[Document subtitle]
[DATE]
[COMPANY NAME]
[Company address]
BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang
Bahan yang tidak dapat menghantarkan panas disebut bahan
isolator panas. Benda yang termasuk bahan isolator panas terbuat dari
kayu dan plastik. Misalnya pensil, pulpen, dan penggaris.
Benda yang memanfaatkan panas adalah termos. Termos digunakan untuk
menyimpan air panas agar tahan lama. Pada bagian penutup termos
biasanya terbuat dari gabus atau plastik yang bersifat tidak dapat
menghantarkan panas.
Panas dapat berpindah dari suatu zat ke zat yang lain dengan 3 cara yaitu:
Cara konduksi
Cara konveksi
Cara radiasi
Dari ke-3 cara tersebut sifat yang umum adalah bahwa perpindahan panas
itu terjadi apabila ada perbedaan temperatur sedangkan panas selalu
dipindahkan pada arah temperatur rendah.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Defenisi Percobaan
Perkembangan teknologi sekarang ini, untuk menyimpan zat-zat cair
kriogenik yang bersuhu rendah (sampai kira-kira 2500C), misalnya hidrogen
cair untuk waktu yang lama, telah dikembangkannya
superisolator(superinsolation). Superisolator yang paling efektif terdiri dari
lapisan-lapisan rangkap yang terbuat dari bahan yang berdaya refleksi tinggi
dengan isolatorisolator sebagai pengantara. Keseluruhan sistem ini dihampakan
agar konduksi melalui udara menjadi minimum (Wang Q.w, 2002). Mate
rialisolasi digunakan untuk mempertahankan temperatur zat pada keadaan
dingin dan panas. Material isolasi terkadang dipandang kurang praktis karena
mahal dan tebal. Material isolasi dapat digantikan dengan menggunakan
rongga udara bertekanan rendah atau vakum. Membuat derajat kevakuman
100% pada rongga udara tidaklah mudah, biasanya masih ada udara didalam
rongga yang mengakibatkan terjadinya perpindahan panas konveksi alami
(natural convection) antara kedua permukaan pembentuk rongga tersebut
(Holman JP, 1988).
Konduksi
K= /
Keterangan :
Konveksi
Viscositas fluida
Kecepatan fluida
Perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
Kapasitas panas fluida
Rapat massa fluida
Bentuk permukaan kontak
Rumus :
H = h x A x T
Radiasi
Rumus :
E = e T4
e : emitansi (0 e 1)
BAB III
A.Materi
Alat
1. Stopwatch
2. Seperangkat peralatan pengukur konduktifitas isolator panas
Bahan
1) Logam
B.Metode
Prosedur Kerja
1. Arus Listrik
Arus listrik yang digunakan adalah : AC 200/220 V dan power 50/60
Hz.
2. Power Suplay
Tekan tombol On,SW (AC 220 V )
3. Voltage Adjustment
Atur Voltage Adjustment kearah 25V,On AC pada petunjuk indikator.
4. Peralatan
Pengukuran dan pembacaan dari pada harga temperatur
,voltage,ampere dari 1,2,...,5 setiap 10 menit sesudah start.
5. Penyelesaian dan perhitungan:
Sesudah pencatatan harga dari temperatur sudah selesai,ulangi seperti
pengambilan harga temperatur dengan cara penekanan tombol
sebanyak 4-5 kali.
6. Pengatur voltage
Apabila pengambilan data sudah selesai,knop dari voltage adjuster
dikembalikan ke posisi semula.
7. Matikan power supply Knop power SW(AC 220V) ke posisi Off.
C. Gambar rangkaian dan percobaan.
Satu set peralatan pengukur konduktifitas isolator panas
BAB IV
TEMPERATUR
Time Volt Curr
STV T V A 1 2 3 4 5
o
UNIT h. min V A C
1 2 3 4 5 6 7 8
r2= 0,0236
B. Pembahasan
Untuk data ke 4 ( t=20 menit )
a. Meghitung sumber panas
Q = 0,86.V . A
= 0,86 . 35 volt . 0,7 A
= 21,07 kkal/jam
= 0,351 kkal/menit
b. Perbedaan temperatur
=
= (84,5 69,2) oC
= 15,3 oC
=
= (69,2 56,4) oC
= 12,8 oC
=
= (56,4 45,3) oC
= 11,1 oC
=
= (45,3 38,9) oC
= 6,4 oC
0,351 . 0,023560,0136
=
2 (3,14) . 15,3 . 0,25
0,351 0,5517692
=
24,021
= 0,0080539 kkal/m.menit.0C
. 32
23 =
2 .23 .
0,351 . 0,03360,0236
=
2 (3,14) . 12,8 . 0,25
0,258 0,3532
=
20,096
= 0,00617 kkal/m.menit.0C
. 43
34 = 2 .12 .
0,351 . 0,04360,0336
= 2 (3,14) . 11,1 . 0,25
0,258 0,26053
= 17,427
= 0,0005246 kkal/m.menit.0C
. 54
45 = 2 .12 .
0,351 . 0,05360,0436
= 2 (3,14) . 6,4 . 0,25
0,258 0,20649
= 10,048
= 0,007213 kkal/m.menit.0C
d. Menghitung temperatur rata-rata.
1 + 2 84,5 +69,2
12 = = = 76,85oC
2 2
2 + 3 69,2 + 56,4
23 = = = 62,8 oC
2 2
3 + 4 56,4 +45,3
34 = = = 50,85oC
2 2
4 + 5 45,3+ 38,9
45 = = = 42,1 oC
2 2
Data ke 5
1. Untuk pengukuran pada waktu 25 menit
a. Sumber Panas
Q = 0,86.V . A
= 0,86 . 35 volt . 0,7 A
= 21,07 kkal/jam
= 0,351 kkal/menit
b. Perbedaan temperatur
12 =12
= (92,9 76,2) oC
= 16,7 oC
23= 23
= (76,2 62,0) oC
= 14,2 oC
34= 34
= (62,0 49,2) oC
= 12,8 oC
45=45
= (49,2 41,4) oC
= 7,8oC
0,351 . 0,023560,0136
= 2 (3,14) . 16,7 . 0,25
0,351 0,5517692
= 26,219
= 0,007387 kkal/m.menit.0C
. 32
23 = 2 .23 .
0,351 . 0,03360,0236
= 2 (3,14) . 14,2 . 0,25
0,258 0,3532
= 22,294
= 0,003852 kkal/m.menit.0C
. 43
34 = 2 .12 .
0,351 . 0,04360,0336
= 2 (3,14) . 21,1 . 0,25
0,258 0,26053
= 33,127
= 0,0027604 kkal/m.menit.0C
. 54
45 = 2 .12 .
0,351 . 0,05360,0436
= 2 (3,14) . 14,3 . 0,25
0,258 0,20649
= 22,451
= 0,003228 kkal/m.menit.0C
1 + 2 92,9 +76,2
12 = = = 84,55oC
2 2
2 + 3 76,2 + 62,0
23 = = = 69,1oC
2 2
3 + 4 62,0 +49,2
34 = = = 55,6oC
2 2
4 + 5 49,2+ 41,4
45 = = = 45,3oC
2 2
Data ke 10
2. Untuk pengukuran pada waktu 30 menit
a. Meghitung sumber panas
Q = 0,86.V . A
= 0,86 . 35 volt . 0,7 A
= 21,07 kkal/jam
= 0,351 kkal/menit
b. Perbedaan temperatur
12 =12
= (132,2 109,6) oC
= 22,6 oC
23= 23
= (109,6 89,1) oC
= 20,5 oC
34= 34
= (89,1 68,0) oC
= 21,1 oC
45=45
= (68,0 53,7) oC
= 14,3oC
0,351 . 0.02360,0136
= 2 (3,14) . 22,6 . 0,25
= 0,005452 kkal/m.menit.0C
. 32
23 = 2 .23 .
0,351 . 0,03360,0236
= 2 (3,14) .20,5 . 0,25
= 0,003852 kkal/m.menit.0C
. 43
34 = 2 .12 .
0,351 . 0,04360,0336
= 2 (3,14) . 21,1 . 0,25
= 0,0027604 kkal/m.menit.0C
. 54
45 = 2 .12 .
0,351 . 0,05360,0436
= 2 (3,14) . 14,3 . 0,25
= 0,003228 kkal/m.menit.0C
1 + 2 132.2 +109.6.2
12 = = = 120.9 oC
2 2
2 + 3 109.6 + 89.1
23 = = = 99.35oC
2 2
3 + 4 89.1 + 68.0
34 = = = 78.55oC
2 2
4 + 5 68.0+ 53.7
45 = = = 60.85oC
2 2
= 0. 32712
kkal
23 = 0,003852 x 60
menit
= 0. 23112
kkal
34 = 0,0027604 x 60
menit
= 0. 165624
kkal
45 = 0,003228 x 60
menit
= 0. 19368
D . Tabulasi Data
Clock
Vaton
AC voltmeter AC ammeter Digital Thermometer 8-1 8-2 8-3 8-4 8-5 8-6 8-7 8-8 8-9 8-10 8-11 8-12 8-13 8-14
Experimental
Time Volt Curr Temperatur Difference Thermal Conductivity Mean Themperature
Constants
T C A 1 2 3 4 5 Q 12 12 12 45 12 23 34 45 12 23 34 45 K1 K2
kkal/ja
h:min V A O
C C kkal/jam.m.
m
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
5 35 0,7 55.7 46.2 39.3 34.3 32.0 0.351 9.5 7 4.9 2.3 0.013 0.043 0.012 0.0201 50.95 42.1 36.76 33.45
10 35 0,7 63.3 52.7 44.7 37.7 34.1 0.351 10.6 8 7 3.6 0.016 0.051 0.0064 0.0128 58 48.1 41.2 35.9
0,03452
0,00232
0.3
15 35 0,7 75.7 61.7 50.5 41.5 36.5 13.8 11.2 9 5 0.0089 0.0071 0.0087 0.092 68.6 56.1 46 39
51
101. 14.
30 35 0,7 83.6 67.8 53.1 43.9 0.351 18.3 15.8 9.2 0.006 0.005 0.003 0.005 93.75 75.7 60.45 48.5
9 7
KESIMPULAN
Warren L, Mc Cabe, Julian C. Smith, dan Peter harriot, (1999), Operasi Teknik
Kimia, Jilid 1, Cetakan ke-4, PT. Erlangga.
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL PERCOBAAN
KEHILANGAN TEKANAN AKIBAT GESEKAN
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari dasar-dasar dinamika fluida
2. Mempelajari sifat fluida Inkompressible dalam jaringan pipa, khususnya
kehilangan tekanan akibat gesekan fluida
3. Memberikan motif untuk penghematan energi dalam operasi plastik.
C. LATAR BELAKANG
LANDASAN TEORI
A. ALIRAN FLUIDA
Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari
benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah
mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan
molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil
pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat mempertahankan suatu bentuk
dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar diberikan pada zat padat
tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun volumenya, sedangkan
zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair
mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan
padanya gaya yang sangat besar dan gas tidak mempunyai bentuk dan
maupun volume yang tetap,gas akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena
fase cair dan gas tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap
keduanya mempunyai kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian
kedua duanya sering secara kolektif disebut sebagai fluida.
1. Kerapatan (density)
Kerapatan atau density dinyatakan dengan ( adalah huruf
kecil Yunani yang dibaca rho), didefinisikan sebagai mass per satuan volume.
v = volume (m3)
M= .v [ kg ] (2-2)
.w (g/cm3)
.a (g/cm3)
Dimana
c = massa jenis cairan (g/cm3)
3. Tekanan (pressure)
F = gaya (kg)
F/A = m.g/A
= 11760 kg/m2
= 12 10 N/m2
Terhadap tanah. Jika orang tersebut berdiri dengan satu kaki
atau dua kaki dengan luasan yang lebih kecil, gayanya akan sama tetapi karena
luasannya menjadi 2 maka tekanannya akan menjadi dua kali yaitu 24 10 N/m .
Konsep tekanan sangat berguna terutama dalam berurusan dengan
fluida. Sebuah fakta eksperimental menunjukkan bahwa fluida menggunakan
tekanan ke semua arah.
Hal ini sangat dikenal oleh para perenang dan juga penyelam yang secara
langsung merasakan tekanan air pada seluruh bagian tubuhnya. Pada
titik tertentu dalam fluida diam, tekanan sama untuk semua arah. Ini
diilustrasikan dalam II-1. Bayangan fluida dalam sebuah kubus kecil
sehingga kita dapat mengabaikan gaya gravitasi yang bekerja padanya.
Tekanan pada suatu sisi harus sama dengan tekanan pada sisi yang
berlawanan. Jika hal ini tidak benar, gaya netto yang bekerja pada ini
tidak akan sama dengan nol, dan kubus ini akan bergerak hingga tekanan yang
bekerja menjadi sama.
F gh
P = = [ kg/m2 ] (2-6)
A A
p = g h [ mmHg ] (2-8)
dimana :
= kerapatan ( kg/m3 )
g = gravitasi ( m/det2)
4. Kekentalan (viscosity)
bervariasi secara linear dari 0 hingga v. Kenaikan kecepatan dibagi oleh jarak
dengan perubahan ini dibuat sama dengan v/I disebut gradien kecepatan.
FL
F= [ kg/m2 ] (2-9)
I
kekentalan, :
FL
= [ Pa.s ] (2-10)
AV
dimana :
F = gaya (kg/m2)
r ( P1 P2 )
= [ m /detik3 ] (2-11)
8L
dimana :
L = panjang tabung ( m )
= kekentalan (P.s/m2)
Q = laju aliran volume (m /detik3)
1. Persamaan Kontiunitas
m = 1 . A1 . V1 . t (2-12)
dengan kata lain massa m1/t adalah kira -kira sama dengan 1 A1 V1 .
Kita harus mengambil t cukup kecil sehingga didalam interval waktu ini
baik V maupun Atidak berubah banyak pada jarak yang dijalani fluida, sehingga
dapat ditulis massa di titik P adalah 1 A1 V1 massa di titik Q adalah 2 A2 V2
, dimana 1 dan 2 berturut-turut adalah kerapatan fluida di P dan Q. Karena
tidak ada fluida yang berkurang dan bertambah maka massa yang
menyeberangi setiap bagian tabung per satuan waktu haruslah konstan. Maka
massa P haruslah sama dengan massa di Q, sehingga dapatlah ditulis;
1 A1 V1 = 2 A2 V2 (2-13)
A V = konstan (2-16)
Jenis aliran fluida didalam pipa tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
persatuan luas.
Q
= [ m/detik ] (2-18)
A
Jenis alat ukur aliran fluida yang paling banyak digunakan diantara alat ukur
lainnya adalah alat ukur aliran fluida jenis beda tekanan. Hal ini
dikarenakan oleh konstruksinya yang sederhana dan pemasangannya yang
mudah. Alat ukur aliran beda tekanan dibagi atas empat jenis :
1. Venturi Meter
2. Plat Orifice
3. Nozzle
4. Pitot Tube
G. Tabung Venturi
Tabung Venturi adalah suatu alat yang terdiri dari pipa dengan
penyempitan dibagian tengah yang dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk
mengukur kecepatan
aliran suatu zat cair. Fluida yang digunakan pada venturi meter ini dapat
berupacairan gas dan uap.
Tabung Venturi ini merupakan alat primer dari pengukuran
aliran yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya dapat
dilihat pada gambar II-7. Sedangkan alat untuk menunjukkan besaran
aliran fluida yang diukur atau alat sekundernya adalah manometer tabung U.
Tabung Venturi memiliki kerugian praktek tertentu karena harganya mahal,
memerlukan ruang yang besar dan rasio diameter throatnya dengan
diameter pipa tidak dapat diubah.
a. Bagian inlet
Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti diameter
pipa atau cerobong aliran. Lobang pengambilan tekanan awal
ditempatkan pada bagian ini.
b. Inlet cone
c. Throat (leher)
d. Outlet cone
Bagian akhir dari venturi meter yang merupakan kebalikan dari inlet cone.
2. Plat Orifice
Plat orifice merupakan pengukur aliran yang paling murah, paling
mudah pemasangannya tetapi kecil juga ketelitiannya di antara pengukur-
pengukur aliran jenis head flow meter. Pelat orifice merupakan plat yang
berlubang dengan piringan tajam. Pelat-pelat ini terbuat dari bahan-bahan yang
kuat. selain terbuat dari logam, ada juga orificenya yang terbuat dari plastic agar
tidak terpengaruh oleh fluida yang menglir (erosi atau korosi).
3. Nozzle
A. MATERI
Alat
1. Pipa Orifice
2. Pipa Nozzle
3. Pipa Venturi
4. Thermometer
5. Manometer U terbalik
6. Rota meter
7. Pompa air
8. Drain Valve
9. Vent Valve
10. Pompa sirkulasi
Bahan
1. Air
B. METODE
1. Menutup semua vent valve dan drain valve, kemudian di buka semua.
2. Menjalankan pompa sirkulasi.
3. Mengukur beda tegangan tekanan dengan manometer U terbalik,
dengan laju arus aktual di ukur dengan rota meter.
4. Tekanan keluar dan laju arus dapat di ubah, diulangi pengukuran
sampai 3 kali, lalu diambil data yang paling stabil.
5. Kemudian udara di purging melalui vent valve.
C. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK DAN PERHITUNGAN
Tabel I
PERBEDAAN TEKANAN TEMPERATUR
LAJU ARUS
PERCOBAAN Pipa Pipa Pipa 1
Q (m3/jam)
(25 26) (23 24) (21 22)
1 0,6 6 7 10 30
2 0,9 11 12 15 32
3 1,1 18 16 25 32
PERBEDAAN TEKANAN
Laju Arus TEMPERATUR
PERCOBAAN Elbow Reducer Reducer Gate Globe V cock V
3
Q (m /jam) Elbow Tiba Tiba
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12
1 0,6 31 27 25 20 18 25 25 6 6 6
2 0,9 32 33 35 35,3 30 41 35 4 32 25
3 1,1 33 48 53 50 56 63 45 45 55 41
Tabel III
PERBEDAAN TEKANAN (mmHg)
LAJU ARUS TEMPERATUR
PERCOBAAN Nozzle
3
Q (m /jam) Orifice Venturi
17 - 18 15 16 13 14
1 0,6 32 5 12 18
2 0,9 32 14 17,3 42
3 1,1 33 41 35 47
B.PEMBAHASAN
= 0,000194 m3/dtk
Kecepatan Air dalam Pipa
2 0,000194 3 /
V = 1 = 3,14
( )2 (0,0161 )2
4 2 4
0,000194 /
= 0,000203479
= 0,95341m/dtk
2 0,000194 3 /
V = 3 = 3,14
( )2 (0,0261 )2
4 4 4
0,000194 /
= 0,000366249
= 0,5297 m/dtk
2 0,000194 3 /
V1 = = 3,14
(1)2 (0,0296 )2
4 4
0,000194 /
= 0,000687785
= 0,2821 m/dtk
Faktor gesekan untuk aliran air dalam pipa
1 1
2gh d 2 (9,8)0,408 mH2 O (0,0161m)
= 2 2
=
1
(v )2 x ( 0,95341 )2 x 2 m
2
= 0,07 mH2O
3 3
2gh d 2 (9,8)0,816 mH2 O (0,0261 m)
= 4 4
=
3
(v )2 x ( 0,226621)2 x 2 m
4
= 0,6147 mH2O
2 g h1 d1 2 (9,8)0,816 mH2 O (0,0296m)
1 `s = =
(v1)2 x ( 0,12067)2 x 2 m
= 0,8391 mH2O
Interpolasi T = 32 C
X = 32
X1 = 30
X2 = 35
Y1 = 0,00796 104
Y2 = 0,00724104
1 1
=
21 21
3230 0,00796104
=
3530 0,00724104 0,00796104
Y = 7,672 107
1 1
0,0161 0,95341 /
Red = 2 2
=
0,00725 104 2 /
= 20001,18
3 3
0,0216 0,5297 /
Red = 4 4
=
0,00725 104 2 /
= 14931,34
1 1 0,0296 0,2821 /
Red 1 = =
0,00725 104 2 /
= 10883,94
Menghitung laju arus teoritis yang melewati orifice, Qo
ho = 20 mmhg x 0,0136 mH20 = 0,272 mH20
3,14
Qo = do22 = (0,0147 m)22 9,8 0,272 2
4 4
= 0,01695,3312 /2
= 3,9167 104 m3/dtk
Menghitung laju arus teoritis yang melewati nozzle,Qn
hn = 60 mmhg x 0,0136 mH20 = 0,816 mH20
3,14
Qv = dv22 = (0,0119 m)22 9,8 0,544 2
4 4
= 5,387 104m3/dtk
1 1,94104 3 /
Cv = = = 0,5343
3,631104 3 /
1 1,94104 3 /
Cn = = = 0,3601
5,387104 3 /
2. Grafik
Coefficient of Head Loss Across
12 0,816 2
E1-2 = =
(1)2 /2 (0,2821)2 /2 9,8
0,816 2
= 0,0040
= 200,97
34 0,68 2
E3-4 = =
1
(1 )2 /2 (0,2821)2 /2 9,8
2
0,68 2
=
0,00406
= 167,48
56 0,68 2
E5-6 = 1 =
(1 )2 /2 (0,2821)2 /2 9,8
2
0,682
= 0,00406
= 167,48
78 0,68 2
E7-8 = =
(1)2 /2 0,07958 /2 9,8
0,408 2
= 0,00406
= 167,48
910 0,68 2
E9-10 = =
(1)2 /2 0,07958 /2 9,8
0,5576 2
= 0,00406
= 167,48
1112 0,816 2
E11-12 = =
(1)2 /2 0,0795 /2 9,8
0,8162
= 0,00406
= 200,985
2728 0,948 2
E27-28 = =
(1)2 /2 (0,2821)2 /2 9,8
0,948 2
= 0,00406
= 100,46
2930 0,544 2
E29-30 = =
(1)2 /2 (0,2821)2 /2 9,8
0,544 2
= 0,00406
= 133,95
3132 0,544 2
E31-32 = =
(1)2 /2 (0,2821)2 /2 9,8
0,5442
= 0,00406
= 133,95 mH2O
C.GRAFIK(TERLAMPIR)
D.TABULASI DATA
TABEL I
Perbedaan tekanan (mmHg) Kecepatan air dalam pipa(m/s) Faktor gesekan Bilangan reynold
TEMPE
PERCO LAJUARUS
RATUR
BAAN Q(m3/JAM
Pipa (25-26) Pipa (23-24 Pipa 1 (21-22) oC Pipa Pipa Pipa1 1 Red Red Red1
1 0,6 30 40 60 32 0,8177 0,4550 0,2422 0,0962 0,5562 4,0358 17159,76 12810,21 9344,52
2 0,7 30 60 60 32 0,9351 0,5297 0,2821 0,0709 0,6147 0,8391 20001,18 14913,3 10883,942
47
3 0,8 40 60 50 32 1,0910 0,6061 0,32277 0,07210 0,4701 1,89335 22895,07 17064,3 12523,82
3 3
4 0,9 20 30 30 32 1,2286 0,6825 0,3635 0,1137 0,7416 3,58288 25782,66 19215,32 14024,50
Tabel II
PER TIBA2
LAJUARUS TEMPER
COB ELBOW REDUCER REDUCER GATE GLOBE TIBA2
Q(m3/JAM) ATUR oC V COCK V ELBOW
AAN 29-30 ELBOW REDUCER GATE globe V cock elbow tiba2 tiba2
11-12 27-28
1-2 3-4 R 5-6 7-9 9-10 31-32
1 0.6 32 30 50 70 9.5917 x 10-4 10.4760 x 10-4 17.773 x 10-4 0.1736 0.15990 0.0937
2 0.7 32 20 40 60 3.9167 x 10-4 3.631 x 10-4 5.3837 x 10-4 0.4898 0.5343 0.3601
3 0.8 32 40 40 70 5.5411 x 10-4 3.3631 x 10-4 5.8213 x 10-4 0.4016 0.6119 0.3817
4 0.9 32 30 30 50 4.7969 x 10-4 6.2856 x 10-4 12.695 x 10-4 0.524 0.3977 0.1969
BAB V
A. KESIMPULAN
1. Jadi, Semakin besar perbedaan tekanan pada pipa maka, kecepatan air dalam pipa
semakin kecil
2. Laju arus yang mengalir pada fluida berbanding lurus dengan kecepatan aliran air
dalam pipa. Semakin besar laju arus yang mengalir maka semakin besar pula
kecepatan aliran dalam pipa
3. Tekanan disetiap aliran berbanding lurus dengan koefisien pada kehilangan panas.
Semakin tinggi tekanan pada aliran, maka koefisien akibat kehilangan panas semakin
besar.
B. SARAN
Sebaiknya sebagai seorang praktikan harus lebih teliti dan berhati- hati dalam
melakukan pecobaan ini, sebab sangat dibutuhkan kecepatan dan ketelitian dalam membaca
alat.
DAFTAR PUSTAKA
Mc. Warren 1985. Operasi Teknik Kimia, Jilid 1 .Erlangga : Ciracas Jakarta.
Moody, L.F. (1944). "Friction Factors for Pipe Flow". Transactions of the ASME