Anda di halaman 1dari 8

Karangan Asli

Distribusi Gambaran Klinik Laring pada Penderita dengan Suara Serak


di Departemen THT-KL Fakultas Kedokteran USU
RSUP H. Adam Malik Medan
T. Siti Hajar Haryuna
Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik Medan

kelompok umur >60 tahun sebanyak 32 penderita (29,9%) dan terendah pada kelompok umur
11-20 tahun sebanyak 3 penderita (2,8%). Gambaran laring yang paling banyak dijumpai adalah
keganasan 21 penderita (19,6%) diikuti paralisa pita suara 18 penderita (16,8%) dan nodul pita
suara 13 penderita (12,1%).
Kata kunci: suara serak, pita suara, laring, laringoskopi optik, bedah mikrolaring

Abstract: Hoarseness is a clinical symptom of voice distortion form normal condition as a result
of changes in form, size and vibration of vocal cord. The objective of the research is to investigate
the distribution of clinical laryng of hoarseness patient at ENT clinic in RSUP H. Adam Malik
Medan, and also to investigate the major cause affecting it. There were no previous study on the
distribution of clinical laryng of hoarseness patient being done at the ENT Department, Medical
Faculty of Universitas Sumatera Utara/RSUP Hj. Adam Malik Medan. This research was being
done using a case study method and descriptive statistic. The research gathered 107 patients as
samples which distributed to 70 male (64,5%) and 37 female (34,6%). The heighest percentage
based on age distribution were found at the age group above 60 (32 patient, 29,9%), and the
lowest at the age group between 11-20 (3 patients, 2,8%). The major cause of hoarseness were
found to be malignancy, which contracted by 21 patients (19,6%), followed by vocal cord
paralysis as the second major cause, which were found on 18 patients (16,8%) and vocal cord
nodule as the third major cause (found on 13 patients, 12,1%).
Keywords: hoarseness, vocal cord, laryng, laryngoscopy optic

PENDAHULUAN suatu keadaan atau penyakit, misalnya


Suara bagi manusia berfungsi sebagai alat kelainan kongenital, anatomi laring yang tidak
komunikasi dengan lingkungannya yaitu normal serta fisiologi laring yang tidak normal.
dengan cara verbal atau percakapan. Produksi Beberapa kondisi atau penyakit pada laring
dari suara manusia adalah suatu fungsi yang yang mengakibatkan perubahan bentuk
kompleks yang memerlukan kontrol anatomi dan fisiologi salah satu atau kedua
neuromuskular dan koordinasi yang baik.
1
korda vokalis, dapat menjadi penyebab
Suara serak timbul akibat pola vibrasi timbulnya suara serak. Perubahan tersebut
yang reguler dari korda vokalis, sebagai akibat antara lain adalah adanya penebalan oedem
atau tumor pada korda vokalis serta paralisa

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009 33


T. Siti Hajar Haryuna Distribusi Gambaran Klinik Laring pada Penderita...

dari korda vokalis akibat kerusakan saraf yang Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
1-3
memelihara korda vokalis. Tenggorok, Bedah Kepala Leher FK
Penelitian yang dilakukan di seksi USU/RSUP H. Adam Malik Medan selama 12
endoskopi Lab/UPF THT FK UNAIR/RSUD. bulan yaitu dimulai 1 Oktober 2005 sampai
Dr. Soetomo Surabaya tahun 1987 didapatkan dengan 30 September 2006.
tiga penyakit terbanyak yang menyebabkan Sampel adalah semua penderita dengan
suara serak pada orang dewasa adalah parese keluhan suara serak yang dilakukan
adduktor korda vokalis, vokal nodul, dan pemeriksaan laringoskopi optik di sub divisi
tumor laring. Sedangkan tiga penyakit endoskopi Departemen THT-KL FK USU
terbanyak penyebab suara serak pada anak RSUP H. Adam Malik Medan yang memenuhi
berturut-turut adalah vokal nodul, laringitis kriteria inklusi sebagai berikut: dapat diperiksa
4
akut, dan papiloma laring. Utami dan dengan laringoskopi optik, penderita
Siswantoro (1994) di tempat yang sama kooperatif dan bersedia diikutsertakan dalam
mendapatkan tiga penyakit terbanyak penelitian.
penyebab suara serak pada anak yaitu Penentuan jumlah sampel diperhitungkan
papiloma laring, vokal nodul dan laringitis dengan mengambil proporsi penderita suara
akut. Sedangkan pada orang dewasa adalah serak yaitu kurang lebih 50% kasus.
parese adduktor korda vokalis, vokal nodul Setelah dianamnesis, dilakukan
1
dan tumor laring. Pola penyakit ini mirip pemeriksaan rutin THT dan dilakukan
dengan penemuan Sri Herawati pada tahun pemeriksaan laringoskopi optik. Diagnosis
1987. ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
Di Departemen THT-KL FK USU/ laringoskopi optik. Bagi yang dicurigai tumor
RSUP H. Adam Malik Medan, belum pernah dilanjutkan dengan bedah mikrolaring untuk
dilaporkan tentang distribusi gambaran klinik pemeriksaan histopatologi. Semua data yang
laring pada penderita dengan suara serak terkumpul diolah dan disusun dalam bentuk
secara keseluruhan. Maka dari itu kami ingin tabel.
untuk mengetahui bagaimana distribusi
gambaran klinik laring pada penderita dengan HASIL
suara serak yang datang berobat ke Poliklinik Pada penelitian ini diperoleh 107 penderita
THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan dan dengan keluhan suara serak yang dilakukan
untuk mengetahui penyebab terbanyak yang pemeriksaan laringoskopi optik di sub divisi
mendasarinya. Endoskopi RSUP H. Adam Malik Medan dari
bulan Oktober 2005 sampai dengan September
METODE 2006 yang terdiri dari 70 penderita laki-laki dan
Penelitian yang dilakukan ini adalah studi 37 penderita perempuan dengan hasil seperti
kasus yang bersifat deskriptif dan dilakukan di pada tabel berikut ini:

Tabel 1.
Distribusi penderita suara serak berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin
Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)
(Tahun) Laki-laki % Perempuan %
< 10 2 2,9 3 8,2 5 4,7
11-20 3 4,3 - - 3 2,8
21-30 4 5,7 6 16,2 10 9,3
31-40 5 7,1 7 18,9 12 11,2
41-50 10 14,3 10 27,0 20 18,7
51-60 19 27,1 6 16,2 25 23,4
>60 27 38,6 5 13,5 32 29,9
Total 70 100,0 37 100,0 107 100,0

34 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009


Karangan Asli

Tabel 2.
Distribusi penderita berdasarkan gambaran laring yang dijumpai
Gambaran Laring Jumlah Persen (%)
Normal 7 6,6
Hiperemis 4 3,7
Oedem 3 2,8
Polip 8 7,5
Kista 4 3,7
Nodul 13 12,1
Papilloma 3 2,8
Suspek keganasan 12 11,2
Keganasan 21 19,6
Tuberkulosa 7 6,6
Parese/Paralisa 18 16,8
Hiperemis + Oedem 7 6,6
Total 107 100,0

Tabel 3.
Distribusi gambaran nodul, kista, dan polip pita suara berdasarkan lokasi yang dikenai
Nodul Kista Polip Jlh (%)
Lokasi Pita
Unilateral Bilateral Jlh (%) Unilateral Bilateral Jlh (%) Unilateral Bilateral
suara
n(%) n(%) n(%) n (%) n(%) n(%)
1/3 3 (60) 7 (87,5) 10 (76,9) 2 (50) - 2 (50) 3 (50) - 3 (37,5)
Anterior
1/3 2 (40) 1 (12,5) 3 (23,1) 2 (50) - 2 (50) 3 (50) 2 (100) 5 (62,5)
Medial
Total 5 (100) 8 (100) 13 (100) 4 (100) - 4 (100) 6 (100) 2 (100) 8 (100)

Tabel 4.
Lokasi papilloma laring dan tumor ganas laring
Suproglotis + Glotis +
Supraglotis Glotis Subgotis
Lokasi Giotis Subglotis Jumlah (%)
n(%) n(%) n(%)
n(%) n(%)
Papilloma - 3 (100) - - - 3 (100)
Tumor ganas 4 (19) 6(28,6) - 10 (47,6) 1 (4,8) 21 (100)

