Anda di halaman 1dari 83

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi

serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada

hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat

ditentukan oleh kesinambungan antar-upaya program dan sektor, serta

kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode

sebelumnya.

Pembangunan kesehatan di Indonesia dilaksanakan dalam program

Indonesia Sehat. Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya

derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan

pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019, yaitu: (1)

meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya

1
pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan

dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4)

meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia

Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta

(6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.

Gambaran kondisi umum pembangunan kesehatan di Indonesia dipaparkan

berdasarkan hasil pencapaian program kesehatan, kondisi lingkungan strategis,

kependudukan, pendidikan, kemiskinan, dan perkembangan baru lainnya.

Diantaranya;

a. Upaya Kesehatan

1) Kesehatan Ibu dan Anak

2) Kematian Bayi dan Balita

b. Gizi Masyarakat

c. Penyakit Menular

d. Penyakit Tidak Menular

e. Kesehatan Jiwa

Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat

kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat

mutlak, negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang

2
bermutu dan mudah didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan

layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari

adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun

dengan biaya yang relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat

dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. Puskesmas telah melaksanakan

kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin meningkat,

ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin

meningkatnya status gizi masyarakat dan umur harapan hidup. Peranan

Puskesmas sangat strategis, karena puskesmas berada pada tingkat terdekat

dengan tempat dimana masalah yang menyangkut kesehatan itu terjadi. Sehingga

kemampuan untuk mendeteksi adanya masalah serta kemampuan untuk

menganalisa besarnya masalah akan menentukan keberhasilan upaya

pemecahannya.

Permasalahan sampai saat ini diketahui bahwa penyakit terbanyak yang

terdapat di wilayah kerja puskesmas didominasi oleh penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan. Masalah kesehatan

lingkungan merupakan salah satu masalah kesehatan utama di wilayah kerja

puskesmas Banjarbaru Utara karena masih tingginya angka kesakitan akibat

penyakit yang dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan upaya pokok pada daerah

kerja Puskesmas Banjarbaru Utara tahun 2017.


3
2. Tujuan Khusus

a. Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya Promosi

Kesehatan pada daerah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara tahun 2017.

b. Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya Kesehatan

Lingkungan pada daerah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara tahun

2017.

c. Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya Kesehatan Ibu

dan Anak serta Keluarga Berencana pada daerah kerja Puskesmas

Banjarbaru Utara tahun 2017.

d. Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya Perbaikan Gizi

pada daerah Puskesmas Banjarbaru Utara tahun 2017.

e. Memberikan gambaran gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular pada daerah kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara tahun 2017.

f. Memberikan gambaran-gambaran kegiatan pelaksanaan Upaya

Pengobatan pada daerah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara tahun

2017.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. WILAYAH KERJA PUSKESMAS

2.1 Gambaran Umum

a. Geografi

Puskesmas Banjarbaru Utara sesuai dengan Surat Keputusan Walikota

Banjarbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pendirian Pusat Kesehatan Masyarakat

Banjarbaru Kota pada tanggal 2 April 2008. Dibangun sejak tahun 2007,

Puskesmas Banjarbaru Utara mulai dioperasionalkan pada bulan Agustus 2008 (9

Tahun), hingga saat ini. Puskesmas Banjarbaru Utara terletak di Jalan Karang

Anyar II RT. 20 RW.XI Kelurahan Loktabat Utara Kecamatan Banjarbaru Utara

Provinsi Kalimantan Selatan. Puskesmas Banjarbaru Utara berjarak 2 km dari

Pusat Pemerintah Kota Banjarbaru dan dapat ditempuh 15 menit dengan kondisi

jalan yang baik. Puskesmas Banjarbaru Utara memiliki luas lahan 2.100 m2 yang

status kepemilikannya ada pada Pemerintah Kota Banjarbaru. Wilayah kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara memiliki luas 16,68 Km yang berbatasan dengan

beberapa wilayah.8

Sesuai Peraturan Walikota Banjarbaru nomor 31 tahun 2010 tanggal 27

Januari 2010 tentang pembagian wilayah kerja Puskesmas di Kota Banjarbaru,

yang mana untuk wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara hanya meliputi 2

