PASAL 1
INFORMASI KEGIATAN
PASAL 2
KETENTUAN UMUM PELAKSANA
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 4
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
5.2 Umum
1. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, perlengkapan, alat
pengangkutan dan alat lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan tanah
dan pasir.
2. Karena sifat galian berbeda, ada kemungkinan terjadi perubahan
perancangan pada pelaksanaan pekerjaan untuk beberapa tahap.
Perubahan tersebut harus dilakukan seizin Direksi Lapangan. Demikian
pula semua penggalian, pengurugan dan cara pengurugan harus
disetujui dan menurut perintah Direksi Lapangan.
3. Terhadap terkumpulnya air atau lumpur yang berada dilapangan
maupun yang masuk dari tempat lain, maka Kontraktor harus selalu
menyiapkan pompa air/lumpur yang bila diperlukan dapat bekerja
terus menerus untuk menghindarkan genangan air/lumpur tersebut.
PASAL 5
PEKERJAAN PONDASI
5.5 Stek/Angchor
PASAL 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG
6.3 Kerikil
1. Kerikil berasal dari batuan sungai.
2. Terdiri dari butiran yang keras dan bersifat kekal.
6.5 Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak
berasa.
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang
dapat merusak beton.
3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang
didatangkan dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat
persetujuan Konsultan Supervisi sebelum digunakan.
6.11 Acuan/Bekisting
1. Bahan utama bekisting adalah multiplek 9 mm yang diperkuat oleh
balok-balok kayu 5/7 cm atau 5/10 cm dari kayu kelas kuat III.
2. Penggunaan papan kayu sebagai bekisting dengan alasan apapun tidak
diperbolehkan.
3. Kontraktor pelaksana harus mengajukan Shop Drawing untuk bentuk
konstruksi bekisting balok, kolom, plat lantai, dan plat atap serta
konstruksi lain yang dianggap perlu oleh Konsultan supervisi.
4. Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi.
5. Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan
Residu atau cairan Ter supaya hasil campuran beton tidak menempel
pada bekisting waktu akan dibuka sehingga dapat menghasilkan
permukaan beton yang rapi.
6. Bentuk bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir sesuai rencana.
7. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan
campuran beton tidak bocor atau berubah bentuknya.
8. Hasil pekerjaan bekisting harus diperiksa kembali kebenaran elevasi
,kelurusannya terhadap arah vertikal oleh Kontraktor Pelaksana dengan
alat Waterpass, serta alat bantu lainnya yang dapat disetujui oleh
Direksi.
9. Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh Konsultan Supervisi
sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran beton.
10. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari
terhitung sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi karena alasan penggunaan zat additive yang dapat
11. Beton segar yang telah dituangkan harus dipadatkan dengan Concrete
Vibrator sampai mencapai kepadatan optimum.
12. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5
meter.
13. Penuangan beton dalam balok, plat lantai, plat atap, dan kolom tidak
boleh menciptakam sangkar kerikil atau penumpukan kerikil pada
posisi tententu pada saat bekisting dibuka.
14. Jika terjadi sangkar kerikil Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki
bagian itu dengan mempergunakan beton campuran zat kimia khusu
untuk sambungan (joint) dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
15. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah
Kontraktor Pelaksana harus membuat lantai kerja dari campuran 1 Sm
: 3 Ps : 6 Kr sehingga air semen tidak meresap dalam tanah dan
bentuk penampang beton sesuai dengan yang direncanakan.
16. Antara pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk
konstruksi yang sama tidak boleh lebih dari 1 hari.
PASAL 7
PEKERJAAN DINDING
7.2 Umum
Pekerjaan ini terdiri dari dinding dengan campuran 1:2, campuran 1:4,
dengan pasangan batu bata dengan spesifikasi dan mempunyai bentuk,
ukuran, serta kedudukan seperti Gambar Rencana serta petunjuk-petunjuk
Dieksi.
1. Bahan yang digunakan
Batu bata yang dipakai dalam pekerjaan ini dipakai batu bata yang tidak
mudah pecah bila terjatuh (pembakaran waktu pembuatan yang bagus)
dan mempunyai ukuran yang sama dengan standarisasi. Untuk spesi
menggunakan camp 1:2 dan 1:4 kecuali ditentukan direksi.