Tabel 5.
Distribusi gambaran parese/paralisa pita suara berdasarkan pita suara yang terlihat
Parese/Paralisa Adduktor Jumlah Persen (%)
Unilateral Plika Vokalis Kanan 2 11,1
Plika Vokalis Kiri 13 72,2
Bilateral 3 16,7
Total 18 100,0

Tabel 6.
Jenis lesi laringitis tuberkulosa
Lokasi Jenis Lesi Jumlah Persentase (%)
Epiglotis Oedem + hiperemis 2 66,7
Granulomatous 1 33,3
Plika Vokalis Oedem + hiperemis 1 20,0
Ulserasi 3 60,0
Granulomatous 1 20,0
Plika vestibularis Oedem + hiperemis 2 66,7
Granulomatous 1 33,3
Aritenoid Oedem + hiperemis 2 50,0
Ulserasi 1 25,0
Granulomatous 1 25,0
Pilka ariepiglotika Granulomatous 1 100,0
Nb: Pada satu kasus bisa didapati lebih dari satu kelainan

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009 35


T. Siti Hajar Haryuna Distribusi Gambaran Klinik Laring pada Penderita...

Dari Tabel 1 didapat bahwa persentase laring juga disebabkan terdapatnya banyak
tertinggi penderita suara serak terdapat pada sekret.
kelompok umur > 60 tahun sebanyak 32 Berdasarkan jenis kelamin, diperoleh laki-
penderita (29,9%) dan terendah pada laki sebanyak 70 penderita (65,4%) dan
kelompok umur 11-20 tahun sebanyak 3 perempuan 37 penderita (34,6%) dengan
penderita (2,8%). Dimana umur tertua perbandingan 1,9:1. Hal yang serupa juga
dijumpai adalah 81 tahun dan umur termuda dijumpai dibagian THT-KL PERJAN RS.
3 tahun. Usia rata-rata penderita pada Hasan Sadikin Bandung periode Juli 2002
penelitian ini adalah 48,9 tahun. sampai dengan Juli 2003 mendapatkan 46
Dari Tabel 2 terlihat bahwa keganasan penderita dengan suara serak yang dilakukan
laring adalah yang paling banyak dijumpai pemeriksaan laringoskopi optik dan
yaitu 21 penderita (19,6%) diikuti oleh laringoskopi kaku yang terdiri dari 33
parese/paralisa pita suara sebanyak 18 penderita laki-lakki (72%) dan 13 penderita
penderita (16,8%) dan nodul pita suara perempuan (28%) dengan rasio laki-laki dan
5
sebanyak 13 penderita (12,1%). perempuan 2,5:1.
Dari Tabel 3 terlihat bahwa nodul pita Berdasarkan kelompok umur dan jenis
suara paling banyak dijumpai bilateral dan kelamin pada tabel 1 terlihat bahwa
terletak pada 1/3 anterior pita suara yaitu 7 persentase tertinggi terdapat pada kelompok
penderita (87,5%). Polip pita suara paling umur > 60 tahun sebanyak 32 penderita yang
banyak dijumpai unilateral yaitu sebanyak 6 terdiri dari 27 penderita laki-laki (38,6%) dan
penderita, sedangkan kista pita suara hanya 5 penderita perempuan (13,5%). Hal ini
dijumpai unilateral yaitu 4 penderita (100%). dikarenakan kasus terbanyak dijumpai pada
Dari Tabel 4 diperoleh bahwa lokasi penelitian ini adalah keganasan laring, yang
papilloma pada laring hanya dijumpai di glotis biasanya lebih banyak dijumpai pada
yaitu 3 penderita (100%), sedangkan tumor kelompok penderita yang berusia lanjut.
ganas laring paling banyak dijumpai di Hasil yang sama dilaporkan oleh Djainali
5
supraglotis dan glotis yaitu 10 penderita dan Purwanto (2003) di bagian THT-KL RS.
(47,6%). Hasan Sadikin Bandung periode Juli 2002
Dari Tabel 5 diperoleh parese/paralisa sampai dengan Juli 2003 mendapatkan
adduktor pita suara paling banyak dijumpai kelompok usia tertinggi yang menderita suara
unilateral terutama mengenai plika vokalis kiri serak yaitu kelompok umur 51-60 tahun yaitu
yaitu sebanyak 13 penderita (72,2%). sebanyak 12 penderita yang terdiri dari 10
Dari Tabel 6 didapat bahwa pada laki-laki (21,7%) dan 2 perempuan (4,3%).
epiglotis jenis lesi terbanyak adalah oedem dan Dari Tabel 2 diperoleh gambaran laring
hiperemis (66,7%). Pada plika vokalis jenis lesi yang paling banyak dijumpai adalah keganasan
terbanyak adalah ulserasi (60%). Pada plika yaitu sebanyak 21 penderita (19,6%) diikuti
vestibularis jenis lesi terbanyak adalah oedem oleh parese/paralisa pita suara sebanyak 18
dan hiperemis (66,7%). Pada aritenoid jenis penderita (16,8%) dan nodul pita suara
lesi terbanyak adalah oedem dan hiperemis sebanyak 13 penderita (12,1%).
(50%). Pada plika ariepiglotika hanya Hasil yang hampir serupa juga diperoleh
5
dijumpai jenis lesi granulomatous. oleh Djainali dan Purwanto (2003) yang
mendapatkan penyebab suara serak yang
DISKUSI terbanyak adalah karsinoma laring yaitu 21
Pada penelitian ini didapatkan 112 penderita (45,6%) diikuti oleh nodul pita
penderita dengan suara serak, tetapi hanya suara sebanyak 7 penderita (5,2%) dan yang
107 penderita yang memenuhi kriteria lainnya 18 penderita (39,2%).
6
penelitian yang selanjutnya dimasukkan ke Fachruddin (1999) juga mendapatkan
dalam sampel penelitian. Terdapat lima tumor laring menjadi penyebab terbanyak
penderita yang tidak bisa diperiksa. Hal ini suara serak yaitu 78 penderita (27%) diikuti
disebabkan oleh karena pasien yang tidak oleh parese pita suara sebanyak 69 penderita
kooperatif, sangat sensitif, batuk, ruang (24%), laringitis sebanyak 62 penderita (21%)
orofaring dangkal. Selain itu kegagalan menilai dan nodul pita suara sebanyak 42 penderita
(14%).

36 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009


Karangan Asli

1
Utami dan Siswantoro (1999) paling banyak sering dikenai adalah pada 1/3
mendapatkan tiga penyakit terbanyak anterior pita suara yaitu 7 penderita (87,5%).
penyebab suara serak pada penderita dewasa Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang
adalah parese adduktor korda vokalis yaitu mengatakan bahwa nodul umumnya bilateral,
7,8
110 penderita (24%), diikuti oleh nodul pita sedangkan polip umumnya unilateral.
suara 66 penderita (15%) dan tumor laring 66 Dikatakan juga nodul terjadi pada sepertiga
penderita (15%). Sedangkan pada anak adalah anterior pita suara, karena merupakan pusat
papilloma laring sebanyak 26 penderita (38%), getaran dan disitulah amplitudo yang
diikuti oleh nodul pita suara 25 penderita maksimal, tempat kontak yang maksimal
(37%) dan laringitis akut sebanyak 11 ketika bergetar. Karena tempat itu merupakan
penderita (16%). bagian pita suara yang saling memukul satu
4
Herawati (1987) mendapatkan hasil tiga sama lain, terbentuklah ditempat tersebut
8-10
penyakit terbanyak penyebab suara serak pada mula-mula oedem dan lama-lama fibrosis.
anak berturut-turut adalah nodul pita suara, Pada penelitian ini kista pita suara
laringitis akut dan papilloma laring. Sedangkan dijumpai pada 1/3 anterior dan 1/3 medial
pola penyakit penyebab suara serak pada pita suara. Kista dapat terjadi secara
dewasa berturut-turut adalah parese adduktor kongenital atau didapat. Kista umumnya
korda vokalis, nodul pita suara dan tumor terjadi di epiglotis, plika ariepiglotika, plika
laring. Pola penyakit ini mirip dengan ventrikularis. Kista jarang berada di pita
8
penemuan Utami dan Siswantoro. suara.
Pada penelitian ini terdapat 12 penderita Tetapi menurut Lehmann (1981) yang
8
(11,2%) yang diduga suatu keganasan, karena dikutip dari Soedjak (1995) justru kista lebih
tidak dilakukan bedah mikrolaring. Hal ini sering terjadi di pita suara. Hal yang sama
disebabkan 12 penderita tersebut tidak didapatkan pada penelitian ini dimana kista
menjalani pemeriksaan secara teratur setelah hanya dijumpai di pita suara.
pengobatan pertama, sehingga evaluasi sulit Terbentuknya kista karena terbuntunya
dilakukan. Hal ini kebanyakan dikarenakan saluran kelenjar sehingga cairan menumpuk,
faktor ekonomi dan tempat tinggal yang jauh pada operasi tampak cairan encer pada kista
yang merupakan kendala bagi penderita untuk yang kecil dan seperti mukoid kental pada
8
datang kembali secara teratur. Disamping itu kista yang besar.
11
kebutuhan untuk berobat tidak dirasakan Shapshay (1993) mengatakan bahwa
sebagai hal yang penting, apalagi tidak ada vokal nodul yang unilateral merupakan kista.
keluhan serius yang mengganggu aktivitas Pada penelitian ini polip pita suara paling
dasar penderita seperti makan dan minum. banyak dijumpai unilateral yaitu sebanyak 6
Pada penderita yang tidak dilakukan bedah penderita dan terletak pada 1/3 anterior dan
mikrolaring, keganasan ditegakkan dari adanya 1/3 medial pita suara. Hal ini sesuai dengan
pembesaran kelenjar getah bening pada leher. kepustakaan yang menyatakan polip/kista
Tujuh (6,5%) penderita pada penelitian dapat terjadi sepanjang bagian membran pita
ini pada pemeriksaan laring tampak normal, suara, namun paling banyak terjadi dekat
dimana tidak ditemukan adanya kelainan. komisura anterior dan kebanyakan tumbuh
Dalam hal ini sarana penunjang lain mungkin unilateral meskipun dapat tumbuh
10,12
diperlukan untuk melengkapi pemeriksaan bilateral . Polip yang bilateral disebut
seperti analisa suara, stroboskopi dan lain Kissing Polip.13
1
sebagainya, sehingga diagnosa dapat lebih Utami dan Siswantoro (1999)
mudah ditegakkan. mendapatkan polip/kista paling sering tumbuh
6
Fachruddin (1999) pernah melaporkan unilateral, lokasi polip paling banyak di pita
hal yang sama, dimana terdapat 30 penderita suara kiri yaitu 15 penderita, pita suara kanan
yang tidak ditemukan kelainan pada 13 penderita, bilateral 3 penderita dan di
pemeriksaan laringoskopi optik, ternyata komisura anterior 3 penderita.
beberapa pasien diantaranya adalah dengan Banyak penulis mengatakan bahwa
keluhan suara serak. terbentuknya nodul karena cara berbicara
Dari Tabel 3 didapat bahwa nodul pita yang salah (vocal abuse). Sedangkan penyebab
7,10,11,13-16
suara paling banyak bilateral dan lokasi yang polip juga karena vocal abuse . Yang

