Anda di halaman 1dari 15

KKR & DOKTER KECIL

Created By: Puskesmas I Purwokerto Timur

Menu
Skip to content

Beranda
MATERI AJAR

Category Archives: PPPK


Teknik Pertolongan Pertama (Resusitasi
Jantung Paru RJP)
Posted on 24/04/2013 Meninggalkan komentar

METODE PERTOLONGAN PERTAMA


(Penanganan Korban Pingsan)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA
(Penanganan Korban Pingsan)

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama

Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang akibat
sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget,
lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu
hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, kecelakaan, lapar, terlalu
banyak mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), anemia,
dan lain-lain

Gejala umum :

Perasaan limbung Lemas


Pandangan berkunang- Keringat dingin
kunang Menguap berlebihan
Telinga berdenging Tak respon (beberapa
Nafas tidak teratur menit)
Muka pucat Denyut nadi lambat
Biji mata melebar

Penanganan

Baringkan korban dalam posisi terlentang


Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat
pernafasan
Beri udara segar
Periksa kemungkinan cedera lain
Selimuti korban
Korban diistirahatkan beberapa saat
Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat
menggunakan bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi,
minyak nyong-nyong, anomiak, durian dan lain-lain.
Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih tinggi
dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban
pingsan tersebut.
Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal
atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar
untah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa
lancar kembali.
Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minum seperti kopi atau teh
hangat. Jika orangnya diabetes jangan diberi gula dan jika orangnya masih belum kuat
memegang gelas atau minum sendiri dengan tangannya harap jangan diberi dulu agar
tidak tersedak.
Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik / pulih maka sebaiknya
hubungi ambulan atau dibawa ke pusat kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik,
dokter, rumahsakit, dsb agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai harta benda milik orang
yang jatuh pingsan tersebut raib digondol maling / copet yang senang beraksi dikala
orang lain sengsara. Perhatikan pula ornag lain yang membantu atau menonton
korban, jangan sampai mereka kecopetan saat serius membantu korban atau asyik
melihat kejadian.

Posted on 24/04/2013 Meninggalkan komentar

METODE PERTOLONGAN PERTAMA


(Pendarahan dan Luka Bakar)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA
(Pendarahan dan Luka Bakar)

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama


Luka
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan
atau injury.

Gejala

Terbukanya kulit
Pendarahan
Rasa nyeri

Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol atau boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril / plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:


1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:

Keluarkan tanpa menyinggung luka


Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
Evakuasi korban ke pusat kesehatan

2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai
menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

Luka dan Pencegahan terhadap kemungkinan Tetanus:

Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah :

Untuk mengurangi rasa sakit


Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah dan mengatasi peristiwa shyok yang mungkin dialami korban

Tingkatan Luka Bakar :

Luka Bakar Tingkat I

Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di bagian
luar lapisan kulit, misalnya, kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung dengan
objek panas seperti air panas atau uap panas.

Gejala :
kemerahan pada bagian yang terbakar
bengkak ringan
nyeri
kulit tidak terkoyak karena melepuh
Penanganan:
1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau kompres dengan air dingin
Pakailah handuk kecil atau sapu tangan yang dicelup air dingin).
2. Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
3. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
4. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar
5. Jangan memberikan obat obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.

Luka Bakar Tingkat II

Luka bakar tingkat dua adalah luka yang disebabkan oleh kerusakan lapisan bawah kulit
misalnya, sengatan matahari yang berlebihan, cairan panas, dan percikan api dari bensin atau
substansi lain.

Gejala:
kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris
melepuh
bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
kulit terlihat lembab atau becek

Penanganan
1. Siram dengan air dingin / air es bagian luka yang terbakar atau kompres handuk kecil
atau sapu tangan yang dicelup air dingin.
2. Keringkan luka dengan handuk bersih atau bahan lain yang lembut
3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi
4. Angkat bagian tangan ataua kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung
5. Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir atau
kesulitan bernapas.

Luka Bakar Tingkat III

Luka bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar
tingkat III misalnya kontak terlalu lama dengan sumber panas dan sengatan listrik

Gejala :
daerah luka tampak berwarna putih
kulit hancur
sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak

Penanganan
1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan selimut,
karpet, jaket dan bahan lain.
2. Kesulitan bernapas dapat terjadi pada korban khususnya bila luka terdapat pada wajah,
leher dan di sekitar mulut karena korban menghirup asap yang menyertai pembakaran.
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bernapas.
3. Tempelkan kain basah atau air ingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka di
bagian
wajah, tangan dan kaki. Tujuannya untuk menurunkan suhu daerah luka
4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, atau bahan
lain
yang anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok seperti kapas / kapuk.
5. Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan meski
lukanya
tidak terlalu besar.

Posted on 24/04/2013 Meninggalkan komentar

METODE PERTOLONGAN PERTAMA


(Pembalutan dan Pembidaian)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA
(Pembalutan dan Pembidaian)

Prosedur Pembalutan :

Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab
pertanyaan ini:

Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang
digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu
dibidai/tidak?)

Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.

Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan
pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu
direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:

Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi
luka selama didesinfeksi.
Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh
bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang
tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya
dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
Kemudian berikan balutan yang menekan.

Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan


dengan cara:
Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan
yang lebih mantap dapat diberikan.
Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama
15 menit.
Pengikatan dengan tourniquet.
o Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
o Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan)
dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)

o Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan


kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk
torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah
kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat
kekuningan.
o Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan
dengan kasa steril.
Elevasi bagian yang terluka

Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:

Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi


Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawah
letaknya di sebelah distal.
Tidak mudah kendor atau lepas

Prinsip dan Prosedur Pembidaian :


Prinsip

Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban jangan


dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih aman dipindahkan
ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan
pembidaian.
Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus
dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu
dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada
keraguan, perlakukan sebagai fraktur.
Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.

Prosedur Pembidaian

Siapkan alat-alat selengkapnya


Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya
dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur
dahulu pada sendi yang sehat.
Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara
bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau
penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dan sebagainya)
dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat
di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada
permukaan anggota tubuh yang dibidai.
Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara
keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.

Posted on 24/04/2013 Meninggalkan komentar

METODE PERTOLONGAN PERTAMA


(Patah Tulang)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA
(Patah Tulang)

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama

Patah Tulang
Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh sehingga tulang
menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit. Jika kita menemukan orang yang tulangnya
patah sebaiknya kita harus berhati-hati jika ingin menolongnya karena jika salah maka
cideranya akan bertambah parah.
Orang yang patah tulang sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter,
ahli patah tulang atau pusat kesehatan lainnya agar dapat segera diberi perawatan yang
intensif agar tulang yang patah bisa berangsur-angsur pulih kembali.

Gejala

Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang:
pembengkakan, memar, rasa nyeri.
Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah
akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama
bentuk dan panjangnya.
Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak
dapat digunakan lagi.
Perubahan bentuk
Nyeri bila ditekan dan kaku
Bengkak
Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
Ada memar (jika tertutup)
Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Beberapa Jenis/Macam Patah Tulang dan langkah langkah penanganannya :
1. Patah Tulang Tertutup
Patah tulang tertutup adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya tidak
melukai/merobek daging dan kulit yang ada di dekatnya. Patah tulang ini bisa menjadi
terbuka jika patahan tulangnya semakin parah dan menusuk daging / kulit hingga
menimbulkan luka berdarah.

Langkah langkah penanganan:

Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik
dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang
ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di
bagian yang patah.

2. Patah Tulang Terbuka


Patah tulang terbuka adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya membuat daging
dan kulit yang ada di sekitar patahan tulang menjadi sobek terluka. Patah tulang ini harus
benar-benar diwaspadai karena selain mudah infeksi karena luka menganga juga kita bisa
tertular penyakit orang yang berdarah tersebut bila tidak berhati-hati.

Langkah langkah penanganan:

Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
Jika darah masih mengalir hentikan pendarahan dengan menekan dan mengikat
bagian yang terluka dengan kain bersih.
Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik
dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang
ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di
bagian yang patah atau terluka.

3. Patah Tulang Belakang / Spinal


Pada kondisi patah tulang punggung atau tulang belakang si penderita akan merasa sakit pada
bagian belakang atau bagian leher. Jika demikian maka jangan menimbulkan banyak gerakan
pada korban agar tidak merusak sumsum tulang belakang yang bisa mengakibatkan lumpuh
permanen. Sebaiknya tunggu ambulan atau petugas medis yang berpengalaman untuk
mengurus korban lebih lanjut.

Langkah langkah penanganan:

Jangan membuat pasien banyak bergerak baik berpindah tempat, mengangkat kepala,
berdiri, duduk, dsb. Jika tidak mendesak jangan korban patah tulang belakang jangan
dipindahkan dari tempat semula dan jaga posisi agar tetap dengan kepala lurus ke
atas.
Hangatkan badan penderita patah tulang punggung dengan selimut.
Gunakan pengangkut dengan alas yang kuat dan keras seperti papan, meja, dll
diangkut minimal dua orang agar stabil.
Posted on 24/04/2013 Meninggalkan komentar

METODE PERTOLONGAN PERTAMA


(Gigitan Binatang Berbahaya)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA
(Gigitan Binatang Berbahaya)

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama

Gigitan Binatang
Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam
keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan
yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar
daripada luka biasa.

