Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS


RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014

RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO BATU
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
Lembar Pengesahan ................................................................................................................. iii

1. DEFINISI ..................................................................................................................... 1
2. RUANG LINGKUP ..................................................................................................... 2
3. TATA LAKSANA ....................................................................................................... 2
4. DOKUMENTASI ........................................................................................................ 8

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RS. BAPTIS BATU

NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

Twinarni Gita Anggrahini,S.KL. Pembuat Dokumen

Dr. Imanuel Eka Tantaputra Authorized Person

Dr. Arhwinda PA,Sp.KFR.,MARS. Direktur RS. Baptis Batu

iii
PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT (SAMPAH) MEDIS
RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

I. DEFINISI
1. Limbah padat Rumah Sakit : Semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non
medis (Permenkes No. 1204, 2004).
2. Limbah medis padat : Limbah padat yang terdiri dari limbah benda tajam, limbah
infeksius, limbah jaringan tubuh, limbah sitotoksis, limbah farmasi, limbah kimia,
limbah radioaktif, limbah plastik (Pedoman Sanitasi RS, 2002).
3. Limbah benda tajam : Obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau
bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit (Pedoman Sanitasi RS,
2002).
4. Limbah infeksius : Limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi
yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan (Permenkes No. 1204,
2004).
5. Limbah jaringan tubuh : Limbah jaringan tubuh yang dibuang pada saat pembedahan
atau autopsi, meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, placenta, darah dan
cairan tubuh lainnya (Pedoman Sanitasi RS, 2002).
6. Limbah sitotoksik : Bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat
sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh
atau menghambat pertumbuhan sel hidup (Permenkes No. 1204, 2004).
7. Limbah farmasi : Limbah yang berasal dari obat-obatan kadaluarsa, obat dengan
kemasan rusak, obat-obatan yang dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang tidak
diperlukan lagi oleh rumah sakit dan limbah yang dihasilkan selama proses produksi
obat-obatan (Pedoman Sanitasi RS, 2002).
8. Limbah kimia : Limbah yang dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan
medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi dan riset (Pedoman Sanitasi RS,
2002).

1
9. Limbah radioaktif : Bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radionuklida (Pedoman Sanitasi RS, 2002).
10. Limbah plastik : Bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana
pelayanan kesehatan lainnya (Pedoman Sanitasi RS, 2002).
11. Minimasi limbah : Upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah
limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan
kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle) (Permenkes No. 1204, 2004).

II. RUANG LINGKUP


1. Pemilahan dan pewadahan limbah padat medis mulai dari sumber penghasil limbah di
lingkungan rumah sakit.
2. Pengumpulan dan pengangkutan limbah padat medis di lingkungan rumah sakit.
3. Pengolahan dan pemusnahan limbah padat medis di lingkungan rumah sakit.
4. Pengumpulan, pengemasan dan pengangkutan abu sisa hasil pengolahan dan
pemusnahan limbah padat medis ke luar rumah sakit.
5. Pengelolaan limbah plastik daur ulang.

III. TATA LAKSANA


1. Limbah benda tajam
a. Pemilahan dan pewadahan limbah benda tajam, dimulai dari ruang penghasil
limbah. Contoh limbah benda tajam : jarum suntik, scapel, jarum IV cath, pipet,
ampul, pisau dan jarum beserta spuit/syringe. Melepas (clipping),
membengkokkan (bending) atau mematahkan (breaking) jarum-jarum dari
spuitnya tidak diperbolehkan, karena akan menyebabkan pembiakan
mikroorganisme (accidental inoculation) dan resiko tertusuk benda tajam.
b. Limbah benda tajam dimasukkan dalam satu wadah/safety box (kardus) tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidak. Wadah harus anti bocor, anti tusuk dan
tidak mudah untuk dibuka lagi. Wadah diberi simbol BIOHAZARD.dan
identitas.

2
c. Pengumpulan dan pengangkutan safety box dilakukan apabila safety box sudah
terisi 2/3 bagian, untuk kemudian dimusnahkan di insinerator bersama dengan
limbah padat medis lainnya.
d. Petugas yang menangani limbah benda tajam : pengumpul, pengangkut dan
pengolah/pemusnah, harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai
ketentuan.
e. Pengolahan dan pemusnahan limbah benda tajam menggunakan insinerator
dengan suhu minimal 850oC.
f. Abu sisa hasil pembakaran limbah benda tajam, dimasukkan ke dalam
tong/kontainer tertutup bersama sisa pembakaran limbah padat medis lainnya dan
di beri simbol LIMBAH B3.
g. Pengangkutan LIMBAH B3 keluar rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggungjawab penuh atas
resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan pengangkutan dan
pengolahan LIMBAH B3 sejak keluar dari rumah sakit.
2. Limbah infeksius
a. Pemilahan dan pewadahan limbah infeksius, dimulai dari ruangan penghasil
limbah. Contoh limbah infeksius : kassa penutup luka, pampers, bahan habis
pakai yang sudah digunakan/terkontaminasi cairan tubuh pasien,
bantal/guling/linen yang sudah tidak digunakan dan sudah terkontaminasi cairan
tubuh pasien.
b. Limbah infeksius dimasukkan ke dalam tempat sampah berlabel SAMPAH
MEDIS yang sudah dilapisi kantong plastik warna kuning.
c. Pengumpulan dan pengangkut limbah infeksius dilakukan 2 kali sehari (pagi dan
sore) dengan menggunakan troley dan tong/kontainer khusus berwarna kuning
yang tertutup bersama limbah padat medis lainnya dan kemudian di musnahkan di
insinerator. Selama proses pengangkutan, limbah infeksius tidak boleh tercecer di
jalan. Tong/kontainer yang berisi limbah infeksius, ditimbang lalu ditukar dengan
tong/kontainer yang sudah bersih. Troley dan tong sampah harus segera dicuci,
sesudah digunakan.

3
d. Petugas yang menangani limbah infeksius : pengumpul, pengangkut dan
pengolah/pemusnah, harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai
ketentuan.
e. Pengolahan dan pemusnahan limbah infeksius menggunakan insinerator dengan
suhu minimal 850oC.
f. Abu sisa hasil pembakaran limbah infeksius, dikumpulkan dan dikemas dalam
tong/kontainer tertutup bersama sisa pembakaran limbah padat medis lainnya dan
di beri simbol LIMBAH B3.
g. Pengangkutan LIMBAH B3 keluar rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggungjawab penuh atas
resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan pengangkutan dan
pengolahan LIMBAH B3 sejak keluar dari rumah sakit.
3. Limbah jaringan tubuh
a. Pemilahan dan pewadahan limbah jaringan tubuh, dimulai dari ruangan penghasil
limbah. Contoh limbah jaringan tubuh : placenta, anggota badan dan organ.
b. Limbah jaringan tubuh dimasukkan bersama limbah padat medis lainnya ke dalam
tempat sampah berlabel SAMPAH MEDIS yang sudah dilapisi kantong plastik
warna kuning.
c. Pengumpulan dan pengangkut limbah jaringan tubuh dilakukan 2 kali sehari (pagi
dan sore) dengan menggunakan troley dan tong/kontainer khusus berwarna
kuning yang tertutup bersama limbah padat medis lainnya dan kemudian di
musnahkan di insinerator. Selama proses pengangkutan, limbah jaringan tubuh
tidak boleh tercecer di jalan. Tong/kontainer yang berisi limbah jaringan tubuh,
ditimbang lalu ditukar dengan tong/kontainer yang sudah bersih. Troley dan tong
sampah harus segera dicuci, sesudah digunakan.
d. Petugas yang menangani limbah jaringan tubuh : pengumpul, pengangkut dan
pengolah/pemusnah, harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai
ketentuan.
e. Pengolahan dan pemusnahan limbah jaringan tubuh menggunakan insinerator
dengan suhu minimal 850oC.

4
f. Abu sisa hasil pembakaran limbah jaringan tubuh, dikumpulkan dan dikemas
dalam tong/kontainer tertutup bersama sisa pembakaran limbah padat medis
lainnya dan di beri simbol LIMBAH B3.
g. Pengangkutan LIMBAH B3 keluar rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggungjawab penuh atas
resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan pengangkutan dan
pengolahan LIMBAH B3 sejak keluar dari rumah sakit.
4. Limbah sitotoksik.
a. Pemilahan dan pewadahan limbah sitotoksik, dimulai dari ruangan penghasil
limbah. Contoh limbah sitotoksik rendah : ampul/vial kosong bekas tempat bahan
sitotoksik, jarum beserta spuit/syringe, IV cath dan pipet yang terkontaminasi
bahan sitotoksik dan bahan habis pakai terkontaminasi bahan sitotoksik. Contoh
limbah sitotoksik tinggi : obat sitotoksik yang sudah kadaluarsa atau tidak dipakai
lagi.
b. Limbah sitotoksik rendah dimasukkan ke dalam tempat sampah berlabel
SITOTOKSIK yang sudah dilapisi kantong plastik warna ungu. Sedangkan
limbah sitotoksik tinggi, dikembalikan ke distributor atau di kumpulkan dan
dikemas dalam tong/kontainer tertutup bersama LIMBAH B3 lainnya, untuk
selanjutnya diangkut keluar rumah sakit dengan menggunakan kendaraan khusus
dari pihak ketiga.
c. Pengumpulan dan pengangkut limbah sitotoksik rendah dilakukan 2 kali sehari
(pagi dan sore) bersama limbah padat medis lainnya, untuk selanjutnya di
musnahkan di insinerator. Selama proses pengangkutan, limbah sitotoksik rendah
tidak boleh tercecer di jalan.
d. Petugas yang menangani limbah sitotoksik rendah : pengumpul, pengangkut dan
pengolah/pemusnah, harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai
ketentuan.
e. Pengolahan dan pemusnahan limbah sitotoksik rendah menggunakan insinerator
dengan suhu minimal 850oC.

5
f. Abu sisa hasil pembakaran limbah sitotoksik rendah, dikumpulkan dan dikemas
dalam tong/kontainer tertutup bersama sisa pembakaran limbah padat medis
lainnya dan di beri simbol LIMBAH B3.
g. Pengangkutan LIMBAH B3 keluar rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggungjawab penuh atas
resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan pengangkutan dan
pengolahan LIMBAH B3 sejak keluar dari rumah sakit.
5. Limbah farmasi :
a. Pemilahan dan pewadahan limbah farmasi, dimulai dari ruangan penghasil
limbah. Contoh limbah farmasi : obat kadaluarsa, obat dengan kemasan rusak,
obat yang sudah tidak digunakan lagi dan limbah yang dihasilkan selama produksi
obat (vial bekas obat, botol kaca bekas obat).
b. Limbah farmasi dimasukkan ke dalam tempat sampah yang sudah dilapisi
kantong plastik warna coklat/kardus warna coklat dan diberi identitas. Limbah
farmasi dalam jumlah besar dikembalikan ke distributor, sedangkan limbah
farmasi dalam jumlah kecil dimusnahkan di insinerator.
c. Pengumpulan dan pengangkut limbah farmasi dilakukan bersama dengan limbah
padat medis lainnya untuk kemudian dimusnahkan di insinerator.
d. Petugas yang menangani limbah farmasi : pengumpul, pengangkut dan
pengolah/pemusnah, harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai
ketentuan.
e. Pengolahan dan pemusnahan limbah farmasi menggunakan insinerator dengan
suhu minimal 850oC.
f. Abu sisa hasil pembakaran limbah farmasi, dimasukkan ke dalam tong/kontainer
tertutup bersama sisa pembakaran limbah padat medis lainnya dan di beri simbol
LIMBAH B3.
g. Pengangkutan LIMBAH B3 keluar rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggungjawab penuh atas
resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan pengangkutan dan
pengolahan LIMBAH B3 sejak keluar dari rumah sakit.