Kelurahan, dapat dilihat pada tabel 2.1.8,9

Tabel 2.1. Distribusi Luas Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara


Berdasarkan Kelurahan yang Dilayani
5
No. Kelurahan Luas Wilayah (Km)
1. Loktabat Utara 14,24
2. Mentaos 2,44
Jumlah 16,68 Km
Sumber BPS Banjarbaru Utara dalam Angka Tahun 2016

2.1.1 Batas Wilayah Kerja

Batas wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara dapat dilihat pada tabel

2.2 berikut.

Tabel 2.2 Batas Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara

No. Batas Wilayah Kerja Perbatasan


1. Utara Desa Cindai Alus Kabupaten Banjar
2. Selatan Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan
Banjarbaru Selatan
3. Barat Kelurahan Guntung Payung Kecamatan
Landasan Ulin
4. Timur Kelurahan Sungai Paring Kecamatan Martapura
Sumber Profil Puskesmas Banjarbaru Utara 2017

2.1.2 Keadaan Tanah dan Iklim

Wilayah Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan bagian dari Kota

Banjarbaru yang berada pada ketinggian 0-500 meter dari permukaan laut dengan

pembagian ketinggian pada tabel 2.3 berikut.

6
Tabel 2.3 Pembagian Ketinggian dan Jumlah Persentase Wilayah Berdasarkan
Tingkat Ketinggian

No. Batas Ketinggian Luas Wilayah


1. 07m -
2. 7 25 m 2.240 km
3. 25 100 m 283 km
4. 100 500 m -
5. >500 m -
Sumber BPS Banjarbaru Utara dalam Angka Tahun 2016

Sebagian besar wilayah Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan dataran

rendah dan dataran tinggi serta keras (Kelurahan Loktabat Utara, Kelurahan

Komet dan Kelurahan Mentaos serta Kelurahan Sei Ulin). Iklim yang berpengaruh

adalah musim penghujan dan musim kemarau.8,9

Berdasarkan data dari BMKG Banjarbaru, rata-rata suhu udara di tahun

2015 berkisar antara 23,5C sampai dengan 32,8C dimana suhu tertinggi pada

bulan Oktober yaitu 36,0C dan suhu udara terendah di bulan Agustus yaitu

20,0C. Kelembaban udara relatif tinggi yaitu berkisar rata-rata antara 76%

sampai 89%. Curah hujan tahun 2015 relatif lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Rata-rata curah hujan tercatat 228,1 mm dengan jumlah terendah terjadi pada

bulan Juli (24 mm) dan tertinggi bulan Januari (543 mm). Rata-rata jumlah hari

hujan sebanyak 13,5 hari.8

2.1.3 Jangkauan Transportasi

Jarak terjauh dari Puskesmas adalah 10 km pada Kelurahan Sei Ulin dan

Kelurahan Loktabat Utara yang terdekat. Seluruh wilayah dapat dijangkau dengan

menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 sepanjang musim. Dari pusat Kota

7
Banjarbaru, Puskesmas Banjarbaru Utara dapat ditempuh sejauh 2 Km dalam

waktu 15 menit.8

8
KELURAHAN LOKTABAT UTARA dan MENTAOS

Puskesmas
Induk

Puskesmas
Pembantu
Posyandu

Gambar 2.1 Peta Kelurahan Loktabat Utara dan Mentaos

Puskesmas
Pembantu

Gambar 2.2 Peta Kelurahan Loktabat Utara dan Mentaos


9
b. Demografi

2.1.4 Jumlah Penduduk

Distribusi penduduk wilayah kerja Kecamatan Banjarbaru Utara

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.4:8,9

Tabel 2.4 Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja


Puskesmas Banjarbaru Utara

No. Kelurahan Laki- laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah Sex


