Anda di halaman 1dari 50

KELOMPOK IV

1. NURUL AINI 2314 030 011


2. HANANDYTA F. 2314 030 043
3. BELLA MAHARDHIKA Y. 2314 030 079
PERALATAN PENGENDALIAN PROSES

DEFINISI :
Proses adalah Bahan baku dan energi dibuat berinteraksi dan
ditransformasikan didalam sistem pemrosesan (peralatan proses)
agar mengalami perubahan penomena/kejadian terhadap
parameter fisik dan/atau kimia/biokimia.

Pengendalian Proses (PP) adalah Disiplin ilmu teknik


berkenaan dengan cara dan maksud dimana kondisi proses dibawa
dan dipertahankan pada nilai-nilai yang diinginkan, sedangkan
kondisi-kondisi yang tidak diinginkan sebanyak mungkin dihindari.
Disiplin ilmu yang melibatkan statistika dan teknik

Peralatan Pengendalian Proses (P3) adalah Rangkaian alat


/elemen-elemen yang digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi
pengendalian proses. Elemen-elemen pengendalian yaitu: Alat
ukur, Valve/kerangan, Controller/pengendali, dan Komputer
DASAR PENGENDALIAN PROSES
Dasar pengendalian proses yaitu pemahaman
proses. Proses dipahami adalah Konversi bahan
baku menjadi produk melalui perubahan penomena
dengan menggunakan operasi kimia dan fisik, yang
difasilitasi oleh peralatan pemrosesan pada kondisi
operasi pemrosesan yang tertentu. 3 tipe prosesnya
adalah Kontinyu, Batch dan Semi-batch.
KEBUTUHAN PENGENDALIAN PROSES
1. Menjaga keamanan dan keselamatan kerja
2. Memnuhi spesifikasi produk yang diinginkan
3. Menjaga operasi peralatan proses agar dapat
berfungsi sesuai dengan yang diinginkan dalam
desain
4. Menjaga agar operasi pabrik tetap ekonomis
5. Memenuhi persyaratan lingkungan
TUJUAN UTAMA PENGENDALIAN PROSES
1. Untuk menjaga proses pada kondisi operasi yang
diinginkan (menjaga kestabilan) secara aman dan
efisien, sambil menjumpai kebutuhan kualitas
produk dan lingkungan.
2. Sistem pengendali diterapkan untuk memenuhi 3
kelompok kebutuhan, yaitu menekan pengaruh
gangguan eksternal, memastikan kestabilan suatu
proses kimiawi dan optimasi kinerja suatu proses
kimiawi
PARAMETER PARAMETER PENGENDALIAN
PROSES
Parameter parameter yang terlibat dalam
proses operasi pabrik pada umumnya adalah :
1. F (laju alir),
2. T (temperatur),
3. P (tekanan) dan
4. C (konsentrasi)
5. pH (derajat keasaman) dll
Parameter parameter tersebut dapat
dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu Parameter
input dan Parameter output.
VARIABEL INPUT
Variabel input adalah variabel yang menandai efek
lingkungan pada proses kimia yang dituju. Variabel ini
juga diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu
Manipulated (adjustable) variable. Jika harga variabel tersebut dapat
diatur dengan bebas oleh operator atau mekanisme pengendalian.
Disturbance variable. Jika harga tidak dapat diatur oleh operator
atau sistem pengendalian, tetapi merupakan gangguan
VARIABEL OUTPUT
Variabel output adalah variabel yang
menandakan efek proses kimia terhadap
lingkungan yang diklasifikasikan dalam 2
kelompok:
Measured output variables, jika variabel dapat diketahui dengan
pengukuran langsung
Unmeasured output variables, jika variabel tidak dapat diketahui
dengan pengukuran langsung
CONTOH PENGENDALIAN PROSES PADA
EVAPORATOR

Proses evaporasi pada suatu pabrik urea terdiri dari dua


tahap yang bertujuan untuk mendapatkan larutan urea
yang lebih pekat dengan cara memisahkan H2O dan
amoniak dari larutan urea.
Awalnya larutan urea yang berasal dari tangki larutan
urea dipompa menuju bagian bawah evaporator (lihat
Gambar). Suhu evaporator bagian bawah dinaikkan
hingga 101,3 C dengan memanfaatkan pemanas
sirkulasi air pendingin HP scrubber. Untuk menaikkan
suhu larutan urea evaporator bagian atas, maka tekanan
dan suhu uap panas harus dikendalikan. Di dalam
evaporator, konsentrasi urea dinaikkan hingga 90 %
pada suhu 118 C dan tekanan 0,42 kg/cm.
Pada pengaturan suhu di evaporator, set point suhu pada pipa output
evaporator sebesar 119 C. Untuk menjaga suhu tersebut maka aliran uap
panas yang masuk di evaporator harus dijaga tekanannya sebesar 2 kg/cm.
INSTRUMENTASI PENGENDALIAN TEMPERATUR

THERMISTOR NURUL AINI 2314 030 011

Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen


atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu.
Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan
(atau hambatan atau werstan atau resistance) jika suhu atau
temperatur yang mengenai termistor ini berubah. Termistor
ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan
resistor (alat pengukur tahanan). Fungsi utamanya untuk
mengubah nilai resitansi karena adanya temperatur dalam
rangkaian tersebut.
Thermistor terbuat dari oksida logam (bahan
semikonduktor). Thermistor memiliki tingkat
sensitivitas tinggi yang bisa mencapai 10%
perubahan perderajat Celcius. Waktu respon adalah
0,5 sampai 5 sekon dengan rentang operasi dari -50
sampai biasanya 300C. Perangkat bisa digunakan
dengan kisaran suhu yang bisa diperpanjang
mencapai 500C. Termistor memerlukan biaya
rendah dan diproduksi dalam berbagai bentuk,
ukuran, dan nilai-nilai.
Ada dua macam termistor secara umum: Posistor atau PTC
(Positive Temperature Coefficient), dan NTC (Negative
Temperature Coefficient).
Cara Kerja Thermistor :
1. Thermistor NTC
Jenis NTC memiliki nilai resistansi yang akan menurun jika
suhu yang bekerja padanya meningkat atau bertambah panas.
Semakin tinggi suhu, maka arus yang dapat melalui resistor ini
justru akan semakin besar.
2. Thermistor PTC
Jenis ini memiliki sifat yang berkebalikan dengan NTC. Pada
Thermistor PTC, jika suhu yang bekerja padanya meningkat, maka
tahanan dalam komponen tersebut akan meningkat seiring dengan
peningkatan suhu. Akibatnya, arus yang mengalir melalui
rangkaian atau komponen tersebut akan semakin dibatasi hingga
terhenti sama sekali.
Karakteristik umum untuk Thermistor
1. Resistansi tinggi 1kOhm sampai 100 kOhm.
2. Ukuran fisik ( disk, manik-manik, batang ) kecil.
3. Manik kecil ( small bead diameternya 0,005 inchi )
4. Respon waktu cepat, untuk thermistor manik detik.
5. Lebih murah dari pada RTD.
6. Sensitivitas sangat tinggi ( 1000 kali lebih sensitif dari pada RTD ).
7. Perubahan resistansi 10% per nol derajat celsius. Misal resistansi
nominal 10 kOhm.
8. Resistansi akan berubah 1kOhm untuk setiap perubahan temperatur
satu derajat celcius.
9. Tidak sensitif terhadap shock vibrasi.
10. Thermistor dilindungi kapsul ( Plastik, teflon/ material lembam).
11. Meperlambat waktu respon karena kontak termal kurang baik.
Kalibrasi Thermistor
Kalibrasi dilakukan dengan cara mencelupkan
thermistor dan kabel kalibrator ke dalam air. Kaki kaki
yang ada pada thermistor nantinya akan dihubungkan
dengan Avometer/Multimeter. Awalnya kita
menurunkan suhu dengan menambahkan air dingin
pada air yang akan diukur suhunya, lalu memanaskan air
hingga suhu 91,5C sementara suhunya diukur terus
menerus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
karakteristik dari sensor thermistor. Umumnya, grafik
ini menggunakan persamaan Steinhart-Hart. Rt (ohms),
ka, kb dank c adalah koefisien.
Error dalam Thermistor
Mengukur thermistor menggunakan multitester baikdigital
maupun analog pada posisi kilo ohm, jika Thermistor tidak
mempunyai tahanan artinya rusak. Nilai Tranducer harus stabil
pada suhu kamar dan menurun ketika ujung tranducer ketika
dipanaskan.Setiap penambahan derajat Thermistor mempunyai
perubahan hambatan sangat besar. Ketika Thermistor dihubungkan
ke kontroler adalah cara terbaik untuk mengukurnya.Pada mode
VDC pasang kabel multi meter dikabel Thermistor. Bila terukur
tegangan 5 volt maka artinya tidak ada hubugan atau tahanan
pada Thermistor, jika tegangan 0 volt maka Thermistor short.
Namun jika pada suhu ruangan 25 derajat maka Thermistor harus
mendapat tegangan sebesar 2,5 volt. Namun ada pula pendingin
ruangan yang controllernya menggunakn tegangan 3,3 volt ketika
thermistor memutuskan arus dan tegangan 1,7 volt ketika suhu
ruangan 25 derajat.
THERMOCOUPLE

