Anda di halaman 1dari 15

~ Hujan Makin Besar Akibat Pemanasan Global

Kumpulan Artikel - 230 - Pemanasan Global


Array Cetak ArrayPDF
Pemanasan Global Picu Hujan Makin Besar

Prediksi mengenai dampak pemanasan global terhadap perubahan cuaca sepertinya perlu
direvisi. Sebab, hasil analisis data satelit selama 20 tahun menunjukkan hasil yang berbeda
dengan prediksi selama ini.

Semua ahli cuaca dan iklim telah lama sepakat bahwa uap air yang terkandung di atmosfer naik sekitar
7 persen setiap kenaikan suhu global satu derajat Celcius. Namun, hasil pemodelan iklim dengan
komputer rata-rata menunjukkan uap air yang turun menjadi hujan hanya naik 1 hingga 3 persen
dengan kenaikan suhu yang sama. Karena itu, para peneliti berasumsi bahwa perbedaan ini karena
proses terbentuknya hujan dan penguapan berjalan lebih lambat.

Namun, kebanyakan pemodelan cuaca tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Saat digunakan
untuk simulasi cuaca dalam 2 dekade terakhir, model-model tersebut tidak begitu mempertimbangkan
perubahan curah hujan dan mengabaikan perubahan ekstrim seperti El Nino yang terjadi tahun 1998.

Hal itulah yang membuat Frank Wentz dari Remote Sensing Systems, sebuah perusahaan penganalisis
data satelit di Santa Rosa, California, AS, merasa ada faktor yang kurang dalam membuat pemodelan.
Ia kemudian mempelajari data pengukuran yang direkam enam satelit untuk melihat hubungan antara
kadar uap air di atmosfer, curah hujan, penguapan, dan kenaikan suhu global.

Hasilnya menunjukkan bahwa penguapan dan curah hujan berubah sebanding dengan kenaikan kadar
uap air di atmosfer yakni sekitar 6,5 persen setiap kenaikan suhu satu derajat Celcius. Artinya, proses
penguapan maupun terbentuknya hujan tidak melambat seperti prediksi sebelumnya.

Ia menggambarkan siklus air di atmosfer sebagai ban berjalan. Angin berperan membantu mengangkat
uap air dari permukaan Bumi ke atmosfer. Uap air yang berkumpul di atmosfer dan jenuh akan kembali
jatuh. Saat suhu naik, berarti makin banyak uap air yang bergerak dalam siklus tersebut dan semakin
banyak hujan yang diturunkan.

"Apa yang diprediksi dalam pemodelan menunjukkan bahwa pergerakan siklus ban berjalan ini
melambat sehingga uap air akan bertahan dan semakin jenuh di atmosfer," ujar Wentz. Menurutnya,
selama ini hal tersebut diperkirakan karena berkurangnya aliran angin secara global sehingga siklus
pergerakan uap air berjalan lebih lambat daripada sebelumnya.

Namun, hasil analisisnya terhadap data-data satelit menunjukkan bahwa aliran angin justru sedikit
mengalami kenaikan dalam 20 tahun terakhir begitu pula dengan tingkat penguapan dan curah hujan.
Temuannya dilaporkan online dalam Science Express edisi 31 Mei.

Menurut Wentz, pemodelan cuaca umumnya telah mampu memprediksi perubahan suhu dan kadar uap
air di atmosfer dengan baik namun kesulitan memperkirakan perubahan curah hujan. Hal tersebut
karena perubahan berlangsung singkat, pada cakupan yang sempit, dan berbeda-beda di tiap daerah.
Lusinan pemodelan iklim yang ada saat ini hampir seluruhnya memprediksi bahwa kenaikan curah
hujan tidak sebesar kenaikan kadar uap air di atmosfer.

Dengan memperhitungkan hasil analisis ini, kenaikan curah hujan dalam beberapa tahun ke depan
mungkin jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Hal ini merupakan kabar baik bagi daerah-daerah
yang curah hujannya rendah namun buruk bagi daerah-daerah yang curah hujannya sudah kelewat
tinggi.