6
6. Limbah kimia :
a. Pemilahan dan pewadahan limbah kimia, dimulai dari ruangan penghasil limbah.
Contoh limbah kimia berbahaya : termometer/tensimeter air raksa, amalgam,
acrylic, tabung etilin oksida, tabung oksigen, tabung nitrogen, tabung hidrogen,
tabung karbondioksida, siklopropana, asetilin dan tabung elpiji. Contoh limbah
kimia tidak berbahaya : botol bekas aerosol.
b. Limbah kimia berbahaya dalam jumlah besar, dikembalikan ke distributor atau di
kumpulkan dan dikemas dalam tong/kontainer tertutup bersama limbah B3
lainnya, untuk selanjutnya diangkut keluar rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggungjawab penuh atas
resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan pengangkutan dan
pengolahan LIMBAH B3 sejak keluar dari rumah sakit.
c. Limbah kimia tidak berbahaya dan dalam jumlah kecil dimasukkan ke dalam
kantong plastik hitam berlabel SAMPAH NON MEDIS untuk kemudian
dibuang ke TPA.
7. Limbah plastik
a. Pemilahan dan pewadahan limbah plastik, dimulai dari ruangan penghasil limbah.
Contoh limbah plastik : botol infus, botol obat, slang oksigen, slang infus,
kantong urine, perlak.
b. Limbah plastik botol infus dan botol obat, dimasukkan kedalam tong/kontainer
tertutup untuk selanjutnya dilakukan pengelolaan limbah daur ulang. Sedangkan
limbah plastik lainnya, dimasukkan bersama limbah padat medis ke dalam tempat
sampah berlabel SAMPAH MEDIS yang sudah dilapisi kantong plastik warna
kuning.
c. Pengumpulan dan pengangkut limbah plastik dilakukan 2 kali sehari (pagi dan
sore) bersama limbah padat medis lainnya.
d. Petugas yang menangani limbah plastik : pengumpul, pengangkut,
pengolah/pemusnah dan pengelola limbah plastik daur ulang, harus menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) sesuai ketentuan.

7
e. Pengolahan dan pemusnahan limbah plastik terkontaminasi menggunakan
insinerator dengan suhu minimal 850oC. Sedangkan pengelolaan limbah plastik
daur ulang menggunakan proses desinfeksi.
f. Abu sisa hasil pembakaran limbah plastik, dikumpulkan dan dikemas dalam
tong/kontainer tertutup bersama sisa pembakaran limbah padat medis lainnya dan
di beri simbol LIMBAH B3. Sedangkan limbah plastik botol infus yang sudah
melalui proses pengelolaan limbah daur ulang, dikumpulkan dan dikemas dalam
tempat yang kering.
g. Pengangkutan LIMBAH B3 keluar rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggungjawab penuh atas
resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan pengangkutan dan
pengolahan LIMBAH B3 sejak keluar dari rumah sakit.
h. Pengangkutan LIMBAH PLASTIK DAUR ULANG keluar rumah sakit dengan
menggunakan kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga
bertanggungjawab penuh atas resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari
kegiatan pengangkutan dan pengolahan LIMBAH PLASTIK DAUR ULANG
sejak keluar dari rumah sakit.

IV. DOKUMENTASI
1. Dilakukan monitoring pemilahan dan pewadahan limbah setiap bulan sekali.
2. Pencatatan jumlah limbah padat medis di tempat pengumpulan sampah setiap hari.
3. Pencatatan monitoring proses pengolahan dan pemusnahan limbah padat medis.
4. Pencatatan jumlah abu yang dibawa keluar rumah sakit.
5. Pencatatan jumlah limbah padat medis daur ulang yang dibawa keluar rumah sakit.

8
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT

PENGHASIL LIMBAH

Limbah Limbah Limbah


Limbah Limbah Limbah Limbah
Benda Plastik farmasi
infeksius Jaringan sitotoksik Kimia
tajam
tubuh

Tidak Terkonta Kantong plastik


terkonta warna kuning Jml Jml Dosis Dosis Berbahaya Tidak
Safety minasi
minasi kecil besar rendah tinggi
box/ berbahaya
kardus

Dimasukkan Kantong/kardus
Kantong plastik
Tong tertutup warna coklat
Pencatatan warna unggu
volume
Dibuang
sampah
Kembali ke ke TPA
Dilakukan
distributor
pengelolaan
limbah daur Pemusnahan di
ulang incenerator

Kerjasama
dengan Abu sisa
pihak ketiga pembakaran
dimasukkan tong
tertutup &
labelling LB3

Kerjasama
dengan
pihak ketiga

Anda mungkin juga menyukai