentukan
kemungkinan factor-faktor penyebab yang belum dapat diidentifikasi.

Makanan laut merupakan sumber makanan utama yang banyak mengandung asam lemak
omega-3 yang sangat penting untuk perkembangan saraf secara optimum. Akan tetapi
pada 2004, FDA dan Environmental Protection Agency menyarankan kepada perempuan
yang sedang hamil atau akan hamil untuk membatasi mengkonsumsi makanan laut
selama masa kehamilan sampai 340 g per minggu (kurang dari tiga porsi) untuk
menghindari hilangnya neurotoxin, khususnya methylmercury.

Akibat buruk yang disebabkan kurangnya asem lemak omega-3 selama masa kehamilan
termasuk perlambatan pertumbuhan intrauterine, keterlambatan atau daya tangkap yang
kurang optimum, tindakan perkembangan saraf yang sangat merugikan, berkurangnya
residu dalam skill motor, kecepatan pemprosesan informasi pada bayi dan cacat
permanen pada serotonim dan hilangnya dopamine, demikian menurut Dr. Hibbeln dan
rekan.

Untuk menilai mengenai manfaat dan kerugian terhadap perkembangan tingkat


perbedaan konsumsi makanan laut pada ibu selama masa kehamilan, para peneliti
melakukan analisa sebuah kelompok observasi, pada the Avon Longitudinal Study of
Parents and Children.

Analisa ini termasuk 11.875 perempuan hamil yang tinggal di Bristol, England yang telah
melengkapi pertanyaan mengenai makanan pada umur kehamilan 32 minggu. Tanggal
kelahiran yang mereka harapkan antara 1 April 1991 dan 31 Desember 1992.

Model regresi logistik multivariable termasuk 28 penyebab potensial dengan melakukan


penilaian kerugian pada masyarakat dan perinatal dan hal-hal yang berhubungan dengan
makanan. Hal ini digunakan untuk membandingkan hasil perkembangan, perilaku dan
kognitif anak sejak umur enam bulan sampai delapan tahun yang ibunya tidak
mengkonsumsi makanan laut, sebagian makanan laut (1g-340 g per minggu), dan lebih
dari 340 g per minggu.

Setelah melakukan perbandingan, mengkonsumsi makanan laut selama hamil kurang dari
340 g per minggu berkaitan dengan peningkatan resiko pada anak umur delapan tahun
dalam jumlah yang sangat rendah untuk verbal IQ (tanpa mengkonsumsi makanan laut,
rasio hambatannya (OR) 1.48,95% CI 1.16-1.90; sedikit makanan laut 1.09, CI 0.92-1.29;
kecenderungan keseluruhan, (P=0.004), dibandingkan dengan ibu yang mengkonsumsi
lebih dari 340 g per minggu.

Pada umur tujuh tahun, yang sedikit mengkonsumsi makanan laut selama hamil juga
memiliki peningkatan resiko yang kurang maksimum terhadap perilaku dalam
masyarakat 1.44 (CI 1.05-1.97) untuk yang tidak mengkonsumsi makanan laut dibanding
yang mengkonsumsi lebih dari 340 g/minggu.

Secara keseluruhan, para peneliti mengatakan, semakin tinggi mengkonsumsi makanan


laut selama masa hamil, semakin kecil kemungkinan bayi memiliki skor buruk. Pada
umur sampai 3.5 tahun, skor.nilai juga lebih rendah untuk ketrampilan motorik,
komunikasi, dan pengembangan dalam masyarakat, lanjut mereka.

Mengkonsumsi makanan laut selama hamil mencapai 235 g semingngu, memperoleh


estimasi konsumsi mingguan dari nol sampai 15.6 g, dan rata-rata konsumsi asam lemak
omega 3 per minggu 1.06 g.

Keseluruhan, 12% perempuan yang tidak makan ikan selama masa kehamilan, 65%
makan sampai 340 g per minggu, dan 23% memakan lebih dari 340 g per minggu.

Para peneliti tidak melakukan analisa secara detail pada perempuan yang mengkonsumsi
supplemen minyak ikan karena hanya 205 perempuan (1.7%) yang mengkonsumsi. Hasil
pada perempuan yang memakan supplemen tetapi tidak makan ikan mendekati sama
dengan ibu-ibu yang makan ikan, lanjut mereka dalam laporannya.