Sumber: LiveScience.com
Penulis: Wah
~ Pemanasan Global Harus Aktif Dikurangi
Kumpulan Artikel - 230 - Pemanasan Global
Array Cetak ArrayPDF

Saatnya Terlibat Aktif Mengurangi Pemanasan Global

PT Indonesia Power bersama Greeners Magazine dan Eco Trust Fund mengadakan pesta
penghitungan karbon bagi pegawai PT Indonesia Power dan lebih dari 4 ribu siswa SLTA di
Sabuga Bandung, 17 Juni 2008. Acara bertajuk "Actnow! Commitment Gathering 2008 Towards
A Low Carbon Society" tersebut berhasil tercatat sebagai rekor MURI.

Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Lingkungan Sosial Departemen Kehutanan Sunaryo
mengaku bangga dengan keterlibatan anak-anak muda dalam acara itu.

Menurut Grace Elizabeth, Direktur Ecotrust Fund, kegiatan tersebut merupakan salah satu
bentuk nyata kampanye untuk mengurangi pemanasan global. Global warming lebih banyak
disebabkan oleh gaya hidup manusia yang banyak memproduksi karbon dioksida.

Sebuah software adaptasi dari Ecological Footprint Network yang dikembangkan Indonesia
Power dan Greener Magazine ini mampu menghitung karbon dioksida yang dikeluarkan manusia
dari aktivitas sehari-hari dalam satu tahun, serta jumlah kompensasi yang harus kita bayar.
Software itu disebut Kalkulator Karbon.
Kalkulator tersebut menghitung produksi karbon setiap orang dari penggunaan alat transportasi,
alat memasak, dan energi listrik yang dipergunakan sehari-hari. Melalui percobaan software itu,
jumlah kompensasi yang kita bayar bisa sangat mengejutkan.

Sebagai contoh, dengan pengeluaran bensin dua liter per hari, satu tabung gas elpiji 12 kilogram
per bulan, dan rekening listrik Rp 70.000,00 per bulan, kalkulator itu akan menghitung jumlah
pohon yang harus ditanam untuk mengganti karbon yang kita produksi, adalah 100 batang
pohon.

Grace menjelaskan jumlah karbon terbesar dihasilkan dari bahan bakar alat transportasi. Karena
itu, penggunaan BBM yang besar, berpengaruh signifikan atas hasil penghitungan kalkulator itu.
Semakin besar jumlah bahan bakar yang kita gunakan, akan memperbanyak jumlah pohon yang
harus kita tanam.
Kalkulator karbon yang telah disesuaikan dengan situasi Indonesia itu pernah dipresentasikan di
hadapan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, di Bali pada Desember 2007.

Persoalannya kemudian, di mana kita harus menanam pohon kompensasi karbon itu, jika kita
tidak memiliki lahan yang cukup. Menurut Grace kita bisa menanam semampu kita, karena yang
terpenting adalah komitmen untuk terlibat.
Syaiful menambahkan, peranti itu masih terus dikembangkan. Bagi yang tertarik menggunakan
program itu bisa mengunduh secara bebas dari Pikiran Rakyat, Kompas dan Seputar Indonesia
~Pemanasan Global Bisa Menyebabkan Kematian
Kumpulan Artikel - 230 - Pemanasan Global
Array Cetak ArrayPDF

Risiko Kematian akibat Pemanasan Global

PEMANASAN global bukan hanya merusak bumi. Studi kesehatan menyebutkan temperatur dan
tingkat ozon yang tinggi meningkatkan risiko kematian yang disebabkan penyakit jantung dan
stroke. Para periset menyatakan pemanasan global bisa meningkatkan jumlah orang yang
meninggal karena kasus-kasus kardiovaskular, yakni kasus-kasus kesehatan yang berkaitan
dengan gangguan jantung dan pembuluh darah.

Pemimpin riset dari School of Medicine di University of California, Amerika Serikat, Cizao Ren,
menegaskan, temperatur dan ozon merupakan dua faktor utama yang menyebabkan kematian
akibat kasus kardiovaskular.