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009 37


T. Siti Hajar Haryuna Distribusi Gambaran Klinik Laring pada Penderita...

disebut vocal abuse adalah terlalu karsinoma sel skuamosa, 13 penderita (8,72%)
13,15,16
lama/banyak bersuara , terlalu keras, karsinoma anaplastik, 9 penderita (6,04%)
16
terlalu tinggi nadanya, terlalu rendah , adenokarsinoma dan 7 penderita (4,69%)
ditekan, salah cara menyanyi, dan teriak- papilari karsinoma.
8
teriak . Dari Tabel 5 diperoleh parese adduktor
Karena pada nodul dan polip pita suara pita suara paling banyak dijumpai unilateral
sebab terbentuknya sama (vocal abuse) maka terutama mengenai plika vokalis kiri yaitu 13
tempat benjolannya pun sama yaitu di titik penderita (72,2%). Hal ini sesuai dengan
1/3 anterior dan 1/3 medial pita suara. kepustakaan yang mengatakan paralisa pita
Sedangkan terbentuknya kista tidak ada yang suara bagian kiri lebih sering terjadi dari yang
mengatakan karena vocal abuse. Hanya kanan karena saraf rekuren laring sebelah kiri
11
Shapshay (1993) yang mengatakan nodul lebih panjang jalannya dari yang kanan dan
pita suara yang unilateral merupakan kista. dalam perjalannya masuk ke intratorakal
Pada penelitian ini papilloma laring hanya sehingga bila terjadi proses intratorakal akan
7 15,22
dijumpai pada pita suara. Hulu dkk (1999) menekan saraf tersebut.
1
mendapatkan lokasi papilloma laring Utami dan Siswantoro (1999)
terbanyak pada pita suara, diikuti supraglotis mendapatkan lokasi parese adduktor pita
(44,4%) dan subglotis (11,1%). suara pada dewasa paling banyak dijumpai
17
Irwin dkk (1993) yang dikutip dari sebelah kiri yaitu 59 penderita (54%) diikuti
Hulu juga mendapatkan hasil yang sama yaitu bilateral 27 penderita (25%) dan pita suara
78% pita suara, 50% di komisura anterior dan kanan 24 penderita (21%). Sedangkan pada
perluasan di supraglotis dan 9% di subglotis. anak, paling banyak juga dijumpai pada sisi
Dari tabel 4 diperoleh bahwa tumor sebelah kiri (67%) diikuti bilateral (33%).
ganas paling banyak dijumpai di supraglotis Dari Tabel 6 terlihat bahwa penderita
dan glotis yaitu 10 penderita (47,6%) diikuti yang mengalami kelainan pada plika vokalis
glotis sebanyak 6 penderita (28,6%) dan berupa ulserasei (60%) diikuti oleh oedem
supraglotis sebanyak 4 penderita (19%). dan hiperemis (20%), granulomatous (20%),
18
Zainuddin dkk (1988) menyatakan hal inilah yang menyebabkan keseluruhan
sebagian besar terletak pada glotis, bahkan penderita mengalami keluhan suara serak.
75% di 2/3 depan, sedang 15% terletak pada Bentuk lesi terbanyak yang berupa ulserasi
komisura anterior. (60%) merupakan gambaran khas lesi
19
Septo dkk (1999) mendapatkan lokasi tuberkulosis laring. Lesi ulserasi ini juga
tumor primer terbanyak secara berurutaan didapati di aritenoid (25%).
yaitu supraglotis 32 penderita (46,4%), glotis Bentuk lesi lain yang menggambarkan
28 penderita (40,6%) dan subglotis 8 proses tuberkulosis di laring adalah
penderita (11,6%). granulomatous. Dari tabel tersebut kita
20
Zirmacatra dkk (1995) juga melihat lesi granulomatous di plika vokalis
mendapatkan hasil yang serupa, dimana letak (20%), epiglotis (33,3%), plika vestibularis
tumor primer terbanyak ditemukan di (33,3%), aritenoid (25%) dan plika
supraglotis dan glotis. ariepiglotika (100%).
Jenis histopatologi tumor ganas laring Sedangkan bentuk lesi oedem dan
yang paling banyak dijumpai pada penelitian hiperemis merupakan persentase terbesar dari
ini adalah karsinoma sel skuamosa yang keseluruhan jenis lesi yang didapati yaitu
terdiferensiasi yaitu sebanyak 20 penderita 66,7% pada epiglotis, 66,7% pada plika
(60,6%). vestibularis, 50% pada aritenoid dan 20% pada
20
Zirmacatra dkk (1995) mendapatkan plika vokalis.
23
jenis histopatologi yang terbanyak ditemukan Zuraidah (2005) mendapatkan pada
adalah karsinoma epidermoid berdiferensiasi epiglotis jenis lesi terbanyak adalah oedem dan
baik (38,5%) dan berdiferensiasi sedang hiperemis (35%) diikuti oleh granulomatous
(36,5%). (15%). Pada plika vokalis jenis lesi terbanyak
21
Hutagalung dkk (1996) mendapatkan adalah ulserasi (35%) diikuti oleh oedem dan
dari 149 penderita tumor ganas laring hiperemis (30%), dan granulomatous (20%)
diperoleh 120 penderita (80,53%) adalah dan hipertrofi pucat (15%). Pada plika

38 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009


Karangan Asli

vestibularis jenis lesi terbanyak adalah oedem sembuh, mengingat hasil dari penelitian ini
dan hiperemis (50%) diikuti oleh adalah keganasan laring sebagai penyebab
granulomatous (5%). Pada aritenoid jenis lesi terbanyak dan banyak mengenai kelompok
terbanyak adalah oedem dan hiperemis (35%) penderita yang berusia lanjut.
diikuti oleh ulserasi (25%) dan granulomatous
(5%).
Gambaran laringitis tuberkolosa dapat DAFTAR PUSTAKA
bervariasi, mulai dari lesi exofitik, perubahan 1. Utami IS, Siswantoro. Pola penyakit
ke bentuk laringitis kronis, oedema mukosa penyebab suara parau di UPF THT RSUD
dan lesi ulserasi. Kepustakaan terbaru Dr. Soetomo Surabaya tahun 1994.
menyatakan bahwa lesi exofitik lebih sering Kumpulan Naskah Ilmiah PIT Perhati.
24
dibanding lesi ulserasi. Batu-Malang 1996. Malang: Immanuel
Meskipun ulserasi masih ditemukan di Press, 1999. h.521-33.
laring, seperti di korda vokalis, dimana
2. Moore GP, Hicks DM, Abbott TB.
mukosanya melekat tipis ke struktur di
Gangguan bicara dan bahasa. Dalam:
bawahnya, ulkus yang sebenarnya jarang
Ballenger JJ, Ed. Penyakit Telinga,
terlihat dewasa ini. Oedema dan hiperemis
Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher.
merupakan satu-satunya temuan di laring dan
Alih bahasa: Staf Ahli Bagian THT RSCM
mungkin ditemukan hingga 50% kasus di pliva
FK-UI. Edisi 13. Jilid I. Jakarta: Binarupa
vokalis. Beberapa penderita dapat mengalami
Aksara, 1994. h.803-10.
berbagai lesi tuberkolosis pada daerah-daerah
25
yang berbeda di laring. 3. De SK. Fundamentals of Ear, Nose &
Throat Diseases and Head-Neck Surgery.
th
KESIMPULAN DAN SARAN 6 ed. Calcutta: The New Book Stall,
Pada penelitian ini diperoleh 107 1996.p.412-13.
penderita yang memenuhi kriteria penelitian. 4. Herawati S. Suara Parau di Seksi
Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu Endoskopi Lab/UPF THT FK
70 penderita (65,4%) dan persentase tertinggi UNAIR/RSUD. Dr. Soetomo Surabaya
terdapat pada kelompok umur > 60 tahun Tahun 1988. Penelitian Lab/UPF THT
yaitu 32 penderita (29,9%). UNAIR/RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.
Dari 107 penderita, terdapat 7 orang 1987.
penderita dengan keluhan suara serak tetapi
pada pemeriksaan laringoskopi optik tidak 5. Djainali, Purwanto B. Evaluasi Suara
dijumpai kelainan pada laring sehingga sukar Serak Dengan Pemeriksaan Endoskopi Di
dibuat diagnosanya. Dalam hal ini sarana Bagian THT-KL PERJAN RS. Hasan
penunjang lain sangat diperlukan untuk Sadikin Bandung Periode Juli 2002 - Juli
melengkapi pemeriksaan seperti analisa suara, 2003. Kumpulan Naskah Kongres
stroboskopi, dan lain sebagainya, sehingga Nasional XIII (PERHATI-KL) Kuta 2003.
kelainan yang sangat minimal pada laring h.228
dengan mudah dapat diketahui dan diagnosa 6. Fachruddin D. Pemeriksaan Tele-
dapat lebih mudah ditegakkan. laringoskopi Di Poliklinik. Dalam:
Penyebab suara serak yang dijumpai pada Kumpulan Naskah Ilmiah Kongres
penelitian ini sangat banyak. Gambaran laring Nasional XII (PERHATI-KL) Semarang
penyebab suara serak yang paling banyak 1999. h.362-66.
dijumpai adalah keganasan yaitu 21 penderita
(19,6%). Dari penelitian ini dapat diambil 7. Hyams VJ, Batsakis JG and Michaels L.
kesimpulan bahwa perlu diadakan Tumor of the upper respiratory tract and
penyuluhan-penyuluhan tentang penyakit- Ear. Armed Forces Institute of Pathology,
penyakit yang bisa menyebabkan suara serak, 1988. p.13-8.
memberikan motivasi kepada penderita agar 8. Soedjak S. Apakah nodul vokal, kista dan
cepat memeriksakan ke dokter dan berobat polip merupakan "saudara"? Kumpulan
teratur agar merasakan keuntungan dengan Naskah Kongres Nasional XI PERHATI-
menjalani pengobatan yang teratur hingga INDOS Yogyakarta, 1996. h.563-71.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009 39


T. Siti Hajar Haryuna Distribusi Gambaran Klinik Laring pada Penderita...

9. Maqbool M. Text Book of Ear, Nose and 18. Zainuddin MN, Cakra IGM, Kartono.
th
Throat Disease. 6 ed. New Delhi: Subtotal Laryngektomi Dengan Teknik
Jaypee Brothers Medical Publishers PVT. Tracheohyoidopexy. Kumpulan Proceding
Ltd, 1993.p.386-400, 421-2, 424-5. Pertemuan Ilmiah I, PERHATI, 1988. h.
10. Spector GT. Penyakit non spesifik laring 77.
kronis. Dalam: Ballenger JJ, Ed. Penyakit
19. Septo H, Hariwiyanto B, Hulu O.
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan
Tinjauan Retrospektif Karsinoma Laring
Leher. Jilid I Edisi 13. Jakarta: Binarupa
Aksara, 1994. h.526-37. Terhadap Gejala Klinis dan Lokasi Tumor
Primer di RSUP. Dr. Sardjito. Kumpulan
11. Snapshay SM, Rebeiz EE. Benign lesions Naskah Ilmiah Kongres Nasional XII,
of the larynx. In: Bailey BJ, Ed. Head and PERHATI, 1999. h.1191-99.
Neck Surgery-Otolaryngology. Volume I.
Philadelphia: JB Lippincott Company, 20. Zirmacatra, Cakra IGM, Sulantri.
1993. p.631-33. Penanganan Karsinoma Laring di Rumah
12. Damste PH. Disorders of the voice. In: Sakit Dr. Sardjito Tahun 1989-1993.
Hibbert J, Kerr AG, General Ed. Scott- Kumpulan Naskah Ilmiah Kongres
th
Browns Otolaryngology. 6 ed. Vol. 5 Nasional XI, PERHATI, 1995. h.1207.
(Laryngology and Head and Neck 21. Hutagalung M, Cakra IGM, S. Dhaeng Y.
Surgery). Oxford: Butterworth-
Tinjauan Lima Besar Tumor Ganas THT
Heinemann, 1997. p.5/6/1-7.
di RSUP. Dr. Sardjito Selama Lima
13. Lehmann W, Pidoux JM, Widmann JJ. Tahun (1991 - 1995). Kumpulan Naskah
Larynx microlaryngoscopy and histology. Ilmiah Pertemuan Ilmiah Tahunan
Inpharzam Medical Publication, 1981. PERHATI, l996. h.952 62
p.68 - 9.
22. Dhingra PL. Diseases of Ear, Nose and
14. Koufman JA. Issacson G. The spectrum of rd
Throat. 3 ed. New Delhi: Elsevier, 2004.
vocal dysfunction in Otolaryngology
Clinic of North America, 1991. p.985 p.358-66.
88 23. Zuraidah. Gambaran Laring Penderita
15. Becker W, Nauman HH, Pfaltz CR. Ear, Tuberkulosis Paru Dengan Perubahan
Nose and Throat Diseases, A Pocket Suara. Tesis. Medan, 2005. h.63.
nd
Reference. 2 ed. New York: Thieme Med 24. Harney M, Hone S, Timon C, and
Publisher, 1994. p.388-94, 409,420-32.
Donnelly M. Laryngeal tuberculosis: an
16. Snow JB. Surgical therapy for vocal important diagnosis. The journal of
dysfunction in Otolaryngology Clinic of laryngology and otology. London-2000.
North America, 1984: 17,1 Febr; 91 - Vol. 1149(11). p.878-900.
100.
25. Rom WN, Garay SM. Tuberculosis of the
17. Hulu O, Sudarman K, Mashari. nd
head and neck. In: Tuberculosis 2 ed.
Penanganan sembilan kasus Papilloma
Philadelphia: Lippincott Williams and
Laring di RSUP. Dr. Sardjito. Kumpulan
Naskah Ilmiah Kongres Nasional XII, Wilkins, 2003. p.477-86.
PERHATI, 1999. h.1269-76.

40 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009

Anda mungkin juga menyukai