Anda di halaman 1dari 63

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 1
INFORMASI KEGIATAN

1. Nama Pekerjaan seperti berikut ini :


PEMBANGUNAN MUSHALLA UPTD PPMG WILAYAH V TAKENGON
2. Jenis Kegiatan

3. Tempat dan lokasi pekerjaan ditentukan oleh Owner seperti berikut:


Takengon, Kabupaten Aceh Tengah
4. Rencana Waktu Pelaksanaan:
120 Hari Kalender

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 1


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 2
KETENTUAN UMUM PELAKSANA

2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan (Kontraktor Pelaksana)


1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia
Jasa Pelaksana Konstruksi, maka Kontraktor Pelaksana untuk proyek
seperti yang disebutkan dalam BAB I diatas adalah Perusahaan seperti
yang disebutkan dalam Kontrak Kerja Fisik.
2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan secara
seluruhnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Dokumen
Kontrak.
3. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang
disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana
Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang
Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau menurut perubahannya jika
ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja Fisik.
4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan struktur organisasi pelaksana
lapangan proyek kepada Owner.
5. Jumlah personil atau tenaga ahli yang ditempatkan harus sesuai
dengan bobot pekerjaan yang ditangani dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Owner.
6. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi
lapangan proyek yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus
berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam kerja.
7. Pergantian tenaga ahli oleh Kontraktor Pelaksana selama proses
pelaksanaan pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
8. Konsultan Supervisi berhak mengajukan kepada Owner untuk
pengantian tenaga ahli Kontraktor Pelaksana yang berada dilokasi
pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan
tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
9. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Kontraktor
Pelaksana harus mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis
dan administratif di lokasi pekerjaan.
10. Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten,
Lisensi, serta Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa
yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk melaksanakan
pekerjaan.
11. Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan
Standar yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 2


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari


sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.
12. Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan
Kontraktor tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi
dari Standar yang disyaratkan, maka Kontraktor harus tetap memenuhi
ketentuan Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
13. Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon
penawar dapat menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif,
sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain
dalam penawarannya.
14. Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
harus mengutamakan produksi dalam negeri.
15. Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI)
untuk barang, bahan, dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau
revisi ASTM, BS, dll), yang pada nya secara substantif sama atau lebih
tinggi dari Standar Nasional.
16. Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan,
penyelesaian dan perbaikan harus dilakukan sedemikian rupa dengan
mematuhi ketentuan dan persyaratan kontrak agar tidak menimbulkan
gangguan terhadap kepentingan umum.
17. Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari
kewajiban membayar ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim,
tuntutan hukum dalam bentuk apapun yang timbul dari atau
sehubungan dengan hal tersebut.

2.2 Penyelesaian Dan Serah Terima Pekerjaan


1. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100% berdasarkan Progress
100% yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dan telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Owner , maka pihak Konsultan Supervisi,
Kontraktor Pelaksana dan Owner bersama-sama menandatangani
Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO).
2. Sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani
berdasarkan klaim progress 100% yang diajukan Kontraktor Pelaksana,
maka Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana dan Owner bersama-
sama melakukan Pemeriksaan Lapangan.
3. Pekerjaan-pekerjaan cacat, tidak sempurna dan tidak sesuai kualitas
maupun kuantitas terutama dari segi fungsi bangunan yang ditemukan
dalam Pemeriksaan Lapangan adalah menjadi kewajiban Kontraktor
Pelaksana memperbaikinya sebelum Serah Terima Pertama
ditandatangani dan hal ini harus dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan dalam bentuk Daftar Pekerjaan Cacat.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 3


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

4. Kontraktor pelaksana juga harus menyerahkan Asbuilt Drawing yang


telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner sebelum Berita
Acara Serah Terima Pertama ditandatangani.
5. Konsultan Supervisi akan mengeluarkan rekomendasi tertulis akan
realisasi perbaikan dari semua item dalam Daftar Pekerjaan Cacat dan
Asbuilt Drawing yang telah selesai dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana untuk keperluan penandatanganan Berita Acara Serah
Terima Pertama.
6. Setelah masa pemeliharaan dilampaui dan sesudah semua perbaikan-
perbaikan dilaksanakan dengan baik, Konsultan Supervisi akan
mengeluarkan rekomendasi tertulis mengenai selesainya pekerjaan dan
perbaikan yang berarti Serah Terima Kedua (PHO) kedua dari pihak
Kontraktor Pelaksana kepada Owner.

2.3 Peraturan Teknis yang digunakan


a. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971.
b. Peraturan umum Pemeriksaan bahan-bahan bangunan (PUBB NI-
3/56).
c. Peraturan muatan Indonesia (PMI NI - 18 / 1970).
d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987.
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5/1961).
f. Algemene Voorwaarder Voor de uitvoering bij aaneming van open
werken (AV) yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah No. 9
tanggal 28 Mel 1994 dan tambahan lembaran Negara No. 1457.
g. Algemene Voorschriften Voor Drinkwater Instalaties 1946
h. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga
Kerja) antara lain tentang larangan mengerjakan anak-anak dibawah
umur.
i. Peraturan Pemerintah setempat tentang Bangunan Gedung.
j. Dan Peraturan lain yang belum tercantum di atas tetapi berakitan
dengan pekerjaan ini.

2.4 Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)


1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Pelaksanaan
(Shop Drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya,
terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang Gambar Detailnya tidak
dijelaskan dalam Gambar Bestek.
2. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan Shop Drawing ditentukan oleh
Konsultan Supervisi.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 4


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan sebelum


Shop Drawing yang menjadi kewajibannya di setujui oleh Konsultan
Supervisi atau Konsultan Perencana.
4. Shop Drawing tidak boleh merubah/merevisi Gambar Bestek kecuali
atas persetujuan Konsultan Perencana.
5. Shop Drawing tidak boleh merubah, memperbesar dan memperkecil
kuantitas maupun kualitas pekerjaan.

2.5 Gambar Hasil Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)


1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Hasil
Pelaksanaan (Asbuilt Drawing) yang sesuai dengan hasil pelaksanaan
pekerjaan dilapangan sebelum serah terima tahap pertama dilakukan.
2. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan As Built Drawing adalah
pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, Site Plan dan pekerjaan- pekerjaan lain
yang ditentukan oleh Konsultan Supervisi.
3. As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner.
4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set As Built Drawing
yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana,
Owner, dan Pemilik/Pengguna Bangunan.
5. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di
tempat yang baik pada bangunan oleh Owner atau pengguna
bangunan.

2.6 Gambar Lapangan Dan Dokumen Lapangan


1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set Gambar
Bestek/Gambar Revisi dalam format kertas A3, satu set Shop Drawing,
satu set Spesifikasi Teknis dan satu set Bill of Quantity dilokasi
pekerjaan pada setiap kantor lapangan.
2. Gambar Bestek, Gambar Revisi, Shop Drawing, Spesifikasi Teknis, dan
Bill of Quantity ditempatkan pada tempat yang baik dan dalam kedaan
yang rapi.

2.7 Kesalahan Pekerjaan Dan Pekerjaan Cacat


1. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri semua
kesalahan dan cacat pekerjaan baik pada tahap pelaksanaan maupun
pada saat sebelum Serah Terima Tahap Pertama (PHO).
2. Kesalahan-kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana dikarenakan kurang memahami Gambar dan
kurangnya kontrol terhadap pekerja sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaiki dengan biaya sendiri.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 5


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

3. Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor


Pelaksana karena lemahnya pengawasan dan kontrol oleh Konsultan
Supervisi dan bukan atas dasar perintah tertulis dari Konsultan
Supervisi tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk
memperbaikinya.
4. Kerusakan dan cacat pada bangunan akibat pemakaian atau sebab-
sebab lain tanpa ada unsur-unsur kesengajaan yang dapat dibuktikan
dalam masa pemeliharaan bangunan tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya dengan biaya sendiri
kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
5. Konsultan Supervisi berhak setiap saat memerintahkan Kontraktor
Pelaksana untuk memperbaiki kesalahan pekerjaan atau pekerjaan
cacat pada masa pelaksanaan.
6. Hasil perbaikan terhadap kesalahan pekerjaan dan pekerjaan cacat
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2.8 Wewenang Owner (Pemberi Tugas) Memasuki Lokasi Pekerjaan


1. Owner (Pemberi Tugas) dan para wakilnya mempunyai wewenang
untuk memasuki lokasi pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat-
tempat lain dimana Kontraktor Pelaksana melaksanakan pekerjaan
untuk Kontrak.
2. Jika pekerjaan dilakukan pada tempat-tempat lain yang dilakukan oleh
Sub Kontraktor Pelaksana menurut ketentuan dalam Sub Pelaksanaan,
maka Kontraktor Pelaksana harus memberikan jaminan agar supaya
Owner dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki
bengkel kerja dan tempat-tempat lain kepunyaan Sub Pelaksana
pekerjaan.
3. Owner atau Staf Ahli (Engineer) berhak memberikan instruksi langsung
dilapangan kepada Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Supervisi
untuk suatu perbaikan atau perubahan jika dalam proses pelaksanaan
pekerjaan ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan Gambar Bestek,
Spesifikasi Teknis, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja.
4. Owner atau Staf Ahli (Engineer) berhak memerintahkan Konsultan
Supervisi secara tertulis untuk menghentikan proses pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana sementara waktu
jika ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan Gambar Bestek,
Spesifikasi Teknis, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja.

2.9 Pemanfaatan Bangunan Oleh Pemilik/Pengguna Bangunan


1. Pemanfaatan dan penggunaan bangunan oleh Pemilik Bangunan hanya
boleh dilakukan setelah Berita Acara Serah Terima antara Owner
(Pemberi Tugas) dengan Pemilik/Bangunan ditanda tangani.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 6


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

2. Pemilik Bangunan tidak boleh menempati, menggunakan bangunan


dan memamfaatkan semua fasilitas yang ada dalam bangunan selama
bangunan masih dalam proses Serah Terima antara Kontraktor
Pelaksana dengan Owner.
3. Pemanfaatan bangunan oleh siapapun sebelum Serah Terima antara
Owner dan Pemilik Bangunan ditandatangani harus dengan
persetujuan Owner dan Kontraktor Pelaksana.
4. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap perbaikan
dengan biaya sendiri semua cacat dan kerusakan yang timbul akibat
penggunaan bangunan oleh Pemilik Bangunan yang telah disetujuinya
bersama dengan Owner.

2.10 Rencana Waktu Pelaksanaan


1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu penyelesaian
pekerjaan (time schedule) keseluruhan kepada Owner sebelum
dimulainya pelaksanaan pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam
Kontrak Kerja.
2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
rencana waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah
disetujui oleh Owner kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
3. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan rencana waktu penyelesaian
pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Owner kepada
Konsultan Supervisi.
4. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan rencana waktu
penyelesaian pekerjaan mingguan pada tahap pelaksanaan pekerjaan
kepada Konsultan Supervisi.
5. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana
penyelesaian pekerjaan mingguan yang diajukan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.
6. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan
karena kesalahan dalam menyusun waktu pemnyelesaian pekerjaan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
7. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan
karena factor cuaca seperti hujan yang lebih dari 3 hari kerja dan
dibuktikan dengan catatan cuaca dalam Laporan Harian yang disetujui
oleh Konsultan Supervisi harus diperhitungkan untuk penambahan
waktu pelaksanaan pekerjaan.
8. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan
karena faktor-faktor non teknis yang lebih dari 3 hari kerja dan
diketahui oleh Konsultan Supervisi seperti permasalahan dengan
tanah/lahan pekerjaan sehingga Kontraktor pelaksanan tidak bisa
memasuki dan memulai pekerjaan, ganguan keamanan dari

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 7


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

masyarakat setempat harus diperhitungkan untuk penambahan waktu


pelaksanaan pekerjaan.
9. Keterlambatan Kontraktor Pelaksanan dalam menyelesaikan pekerjaan
karena permasalahan yang berhubungan dengan Spesifikasi Teknis,
Gambar Desain, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja dimana tidak ada
keputusan yang pasti dari Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana
dan Owner lebih dari 3 hari kerja harus diperhitungkan untuk
penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan.
10. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan
yang disebabkan oleh hal-hal selain seperti yang disebutkan dalam
point 7, point 8 dan point 9 tidak boleh diperhitungkan untuk
penambahan waktu pelaksanaan kecuali ditentukan lain Konsultan
Supervisi dengan persetujuan Owner.
11. Lamanya penambahan waktu atau jumlah hari kerja tambahan yang
diberikan kepada Kontraktor Pelaksana karena alasan-alasan seperti
yang disebutkan pada point 7, point 8 dan point 9 adalah menurut
keputusan Owner.

2.11 Metode Pelaksanaan


1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Metode Pelaksanaan terhadap
pekerjaan yang akan dikerjakan.
2. Metode Pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi.
3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika
Metode Pelaksanaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
4. Item-item pekerjaan yang memerlukan Metode Pelaksanaan ditentukan
oleh Konsultan Supervisi.