Pertolongan Pertamanya adalah:


Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut

Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di
alam terbuka, diantaranya:

Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada ketepatan
diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut
berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Hematotoksin (keracunan dalam)
2. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)

Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan,
sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita
adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.

Penanganan untuk Pertolongan Pertama :

Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari
jantung.

Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat

Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan

o Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk


membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran
arteri. Torniquet/ toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
o Letakkan daerah gigitan dari tubuh
o Berikan kompres es
o Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im
untuk menghilangkan rasa nyeri
Perawatan luka
o Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
o Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu
pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau
dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak
ada luka di mulut).
Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
Perbaikan sirkulasi darah
o Kopi pahit pekat
o Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
o Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor

Obat-obatan lain
o Toksoid tetanus 1 ml
o Antibiotic

Gigitan Lipan

Ciri-ciri
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya
setelah 4-5 jam

Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik

Gigitan Lintah dan Pacet

Ciri-ciri
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)

Penanganan
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal

Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya

Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun
beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang
sangat menyakiti.

Perhatian :
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku
atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah
mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping.
Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.

Posted on 23/04/2013 Meninggalkan komentar

METODE PERTOLONGAN (Evakuasi


Korban Kecelakaan)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA
(Evakuasi Korban Kecelakaan)

Evakuasi Korban
Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk
memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan
medis lebih lanjut.

Prinsip Evakuasi
1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki
semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau
bahkan kematian

Alat Pengangkutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal
tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan
alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:

1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi
cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas,

Bila dua orang maka penderita dapat:


Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak
perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau
tulang punggung.
Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
Model membawa balok
Model membawa kereta

2. Alat bantu
Tandu permanen
Tandu darurat
Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
Tali / webbing

Persiapan :
Yang perlu diperhatikan:

1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkanpenilaian


kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan angguan
persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita
yang tidak daolam posisi benar.

Posted on 23/04/2013 Meninggalkan komentar

puskesmasmersi

Tampilkan Profil Lengkap

To: Peserta Ajar


Hei, kmu boleh donlot materinya dulu lho, sbelum kmu ikut Pelatihan Kader Kesehatan
Remaja (KKR) dan Dokter Kecil dari WebBlog ini.
Materi disini jg bs dgunakan bwt referensi kmu yg ikut PMR/Pramuka Saka Bhakti Husada.
ups! jangan lupa.. Makan dulu sebelum berangkat pelatihan, gak perlu banyak2 yg penting
bergizi..
"see you on site!"
Team KKR/DokCil
puskesmas I Purwokerto Timur
Cara Mencari Materi
Silahkan pilih kategori yang diinginkan, kemudian pilih file yang akan di unduh.

Kategorinya itu
Mencari Sesuatu?
Cari

Halaman
MATERI AJAR
TERAS RUMAH

Pos-pos Terakhir
Teknik Pertolongan Pertama (Resusitasi Jantung Paru RJP)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Penanganan Korban Pingsan)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Pendarahan dan Luka Bakar)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Pembalutan dan Pembidaian)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Patah Tulang)

Yg Baru Saja Koment


Arsip Yg Kami Punya
April 2013

Yuks Click Tautan ini..


Puskesmas 1 Purwokerto Timur

Wanna Comi in?


Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Yuks ikuti Blog ini via e-mailmu
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima
pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabunglah dengan 462 pengikut lainnya.

ndelok tanggal
April 2015
S S R K J S M
Apr
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30

paling sering dikunjungi


TERAS RUMAH
METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Pembalutan dan Pembidaian)
METODE PERTOLONGAN (Evakuasi Korban Kecelakaan)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Gigitan Binatang Berbahaya)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Alat Bantu pada Pertolongan Pertama)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Penanganan Korban Pingsan)
Teknik Pertolongan Pertama (Resusitasi Jantung Paru RJP)
METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Patah Tulang)

nyang nulis materi


puskesmasChatBox!!!
KKR & DOKTER KECIL
Blog di WordPress.com. The Chalkboard Theme.
Ikuti

Follow KKR & DOKTER KECIL


Get every new post delivered to your Inbox.

Bergabunglah dengan 462 pengikut lainnya.

Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai