Abstrak
Penelitian bertujuan mengembangkan modul fisika berbasis scientific, mengetahui kelayakan modul fisika
berbasis scientific, dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran menggunakan modul fisika berbasis scientific pada materi fluida statis. Metode penelitian yang
digunakan merupakan Research and Development (R&D). Pengumpulan data menggunakan soal tes dan
lembar observasi. Pengembangan modul dilaksanakan mengacu pada model ADDIE dengan tahapan
Analyse, Design, Development, Implementation, Evaluation yang dikemukakan oleh Russel dan Molenda.
Pengembangan modul dinilai berdasarkan kelayakan isi, penyajian, dan bahasa oleh dosen, guru, dan peer
review. Berdasarkan validasi kelayakan isi, penyajian, dan bahasa modul kemudian direvisi dan
diimplementasikan di kelas X-MIA 4 SMA Negeri 6 surakarta. Keterampilan berpikir kritis siswa dianalisis
dengan uji parametrik dengan uji t test menggunakan software IBM SPSS Statistic 20. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan
modul fisika berbasis scientific pada materi fluida statis mengalami peningkatan. Dari lima aspek
keterampilan berpikir kritis, aspek memberi penjelasan sederhana (elementary clarification) mengalami
peningkatan yang tinggi diikuti membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan
(interference), memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification), dan mengatur strategi & taktik
(strategy & tactics).
Kata Kunci: Modul Fisika, Pembelajaran Scientific, Keterampilan Berpikir Kritis, ADDIE.
19
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 19-28)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
20
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 19-28)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
21
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 19-28)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
untuk memperoleh data analisis kebutuhan, strategi pembelajaran, dan bahan ajar dipilih
analisis kinerja dan data sikap. Sedangkan berdasarkan hasil analisis kinerja dan
lembar observasi digunakan sebagi kebutuhan siswa. Metode pembelajaran yang
konfirmasi kesesuaian data yang diberikan dipilih yaitu eksperimen karena keterampilan
siswa dari pengisian angket sikap. siswa kurang terasah, sedangkan strategi
pembelajaran yang digunakan adalah
Hasil Penelitian dan Pembahasan pendekatan scientific dengan model
Hasil penelitian yaitu produk utama pembelajaran berbasis masalah. Pemilihan
berupa modul Fisika berbasis scintific untuk bahan ajar disesuaikan dengan sintak
siswa kelas X SMA pada materi fluida statis. pembelajaran scientific. Pemilihan format
Model pengembangan yang digunakan yaitu disesuaikan dengan format kriteria modul
ADDIE yang dikemukakan oleh Russel dan yang diadaptasi dari Vembriarto yang
Molenda. Hasil penelitian dan pembahasan disusun berdasarkan komponen pembelajaran
sebagai berikut: berbasis scientific dan dimodifikasi dengan
Pada tahap analyse, mengidentifikasi memberikan tes keterampilan berpikir kritis.
masalah-masalah yang ada dalam proses Tahapan ketiga adalah develope, Pada
pembelajaran dan menjadi dasar untuk tahap pengembangan dilakukan tahapan
merancang produk berupa modul yang akan validasi dan uji coba terbatas. Tahap
dibuat. Pada tahap analisisis dilakukan pengembangan bertujuan untuk
analisis kebutuhan pada siswa dan guru, menghasilkan sebuah produk modul Fisika
analisis kinerja siswa, dan sumber daya berbasis scientific yang sudah siap nantinya
sekolah di SMA Negeri 6 Surakarta. untuk diujicobakan lebih luas lagi setelah
Tahap analisis dilakukan analisis dilakukan revisi sesuai dengan validasi dan
terhadap materi dan kurikulum yang telah revisi pada tahap uji coba terbatas. Produk
digunakan dan dilaksanakan di SMA Negeri berupa draf I modul, Silabus, RPP, dan soal
6 Surakarta. Materi Fisika yang keterampilan berpikir kritis divalidasi oleh 2
dikembangkan adalah materi fluida statis orang dosen ahli, 2 orang guru Fisika dan 3
yang pada silabus disebutkan pada orang peer review. Secara lengkap tersaji
Kompetensi Dasar (KD) 3.7 yang merupakan pada tabel 1, 2 dan 3.
materi dengan penerapan konsep yang Aspek yang dinilai meliputi 3 hal,
banyak dalam kehidupan sehari-hari yang yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian dan
dekat dengan siswa. Pada materi fluida statis kelayakan bahasa. Hasil validasi modul oleh
serta hasil UN (BSNP SMA/SMK T.P dosen pada kelayakan isi menunjukkan rerata
2012/2013) daya serap siswa pada materi 65 dengan kategori baik sedangkan pada
fluida statis masih tergolong kurang dengan kelayakan penyajian menunjukkan rerata 42
perolehan nilai rata-rata sekolah 44,3%. dengan kategori sangat baik. Hasil validasi
Sehingga diharapkan dengan modul oleh guru pada kelayakan kebahasaan
dikembangkannya modul pembelajaran akan menunjukkan rerata 35,5 dengan kategori
lebih memudahkan siswa dalam mempelajari baik, sedangkan hasil validasi modul oleh
materi mengenai fluida statis. Hasil analisis peer review pada kelayakan bahasa
dijadikan dasar untuk mengembangkan menunjukkan rerata 38,67 dengan kategori
modul Fisika berbasis scientific pada materi sangat baik. Sedangkan untuk validasi
fluida statis dan merujuk pada standar yang Silabus, RPP, soal, angket dan lembar
ditetapkan BSNP tentang standar observasi disimpulkan layak digunakan
pengembangan modul dan bahan ajar. Modul dengan perbaikan. Adapun revisi yang
disusun berdasarkan komponen pembelajaran dilakukan setelah divalidasi oleh ahli tersaji
scientific. Berdasarkan Shintania (2010: 146) pada tabel 4. Kemudian soal tes diujicobakan
bahwa pembelajaran ilmiah dapat di luar sampel uji coba yang bertujuan
meningkatkan keterampilan berpikir kritis. mengetahui keajegan soal sebelum digunakan
Tahapan kedua yaitu design, untuk penelitian.
merupakan tahapan perancangan produk
berupa modul Fisika berbasis scientific pada Tabel 1. Hasil Validasi Modul oleh Dosen
Rera Kateg
materi fluida statis. Pemilihan metode, Validasi Validator
ta ori
22
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 19-28)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
23
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 19-28)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Tahap keempat adalah implementation, baik dibandingkan dengan kelas kontrol dan
merupakan tahap pelaksanaan dan penerapan pada kelas eksperimen siswa diberikan
modul pada subyek penelitian yang lebih perlakuan dengan penambahan bahan ajar
besar. Sebelum diimplementasikan instrumen berupa modul Fisika berbasis scientific. Hal
keterampilan berpikir kritis untuk pretest dan tersebut didukung oleh penelitian Orla C.
posttest diujicobakan terlebih dahulu untuk Kelly dan Odilla E. Finlayson (2007) bahwa
mengetahui reliabilitas, daya beda, dan hasil pendekatan pembelajaran berbasis
tingkat kesukaran soal. Setelah soal masalah (Problem Based Learning)
dinyatakan memenuhi kriteria, kelas memberikan lingkup yang lebih untuk
eksperimen dan kontrol dilaksanakan pretest pengembangan keterampilan dan pemahaman
untuk mengetahui kemampuan awal tentang konsep dan proses eksperimental
keterampilan berpikir kritis. Modul sehingga siswa mencoba sendiri. Pengalaman
diimplementasikan pada 32 siswa kelas X- siswa dalam belajar proses ilmiah
MIA4 SMA Negeri 6 Surakarta dengan memberikan dampak yang positif bagi siswa
melaksanakan pembelajaran sebanyak enam dalam menyelesaikan permasalahan dengan
kali pertemuan. Implementasi modul menggunakan langkah-langkah metode
dilakukan untuk melihat peningkatan ilmiah yaitu dengan mengamati, menanya,
keterampilan berpikir kritis siswa sebelum mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan
dan sesudah diberikan modul Fisika berbasis hasil. Berdasarkan penelitian Ryberg (2010)
scientific. Setelah pembelajaran dengan bahwa pembelajaran scientific dalam proses
menggunakan modul selesai siswa diberikan belajar akan menjadikan siswa bekerjasama
soal posttest untuk mengukur keterampilan lebih kolaboratif, keikutsertaan lebih aktif,
berpikir kritis setelah menggunakan modul. dan mendidik siswa lebih bersifat Student
Untuk mengetahui peningkatan keterampilan Centered. Hasil keterampilan berpikir kritis
berpikir kritis dilihat pada nilai rata-rata antara pretest dan posttest tersaji pada
pretest dibandingkan nilai rata-rata posttest. gambar 1.
Deskripsi data keterampilan berpikir kritis
disajikan pada Tabel 6. 30
25
Tabel 6. Deskripsi data Keterampilan Berpikir Kritis
Frekuensi
20
Jumlah Standar
Jenis Tes Mean 15
Siswa Deviasi
Pretest 32 49 2 10
Posttest 32 64,4 7 5
0
Modul Fisika berbasis scientific Kritis Cukup Kurang Pretest
menggunakan metode eksperimen yang dapat Kritis Kritis
siswa lakukan sendiri. Modul tersebut Posttest
membantu siswa untuk belajar mandiri, Gambar 1. Histogram Keterampilan Berpikir Kritis
sesuai dengan fungsi modul, yaitu sebagai Penelitian menggunakan pendekatan
panduan siswa untuk belajar mandiri. scientific dengan model pembelajaran
Sebagaimana diungkapkan Hamalik berbasis masalah yang memiliki lima tahapan
(2010:146) bahwa pembelajaran modul pembelajaran yaitu orientasi siswa pada
dilaksanakan berdasarkan pertimbangan masalah, pengorganisasian siswa dalam
kemampuan individual dan kecepatan belajar belajar, membimbing penyelidikan
sendiri, fleksibilitas, kebebasan, partisipasi individual, mengembangkan dan menyajikan
aktif, peranan pembimbing, interaksi dengan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi
bahan tertulis, dan instruksional. Sedangkan proses pemecahan masalah. Pembelajaran
menurut Wijaya (1992: 98) menyusun modul scientific dengan model pembelajaran
harus disesuaikan dengan minat, perhatian, berbasis masalah dapat mengembangkan
dan kebutuhan. kemampuan siswa dalam menganalisis
Berdasarkan data hasil penelitian permasalahan dengan menggunakan langkah-
dapat disimpulkan bahwa keterampilan langkah ilmiah. Adapun langkah ilmiah itu
berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih dikenal dengan 5M yakni mengamati,
24
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 19-28)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Nilai
yang tidak mampu membuat keputusan 200
sendiri dikarenakan keterampilan berpikir 150
100
siswa belum berkembang. 50
Keterampilan berpikir kritis 0
merupakan kemampuan memberi alasan
secara terorganisasi dan mengevaluasi
kualitas suatu alasan secara sistematis.
Berdasarkan R.H Ennis keterampilan berpikir
kritis dikembangkan menjadi lima aspek Pretest
yaitu memberi penjelasan sederhana
Posttest
(elementary clarification), membangun
Gambar 2. Aspek Keterampilan Berpikir Kritis
keterampilan dasar (basic support),
Penilaian sikap diamati oleh observer dengan
menyimpulkan (interference), memberi
mengamati sikap, perilaku, dan sopan santun
penjelasan lanjut (advanced clarification),
siswa saat pembelajaran dengan
mengatur strategi dan taktik (strategy and
menggunakan lembar observasi.
tactics). Berdasarkan hasil penelitian
Respon siswa setelah dilaksanakan
diperoleh bahwa aspek berpikir kritis pada
pembelajaran fisika berbasis scientific sangat
memberi penjelasan sederhana (elementary
positif. Hasil respon mengalami peningkatan
clarification) mengalami peningkatan yang
dari kategori baik menjadi sangat baik, hal
terbaik diikuti membangun keterampilan
tersebut ditunjukkan pada hasil rata-rata di
dasar (basic support), menyimpulkan
kelas yaitu 34 daripada hasil uji coba terbatas
(interference), memberi penjelasan lanjut
yang diperoleh dengan rata-rata 30.
(advanced clarification), mengatur strategi
dan taktik (strategy and tactics). Berdasarkan
hasil analisis pengelolaan data dengan 20
menggunakan IBM SPSS Statistic 20 yang
diperoleh hasil Sign (2-tailed) dibawah 0,05 15
Frekuensi
25
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 19-28)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Tahap kelima yaitu evaluation, tahap scientific pada materi fluida statis
evaluasi dilaksanakan penilaian pada setiap menggunakan model pengembangan ADDIE
aspek. Berdasarkan Pribadi (2009: 135) meliputi analyze, design, development,
menyatakatan bahwa dalam tahap evaluasi implementation, and evaluation. Berdasarkan
pada model pengembangan ADDIE yaitu angket pengungkap kinerja siswa, angket
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. pengungkap kebutuhan guru dan siswa serta
Evaluasi formatif dilaksanakan dengan hasil observasi sumber daya sekolah dan
mengevaluasi pengetahuan siswa, sikap siswa inventarisasi sumber belajar pada tahap
terhadap pembelajaran, dan keuntungan yang analyze, disusunlah draft modul fisika
dirasakan sekolah setelah dilaksanakan berbasis scientific pada materi fluida statis
penerapan modul fisika berbasis scientific. (design). Tahap selanjutnya yaitu
Hasil evaluasi formatif menunjukkan bahwa development, draf modul divalidasi oleh
pengetahuan siswa meningkat setelah dosen, guru, dan peer review. Tahap
diberikan modul Fisika berbasis scientific, implementation, modul diujicobakan kecil
sikap siswa terhadap pembelajaran dengan kepada 9 siswa dan diimplementasikan di
menggunakan modul sangat antusias sekali, kelas. Tahap evaluation, evaluasi
dan Kepala Sekolah merasa senang dan akan dilaksanakan secara formatif dan sumatif. (2)
menghimbau guru di SMA Negeri 6 Modul fisika berbasis scientific pada materi
Surakarta untuk mengembangkan modul fluida statis di validasi oleh dosen, guru, dan
dalam pembelajaran. Evaluasi sumatif peer review. Hasil validasi dosen pada
dilaksanakan setelah program dievaluasi kelayakan isi menunjukkan kategori baik
secara formatif. Pelaksanaan penilaian dalam dan kelayakan penyajian menunjukkan
penelitian yaitu dengan melihat kontribusi kategori sangat baik. Hasil validasi guru pada
hasil belajar siswa dengan menggunakan kelayakan bahasa menunjukkan kategori
modul fisika berbasis scientific dengan hasil baik. Hasil validasi peer review pada
belajar siswa pada ujian tengah semester kelayakan bahasa menunjukkan kategori
genap. Hasil pengolahan data dengan regresi sangat baik. Berdasarkan hasil validasi dosen,
dan korelasi pada program IBM SPSS guru, dan peer review menunjukkan bahwa
Statistic 20 bahwa 76% variabel modul Fisika berbasis scientific pada materi
pembelajaran modul mampu dijelaskan oleh fluida statis layak digunakan untuk
variable hasil belajar UTS. Kontribusi meningkatkan keterampilan berpikir kritis
evaluasi Sumatif tersaji pada Tabel 7. siswa. (3) Modul fisika berbasis scientific
pada materi fluida statis dapat meningkatkan
Tabel 7. Regresi Pembelajaran Modul terhadap Hasil keterampilan berpikir kritis siswa. Dari 5
Belajar UTS aspek keterampilan berpikir kritis, aspek
Yang Jenis Uji Hasil Keputusan
diuji penjelasan sederhana (elementary
Regresi Uji F Sig. = 0,000 Valid clarification) mengalami peningkatan yang
R square Sig. = 0,760 Valid tinggi diikuti aspek membangun
keterampilan dasar (basic support), aspek
menyimpulkan (interference), aspek
Simpulan dan Saran memberikan penjelasan lebih lanjut
Hasil analisis dan pembahasan hasil (advanced clarification), dan aspek mengatur
penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) strategi & taktik (strategy & tactics)
Modul fisika berbasis scientific pada materi Sumbangan ide dan wawasan
fluida statis dikembangkan berdasarkan berkaitan dengan peningkatan keterampilan
komponen pembelajaran scientific dengan berpikir kritis siswa yaitu (1) Kepada guru
model pembelajaran berbasis masalah mata pelajaran Fisika, guru harus memahami
(problem based learning) dengan format karakteristik model pembelajaran yang
kriteria modul yang diadaptasi dari digunakan sebelum menerapkan didalam
Vembriarto dan merujuk pada standar yang kelas. Guru hendaknya mulai untuk
ditetapkan oleh BSNP tentang standar mengembangkan modul untuk pembelajaran
pengembangan modul dan buku teks. Fisika di kelas agar sesuai dengan
Pengembangan modul Fisika berbasis karakteristik siswa di kelas dan siswa dapat
26
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 19-28)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
menerima dengan baik konsep-konsep Fisika Dick dan Walter Carey. (2005). The Systematic
yang dipelajarinya, tidak hanya Design of Instruction. USA: Scott
mengandalkan LKS dan buku terbitan orang Foresman and Company.