Ia memperkirakan, masalah itu akan bertambah parah seiring dengan bertambah panasnya bumi.
"Meningkatnya temperatur dan polusi udara akan sangat memengaruhi kesehatan penduduk
dunia," ujarnya.

Tim riset Ren meneliti hampir 100 juta orang yang tinggal di 95 daerah di seluruh Amerika
Serikat dari Juni hingga September untuk studi nasional terhadap kematian dan polusi udara.
Studi tersebut meneliti kaitan antara kesehatan dan polusi udara sejak 1987 hingga 2000. Dalam
kurun waktu tersebut, empat juta orang meninggal dunia akibat serangan jantung dan stroke. Tim
Ren membandingkan tingkat kematian itu terhadap perubahan temperatur dalam satu hari.
Mereka menyimpulkan, ozon merupakan kaitan utamanya. Semakin tinggi tingkat ozon, semakin
besar pula risiko kematian akibat kasus kardiovaskular yang terkait dengan tingginya temperatur.

Saat tingkat ozon berada pada level terendah, temperatur meningkat sebesar 10 derajat. Itu
berarti jumlah kematian akibat penyakit jantung dan stroke meningkat juga sebanyak 1%. Saat
tingkat ozon pada level tertingginya, jumlah kematian akibat penyakit jantung dan stroke
meningkat lebih dari 8%.

Terkena paparan ozon dalam jumlah tinggi dapat memengaruhi saluran pernafasan dan sistem
syaraf. Itu akan menyebabkan orang menjadi rentan terhadap efek dari perubahan temperatur.

Pemanasan global akan meningkatkan temperatur dan tingkat polusi karena temperatur yang
tinggi akan berakibat tingginya produksi ozon. (Wey/M-2)

Aktif Semasa Hamil, Anak Rajin Olah Raga

INFORMASI berikut mungkin cocok buat Anda yang tengah mengandung. Sebuah studi yang
dilakukan Bristol University di Inggris yang diberitakan www.bbc.co.uk melaporkan bahwa para
ibu yang aktif semasa hamil kelak akan melahirkan anak yang cenderung lebih aktif berolahraga
pula.
Studi ini melibatkan 5.500 anak-anak usia antara 11 dan 12 tahun. British Medical Journal
melaporkan juga, studi ini tidak mengikutsertakan faktor-faktor biologis. Para periset juga
menyebutkan, para ibu yang semasa hamil aktif berolah raga cenderung akan meneruskan
kegiatan tersebut setelah melahirkan.

Ini berarti, mereka akan memberikan contoh yang baik kepada anak-anak mereka. Para ibu aktif
ini juga akan memberikan semangat kepada anak-anak untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan
yang baik untuk kesehatan. Seperti berolahraga.

Pemimpin riset Calum Mattocks menyatakan usia anak-anak prasekolah merupakan usia yang
penting untuk diberikan contoh kegiatan dari orang tua. "Jika anak-anak pada usia ini rutin
melihat orang tua mereka melakukan kegiatan olah raga, mereka akan ikut terpengaruh dan
mengikuti kebiasaan baik tersebut," ujarnya.

Dalam studi ini, tim riset mengumpulkan data aktivitas anak-anak usia 11-12 selama setidaknya
tiga hari. Mereka menganalisis kegiatan yang dilakukan anak-anak, termasuk seberapa aktif ibu
mereka saat mengandung.

Hasilnya, anak-anak yang ibunya rajin berlatih jalan kaki dan berenang semasa hamil, 3%-4%
lebih aktif ketimbang anak-anak yang ibunya jarang berolah raga semasa hamil.

Informasi itu tentunya berguna buat perkembangan anak, terutama karena statistik menunjukkan
jumlah obesitas pada anak bertambah dua kali lipat dalam dekade terakhir. Satu dari empat anak
diperkirakan mengalami obesitas. (Wey/M-2)

Ibu Perokok Pengaruhi Kesuburan Anak

SATU lagi informasi seputar kehamilan. Sebuah riset yang ditulis dalam www.webmd.com
menyimpulkan, para ibu yang merokok sebelum, semasa, dan setelah kehamilan, akan berakibat
terganggunya kesuburan anak perempuan yang mereka kandung.

Studi ini menggunakan tikus betina yang disuntikkan racun rokok sebelum mereka hamil, dan
selama mereka menyusui anak-anak mereka.

Hasilnya memang tidak ada pengaruh untuk kotoran dan air kencing para tikus betina tersebut.
Tapi fungsi rahim pada anak-anak tikus yang betina menjadi terpengaruh.

Pemimpin riset, Andrea Jurisicova, menyatakan penemuan studi ini masih perlu dilanjutkan
dengan riset seputar pengaruh asap rokok dan racun-racun lain dari lingkungan yang bisa
memengaruhi kesuburan. "Kami ingin memberi kesadaran dan kewaspadaan kepada masyarakat.
Riset ini menyimpulkan, perempuan yang memiliki kebiasaan merokok akan berpengaruh pada
kesuburan anak-anak yang kelak dilahirkannya, tanpa menyadarinya," ujarnya.

Merokok pada masa kehamilan memang banyak dikaitkan dengan beragam komplikasi, misalnya
kelahiran bayi dengan berat badan kurang, atau masalah plasenta dan kelahiran prematur.
Berbagai studi telah membuktikan adanya kaitan antara pengaruh paparan asap rokok di rahim
dan terganggunya kesuburan anak yang dilahirkan, baik itu anak laki-laki maupun perempuan.
Tapi alasan keterkaitan tersebut belum pasti.

Dari riset pimpinan Andrea, anak-anak tikus dari induk tikus yang sudah disuntikkan racun
rokok ternyata memiliki jumlah folikel rahim dua pertiga lebih sedikit daripada folikel normal.
Setiap folikel rahim mengandung satu sel telur. Ini berarti, semakin sedikit folikel yang dimiliki,
semakin sedikit pula sel telur yang dihasilkan.

Dalam studi terpisah yang dilakukan University of Aberdeen, periset bidang fertilitas, Paul
Fowler, melaporkan penemuan yang sama tapi untuk kasus anak-anak lelaki. Menurut studi
tersebut, anak-anak lelaki yang lahir dari ibu yang merokok semasa hamilnya memiliki tingkat
gen DHH yang setengah dari anak-anak yang lahir dari ibu yang tidak merokok. Gen DHH
merupakan gen yang berpengaruh dalam pertumbuhan testis. Menurut Fowler, testikel yang
berukuran kecil berkaitan dengan jumlah produksi sperma yang rendah. "Ini menjelaskan bahwa
merokok semasa hamil akan memengaruhi tingkat kesuburan anak lelaki yang kelak dilahirkan,"
jelas Fowler. (Wey/M-2)
"Penyuluhan Kehutanan (Materi Kuliah ku) "
LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN

PENYULUHAN KEHUTANAN

A. Latar Belakang

I
ndonesia patut bersyukur karena dikaruniai hutan yang luas dan memiliki
keanekaragaman yang tinggi. Menyempitnya luas hutan hujan tropika di Indonesia
akibat eksploitasi pohon dari jenis-jenis komersil, perladangan berpindah, perambahan
hutan dan masalah pelestariannya akhir-akhir ini menjadi pembicaraan masyarakat
internasional maupun masyarakat Indonesia sendiri. Kondisi di atas menyebabkan semakin terkurasnya
luas hutan alam tropis yang dikhawatirkan akan memberi dampak negatif terhadap kehidupan umat
manusia. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12%
dari jumlah spesies binatang menyusui/mamalia, pemilik 16% spesies binatang reptil dan ampibi, 1.519
spesies burung dan 25% dari spesies ikan dunia. Sebagian diantaranya adalah endemik atau hanya dapat
ditemui di daerah tersebut. Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat
mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen [World
Resource Institute, 1997]. Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan
menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode
1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta
hektar per tahun. Hal ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan
hutan tertinggi di dunia. Berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta
hektar hutan dan lahan rusak diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. [Badan
Planologi Dephut, 2003]. Pada abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-18, hutan alam di Jawa
diperkirakan masih sekitar 9 juta hektar. Pada akhir tahun 1980-an, tutupan hutan alam di Jawa hanya
tinggal 0,97 juta hektar atau 7 persen dari luas total Pulau Jawa. Saat ini, penutupan lahan di pulau Jawa
oleh pohon tinggal 4 %. Pulau Jawa sejak tahun 1995 telah mengalami defisit air sebanyak 32,3 milyar
meter kubik setiap tahunnya. Dengan semakin berkurangnya tutupan hutan Indonesia, maka sebagian
besar kawasan Indonesia telah menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana
kekeringan, banjir maupun tanah longsor. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat telah
terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia dengan 2022 korban jiwa dan kerugian milyaran rupiah, 85%
dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor yang diakibatkan kerusakan hutan
[Bakornas Penanggulangan Bencana, 2003) Selain itu, Indonesia juga akan kehilangan beragam hewan
dan tumbuhan yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Sementara itu, hutan Indonesia
selama ini merupakan sumber kehidupan bagi sebagian rakyat Indonesia. Hutan merupakan tempat
penyedia makanan, penyedia obat-obatan serta menjadi tempat hidup bagi sebagian besar rakyat
Indonesia. Dengan hilangnya hutan di Indonesia, menyebabkan mereka kehilangan sumber makanan
dan obat-obatan. Seiring dengan meningkatnya kerusakan hutan Indonesia, menunjukkan semakin
tingginya tingkat kemiskinan rakyat Indonesia, dan sebagian masyarakat miskin di Indonesia hidup
berdampingan dengan hutan. Hutan Indonesia juga merupakan paru-paru dunia, yang dapat menyerap
karbon dan menyediakan oksigen bagi kehidupan di muka bumi ini. Fungsi hutan sebagai penyimpan air
tanah juga akan terganggu akibat terjadinya pengrusakan hutan yang terus-menerus. Hal ini akan
berdampak pada semakin seringnya terjadi kekeringan di musim kemarau dan banjir serta tanah longsor
di musim penghujan. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak serius terhadap kondisi perekonomian
masyarakat.

Angka-angka dan fakta-fakta tersebut di atas patut menjadi bahan renungan secara lebih
mendalam khususnya mengenai akibat-akibat lanjutannya dalam wujud kehancuran sumber-sumber
alam yang terjadi secara berangsur-angsur tapi pasti.

Masalah-masalah tersebut di atas sangat berkaitan dengan 5 pihak : Pertama, adalah para petani,
peladang,dan perambah hutan. Mereka merupakan kumpulan orang-orang yang sederhana yang sering
secara tidak sadar menggunakan lahan dengan cara yang mengabaikan prinsip-prinsip konservasi.
Kedua, adalah para penyuluh konservasi dan kehutanan. Mereka mencoba membawakan teknologi dan
pesan-pesan pembagunan kepada masyarakat pedesaan yang sering berada pada wilayah yang sulit
untuk dijangkau. Ketiga, para aparatur penyelenggara pembangunan kehutanan yang mencoba
mencapai target penyelenggaraan program dengan perangkat menajemen yang sering kurang memadai.
Keempat, para ilmuan dan peneliti yang sering terlambat menyentuh persoalan pokok yang dihadapi di
lapangan. Kelima, lembaga swadaya masyarakat yang mencoba dengan pengetahuan dan pendapat
yang ada memonitor dan menaggapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pembangunan
kehutanan.

Dari paparan tersebut di atas, nampak bahwa ada suatu hal yang mengganjal keberhasilan
pembangunan kehutanan kita di Indonesia yaitu: belum adanya harmonisasi antara kelima unsur
tersebut di atas, sementara keberhasilan pembangunan kehutanan di Indonesia hanya bisa tercapai bila
kelima unsur tersebut di atas saling bergandengan.

Penyuluhan kehutanan (yang akan dibahas pada materi ini) merupakan salah satu unsur yang
perlu sangat diperhatikan karena media ini adalah salah satu ujung tombak digaris depan keberhasilan
pembangunan kehutanan. Betapa tidak! jumlah penduduk yang terus bertambah dengan laju
pertumbuhan yang tinggi, sudah pasti memerlukan lahan dan kayu yang semakin tinggi pula. Sasaran
tunggal untuk mendapatkan keduanya adalah hutan dan hal itu tidak dapat dipungkiri ataupun
dielakkan. Masalah yang kemudian timbul adalah bagaimana memanfaatkannya secara lestari dan
berkesinambungan. Selain itu masyarakat desa yang semakin terdesak akhirnya menjadi lapar lahan
dan merambah hutan walau hutan lindung sekalipun. Mereka kebanyakan mengaku tidak tahu kalau
hutan lindung dilarang untuk ditebang atau lokasi hutan yang dibukanya adalah daerah terlarang untuk
melakukan kegiatan.

Disinilah peran penyuluh kehutanan sangat diharapkan. Namun dibalik semua itu, sangat
diharapkan pula adanya tingkat pengetahuan yang memadai bagi para penyuluh tentang metode-
metode penyuluhan kehutanan.

Karena itulah di dalam materi ini dicoba untuk dipaparkan metode-metode penyuluhan kehutanan
mulai dari perencanaan program penyuluhan hingga evaluasi keberhasilan pelaksanaan program.

B. Pengertian Penyuluhan Kehutanan

Istilah penyuluhan pada dasarnya diturunkan dari kata "Extension yang dipakai secara meluas di
banyak kalangan. Extension itu sendiri diartikan sebagai perluasan atau penyebarluasan, dengan
demikian ada unsur penyebarluasan sesuatu yang berbau informasi yang terkandung di dalam kata
Extension. Jika dikaitkan dengan masalah kehutanan, maka Penyuluhan Kehutanan dapat berarti :
Proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya konservasi sumber daya hutan
demi tercapainya tingkat penggunaan lahan hutan yang bijaksana, berkesinambungan dan lestari
yang hasil dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga masyarakat yang
berdiam di sekitar hutan.

Penyebarluasan informasi yang dimaksud dalam hal ini sebenarnya mencakup penyebaran
beragam informasi. Ditinjau dari segi materinya informasi tersebut dapat berupa:

1. Ilmu dan teknologi yang bermanfaat bagi usaha peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup
masyarakat.

2. Analisis ekonomi yang bekaitan dengan upaya memperoleh pendapatan atau keuntungan dari suatu
kegiatan yang komplementer antara ekologi dan ekonomi.

3. Ragam kelembagaan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesadaran masyarakat
terhadap fungsi ganda hutan.

4. Upaya-upaya yang harus dilakukan untuk melakukan rekayasa sosial demi tercapainya kesadaran
masyarakat terhadap fungsi ganda hutan.

5. Peraturan dan kebijaksanaan yang harus diterapkan dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait.

Selain itu penyebaran informasi dalam penyuluhan kehutanan juga mencakup: penyebaran
informasi yang berlangsung antara penentu kebijakan, antara peneliti, antar penyuluh, antar petani
maupun antar pihak-pihak yang berkedudukan setingkat yang dalam proses pembangunan kehutanan.

Penyuluhan kehutanan dapat pula berarti suatu cara atau usaha pendidikan yang bersifat non
formal untuk masyarakat di desa sekitar hutan.

C. Penyuluhan Kehutanan Sebagai Proses Komunikasi

Penyuluhan kehutanan merupakan komunikasi yang bersifat dua arah. Ada penyuluh kehutanan
sebagai penyampai (komunikator) yang bersifat sosial dan ada masyarakat sebagai penerima penyampai
(komunikan) yang bersifat individu. Sifat sosial dan individu ini akan saling mempengaruhi dalam suatu
proses yang berkesinambungan.

Komunikasi dalam penyuluhan sangat ditentukan oleh bentuk hubungan antara penyuluh selaku
komunikator dengan sasaran yaitu masyarakat selaku komunikan. Jika antara kedua belah pihak telah
terjadi penyesuaian, komunikasi akan berjalan lancar. Dalam hal ini komunikator senantiasa harus
mencoba mencapai kesesuaian dengan komunikan. Artinya apa yang disampaikan penyuluh harus pula
dimengerti oleh masyarakat dalam suatu persamaan persepsi.

D. Penyuluhan Kehutanan Sebagai Proses Penerangan

Dalam bahasa Indonesia, istilah penyuluhan berasal dari kata dasar suluh yang berarti pemberi
terang di tengah kegelapan. Bertitik tolak dari pengertian tersebut maka penyuluhan kehutanan dapat
diartikan:

" Proses
untuk memberikan penerangan kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang belum diketahui
dengan jelas untuk dilaksanakan/diterapkan pada kegiatan-kegiatan kehutanan. "

Tetapi penerangan yang dilakukan tidaklah sekedar memberi penerangan", tetapi penerangan yang
dilakukan melalui penyuluhan kehutanan harus berkesinambungan sampai betul-betul diyakini (oleh
juru penerangan/penyuluh) bahwa segala sesuatu yang diterangkan benar-benar telah dipahami,
dihayati dan dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.

Hal ini harus benar-benar dipahami oleh semua pihak, terutama penyuluh kehutanan, bahwa
penyuluh berbeda dengan sekedar "memberi tahu atau menerangkan". Artinya sebelum segala sesuatu
yang disuluhkan tadi benar-benar dipahami, dihayati dan dilaksanakan/diterapkan oleh masyarakat
sasarannya, penyuluh kehutanan yang bersangkutan harus terus menerus memberikan penerangannya.
Seorang penyuluh kehutanan tidak boleh merasa jenuh untuk melakukan tugasnya, yaitu melaksanakan
penyuluhan tentang hal yang sama.
E. Penyuluhan Kehutanan Sebagai Proses Perubahan Perilaku

Karena sasaran penyuluhan kehutanan adalah perubahan perilaku maka pada hakekatnya
perubahan perilaku itu adalah perwujudan dari: pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat
diamati baik langsung maupun tidak langsung dengan indera manusia.

Dari keterangan tersebut maka penyuluhan kehutanan dapat diartikan:

"Proses
perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) dikalangan masyarakat agar mereka
mau, tahu, dan mampu menggunakan sumber daya hutan secara lestari dan berkesinambungan"

Dalam hal ini perlu dipahami bahwa:

1. Tahu, berarti benar-benar memahami dengan pikirannya tentang segala teknologi, serta
informasi yang harus ia lakukan/kerjakan. Pengertian tehu tidak hanya sekedar dapat
mengemukakan atau mengucapkan tentang apa yang ia ketahui. Akan tetapi setidak-tidaknya
dapat menggunakan pengetahuannya itu dalam kegiatan-kegiatan memanfaatkan hutan.
Bahkan lebih tinggi dari itu, yaitu sampai dengan tahap menganalisis, mensintesa, dan
mengevaluasi segala sesuatu yang berkaitan dengan pengetahuan yang dimilikinya.
2. Mau, dengan sukarela dan atas kemauan sendiri untuk mencari, menerima, memahami,
menghayati, dan menerapkan/melaksanakan segala informasi (baru) yang diperlukan untuk
peningkatan produksi, pendapatan, dan keuntungan serta perbaikan kesejahteraan
keluarga/masyarakat.
3. Mampu, baik dalam hal pengertian terampil untuk melaksanakan semua kegiatan, maupun
dapat mengupayakan sendiri sumber daya (input) yang diperlukan demi peningkatan produksi,
pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat.
F. Penyuluhan Kehutanan Sebagai Proses Pendidikan

Inti dari sasaran penyuluhan kehutanan adalah perubahan perilaku melalui pendidikan yaitu suatu
perubahan perilaku yang dilatarbelakangi oleh:

1. Pengetahuan/pemahaman tentang segala sesuatu yang dinilainya lebih baik atau bermanfaat
bagi dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat.
2. Dengan kemauan sendiri tanpa paksaan dari pihak lain (keluarga, kerabat, tetangga, sahabat
ataupun penguasa).
3. Kemampuan untuk melakukan sesuatu yang menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk
terjadinya suatu perubahan.