2.12 Laporan Pelaksanaan


1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan
mingguan, dan laporan bulanan kepada Konsultan Supervisi tentang
kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
2. Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang
dibuat oleh Kontraktor pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
3. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat
oleh Kontraktor Pelaksana harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi serta diketahui oleh Owner.
4. Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung
kelapangan akan kebenaran data yang ada dalam laporan harian,

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 8


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

laporan minnguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor


Pelaksana.
5. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat dalam
rangkap 4 (empat). Salah satu tembusan laporan harian, laporan
mingguan, dan laporan bulanan harus berada pada lokasi pekerjaan.

2.13 Penanggung Jawab Pengawasan


1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia
Jasa Konsultasi, maka Konsultan Supervisi untuk proyek seperti yang
disebutkan dalam BAB I diatas adalah Perusahaan seperti yang
disebutkan dalam Kontrak Kerja Konsultan Supervisi.
2. Tugas dan kegiatan Konsultan Supervisi adalah seperti yang disebutkan
dalam Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor :
332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa
Pengawas Konstruksi atau menurut perubahannya jika ada kecuali
ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja konsultan Supervisi.
3. Konsultan Supervisi harus mengajukan struktur organisasi pengawasan
lapangan proyek kepada Owner.
4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi
pengawasan lapangan proyek yang diajukan oleh Konsultan Supervisi
harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam kerja.
5. Konsultan Supervisi harus menyerahkan Struktur Organisasi
pengawasan lapangan proyek yang telah disetujui oleh Owner kepada
Kontraktor Pelaksana.
6. Pengantian tenaga ahli oleh Konsultan Supervisi selama proses
pelaksanaan pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Owner.
7. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan kepada Owner untuk
pengantian tenaga ahli Konsultan Supervisi yang berada dilokasi
pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan
tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
8. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Konsultan
Supervisi harus mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis di
lokasi pekerjaan.
9. Konsultan Supervisi harus membuat laporan mingguan dan laporan
bulanan kepada Owner atas segala hal yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan oleh Kontraktor pelaksana.
10. Bentuk, format, dan isi laporan Konsultan supervisi adalah berdasarkan
hasil diskusi dan konsultasi dengan Owner serta Konsultan Manajemen
jika ada.

2.14 Perubahan-Perubahan Desain Dan Perbedaan-Perbedaan

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 9


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

1. Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi dengan persetujuan


Owner berhak mengadakan perubahan-perubahan pada Gambar
Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity serta wajib dilaksanakan
oleh Kontraktor Pelaksana.
2. Kontraktor Pelaksana dengan alasan apapun tidak boleh melakukan
perubahan pada Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity
tanpa persetujuan Konsultan Supervisi atau Konsultan Perencana.
3. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis
harus disampaikan secara tertulis kepada Kontraktor Pelaksana untuk
dilaksanakan.
4. Perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis
yang dilakukan oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan
Owner secara lisan atau tidak tertulis tidak wajib untuk dilaksanakan
oleh Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan Instruksi tidak
tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
5. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis
tidak boleh menambah biaya pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan dari biaya pelaksanaan yang ada dalam Kontrak Kerja
kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Owner.
6. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan
Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis dilakukan oleh Konsultan
Perencana dan disetujui oleh Owner.
7. Kontraktor berhak memeriksa hasil perhitungan akan kuantitas/volume
pekerjaan dan biaya yang dilakukan oleh Konsultan Perencana.
8. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidaksesuaian antara
Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan Bill of Quantity Konsultan
Supervisi tidak dibenarkan mengambil keputusan secara sepihak tetapi
harus mendiskusikannya dengan Konsultan Perencana dan Owner.
9. Konsultan Perencana dengan persetujuan Owner berhak menentukan
acuan mana yang harus dipegang bila terjadi perbedaan antara
Gambar Bestek.
10. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja jika terjadi perbedaan
antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity maka
urutan acuan yang harus dipegang ditentukan seperti berikut :
- Kontrak Kerja
- Bill of Quantity
- Gambar Bestek dan Gambar Revisi ( jika ada )
- Spesifikasi Teknis

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 10


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1 Pembersihan Lapangan


1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi pekerjaan dari segala
sesuatu yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan seperti
bangunan lama, hasil bongkaran bangunan lama, pepohonan, semak
belukar, dan tanah humus.
2. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengupasan terhadap tanah
humus sebelum dilakukan pekerjaan konstruksi.
3. Yang dimaksud dengan Muka Tanah Dasar pada Gambar Bestek adalah
muka tanah yang telah bersih dari pepohonan, semak belukar, dan
lapisan tanah humus atau muka tanah timbun yang telah dipadatkan
kecuali diitentukan lain dalam Gambar Bestek.
4. Hasil bongkaran bangunan lama dan pengupasan tanah humus tidak
boleh dipakai sebagai material timbunan atau diolah kembali untuk
dipakai sebagai material bangunan.
5. Material yang dihasilkan dari bongkaran bangunan lama dan
pengupasan lapisan humus harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan
dibuang sejauh mungkin dari lokasi pekerjaan atau ketempat yang
tidak menggangu lingkungan hidup.
6. Hasil bongkaran bangunan lama dan pengelupasan lapisan humus
tidak boleh berada dilokasi pekerjaan lebih dari 2 hari.

3.2 Penentuan Letak Bangunan (Setting Out)


1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan Seetting Out atau pengukuran
kembali akan kebenaran posisi bangunan yang akan dibangun seperti
yang telah ada dalam Lay Out bangunan pada Gambar Bestek.
2. Pekerjaan Setting Out yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana harus
diketahui dan didampinggi oleh Konsultan Supervisi, Konsultan
Perencana, Owner dan Pemilik Bangunan.
3. Hasil pekerjaan Setting Out harus menghasilkan satu ketetapan
bersama yang pasti akan elevasi tanah, elevasi bangunan, posisi
penempatan bangunan dan batas-batas lahan kerja. Ketetapan akan
elevasi dan posisi bangunan harus direalisasikan dilapangan dengan
memasang patok-patok sementara dari kayu ukuran 5/7 cm yang
ditanam minimal 30 cm dalam tanah dan ujungnya ditandai dengan cat
minyak.
4. Hasil pekerjaan Seetting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out
bangunan yang ada dalam Gambar Bestek kecuali dengan alasan-

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 11


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

alasan kondisi lahan existing yang berubah dan alasan-alasan teknis


yang disetujui oleh Konsultan Perencana atau Konsultan Supervisi.
5. Perubahan-perubahan posisi bangunan karena alasan keterbatasan
lahan atau berubahanya kondisi existing lahan harus disetujui oleh
Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner.
6. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar hasil pekerjaan Seeting
Out dan disetujui oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan
Owner.

3.3 Pemasangan Bouwplank


1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplank
sebagai acuan tetap pada semua bangunan yang akan dikerjakan.
2. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur terluar bangunan yang
akan dibangun minimal 1 m dan maksimal 2 m.
3. Bouwplank dibuat dari tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm yang ditanam
dalam tanah minimal 40 cm dan dengan jarak maksimal setiap tiang
adalah 2 meter. Untuk keperluan acuan elevasi dipakai papan kayu
2,5/25 cm atau kayu ukuran 2,5/7 cm yang dipaku pada tiang-tiang
kayu 5/7 cm.
4. Bouwplank harus mempunyai posisi dan elevasi yang tetap terhadap
bangunan yang akan dibangun dan tidak boleh berubah posisi dan
elevasinya sebelum struktur bangunan yang paling rendah seperti
pondasi dan sloof selesai dikerjakan.
5. Posisi penempatan bouwplank harus sesuai dengan hasil pekerjaan
Seeting Out.
6. Hasil pekerjaan pemasangan bouwplank harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

3.4 Pengadaan dan Pemasangan Plank Nama Proyek


1. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang
memuat tentang identitas proyek.
2. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 150 cm x 250 cm
kecuali ditentukan lain oleh Owner.
3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan
kualitas terbaik sehingga sanggup bertahan minimal sampai selesainya
pengerjaan proyek. Latar papan nama dapat berupa papan kayu tebal
minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal 12 mm.
Penggunaan bahan dan material lain harus dengan persetujuan
Konsultan Supervisi.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 12


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

4. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna


hitam, kecuali untuk logo atau simbul dapat dipakai warna yang
bervariasi.
5. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang Dana,
Instansi Pemilik Bangunan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana
dan Konsultan Supervisi. Papan juga harus mencantumkan besar
anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai proyek, dan waktu
penyelesaian proyek.

3.5 Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik Sementara


1. Kontraktor Pelaksana atas biaya sendiri harus menyediakan Instalasi air
bersih dan Instalasi listrik sementara selama berlangsungnya masa
pelaksanaan pekerjaan untuk keperluan operasional dan keperluan
pekerjaan-pekerjaan konstruksi.
2. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan Instalsi Listrik dan Instalsi Air
Bersih dan Sumber Air Bersih yang telah ada dilokasi pekerjaan tanpa
persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner.

3.6 Quality Control


Kontraktor diharuskan melakukan quality control di antaranya meliputi
Informasi pengadaan, Organisasi proyek kontraktor, jadual pelaksanaan
pekerjaan, Laporan harian, Laporan mingguan, Laporan kemajuan
perusahaan (progres), backup data, prosedur intruksi kerja, Pelaksana Kerja,
yang disusun oleh kontraktor sendiri dan disepakati oleh pengguna jasa serta
dapat direvisi sesuai kebutuhan menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak
dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Pembersihan Lapangan Ls
2 Pasangan Papan Bouwplank Ls
3 Pengadaan dan Pemasangan Papan Nama Proyek Ls
4 Pengadaan Air Bersi dan LIstrik Kerja Ls

PASAL 4
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

5.1 Lingkup Pekerjaan


1. Galian Tanah Pondasi Pasangan Batu Gunung

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 13


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

2. Urugan Pasir Alas Pondasi


3. Urugan Tanah Kembali bekas Pondasi.

5.2 Umum
1. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, perlengkapan, alat
pengangkutan dan alat lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan tanah
dan pasir.
2. Karena sifat galian berbeda, ada kemungkinan terjadi perubahan
perancangan pada pelaksanaan pekerjaan untuk beberapa tahap.
Perubahan tersebut harus dilakukan seizin Direksi Lapangan. Demikian
pula semua penggalian, pengurugan dan cara pengurugan harus
disetujui dan menurut perintah Direksi Lapangan.
3. Terhadap terkumpulnya air atau lumpur yang berada dilapangan
maupun yang masuk dari tempat lain, maka Kontraktor harus selalu
menyiapkan pompa air/lumpur yang bila diperlukan dapat bekerja
terus menerus untuk menghindarkan genangan air/lumpur tersebut.

5.3 Galian Tanah Pondasi


1. Uraian Pekerjaan
a. Sebelum dilakukan pekerjaan galian pondasi Kontraktor Pelaksana
harus memastikan lokasi disekitar pengalian bersih dari
pepohonan, semak belukar, dan tanah humus.
b. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan
tapak pondasi atau Lay Out daerah galian pondasi yang ada
dalam Gambar Bestek dan ini harus dibuktikan dengan pekerjaan
pengukuran posisi perletakan pondasi dengan alat Theodolit atau
cara manual dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
c. Pekerjaan galian pondasi tidak boleh merusak struktur tanah
disekitar galian pondasi.
d. Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan
Gambar Bestek.
e. Pengalian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
membangun maupun memindahkan rangka/beskiting yang
diperlukan dan juga untuk mengadakan pembersihan.
f. Jika diperlukan Kontraktor Pelaksana harus membuat Shop
Drawing untuk pekerjaan galian pondasi ini untuk kemudahan
pekerjaan dilapangan.
g. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan
pondasi harus ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak
masuk kembali kedalam lubang galian dan tidak menggangu
pekerjaan konstruksi pondasi.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 14