2. Pelaksanaan
a. Pasangan batu bata harus lurus dalam pekerjaannya dan apabiala
dalam pekerjaan tidak tegak lurus maka kontraktor harus bersedia
untuk membongkar atau memperbaikinya dengan persetujuan
direksi.
b. Pasangan batu bata harus lurus dan rata
c. Adukan Perekat/Spesi.
- Adukan perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedapair
adalah campuran 1Pc : 2Ps untuk :
Dinding pasangan bata daerah basah.
Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan
dengan luar.
Saluran.
d. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.40 ke atas,
dipakai adukan perekat/spesi campuran 1Pc :5Ps, terkecuali yang
disyaratkan kedap air seperti yangtercantum di dalam gambar kerja.
e. Ketebalan Aduk Perekat/Spesi. Pemasangan harus sedemikian rupa
sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus sama setebal 1 cm.
Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan
penuh.
PASAL 8
PEKERJAAN PELASTERAN
Agregat halus (pasir) harus bersih, keras dan awet, bebas dari minyak,
bahan organis dan unsur lain yang merusak dan harus sesuai dengan
ketentuan pasal pekerjaan beton.
c. Air.
Air untuk mencampur harus bersih, segar dan bebas dari bahan yang
merusak, seperti minyak, alkali, asam atau bahan nabati.
3. Campuran dan Tebal.
a. Campuran.
Adukan plesteran harus dicampur dengan perbandingan sesuai
ketentuan yang telah ditentukan dalam tebal tersebut dibawah ini.
b. Tebal.
Semua plesteran harus dipasang menurut tebal seperti tabel dibawah
ini. Tebal tambahan diperlukan menutup bagian yang tidak rata pada
beton atau permukaan pekerjaan pasangan. Tebal standar dari ukuran
yang dipasang pada dinding luar adalah 20mm.
4. Penggunaan.
a. Lapisan Kasar.
Lapisan kasar harus menutupi seluruh bidang dinding. Sebelum lapisan
kasar mengeras, harus dibuat goresan melintang untuk
memperolehikatan mekanis bagian lapisan sedang. Lapisan ini harus
dibasahi selama tidak kurang dari 24 jam dan dibiarkan jenuh sebelum
lapisan sedang dipasang. Lapisan kasar harus dipasang merata dan
dengan cukup tekanan untuk menghasilkan ikatan yang baik.
b. Lapisan Sedang.
Sebelum mulai memasang lapisan sedang, permukaan dari lapisan
kasar harus dibasahi. Lapisan sedang harus dibentuk menjadi suatu
permukaan yang betul-betul rata, kemudian dibuat kasar dengan
mistar kayu atau dibuat goresan melintang untuk memperoleh letakan
lapisan halus. Lapisan ini harus tetap basah selama 48 jam dan
dibiarkan agar mengering.
c. Lapisan halus.
Lapisan halus tidak boleh dipasang sebelum lapisan sedang
menyesuaikan diri selama 7 (tujuh) hari. Sesaat sebelum lapisan halus
dipasang, lapisan sedang harus dibasahi lagi secara merata. Kemudian
disendok sedemikian rupa, sehingga butir pasir terpaksa masuk
kedalam plesteran dan dengan penyendokan terakhir diperoleh
permukaan yang licin dan bebas dari bidang yang kasar, tanpa bekas
sendok atau noda lainnya. Lapisan halus dibasahi sekurang-kurangnya
2 (dua) hari dan selanjutnya harus dilindungi terhadap pengeringan
yang cepat sampai mengeras dengan seksama dan sempurna.
PASAL 9
PEKERJAAN LANTAI
5. Contoh Bahan
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga set )
kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan (tekstur/warna)
selanjutnya dipakai sebagai acuan dalam memeriksa/menerima bahan
yang dikirim ke lapangan.
6. Keramik
Keramik yang akan dipasang ukuran diagonalnya harus benar benar
sama masing masing tepinya benar benar menyiku dan tidak cacat.
7. Bahan cadangan
Kontraktor wajib menyediakan cadangan bahan sebanyak 2,5 % dari
keseluruhan barang yang akan di pasang.
Keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda
Aduk perekat dan aduk pengisi siar dengan lap kain yang dibasahi
dengan air bersih.
9. Setelah Pemasangan
Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, keramik harus dihindarkan dari
injakan pemberian beban.
10. Kerusakan atau cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk
pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat di klaim
sebagai pekerjaan tambah.
11. Pipa sparing atau jaringan pipa
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atajaringan.
Pipa sudah terpasang pada tempatnya. Kontraktor harus mempelajari
gambar kerja dan koordinasi dengan pengawas juga dengan sub
kontraktor listrik dan plumbing.
12. Lantai dasar
Khusus untuk Lantai dasar, maka berlaku persyaratan pelaksanaan
sebagai Berikut :
a. Tanah urug sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang
disyaratkan Serta harus rata waterpass. Persyaratan pengurugan
dan pemadatan Harus mengikuti uraian dalam bab pekerjaan
tanah.
b. Selanjutnya di hamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus
padat dan tidak berrongga dan rata waterpass Ketebalannya 10 cm
atau sesuai gambar kerja.
c. Selanjutnya adalah lapisan beton tumbuk. Pembuatan lapisan beton
Tumbuk harus sesuai dengan persyaratan Teknis bab III Pekerjaan
Beton. Adukan adalah untuk kedap air yaitu 1 PC : 2 PS dan sesuai
persyaratan pekerjaan adukan dan campuran. Kontraktor harus
memperhatikan pel finish arah kemiringan yang ada dalam gambar
kerja.
13. Dinding dan Bidang Vertikal Lainnya
Campuran adukan adalah 1 PC : 2 PS sebelum dipasang permukaan
dinding harus di kasarkan terlebih dahulu. Sesudah keramik dipasang nat
harus diisi dengan adukan pengisi grouting . Pembersihan permukaan
keramik dengan lap basah. Tidak diperkenankan menggunakan zat asam
atau Hcl. Untuk pemasangan ubin dinding luar permukaan harus dilapisi
cairan kedap air (AM 102) Water Repellent atau ( AM 52 ) Slate Seal.
Untuk pengukuran pekerjaan ini diukur sesuai dengan pekerjaan yang telah
selesai dikerjakan dengan baik dan diterima baik oleh Direksi. Pemeriksaan
hasil pekerjaan yang telah disetujui direksi dilakukan terhadap panjang, lebar,
yang telah selesai. Serta sudah terpasang dengan sempurna dan disetujui
oleh Direksi.
PASAL 10
PEKERJAAN PLAFOND
PASAL 11
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
11.1 Referensi
Lingkup Pekerjaan meliputi pengadaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk
pekerjaan kayu sesuai dengan gambar dan syarat-syarat serta spesifikasi
khusus.
penggantung dan di atas rel tidak boleh melebihi 2,5 mm, lubang
yang dibawah tidak boleh melebihi 3 mm, semua ujung-ujung yang
runcing harus dibulatkan dan rangka vertikal pada kunci harus
dimiringkan sedikit.
4. Perlindungan Terhadap Pekerjaan Kayu Halus
- Pekerjaan kayu halus tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan
kecuali jika sudah dipasang.
- Untuk pekerjaan kayu halus yang harus dibuat, kalau belum selesai
sama sekali, tidak boleh diangkut ketempat pekerjaan, juga tidak
boleh disetel-setel jika bangunan belum siap untuk menerima
pemasangan pekerjaan kayu tersebut.
- Tim Teknis/Konsultan Supervisi dan Perencana harus diberikan
fasilitas untuk memeriksa semua pekerjaan yang sedang
dilaksanakan di bengkel-bengkel dan di lapangan.
- Kontraktor harus menyediakan pintu-pintu sementara dan penutup
semua lubang-lubang yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan
kayu halus selama dalam pelaksanaan.
- Juga harus menyediakan pembungkus atau penutup sementara
yang diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan kayu halus yang sudah
selesai seperti ambang-ambang pelindung dan sebagainya yang
mungkin dapat rusak selama pelaksanaan pekerjaan.
5. Memperbaiki Pekerjaan Yang Tidak Sempurna
- Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan
bebas tapi tidak longgar, tanpa terjadi macet atau terhambat dan
semua kunci-kunci dan engsel-engsel cocok dan dapat bekerja
dengan wajar.
- Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan kayu tersebut menjadi
mengkerut atau bengkok, atau kelihatan ada cacat- cacat lainnya
pada pekerjaan kayu halus atau kasar sebelum masa pemeliharaan
berakhir, maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan
diganti hingga Tim Teknis /Konsultan Supervisi/Perencana merasa
puas dan pekerjaan lain yang terganggu akibat pembongkaran
tersebut harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
6. Pekerjaan Pemasangan Kaca
- Kaca (floated glass) harus standard yang jernih, dari pabrik yang
disetujui dan yang tebalnya seperti yang disebut dalam gambar
atau syarat dan spesifikasi khusus.