Secara harfiah thermocouple berasal dari kata


thermo yang berarti suhu dan couple yang berarti
sepasang HANANDYTA 2314 030 043
Perbandingan termocouple dengan termometer

Parameter Termometer Tahanan Termocouple

Akurasi/Ketidakpastian Lebih akurat Kurang akurat

Rentang ukur Lebih sempit Lebih luas

Stabilitas bagus Sedang

harga Lebih mahal Lebih murah

sensor stem Ujung/sambungan

respon Lebih lambat Lebih cepat

Ukuran Lebih besar Sangat kecil

Titik acuan Tidak diperlukan diperlukan


Jenis-Jenis Thermocouple

Jenis Bahan
Tipe
Kaki Positif Kaki Negatif
B Paduan platina-30% Platina
Rhodium
E Paduan Nikel-Chromium Paduan tembaga-nikel
(Chromel)
J Besi Paduan Tembaga-Nikel
K Paduan nikel-Chromium Paduan nikel-aluminium
N Nicrosil Nisil
R Paduan platina-13% Platina
Rhodium
S Paduan platina-10% Platina
T Tembaga Paduan Tembaga-nikel
Kalibrasi Thermocouple

Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan


kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur
dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukur yang mamputelusur
(traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran
dan/ atau internasional.
Tujuan Kalibrasi

Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai


penunjukkan suatu instrumen ukur, atau devisiasi
dimensi nasional yang seharusnya untuk suatu
bahan ukur.
Menjamin hasil - hasil pengukuran sesuai dengan
standard nasional maupun internasional.
Untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil
pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke
standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer
nasional dan/ internasional), melalui rangkaian
perbandingan yang tak terputus.
Manfaat Kalibrasi

Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur


agar tetap sesuai dengan sfesifikasinya.
Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di
berbagai industri pada peralatan laboratorium dan
produksi yang dimiliki.
Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui
seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara
harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh
alat ukur.
Kalibrasi Thermocouple

Masukkan termokopel tipe-K standar dan termokopel tipe-K yang


akan dikalibrasi ke furnace standar
Hubungkan termokopel tipe-K standar dan termokopel tipe-K yang
akan dikalibrasi tersebut ke instrumen kalibrator standar
Tentukan nilai pengukuran alat yang dikalibrasi minimum 10 poin,
catat pada formulir rekaman
Perhatikan kalibrator standar kemudian catat nilai termokopel tipe-
K standar (A)
Perhatikan kalibrator standar kemudian catat nilai termokopel tipe-
K yang dikalibrasi (B)
Hitung besar nilai deviasi, dimana deviasi = A-B
Hitung nilai ketidakpastian pengukuran jika memungkinkan
Bandingkan deviasi yang didapat dengan toleransi yang diizinkan
Bila deviasi yang di dapat lebih besar dari toleransi yang diizinkan
lakukanlah pengejasan bila dianggap perlu dan memungkinkan.
SEMIKONDUKTOR

Sensor suhu IC (IC temperature sensor) adalah


sensor suhu yang prinsip kerjanya didasarkan pada
sifat atau perilaku semikonduktor PN junction
silikon yang sangat sensitif terhadap suhu/
temperature. Kesensitifan PN junction ini mungkin
menjadi kerugian dalam banyak aplikasi, akan tetapi
perilaku ini akan sangat menguntungkan bila
digunakan dalam perangkat sensor suhu. IC Sensor
adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang
menggunakan chipsilikon untuk kelemahan
penginderanya. Mempunyai konfigurasi output
tegangan dan arus yang sangat linear.
Sensor suhu IC akan menghasilkan sinyal output (tegangan,
arus) yang berbanding lurus atau linier dengan temperatur.
Sensor suhu IC biasa digunakan dalam suhu kisaran 50 C
sampai 150 C. Sensor suhu IC dibedakan menjadi 4 tipe
dasar:
Sensor IC AD590/592, merupakan sensor suhu yang
menghasilkan sinyal arus keluaran yang linier 1A/K
Sensor IC LM335, merupakan sensor suhu yang
menghasilkan sinyal output tegangan yang linier 10mV/K
Sensor IC LM34, merupakan sensor suhu yang menghasilkan
sinyal output tegangan yang linier 10mV/F
Sensor IC LM35, merupakan sensor suhu yang menghasilkan
sinyal output tegangan yang linier 10mV/C
Bahan semikonduktor mempunyai sifat terbalik dari
logam, semakin besar suhu, nilai hambatan akan
semakin turun. Hal ini dikarenakan pada suhu yang
semakin tinggi, electron dari semikonduktor akan
berpindah ke tingkat yang paling atas dan dapat
bergerak dengan bebas. Seiring dengan kenaikan
suhu, semakin banyak electron dari semikonduktor
tersebut yang bergerak bebas, sehingga nilai
hambatan tersebut berkurang.
TUGAS

Alternatif konfigurasi furnace control

Flue Gas FUNGSI PENGENDALIAN:


MENGENDALIKAN TEMPERATUR
FLUIDA YG KELUAR
Variabel yang dikendalikan:
FURNACE
aliran fluida 1. Temperatur aliran fluida utama keluar
utama Variabel manipulasi:
1. Kecepatan aliran bahan bakar
Variabel gangguan:
aliran bahan 1.Kec aliran udara masuk
aliran udara 2.Kec aliran fluida utama masuk furnace
Udara bakar T
C

Bahan Bakar NURUL AINI 2314 030 011


Casecade
FUNGSI PENGENDALIAN:
Flue Gas TEMPERATUR FLUIDA DAN KEC.
ALIR BAHAN BAKAR

FURNACE aliran fluida Variabel yang dikendalikan:


utama 1. Temperatur aliran utama fluida keluar
2 . Flow aliran bahan bakar yang masuk
Variabel manipulasi:
T 1. Kec alir bahan bakar masuk untuk fc dan tc
aliran C
bahan
aliran udara Variabel gangguan:
bakar 1. Aliran udara masuk
Udara
FC 2. Aliran Fluida utama masuk

Bahan Bakar
HANANDYTA 2314 030 043
NOx
C
Flue Gas FUNGSI PENGENDALIAN:
TEMPERATUR , KEC. ALIR BAHAN
BAKAR MASUK & KUALITAS GAS
aliran fluida BUANG (NOx)
FURNACE
utama
Variabel yang dikendalikan (tujuan):
1. suhu aliran utama keluar
T
2. aliran bahan bakar masuk
aliran udara aliran bahanC 3. Kualitas gas buang
bakar Variabel manipulasi (tools):
Udara F 1. Kec alir bahan bakar masuk fc dan tc
C
2. Kec alir udara masuk NOxC
Variabel gangguan:
1. Aliran Fluida utama masuk
Bahan Bakar

BELLA MAHARDHIKA 2314 030 079


FUNGSI PENGENDALIAN:
Condensor MENGENDALIKAN KETINGGIAN
AKUMULATOR & KECEPATAN ALIR
REFLUX
Variabel yang dikendalikan:
1. Level fluida pada accumulator
2. Flow pada reflux dan top produk
Variabel manipulasi:
1. Kec alir top produk Lc
2. Kec alir Reflux Fc
reflux Variabel gangguan:
Top 1. Kec alir utama keluar kondensor
product 2. Kec alir pendingin masuk /& keluar
kondensor

BELLA MAHARDHIKA 2314 030 079


FUNGSI PENGENDALIAN: LC, KEC
REFLUX, & KEC TOP PRODUCT
Condensor
Variabel yang dikendalikan:
1.LC
2.FC-1
3.FC-2
4.TC
Variabel manipulasi:
1. Kec alir top prod unit 1&2.
2. Kec alir reflux unit 3&4 reflux
Variabel gangguan: Top
1. Kec aliran utama keluar kondensor product
2. Kec alir pendingin masuk /& keluar kondensor

HANANDYTA 2314 030 043


Apabila overhead pressure tidak bisa dijaga konstan, agar pemisahan
tetap berlangsung dengan baik, bisa juga digunakan pressure
compensated temperature control
FUNGSI PENGENDALIAN: Condensor
Variabel yang dikendalikan:
1. LC
2. FC-1 .
3. TC
4. FC-2
5. Relay (TY)
Variabel manipulasi:
1. Kec alir top produk unt 1& 2
2. Kec alir reflux un 3,4 & 5
Variabel gangguan:
1. Kec aliran utama keluar kondensor
2. Kec alir pendingin masuk /& keluar kondensor reflux
Top
product
NURUL AINI 2314 030 011
TUGAS VALVE

Hydraulic Valve

Katup atau valve adalah komponen utama dalam sistem


hidrolik. Katup atau valve digunakan untuk mengontrol
tekanan dan aliran fluida melalui pipa hidrolik dan juga
berguna dalam memanfaatkan dan menghasilkan tenaga
hidrolik. Ada berbagai jenis katup hidrolik, masing-masing
melayani tujuan yang berbeda dan fungsi.
HANANDYTA 2314 030 043
Macam-Macam Hydraulic Valve

1. Hydraulic Pressure Valve


Tekanan katup hidrolik, katup kontrol juga disebut tekanan hidrolik,
mengontrol tekanan air melalui sistem hidrolik. Katup berfungsi untuk
menjaga tekanan air di bawah batas yang telah ditetapkan. Ada banyak
jenis katup tekanan hidrolik, termasuk regulator tekanan, katup urutan,
kontra-keseimbangan katup dan katup bongkar.

Tekanan regulator mengontrol dan mengelola fluktuasi dan


menstabilkan tekanan air. Arah katup yang membuat dua bagian dari
sistem hidrolik untuk dibuka secara berurutan. Counter-keseimbangan
katup adalah katup kontrol tekanan yang mencegah sistem hidrolik dari
percepatan tak terkendali. Katup Bongkar adalah katup pelepas tekanan
yang digunakan ketika tekanan sudah mencapai batas.
Macam-Macam Hydraulic Valve

2. Directional Hydraulic Valves

Katup hidrolik Directional atau katup kontrol arah yang digunakan untuk
mengontrol atau mengarahkan aliran air dan mengaturnya dalam arah
yang diinginkan. Katup ini juga digunakan untuk menghentikan atau
memulai aliran fluida. Arah katup hidrolik memiliki dua atau lima jalur di
mana mereka mengarahkan aliran air. Katup ini dapat digerakkan secara
pneumatik, hidrolik, elektrik, mekanik atau manual. Contoh yang paling
umum dari katup hidrolik directional adalah solenoid yang dapat
dioperasikan empat arah katup spool dan juga sekaligus dapat memeriksa
katup.
Macam-Macam Hydraulic Valve

3. Flow Control Valves Hydraulic

Katup kontrol aliran hidrolik didefinisikan sebagai elemen pengendali


akhir, melalui mana cairan itu berlalu, dan menyesuaikan ukuran aliran
bagian seperti yang diarahkan oleh sinyal dari controller untuk
memodifikasi laju aliran fluida. Katup kontrol aliran hidrolik memastikan
bahwa air tidak akan mengalir di bawah pengaruh gravitasi ketika sistem
hidrolik tidak beroperasi. Katup ini memastikan bahwa air tetap siaga dan
tidak mengalir dengan bebas melalui sistem hidrolik oleh konveksi. Katup
kontrol aliran hidrolik dapat dianggap sebagai katup 'cek' sehingga
memungkinkan air mengalir saat pompa dihidupkan dan membatasi
alirannya ketika pompa dalam keadaan nonaktif.
DIAPHRAGM VALVE

NURUL AINI 2314 030 011


FUNGSI DIAPHGARM VALVE
Valve ini memiliki kelebihan yaitu memiliki
aliran yang tenang dan fluida akan mengalir tanpa
hambatan, jenis ini sangat baik untuk flow control
dan penutupan aliran yang sangat rapat walaupun di
dalam jalur pipa terkandung suspended solid.
Diaphragm valve cocok digunakan untuk fluida yang
korosif, viscous material, fibrous materials, sludges,
solids in suspension, gas dan udara bertekanan.
CARA KERJA DIAPHGARM VALVE
Ketika Valve dibuka, diafragma diangkat keluar
dari daerah alir dan fluida mempunyai alir arus licin.
Ketika ditutup, diafragma dengan erat ditempatkan
melawan bendungan atau daerah sirkular pada
bottom valve.
Valve Diafragma ini diproduksi dari bahan
yang meliputi: besi tuang, besi lunak, baja lunak,
stainless steel, dan campuran bahan tahan korosi.
Aplikasi utama Valve Diafragma melibatkan
operasi tekanan rendah dan slurry. Struktur utama
elemen Valve Diafragma adalah body, bonnet
(tutup cerobong) dan diafragma fleksibel. Dua tipe
Valve ini secara umum yaitu:
1). Straight-throught (menembus lurus)
Straight-throught
Valve mempunyai diameter dalam yang sama dan
bentuk sebagai pipa saluran. Untuk mengoperasikan
tipe Valve ini, usapan panjang diperlukan.
2). Weir (bendungan)
Weir Valve atau bendungan lebih baik untuk throttling dan
memberikan penutupan erat sebagaimana baiknya. Sebuah usapan
yang lebih pendek akan mengoperasikan Valve dan mengijinkan
menggunakan bahan diafragma yang lebih keras seperti teflon.

Stem didalam Valve Diafragma tidak berputar (berotasi).


Diafragma bergerak ke alas dan ke bawah dengan bantuan piston
compression yang dalam perputaran yang lain digerakkan oleh
lengan pengungkit atau pengoperasian stem. Biasanya Valve ini
tidak ada pembungkus atau penyelubung sehingga menyebabkan
pemiliharaannya sedikit lebih mudah. Tetapi bagaimanapun juga
untuk bahan-bahan kimia berbahaya, bonnet disediakan dan disegel
dengan teflon atau pembungkus lainnya.
BALL VALVE

Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup dengan


pengontrol aliran berbentuk disc bulat (seperti
bola/belahan). Bola itu memiliki lubang, yang
berada di tengah sehingga ketika lubang tersebut
segaris lurus atau sejalan dengan kedua ujung Valve
/ katup, maka aliran akan terjadi.

Tetapi ketika katup tertutup, posisi lubang berada


tegak lurus terhadap ujung katup, maka aliran akan
terhalang atau tertutup.
Ball valve banyak digunakan karena kemudahannya
dalam perbaikan dan kemampuan untuk menahan
tekanan dan suhu tinggi. Tergantung dari material
apa mereka terbuat, Bal Valve dapat menahan
tekanan hingga 10.000 Psi dan dengan temperature
sekitar 200 derajat Celcius.
Ball Valve digunakan secara luas dalam aplikasi
industri karena mereka sangat serbaguna, dapat
menahan tekanan hingga 1000 barr dan suhu hingga
482 F (250 C). Ukurannya biasanya berkisar 0,2-
11,81 inci (0,5 cm sampai 30 cm).
Ball Valve dapat terbuat dari logam , plastik atau pun
dari bahan keramik. Bolanya sering dilapisi chrome
untuk membuatnya lebih tahan lama.
TIPE BALL VALVE

Full bore ball valve


Full bore ball valve adalah tipe ball valve dengan
diameter lubang bolanya sama dengan diameter pipa.
Jenis full bore ball valves biasanya digunakan
pada blow down, piggable line, production manifold,
pipeline dll.
Reduced bore ball valves
Reduced bore ball valves adalah jenis ball valve yang
diameter lubang bolanya tidak seukuran dengan
ukuran pipa. Minimum diameter bola katup yang
berkurang adalah satu ukuran lebih rendah dari
ukuran diameter pipa sebenarnya. Misalnya ukuran
diameter pipa 4 inci dan diameter bola valve adalah
3 inchi.
Dan ada 2 jenis jalur pada ball valve, full bore
dan reduced bore.
Usage ( Fungsi ) Ball Valve

Flow control/pengendalian Aliran


Pressure control/pengendali tekanan
Shut off
Cocok untuk high pressure dan
temperatures/tekanan dan suhu yang tinggi
kelebihan ball valve

kehilangan tekanan sangat rendah


jarang bocor
Small in size dan ball valve tidak begitu berat jika
dibandingkan dengan valve lain yang sejenis
Mudah dibuka dan tidak mudah terkontaminasi.
kekurangan ball valve :

Seat bisa rusak karena adanya gesekan antara ball


dengan seat
Pembukaan handle yang cepat bisa menimbulkan
water hammer/palu air pada system sehingga terjadi
tekanan yang besar yang bisa merusak
system/sambungan dan dinding pipa

Anda mungkin juga menyukai