Hubungan antara mengkonsumsi makanan laut selama masa hamil dengan ketrampilan
komunikasi pada anak umur enam dan 18 bulan dan verbal IQ merupakan kebalikan
dengan mereka yang diketahui sebelumnya dalam laporan Amerika, kata Dr. Hibbeln dan
rekan dalam ringkasannya.

Dengan membicarakan kemungkinan penyebab, para peneliti mengatakan bahwa


konsumsi makanan laut dalam kelompok ALSPAC kemungkinan tidak mengakibatkan
hilangnya merkuri dibanding di Amerika karena rata-rata konsumsi merkuri di Inggris
lebih tinggi dari pada di Amerika Serikat.

Dalam studi observasi kemungkinan terdapat penyebab terkait yang belum diperhatikan,
kata para peneliti. Mereka mencoba menghitung perbedaan ini dengan memenuhi
berbagai faktor termasuk kerugian masyarakat.

Selain itu, Mereka mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin mengukur konsumsi
makanan laut, mereka hanya menghitung efek diet kesehatan. Analisa selanjutnya yang
menggunakan 12 kategori makanan yang terpola dalam masyarakat tidak merubah arah
hasil juga tidak melakukan analisa perkiraan nutrisi pada makanan ibu.

Hampir semua penilaian konsumsi makanan sulit, demikian kata para peneliti. Misalnya,
mereka tidak memiliki informasi tentang spesies tertentu makanan laut atau seberapa
ukurannya. Meskipun demikian, banyak pertanyaan mengenai makanan yang
dikembangkan dalam studinya diakui keabsahannya dibangdingkan dengan dua penilai
biokimia untuk konsumsi makanan laut dalam subpopulasi kelompok ini.

Dalam kesimpulannya tim mengatakan, Kami tidak mencatat adanya bukti yang
mendukung laporan peringatan Amerika bahwa perempuan hamil seharusnya membatasi
konsumsi makanan laut.

Sebaliknya, mereka mencatat bahwa anak-anak dari ibu-ibu yang makan sedikit makanan
laut (kurang dari 340 g per minggu) kemungkinan akan mengalami kelambatan
perkembangan saraf dari pada anak-anak dari ibu-ibu yang banyak makan makanan laut
melebih dari jumlah yang mereka rekomendasikan.

Dalam ulasan bersamaan, Gary Myer, M.D., dan Philip Davidson, Ph.D., dari University
of Rochester (N.Y.), menulis bahwa meskipun methylmercury bersifat neurotoxic, jumlah
yang hilang mungkin jumlah racun yang tidak diketahui.

Kasus-kasus keracunan pada manusia sebelum melahirkan berasal dari Jepang pada 1950
dan 1960 setelah terjadinya polusi industri yang cukup tinggi disekitar perairan, kata
mereka. Oleh karena itu, mereka menambahkan, penemuan dalam studi ini seharusnya
menjadi perhatian besar bagi pihak berwajib untuk mempertimbangkan resiko dan
manfaat mengkonsumsi ikan.
Survei di Amerika Serikat menunjukkan bahwa dua pertiga orang Amerika bercaya
bahwa 1.000 sampai 100.000 anak-anak Amerika keracunan merkuri karena memakan
ikan setiap tahun. Ternyata, Drs. Myer dan Davidson mengatakan bahwa tidak pernah
terdapat satu anakpun yang keracunan merkuri sebelum kelahiran karena mengkonsumsi
ikan demikian yang dilaporkan diluar Jepang.

Para penulis menanyakan apakah seluruh saran pemerintah untuk membatasi konsumsi
ikan tertentu yang menghimpun konsentrasi merkuri tinggi merupakan kepentingan
terbaik publik. Sebuah survei konsumen menyatakan bahwa kebanyakan orang
Amerika mematuhi saran ini dengan mengurangi makan segala jenis ikan, pengurangan
yang menurut studi Dr. Hibbeln, kemungkinan bisa mengakibatkan banyak kerugian dari
pada kebaikan, tulis mereka.

Dalam hal ini dimana ikan mengandung baik nutrisi maupun racun yang merupakan
bagian penting dari kebanyakan makanan pada manusia, orang kemungkinan melakukan
dengan lebih baik, kata mereka, dengan memberikan saran yang berdasarkan ilmu
pengetahuan yang tidak konservatif dengan membandingkan bukti kerugian menurut
ilmu pengetahuan.

Sumber : http://jdokter.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=65&Itemid=2

http://anak-pintar.com/?p=241

10 Makanan Terbaik untuk Kecerdasan

Ingin anak Anda cemerlang di sekolah? Cobalah untuk memperhatikan dengan jeli
kebutuhan gizi dan nutrisi mereka setiap hari. Selain itu, ada baiknya pula memasukkan
10 jenis makanan terbaik berikut ini. Makanan yang dijuluki "Brain Food" ini diyakini
dapat merangsang pertumbuhan sel-sel otak, memperbaiki fungsinya, meningkatkan daya
ingat dan konsentrasi berpikir anak-anak.

1. Salmon
Ikan berlemak seperti salmon merupakan sumber terbaik asam lemak omega-3 - DHA
dan EPA - yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak.
Riset terbaru juga menunjukkan bahwa orang yang memperoleh asupan asam lemak lebih
banyak memiliki pikiran lebih tajam dan mencatat hasil memuaskan dalam uji
kemampuan. Menurut para ahli, walaupun tuna mengandung asam omega-3, namun ikan
ini tidaklah sekaya salmon.

2. Telur

Telur dikenal sebagai sumber penting protein yang relatif murah dan harganya cukup
terjangkau. Bagian kuning telur ternyata padat akan kandungan kolin, suatu zat yang
dapat membantu perkembangan memori atau daya ingat.

3. Selai kacang

"Kacang tanah (peanut) dan selai kacang merupakan salah satu sumber vitamin E.
Vitamin ini merupakan antioksidan yang dapat melindungi membran-membran sel saraf.
Bersama thiamin, vitamin E membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa
untuk kebutuhan energi.

4. Gandum murni

Otak membutuhkan suplai atau persediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan.
Gandum murni memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Serat yang
terkandung dalam gandum murni dapat membantu mengatur pelepasan glukosa dalam
tubuh. Gandum juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan
sistem saraf.

5. Oat/Oatmeal

Oat merupakan salah satu jenis sereal paling populer di kalangan anak-anak dan kaya
akan nutrisi penting bagi otak. Oat dapat menyediakan energi atau bahan bakar untuk
otak yang sangat dibutuhkan anak-anak mengawali aktivitasnya di pagi hari. Kaya akan
kandungan serat, oat akan menjaga otak anak terpenuhi kebutuhannya di sepanjang pagi.
Oat juga merupakan sumber vitamin E, vitamin B, potassium dan seng -- yang membuat
tubuh dan fungsi otak berfungsi pada kapasitas penuh.

6. Berry

Strawberry, cherry, blueberry dan blackberry. Secara umum, semakin kuat warnanya,
semakin banyak nutritisi yang di kandungnya. Berry mengandung antioksidan kadar
tinggi, khususnya vitamin C, yang berfaedah mencegah kanker.

Beberapa riset menunjukkan mereka yang mendapatkan ekstrak blueberry dan strawberry
mengalami perbaikian dalam fungsi daya ingatnya. Biji dari buah berri ini juga ternyata
kaya akan asam lemak omega-3.
7. Kacang-kacangan

Kacang adalah makanan spesial sebab makanan ini memiliki energi yang berasal dari
protein serta karbohidrat kompleks. Selain itu, kacang kaya akan kandungan serat,
vitamin dan mineral. Kacang juga makanan yang baik untuk otak karena mereka dapat
mempertahankan energi dan kemampuan berpikir anak-anak pada puncaknya di sore hari
jika dikonsumsi saat makan siang.

Menurut hasil penelitian, kacang merah dan kacang pinto mengandung lebih banyak asal
lemak omega 3 daripada jenis kacang lainnya -- khususnya ALA - jenis asal omega-3
yang penting bagi pertumbuhan dan fungsi otak .

8. Sayuran berwarna

Tomat, ubi jalar merah, labu, wortel, bayam adalah sayuran yang kaya nutrisi dan sumber
antioksidan yang akan membuat sel-sel otak kuat dan sehat.

9. Susu dan Yogurt

Makanan yang berasal dari produk susu mengandung protein dan vitamin B tinggi. Dua
jenis nutrisi ini penting bagi pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.
Susu dan yogurt juga bisa membuat perut kenyang karena kandungan protein dan
karbohidratnya sekaligus menjadi sumber energi bagi otak.

Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa anak-anak dan remaja membutuhkan lebih


banyak vitamin D bahkan 10 kali dari dosis yang direkomendasikan. Vitamin D adalah
vitamin yang juga penting bagi sistem saraf otot dan siklus hidup sel-sel manusia secara
keseluruhan.

10. Daging sapi tanpa lemak

Zat besi adalah jenis mineral esensial yang akan membantu anak-anak tetap berenergi dan
berkonsentrasi di sekolah. Daging sapi tanpa lemak adalah salah satu sumber makanan
yang mengandung banyak zat besi. Dengan hanya mengkonsumsi 1 ons per hari, maka
tubuh Anda akan terbantu dalam penyerapan zat besi dari sumber lainnya. Daging sapi
juga mengandung mineral seng yang dapat membantu memelihara daya ingat .

Khsusus bagi yang vegetarian, Anda dapat memanfaatkan kacang hitam dan burger
kedelai sebagai pilihan. Kacang-kacangan adalah adalah sumber penting zat besi
nonheme -- tipe zat besi yang membutuhkan vitamin C untuk diserap oleh tubuh.
Mengkonsumsi tomat, jus jeruk, strawberry dan kacang-kacangan juga dapat dipilih
sebagai upaya mencukupi kebutuhan zat besi.

http://s1.zetaboards.com/momo/topic/904074/1/
ONLI adalah makanan yang sangat diperlukan oleh otak kita, terutama oleh ANAK,
supaya anak bisa bertahan hidup, otaknya berkembang dengan maksimal dan tumbuh
sangat cerdas.

Kebutuhan anak akan 'ONLI' ini begitu pentingnya, sehingga kehilangan salah satu dari
pembentuk 'ONLI' ini akan menyebabkan kematian pada anak kita. 'ONLI' ini jauh lebih
penting daripada kebutuhan AA, DHA,
dll. yang sudah kita kenal sehari-hari.

Masih penasaran apa itu 'ONLI'? ;)

Sebenarnya kita semua tahu tentang 'ONLI' ini. Tulisan saya ini hanya ingin
mengingatkan kembali betapa pentingnya unsur makanan otak ini. Saya sendiri kembali
ingat setelah membaca bukunya Tony Buzan yang berjudul ''Brain Child''.

Tulisan saya ini sedikit mengungkapkan apa yang ada di buku tersebut, tanpa bermaksud
untuk menjiplak, tetapi lebih untuk berbagi informasi dengan anda.

JADI, APA ITU 'ONLI' ?

'ONLI' terdiri 4 unsur makanan yang sangat dibutuhkan oleh otak, yaitu terdiri dari:

1. OXYGENT (OKSIGEN)

Oksigen merupakan unsur utama yang diperlukan oleh otak, yang menjadi 'bahan bakar'
supaya 'mesin' otak berjalan dengan performa yang sangat tinggi. Begitu 'bahan bakar'
oksigen ini tidak bisa disuplai dengan baik, 'mesin' otak akan mengalami kerusakan
fatal.

Pastikan anak mendapatkan kualitas oksigen yang sangat baik dan dalam jumlah yang
cukup. Permainan yang menggunakan fisik akan sangat baik untuk membantu
mengalirkan oksigen ke otak dengan lancar dan cukup.

Hindari lingkungan yang banyak polusi udara, terutama lingkungan yang banyak
mengandung gas buang kendaraan bermotor, karena unsur kimia di dalam gas buang
seperti CO dan Pb adalah MUSUH UTAMA otak anak jika kita menginginkan anak kita
tumbuh dengan cerdas.

2. NUTRITION (NUTRISI)

Milyaran sel otak anak memperoleh sebagian besar energinya dari makanan dan
minuman yang setiap hari anda sediakan. Kandungan nutrisi di dalam makanan dan
minuman itulah yang akan menentukan seberapa besar energi yang bisa disuplai ke otak.

JANGAN terpengaruh dengan berbagai macam iklan tentang makanan otak yang terlalu
menonjolkan unsur AA, DHA, dan sejenisnya itu. Unsur tersebut memang perlu, tetapi
yang lebih penting lagi adalah pola
makan yang bervariasi, seimbang antara kandungan vitamin, mineral, protein,
karbohidrat dan lemak.

Jenis makanan apa saja yang mengandung unsur-unsur diatas? Anda tentu jauh lebih tahu
daripada saya... :)

3. LOVE (KASIH SAYANG)

Kasih Sayang merupakan salah satu unsur makanan otak yang SANGAT PENTING, dan
benar-benar dibutuhkan oleh anak supaya bisa hidup.
Begitu pentingnya Kasih Sayang ini, hingga saya masukkan sebagai TINDAKAN
PERTAMA dalam ''10 Tindakan Penting untuk Merangsang Perkembangan Otak''
yang ada di dalam ebook saya yang berjudul ''3 Tahun Pertama yg Menentukan''.

