Anda di halaman 1dari 6

NARASI

Penyakit pada jaringan periodontal merupakan infeksi umum yang sering


terjadi pada manusia yang ditandai dengan adanya inflamasi pada gingiva serta
hilangnya jaringan periodontal dan berakhir pada lepasnya gigi. Dalam beberapa
tahun terakhir telah diamati hubungan antara penyakit periodontal dengan
penyakit sistemik mengalami peningkatan. Studi terbaru menunjukan bahwa
penyakit periodontal dapat mempengaruhi berkembangnya penyakit sistemik. Hal
ini terjadi akibat kuman patogen yang masuk kedalam aliran darah melalui infeksi
yang terjadi pada jaringan periodontal. Sehingga perlu mengetahui etiologi dan
pathogenesis dari penyakit pada jaringan periodontal, proses kroniknya, inflamasi,
dan infeksinya yang memungkinkan menimbulkan efek ditempat lain dalam
tubuh. Adanya konsep bahwa penyakit pada regio oral dan penyakit sistemik
saling mempengaruhi satu sama lain, hal tersebut disebabkan karena mikroba dan
produknya dapat masuk kedalam aliran darah dan menyebabkan keruskan
ditempat lain. Dalam pembuluh darah terjadi proses inflamasi dan menyebakan
aktivasi mediator inflamasi yaitu Tumor Nekrosis Faktor-Alpha (TNF-),
Interleukin-1, Prostaglandin E2 (PGE2), dan interferon-. Mediator yang
dihasilkan selanjutnya menyebar dipembuluh darah dan berperan pada timbulnya
proses inflamasi secara global

Problem

Studi terbaru menunjukkan adanya hubungan antara periodontitis kronis


dengan munculnya penyakit pada kardiovaskular, infeksi pada system respirasi,
Preterm dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan diabetes mellitus.
Intervention

DataRiset Kesehatan Dasar


tahun 2013

Menurut data dari Riset kesehatan dasar Republik Indonesia sebanyak 26,9%
penduduk Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut, 68% diantaranya tidak
melakukan perawatan terhadap masalah tersebut. Masalah ini perlu mendapat
perhatian mengingat bahwa banyak penyakit sistemik yang memiliki pintu masuk
pada bagian gigi dan mulut. Penyakit yang dapat timbul diantaranya adalah
infeksi saluran nafas, gangguan pada sistem kardiovaskular, gangguan pada ibu
hamil sehingga menyebabkan kelainan pada bayi, dan masih banyak lagi.

Comparassion

Jurnal: Association between periodontitis and the development of systemic


diseasses: menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara periodontitis kronik
dengan perkembangan penyakit sistemik. Hal ini dapat terjadi akibat pertahanan
innate pada rongga mulut yang bereaksi untuk membatasi penyebaran infeksi
dengan memperkuat epitelium gingiva sebagai barrier fisik. Namun apabila
infeksi bakteri berlangsung dalam waktu yang lama dan progresif maka epitel
akan mengalami ulserasi pada bagian epitelium. Sehingga menyebabkan
terbukanya jaringan dasar dan membuat pembuluh kapiler serta jaringan
penghubung terpapar pada plak biofilm. Hal ini yang menjadi jalan masuk bakteri
kedalam aliran darah dan menyebabkan berbagai gangguan diantaranya adalah
penyakit kardiovaskular, infeksi pada system respirasi, Preterm dan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR), dan diabetes mellitus.

1. Penyebaran patogen pada jaringan periodontal secara hematogen ke


target organ
Pada beberapa studi penyakit kardiovaskular disebabkan oleh adanya plak
pada pembuluh darah yang menyebabkan kondisi aterosklerosis, dan setelah
dipelajari lebih lanjut ternyata terdapat DNA bakteri yang berasal dari jaringan
periodontal yaitu Treponema denticola, Campylobacter rectus, Tanerella
forsythia. Kondisi tersebut dapat menyebabkan munculnya penyakit jantung
coroner apabila pembentukan plak terus berlanjut. Adanya proses inflamasi diukur
melalui C-Reactive Protein. Toxin yang dihasilkan bakteri dapat mengakibatkan
perubahan patologik pada dinding pembuluh darah dan berefek sebagai precursor
aterosklerosis.Pada kondisi periodontitis bakteri yang terdapat pada daerah mulut
mampu bermigrasi menuju organ lain salah satunya adalah jantung. Bakteri
tersebut mampu bermigrasi melalui pembuluh darah dan menyebabkan keadaan
bakteriemi. Hal ini juga dapat terlihat pada pemeriksaan darah yang menunjukan
adanya kesamaan bakteri yang terdapat pada darah dan pada rongga mulut.
Kondisi bakteriemi yang timbul akan mengaktivasi mekanisme inflamsi yang
selanjutnya memicu terbentuknya plak pada pembuluh darah. Plak terbentuk
akibat adanya lesi pada pembuluh darah. Selanjutnya LDL melekat dan akan
membentuk foam sel akibat fagositosis oleh makrofag yang tidak sempurna
sehingga memperparah kondisi plak atheroma. Hal ini dapat terjadi pada seluruh
pembuluh darah, aterosklerosis pada jantung dapat menyebabkan terganggunya
vaskularisasi jantung yang mengakibatkan Penyakit jantung koroner.

2. Penyebaran patogen pada jaringan periodontal secara Transtrakea ke


target organ
Selain dapat menyebabkan kelain kardiovaskular, penyebaran bakteri
melalui jaringan periodontal juga dapat menyebabkan infeksi pada system
respirasi diantaranya adalah pneumoni dan beberapa penyakit obstruksi kronis
berhubungan dengan proses aspirasi bakteri melalui orofaring ke saluran nafas
bawah karena proses gangguan menelan. Plak pada gigi dapat berpotensi sebagai
sumber infeksi. Bakteri yang dapat menyebabkan hal tersebut diantaranya E. coli,
P. Aeruginosa, S.aureus, H. Influenzae.
3. Kasus Preterm dan BBLR
Perubahan hormonal pada saat kehamilan yang disertai adanya faktor lokal
seperti plak atau karang gigi akan menimbulkan pembesaran dan atau peradangan
pada gusi. Keadaan ini akan diperberat oleh kondisi gigi dan mulut sebelum
kehamilan yang sudah buruk. Bakteri pada mulut dapat secara langsung memasuki
barrier placenta melalui jalur hematogen. Bakteri dan komponen lain mampu
masuk melalui pembuluh darah daerah mulut (bakteriemi) yang selanjutnya akan
tersebar secara luas. Secara tidak langsung bakteri akan menyebabkan aktivasi
beberapa mediator inflamasi (PGE2, TNF) yang selanjutnya akan menembus
barrier placenta dan menyebabkan gangguan pada kehamilan. Kondisi lain yang
mampu menyebabkan gangguan pada kehamilan adalah terjadinya produksi
sitokin pro inflamasi (IL-6 dan CRP) yang diproduksi di hepar dan selanjutnya
mampu menembus barrier placenta. Pada kasus BBLR dan Pretermrespon
inflamasi merupakan faktor utama penyebab kondisi tersebut, bakteri P. gingivalis
yang masuk melalui transplasenta. Hal tersebut telah diuji coba pada hewan tikus
dan kelinci menyebabkan plasentitis dan chorioamnionitis yang mengakibatkan
kondisi Ketuban Pecah Dini (KPD) sehingga bayi harus segera dilahirkan.
Kondisi prematuritas dapat terjadi akibat adanya periodontitis melalui beberapa
mekanisme.. Beberapa mekanisme diatas akan mensupresi IGF-2 (faktor
pertumbuhan lokal ) yang selanjutnya akan berakibat pada pengakhiran masa
kehamilan .

4. Diabetes Melitus
Pada pasien dengan diabetes mellitus keadaan periodontitis dapat menjadi
semakin parah dan selanjutnya kondisi tersebut memperparah kondisi pada DM
yaitu memperburuk komplikasi seperti mikroangiopati dan resistensi insulin
akibat infeksi sistemik. Pada kondisi DMT-2 tingginya kadar glukosa dapat
menghasilkan pembentukan AGEs yang berlebih semakin memperburuk kondisi
periodontitis. AGEs juga di sekresikan melalui saliva tingginya kadar AGEs pada
saliva mampu memicu terjadinya atrofi pada tulang alveolar.
Outcome

Dental Health Education:

1. Menyikat gigi secara baik, benar dan teratur


Menyikat gigi yang baik adalah menyikat gigi yang dilakukan dengan
menggunakan cara yang dapat membersihkan seluruh permukaan gigi
tanpa mencederai jaringan lunak dalam mulut serta dilakukan secara
berurutan dari satu sisi ke sisi lainnya secara teratur. Adapun frekuensi dan
wktu menyikat gigi sebaiknya dilakukan paling sedikit dua kali sehari,
pagi setengah jam setelah sarapan dan malam sebelum tidur, lama
menyikat gigi minimal 2 menit
2. Pemilihan sikat gigi yang baik
- bulu sikat tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut
- harus dapat menjangkau seluruh permukaan gigi
- permukaan bulu sikat rata, tangkai lurus, kepala sikat tidak terlalu berat,
dan ujungnya mengecil
3. Penggunaan alat bantu pembersih rongga mulut
Supaya kebersihan mulut lebih terjaga dianjurkan menggunakan alat bantu
sikat gigi seperti sikat lidah, obat kumur, pasta gigi yang mengandung
fluor dan benang gigi.
4. Kontrol rutin ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali

KESIMPULAN
26,9% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut, 68% diantaranya
tidak melakukan perawatan terhadap masalah tersebut. Peningkatan angka
munculnya penyakit sistemik akibat gangguan pada bagian gigi dan mulut
menunjukkan rendahnya keasadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan
mulut. Penyakit periododontal merupakan penyakit dengan gambaran inflamasi
pada daerah gingival yang berujung pada terlepasnya gigi. Penyakit ini sering di
sepelekan oleh banyak orang. Penyakit periodontal sangat berhubungan erat
dengan berbagai penyakit sistemik diantaranya penyakit kardiovaskular, infeksi
saluran nafas, di abetes mellitus dan kelainan maternal. Beberapa bakteri mampu
menyebar melalui jalur hematogen maupun transtrakeal sehingga kondisi ini
mampu memperparah kondisi tersebut. pentingnya Dental Health Education
berupa cara menggosok gigi yang baik dan benar, memilih sikat yang baik,
penggunaan alat bantu pembersih rongga mulut akan memperbaiki kondisi diatas.

Anda mungkin juga menyukai