1. Konsep Penyakit
1.1 Definisi/deskripsi penyakit
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi olveolus dan
jaringan interstitil. Walaupun banyak pihak yang sependapat bahwa
pneumonia merupakan suatu inflamasi, namun sanagt sulit untuk membuat
suatu definisi tunggal yang universal. Pneumonia didefinisikan berdasarkan
gejala dan tanda klinis, serta perjalanan penyakitnya. World Health
Organization (WHO) mendefinisikan pneumonia hanya berdasarkan
penemuan klinis yang didapat pada pemeriksaan inspksi dan frekuensi
pernafasan (IDAI, 2009)
1.2 Etiologi
1.2.1 Bakteri
1.2.2 Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi
sampai usia lanjut. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang
paling umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada di
kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh
sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan
menyebabkan kerusakan. Balita yang terinfeksi pneumonia akan panas
tinggi, berkeringat, napas terengah-engah dan denyut jantungnya
meningkat cepat (Misnadiarly, 2008).
1.2.3 Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus.
Virus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory
Syncial Virus (RSV). Meskipun virus-virus ini kebanyakan menyerang
saluran pernapasan bagian atas, pada balita gangguan ini bisa memicu
pneumonia. Tetapi pada umumnya sebagian besar pneumonia jenis ini
1
2
tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi
terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan
kadang menyebabkan kematian (Misnadiarly, 2008).
1.2.4 Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan
penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan
sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya.
Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar
luas. Mikoplasma menyerang segala jenisusia, tetapi paling sering
pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah,
bahkan juga pada yang tidak diobati (Misnadiarly, 2008).
1.2.5 Protozoa
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia
pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii
Pneumonia (PCP). Pneumonia pneumosistis sering ditemukan pada
bayi yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam
beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam
hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P. Carinii
pada jaringan paru atau spesimen yang berasal dari paru (Djojodibroto,
2009)
1.3.2 Tanda
Menurut Misnadiarly (2008), tanda-tanda penyakit pneumonia pada
balita antara lain :
1.3.2.1 Batuk nonproduktif
1.3.2.2 Ingus (nasal discharge)
1.3.2.3 Suara napas lemah
1.3.2.4 Penggunaan otot bantu napas
1.3.2.5 Demam
1.3.2.6 Cyanosis (kebiru-biruan)
1.3.2.7 Thorax photo menujukkan infiltrasi melebar
1.3.2.8 Sakit kepala
1.3.2.9 Kekakuan dan nyeri otot
1.3.2.10 Sesak napas
1.3.2.11 Menggigil
1.3.2.12 Berkeringat
1.3.2.13 Lelah
1.3.2.14 Terkadang kulit menjadi lembab
1.3.2.15 Mual dan muntah
1.4 Patofisiologi
Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh
mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi. Meskipun lebih dari
seratus jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya
sedikit dari mereka yang bertanggung jawab pada sebagian besar kasus.
Penyebab paling sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang
jarang menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit.
1.4.1 Virus
Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak. Biasanya
virus masuk kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup
melalui mulut dan hidung. Setelah masuk virus menyerang jalan nafas
dan alveoli. Invasi ini sering menunjukan kematian sel, sebagian virus
langsung mematikan sel atau melalui suatu tipe penghancur sel yang
disebut apoptosis. Ketika sistem imun merespon terhadap infeksi virus,
dapat terjadi kerusakan paru. Sel darah putih, sebagian besar limfosit,
akan mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke
4
dalam alveoli. Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli
mempengaruhi pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah. Sebagai
tambahan dari proses kerusakan paru, banyak virus merusak organ lain
dan kemudian menyebabkan fungsi organ lain terganggu. Virus juga
dapat membuat tubuh rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini,
pneumonia karena bakteri sering merupakan komplikasi dari
pneumonia yang disebabkan oleh virus. Pneumonia virus biasanya
disebabkan oleh virus seperti vitus influensa, virus syccytial
respiratory(RSV), adenovirus dan metapneumovirus. Virus herpes
simpleks jarang menyebabkan pneumonia kecuali pada bayi baru lahir.
Orang dengan masalah pada sistem imun juga berresiko terhadap
pneumonia yang disebabkan oleh cytomegalovirus(CMV).
1.4.2 Bakteri
Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada
di udara dihirup, tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui
aliran darah ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.Banyak
bakteri hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas seperti
hidung, mulut, dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju
alveoli. Setelah memasuki alveoli, bakteri mungkin menginvasi
ruangan diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga penghubung.
Invasi ini memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang
adalah tipe dari pertahanan sel darah putih, menuju paru. Neutrophil
menelan dan membunuh organisme yang berlawanan dan mereka juga
melepaskan cytokin, menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun.
Hal ini menyebabkan demam, menggigil, dan mual umumnya pada
pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil, bakteri, dan
cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan
mengganggu transportasi oksigen.
Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah
menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik
syok dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian
tubuh seperti otak, ginjal, dan jantung. Bakteri juga dapat berjalan
menuju area antara paru-paru dan dinding dada (cavitas pleura)
menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema.
5
1.4.4 Parasit
Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru. Parasit
ini secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan.
Setelah memasuki tubuh, mereka berjalan menuju paru-paru, biasanya
melalui darah.Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain, kombinasi
dari destruksi seluler dan respon imun yang menyebabkan ganguan
transportasi oksigen. Salah satu tipe dari sel darah putih,eosinofil
berespon dengan dahsyat terhadap infeksi parasit.Eosinofil pada paru-
paru dapat menyebabkan pneumonia eosinofilik yang menyebabkan
komplikasi yang mendasari pneumonia yang disebabkan
parasit.Parasit paling umum yang dapat menyebabkan pneumonia
adalah Toxoplasma gondii, Strongioides stercoralis dan Ascariasis
(Fransiska, 2000)
1.6 Komplikasi
1.6.1 Infeksi darah
Kondisi ini terjadi akibat baktri yang masuk kedalam aliran darah dan
menyebarkab infeksi ke organ-organ lain. Infeksi darah berpotensi
menyebabkan gagal organ
1.6.2 Abses paru atau lubang bernanah
Abses paru yang tumbuh dijaringan patu umumnya dapat ditangani
dengan antibiotik, namun terkadang juga membtutuhkan prosedur
operasi untuk membuah nanahnya
1.6.3 Efusi pleura
Dimana cairan memenuhi ruang sekitar paru-paru (Anonim, 2016).
8
1.7 Penatalaksanaan
1.7.1 Tata laksana umum
Pada pasien dengan saturasi oksigen 92% pada saat benafas dengan
udara kamar harus diberikan terpai oksigen dengan nasal kanul, head
box, atau sungkup untuk mempertahankan saturasi oksigen > 92%
1.7.1.1 Pada pneumonia berat atau asupan peroral kurang diberikan
cairan intravena dan dilakukan balans cairan ketat
1.7.1.2 Fisioterapi dada tidak bermanfaat dan tidak direkomendasikan
untuk anak dengan pneumonia
1.7.1.3 Antipiretik dan anlgetik dapat diberikan untuk menjaga
kenyamanan pasien dan mengontrol batuk
1.7.1.4 Nebulisasi dengan 2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan
untuk memperbaiki mucoclliary clearance
1.7.1.5 Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobservasi
setidaknya 4 jam sekali, teramasuk pemeriksaan saturasi
oksigen
1.7.2 Pemberian antibiotik
1.7.2.1 Amoksilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral
apada anak < 5 tahun karena efektif melawan sebagian besar
patogen penyebab pneumonia pada ank, ditoleransi dengan
baik, dan murah. Alternatifnya adalah co-amoxilav, ceflacor,
eritromisin, claritrimisin, dan azitrimisin
1.7.2.2 M. Pneumonia lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua
maka antibiotik golongan makrolid diberikan sebagi pilihan
pertama secara empirin pada anak 5 tahun
1.7.2.3 Makrolid diberikan jika M. Pneumonia dan C. Pneumonia
dicurigai sebagai penyebab
1.7.2.4 Jika S. Aureus dicurigai sebagai penyebab, diberikan makrolid
atau kombinasi flucloxacilin dengan amoksilin
1.7.2.5 Antibiotik intravena pada pasien pneumonia yang tidak dapat
menerima obat per oral (misal karena muntah) atau termasuk
dalam derajat pneumonia berat
1.7.2.6 Antibiotik intavena yang dianjurkan adalah : ampisilin dan
kloramfenikol, co-amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime, dan
cefotaxime
9
1.7.3 Nutrisi
1.7.3.1 Pada anak dengan distres pernafasan berat, pemberian
makanan per oral harus di hindari. Makanan dapat diberikan
lewat NGT atau intravena. Tetapi harus diingat bahwa
pemasangan NGT dapat menekan pernafasan, khususnya pada
bayi/anak dengan ukuran lubang hidung kecil.
1.7.3.2 Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar anak
tidak mengalami overhidrasi karena pneumonia berat terjadi
peningkatan sekresi hormon antidiuretik (IDAI, 2009).
10
1.8 Pathway
11
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam pasien
menunjukkan keefektifan pola nafas, dengan kriteria hasil:
NOC Label : Respiratory Status: Airway patency
2.3.3.1 Frekuensi, irama, kedalaman pernapasan dalam batas normal
2.3.3.2 Tidak menggunakan otot-otot bantu pernapasan
3. Daftar Pustaka
Anonim. (2016). Komplikasi Pneumonia. Tersedia dalam <www.alodokter.com>
diakses pada 31 Desember 2016