Kasih Sayang ternyata tidak hanya mempengaruhi perkembangan emosi anak, tetapi juga
memberikan pengaruh besar terhadap arsitektur otak.

Karena Kasih Sayang ini bentuknya sangat abstrak, kadang-kadang kita orangtua kurang
memahami benar apa yang perlu kita lakukan untuk mengekspresikan kata Kasih Sayang
ini. Di dalam ebook saya diatas dijelaskan bahwa ada 4 HAL UTAMA yang HARUS kita
lakukan. Silahkan dibuka lagi ebook ''3 Tahun Pertama yg Menentukan'' diatas.

Belum punya ebook tersebut?


Silahkan mendapatkannya dengan cara klik di http://ebook.balitacerdas.com

4. INFORMATION (INFORMASI)

Informasi adalah makanan otak yang MAMPU membuat jaringan antar sel-sel otak saling
bersambungan dengan kuat dan dalam jumlah yang sangat banyak. Seperti kita ketahui,
kecerdasan seorang anak ditentukan seberapa banyak dan kuatnya jaringan antar sel-sel
otaknya.

Sumber informasi yang diterima oleh anak melalui panca inderanya berasal dari
lingkungan alam dimana anak tinggal. Untuk itu kita perlu memberikan sebanyak
mungkin PENGALAMAN berbagai hal supaya anak memperoleh sebanyak mungkin
informasi. Seperti yang dijelaskan juga di dalam ebook ''3 Tahun Pertama yg
Menentukan'', pengalaman yang diterima oleh anak akan menentukan bentuk jaringan
di dalam otak, atau dengan kata lain, akan menentukan tingkat kecerdasan anak.

Selain alam, sumber informasi TERPENTING bagi anak adalah ANDA, kita sebagai
orangtua. Jawaban jawaban kita terhadap segala pertanyaan
anak yang mana rasa ingin tahunya sedang berada di puncaknya ini akan menjadi
informasi yang melekat kuat di dalam diri anak. Yang perlu diingat adalah SIKAP kita
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kesalahan sikap dalam menjawab akan
MEMATIKAN rasa ingin tahu anak, dan akan menyebabkan anak menutup diri untuk
menerima informasi-informasi dari luar. Jangan sampai ini terjadi!

Mari kita selalu mengingat 'ONLI' ini. Kita hanya memerlukan 4 unsur 'ONLI' ini jika
kita ingin anak kita tumbuh dengan sehat dan cerdas secara fisik, mental dan sosial.

http://info.balitacerdas.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=39

Makanan dengan gizi yang cukup bukan saja untuk perkembangan tubuh dan
daya tahan terhadap penyakit, melainkan juga untuk meningkatkan daya ingat. Berbagai
penelitian telah membuktikan bahwa makanan yang bergizi cukup akan membangun
jaringan otak yang pada akhirnya mampu merekam berbagai masalah di dalam jaringan
tersebut. Ibarat sebuah computer yang kapasitasnya lebih banyak, yang tentu saja dapat
lebih banyak merekam data. Suatu penelitian terhadapa anak usia 9-15 tahun
membuktikan bahwa anak-anak yang kurng kalori protein (KKP) memiliki kemampuan
abstaktif, kemapuan mengingat, kemampuan verbal, dan kecerdasan yang lebih buruk
dibandingkandengan anak yang cukup gizi.
Anak yang dalam jangka waktu lama mendapat makanan yang kurang gizi akan
mengalami gangguan metabolisme dalam otaknya. Hal ini terutama terjadi pada masa
janin yang ketika lahir memiliki otak dengan ukuran kecil dan badan yang kecil. Pada
umumnya, bayi yang ketika lahir dengan berat badan rendah akibat kekurangan gizi
sewaktu di kandungan, besar kemungkinan akan mengalami kemunduran otak. Sesudah
dewasa kurang mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan masayarakat
sekelilingnya. Ironisnya, meskipun perbaikan gizi dapat dilakukan ketika bayi sudak
lahir, tidak sepenuhnya dapat menolong atau mengatasi kelemahannya.
Dewasa ini, menurut catatan Departemen Kesehatan,perkiraan 44% anak di
bawah usia 5 tahun mengidap berbagai penyakit akibat kekurangan kalori protein,
diantaranya mengidap anemia, penyakit infeksi, dan gangguan paru-paru (pneumonia).

Anda mungkin juga menyukai