Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN SKABIES

No Dokumen :
440/SOP.079/423.104.04/2016

No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 21 januari 2016

Halaman :1-4

Dr RR Dharmajanti EW
UPT Puskesmas Trajeng
19690510 200604 2 008

1. Pengertian Penanganan Skabies adalah penanganan yang dilakukan


kepada pasien dengan penyakit yang disebabkan infestasi dan
sensitisasi kulit oleh tungau Sarcoptes scabiei dan produknya.

2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah langkah petugas dalam


melakukan penanganan skabies
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor:
440/SK.006/423.104.04/2016 tentang Pelayanan Klinis

Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


4. Referensi Tingkat Pertama. Keputusan Menteri Kesehatan republik
Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang
Panduan
5. Alat dan Bahan . Alat:
a. Ballpoint
b. Penggaris
c. Kertas
2. Bahan:
a. Kapas Kering

6. Prosedur 1. Petugas mencuci tangan dan memakai APD


2. Petugas melakukan anamnesa terhadap keluhan pasien
a. Pruritus nokturna, yaitu gatal yang hebat terutama pada
malam hari atau saat penderita berkeringat.
b. Lesi timbul di stratum korneum yang tipis, seperti di sela
jari, pergelangan tangan dan kaki, aksila, umbilikus,
areola mammae dan di bawah payudara (pada wanita)
serta genital eksterna (pria).
c. Faktor Risiko:
- Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat
seperti tinggal di asrama atau pesantren.
- Higiene yang buruk.
- Sosial ekonomi rendahseperti di panti asuhan, dll.

3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik


Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli) berwarna putih atau
abu-abu dengan panjang rata-rata 1 cm. Ujung terowongan
terdapat papul, vesikel, dan bila terjadi infeksi sekunder,
maka akan terbentuk pustul, ekskoriasi, dsb. Pada anak-
anak, lesi lebih sering berupa vesikel disertai infeksi
sekunder akibat garukan sehingga lesi menjadi bernanah.

4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit untuk
menemukan kuman sarcoptes scabiei

5. Petugas menegakkan diagnosa


Terdapat 4 tanda cardinal untuk diagnosis skabies, yaitu:
a. Pruritus nokturna
b. Menyerang manusia secara berkelompok
c. Adanya gambaran polimorfik pada daerah predileksi lesi
di stratum korneum yang tipis (sela jari, pergelangan
volar tangan dan kaki, dsb)
d. Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan
mikroskopis.
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda
tersebut.

Diagnosis Banding
Skabies adalah penyakit kulit yang disebut dengan the great
imitator dari kelainan kulit dengan keluhan gatal. Diagnosis
bandingnya adalah:
a. Pioderma
b. Impetigo
c. Dermatitis
d. Pedikulosis korporis
6. Petugas memberikan terapi
a. Melakukan perbaikan higiene diri dan lingkungan,
dengan:
1. Tidak menggunakan peralatan pribadi secara
bersama-sama dan alas tidur diganti bila ternyata
pernah digunakan oleh penderita skabies.
2. Menghindari kontak langsung dengan penderita
skabies.
b. Terapi tidak dapat dilakukan secara individual melainkan
harus serentak dan menyeluruh pada seluruh kelompok
orang yang ada di sekitar penderita skabies. Terapi
diberikan dengan salah satu obat topikal (skabisid) di
bawah ini:
1. Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari
berturut-turut, dipakai setiap habis mandi.
2. Krim permetrin 5%di seluruh tubuh. Setelah 10 jam,
krim permetrin dibersihkan dengan sabun.
Terapi skabies ini tidak dianjurkan pada anak < 2 tahun.
7. Petugas melakukan konseling dan edukasi
Dibutuhkan pemahaman bersama agar upaya eradikasi
skabies bisa melibatkan semua pihak. Bila infeksi menyebar
di kalangan santri di sebuah pesantren, diperlukan
keterbukaan dan kerjasama dari pengelola pesantren. Bila
sebuah barak militer tersebar infeksi, mulai dari prajurit
sampai komandan barak harus bahu membahu
membersihkan semua benda yang berpotensi menjadi
tempat penyebaran penyakit
8. Pencatatan dan pelaporan
7. Diagram Alir -

8. Unit Terkait 1. UGD


2. Poli Umum
3. Pustu
9. Rekaman histori

No. Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan


Tgl.

Anda mungkin juga menyukai