Anda di halaman 1dari 5

Isi 4 Pilar Kebangsaan

1. Pilar Pancasila
Pilar mulailah bagi tegak kokoh berdirinya negara-bangsa Indonesia adalah Pancasila. Timbul
pertanyaan, mengapa Pancasila diangkat sebagai pilar bangsa Indonesia. Perlu dasar pemikiran yang
kuat dan meraih dipertanggung jawabkan sehingga meraih diterima oleh seluruh warga bangsa,
mengapa bangsa Dalam negri menetapkan Pancasila sebagai base kehidupan berbangsa dan
bernegara. Berikut alasannya.

Pilar / tiang penyangga suatu bangunan harus memenuhi syarat, seperti disamping kokoh dan
mantap, juga harus sesuai dengan bangunan yang disangganya. Devocionario bangunan rumah, tiang
yang diperlukan disesuaikan dengan macam dan kondisi bangunan.

Bilamana bangunan tersebut sederhana gak memerlukan tiang yang terlampau kuat, tetapi
bila bangunan tersebut merupakan bangunan permanen, konkrit, yang menggunakan bahan-
bahan yang berat, maka asas penyangga harus disesuaikan dengan kondisi bangunan
dimaksud. Demikian pula halnya dengan base atau tiang penyangga salahsatu negara-bangsa,
harus sesuai dengan kondisi negara-bangsa yang disangganya.

Kita menyadari bahwa negara-bangsa Indonesia adalah negara yang besar, wilayahnya cukup
besar seluas daratan Eropah yang terdiri atas berpuluh pelosok, membentang dari barat ke
timur dari Sabang hingga Merauke, dari utara ke selatan dari pulau Miangas sampai pulau
Rote, meliputi ribuan kilometer.

Indonesia yaitu negara kepulauan terbesar pada dunia yang memiliki 19 000 pulau lebih,
terdiri atas berbagai suku bangsa yang beraneka adat serta budaya, serta memeluk seluruh
agama dan keyakinan, lalu belief system yang dibuat pilar harus sesuai dengan kondisi negara
bangsa ini.

2. Pilar Undang-Undang Dasar 1945

Pilar kedua kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia adalah Undang-
Undang Basis 1945. Dalam rangka memahami dan mendalami UUD 1945, diperlukan
memahami lebih dulu makna undang-undang dasar teruntuk kehidupan berbangsa dan
bernegara dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

Tanpa memahami prinsip yang terkandung dalam Pembukaan ini tidak mungkin mengadakan
evaluasi terhadap pasal-pasal yang memiliki dalam batang tubuhnya serta barbagai undang-
undang yang akhirnya menjadi derivatnya.

3. Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sebelum kindertagessttte bahas mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia ada baiknya
bila kita fahami jauh dahulu berbagai bentuk Pelosok yang terdapat di negara, apa kelebihan
dan kekurangannya, untuk selanjutnya kita fahami mengapa para founding daddies negara ini
memilih negeri kesatuan.
Bentuk Negara contohnya konfederasi, federasi dan kesatuan, menurut Carl J. Friedrich,
merupakan bentuk pembagian kekuasaan secara teritorial atau local division oif power.
Beserta penjelasan mengenai bentuk-mentuk Pelosok tersebut.

4. Pilar Bhinneka Tunggal Ika

Sesanti atau semboyan Bhinneka Tunggal Ika diungkapkan pertama kali oleh mPu Tantular,
pujangga agung kerajaan Majapahit yang hidup dalam masa pemerintahan Raja
Hayamwuruk, di abad ke empatbelas (1350-1389). Sesanti tersebut memiliki dalam karyanya,
kakawin Sutasoma yang berbunyi Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa, yang
artinya Berbeda-beda itu, 1 itu, tak ada pengabdian yang mendua.

Semboyan yang kemudian dijadikan prinsip dalam kehidupan dalam pemerintahan kerajaan
Majapahit itu bagi mengantisipasi adanya keaneka-ragaman petunjuk yang dipeluk oleh kaum
Majapahit pada waktu tersebut. Meskipun mereka berbeda petunjuk tetapi mereka tetap 1
dalam pengabdian.