Karena itulah segi pendidikan penyuluhan kehutanan dapat diartikan suatu system pendidikan
bagi masyarakat untuk membuat mereka tahu, mau dan mampu berswadaya melaksanakan upaya
peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan dari kegiatan masyarakat dalam
memanfaatkan hutan.
Karena penyuluhan kehutanan merupakan pendidikan yang diarahkan kepada orang dewasa,
maka hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:

1. Metode pendidikan lebih banyak bersifat lateral yang saling mengisi dan berbagi pengalaman
dibanding pendidikan yang bersifat vertical atau menggurui atau ceramah.
2. Keberhasilannya tidak ditentukan oleh jumlah materi/informasi yang disampaikan, tetapi
seberapa jauh tercipta dialog antara pendidik dengan peserta didik.
3. Sasaran utamanya adalah orang dewasa (baik dewasa dalam arti biologis maupu psikologis).

G. Penyuluhan Kehutanan Sebagai Rekayasa Sosial

Pelaksanaan Penyuluhan Kehutanan dilapangan semata-mata berdiri sendiri sebagai suatu sistem
pendidikan. Kegiatan penyuluhan kehutanan seringkali (bahkan selalu) harus dikaitkan dengan kegiatan
lain sebagai salah satu sub sistem dari suatu sistem pembangunan kehutanan yang direncanakan.
Karena itu pelaksanaan penyuluhan kehutanan juga memerlukan pengorganisasian yang lengkap dengan
aturan tentang hubungannya dengan sub sistem yang lain di samping itu, penyuluhan kehutanan juga
semakin berkembang sebagai salah satu upaya untuk mengatur, menggerakkan dan mengarahkan serta
menciptakan suatu sistem sosial tertentu yang beranggotakan orang-orang dengan ketentuan memiliki
perilaku tertentu sesuai dengan fungsi dan peran yang harus dimainkannya dalam sistem sosial tersebut.

Dengan perkataan lain, penyuluhan kehutanan juga merupakan proses "rekayasa sosial" untuk
terciptanya perilaku dari anggota-anggotanya seperti yang dikehendaki demi tercapainya peningkatan
produksi, pendapatan keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga petani dan masyarakat.

RANGKUMAN

1. Terkurasnya luas hutan alam tropis yang dikhawatirkan akan memberi dampak negatif terhadap
kehidupan umat manusia adalah akibat eksploitasi pohon dari jenis-jenis komersil, perladangan
berpindah, perambahan hutan dan masalah pelestariannya akhir-akhir ini menjadi pembicaraan
masyarakat internasional maupun masyarakat Indonesia sendiri.

2. Dengan semakin berkurangnya tutupan hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan Indonesia telah
menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana kekeringan, banjir maupun tanah
longsor.

3. Seiring dengan meningkatnya kerusakan hutan Indonesia, menunjukkan semakin tingginya tingkat
kemiskinan rakyat Indonesia, dan sebagian masyarakat miskin di Indonesia hidup berdampingan dengan
hutan

4. Hal yang mengganjal keberhasilan pembangunan kehutanan di Indonesia yaitu: belum adanya
harmonisasi antara kelima unsur ( petani, penyuluh kehutanan, aparatur pemerintah, ilmuwan dan LSM
) ,sementara keberhasilan pembangunan kehutanan di Indonesia hanya bisa tercapai bila kelima unsur
tersebut di atas saling bergandengan.
5. Hal yang sangat diperhatikan adalah penyuluhan kehutanan karena merupakan ujung tombak digaris
depan keberhasilan pembangunan kehutanan.

6. Berbagai fungsi penyuluh kehutanan adalah sebagai berikut :

Penyuluhan Kehutanan Sebagai Proses Komunikasi

Penyuluhan Kehutanan Sebagai Proses Penerangan

Penyuluhan Kehutanan Sebagai Proses Perubahan Perilaku

Penyuluhan Kehutanan Sebagai Proses Pendidikan

Penyuluhan Kehutanan Sebagai Rekayasa Sosial

Anda mungkin juga menyukai