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

h. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama


atau puing-puing bangunan lama maka akar dan puing tersebut
harus diangkat serta diurug kembali denga pasir urug hingga
mencapai elevasi kedalaman yang diperlukan.
i. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali
dengan alat pemadat sehingga mencapai kepadatan yang cukup
menurut Konsultan Supervisi.
j. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak
berubah sebelum pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan.
k. Kontraktor Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah
sementara jika tanah disekitar galian adalah tanah agresif, labil,
dan mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan pengalian.
l. Pengalian pondasi yang khusus dapat dilakukan dengan alat berat
Exavator atau alat bantu lainnya, kecuali dalam proses
pelaksanaan pekerjaan dengan alasan-alasan teknis yang bisa
dipertanggung jawabkan oleh Konsultan Supervisi pengalian
pondasi dibenarkan secara manual/tenaga manusia.
m. Lokasi galian harus dipastikan terbebas dari genangan air.
Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk membuang air
genangan pada daerah galian sampai daerah galian ditutup
kembali.
n. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
2. Kelebihan Galian Tanpa Perintah
Setiap kelebihan galian dibawah permukaan yang telah ditentukan
harus diurug kembali sampai permukaan semula dengan pasir. Pasir
tersebut harus dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik untuk
mencegah amblasnya bangunan yang akan dikerjakan. Pekerjaan
tersebut diatas dilaksanakan dengan biaya Kontraktor.
3. Kelebiahan Galian yang diperlukan
b. Atas perintah Direksi Lapangan, Kontraktor harus melakukan
galian lebih banyak. Setelah galian selesai permukaan tanah harus
diratakan dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik.
c. Lubang galian harus digali lebih dalam atas perintah Direksi
Lapangan sampai kedalaman yang ditentukan menurut ukuran
dalam, lebar dan sesuai dengan peil yang tercantum dalam
gambar.
4. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Hasil pekerjaan galian tanah pondasi dihitung dalam bentuk meter
kubik, terpasang dan di terima baik oleh direksi. Jumlah pekerjaan
yang diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar sesuai dengan
harga satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah ini. Didalam

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 15


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan perbaikan, material, upah dan


biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Pekerjaan Galian Tanah M3

5.4 Urugan Pasir


1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari urugan pasir dibawah pondasi dan atau lantai.
Pekerjaan urugan pasir harus sesuai dengan spesifikasi dan ukuran
serta kedudukan seperti pada Gambar Rencana.
2. Bahan yang digunakan
Pasir untuk pengurugan kembali harus bersih, teratur dari halus
kekasar, tidak mengumpal dan bebas dari tahi logam, arang, abu,
sampai atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki oleh Direksi
Lapangan. Pasir tersebut tidak boleh mengandung lebih dari 10 %
(sepuluh persen) berat tanah liat. Pengurugan dengan pasir laut tidak
diizinkan. Pasir yang digunakan untuk urugan dibawah pondasi harus
sesuai dengan yang ditentukan oleh Direksi dengan ketebalan yang
sesuai dengan Gambar Rencana.
3. Pelaksanaan
Pekerjaan urugan pasir bawah pondasi dan atau bawah lantai
dikerjakan dengan ketebalan sesuai dengan Gambar Rencana. Urugan
pasir dikerjakan sebelum dikerjakan pekerjaan pondasi serta lantai
bangunan.
4. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Hasil pekerjaan urugan pasir dibawah pondasi dihitung dalam bentuk
meter kubik, terpasang dan di terima baik oleh direksi. Jumlah
pekerjaan yang diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar
sesuai dengan harga satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah
ini. Didalam pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan perbaikan,
material, upah dan biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan tersebut.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Urugan Pasir M3

5.5 Urugan Galian Pondasi


1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan urugan kembali tanah bekas galian
pondasi setelah melakukan pekerjaan pondasi. Pekerjaan urugan

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 16


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

kembali tanah bekas galian pondasi harus spesifikasi dan Gambar


Rencana.
2. Bahan yang digunakan
Tanah untuk urugan kembali bekas galian harus bersih dari kotoran
dan tidak menggumpal. Bahan urugan kembali bekas galian harus
sesuai dengan Gambar Rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
3. Pelaksanaan
a. Urugan pondasi dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi
selesai dikerjakan.
b. Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi
atau material lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi.
c. Tanah Humus atau tanah hasil pembersihan lapangan tidak boleh
digunakan sebagai urugan pondasi.
d. Tanah urugan pondasi harus dipadatkan dengan alat pemadat
Stemper atau alat lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi.
e. Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan minimal
setiap lapisanya adalah 30 cm.
f. Hasil pekerjaan urugan pondasi harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
4. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Hasil pekerjaan urugan kembali bekas galian tanah dihitung dalam
bentuk meter kubik, terpasang dan di terima baik oleh direksi. Jumlah
pekerjaan yang diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar
sesuai dengan harga satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah
ini. Didalam pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan perbaikan,
material, upah dan biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan tersebut.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Urugan Tanah Kembali M3

5.6 Timbunan Tanah


1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan urugan tanah peninggian lantai
ruangan/atau selasar serta teras setelah pekerjaan pondasi/sloop
dikerjakan. Pekerjaan urugan tanah peninggian harus sesuai dengan
spesifikasi dan Gambar Rencana.
2. Bahan yang digunakan
Tanah untuk urugan bawah lantai harus bersih dari kotoran dan tidak
menggumpal yang didatangkan khusu dari tempat lain. Bahan urugan

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 17


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

peninggian harus sesuai dengan Gambar Rencana dan sesuai dengan


petunjuk Direksi.
3. Pelaksanaan
a. Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan Kontraktor Pelaksana
harus memastikan lokasi disekitar pengalian bersih dari
pepohonan, semak belukar, dan tanah humus.
b. Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur tidak
berbungkah-bungkah, bukan tanah liat, bukan tanah sawah,
bukan hasil bongkaran bangunan lama, dan bukan pasir laut.
c. Material timbunan adalah tanah yang mudah dipadatkan.
d. Timbunan harus dipadatkan dengan alat Stemper, Mini Tendem
Roller atau alat lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi lapis
berlapis dengan ketebalan tiap lapis minimal 30 cm.
e. Hasil pemadatan tanah harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
4. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Hasil pekerjaan timbunan tanah bawah lantai dihitung dalam bentuk
meter kubik, terpasang dan di terima baik oleh direksi. Jumlah
pekerjaan yang diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar
sesuai dengan harga satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah
ini. Didalam pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan perbaikan,
material, upah dan biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan tersebut.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Timbunan Tanah Bawah Lantai M3

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 18


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 5
PEKERJAAN PONDASI

5.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


1. Beton cor Lantai kerja
2. Pasangan Batu Aanstamping
3. Pasangan Pondasi Batu Gunung / Kali

5.2 Beton Cor Lantai Kerja


1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan Cor lantai kerja adalah pekerjaan yang dikerjakan sebelum
pengecoran beton dilakukan.Pekerjaan ini dimaksudkan agar
meratakan dan menompang cor beton.Sedangkan cor rabat, sebagi cor
pondasi untuk pemasangan keramik atau pengerasan untuk tanah
pada sisi saluran teras.
2. Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan untuk cor lantai kerja + rabat ini yaitu
peralatan sederhana tukang.
3. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan cor lantai kerja-rabat dengan mengacu
sesuai dengan volume gambar rencana. Komposisi campuran yang
disyaratkan untuk pekerjaan ini adalah 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan tebal
beton adalah 10 cm.
4. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Hasil pekerjaan cor lantai kerja + Rabat dihitung dalam bentuk meter
kubik, terlaksana dan di terima baik oleh direksi. Jumlah pekerjaan
yang diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar sesuai dengan
harga satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah ini. Didalam
pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan pemancangan, sewa alat,
upah dan biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
tersebut.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Beton cor lantai kerja M3

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 19


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

5.3 Pasangan batu Aanstamping


1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini merupakan pasangan batu gunung sebagai alat pondasi
yang khusunya di kerjakan pada pasangan pondasi batu gunung
menerus.
2. Bahan yang digunakan
Batu gunung/kali yang berbentuk bulat atau pipih bersih dan kuat,
berukuran 15 25 cm disusun rapih sesuia dengan gambar kerja.
3. Pelaksanaan
a. Batu Gunung/Kali yang dipergunakan harus berkualitas baik dari
jenis yang keras, tidak berlubang dan forius, dengan ukuran
maksimal 25 cm.
b. Batu Gunung/Kali harus bersih dan tidak boleh mengadung atau
menempel tanah dan lumut pada permukaannya.
c. Untuk keperluan pasangan Aanstamping/batu kali ukuran
maksimal batu kali adalah 10 cm.
d. Penggunaan material lain selain batu kali untuk keperluan pondasi
dan pasangan batu kosong harus dengan persetujuan Konsultan
Supervisi.
4. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Hasil pekerjaan Pasangan Aanstamping dalam bentuk meter kubik,
terpasang dan di terima baik oleh direksi. Jumlah pekerjaan yang
diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar sesuai dengan harga
satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah ini. Didalam
pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan perbaikan, material, upah dan
biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Pasangan Aanstamping M3

5.4 Pasangan Pondasi Batu gunung


1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan pondasi menerus batu gunung dengan
campuran 1 : 4 dengan bentuk, kemiringan dan ukuranukuran seperti
tertera pada Gambar Rencana.
2. Bahan dan Pelaksanaan

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 20


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

a. Galian tanah harus dilakukan menurut ukuran-ukuran dalam, lebar


dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar.
b. Sebelum pondasi dilaksanakan, tanah dasar galian harus diberi
lapisan pasir urug dengan tebal sesuai gambar, dibuat secara rata
(tidak turun naik) dan selebar galian pondasi yang akan dipasang.
c. Batu gunung/kali harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Batu yang sudah dibelah adalah sejenis batu yang kasar, berat
dan berwarna kehitam-hitaman.
- Tidak ringan dan porous.
- Bahan asal adalah batu gunung/kali yang besar kemudian
dibelah atau dipecah-pecah menjadi ukuran normal menurut
tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
- Memenuhi Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-
1982).
- Adukan Pondasi batu kali 1pc : 4 ps, lapisan paling bawah
digelar diatas pasir urug.
- Pemasangan sesuai dengan ukuran-ukuran didalam gambar
atau atas petunjuk-petunjuk dari Direksi Lapangan.
- Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing dengan
adukan lapis demi lapis, sehingga tidak ada rongga diantara
batu-batu tersebut dan mencapai masa yang kuat dan integral.
d. Hasil pekerjaan pondasi tapak harus benar-benar tegak lurus dalam
arah horizontal dan tegak lurus arah vertikal hal ini dibuktikan
dengan pekerjaan theodolit atau pengukuran manual.
e. Hasil pekerjaan pondasi batu gunung harus disetujui oleh Konsultan
supervisi.
3. Pengukuran hasil pekerjaan
Pengukuran hasil pekerjaan dilakukan dalam meter kubik panjang hasil
pekerjaan yang telah selesai dan disetujui Direksi. Pekerjaan pondasi
pagar batu gunung akan diperhitungkan menurut keadaan tanah.
4. Dasar Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan pondasi pagar batu gunung camp 1:4
diperhitungkan dalam satuan meter kubik, panjang pondasi batu gunung
yang terpasang dengan baik dan disetujui oleh Direksi.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Pasangan Pondasi Batu Gunung 1 : 4 M3

5.5 Stek/Angchor

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 21


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

1. Pembesian angchor pada pasangan pondasi batu gunung


menggunakan tulangan dia 8 mm.
2. Panjang stik angchor ditentukan 65.d atau minimal 35 cm
3. Masing-masing ujung angchor harud terdapat kait 45 derajat dan
dapat dikaitkan pada tulangan Balok atau sloof beton bertulang
4. Pasangan stik angchor harus benar-benar dalam posisi tegak (vertikal)
dan tidak dibenarkan terdapat stik angchor dalam posisi miring.
5. Seluruh pekerjaan stik angchor harus mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas dan Direksi Teknik
6. Khusu pekerjaan stik angchor mata pembayaran diperhitungkan
berdasarkan satuan kilo gram (kg) sesuai dengan berat jenis tulangan
yang digunakan atau yang diisyaratkan.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Anchor Stick Kg

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 22


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG

6.1 Mutu Beton


Mutu beton untuk masing-masing komponen struktur kecuali ditentukan lain
dalam Gambar Bestek dan Bill of Quantity adalah seperti berikut :
a. Sloof K-225.
b. Kolom K-225.
c. Kolom Praktis K-175.
d. Balok Latai K-175.
e. Balok Lantai K-225
f. Ring Balok K-225.
g. Plat Lantai & Plat Dak K-225

6.2 Pasir Beton


1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering,
apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum
dipergunakan.
3. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan dengan
penelitian di Laboratorium Beton.
4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.
5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.
6. Tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang dapat merusak
beton.
7. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui proses
penyelidikan di Laboratorium Beton.
8. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton
dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi
Teknis ini.

6.3 Kerikil
1. Kerikil berasal dari batuan sungai.
2. Terdiri dari butiran yang keras dan bersifat kekal.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 23


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

3. Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%.


4. Jumlah butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%.
5. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang dapat merusak
beton seperti zat alkali.
6. Ukuran butiran terkecil minimal 1 cm dan ukuran butiran terbesar
maksimal 3 cm.
7. Butiran kerikil dalam setiap meter kubiknya tidak boleh seragam tetapi
merupakan campuran antara butiran 1 cm sampai butiran 3 cm.
8. Kerikil yang akan dipakai untuk material campuran beton harus melalui
proses pemeriksaan di Laboratorium beton.

6.4 Semen Portland


1. Terdaftar dalam merk dagang.
2. Merk Semen Portland yang dipakai harus seragam untuk semua
pekerjaan beton struktural maupun beton non struktural.
3. Mempunyai butiran yang halus dan seragam.
4. Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras.
5. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia
untuk bangunan gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

6.5 Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak
berasa.
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang
dapat merusak beton.
3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang
didatangkan dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat
persetujuan Konsultan Supervisi sebelum digunakan.

6.6 Tulangan Beton


1. Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan
ditentukan oleh Konsultan Supervisi.
2. Baja tulangan diatas diameter 10 mm adalah Baja Ulir.
3. Baja tulangan sengkang/begel atau dibawah diameter 10 mm adalah
baja polos.
4. Semua baja tulangan ulir mempunyai tegangan tarik/luluh baja
minimal 3200 kg/cm2 atau 320 MPa, dan tulangan polos tegangan
tarik/luluh baja minimal 2400 kg/cm2 atau 240 MPa

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 24


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

5. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan


yang dibutuhkan atau sesuai Gambar Bestek.
6. Baja ulir yang telah sekali dibengkokkan tidak boleh dibengkokkan lagi
dalam arah yang berlawanan.
7. Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung
dari hubungan langsung dengan tanah dan terlindung dari air hujan.
8. Semua peraturan tentang baja tulangan di Indonesia untuk bangunan
gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

6.7 Selimut Beton


1. Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dalam Bill of Quantiti
dan Gambar Bestek maka aturan ketebalan selimut beton adalah
seperti berikut ini :
Komponen Beton yang Tidak Langsung Beton yang Berhubungan
Struktur Berhubungan Dengan Tanah Dengan Tanah Atau Cuaca
Atau Cuaca
D 36 Dan Lebih Kecil : 20 mm D 16 Dan Lebih Kecil : 40
Lantai
mm
Lantai > D 36 : 40 mm > D 36 : 50
D 36 Dan Lebih Kecil : 20 mm D 16 Dan Lebih Kecil : 40
Dinding
mm
Dinding > D 36 : 40 mm > D 36 : 50
Seluruh Diameter : 40 mm D 16 Dan Lebih Kecil :
Balok
40 mm
Balok > D 16 : 50 mm
Seluruh Diameter : 40 mm D 16 Dan Lebih Kecil :
Kolom
40 mm
Kolom > D 16 : 50 mm

2. Untuk konstruksi beton yang dituangkan langsung pada tanah dan


selalu berhubungan dengan tanah berlaku suatu tebal penutup beton
minimal yang umum sebesar 70 mm.

6.8 Rencana Campuran Lapangan

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 25


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

1. Berdasarkan Job Mix Disain yang telah disetujui oleh Konsultan


Supervisi, Kontraktor Pelaksana membuat Rencana Campuran
Lapangan beton struktural dengan mutu K-225.
2. Kontraktor Pelaksana harus membuat media standar berupa bak-bak
dari kayu atau timba-timba plastik yang dipakai untuk mentakar
komposisi material berdasarkan perhitungan Job Mix Formula.
3. Pentakaran komposisi material campuran beton dengan bak-bak
standar dilokasi pekerjaan tidak boleh mengurangi dan berbeda
dengan komposisi material beton yang ada dalam Job Mix disain.
6. Tidak tercapainya mutu beton seperti yang diinginkan karena
kesalahan dalam perhitungan Job Mix Formula sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

6.9 Perakitan Tulangan


1. Perakitan tulangan balok, kolom, dan pondasi dapat dilakukan di
bengkel kerja oleh Kontraktor Pelaksana atau langsung pada lokasi
konstruksi.
2. Dimensi, model, bengkokan, jarak dan panjang penyaluran tulangan
harus sesuai dengan Gambar Bestek dan Shop Drawing atau standar
yang ada dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI).
3. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan Shop Drawing dan daftar
bengkokan, dimensi, model, dan panjang penyaluran tulangan pada
bengkel kerja untuk menghidari kesalahan dalam pekerjaan perakitan
tulangan.
4. Tulangan balok, kolom, dan pondasi yang telah selesai dirakit jika tidak
langsung dipasang harus diletakan ditempat yang terlindungi dari
hujan dan tidak boleh besentuhan langsung dengan tanah.
5. Untuk tulangan plat lantai dan plat atap dirakit langsung diatas
bekisting yang telebih dahulu telah selesai dikerjakan.
4. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik oleh
sengkang dengan alat ikat kawat beton.
5. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain
dengan alat ikat kawat beton.
6. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan lebih dari 3
hari dalam bekisting.

6.10 Support Dan Beton Tahu


1. Bentuk support/dukungan harus sesuai dengan Gambar Bestek atau
Shop Drawing yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 26


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

2. Bentuk support/dukungan harus sedemikian rupa sehingga dapat


mempertahankan jarak vertikal antara lapis tulangan ketika dibebani
oleh beban pekerja perakitan tulangan atau pekerja pengecoran.
3. Untuk menjaga dan mempertahankan jarak selimut beton agar sesuai
dengan yang disyaratkan maka harus diberi penyangga dari beton atau
Beton Tahu antara tulangan dengan bekisting.
4. Ketebalan beton tahu harus disesuaikan dengan jarak atau ketebalan
selimut beton pada masing-masing komponen struktur.
5. Untuk Komponen kolom dan balok ukuran beton tahu adalah 4 x 4 x 4
cm dan dipasang minimal 2 buah setiap jarak 50 cm panjang balok dan
tinggi kolom.
6. Untuk komponen struktur yang berhubungan langsung dengan tanah
seperti tapak pondasi ukuran beton tahu harus dibuat ukuran 7 x 4 x 4
cm dan jumlah beton tahu minimal 4 buah setiap 1 m2 plat pondasi.

6.11 Acuan/Bekisting
1. Bahan utama bekisting adalah multiplek 9 mm yang diperkuat oleh
balok-balok kayu 5/7 cm atau 5/10 cm dari kayu kelas kuat III.
2. Penggunaan papan kayu sebagai bekisting dengan alasan apapun tidak
diperbolehkan.
3. Kontraktor pelaksana harus mengajukan Shop Drawing untuk bentuk
konstruksi bekisting balok, kolom, plat lantai, dan plat atap serta
konstruksi lain yang dianggap perlu oleh Konsultan supervisi.
4. Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi.
5. Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan
Residu atau cairan Ter supaya hasil campuran beton tidak menempel
pada bekisting waktu akan dibuka sehingga dapat menghasilkan
permukaan beton yang rapi.
6. Bentuk bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir sesuai rencana.
7. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan
campuran beton tidak bocor atau berubah bentuknya.
8. Hasil pekerjaan bekisting harus diperiksa kembali kebenaran elevasi
,kelurusannya terhadap arah vertikal oleh Kontraktor Pelaksana dengan
alat Waterpass, serta alat bantu lainnya yang dapat disetujui oleh
Direksi.
9. Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh Konsultan Supervisi
sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran beton.
10. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari
terhitung sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi karena alasan penggunaan zat additive yang dapat

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 27


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

mempercepat proses pengerasan beton atau alasan-alasan teknis yang


dapat dipertanggung jawabkan.
11. Pekerjaan membuka bekisting tidak boleh merusak permukaan beton
jika hal ini terjadi Kontraktor Pelaksana harus memperbaikinya dengan
pekerjaan acian beton.
12. Perbaikan permukaan beton yang rusak akibat kesalahan pembukaan
bekisting atau sebab lain harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

6.12 Pengecoran Beton (Casting Concrete)


1. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran Kontraktor Pelaksana harus
memastikan acuan/bekisting telah selesai 100% dan telah disetujui
oleh Konsultan Supervisi.
2. Pengecoran beton structural mutu K-225 hanya boleh dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana jika Job Mix Disain, Perakitan Tulangan,
Bekisting, Request Pekerjaan dan hal-hal lain yang diperlukan dan
berhubungan dengan pekerjaan pengecoran sudah disetujui oleh
Konsultan Supervisi.
3. Sedapat mungkin untuk melakukan sekali pengecoran untuk setiap
bagian konstruksi sehingga dapat menghindari sambungan-sambungan
beton.
4. Pengecoran dalam kondisi cuaca hujan tidak dibenarkan kecuali
Kontraktor Pelaksana menjamin bahwa bekisting dan hasil pengecoran
tidak berhubungan langsung dengan air hujan.
5. Pengecoran beton harus dilakukan dengan Concrete Mixer (molen) dan
tidak diperbolehkan melakukan pengecoran dengan cara pengadukan
manual kecuali untuk beton-beton dengan mutu dibawah K-175 atau
nonstruktural.
6. Urutan pemasukan material beton dimulai dengan batu pecah, pasir
beton, semen, air, dan zat additive jika ada. Urutan ini bisa dirubah
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
7. Lama pengadukan material beton dalam Concrete Mixer minimal 1,5
menit kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
8. Hasil pengadukan beton dalam Concrete Mixer apabila diputusan oleh
Konsultan supervise sudah cukup langsung dituang dalam wadah yang
sebelumnya telah disiapkan oleh Kontrator Pelaksana.
9. Beton segar hasil pengadukan molen dapat diangkut dengan kereta
dorong oleh pekerja kelokasi bekisting untuk dituang.
10. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan tidak boleh
dibiarkan lebih dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau
bak tampungan beton.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 28


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

11. Beton segar yang telah dituangkan harus dipadatkan dengan Concrete
Vibrator sampai mencapai kepadatan optimum.
12. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5
meter.
13. Penuangan beton dalam balok, plat lantai, plat atap, dan kolom tidak
boleh menciptakam sangkar kerikil atau penumpukan kerikil pada
posisi tententu pada saat bekisting dibuka.
14. Jika terjadi sangkar kerikil Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki
bagian itu dengan mempergunakan beton campuran zat kimia khusu
untuk sambungan (joint) dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
15. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah
Kontraktor Pelaksana harus membuat lantai kerja dari campuran 1 Sm
: 3 Ps : 6 Kr sehingga air semen tidak meresap dalam tanah dan
bentuk penampang beton sesuai dengan yang direncanakan.
16. Antara pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk
konstruksi yang sama tidak boleh lebih dari 1 hari.

6.13 Perawatan Beton (Curing)


1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan perawatan dan pemeliharaan
terhadap beton yang telah selesai dituang dalam bekisting.
2. Perawatan dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung
goni kemudian menyiram air secara rutin kepermukaan beton sampai
beton berumur satu minggu. Penggunaan metode lain untuk
perawatan beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
6.14 Instalasi Dalam Konstruksi Beton
1. instalasi listrik sebaiknya tidak ditanam atau diletakan dalam konstruksi
beton kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek atau oleh
Konsultan Supervisi.
2. Pipa-pipa instalasi dari bahan aluminium tidak boleh ditanam dalam
konstruksi beton untuk alasan apapun.
3. Pipa-pipa PVC atau besi yang ditanam dalam kolom beton diameternya
tidak boleh melebihi 1/3 (sepertiga) dari dimensi terkecil kolom.
4. Pembongkaran sebagian kecil atau sebagian besar konstruksi beton
untuk keperluan instalasi listrik harus dengan persetujuan Konsultan
Supervisi.
5. Pembongkaran konstruksi beton pada daerah joint balok dan kolom
serta pada posisi tumpuan balok untuk keperluan instalasi air dan
instalasi listrik tidak diperbolehkan untuk alasan apapun kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dengan disertakan
Rekomendasi Ahli Beton.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 29


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

6.15 Sambungan Antar Beton


1. Penyambungan-penyambungan antara beton lama dengan beton baru
sebaiknya dihindari pada konstruksi beton kecuali sambungan antar
kolom tiap lantai.
2. Jika penyambungan terpasak dilakukan permukaan beton lama harus
dibersihkan dan dikasarkan sebelum disambung dengan beton baru.
3. Penyambungan pada posisi tengah kolom dan tengah bentang balok
tidak diperbolehkan.
4. Untuk sambungan pada balok dan plat lantai harus dilakukan pada
posisi 35 65 D dari tumpuan sedangkan untuk kolom harus
disambung pada posisi tumpuan kedua (lantai 2). Serta dapat
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku
5. Bentuk akhir dari konstruksi beton lama (balok) harus dibuat
sedemikian rupa sehingga ketika disambung beton baru akan
menumpu pada beton lama.
6. Penyambungan pada kondisi beton lama yang sudah berumur lebih
dari 3 hari harus dilakukan dengan Bonding Agent dan hal ini harus
dengan persetujuan Konsultan supervisi.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Pekerjaan beton bertulang M3

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 30


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 7
PEKERJAAN DINDING

7.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pasangan Dinding Batu Bata Campuran 1Pc: 2Ps
2. Pasangan Dinding Batu Bata Campuran 1Pc: 4Ps

7.2 Umum
Pekerjaan ini terdiri dari dinding dengan campuran 1:2, campuran 1:4,
dengan pasangan batu bata dengan spesifikasi dan mempunyai bentuk,
ukuran, serta kedudukan seperti Gambar Rencana serta petunjuk-petunjuk
Dieksi.
1. Bahan yang digunakan
Batu bata yang dipakai dalam pekerjaan ini dipakai batu bata yang tidak
mudah pecah bila terjatuh (pembakaran waktu pembuatan yang bagus)
dan mempunyai ukuran yang sama dengan standarisasi. Untuk spesi
menggunakan camp 1:2 dan 1:4 kecuali ditentukan direksi.
2. Pelaksanaan
a. Pasangan batu bata harus lurus dalam pekerjaannya dan apabiala
dalam pekerjaan tidak tegak lurus maka kontraktor harus bersedia
untuk membongkar atau memperbaikinya dengan persetujuan
direksi.
b. Pasangan batu bata harus lurus dan rata
c. Adukan Perekat/Spesi.
- Adukan perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedapair
adalah campuran 1Pc : 2Ps untuk :
Dinding pasangan bata daerah basah.
Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan
dengan luar.
Saluran.
d. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.40 ke atas,
dipakai adukan perekat/spesi campuran 1Pc :5Ps, terkecuali yang
disyaratkan kedap air seperti yangtercantum di dalam gambar kerja.
e. Ketebalan Aduk Perekat/Spesi. Pemasangan harus sedemikian rupa
sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus sama setebal 1 cm.
Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan
penuh.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 31


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

f. Pemasangan Dinding Pasangan Bata. Pemasangan dinding pasangan


bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.Persyaratan
pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada pelaksanaan
pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
g. Pelaksanaan Pemasangan Batu Bata. Pelaksanaan pemasangan batu
bata harus rapih, sama tebal, lurus, tegak dan pola ikatan harus
terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding
harus rapih dan siku seperti tercantum dalam gambar kerja.
h. Pekerjaan Pemasangan Batu Bata Vertikal dan Horizontal. Pekerjaan
pemasangan batu bata harus benar vertikal dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk
permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak
200 cm vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus
membongkar/memperbaiki dan biaya untuk pekerjaan ini ditanggung
Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
i. Pasangan Bata Lapis Aduk Kasar. Semua pasangan bata yang
tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai setinggi
permukaan tanah.
j. Siar-Siar. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus
dikerok dengan kedalaman 1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan
sapu lidi, kemudian disiram air dan siap menerima plesteran.
k. Plesteran. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi
dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
l. Lubang Dinding Pasangan Bata. Pembuatan lubang pada dinding
pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak diperkenankan.
m. Bata Yang Patah. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang
patah dua melebihi dari 5 %. Bata yang utuh.
3. Pengukuran hasil pekerjaan
Pemeriksaan hasil pekerjaan yang telah disetujui direksi dilakukan terhadap
panjang, lebar, yang telah selesai. Pekerjaan dinding yang sudah terpasang
dengan sempurna dan disetujui oleh Direksi.
4. Dasar pembayaran
Jumlah yang diukur seperti tersebut diatas, akan dibayar menurut harga
satuan pada Harga Penawaran. Untuk masing-masing mata pembiayaan
seperti tersebut dibawah ini, harga sudah termasuk penyelesaian dan
penempatan semua bahan, adukan (spesi) untuk pasangan batu bata dan
biaya lain yang biasa diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini secara
sempurna.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Pasangan dinding batu bata 1Pc : 2Ps M2

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 32


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

2 Pasangan dinding batu bata 1Pc : 4Ps M2

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 33


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 8
PEKERJAAN PELASTERAN

8.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pasangan pelasteran dinding 1pc : 2 ps
2. Pasangan pelasteran dinding 1pc : 4 ps

8.2 Uraian Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
b. Plesteran campuran 1 Pc : 2 Ps
c. Plesteran campuran 1 Pc : 4 Ps
d. Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah
dengan campuran 1 Pc : 2 Ps
e. Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.

8.3 Persyaratan Bahan


1. Semua PC yang digunakan harus Portland Cement merk standar yang
selalu disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan
Portland Cement Klas I sesuai spesifikasi yang termuat dalam SNI.
2. Semua pekerjaan harus menggunakan satu macam merk PC & harus
disimpan secara baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya
untuk dipakai.
3. PC yang telah mengeras atau membatu tidak boleh digunakan. PC harus
disimpan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
contohnya.
4. Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir butir
tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur serta tidak mengandung
bahan bahan organis.
5. Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

8.4 Persyaratan Pelaksanaan


1. Campuran Plesteran.
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding
pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 34


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

b. Jenis Plesteran. Plesteran kasar adalah pesteran permukaan tidak


dihaluskan.Campuran plesteran kasar adalah campuran kedap air,
yaitu 1Pc : 2Ps dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan
yang tertanam didalam tanah hingga kepermukaan tanah dan atau
lantai.
c. Plesteran biasa adalah campuran 1Pc : 4Ps. Adukan plesteran ini
untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja.
d. Plesteran kedap air adalah campuran 1Pc : 2Ps. Adukan plesteran ini
untuk :
- Menutup semua adukan dinding pasangan pada bagian luar dan
tepi luar bangunan.
- Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan
yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum didalam
gambar kerja hingga ketinggian 150 cm dari permukaan lantai.
- Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga
ketinggian minimal 20 cm dari permukaan lantai, kecuali
ditentukan lain dalam gambar kerja.
e. Plesteran halus/aci adalah campuran Pc dengan air yang dibuat
sedemikan rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari
dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan
sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan)
hari atau sudah kering benar.
f. Waktu Pencampuran Adukan Plesteran. Semua jenis plesteran
tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus mengusahakan agar
tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan
pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran
kedap air. Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli
untuk pelaksanaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci
halus. Terkecuali plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran
harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran
halus/aci halus, harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat,
tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun
bendabenda lain yang membuat cacat. Untuk permukaan dinding
pasangan sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-
siarnya dikerok sedalam 1 cm.
g. Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya
harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan
(scratched). Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau
formtie harus tertutup aduk plesteran.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 35


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

h. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/wallpaper


dipakai plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya. Untuk
bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir
lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal
untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material
yang akan digunakan tersebut. Untuk setiap pertemuan
bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus
diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0.7 cm dalam 0.5 cm. Untuk
permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak
2 m. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam
gambar kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maksimum
2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan
menggunakan kawat yang diikatkan/dipaku kepermukaan dinding
pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat
plesteran. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah
selesai pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing untuk seluruh
bangunan.
i. Pemeliharaan. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung dengan wajar. Hal ini dilaksanakan dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai. Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh, selama plesteran belum
dilapis dengan bahan/material akhir, Kontraktor wajib memelihara
dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat diklaim
sebagai pekerjaan tambah. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian
dengan bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering,
bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan
tersebut diatas. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang
disyaratkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus
membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk perbaikan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai
pekerjaan tambah.
2. Bahan.
a. Semen.
Semen harus Portland Cement (PC) dengan merk standar yang telah
disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan
Portland Cement klas I.
b. Pasir.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 36


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

Agregat halus (pasir) harus bersih, keras dan awet, bebas dari minyak,
bahan organis dan unsur lain yang merusak dan harus sesuai dengan
ketentuan pasal pekerjaan beton.
c. Air.
Air untuk mencampur harus bersih, segar dan bebas dari bahan yang
merusak, seperti minyak, alkali, asam atau bahan nabati.
3. Campuran dan Tebal.
a. Campuran.
Adukan plesteran harus dicampur dengan perbandingan sesuai
ketentuan yang telah ditentukan dalam tebal tersebut dibawah ini.
b. Tebal.
Semua plesteran harus dipasang menurut tebal seperti tabel dibawah
ini. Tebal tambahan diperlukan menutup bagian yang tidak rata pada
beton atau permukaan pekerjaan pasangan. Tebal standar dari ukuran
yang dipasang pada dinding luar adalah 20mm.
4. Penggunaan.
a. Lapisan Kasar.
Lapisan kasar harus menutupi seluruh bidang dinding. Sebelum lapisan
kasar mengeras, harus dibuat goresan melintang untuk
memperolehikatan mekanis bagian lapisan sedang. Lapisan ini harus
dibasahi selama tidak kurang dari 24 jam dan dibiarkan jenuh sebelum
lapisan sedang dipasang. Lapisan kasar harus dipasang merata dan
dengan cukup tekanan untuk menghasilkan ikatan yang baik.
b. Lapisan Sedang.
Sebelum mulai memasang lapisan sedang, permukaan dari lapisan
kasar harus dibasahi. Lapisan sedang harus dibentuk menjadi suatu
permukaan yang betul-betul rata, kemudian dibuat kasar dengan
mistar kayu atau dibuat goresan melintang untuk memperoleh letakan
lapisan halus. Lapisan ini harus tetap basah selama 48 jam dan
dibiarkan agar mengering.
c. Lapisan halus.
Lapisan halus tidak boleh dipasang sebelum lapisan sedang
menyesuaikan diri selama 7 (tujuh) hari. Sesaat sebelum lapisan halus
dipasang, lapisan sedang harus dibasahi lagi secara merata. Kemudian
disendok sedemikian rupa, sehingga butir pasir terpaksa masuk
kedalam plesteran dan dengan penyendokan terakhir diperoleh
permukaan yang licin dan bebas dari bidang yang kasar, tanpa bekas
sendok atau noda lainnya. Lapisan halus dibasahi sekurang-kurangnya
2 (dua) hari dan selanjutnya harus dilindungi terhadap pengeringan
yang cepat sampai mengeras dengan seksama dan sempurna.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 37


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

8.5 Cara Pengukuran dan Pembayaran


Hasil pekerjaan plesteran batu gunung dihitung dalam bentuk meter persegi,
terpasang dan di terima baik oleh direksi. Jumlah pekerjaan yang diukur
dengan cara tersebut di atas akan dibayar sesuai dengan harga satuan untuk
pekerjaan tersebut seperti dibawah ini. Didalam pekerjaan ini sudah termasuk
pekerjaan perbaikan, material, upah dan biaya lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan tersebut.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Pelasteran dinding batu bata 1Pc : 2Ps M2
1 Pelasteran dinding batu bata 1Pc : 4Ps M2

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 38


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 9
PEKERJAAN LANTAI

9.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Beton Cor K-175
2. Pekerjaan Lantai Keramik 40 x 40 cm
3. Pekerjaan Lantai Keramik 25 x 25 cm anti Slip
4. Pekerjaan Dinding Keramik 25 x 40 cm

9.2 Persyaratan Bahan


1. Portland cement (PC)
a. Semua PC yang digunakan harus portland cement merk
standaryang disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi
persyaratan Portland Cemen klas I sesuai spesififkasi SNI.
b. Semua pekerjaan harus menggunakan satu macam merk PC yang
disimpan secara baik dihindarkan dari kelembapan tinggi.
c. PC yang telah mengeras/membatu tidak boleh digunakan lagi.
2. Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir butir
yang tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung
bahan organis.
3. Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
Basa garam dan kotoran lainnya.
4. Keramik
Jenis : Keramik 40 x 40 untuk lantai
: keramik 25 x 25 untuk lantai kamar mandi
: keramik 25 x 40 untuk dinding kamar mandi
Permukaan : Polished untuk ruangan
Non slip/unpolished untuk Kamar Mandi
Ketebalan : 5 mm untuk keramik
Spesifikasi : mudah dibersihkan, memiliki daya tahan dan
mempunyai daya serap air yang kecil.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 39


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

5. Contoh Bahan
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga set )
kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan (tekstur/warna)
selanjutnya dipakai sebagai acuan dalam memeriksa/menerima bahan
yang dikirim ke lapangan.
6. Keramik
Keramik yang akan dipasang ukuran diagonalnya harus benar benar
sama masing masing tepinya benar benar menyiku dan tidak cacat.
7. Bahan cadangan
Kontraktor wajib menyediakan cadangan bahan sebanyak 2,5 % dari
keseluruhan barang yang akan di pasang.

9.3 Persyaratan Pelaksanaan Keramik


1. Pemasangan
Pada saat pemasangan, keramik harus dalam keadaan Baik, tidak retak,
Tidak cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
2. Direndam sampai jenuh air
Seluruh pemasangan keramik harus dengan merendam sampai jenuh air
Kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
3. Pola pemasangan
Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar kerja/ shop
drawing atau sesauai petunjuk direksi/konsultan pengawas.
4. Pemotongan
Pemotongan bila diperlukan pemotongan keramik maka harus terlebih
dahulu dipergunakan alat pemotong khusus standar pabrik hasil
pemotongan harus siku dan tidak bergerigi bagian sisi yang terpotong
dihaluskan dengan amplas.
5. Ketebalan finish
Pemasangan keramik harus benar benar rata. Permukaannya harus
tepat. Pada pell finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan
kemiringan seperti disyaratkan pada gambar kerja toleransi kecekungan
adalah 25 % untuk setiap 2,00 m2.
6. Garis garis tepi ujung keramik
Garis garis tepi ujung keramik yang terbentuk maupun siar siar harus
lurus. Lebar siar untuk keramik harus sama yaitu lebar maksimum 3 mm
dengan kedalaman 2 mm. Bahan pengisi siar adalah nat atau zat aditif.
8. Keramik bersih dari bercak noda

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 40


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

Keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda
Aduk perekat dan aduk pengisi siar dengan lap kain yang dibasahi
dengan air bersih.
9. Setelah Pemasangan
Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, keramik harus dihindarkan dari
injakan pemberian beban.
10. Kerusakan atau cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk
pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat di klaim
sebagai pekerjaan tambah.
11. Pipa sparing atau jaringan pipa
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atajaringan.
Pipa sudah terpasang pada tempatnya. Kontraktor harus mempelajari
gambar kerja dan koordinasi dengan pengawas juga dengan sub
kontraktor listrik dan plumbing.
12. Lantai dasar
Khusus untuk Lantai dasar, maka berlaku persyaratan pelaksanaan
sebagai Berikut :
a. Tanah urug sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang
disyaratkan Serta harus rata waterpass. Persyaratan pengurugan
dan pemadatan Harus mengikuti uraian dalam bab pekerjaan
tanah.
b. Selanjutnya di hamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus
padat dan tidak berrongga dan rata waterpass Ketebalannya 10 cm
atau sesuai gambar kerja.
c. Selanjutnya adalah lapisan beton tumbuk. Pembuatan lapisan beton
Tumbuk harus sesuai dengan persyaratan Teknis bab III Pekerjaan
Beton. Adukan adalah untuk kedap air yaitu 1 PC : 2 PS dan sesuai
persyaratan pekerjaan adukan dan campuran. Kontraktor harus
memperhatikan pel finish arah kemiringan yang ada dalam gambar
kerja.
13. Dinding dan Bidang Vertikal Lainnya
Campuran adukan adalah 1 PC : 2 PS sebelum dipasang permukaan
dinding harus di kasarkan terlebih dahulu. Sesudah keramik dipasang nat
harus diisi dengan adukan pengisi grouting . Pembersihan permukaan
keramik dengan lap basah. Tidak diperkenankan menggunakan zat asam
atau Hcl. Untuk pemasangan ubin dinding luar permukaan harus dilapisi
cairan kedap air (AM 102) Water Repellent atau ( AM 52 ) Slate Seal.

9.4 Pengukuran Hasil Pekerjaan

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 41


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

Untuk pengukuran pekerjaan ini diukur sesuai dengan pekerjaan yang telah
selesai dikerjakan dengan baik dan diterima baik oleh Direksi. Pemeriksaan
hasil pekerjaan yang telah disetujui direksi dilakukan terhadap panjang, lebar,
yang telah selesai. Serta sudah terpasang dengan sempurna dan disetujui
oleh Direksi.

9.5 Dasar Pembayaran


Jumlah yang diukur seperti tersebut diatas, akan dibayar menurut harga
satuan pada Harga Penawaran. Untuk masing-masing mata pembiayaan
seperti tersebut dibawah ini, harga sudah termasuk penyelesaian dan
penempatan semua bahan, alat, tenaga kerja dan biaya lain yang biasa
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini secara sempurna.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Beton Cor K-175 M3
2 Pekerjaan Lantai Keramik 40 x 40 cm M2
Pekerjaan Lantai Keramik 25 x 25 cm Anti
3 M2
slip
4 Pekerjaan Dinding Keramik 25 x 40 cm M2

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 42


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 10
PEKERJAAN PLAFOND

10.1 Pemasangan Plafond Multipleks


1. Uraian Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan dan pemasangan, pengerjaan bahan, tenaga dan
peralatan yang diperlukan sehubungan dengan pekerjaan plafond.
b. Mengadakan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang erat
kaitannya dengan pekerjaan langit-langit seperti:
- Pekerjaan rangka kayu.
- Pekerjaan listrik dan lain-lain yang ditunjuk dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Untuk semua bahan plafond harus diajukan contohnya untuk
mendapatkan persetujuan sebelum bahan didatangkan ke lokasi
pekerjaan.
b. Material plafond adalah hasil produk pabrik dengan kualitas terbaik
dan harus mempunyai merk dagang dan memiliki spesifikasi yang
baik, yaitu tidak mudh menyusut, melengkung, dan pecah/retak.
Plafond dari bahan Multipleks dengan tebal 3,6 mm berukuran 120 x
240 cm produksi dalam negeri kualitas baik.
c. Rangka plafond digunakan rangka kayu.
3. Pelaksanaan
a. Sebelum lembaran langit-langit dipasang, penyedia jasa wajib
memeriksa apakah rangka plafond untuk bidang lembaran langit-
langit telah sesuai dengan gambar dengan letak, pola dan ukuran-
ukurannya.
b. Rangka Plafond harus datar pada sisinya yang akan dipasangi
lembaran plafond, datarnya bidang rangka plafond dapat dipastikan
dengan menggunakan waterpass kesemua arah dan tidak
melengkung atau melendut kecuali rangka untuk plafond yang
sengaja dipasang miring sesuai gambar.
c. Lembaran plafond harus sama ukurannya dan keempat sisinya harus
saling siku kecuali direncanakan lain.
d. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan
pekerjaan instalasi listrik sehingga plafond yang telah dipasang tidak
dibongkar kembali.
e. Tidak dibenarkan mengerjakan Instalasi Listrik setelah pekerjaan
pemasangan plafond selesai kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
Supervisi.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 43


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

10.2 Pengukuran Hasil Pekerjaan


Untuk pengukuran pekerjaan ini diukur sesuai dengan pekerjaan yang telah
selesai dikerjakan dengan baik dan diterima baik oleh Direksi. Pemeriksaan
hasil pekerjaan yang telah disetujui direksi dilakukan terhadap panjang, lebar,
yang telah selesai. Pekerjaan langit-langit yang sudah terpasang dengan
sempurna dan disetujui oleh Direksi.

10.3 Dasar Pembayaran


Jumlah yang diukur seperti tersebut di atas, akan dibayar menurut harga
satuan pada Harga Penawaran. Untuk masing-masing mata pembiayaan
seperti tersebut dibawah ini, harga sudah termasuk penyelesaian dan
penempatan semua bahan, alat, tenaga kerja dan biaya lain yang biasa
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini secara sempurna.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Rangka Plafond Kayu M2
2 Plafond Multipleks 3,6 mm Uk. 120 x 240 M2

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 44


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 11
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN VENTILASI

11.1 Referensi
Lingkup Pekerjaan meliputi pengadaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk
pekerjaan kayu sesuai dengan gambar dan syarat-syarat serta spesifikasi
khusus.

11.2 Persyaratan Material


Jika tidak ditentukan lain dalam Gambar Bestek dan Bill of Quantity maka
kayu yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi ini ditentukan kelas kuatnya
seperti berikut ini :
- Kusen Pintu : Kayu Kelas I
- Daun Pintu : Panel (Steam)
- Kusen dan daun Jendela : Kayu Kelas I
- Ventilasi : Kayu Kelas I

11.3 Material Kaca


1. Kaca mempunyai ukuran ketebalan minimal 5 mm dengan warna clear
putih.
2. Kaca yang didatangkan kelokasi pekerjaan atau Bengkel Kerja harus
diketahui dan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

11.4 Pekerjaan Pemasangan


1. Kontraktor harus memeriksa apakah kualitas bahan yang dipakai,
dimensi yang ditunjukan dalam gambar rencana sudah memenuhi
ketentuan struktur danketahanan.
2. Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang akan
berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahukan Tim
Teknis/Konsultan Supervisi seandainya permukaan- permukaan yang
bersangkutan dalam keatidak memungkinkan untuk mendapatkan
pembetulan-pembetulan.
3. Kontraktor harus mengukur semua dimensi yang mempengaruhi
pekerjaannya.
4. Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawings, harus
dikoreksi/diselesaikan bersama dengan Perencana, untuk mendapatkan
kepastian.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 45


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

5. Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat


yang ditentukan.

11.5 Pabrikasi dan Pemasangan


1. Bahan-bahan yang diserahkan ke lapangan untuk dipasang harus
sesuai dengan contoh-contoh yang disetujui dan dalam keadaan baik.
Bahan-bahan ini harus dijaga dan dilindungi sebaik-baiknya saat
penyimpanan, pemasangan sampai diserahkan.
2. Pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang
terlatih/berpengalaman untuk pekerjaan yang serupa dan dipimpin
oleh tenaga ahli.
3. Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan-pembersihan
semua alat-alat pelindung, tanda-tanda label-label dibersihkan dan
kaca-kaca dicuci dengan larutan asam (acid solution) ringan atau
sesuai yang dianjurkan oleh manufacturer kaca.
4. Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda/cacat dan kerusakan
baik pada bahan maupun cara pengerjaannya watertight, dan perlu
jaminan pemeliharaan.

11.6 Pekerjaan Pintu-Pintu Kayu


1. Bahan
- Kusen dan pintu yang dibuat dari material kayu dengan kualitas
kayu kelas 1.
- Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail
yang diberikan dalam gambar yang bersangkutan.
- Perlengkapan seperti engsel, kunci, handle, dan lain-lain lihat pada
penjelasan Perlengkapan Kunci-Kunci dan Penggantung.
2. Pengerjaan
- Pintu-pintu, jendela-jendela dan ventilasi harus betul-betul persegi
dan datar.
- Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-
bekas mesin dan selesai siap untuk dicat atau penyelesian lainnya.
- Permukaan yang bersentuhan dengan adukan tembok harus dicat
meni alkali atau cat meni besi.
3. Memasang dan Menggantung Pintu-Pintu dan Jendela-Jendela
- Tiap daun pintu dan jendela harus berukuran pas dengan kusennya
diperhitungkan tebal cat dan kemungkinan pengembangan atau
pengerutan kayu.
- Kunci, engsel-engsel dan sebagainya harus tepat pada
kedudukannya, rongga pada rangka vertikal, pada kunci dan

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 46


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

penggantung dan di atas rel tidak boleh melebihi 2,5 mm, lubang
yang dibawah tidak boleh melebihi 3 mm, semua ujung-ujung yang
runcing harus dibulatkan dan rangka vertikal pada kunci harus
dimiringkan sedikit.
4. Perlindungan Terhadap Pekerjaan Kayu Halus
- Pekerjaan kayu halus tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan
kecuali jika sudah dipasang.
- Untuk pekerjaan kayu halus yang harus dibuat, kalau belum selesai
sama sekali, tidak boleh diangkut ketempat pekerjaan, juga tidak
boleh disetel-setel jika bangunan belum siap untuk menerima
pemasangan pekerjaan kayu tersebut.
- Tim Teknis/Konsultan Supervisi dan Perencana harus diberikan
fasilitas untuk memeriksa semua pekerjaan yang sedang
dilaksanakan di bengkel-bengkel dan di lapangan.
- Kontraktor harus menyediakan pintu-pintu sementara dan penutup
semua lubang-lubang yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan
kayu halus selama dalam pelaksanaan.
- Juga harus menyediakan pembungkus atau penutup sementara
yang diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan kayu halus yang sudah
selesai seperti ambang-ambang pelindung dan sebagainya yang
mungkin dapat rusak selama pelaksanaan pekerjaan.
5. Memperbaiki Pekerjaan Yang Tidak Sempurna
- Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan
bebas tapi tidak longgar, tanpa terjadi macet atau terhambat dan
semua kunci-kunci dan engsel-engsel cocok dan dapat bekerja
dengan wajar.
- Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan kayu tersebut menjadi
mengkerut atau bengkok, atau kelihatan ada cacat- cacat lainnya
pada pekerjaan kayu halus atau kasar sebelum masa pemeliharaan
berakhir, maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan
diganti hingga Tim Teknis /Konsultan Supervisi/Perencana merasa
puas dan pekerjaan lain yang terganggu akibat pembongkaran
tersebut harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
6. Pekerjaan Pemasangan Kaca
- Kaca (floated glass) harus standard yang jernih, dari pabrik yang
disetujui dan yang tebalnya seperti yang disebut dalam gambar
atau syarat dan spesifikasi khusus.
- Dempul untuk memasang kaca ke kusen-kusen kayu harus
diperoleh dari leveransir yang terkenal dan disetujui. Dempul untuk
pemasangan kaca pada waktu diterima, dikaleng, tidak boleh kering
atau sudah mengeras.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 47


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

- Alur kayu harus dibersihkan, diplamir dan dicat dengan lapis cat
minyak sebelum kacanya dipasang.
- Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen, dengan kelonggaran
sesuai standar pabrik, lalu dipasang dan dikukuhkan memakai
dempul kaca dan lat-lat kayu dan dipaku dengan sekrup.
- Kaca harus dipotong menurut panjang yang dikehendaki dengan
diberi lowongan sedikit lalu dimasukkan kedalam jalur kusen yang
sebelumnya sudah diberi dempul kaca
- Daun-daun kaca tersebut dipasang dengan kokoh memakai list
kayu kecil yang keras.
- Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus, harus distel ditengah-
tengah dengan hati-hati sampai kerenggangan (clearence) yang
sama.
- Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak
harus dibersihkan, sehingga tidak mengganggu pekerjaan
perekatan.
- Kaca diidentifikasi dengan tanda-tanda peringatan menggunakan
tape atau cara lain yang tidak membekas pada kaca setelah
dibersihkan.
- Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari akibat pekerjaan
lain seperti cipratan cat, plesteran, noda atau percikan las
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Pekerjaan Pintu, Jendela, dan Kusen Bh

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 48


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 12
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

12.1 Lingkup Pekerjaan.


Meliputi pengedaan bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan,
pengujian, perbaikan selama pemeliharaan sehingga seluruh sistem electrical
dapat beroperasi dengan sempurna. Adapun lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan baik didalam bangunan
maupun diluar banguna, termasuk pengawatan titik nyala, armature
sampai panel-panel penerangan.
b. Pengadaaan dan pemasangan stop kontak termasuk perkawatannya
(wairig) sampai ke panel-panel
c. Pengadaan dan pemasangan panel distribusi sesuai dengan gambar
rencana.

12.2 Persyaratan Umum.


1. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh instalatur listrik yang
telah mempunyai surat pengakuan (PAS) dari PLN setempat dan SIPP
dari Pemerintah setempat.
2. Gambar, Spesifikasi, Risalah rapat/Presentasi perencana merupakan
suatu kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor harus
menjalin hubungan yang baik dengan Pemberi Tugas/Owner dalam
pekerjaan ini, sehingga didapat hubungan yang baik untuk secara
bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadual dan
spesifikasi yang ditentukan.
3. Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan Instalasi Listrik ini,
disamping Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, berlaku :
- AVE, VOE, PUIL, LMK.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No :
023/PRT/78 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL)
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No :
024/PRT/78 tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL)
- Peraturan/persyaratan dan Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan
oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah setempat.
- Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan
dan material tersebut dibuat.
- Peraturan/persyaratan lainnya yang berlaku syah diIndonesia.
Menjaga Estetika (keindahan) dan kerapian pemasangan instalasi.
4. Ijin dan Pemeriksaan

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 49


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

Kontraktor wajib melengkapi segala sesuatu yang diperlukan guna


terlaksananya pemeriksaan dan pengujian dari Badan/Jawatan Pemerintah
tersebut. Kontraktor wajib menyelesaikan sertifikat yang menyatakan
bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan memenuhi syarat sesuai
standard yang diisyaratkan dalam spesifikasi maupun peraturan
Pemerintah.
5. Koordinasi dangan pekerjaan lain
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib cross cheking dan gambar-
gambar yang diterima, dengan gambar-gambar/spesifikasi dari pekerjaan
lain yang berhubungan satu dengan lainnya agar didapat mutu pekerjaan
yang baik. Bila terdapat kelainan dari gambar-gambar maupun spesifikasi
dengan pekerjaan lain, Kontraktor wajib melaporkan kepada Pemberi
Tugas /Owner.

12.3 Peralatan, Bahan-bahan dan Pelaksanaan Instalasi Listrik


Semua material bahan yang digunakan/dipasang adalah produk dengan
kualitas baik, dan telah terlebih dahulu mengajukan contoh untuk disetujui
direksi.
1. Kabel Penerangan dan konduit
a. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat
dipergunakan adalah type NYY, penampang kabel minimum yang
dapat dipakai adalah 2,5mm2, dan untuk tenaga dipakai type NYY
dengan penampang minimum 4 mm2.
b. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal
box (dura doos, tee doos dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya
harus dapat dilepas dan dipasang kembali dengan mudah, dengan
memakai sekrup. Sedang untuk penyambungan didalam beton
harus memakai terminal box metal.
c. Pemasangan kabel-kabel diatas plafond harus disusun rapi dan
harus diklem/diikat kawat pada rak-rak kabel (trunking) dan pada
prinsipnya kabel-kabel tidak diperkenankan diklem pada konstruksi
bangunan.
d. Kabel-kabel yang terpasang didalam dak, kolom beton, dinding
beton harus menggunakan pipa metal (jenis GIP light duty).
Pemasangan pipa metal pada daerah-daerah tersebut harus disertai
dengan kawat pengikat.
e. Penyambungan kabel-kabel penerangan, stop kontak didalam doos
harus memakai las/dop yang terbuat dari bak elit berwarna.
(buatan Legrand atau equivalent yang dapat disetujui Pemberi
Tugas / Owner).
2. Material untuk Instalasi

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 50


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

a. Pada prinsipnya saklar dan stop kontak yang dapat dipergunakan


adalah produk dengan kualitas tinggi dan disetujui oleh Direksi.
b. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type
pemasangan masuk (flush mounting),
c. Flush-box (inbouw doos) untuk tempat saklar, stop kontak dinding
harus dipakai dari jenis bahan metal.
d. Stop kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai
dan diruangan-ruangan yang basah/lembab harus jenis waterproof
(WP), sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai
1. Sakelar Tunggal / Ganda
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.
Type : Decorative push-push, flush, segi empat
Plates : Plastik
2. Socket Outlet/Outlet dan Swicth Type Dinding
Type : Flush
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 13 A
Untuk outlet + switch : 10 A/ 16 A
Bentuk : Persegi dengan outlet, switch, pilot
lamp
3. Armature
a. Lampu HE
Housing allumunium cylinder, brown polycarbonate dibagian dalam,
dilengkapi dengan black bayonet dan reflector. Lampu : HE 18 Watt
4. Grounding
a. Semua panel, lighting fixtures, stop kontak, kabel trunking, kabel
ladder dan bagian- bagian metal lainnya yang berhubungan dengan
instalasi listrik harus digrounding
b. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming
feeder).
c. Nilai tahanan grounding sistim untuk panel-panel harus lebih kecil
dari 2,5 ohm, diukur setelah tidak terjadi hujan selama 2 hari.
d. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis
minimum berdiameter 1 1/2 ", diujung pipa tersebut
diberi/dipasang copper rod sepanjang 0,5 m. Elektroda pentanahan
yang dipantek dalam tanah minimal sepanjang 6 meter.

12.4 Pengujian

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 51


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

1. Pengujian system dan kegagalan uji


a. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada
kerusakan atau kegagalan dari suatu bagian instalasi, maka Kontraktor
harus mengganti bagian atau bahan yang rusak/gagal tersebut dan
pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan.
b. Penggantian atas bagian instalasi, material atau bahan yang rusak
tersebut harus dengan bahan yang baru. Penambahan dalam
(caulking) dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
2. Masa Pemeliharaan
a. Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi yang dipasang adalah
selama masa pemeliharaan bangunan, terhitung sejak penyerahan
pekerjaan untuk pertama kalinya. Dalam masa pemeliharaan ini, segala
kerusakan peralatan yang mungkin timbul menjadi tanggung jawab
penuh dari Kontraktor yang bersangkutan.
b. Selama masa pemeliharaan, segala kerusakan peralatan yang mungkin
timbul, Kontraktor wajib memperbaiki dimana biaya tenaga kerja dan
transport menjadi tanggung jawab Kontraktor dan suku cadang (spare
part) yang diperlukan akan dibayar oleh petugas.

12.5 Mata Pembayaran


Pekerjaan Listrik dihitung dalam bentuk jumlah titik lampu yang dipasang, 1
buah lampu menyala dihitung 1 titik lampu. Satu stop kontak sudah dihitung
sebagai satu ttitik lampu. Sedangkan untuk pemasangan Main Distribution
Panel (MDP) dihitung berdasarkan harga kabel setiap meter panjang berikut
instalasinya Pekerjaan yang telah selesai seperti pemasangan pipa dipasang
sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima,dihitung sebagai
volume terpasang baik pengadaan material dan upah pemasangan.
Pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan dari pekerjaan yang diuraikan dalam bab ini.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Pekerjaan Elektrikal Unit ; titik

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 52


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 13
PEKERJAAN PENGECATAN.

13.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Melaksanaan pekerjaan pengecatan, sehingga diperoleh hasil yang baik
dan memuaskan
3. Tahapan pekerjaan meliputi :
a. Persiapan permukaan yang akan diberikan cat
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentuakan
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar,
dengan warna bahan yang sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas /
konsultan pengawas.

13.2 Persyaratan Bahan


1. Cat tembok menggunakan cat emulsi resin acrylic copolymen berkualitas
tinggi dengan aplikasi penggunaan pada tembok bagian luar maupun
dalam, juga digunakan untuk pengecatan plafond multipleks.
Spesifikasi cat yang digunakan adalah:
- Tahan terhadap cuaca
- Tahan terhadap jamur
- Memiliki adhesi yang baik
- Tidak cepat pudar.
a. Cat dasar yang digunakan merupakan cat alkali sealer berkualitas tinggi.
b. Cat dasar kayu yang digunakan adalah cat menie, yaitu cat dasar kayu
dengan spesifikasi yang bagus dalam mengisi pori-pori kayu dan
melindungi dari penetrasi air.
c. Cat finishing kayu yang digunakan adalah bahan cat dari bahan dan
kualitas utama produk lkal mutu terbaik, yaitu cat yang membuat kayu
tidak cepat lapuk, tidak mudah terkelupas, pudar dan anti rayap.

d. Plamir
Bahan dan kualitas utama. Produk ex lokal mutu terbaik. Bahan yang
digunakan dapat menutup pori-pori pada dinding dengan baik dan
membuat halus permukaan dinding.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 53


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

e. Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain
dalam Bill of Quantity atau Konsultan Supervisi :
- Cat Tembok Exterior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan
2 Kali Cat warna.
- Cat Tembok Interior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan
2 Kali Cat warna.
- Cat Plafond Interior : 1 Kali Dempul Kayu, dan 2 Kali Cat warna.
- Cat Plafond Exterior : 1 Kali Dempul Kayu, dan 2 Kali Cat warna.
- Cat Permukaan Kayu : 1 Kali Dempul, 1 Kali Cat Menie Kayu, 1 Kali
Cat Dasar dan 2 Kali Cat warna.

13.3 Pelaksanaan
a. Pada Permukaan bidang Kayu
- Bahan sebelum digunakan, Kontraktor harus mengajukan literatur
teknis dan petunjuk pabrik tentang cara pemakaiannya. Kontraktor
harus mengajukan contoh dalam daftar warna dari produsennya
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Manajer Konstruksi
dan disertai brosur dari pabrik yang bersangkutan.
- Bagian kayu yang tampak, jika akan dicat sebelumnya harus didempul
dahulu dan setelah itu diamplas sampai halus .Pekerjaan pengecatan
baru boleh dilakukan setelah bagian yang akan dicat selesai diperiksa
dan disetujui Direksi, bagian-bagian yang retak, pecah diperbaiki dan
bagian yang kotor dibersihkan, bagian yang akan dicat tidak lembab /
basah atau berbau.
- Didahului dengan membuat percobaan pengecatan kusen / bagian
yang akan dicat dengan melakukan pengecatan pada permukaan
bidang sesuai ukuran kusen untuk disetujui Manajer Konstruksi
- Cat yang akan digunakan berada di dalam kaleng-kaleng yang masih
disegel, tidak pecah/bocor dan mendapat persetujuan Direksi.
Kontraktor utama bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan
warna-warna sesuai dengan petunjuk Manajer Konstruksi.
- Kontraktor utama bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan
warna-warna sesuai dengan Petunjuk Direksi Pengawas.
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Manajer Konstruksi untuk
kemudian akan diteruskan kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon cat
tiap warna dari jenis cat yang dipakai. Kaleng- kaleng cat tersebut
harus ditutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang
di dalamnya. Cat-cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh Pemberi Tugas.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 54


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

b. Pada permukaan Tembok dan plafond


- Sebelum di cat dinding terlebih dahulu di aci dengan campuran air dan
semen dengan hasil yang halus dan rata tidak retak-retak rambut.
Dipastikan bidang yang hendak dicat harus dibersihkan dan bebas dari
kotoran lepas, minyak dan kotoran-kotoran lainnya serta mendapat
persetujuan konsultan pengawas.
- Selanjutnya dinding dilapisi cat dasar dengan menggunakan cat dasar
alkali sealer.
- Setelah dilapisi cat dasar, dilakukan pengecatan dengan cat tembok
emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
- Warna cat akan ditentukan pengawas lapangan atau persetujuan
Pimpinan Pelaksana Kegiatan.
- Pengecatan tembok meliputi :
Semua bidang tembok yang terlihat
Semua bidang kolom yang terlihat

13.4 Pengukuran dan Pembayaran


Pekerjaan pengecatan kolom dan sloof diukur untuk pembayaran dalam
meter persegi sebagai volume pekerjaan yang telah diselesaikan dan
diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan
penampang yang disyaratkan dan disetujui. Kuantitas ditentukan harus
dibayar dengan harga kontrak persatuan dari pengukuran untuk mata
pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukan dalam daftar kuantitas
dan harga, dimana harga dan pembataran tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan dan penyiapan
seluruh formasi pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainya atau biaya
lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan dalam bab ini.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Pengecatan bidang dinding beton M2
2 Plafond Multipleks M2

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 55


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 14
PEKERJAAN PLUMBING

14.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud diantaranya sebagai berikut :
1. Memasang kloset jongkok
2. Memasang floor drain 3
3. Memasang pipa PVC AW 4 (air limbah)
4. Memasang pipa PVC AW 2 (air limbah)
5. Memasang pipa PVC AW (air bersih)
6. Memasang kran air
7. Pasang instalasi Air Kotor
8. Pasang instalasi Air bersih

14.2 Persyaratan Bahan


Jenis ukuran warna sesuai dengan petunjuk gambar dan disetujui oleh
pemberi tugas. Segala contoh harus diserahkan pada direksi dan semua
bahan terpasang sesuai dengan contoh yang telah disetujui Pemasangan
semua unit sanitair harus lengkap dengan fixtures (kran, pipa, drain dan
sebagainya)
a. Kloset jongkok monoblok
Bahan : Porselin
Warna : Ditentukan kemudian
b. Kran
Bahan : Stainless steel
warna : Croem
c. Pipa
Bahan : PVC
Kriteria : Kuat dan tidak mudah pecah, dapat digunakan untuk
berbagai jenis sistem air bersih dan air buangan, terbuat
dari PVC yaitu bahan thermoplastic yang dapat didaur ulang.
d. Floor drain
Bahan : Stainless steel
Kriteria : kuat dan tidak mudah patah, dapat dialiri air dengan
mudah tidak menyebabkan tersumbat.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 56


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

14.3 Persyaratan Pelaksanaan


1. Koordinasi kerja
Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti desain gambar uraian dan
persyaratan pekerjaan, spesifikasi serta petunjuk direksi/ konsultan
Pengawas diperlukan koordinasi kerja dengan disiplin lain terutama yang
bersangkutan dengan pekerjaan pemasangan, baik jadwal maupun posisi
meletakakkan peralatan ditempat
2. Peralatan yang disetujui
Semua peralatan sebelum dan sesudah dipasang harus disetujui
direksi/konsultan dan dijaga dari kerusakan atau hilang sebelum masa
penyerahan tiba pemasangan dilakukan dengan sangat hati hati dan
cermat agar tidak ada cacat atau noda dengan memperhatikan ukuran
pel, pola dan syarat.
3. Sambungan ulir
Sambungan pipa dengan assesoris unit sanitair umumnya menggunakan
Sambungan ulir dan terlebih dahulu dilapisi dengan red lead cement dan
memakai pintalan serat halus. Pada tempat tempat khusus digunakan
sambunga flanged pada penyambungan dengan ranged perlu
dilengkapi ring type gasket untuk lebih menjamin kekuatan
sambungan.
4. Pemeriksaan Dan Pengujian
Dilarang menutup dengan plesteran sebelum diadakan pengujian oleh
direksi/konsultan pengawas.
5. Pipa/plumbing
Yang dimaksud dengan instalasi plumbing secara keseluruhan adalah
pengadaan transportasi, pembuatan, pemasangan peralatan bahan utama
dan pembantu serta pengujian sehingga diperoleh instalasi yang lengkap
Dan sesuai dengan spesifikasi.
6. Pengujian
Pengujian/testing dan komissioning semua sistem yang terpasang.

14.4 Pengujian
1. Pengujian sistem pembuangan air kotor dan air buangan. Harus
mempunyai lubang lubang yang dapat ditutup (plugger) agar seluruh
sistem dapat diisi dengan air sampai dengan lubang vent tertinggi.
Sistem tersebut harus dapat menahan air serta tidak turun lebih dari 10
cm.
2. Pengujian sistem distribusi air bersih sebelum dipasang fixturesnya harus
diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar dua kali tekanan kerjanya dan
tanpa mengalami kebocoran selama 3 jam pengujian dilakukan bagian
demi bagian dari panjang pipa maksimum 100 m.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 57


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

14.5 Mata Pembayaran


Pekerjaan sanitasi diukur dan dibayar dalam bentuk unit/buah, untuk bak
kontrol dan kloset dipasang dalam bentuk unit. Pekerjaan yang telah selesai
seperti pemasangan pipa dipasang sebagai volume pekerjaan yang
diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume terpasang baik pengadaan
material dan upah pemasangan. Pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan dari
pekerjaan yang diuraikan dalam bab ini.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Memasang kloset jongkok monoblok bh
2 Memasang Kran Air bh
3 Memasang floor drain bh
4 Intalasi air bersih M
5 Instalasi air kotor M

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 58


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

BAB 15
PEKERJAAN SEPTITANK DAN RESAPAN

15.1 Septictank
1. Ruang Lingkup
Spesifikasi Septictank ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi
Septictank yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.
2. Persyaratan
a. Septictank hanya diperuntukan untuk tampungan limbah padat yang
berasal dari Kloset Jongkok pada bangunan KM/WC.
b. Konstruksi utama Septictank adalah pasangan batu bata 1 bata
campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai dinding utama dan pasangan batu
bata bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai dinding pembagi
ruangan. Sudut-sudut dinding harus diperkuat dengan kolom
paraktis ukuran 13/13 cm dari beton mutu K-175.
c. Dinding pasangan batu bata bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai
pembagi ruangan septictank dipasang diatas balok ring ukuran
13/15 cm dari mutu beton K-175 yang bertumpu pada dinding
pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc : 2 Ps.
d. Plat dasar septictank terbuat dari beton cor K-175 dengan ketebalan
minimal 20 cm.
e. Plat atas septictank terbuat dari plat beton bertulang dengan 4 lapis
tulangan diameter 10 mm dengan jarak minimal 100 mm dan tebal
120 mm.
f. Pada bagian atas permukaan septictank harus diberi lubang control
ukuran 30 x 30 cm untuk keperluan penyedotan limbah dan pipa
pelepas hawa dari besi diameter 2 yang dicat dengan baik agar
tidak berkarat.
g. Posisi permukaan septictank harus sejajar dengan posisi permukaan
plat lantai beton bertulang pada lantai 1 kecuali lubang control dan
pipa hawa yang harus muncul kepermukaan dan disembunyikan
sedemikian rupa dibawah plat meja jualan sehingga tidak
menggangu mobilitas pedagang dan pembeli.
h. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi septictank sesuai dengan
Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi
dengan persetujuan Konsultan Perencana karena alasan seperti
keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.
i. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas
Ground Resevoir tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan
Konsultan Perencana.
j. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa bangunan septictank
benar-benar kedap air dan hal ini harus dibuktikan dengan Test
Rendam Air selama 24 jam.
k. Jika air dalam septictank berkurang setelah 24 jam maka dipastikan

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 59


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

bahwa ada kebocoran pada bangunan tersebut dan Kontraktor


Pelaksana dengan biaya sendiri berkewajiban untuk
memperbaikinya.

15.2 Resapan
1. Ruang Lingkup
Spesifikasi Saluran Resapan ini adalah merupakan persyaratan minimal
bagi Saluran Resapan yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal
proyek ini.

2. Persyaratan
a. Bangunan saluran resapan dipergunakan sebagai media serapan air
kotor cair yang berasal dari septictank.
b. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi saluran resapan sesuai dengan
Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi
dengan persetujuan Konsultan Perencana karena alasan seperti
keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.
c. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas
saluran resapan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan
Konsultan Perencana.
d. Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bahwa bangunan saluran
resapan dapat bekerja dengan baik ketika dialiri air dan air dapat
meresap dengan sempurna kedalam tanah.
e. Hal ini harus dibuktikan dengan cara mengisi septictank dengan air
melebihi kapasitas tampungannya dan selama 24 jam diamati
apakah volume air yang tidak tertampung dalam septictank dapat
diserap oleh saluran resapan atau tidak.
f. Jika setelah 24 jam air diisi kembali kedalam kloset jongkok dan air
tidak dapat mengalir dengan sempurna dalam kloset jongkok maka
dipastikan saluran resapan tidak bekerja dengan baik (tidak dapat
menyerap air). Untuk itu Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri
berkewajiban untuk memperbaikinya.
g. Kontraktor Pelaksana dibolehkan mengajukan metode pembuktian
lain yang dapat dipercaya secara teknis untuk membuktikan bahwa
Saluran Resapan bekerja dengan baik.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 60


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

BAB 16
PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP ATAP

16.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Melaksanaan pekerjaan Konstruksi atap dan penutup atap, sehingga
diperoleh hasil yang baik dan memuaskan
3. Tahapan pekerjaan meliputi :
a. Persiapan Material yang sesuai dengan spesifikasi tekknis
b. Pengukuran dan Pemotongan (Pabrikasi)
c. Instalsi sesui dengan petunjuk teknis

16.2 Persyaratan Bahan


1. Penggunaan Bahan yang digunakan pada Konstruksi Atap menggunakan
kuda-kuda zincalume C.75.42.0,75 mm dengan gording 28.46.0,75 mm.
Spesifikasi bahan yaitu memiliki ketahanan yang baik untuk menahan
beban struktur, tidak mudah membesarkan api, mempunyai mutu baja
yang tinggi dan tidak mudah berkarat.
2. Penutup atap menggunakan atap berbahan genteng metal, dengan seng
genteng yang terbuat dari plat baja anti karat, ringan, kokoh/kuat, anti
bocor/pecah, anti serangga, tidak berisik, tidak panas, tahan terhadap
lumut dan tidah berubah warna.

16.3 Teknis Pelaksanaan


1. Bentuk dan dimensi konstruksi kuda-kuda serta dimensi batang-batang
dan plat simpulnya harus dilaksanakan sesuai gambar rancangan
pelaksanaan serta sesuai dengan keadaan bentang kedudukannya di
lapangan pekerjaan. Untuk itu Kontraktor Pelaksana harus membuat
"gambar-gambar pelaksanaan" lebih dahulu. Pekerjaan kuda kuda baja ini
tidak diperkenankan dilaksanakan sebelum "gambar pelaksanaan"
disetujui Direksi.
2. Pembuatan kuda kuda baja harus dilaksanakan di tempat yang datar
dengan lantai kerja yang keras. Bila dilaksanakan di luar lapangan
pekerjaan, Kontraktor harus meminta ijin kepada Direksi dan
menunjukkan bengkel tempat dikerjakannya konstruksi untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 61


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

3. Pemasangan kuda kuda hanya boleh dilaksanakan bila kolom-kolom dan


balok beton penumpunya telah berumur paling sedikit 14 (empat belas)
hari dan baut-baut pengikatnya telah terpasang dengan benar.

16.4 Pengukuran dan Pembayaran


Pekerjaan rangka atap untuk pembayaran dalam meter persegi dan penutup
atap dalam meter persegi sebagai volume pekerjaan yang telah diselesaikan
dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan
penampang yang disyaratkan dan disetujui. Kuantitas ditentukan harus
dibayar dengan harga kontrak persatuan dari pengukuran untuk mata
pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukan dalam daftar kuantitas
dan harga, dimana harga dan pembataran tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan dan penyiapan
seluruh formasi pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainya atau biaya
lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan dalam bab ini.
No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan
1 Konstruksi Atap M2
2 Penutup Atap M2

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 62


Rencana Kerja Dan Syarat-syarat

PASAL 17
PENUTUP

17.1 Semua sisa-sisa bahan bangunan/alat-alat bantu harus dikeluarkan dari


komplek/lokasi pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai atas biaya
Kontraktor. Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam
penawaran khusus mengenai mobilisasi/demobilisasi peralatan.
17.2 Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam RKS ini dan memerlukan
penyelesaian dilapangan akan diatur/dibicarakan kemudian oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor dan Konsultan Perencana diketahui oleh Direksi.
17.3 Semua harga satuan penawaran kontraktor sudah termasuk biaya quality
control terhadap pekerjaan yang memerlukan uji laboratorium khusus seperti
yang disyaratkan oleh spesifikasi ini.
17.4 Semua item pekerjaan yang ditolak oleh direksi pekerjaan karena tidak
memenuhi standart mutu yang disyaratkan spesifikasi ini sepenuhnya menjadi
tanggungjawab kontraktor pelaksana.
17.5 Semua item pekerjaan yang dikerjakan tanpa persetujuan direksi pekerjaan
sepenuhnya menjadi tanggungjawab kontraktor pelaksana.

Takengon, 27 Maret 2017


Konsultan Perencana
CV. Akram Design Consultant Group

EFFAN FAHRIZAL, ST
Wakil Direktur

Pembangunan Mushalla UPTD PPMG Wilayah V Takengon Halaman 63

Anda mungkin juga menyukai