Butir-butir pengamalan Pancasila

kelima asas dalam Pancasila dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman
praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Ini ditetapkan dalam Ketetapan MPR no. II/MPR/1978
tentang Ekaprasetia Pancakarsa.

A. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut


kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan


kepercayaannya.

4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

B. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.

2. Saling mencintai sesama manusia.

3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.


7. Berani membela kebenaran dan keadilan.

8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena
itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

C. SILA PERSATUAN INDONESIA

1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara


di atas kepentingan pribadi atau golongan.

2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.

4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.

5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka


Tunggal Ika.

D. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN


DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN

1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan


bersama.

4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.

5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.

6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai kebenaran dan keadilan.

E. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan gotong-royong.

2. Bersikap adil.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak-hak orang lain.


5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.

7. Tidak bersifat boros.

8. Tidak bergaya hidup mewah.

9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

10. Suka bekerja keras.

11. Menghargai hasil karya orang lain.

12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Fungsi Pancasila

Fungsi Pancasila - Pancasila sebagai dasar negara memiliki fungsi yang sangat penting bagi
bangsa Indonesia yaitu sebagai berikut...
1. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.
Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa karena nilai-nila terkandung dalam sila pancasila
berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri, sehingga Pancasila sebagai cita-cita
moral sebagai pedoman, pegangan atau kekuatan rohaniah bangsa Indonesia dalam
masyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. karena Pancasila sebagai jiwa Bangsa
Indonesia lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia sendiri sejak zaman dahulu kala.
dimana menurut Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo bahwa Pancasila telah ada sejak adanya Bangsa
Indonesia yang memberikan corak khas kepada Bangsa Indonesia yang tak dapat dipisahkan
dari bangsa Indoensia, serta sebagai pembeda dengan bangsa yang lain.

3. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. artinya Pancasila lahir bersamaan


dengan lahirnya bangsaIndonesia sebagai ciri, sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia
sebagai pedoman dan pegangan pembangunan bangsa dan negara agar berdiri dengan kokoh.

4. Perjanjian Luhur.
Pancasila merupakan perjanjian luhur yang telah disepakati secara nasional sebagai dasar
negara pada tanggal 18 Agustus 1945 pada sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia).

5. Sumber Dari Segala Sumber Tertip Hukum.


Pancasila merupakan sumber pembuatan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia dan tidak bertentangan dengna Pancasila dimana Pnacasila tercantum dan
ketentuan tertinggi dalam Pembukaan UUD 1945, lalu dilanjutkan ke dalam pokok-pokok
pikiran, meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang ada akhirnya dijabarkan ke dalam
UUD 1945 serta hukum lainnya.

6. Cita-Cita dan Tujuan Yang Akan Dicapai Bangsa Indonesia.


Pancasila sebagai pedoman dalam masyarakat adil dan makmur baik secara materil dan
spritual seperti yang tercantum dalam alinea IV yang disimpulkan bahwa untuk membentuk
suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Melindungi segenap bangsa Artinya adalah pemerintah
berupaya untuk melindungi seluruh bangsanya, dari segi internal maupun eksternal. Tujuan
nasional bangsa yang kedua adalah memajukan kesejahteraan umum/bersama. Negara
Indonesia menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur, adil, dan sentosa.
Tujuan indonesia UUD 1945 yang ketiga adalah adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Sebuah bangsa akan maju bila didukung oleh rakyatnya yang memiliki pengetahuan
luas, pintar, dan intelek. Tujuan nasional Indonesia yang terakhir adalah ikut berperan aktif
dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

7. Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Yang Mempersatukan Bangsa Indonesia.


Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. karena
Pancasila adalah falsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-
nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana dan
tepat untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.

8. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia.


Ideologi diartikan sebagai ilmu tentang ide atau gagasan yang bersifat mendasar. Ideologi
ialah seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya suatu bangsa dan digunakan untuk
menata masyarakatnya. Pancasila sebagai ikatan budaya, mendarah daging dalam kehidupan
sehari-hari bangsa Indonesia. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara adalah sebagai
berikut..

Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang


majemuk.

Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta


membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.

Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam


pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila

Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai