Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA

DAN KEPUASAN KERJA INTERNAL AUDITOR DENGAN


KULTUR LOKAL TRI HITA KARANA SEBAGAI VARIABEL
MODERASI

Komang Adi Kurniawan Saputra

Universitas Pendidikan Ganesha


Email: elkomang@yahoo.co.id

Abstract: The Effect of Locus of Control on Performance and Auditor inter-


nal Work Satisfaction with Tri Hita Karana Local Culture as Moderating
Variable. This study aims to determine the effect of Locus of Control on perfor-
mance and job satisfaction of internal auditors star hotels in Bali, as well as local
culture Tri Hita Karana as a moderation of this influence. There were 62 internal
auditors of star hotels involved in this research. The results of this study indicate a
significant influence between Locus of Control on performance and job satisfaction
of internal auditors with the local culture Tri Hita Karana as a variable modera-
tion.

Abstrak: Pengaruh Locus Of Control terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja


Auditor Internal dengan Tri Hita Karana sebagai Variabel Moderasi. Pene-
litian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari locus of control pada ki-
nerja dan kepuasan kinerja auditor internal hotel berbintang di Bali, serta kultur
lokal Tri Hita Karana sebagai variabel pemoderasi. Terdapat 62 auditor internal
hotel berbintang yang terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian mengindi-
kasikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara locus of control pada kinerja
dan kepuasan kinerja auditor internal dengan Tri Hita Karana sebagai variabel
pemoderasi.

Kata Kunci: Locus of Control, Performance, Job Satisfaction, Tri Hita Karana,
Auditor internal

Perkembangan hotel berbin- lan keputusan (Sawyer. et al 2005:


tang di Bali sangat pesat sehing- 30-34).
ga terjadi persaingan-persaingan Pada industri perhotelan di
usaha yang sangat kompetitif dan Bali, auditor internal sering di-
kompleks, sehingga menuntut hadapkan kepada suatu dilema,
para pimpinan atau manajemen yaitu bahwa adanya tuntutan
perusahaan untuk dapat menge- dari manajemen puncak yang ter-
lola perusahaannya secara lebih kadang secara langsung maupun
efektif dan efisien untuk menca- tidak langsung mengharuskan au-
pai tujuan yang telah ditetapkan ditor internal hotel tersebut me-
sebelumnya. Hal ini membuat langgar norma-norma dan kode
pimpinan tidak dapat lagi secara etik profesi auditor internal itu
langsung mengawasi aktivitas pe- sendiri. Resiko yang akan diterima
rusahaan sehingga harus men- auditor internal pada perusahaan
delegasikan sebagian tugas, we- perhotelan ini kemungkinan akan
wenang, dan tanggung jawab yang kehilangan pekerjaan ketika tidak
dipikulnya kepada pihak lain, yai- mengikuti keinginan manajemen,
tu auditor internal. Departemen hal itu bisa saja terjadi karena
internal auditing mampu memban- bertentangan dengan keinginan
tu manajemen dalam hal menga- manajemen yang terkadang me-
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
JAMAL wasi kegiatan-kegiatan yang tidak miliki kepentingan-kepentingan
Volume 3
Nomor 1 dapat diawasi sendiri oleh manaje- tersendiri.
Halaman1-160
Malang, April 2012 men puncak, membantu manaje- Permasalahan tersebut yang
ISSN 2086-7603
men pada bidang-bidang teknis, memungkinkan peneliti menggu-
dan membantu proses pengambi- nakan auditor internal hotel ber-

86
Saputra, Pengaruh Locus Of Control Terhadap...87

bintang di Bali sebagai obyek penelitian. Lo- ruh positif dan signifikan kepuasan kerja.
cus of control diperlukan untuk menghindari Tri Hita Karana sebagai variabel mo-
kecurangan-kecurangan seperti itu, yang derasi dalam penelitian ini juga didukung
merupakan suatu kepribadian atau variabel dengan adanya program Pemerintah Dae-
yang dapat mempengaruhi dan mengenda- rah Provinsi Bali yang menyelenggarakan Tri
likan perilaku-perilaku seseorang. Hita Karana Award bagi hotel berbintang di
Hasil penelitian Hyatt dan Prawitt Bali. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
(2001) menyatakan bahwa Locus of control adanya THK Award tersebut maka tentunya
internal secara signifikan berhubungan diperlukan struktur organisasi yang baik
dengan tingkat pengalaman untuk peru- dan manajemen yang handal dalam kaitan-
sahaan yang cenderung tidak terstruktur, nya dengan budaya organisasi, serta peran
namun tidak demikian pada perusahaan budaya THK didalam hotel berbintang yang
yang lebih terstruktur. Hal ini menunjukkan dijadikan sebagai pedoman bagi semua ele-
bahwa hubungan antara Locus of control dan men perusahaan dalam melakukan peker-
tingkat pengalaman di dalam perusahaan jaan termasuk auditor internal, manaje-
yang tidak terstruktur bisa menjadi fungsi men puncak, serta karyawan-karyawan lain
adanya kepuasan kerja yang lebih tinggi dibawah manajer (JournalBali 2010).Hal ini
bagi auditor yang memiliki Locus of control dijadikan ide dasar pemikiran penggunaan
internal dalam lingkungan perusahaan yang THK sebagai pemoderasi antara Locus of con-
tidak terstruktur, sedangkan penelitian yang trol terhadap kinerja dan kepuasan kerja au-
dilakukan oleh Patten (2005) berdasarkan ditor internal.
sampel yang terdiri dari 50 orang auditor in- Penelitian ini merupakan pengembang-
ternal yang berasal dari enam perusahaan an dari penelitian yang dilakukan oleh Pat-
AS yang berkedudukan di wilayah Midwest. ten (2005). Perbedaan penelitian ini dengan
Penelitian menunjukkan bahwa auditor in- penelitian yang di lakukan oleh Patten (2005)
ternal dengan kecenderungan Locus of con- terletak pada lokasi penelitian, jumlah peru-
trol internal memiliki kinerja yang lebih baik sahaan, pengukuran variabel, jumlah vari-
dari auditor internal yang memiliki Locus of abel yang digunakan dan teknik pengujian
control eksternal, sehingga konsisten dengan hipotesis. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian Hyatt dan Prawitt (2001). penelitian ini adalah personally adminis-
Sesuai hasil penelitian Patten (2005) tered questionnaires (kuesioner secara per-
yang dikembangkan dalam penelitian ini ter- sonal) karena lokasi antar responden relatif
dapat beberapa keterbatasan penelitian yang berdekatan. Dengan metode ini paket survei
diantaranya adalah belum digunakannya disampaikan dan dikumpulkan langsung
variabel moderasi atau variabel yang mampu oleh peneliti, sehingga peneliti berhubungan
memperkuat Locus of control yang berpenga- langsung dengan responden dan memberi-
ruh terhadap kinerja (job performance) dan kan penjelasan seperlunya mengenai tujuan
kepuasan kerja (job satisfaction) auditor in- survei dan pertanyaan yang kurang di-
ternal. Hal ini dijadikan dasar peneliti meng- pahami oleh responden (Indriantoro dan Su-
gunakan suatu budaya lokal yang telah men- pomo 2009: 154), sedangkan Patten (2005)
jadi pedoman hidup orang Bali, seperti Tri menggunakan teknik mail survey/mail ques-
Hita Karana (THK). THK digunakan karena tionnaires (kuesioner melalui pos) sehingga
penelitian ini akan dilakukan di Bali terha- kuesioner yang diajukan kepada responden
dap auditor internal hotel berbintang. dan jawaban responden dikirim melalui pos.
Konsep THK merupakan konsep nilai Penelitian Patten (2005) dilakukan pada 6
kultur lokal yang telah tumbuh, berkembang (enam) perusahaan manufaktur di USA, se-
dalam tradisi masyarakat Bali, dan bahkan dangkan penelitian ini dilakukan dengan
saat ini telah menjadi landasan falsafah bis- beberapa sampel yang dipilih dari 159 hotel
nis, filosofi pengembangan pariwisata, peng- berbintang yang ada di Bali. Selain itu, pene-
aturan tata ruang, dan rencana stratejik litian ini menggunakan variabel moderasi
pembangunan daerah. Penggunaan varia- yaitu kultur lokal Bali Tri Hita Karana yang
bel THK ini didukung oleh penelitian yang sebelumnya tidak digunakan oleh Patten
dilakukan oleh Gunawan (2009) yang me- (2005) dalam penelitiannya.
nyatakan bahwa Tri Hita Karana yang dia- Berdasarkan penjelasan diatas, peneli-
dopsi sebagai budaya organisasi berpenga- tian ini memiliki tujuan untuk menguji pe-
ruh positif dan signifikan terhadap kinerja. ngaruh Locus of control terhadap kinerja dan
Selain itu, budaya organisasi juga berpenga- kepuasan kerja auditor internal dengan kul-
88 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm. 86-100