- Dempul untuk memasang kaca ke kusen-kusen kayu harus
diperoleh dari leveransir yang terkenal dan disetujui. Dempul untuk
pemasangan kaca pada waktu diterima, dikaleng, tidak boleh kering
atau sudah mengeras.
- Alur kayu harus dibersihkan, diplamir dan dicat dengan lapis cat
minyak sebelum kacanya dipasang.
- Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen, dengan kelonggaran
sesuai standar pabrik, lalu dipasang dan dikukuhkan memakai
dempul kaca dan lat-lat kayu dan dipaku dengan sekrup.
- Kaca harus dipotong menurut panjang yang dikehendaki dengan
diberi lowongan sedikit lalu dimasukkan kedalam jalur kusen yang
sebelumnya sudah diberi dempul kaca
- Daun-daun kaca tersebut dipasang dengan kokoh memakai list
kayu kecil yang keras.
- Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus, harus distel ditengah-
tengah dengan hati-hati sampai kerenggangan (clearence) yang
sama.
- Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak
harus dibersihkan, sehingga tidak mengganggu pekerjaan
perekatan.
- Kaca diidentifikasi dengan tanda-tanda peringatan menggunakan
tape atau cara lain yang tidak membekas pada kaca setelah
dibersihkan.
- Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari akibat pekerjaan
lain seperti cipratan cat, plesteran, noda atau percikan las
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Pekerjaan Pintu, Jendela, dan Kusen Bh
PASAL 12
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
12.4 Pengujian
PASAL 13
PEKERJAAN PENGECATAN.
d. Plamir
Bahan dan kualitas utama. Produk ex lokal mutu terbaik. Bahan yang
digunakan dapat menutup pori-pori pada dinding dengan baik dan
membuat halus permukaan dinding.
e. Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain
dalam Bill of Quantity atau Konsultan Supervisi :
- Cat Tembok Exterior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan
2 Kali Cat warna.
- Cat Tembok Interior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan
2 Kali Cat warna.
- Cat Plafond Interior : 1 Kali Dempul Kayu, dan 2 Kali Cat warna.
- Cat Plafond Exterior : 1 Kali Dempul Kayu, dan 2 Kali Cat warna.
- Cat Permukaan Kayu : 1 Kali Dempul, 1 Kali Cat Menie Kayu, 1 Kali
Cat Dasar dan 2 Kali Cat warna.
13.3 Pelaksanaan
a. Pada Permukaan bidang Kayu
- Bahan sebelum digunakan, Kontraktor harus mengajukan literatur
teknis dan petunjuk pabrik tentang cara pemakaiannya. Kontraktor
harus mengajukan contoh dalam daftar warna dari produsennya
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Manajer Konstruksi
dan disertai brosur dari pabrik yang bersangkutan.
- Bagian kayu yang tampak, jika akan dicat sebelumnya harus didempul
dahulu dan setelah itu diamplas sampai halus .Pekerjaan pengecatan
baru boleh dilakukan setelah bagian yang akan dicat selesai diperiksa
dan disetujui Direksi, bagian-bagian yang retak, pecah diperbaiki dan
bagian yang kotor dibersihkan, bagian yang akan dicat tidak lembab /
basah atau berbau.
- Didahului dengan membuat percobaan pengecatan kusen / bagian
yang akan dicat dengan melakukan pengecatan pada permukaan
bidang sesuai ukuran kusen untuk disetujui Manajer Konstruksi
- Cat yang akan digunakan berada di dalam kaleng-kaleng yang masih
disegel, tidak pecah/bocor dan mendapat persetujuan Direksi.
Kontraktor utama bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan
warna-warna sesuai dengan petunjuk Manajer Konstruksi.
- Kontraktor utama bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan
warna-warna sesuai dengan Petunjuk Direksi Pengawas.
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Manajer Konstruksi untuk
kemudian akan diteruskan kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon cat
tiap warna dari jenis cat yang dipakai. Kaleng- kaleng cat tersebut
harus ditutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang
di dalamnya. Cat-cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh Pemberi Tugas.
PASAL 14
PEKERJAAN PLUMBING
14.4 Pengujian
1. Pengujian sistem pembuangan air kotor dan air buangan. Harus
mempunyai lubang lubang yang dapat ditutup (plugger) agar seluruh
sistem dapat diisi dengan air sampai dengan lubang vent tertinggi.
Sistem tersebut harus dapat menahan air serta tidak turun lebih dari 10
cm.
2. Pengujian sistem distribusi air bersih sebelum dipasang fixturesnya harus
diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar dua kali tekanan kerjanya dan
tanpa mengalami kebocoran selama 3 jam pengujian dilakukan bagian
demi bagian dari panjang pipa maksimum 100 m.
BAB 15
PEKERJAAN SEPTITANK DAN RESAPAN
15.1 Septictank
1. Ruang Lingkup
Spesifikasi Septictank ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi
Septictank yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.
2. Persyaratan
a. Septictank hanya diperuntukan untuk tampungan limbah padat yang
berasal dari Kloset Jongkok pada bangunan KM/WC.
b. Konstruksi utama Septictank adalah pasangan batu bata 1 bata
campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai dinding utama dan pasangan batu
bata bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai dinding pembagi
ruangan. Sudut-sudut dinding harus diperkuat dengan kolom
paraktis ukuran 13/13 cm dari beton mutu K-175.
c. Dinding pasangan batu bata bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai
pembagi ruangan septictank dipasang diatas balok ring ukuran
13/15 cm dari mutu beton K-175 yang bertumpu pada dinding
pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc : 2 Ps.
d. Plat dasar septictank terbuat dari beton cor K-175 dengan ketebalan
minimal 20 cm.
e. Plat atas septictank terbuat dari plat beton bertulang dengan 4 lapis
tulangan diameter 10 mm dengan jarak minimal 100 mm dan tebal
120 mm.
f. Pada bagian atas permukaan septictank harus diberi lubang control
ukuran 30 x 30 cm untuk keperluan penyedotan limbah dan pipa
pelepas hawa dari besi diameter 2 yang dicat dengan baik agar
tidak berkarat.
g. Posisi permukaan septictank harus sejajar dengan posisi permukaan
plat lantai beton bertulang pada lantai 1 kecuali lubang control dan
pipa hawa yang harus muncul kepermukaan dan disembunyikan
sedemikian rupa dibawah plat meja jualan sehingga tidak
menggangu mobilitas pedagang dan pembeli.
h. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi septictank sesuai dengan
Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi
dengan persetujuan Konsultan Perencana karena alasan seperti
keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.
i. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas
Ground Resevoir tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan
Konsultan Perencana.
j. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa bangunan septictank
benar-benar kedap air dan hal ini harus dibuktikan dengan Test
Rendam Air selama 24 jam.
k. Jika air dalam septictank berkurang setelah 24 jam maka dipastikan
15.2 Resapan
1. Ruang Lingkup
Spesifikasi Saluran Resapan ini adalah merupakan persyaratan minimal
bagi Saluran Resapan yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal
proyek ini.
2. Persyaratan
a. Bangunan saluran resapan dipergunakan sebagai media serapan air
kotor cair yang berasal dari septictank.
b. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi saluran resapan sesuai dengan
Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi
dengan persetujuan Konsultan Perencana karena alasan seperti
keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.
c. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas
saluran resapan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan
Konsultan Perencana.
d. Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bahwa bangunan saluran
resapan dapat bekerja dengan baik ketika dialiri air dan air dapat
meresap dengan sempurna kedalam tanah.
e. Hal ini harus dibuktikan dengan cara mengisi septictank dengan air
melebihi kapasitas tampungannya dan selama 24 jam diamati
apakah volume air yang tidak tertampung dalam septictank dapat
diserap oleh saluran resapan atau tidak.
f. Jika setelah 24 jam air diisi kembali kedalam kloset jongkok dan air
tidak dapat mengalir dengan sempurna dalam kloset jongkok maka
dipastikan saluran resapan tidak bekerja dengan baik (tidak dapat
menyerap air). Untuk itu Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri
berkewajiban untuk memperbaikinya.
g. Kontraktor Pelaksana dibolehkan mengajukan metode pembuktian
lain yang dapat dipercaya secara teknis untuk membuktikan bahwa
Saluran Resapan bekerja dengan baik.
BAB 16
PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP ATAP
PASAL 17
PENUTUP
EFFAN FAHRIZAL, ST
Wakil Direktur