lain yang tidak sesuai dengan siswa dan
Ennis, R.H. (2007). Critical Thinking. New
terdapat kesalahan dalam penyampaian
Jersey: Prentice Hall.
konsep-konsep fisika. (2) Kepada peneliti
yang lain disarankan untuk mengembangkan Festiana, I. (2013). Pengembangan Modul Fisika
penelitian sejenis, terutama penelitian Berbasis Masalah pada Materi Listrik
pengembangan modul dalam pembelajaran Dinamis untuk meningkatkan
fisika. Peneliti dapat mengembangkan modul Keterampilan Berpikir Kreatif. Tesis S2
dengan karakteristik model pembelajaran dan Pascasarjana UNS. Surakarta.
materi yang berbeda. Peneliti harus (Unpublished)
memahami tentang karakteristik model
pembelajaran yang digunakan dan siswa yang Gunawan, A. (2008). Genius Learning Strategi.
Jakarta: Pustaka Utama.
dijadikan sampel hendaknya diberikan
pemahaman yang jelas tentang pembelajaran Hamalik, O. (2010). Manajemen Pengembangan
berbasis scientific. Untuk memperoleh Kurikulum. Bandung. Remaja Rosada
keterampilan berpikir kritis dengan hasil Karya.
yang lebih baik, siswa hendaknya dapat terus
dilatih mengerjakan soal-soal yang dapat
mengukur keterampilan berpikir kritis. Pada Heinrich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. (1993).
tahap evaluasi, peneliti melakukan evaluasi Instructional Media. New York: MacMilan
secara formatif dan sumatif. Publishing Company.
__________. 2013. Undang-Undang Republik Krulik, S and Rudnick, J.A. (1995). The New
Indonesia No. 69 Tahun 2013 Tentang Sourcebook for teaching reasoning and
KD dan Struktur kurikulum SMA-MA. problem solving in elementary school
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Massachusetts:Allyn &Bacon A Simon
Dasar dan Menengah. & Schuster
Company.Http://google.com/problemsol
Arief, S. Sardiman, et. al. (2010). Media vingineducation.org diakses pada tanggal
Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo 20 Februari 2014.
Persada.
Muhfaroyin.(2009). Memperdayakan
Brooks, J.G & Brooks, MG. (1993). In Search of Kemampuan Berpikir Kritis Critical
Understanding The Case of Thingking As A Core Skill, The Ability
Constructivist Classroom. Alexandria, To Think Critically Is A Key Skill For
VA: Association for Supervision and Academic Success. (wal, 2003:
Curiculum Development. Northedge, 2005.
http://jurnaldiakronikafisnp.blogspot.co
Buffington, M L. (2002). Contemporary m diakses pada tanggal 10 Februari 2014
Approaches to Critical Thinking and The
World Wide Web. Journal arteducation. Orla C. Kelly and Odilla E. Finlayson. (2007).
Vol.72 (43). Virginia commonwealth Providing Solution through Problem-
University. Based Learning for the Undergraduate
1st year chemistry laboratory. Journal
Chemistry Education Research and
Practice. 8 (3): 347-361.
27
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 19-28)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
28