tur lokal Bali Tri Hita Karana sebagai varia- memotivasi dan mempengaruhi perilaku,
bel pemoderasi. cita-cita serta tujuan dari orang-orang yang
Harapan akan hasil penelitian ini menjalankan organisasi (Ikhsan dan Ishak
adalah Penelitian ini dapat memotivasi para 2005: 23-24).
pimpinan perusahaan perhotelan di Bali un- Teori atribusi mempelajari proses
tuk mengimplementasikan falsafah kultur bagaimana seseorang menginterpetasi-
Bali Tri Hita Karana sebagai budaya peru- kan suatu peristiwa, alasan, atau sebab
sahaan karena akan mampu meningkatkan perilakunya (Luthans 2005: 182-183). Teori
kinerja dan kepuasan kerja. Ini ditunjukkan ini dikembangkan oleh Fritz Heider yang
oleh nilai-nilai yang tertuang dalam kultur berargumentasi bahwa perilaku seseorang
lokal Tri Hita Karana yaitu nilai integri- ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan
tas, etos kerja, dan kelestarian lingkungan. internal (internal forces), yaitu faktor-faktor
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi yang berasal dari dalam diri seseorang, se-
para supervisor dalam hubungannya dengan perti kemampuan atau usaha, dan kekuatan
tindakan supervisi yang mereka lakukan ter- eksternal (external forces), yaitu faktor-fak-
hadap auditor internal berdasarkan pada Lo- tor yang berasal dari luar, seperti kesulitan
cus of control. dalam pekerjaan atau keberuntungan (Ikh-
Untuk memperoleh gambaran yang me- san dan Ishak 2005: 55-56). Dalam pene-
nyeluruh tentang hasil penelitian ini, maka litian keperilakuan, teori ini diterapkan
pada bagian selanjutnya akan diuraikan dengan dipergunakannya variabel Locus of
tentang kajian teoritis, metode penelitian, control. Variabel tersebut terdiri dari dua
dan hasil penelitian. Selanjutnya, pemaham- komponen yaitu internal Locus of control dan
an secara mendalam tentang hasil analisis external Locus of control.
empiris akan disarikan dalam kesimpulan Teori Locus of control menggolongkan
penelitian dan kemungkinan penelitian di individu apakah termasuk dalam locus in-
masa mendatang. ternal atau eksternal. Rotter (1990) dalam
Hudayati (2002) menjelaskan bahwa Hyatt & Prawitt (2001) menyatakan bahwa
sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (be- Locus of control baik internal maupun ekster-
havioral science), teori-teori akuntansi ke- nal merupakan tingkatan seorang individu
perilakuan dikembangkan dari penelitian berharap bahwa reinfocement atau hasil dari
empiris atas perilaku manusia di organ- perilaku mereka tergantung pada perilaku
isasi. Dengan demikian, peranan peneli- mereka sendiri atau karakteristik personal
tian dalam pengembangan ilmu itu sendiri mereka. Mereka yang yakin dapat mengen-
sudah tidak diragukan lagi. Ruang lingkup dalikan tujuan mereka dikatakan memiliki
penelitian di bidang akuntansi keperilakuan internal Locus of control, sedangkan yang
sangat luas sekali, tidak hanya meliputi bi- memandang hidup mereka dikendalikan
dang akuntansi manajemen saja, tetapi juga oleh kekuatan pihak luar disebut memiliki
menyangkut penelitian dalam bidang etika, external Locus of control .
auditing (pemeriksaan akuntan), sistem in- Individu yang mempunyai sifat locus
formasi akuntansi bahkan juga akuntansi of control eksternal cenderung untuk lebih
keuangan. berperilaku manipulatif dari pada individu
Akuntansi keperilakuan, dengan mem- yang mempunyai sifat Locus of control inter-
pertimbangkan hubungan antara perilaku nal (Kurnia 2002). Akan tetapi, sifat tersebut
manusia dan sistem akuntansi, mencer- tidak secara langsung berpengaruh terha-
minkan dimensi sosial dan budaya manusia dap keinginan untuk melakukan tindakan
dalam suatu organisasi (Ikhsan dan Ishak manipulatif.
2005: 23). Ruang lingkup akuntansi ke- Locus of control yang berbeda bisa
perilakuan sangat luas, yang meliputi an- mencerminkan motivasi yang berbeda dan
tara lain: (1) aplikasi dari konsep ilmu ke- kinerja yang berbeda. Locus of Control inter-
perilakuan terhadap desain dan konstruksi nal akan cenderung lebih sukses dalam karir
sistem akuntansi, (2) studi reaksi manusia mereka daripada Locus of Control eksternal,
terhadap format dam isi laporan akuntansi, mereka cenderung mempunyai level kerja
(3) cara informasi diproses untuk mem- yang lebih tinggi, promosi yang lebih cepat
bantu dalam pengambilan keputusan, (4) dan mendapatkan uang yang lebih. Penelitian
pengembangan teknik pelaporan yang dapat yang dilakukan oleh Patten (2005) menjelas-
mengkomunikasikan perilaku para pemakai kan bahwa pengaruh pengendalian terhadap
data, dan (5) pengembangan strategi untuk manusia bukan hanya sekedar proses seder-
Saputra, Pengaruh Locus Of Control Terhadap...89

hana namun tergantung pada pengendalian organisasi, formalitas, sentralisasi, jumlah


itu sendiri dan pada apakah individu meneri- anggota kelompok, lamanya beroperasi, usia
ma hubungan sebab akibat antara perilaku kelompok kerja dan kepemimpinan (Luthans
yang memerlukan pengendalian. 2005: 217).
Pengertian kinerja (prestasi kerja) Kepuasan kerja merupakan respons af-
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuan- fective atau emosional terhadap berbagai segi
titas yang dicapai oleh seorang karyawan pekerjaan seseorang (Luthans 2005: 212).
dalam melaksanakan tugasnya sesuai de- Artinya job satisfaction bukan merupakan
ngan tanggung jawab yang diberikan ke- konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas
padanya didasarkan atas kecakapan, peng- dengan satu aspek pekerjaan dan tidak puas
alaman, kesungguhan, serta waktu (Mang- dengan satu atau lebih aspek lainnya. Teori
kunegara 2010: 9). kepuasan kerja mencoba mengungkapkan
Kinerja berkaitan erat dengan tujuan, apa yang membuat sebagian orang atau
sebagai suatu hasil perilaku kerja seseorang. lebih puas terhadap pekerjaanya daripada
Perilaku kinerja dapat ditelusuri hingga ke beberapa lainnya. Teori ini juga mencari lan-
faktor-faktor spesifik seperti kemampuan, dasan tentang proses perasaan orang terha-
upaya dan kesulitan tugas. Menurut Mang- dap kepuasan kerja (Maryani 2010).
kunegara (2010: 9), istilah kinerja berasal Luthans (2005: 212-214) menyebut-
dari kata Job Performance atau Actual Per- kan terdapat lima indikator spesifik yang
formance (prestasi kerja atau prestasi ses- dapat mempengaruhi kepuasan kerja meli-
ungguhnya yang dicapai oleh seseorang). puti: kepuasan terhadap pekerjaan itu sen-
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah ha- diri, kepuasan terhadap pembayaran/gaji,
sil kerja secara kualitas dan kuantitas yang kepuasan terhadap promosi, kepuasan ter-
dicapai oleh seorang pegawai dalam melak- hadap supervisi, dan kepuasan terhadap
sanakan tugasnya sesuai dengan tanggung rekan kerja.
jawab yang diberikan kepadanya. Kultur lokal Bali Tri Hita Karana (THK)
Kinerja pada individu menurut Mang- diadopsi sebagai budaya organisasi dalam
kunegara (2010: 29-36) secara garis besar penelitian ini. THK adalah sebuah filosofi
dapat diukur dengan menggunakan krite- yang sekaligus menjadi konsep kehidupan
ria: 1) kuantitas, 2) kualitas, 3) produktivi- dan sistem kebudayaan masyarakat Bali.
tas, 4) ketepatan waktu, dan 5) pengawasan. Konsep kehidupan yang mengedepankan
Sedangkan pengukuran kinerja karyawan/ prinsip-prinsip kebersamaan, keselarasan,
auditor internal perusahaan dalam pene- dan keseimbangan antara tujuan ekonomi,
litian ini adalah menggunakan pendekatan pelestarian lingkungan dan budaya, estetika
konsep pengukuran kinerja yang digunakan dan spiritual (Tenaya 2007). Konsep THK
oleh Hyatt dan Prawitt (2001) serta Patten merupakan konsep harmonisasi hubungan
(2005) yang terdiri dari beberapa bagian yai- yang selalu dijaga masyarakat Hindu Bali
tu: kuantitas hasil kerja, kualitas hasil kerja, meliputi: parahyangan (hubungan manusia
pengetahuan tentang pekerjaan, pendapat dengan Tuhan), pawongan (hubungan antar-
atau pertanyaan yang disampaikan, kepu- manusia), dan palemahan (hubungan manu-
tusan yang diambil, kepercayaan kerja, dan sia dengan lingkungan) yang bersumber dari
daerah organisasi kerja. kitab suci agama Hindu Baghawad gita. Oleh
Kepuasan kerja adalah suatu efektivi- karena itu, konsep THK yang berkembang di
tas atau respon emosional terhadap berbagai Bali, merupakan konsep budaya yang ber-
aspek pekerjaan (Luthans 2005: 211-212). akar dari ajaran agama (Riana 2010).
Pada dasarnya kepuasan kerja dipengaruhi Dalam pustaka suci veda juga ditemu-
karena adanya beberapa faktor. Pertama fak- kan bahwa nilai-nilai etos kerja orang Hindu
tor individu, dimana kepuasan kerja dipe- antara lain: kreativitas, kerja keras tanpa
ngaruhi usia, jenis kelamin, pengalaman dan mengenal putus asa, menghargai waktu,
sebagainya. Kedua, faktor pekerjaan, dima- kerja sama yang harmonis, satya wacana,
na kepuasan kerja dipengaruhi oleh otonomi efisiensi yang etis dan penuh prakarsa (Gu-
pekerjaan, kreatifitas yang beragam, iden- nawan 2009).
titas tugas, keberartian tugas (task signifi- Falsafah kultur Bali Tri Hita Karana
cancy), pekerjaan tertentu yang bermakna yang menekankan pada teori keseimbangan
dalam organisasi dan lain-lain. Dan ketiga, menyatakan bahwa masyarakat Hindu cen-
faktor organisasional, yakni kepuasan kerja derung memandang diri dan lingkungannya
dipengaruhi oleh skala usaha, kompleksitas sebagai suatu sistem yang dikendalikan oleh
90 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm. 86-100

nilai keseimbangan, dan diwujudkan dalam untuk mengukur dan menilai keefektifan
bentuk perilaku: (1) selalu ingin mengadap- pengawasan-pengawasan yang ada di dalam
tasikan diri dengan lingkungannya, sehingga perusahaan.
timbul kesan bahwa orang Bali kuat mem- Audit internal telah berkembang dari
pertahankan pola, tetapi mudah menerima sekedar profesi yang hanya memfokuskan
adaptasi, (2) selalu ingin menciptakan keda- diri pada masalah-masalah teknis akuntansi
maian di dalam dirinya dan keseimbangan menjadi profesi yang memiliki orientasi mem-
dengan lingkungannya (Gunawan 2009). berikan jasa bernilai tambah bagi manaje-
Dengan demikian, keseimbangan dengan men. Audit internal menyediakan jasa-jasa
lingkungan merupakan nilai budaya ma- yang mencakup pemeriksaan dan penilaian
syarakat Hindu yang sangat cocok diadopsi atas kontrol, risiko, kinerja, dan tata kelola
sebagai budaya organisasi. (governance) perusahaan publik maupun
Penerapan budaya Tri Hita Karana privat (Sawyer. et al 2005: 3). Auditor in-
pada perusahaan perhotelan telah diapre- ternal memberikan informasi yang diperlu-
siasi baik oleh Pemerintah Daerah Provinsi kan manajer dalam menjalankan tanggung
Bali dan terbukti membawa efek yang lebih jawab mereka secara efektif. Audit internal
baik bagi perkembangan perhotelan di Bali. bertindak sebagai penilai independen untuk
Hal tersebut terbukti dengan diadakannya menelaah operasional perusahaan dengan
Tri Hita Karana Award sejak tahun 2000. mengukur dan mengevaluasi kecukupan
THK Award ini berdampak positif bagi ho- kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja
tel-hotel yang meraih penghargaan, karena perusahaan.
akan dipromosikan ke luar negeri dan di li- Studi yang terkait dengan penelitian ini
put oleh media-media asing seperti Lo De- adalah studi yang dilakukan oleh Hyatt dan
sol yang merupakan media TV Perancis dan Prawitt (2001), yang menyelidiki hubung-
mendapatkan sertifikat Green Globe 21. an antara struktur audit dan karakteristik
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari variabel Locus of control terhadap kinerja au-
American Travel Industry (Dalem 2008). ditor, dan studi yang dilakukan oleh Patten
Auditor internal merupakan auditor (2005), yang menyelidiki dampak Locus of
yang bekerja pada suatu perusahaan dan control terhadap kinerja dan kepuasan kerja
oleh karenanya berstatus sebagai pegawai auditor internal. Hyatt dan Prawitt (2001)
pada perusahaan tersebut. Tugas utama- menyimpulkan bahwa riset dalam bidang
nya ditujukan untuk membantu manajemen psikologi dan perilaku organisasi memberi
perusahaan tempat dimana mereka bekerja indikasi bahwa karakteristik lingkungan
(Sawyer. et al 2005: 6-8). Auditor internal kerja dapat berinteraksi dengan karakteris-
adalah orang atau badan yang melaksanakan tik pribadi karyawan, sehingga mempenga-
aktivitas internal auditing. Oleh sebab itu, ruhi kinerja individu.
auditor internal senantiasa berusaha untuk Menurut Hyatt dan Prawitt (2001), pi-
menyempurnakan dan melengkapi setiap ke- hak dengan Locus of control eksternal (atau
giatan dengan penilaian langsung atas setiap auditor yang memiliki Locus of control yang
bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti lebih eksternal) akan memiliki kinerja yang
perkembangan dunia usaha yang semakin lebih baik daripada auditor yang memiliki
kompleks (Nasution 2003). Locus of control internal di dalam lingkungan
Sawyer. et al (2005: 12-13) menjelas- perusahaan yang terstruktur.
kan bahwa tanggung jawab auditor internal Penelitian yang dilakukan oleh Patten
pada berbagai perusahaan sangat beragam (2005), merupakan perluasan riset tentang
tergantung pada perusahaan yang bersang- hubungan struktur dan Locus of control de-
kutan. Pada umumnya auditor internal wajib ngan menjabarkan pengujian terhadap audi-
memberikan laporan langsung kepada pim- tor internal dan lingkungannya dan mene-
pinan tertinggi perusahaan (direktur utama), laah dampaknya terhadap kepuasan kerja
atau ada pula yang melapor kepada pejabat dan juga kinerja. Dalam hal kinerja auditor
tinggi tertentu lainnya dalam perusahaan internal, Patten (2005) menyimpulkan bah-
(misalnya kepada kontroler), atau bahkan wa auditor internal dengan kecenderungan
ada pula yang berkewajiban melapor kepa- Locus of Control internal memiliki kinerja
da komite audit yang dibentuk oleh dewan yang lebih baik dari auditor internal yang
komisaris. Jadi pemeriksaan intern yang di- memiliki Locus of control eksternal.
lakukan oleh auditor internal adalah meru- Dalam penelitian Gunawan (2009) yang
pakan suatu alat pengawasan yang penting dilakukan pada Lembaga Perkreditan Desa
Saputra, Pengaruh Locus Of Control Terhadap...91

(LPD) di Bali, menemukan bahwa budaya an serta kekuasaan atasan dan lingkungan
organisasi berpengaruh positif dan signifi- kerja yang mendukung hasil pekerjaan yang
kan terhadap kinerja. Selanjutnya menurut dilakukannya (Sarita dan Agustia 2009).
Gunawan (2009) kondisi ini menunjukkan Hyatt dan Prawitt (2001) mengemuka-
bahwa nilai-nilai yang tertuang dalam falsa- kan bahwa di dalam perusahaan yang tidak
fah kultur Bali Tri Hita Karana yang diadopsi terstruktur, internal Locus of control berki-
sebagai budaya organisasi dalam penelitian nerja lebih tinggi dibandingkan eksternal Lo-
ini mampu untuk meningkatkan kinerja se- cus of control. Akan tetapi, bertolak belakang
cara langsung. Selain itu, budaya organisasi dengan yang diharapkan, tidak ditemukan
juga berpengaruh positif dan signifikan ter- perbedaan yang signifikan dalam hal kinerja
hadap gaya kepemimpinan dan kepuasan antara internal dan eksternal di dalam ling-
kerja, hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai kungan perusahaan yang terstruktur. Hal
yang tertuang dalam falsafah kultur Bali Tri ini berarti tidak ditemukan hubungan yang
Hita Karana yang diadopsi sebagai budaya signifikan antara pengalaman dan Locus of
organisasi dalam penelitian ini juga mampu control untuk responden dari perusahaan
menciptakan gaya kepemimpinan yang baik yang lebih terstruktur.
dan mampu memberikan kepuasan kerja Berdasarkan hasil penelitian yang di-
bagi kepala LPD di Bali. peroleh Hyatt dan Prawitt (2001) ada gejala
Manusia dalam melaksanakan ber- bahwa baik struktur audit maupun Locus of
bagai kegiatan dalam hidupnya selalu beru- control diperkirakan dapat mempengaruhi
paya memberi respon terhadap faktor-faktor kinerja auditor. Seperti yang dikemukakan
internal dan eksternal yang ada di dalam diri dalam Patten (2005), departemen internal
dan di lingkungan sekitar manusia. Aktivitas audit pada perusahaan-perusahaan deng-
individu sebagai respon terhadap faktor-fak- an bercermin pada tren dunia akuntan pu-
tor internal dan eksternal tersebut dikontrol blik, sedang bereksperimen dengan meng-
oleh faktor locus of control. Locus of control kaji ulang cara auditor internal memberikan
baik internal maupun eksternal bukanlah pelayanan jasa audit bagi perusahaannya,
merupakan suatu konsep tipologi, melain- sehingga dengan mengamati peranan poten-
kan merupakan pengaruh atau sumbangan sial dari struktur audit dan Locus of control
berbagai faktor lingkungan. Artinya locus of di dalam departemen internal audit, maka
control bukan berasal sejak lahir melainkan akan dapat memperkaya pengetahuan dan
timbul dalam proses pembentukannya yang wawasan bagi departemen audit untuk me-
berhubungan dengan faktor-faktor lingkung- ningkatkan kinerja staf.
an, sehingga tidak ada orang yang hanya me- Dengan menggunakan Locus of control,
miliki kontrol internal saja ataupun kontrol perilaku kerja dapat dilihat melalui penilaian
eksternal saja (Sarita dan Agustia 2009). karyawan terhadap hasil mereka saat dikon-
Penelitian sebelumnya menemukan trol secara internal ataupun secara ekster-
bahwa auditor internal yang mempunyai nal (Zoraifi 2005). Karyawan/manajer yang
Locus of control internal dianggap tingkat merasakan kontrol internal merasa bahwa
tekanan kerjanya terhadap pekerjaan lebih secara personal mereka dapat mepengaruhi
rendah, dan melaporkan tingkat kepuasan hasil melalui kemampuan, keahlian, atau-
kerja dan kinerja yang lebih tinggi terhadap pun atas usaha mereka sendiri. Karyawan
pekerjaannya (Byrne 2011). Locus of con- yang menilai kontrol eksternal merasa bah-
trol internal erat kaitannya dengan tingkat wa hasil yang mereka capai itu di luar kon-
kepuasan kerja auditor. Hal ini karena pri- trol mereka sendiri, mereka merasa bahwa
badi seseorang dengan Locus of control inter- kekuatan-kekuatan eksternal seperti ke-
nal itu beranggapan bahwa segala sesuatu beruntungan atau tingkat kesulitan terha-
hasil yang mereka peroleh itu berasal dari dap tugas yang dijalankan, itu lebih menen-
usaha mereka sendiri, tanpa tergantung tukan hasil kerja mereka (Patten 2005).
dengan pihak lain. Jika seorang auditor cenderung memi-
Seorang auditor akan merasa puas liki internal locus of control sehingga dia ya-
dalam bekerja karena kontrol internalnya kin akan kemampuan dirinya untuk menye-
yaitu kemampuan kerja dan tindakan kerja lesaikan suatu permasalahan, maka akan
memberikan keberhasilan dalam bekerja. menimbulkan kepuasan kerja dan diharap-
Sedangkan ada pula auditor yang merasa kan akan meningkatkan kinerja/prestasi
bahwa terdapat kontrol eksternal di luar di- kerja auditor. Namun apabila seorang au-
rinya yang berupa nasib dan keberuntung- ditor mempunyai kecenderungan memper-
92 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm. 86-100

cayai faktor-faktor di luar dirinya sebagai dan menerapkan budaya Tri Hita Karana
penentu keberhasilannya, dapat dikatakan tersebut didalam bekerja. Hotel berbintang
dia memiliki external locus of control, hal ini yang dipilih adalah hotel yang menerapkan
justru akan menurunkan kepuasan kerja nilai-nilai THK didalam perusahaannya de-
dan mengakibatkan menurunnya kinerja ngan motivasi yang berbeda-beda.
dari auditor (Sarita dan Agustia 2009). Untuk mendapatkan sampel yang bisa
Terkait dengan variabel moderasi yaitu menggambarkan dan mencerminkan popu-
THK (Tri Hita Karana), Gunawan (2009) me- lasi dalam penelitian ini yang berjumlah 159
nyatakan bahwa budaya organisasi berpeng- hotel berbintang, maka penentuan jumlah
aruh positif dan signifikan terhadap kiner- sampel menggunakan rumus Slovin (Umar
ja. Selanjutnya menurut Gunawan (2009) 2004 dalam Usman 2007). Dari jumlah pop-
kondisi ini menunjukkan bahwa nilai-nilai ulasi tersebut dengan tingkat kelonggaran
yang tertuang dalam falsafah kultur Bali Tri ketidaktelitian sebesar 10%, maka dapat
Hita Karana yang diadopsi sebagai budaya ditetapkan jumlah sampel minimal sesuai
organisasi dalam penelitian ini mampu un- perhitungan rumus Slovin sebesar 62 au-
tuk meningkatkan kinerja organisasi secara ditor internal. Teknik sampling yang digu-
langsung. nakan dalam penelitian ini dengan menggu-
nakan proportionate stratified random sam-
METODE pling, yaitu cara pemilihan sampel dengan
Desain penelitian yang digunakan dalam pengambilan anggota sampel dari populasi
penelitian ini adalah metode survei. Desain dilakukan secara proporsional dengan mem-
penelitian survei merupakan suatu peran- perhatikan strata yang ada didalam suatu
cangan penelitian dengan tujuan melakukan populasi tersebut (Sugiyono 2009: 118-119).
pengujian yang cermat dan teliti terhadap Penelitian ini menggunakan data pri-
suatu obyek penelitian berdasarkan suatu mer yang merupakan sumber data penelitian
situasi atau kondisi tertentu dengan melihat yang diperoleh secara langsung dari sum-
kesesuaiannya dengan pernyataan atau ni- bernya (Indriantoro dan Supomo 2009: 154).
lai tertentu yang diikuti dan diamati dengan Metode pengumpulan data dalam penelitian
cermat dan teliti. Penelitian tentang dampak ini yaitu dengan teknik pengumpulan kue-
Locus of control terhadap kepuasan kerja dan sioner. Total kusioner yang dikirim keselu-
kinerja auditor internal dengan kultur lokal ruhan sampel adalah 62 kuesioner sesuai
Bali Tri Hita Karana sebagai variabel mode- jumlah sampel yang ditentukan. Penelitian
rasi, akan dilakukan survei kepada auditor ini menggunakan personally administered
internal sebagai responden. questionnaires (kuesioner secara personal)
Populasi dalam penelitian ini adalah yang artinya peneliti dapat berhubungan
staf auditor internal pada departemen inter- langsung dengan responden dan memberi-
nal audit perusahaan perhotelan khususnya kan penjelasan seperlunya tentang kuesion-
hotel berbintang di Bali yang jumlahnya 159 er dan dapat langsung dikumpulkan setelah
hotel (BPS Bali 2011). Pemilihan perusahaan selesai dijawab oleh responden (Indriantoro
perhotelan khususnya hotel berbintang yang dan Supomo 2009: 154). Maka dari itu, kue-
ada di Bali, diharapkan akan meningkatkan sioner yang dikirimkan kembali secara ke-
tingkat pengembalian kuesioner dari jawab- seluruhan yaitu 62 kuesioner dan mampu
an responden dan kuesioner dapat dengan digunakan untuk menguji penelitian.
cepat kembali, sehingga akan meminimal- Secara garis besar definisi operasional
kan terjadinya respon bias. variabel locus of control menggunakan in-
Karakteristik responden adalah staff strumen yang terdiri dari 29 item dan telah
internal audit hotel berbintang yang meru- digunakan secara ekstensif dalam penelitian
pakan asli orang Bali dan pendatang yang psikologis dan juga merupakan ukuran Lo-
telah menetap di Bali serta auditor internal cus of control yang digunakan oleh Hyatt dan
yang mengerti serta memahami budaya ma- Prawitt (2001), Patten (2005), Chetty (2008)
syarakat Bali, terutama kultur Tri Hita Kara- dan Menezes (2008). Pernyataan untuk in-
na, sehingga kuesioner yang diberikan tidak dikator Locus of control internal diberikan
salah sasaran. Selain itu, responden yang di- skor jawaban adalah 0. Pernyataan untuk
pilih adalah dari hotel yang memiliki auditor indikator Locus of control eksternal diberikan
internal yang berada di Bali atau bukan ho- skor jawaban adalah 1, sedangkan ada be-
tel yang merupakan cabang dari hotel diluar berapa pernyataan dalam indikator tersebut
Bali, sehingga para responden yakin paham yang merupakan distracter item. Dengan
Saputra, Pengaruh Locus Of Control Terhadap...93

menggunakan instrumen seperti ini, skor kepuasan kerja peserta survei. Hasil respon
Locus of control dapat berkisar 0-23 dengan yang menggunakan skala 1-5 berkisar an-
catatan bahwa nilai kurang dari atau sama tara sangat tidak puas pada batas bawah
dengan 12 mengindikasikan kecenderungan skala (1) dan sangat puas pada batas atas
internal, sedangkan nilai yang lebih tinggi skala (5).
atau sama dengan 13 menunjukkan kualitas Variabel kontrol dalam penelitian ini
eksternal. usia responden (age), jenis kelamin (gender),
Tri Hita Karana diukur dengan 13 butir gaji/upah (fee) dan pengalaman (experience).
pertanyaan yang telah digunakan oleh Gu- Informasi-informasi ini bisa peneliti libat-
nawan (2009). Skala Likert yang digunakan kan sebagai variabel kontrol untuk mem-
1-5 berkisar antara sangat setuju pada ba- perkaya dan memperdalam penelitian ini.
tas skala (1) dan sangat tidak setuju pada Alasan penelitian ini menggunakan variabel
batas skala (5). Variabel kinerja diukur deng- kontrol adalah pertama, hasil analisis lebih
an konstruk kinerja dari Patten (2005) yang menjelaskan fenomena dengan optimal kare-
terdiri dari 18 item untuk mengukur kinerja na variabel-variabel lain yang juga mempe-
peserta survei. Hasil respon yang menggu- ngaruhi variabel tergantung, pengaruhnya
nakan skala 1-5 berkisar antara sangat ti- menjadi terputus. Kedua, analisis akan me-
dak setuju pada batas bawah skala (1) dan miliki kekuatan statistik (power) yang lebih
sangat setuju pada batas atas skala (5). tinggi (Widhiarso 2011).
Variabel kepuasan kerja diukur dengan kon- Untuk mengukur besarnya pengaruh
struk kepuasan kerja dari Patten (2005) yang variabel locus of control terhadap kinerja
terdiri dari 15 item untuk mengukur tingkat dan kepuasan kerja auditor internal dengan

Tabel 1
Gambaran Umum Responden
94 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm. 86-100

kultur lokal tri hita karana sebaga variabel valid dan reliabel dengan nilai signifikansi
pemoderasi digunakan uji interaksi yang yang kurang dari 0,05 atau nilai korelasinya
sering disebut Moderated Regression Analy- lebih besar dari 0,3 dan koefisien keandalan-
sis (MRA). Model regresi MRA dengan metode nya (Cronbach Alpha) lebih dari 0,60. Uji
interaksi akan mengindikasikan terjadinya asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi
multikolinieritas sehingga dikembangkan uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
metode lain yaitu analisis residual. Anali- uji autokorelasi, dan uji normalitas. Dari
sis residual ingin menguji pengaruh deviasi uji multikolinearitas didapatkan nilai VIF
(penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya (Variance Inflating Factor) lebih besar dari
adalah ketidakcocokan (lack of fit) yang di- 10 untuk masing-masing variabel sehing-
hasilkan dari deviasi hubungan linear antar ga diindikasikan terjadi multikolinearitas.
variabel independen dan moderat. Lack of Hal ini jelas terjadi karena ada kombinasi
fit ditunjukkan oleh nilai residual didalam linier dari variabel Locus of control dan Tri
regresi (Ghozali 2009: 214-215). Analisis Hita Karana. Untuk mengatasi hal ini uji re-
dengan menggunakan MRA harus diikuti gresi yang digunakan adalah uji residual. Uji
dengan uji asumsi dasar, sehingga dalam heteroskedastisitas dalam penelitian ini di-
penelitian ini digunakan pula uji asumsi lakukan dengan melakukan uji glejser. Ber-
klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji dasarkan hasil perhitungan statistik dapat
heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji dilihat bahwa seluruh variabel bebas adalah
normalitas. variabel homokedastisitas, karena nilai sig-
Validitas dilakukan untuk menguji nifikansi variabel-variabel tersebut lebih be-
apakah pertanyaan-pertanyaan dalam kue- sar dari 0,05. Uji autokorelasi menggunakan
sioner telah sesuai mengukur konsep yang Durbin Watson Test dan menunjukkan nilai
dimaksud. Uji validitas dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) mendekati dua yai-
menggunakan uji korelasi pearson, sedang- tu 1,923 sehingga dapat disimpulkan bahwa
kan pengujian reliabilitas dilakukan dengan tidak terjadi autokorelasi dalam persamaan
menggunakan nilai Cronbach Alpha. regresinya. Hasil uji normalitas dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov un-
HASIL DAN PEMBAHASAN tuk perhitungan distribusi normal diperoleh
Responden dalam penelitian ini adalah p-value lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar
staff auditor internal pada 62 sampel hotel 0,839. Dapat disimpulkan bahwa asumsi
berbintang di Bali. Karakteristik responden normalitas nilai residual dapat terpenuhi.
yang diteliti dibedakan berdasarkan jenis Hasil uji t yang didapat pada tabel 2
kelamin, umur, lama bekerja, serta jumlah menunjukkan nilai rata-rata yang dimiliki
penghasilan yang diterima setiap bulan. Dari masing-masing locus of control internal mau-
62 jumlah kuesioner yang disebar, kuesioner pun eksternal.
yang diterima kembali sebanyak 62, hal ini Hasil uji t didapatkan nilai p-value
berarti secara keseluruhan kuesioner yang sebesar 0,000. P-value lebih kecil dari 0,05
disebar memiliki tingkat pengembalian 100% sehingga menunjukkan bahwa responden
karena kuesioner dibawa dan diserahkan yang memiliki locus of control internal memi-
langsung oleh peneliti kepada responden. liki kinerja berbeda dengan responden yang
Secara umum, responden berjenis kelamin memiliki locus of control eksternal. Perbedaan
laki-laki (59,7%) lebih besar dari responden rata-rata kinerja responden yang memiliki lo-
berjenis kelamin perempuan (40,3%), res- cus of control internal dengan responden yang
ponden paling banyak berumur 30 hingga memiliki locus of control eksternal adalah
39 tahun, bekerja lebih dari 5 tahun hingga sebesar 10,028. Rata-rata kinerja responden
10 tahun dengan penghasilan merata antara yang memiliki locus of control internal adalah
lebih dari Rp 2.000.000 hingga lebih dari Rp sebesar 77,4898 sedangkan responden yang
8.000.000. Hasil pengisian kuesioner terha- memiliki locus of control eksternal memiliki
dap variabel Locus of control didapatkan bah- rata-rata kinerja 67,4615. Hal ini menunjuk-
wa sebanyak 49 responden memiliki Locus of kan bahwa kinerja responden yang memiliki
control internal dan sebanyak 13 orang me- locus of control internal lebih tinggi diban-
miliki Locus of control eksternal. ding responden yang memiliki locus of control
Pengujian instrumen penelitian baik eksternal.
dari segi validitas maupun reliabilitasnya Pada variabel kepuasan kerja juga ter-
terhadap 62 responden diperoleh bahwa dapat perbedaan yang signifikan antara re-
hasil instrumen yang dipergunakan adalah sponden yang memiliki locus of control in-
Saputra, Pengaruh Locus Of Control Terhadap...95

Tabel 2
Hasil Uji T-Test

ternal dan responden yang memiliki locus of abel locus of control eksternal dengan kinerja
control eksternal karena nilai p-value untuk didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,368
hasil uji t adalah sebesar 0,001 yaitu lebih ke- (sig.>0,05) yang artinya bahwa locus of con-
cil dari 0,05. Perbedaan rata-rata dari kepu- trol eksternal tidak memiliki pengaruh ter-
asan kerja responden yang memiliki locus of hadap kinerja auditor internal. Sedangkan
control internal dan locus of control eksternal untuk nilai signifikansi yang didapat pada
adalah sebesar 6,22763. Rata-rata kepu- hubungan antara locus of control eksternal
asan kerja responden yang memiliki locus of dengan kepuasan kerja adalah sebesar 0,836
control internal adalah sebesar 61,6122 dan (sig.>0,05) yang artinya bahwa locus of con-
rata-rata kepuasan kerja responden yang trol eksternal juga tidak memiliki pengaruh
memiliki locus of control eksternal adalah terhadap kepuasan kerja auditor internal.
sebesar 55,3846. Berdasarkan hasil ini di-
dapatkan bahwa rata-rata kepuasan kerja Hasil yang didapat dari uji t tersebut diarti-
responden yang memiliki locus of control in- kan bahwa locus of control yang dimiliki oleh
ternal lebih tinggi dibanding responden yang auditor internal memiliki pengaruh yang
memiiki locus of control eksternal. Hasil uji berbeda terhadap kinerja dan kepuasan ker-
t yang didapat menyimpulkan bahwa dilihat janya. Hal tersebut berarti bahwa auditor
dari nilai rata-rata yang dimiliki masing-ma- internal yang memiliki locus of control inter-
sing locus of control internal maupun ekster- nal memiliki kinerja lebih baik dan tingkat
nal, maka tingkat kinerja dan kepuasan ker- kepuasan kerjanya yang lebih tinggi diband-
ja yang dimiliki oleh auditor internal yang ingkan dengan auditor internal yang memi-
memiliki locus of control internal lebih tinggi liki locus of control eksternal. Sehingga pada
dibandingkan dengan auditor internal yang hasil uji beda ditemukan pengaruh yang
memiliki locus of control eksternal. sangat berbeda antar locus of control internal
Hasil signifikansi untuk kategori locus dengan locus of control eksternal yang dimi-
of control internal terhadap kinerja sebesar liki auditor internal terhadap pengaruhnya
0,000 (sig.<0,05) yang berarti bahwa locus dengan kinerja dan kepuasan kerjanya.
of control internal memiliki pengaruh yang Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa
signifikan terhadap kinerja auditor internal. variabel kinerja dan kepuasan kerja ber-
Sedangkan, untuk hubungan antara locus of pengaruh signifikan terhadap hasil absolute
control internal terhadap kepuasan kerja di- residual dari model regresi antara Tri Hita
dapatkan nilai signifikansi yang sama yaitu Karana dengan Locus of control dan koefisien
0,000 (sig.<0,05) sehingga dapat dikatakan yang didapatkan adalah negatif, yaitu -0,95
bahwa locus of control internal memiliki pe- untuk variabel kinerja dan -0,94 untuk vari-
ngaruh yang signifikan terhadap kepuasan abel kepuasan kerja, sehingga dapat disim-
kerja auditor internal. Hasil uji t antara vari- pulkan bahwa Locus of control berpengaruh
96 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm. 86-100

Tabel 3.
Hasil Uji T Variabel LOC Internal dan Eksternal terhadap JOBS dan PERF

signifikan terhadap kinerja dan kepuasan dengan variabel respon kinerja sebesar 2,9
kerja dengan budaya Tri Hita Karana seba- % yaitu dari 0,735 naik menjadi 0,764 se-
gai variabel moderating. persamaan regresi dangkan pada variabel respon kepuasan
antara variabel Locus of control, Tri Hita Ka- kerja kenaikan R kuadrat cenderung tinggi
rana, dan perkalian antara Locus of control yaitu sekitar 10 % yaitu dari 0,638 me-
dengan Tri Hita Karana (LOC*THK) dengan ningkat menjadi 0,739. Hal ini disebabkan
masing-masing variabel kinerja dan kepu- terdapat variabel kontrol yang berpengaruh
asan kerja adalah sebagai berikut: signifikan terhadap kinerja dan kepuasan
Pengujian tersebut menggunakan vari- kerja yaitu variabel umur.
abel kontrol. Nilai kebaikan model regresi Sedangkan untuk mengetahui hubung-
(R kuadrat) adalah koefisien determinasi an antara variabel kinerja dengan kepuas-
yang fungsinya mengetahui seberapa besar an kerja digunakan analisis korelasi. Hasil
keragaman variabel respon dapat dijelas- dari analisis korelasi antara kinerja dengan
kan oleh variabel penjelas, sehingga dalam kepuasan kerja, menyatakan bahwa terdapat
analisis regresi semakin tinggi nilai R kua- hubungan yang signifikan antara kinerja dan
drat, maka akan semakin baik model regresi kepuasan kerja dengan nilai korelasi sebesar
tersebut. Dari hasil pengujian, dapat diketa- 0,882 dengan signifikansi 0,000 (signifikan
hui bahwa R kuadrat mengalami kenaikan pada 1%).
setelah regresi diberi penambahan variabel Penelitian ini mendukung hasil peneli-
kontrol. Kenaikan R kuadrat pada regresi tian Taufiq (2004) yang menyatakan bahwa

Tabel 4.
Hasil Uji Residual
Saputra, Pengaruh Locus Of Control Terhadap...97

Tabel 5
Nilai Kebaikan Model Regresi (R2)

Locus of control secara signifikan berhubu- bahwa output berdasarkan pada tindakan
ngan dengan kepuasan kerja. Hal ini mengin- mereka) akan menunjukkan kinerja yang
dikasikan bahwa auditor internal dengan lebih baik dari auditor internal yang memi-
locus of control internal melaporkan tingkat liki Locus of control eksternal, pada situasi
kepuasan kerja yang lebih tinggi dibanding- yang memungkinkan kontrol yang lebih be-
kan dengan auditor internal yang memiliki sar pada individu sehingga tingkat kinerja
Locus of control eksternal. Hasil pengujian auditor internal tergantung pada Locus of
antara pengaruh locus of control internal control.
dengan locus of control eksternal terhadap Hasil uji residual, menyatakan bahwa
kepuasan kerja, didapatkan hasil yaitu locus variabel kinerja berpengaruh signifikan ter-
of control internal lebih memiliki pengaruh hadap hasil absolute residual dari model re-
terhadap kepuasan kerja auditor internal, gresi antara Tri Hita Karana dengan locus of
hal ini berarti auditor internal yang memi- control, sehingga dapat dikatakan bahwa lo-
liki locus of control internal memiliki tingkat cus of control berpengaruh signifikan terha-
kepuasan kerja lebih tinggi dibandingkan dap kinerja auditor internal dengan variabel
dengan auditor internal yang memilki locus Tri Hita Karana sebagai variabel moderasi.
of control eksternal. Variabel umur juga ber- Dari hasil uji beda yang dilakukan pada lo-
pengaruh negatif terhadap kinerja auditor in- cus of control internal dan locus of control
ternal yaitu jika semakin tinggi umur, maka eksternal terhadap pengaruhnya dengan
semakin rendah kinerja auditor internal. kinerja, yang menyatakan locus of control in-
Dalam penelitian ini, mendapatkan ternal lebih berpengaruh terhadap kinerja,
hasil bahwa auditor internal yang memiliki maka dalam hasil uji residual yang dimak-
Locus of control internal memiliki tingkat sud adalah auditor internal yang memiliki lo-
kinerja yang lebih baik dibandingkan audi- cus of control internal memiliki kinerja yang
tor internal yang memiliki Locus of control lebih baik dengan Tri Hita Karana sebagai
eksternal. Penemuan ini konsisten dengan pemoderasi dibandingkan dengan auditor
penelitian Patten (2005), Hyatt dan Prawitt internal yang memiliki locus of control ekster-
(2001), Wilopo (2006), Sarita dan Agustia nal. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(2009), Kartika dan Wijayanti (2007), dan yang dilakukan oleh Gunawan (2009) yang
Menezes (2008) yang menyatakan bahwa menyatakan bahwa Tri Hita Karana yang di-
variabel Locus of control berpengaruh signifi- adopsi sebagai budaya organisasi berpenga-
kan terhadap kinerja (Performance) auditor ruh signifikan terhadap kinerja. Selain itu,
internal, auditor internal yang memiliki Lo- hasil penelitian ini mendukung penelitian
cus of control internal akan memiliki kinerja yang dilakukan oleh Maryani (2010), Usman
yang lebih baik dari auditor internal yang (2007) dan Sulaksono (2005) yang dalam
memiliki Locus of control eksternal. Varia- penelitiannya menyatakan bahwa variabel
bel umur juga berpengaruh negatif terhadap budaya organisasi berpengaruh positif dan
kinerja auditor internal yaitu jika semakin signifikan terhadap kinerja. Penjelasan yang
tinggi umur, maka semakin rendah kinerja dapat diberikan dari penelitian ini adalah
auditor internal. Penjelasan hasil penelitian bahwa Locus of control dan budaya Tri Hita
ini bahwa auditor internal yang memiliki Lo- Karana dapat berpengaruh terhadap kinerja
cus of control internal (mereka yang meyakini auditor internal. Maka dari itu, kondisi se-
98 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm. 86-100

perti ini menunjukkan bahwa nilai-nilai yang kan hasil penelitian ini, dapat ditarik bebe-
terkandung dalam budaya Tri Hita Karana rapa kesimpulan.
bisa dan mampu diadopsi sebagai budaya Pertama, Locus of control internal yang
organisasi dalam suatu perusahaan. Locus dimliki oleh auditor internal berpengaruh
of control yang merupakan suatu pengenda- secara signifikan terhadap kepuasan kerja.
lian individu, bisa diperkuat oleh nilai-nilai Hal ini berarti bahwa auditor internal deng-
yang terkandung dalam budaya Tri Hita Ka- an locus of control internal memiliki kepua-
rana untuk mendapatkan kinerja yang baik san kerja yang lebih tinggi dibandingkan
bagi para auditor internal. dengan auditor internal dengan locus of con-
Hasil penelitian ini yang menguji pe- trol eksternal. Kepuasan yang lebih tinggi itu
ngaruh Locus of control terhadap kepuasan dapat dirasakan oleh auditor internal yang
kerja auditor internal dengan Tri hita karana memiliki locus of control internal, karena
sebagai variabel moderasi yang mengguna- mereka lebih sadar dapat menyelesaikan pe-
kan uji residual mendapatkan hasil bahwa kerjaan-pekerjaan dari perusahaan dengan
Locus of control berpengaruh signifikan ter- lebih baik tanpa harus ada teguran dari pi-
hadap kepuasan kerja auditor internal deng- hak perusahaan. Dibandingkan dengan au-
an variabel Tri Hita Karana sebagai variabel ditor internal yang memiliki locus of control
moderating. Sesuai hasil uji beda antara lo- eksternal, lebih mudah merasa puas terha-
cus of control internal dengan locus of control dap pekerjaannya, karena hanya tergantung
ekternal terhadap kepuasan kerja, dihasil- dari nasib mereka terhadap pekerjaan-pe-
kan bahwa locus of control internal berpeng- kerjaan mereka, sehingga pekerjaan mereka
aruh signifikan terhadap kepuasan kerja. tidak akan selesai tanpa ada teguran dari
Hal tersebut berarti bahwa auditor internal pihak perusahaan.
yang memiliki locus of control internal memi- Kedua, Locus of control internal yang
liki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi dimiliki oleh auditor internal berpengaruh
dibandingkan dengan auditor internal yang signifikan terhadap kinerja. Hal ini berarti,
memiliki locus of control eksternal. Dari ha- auditor internal yang memiliki locus of con-
sil tersebut dapat dinyatakan bahwa locus of trol internal menunjukkan kinerja yang lebih
control internal yang dimiliki oleh auditor in- tinggi dari auditor internal yang memiliki Lo-
ternal berpengaruh terhadap kepuasan ker- cus of control eksternal. Apabila dibanding-
janya dengan dimoderasi oleh kultur Tri Hita kan dengan auditor internal yang memiliki
Karana. Penelitian ini sejalan dengan pene- Locus of control eksternal, auditor internal
litian yang dilakukan oleh Gunawan (2009), yang memiliki Locus of control internal lebih
Maryani (2010), Usman (2007) dan Sulak- termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan-
sono (2005). Hasil dari penelitian tersebut pekerjaan mereka, sehingga menimbulkan
menyatakan bahwa budaya suatu organisasi suatu kepuasan dan akan mampu mening-
berpengaruh positif dan signifikan terhadap katkan kinerja mereka.
kepuasan kerja. Locus of control dengan Ketiga. Locus of control internal yang di-
diperkuat oleh adanya suatu budaya yang miliki oleh auditor internal berpengaruh sig-
bisa dijadikan pedoman oleh para karyawan nifikan terhadap kinerjanya dengan variabel
dalam suatu perusahaan, yaitu budaya Tri Tri Hita Karana sebagai variabel moderating.
Hita Karana mampu meningkatkan kepuas- Locus of control internal dengan didukung
an kerja. Hal ini dibuktikan dengan mendu- oleh budaya Tri Hita Karana sebagai budaya
kung hasil penelitian dari Gunawan (2009) suatu organisasi mampu lebih meningkat-
yang menyatakan bahwa Tri Hita Karana kan kinerjanya. Sedangkan, auditor internal
yang diadopsi sebagai budaya organisasi yang memiliki locus of control eksternal, tidak
dengan nilai-nilai yang terkandung didalam- dipengaruhi oleh budaya Tri Hita Karana di-
nya mampu memberikan kepuasan kerja dalam mencapai kinerjanya. Hal ini berarti
bagi para karyawan. bahwa auditor internal yang memiliki locus
of control eksternal memiliki kinerja yang
SIMPULAN rendah dan tidak dipengaruhi oleh budaya
Penelitian ini menguji pengaruh Locus organisasi didalam perusahaannya.
of control terhadap kinerja dan kepuasan Keempat, Locus of control internal yang
kerja auditor internal dan adanya pengaruh dimiliki oleh auditor internal berpengaruh
variabel moderasi berupa budaya organisasi signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja-
yaitu budaya Tri Hita Karana yang diterap- nya dengan variabel Tri Hita Karana sebagai
kan pada hotel berbintang di Bali. Berdasar- pemoderasi. Locus of control internal dengan
Saputra, Pengaruh Locus Of Control Terhadap...99

didukung oleh budaya Tri Hita Karana se- ruh locus of control terhadap kinerja melalui
bagai budaya suatu organisasi memiliki pe- kepuasan kerja sebagai variabel intervening
ngaruh terhadap tingkat kepuasan kerjanya. serta kultur Tri Hita Karana sebagai variabel
Sedangkan, auditor internal yang memiliki moderasi pengaruh antara kepuasan kerja
locus of control eksternal, tidak dipengaruhi terhadap kinerja.
oleh budaya Tri Hita Karana didalam menen-
tukan tingkat kepuasan kerjanya. Hal ini DAFTAR RUJUKAN
berarti bahwa auditor internal yang memi- Badan Pusat Statistik Wilayah Bali. (2011).
liki locus of control eksternal memiliki tingkat Jumlah Hotel Berbintang di Bali Ber-
kepuasan kerja yang rendah dan tidak di- dasarkan Kabupaten/Kota.
pengaruhi oleh budaya organisasi didalam Byrne, S. 2011. Does Individual Locus of
perusahaannya. Control Matter in a JIT Environment?.
Ada beberapa keterbatasan dalam pene- JAMAR, Vol. 9, No. 1.
litian ini yang membatasi kesempurnaannya. Chetty, P. J. J. 2008. The Relationship be-
Adapun keterbatasan tersebut antara lain: tween Job Satisfaction and Locus of
pertama, peneliti tidak mengkaji bagaima- control amongst Call Centre Represen-
na jika auditor internal yang memiliki kon- tatives in a Call Centre in Durban, Kwa-
flik antara Locus of control mereka dengan Zulu-Natal. Submitted in partial fulfill-
sistem pengendalian internal perusahaan. ment of the requirements for the degree
Penelitian akan datang perlu memperhati- of Master of Social Science in the School
kan auditor internal yang memiliki konflik of Psychology University of KwaZulu-
Locus of control dengan sistem pengendalian Natal Durban, South Africa.
internal perusahaan untuk melihat apakah Dalem, A.A. R. 2008. Sistem Manajemen
terjadi perbedaan kepuasan kerja antara au- Lingkungan, Tri Hita Karana dan Imple-
ditor internal yang memiliki konflik dengan mentasinya pada Hotel. Jurnal Bumi
auditor internal yang tidak memiliki konflik. Lestari, Vol 8 No.1 hal. 58-62.
Kedua, Penelitian ini menggunakan Ghozali, I. 2009. Ekonometrika: Teori, Konsep
responden auditor internal hanya dari ho- dan Aplikasi dengan SPSS 17. Badan
tel berbintang yang ada di Bali, kemungki- Penerbit Universitas Diponegoro. Sema-
nan terdapat perbedaan persepsi dan pan- rang.
dang-an dari auditor internal yang bekerja Gunawan, K. 2009. Pengaruh Budaya Or-
pada perusahaan-perusahaan lain yang ti- ganisasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi
dak terwakili. Kerja terhadap Gaya Kepemimpinan
Terlepas dari keterbatasan-keterba- dan Kinerja Organisasi (Studi pada
tasan yang ditemukan dalam penelitian ini, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di
dapat menjadi acuan perbaikan bagi pene- Bali). Disertasi Program Pascasarjana
litian sejenis di masa yang akan datang. Universitas Brawijaya, Malang.
Pengiriman kuesioner, sebaiknya dilakukan Hudayati, A. 2002. Perkembangan Peneli-
pada para responden dalam waktu-waktu tian Akuntansi Keperilakuan: Berbagai
atau bulan-bulan yang senggang terhadap Teori dan Pendekatan yang Melandasi.
pekerjaan mereka. Karena, jika penyeba- JAAI, Vol. 6, No. 2.
ran kuesioner dilakukan pada waktu-wak- Hyatt, T.A. dan Prawitt, D.F. 2001. Does
tu atau bulan-bulan yang padat pekerjaan congruence between audit structure
atau dalam masa pemenuhan target kerja and auditors locus-of-control affect job
para responden kepada perusahaan, sehing- performance?, The Accounting Review,
ga tidak memungkinkan untuk melakukan Vol. 76 No. 2, hal. 263-74.
tanya jawab secara langsung dengan para Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2009. Metode
responden. Waktu-waktu padat pekerjaan di Penelitian Bisnis (Untuk Akuntansi dan
perusahaan itu biasa di bulan-bulan yang Manajemen). BPFE Yogyakarta.
mendekati akhir semester atau akhir tahun. Ikhsan, A. dan Ishak, M. 2005. Akuntansi
Menambah jumlah responden yang ikut ber- Keperilakuan: Tinjauan Terhadap Ilmu
partisipasi dan menggunakan responden Keperilakuan. Editor Krista, Penerbit
dari berbagai macam perusahaan baik ber- Salemba Empat.
skala besar maupun sedang dan tidak hanya JournalBali. 2010. Hotel Bersaing Ketat
pada satu area tertentu untuk menambah Meraih THK Award 2010. Diunduh
validitas eksternal. Penelitian selanjutnya tanggal 28 Desember 2011. http://
dapat dilakukan dengan menguji penga- www.JournalBali.com
100 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm. 86-100

Kartika, I. dan Wijayanti P. 2007. Locus of langga.


Cotrol Sebagai Anteseden hubungan Sawyer, L. B., Mortimer A. Dittenhofer dan
Kinerja dan Penerimaan Perilaku Dis- James H. Scheiner. 2005. Sawyers In-
fungsional Audit. Simposium Nasional ternal Auditing. The Institute of Auditor
Akuntansi X. Makassar. internals. Salemba Empat, Jakarta.
Kurnia. 2002. Pengaruh Desain Organisa- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.
sional dan Locus Of Control Terhadap Alfabeta, Bandung.
Perilaku Manipulatif dalam Penetapan Sulaksono, T. 2005. Budaya Organisasi dan
Harga Transfer: Sebuah Eksperimen Ketidakpastian Lingkungan Sebagai
Semu. JAAI Vol 6 No.1. Variabel Moderating Dalam Hubun-
Luthans, F. 2005. Organizational Behaviour. gan Antara Gaya Evaluasi Atasan Ter-
10th Edition. ANDI. Yogyakarta. hadap Tekanan Kerja dan Kepuasan
Mangkunegara, A.P. 2010. Evaluasi Kiner- Kerja Bawahan (Studi pada PT. Bank
ja SDM. Cetakan Pertama. PT. Refika Perkreditan Rakyat Wilayah Kantor BI
Aditama, Bandung. Solo). Tesis Program Pascasarjan Uni-
Maryani. 2010. Pengaruh Budaya Organ- versitas Diponegoro.
isasi dan Gaya Kepemimpinan Serta Taufiq, M.N. 2004. Analisis Pengaruh Locus
Pengembangan Karyawan Terhadap of control, Tipe Perilaku, dan Pemenu-
Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan han Harapan Penggajian Terhadap
pada Perusahaan Ritel di Sulawesi Se- Kepuasan kerja (Studi Penelitian Terh-
latan. Disertasi Program Pascasarjana adap Dosen Universitas Sebelas Maret
Universitas Brawijaya, Malang. Surakarta). Tesis. Universitas Sebelas
Menezes, A. A. 2008, Analisis Dampak Locus Maret Surakarta.
of control Terhadap Kinerja Dan Kepua- Tenaya, G A. I. 2007. Analisis Falsafah dan
san Kerja Auditor internal (Penelitian Konsep Akuntansi dalam Perspektif Fil-
Terhadap Auditor internal Di Jawa safat Kultur Bali Tri Hita Karana dan
Tengah). Tesis. Program Pasca Sarjana Kesadaran Internal Lembaga terhadap
Fakultas Ekonomi Universitas Dipone- Hukum Perusahaan. Tesis Program
goro. Pascasarjana Universitas Brawijaya,
Nasution, M. 2003. Sekilas Tentang Auditor Malang.
internal. FE USU, Digytal Library. Usman, U. 2007. Pengaruh Budaya Organ-
Patten, M. D. 2005. An Analysis of The Im- isasi dan Motivasi terhadap Kepuasan
pact of Locus of Control on Auditor in- Kerja dan Kinerja Karyawan pada Pe-
ternal Job Performance and Satisfac- rusahaan Rokok di Jawa Timur. Diser-
tion, Managerial Auditing Journal, Vol. tasi Program Pascasarjana Universitas
20 No. 9. hal. 1016-1029. Brawijaya, Malang.
Riana, I. G. 2010. Dampak Penerapan Kultur Wilopo. 2006. Faktor-faktor yang Berpen-
Lokal Tri Hita Karana terhadap Orien- garuh Terhadap Perilaku Disfungsional
tasi Kewirausahaan dan Orientasi Pas- Auditor: Studi Pada Kantor Akuntan
ar serta Konsekuensinya pada Kinerja Publik di Jawa Timur. Jurnal Akun-
Usaha (Studi pada IKM Kerajinan Per- tansi dan Teknologi Informasi. Vol. 5
ak di Bali). Disertasi Program Pascasar- No. 2.
jana Universitas Brawijaya, Malang. Zoraifi, R. 2005. Pengaruh Locus of Control,
Sarita, J dan D. Agustia. 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Ker-
Gaya Kepemimpinan Situasional, Moti- ja, dan Pertimbangan Etis Terhadap
vasi Kerja, Locus Of Control Terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik
Kepuasan Kerja dan Prestasi Kerja Au- Audit. Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
ditor. Jurnal Akuntansi Universitas Air- Vol.5 No.1, hal. 12-26.

Anda mungkin juga menyukai