(jiwa) Ratio
1. Loktabat Utara 10.459 10.120 20.579 103%
2. Mentaos 5.593 5.446 11.039 103%
Jumlah 16.052 15.566 31.618
Sumber BPS Banjarbaru Utara dalam Angka Tahun 2016

25,000
20,579

20,000

15,000
11,039
Jumlah Penduduk
10,000

5,000

0
Loktabat Mentaos
Utara

Gambar 2.3. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara


Tahun 2016

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan jumlah penduduk yang dibagi

atas luas wilayah sehingga didapat jumlah penduduk tiap 1 Km2. Menurut

10
Undang-undang No.5 Tahun 1960, tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah

dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:8,9

Tidak padat : kepadatan penduduk mencapai 50 orang/km2

Kurang padat : kepadatan penduduk mencapai 51 - 250 orang/km2

Padat : kepadatan penduduk mencapai 250 - 400 orang/km2

Sangat padat : kepadatan penduduk melebihi 401 orang/km2

Tabel 2.5 Kepadatan Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara


No. Kelurahan Jumlah Kepadatan Kategori
Penduduk
1. Loktabat Utara 20.579 1.445 jiwa/km2 Sangat Padat
2. Mentaos 11.039 6.814 jiwa/km2 Sangat Padat
Total 30.707 8.020 jiwa/km2
Sumber BPS Banjarbaru Utara dalam Angka Tahun 2016

Berdasarkan undang-undang di atas, daerah Kelurahan Loktabat Utara

dengan kepadatan penduduk 1.445 jiwa/km2 dan Kelurahan Mentaos dengan

kepadatan 6.814 jiwa/km2. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua

kelurahan tersebut termasuk dalam kategori sangat padat. Hal ini sangat

berdampak kepada tingkat sanitasi, tingkat kesehatan dan penyebaran penyakit di

wilayah Puskesmas Banjarbaru Utara.8,9

11
a. Distribusi Penduduk berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga dan Rukun

Tetangga

Komposisi jumlah kepala Keluarga dan Rukun Tetangga di wilayah kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2016 dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 2.5 Distribusi Jumlah Kepala Keluarga dan Rukun Tetangga berdasarkan
Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara
No Nama Kelurahan Jumlah KK Jumlah RT
1 Loktabat Utara 5.519 48
2 Mentaos 2.922 28
Total 8.441 76
Sumber BPS Banjarbaru Utara dalam Angka Tahun 2016

b. Distribusi Penduduk berdasarkan Kelompok Umur

Adapun distribusi penduduk wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara

Tahun 2016 berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.8,9

Tabel 2.6 Distribusi Penduduk berdasarkan Kelompok Umur di Wilayah Kerja


Puskesmas Banjarbaru Utara
Kelurahan Balita (Bawah Lima Tahun) Jumlah
0-4 tahun (0-59 bulan) Total

Laki-laki Perempuan

Loktabat Utara 1.038 981 2.019

Mentaos 496 481 977

Jumlah 1.534 1.462 2.996

Sumber SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Tahun 2016

12
Kelurahan Usia 5-6 Tahun Jumlah
Total
Laki-laki Perempuan

Loktabat Utara 368 348 716

Mentaos 175 171 346

Jumlah 543 519 1.062

Sumber SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Tahun 2016

Kelurahan Usia 7-9 Tahun Jumlah


Total
Laki-laki Perempuan

Loktabat Utara 1.150 1.083 2.233

Mentaos 557 524 1.081

Jumlah 1.707 1.607 3.314

Sumber SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Tahun 2016

Kelurahan Usia Remaja Jumlah


Total
Usia 10-14 Tahun

Laki-laki Perempuan

Loktabat Utara 1.125 1.062 2.187

Mentaos 536 521 1.057

Jumlah 1.661 1.583 3.244

Sumber SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Tahun 2016

13
Kelurahan Usia Produktif Jumlah
Usia 15-64 Tahun Total
Laki-laki Perempuan

Loktabat Utara 7.580 7.162 14.742

Mentaos 3.618 3.517 7.135

Jumlah 11.198 10.679 21.877

Sumber SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Tahun 2016

Kelurahan Usia > 65 Tahun Jumlah


Total
Laki-laki Perempuan

Loktabat Utara 345 326 7.162

Mentaos 165 160 325

Jumlah 510 486 996

Sumber SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Tahun 2016

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk

0-4 1534 1462 2996


5-9 2250 2126 4376
10-14 1661 1583 3244
15-19 2108 2074 4182
20-24 2637 2369 5006
25-29 2432 2442 4874
30-34 2363 2327 4690
35-39 2139 2005 4144
40-44 1801 1758 3559
45-49 1562 1523 3085
50-54 1204 1166 2370
55-59 906 885 1791
60-64 527 490 1017
>65 510 486 996

14
60-64

50-54

40-44

30-34 Laki-laki
20-24 perempuan

10-14

0-4
-3000 -2000 -1000 0 1000 2000 3000
Axis Title

Gambar 2.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja


Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2016

Berdasarkan data pada tabel dapat diketahui bahwa sebagian besar

penduduk Banjarbaru Utara termasuk ke dalam kelompok usia produktif yang

dapat dihitung dengan rumus berikut:

1564
= 100%

Keterangan:
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui usia produktif di Banjarbaru

Utara sebesar 69,2%. Sehingga dapat diketahui dependency ratio atau rasio beban

tanggungan atau disebut juga rasio tanggungan keluarga menggunakan rumus

berikut:

014 + 65+
=
1564

Keterangan:
P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)
P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)

15
Dependency ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak

produktif (penduduk usia muda dan penduduk usia lanjut) dengan jumlah

penduduk usia produktif. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa dari

setiap 100 orang penduduk harus menanggung jumlah penduduk yang tidak

produktif sebanyak 53 orang.8

Indonesia telah memasuki bonus demografi yakni bonus yang dinikmati

suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang

usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Indonesia

mengalami bonus demografi ini dikarenakan proses transisi demografi yang

berkembang sejak beberapa tahun yang lalu yang dipercepat dengan keberhasilan

program KB dalam menurunkan tingkat fertilitas dan meningkatnya kualitas

kesehatan serta suksesnya program-program pembangunan lainnya. Akan tetapi

banyaknya usia produktif ini apabila tidak berkualitas malah akan menjadi beban

negara. Bonus demografi sudah seharusnya dimanfaatkan secara baik oleh

pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Pemanfaatan dapat dilakukan dengan

adanya kesiapan kebijakan seperti memperkuat investasi di bidang kesehatan,

pendidikan maupun ketenagakerjaan. Kemajuan suatu wilayah salah satunya

ditentukan oleh tingkat pendidikan, dimana jika tingkat pendidikan tersebut tinggi

maka wilayah tersebut telah maju.9

2.1.5 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskemas Banjarbaru Utara

dapat dilihat pada tabel berikut:

16
Tabel 2.7 Distribusi Jumlah Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara

No Nama Sekolah Jumlah


1 PAUD/ TK 30
2 SD/M1 12
3 SMP/ sederajat sebanyak 6
4 SMA / sederajat sebanyak 5
Total 8.441
Sumber Profil Puskesmas Banjarbaru Utara 2017

Tabel 2.8 Data Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012
No. Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Tidak/belum sekolah 4.271 14%

2. Tidak tamat SD/sederajat 3.948 13%

3. Tamat SD/sederajat 3.506 12%

4. Tamat SMP/sederajat 4.494 15%

5. Tamat SMA/sederajat 9.621 31%

6. Diploma I/II 394 13%

7. Diploma III/S.Muda 805 26%

8. Diploma IV/S-1 3.213 11%

9. Strata II 301 10%

Jumlah 30.553

Sumber Profil Puskesmas Banjarbaru Utara 2017

Pada tabel dapat dilihat bahwa jumlah sekolah pada wilayah Puskesmas

Banjarbaru Utara cukup banyak. Taraf pendidikan penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara juga sudah cukup tinggi, di mana rata-rata tingkat
17
pendidikannya adalah lulusan SMA atau sederajat. Dengan tingginya tingkat

pendidikan, maka kesadaran akan pentingnya kesehatan akan lebih baik sehingga

pemahaman terhadap pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat juga dapat

memenuhi sasaran. Selain itu, diharapkan pula agar masyarakat tersebut dapat

berpotensi untuk dijadikan kader puskesmas dalam upaya pelaksanaan program

puskesmas.8,9

2.1.6 Mata Pencaharian Penduduk

Data-data mata pencaharian penduduk wilayah kerja Kecamatan banjarbaru

Utara terlihat pada tabel 2.8 berikut:8

18
Tabel 2.8 Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis Mata Pencaharian di Wilayah
Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1. Buruh/ Swasta 5.634 39,50
2. Pegawai Negeri 2.307 16,17
3. Pengrajin 27 0,19
4. Pedagang 1.558 10,92
5. Penjahit 90 0,63
6. Tukang batu 624 4,37
7. Tukang Kayu 372 2,61
8. Peternak 79 0,55
9. Nelayan - 0
10. Montir 137 0,96
11. Dokter 39 0,27
12. Sopir 300 2,05
13. Pengemudi bajaj 1 0,007
14. Pengemudi Becak 150 1,05
15. TNI/POLRI 1171 8,21
16. Pengusaha 258 1,81
17. Kuli Bangunan 729 5,11
18. Petani 654 4,59
19. Tukang Ojek 133 0,93
Sumber Profil Puskesmas Banjarbaru Utara 2017

Diketahuinya jenis pekerjaan penduduk yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara, maka dapat menentukan tingkat pendidikan dan

tingkat sosial ekonomi seseorang yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan.

Pada penduduk di wilayah Banjarbaru Utara mayoritas penduduk adalah buruh

atau swasta, sehingga kemungkinan penduduk wilayah kerja Puskesmas

Banjarbaru Utara memiliki tingkat sosial ekonomi menengah. Sehingga,

19
kesadaran masyarakat akan lebih tinggi mengenai pentingnya kesehatan dan

kebersihan lingkungan, sehingga dapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Masyarakat diikutsertakan dalam program-program kesehatan puskesmas karena

masyarakat pada umumnya akan lebih paham mengenai pentingnya program

tersebut untuk kesehatan individu maupun lingkungan masyarakat.8

2.2 Gambaran Khusus (Kedudukan dan Dasar Hukum)

Secara umum tujuan penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi

adalah untuk mewujudkan Puskesmas yang mampu menyelenggarakan pelayanan

Kesehatan yang efektif dan efisien, merata, bermutu dan terjangkau sehingga

mampu mewujudkan manusia Indonesia yang sehat, cerdas, tangguh, mandiri dan

produktif. Atas dasar ketentuan tersebut ditetapkan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 1992, Undang-Undang No 22 tahun 1999 dan No 25 tahun 1999, Peraturan

pemerintah No 25 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah No 84 Tahun 2000 dan

Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 11 Tahun 2002.6

Demi mencapai tujuan pembangunan kesehatan diselenggarakan berbagai

upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah

penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat

pertama.1,3

20
INTERNAL PUSKESMAS BANJARBARU UTARA

1. Visi

Puskesmas Banjarbaru Utara dalam melaksanakan fungsinya, memiliki Visi

Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama Yang

Profesional Mandiri, Humanis, dan Berkarakter.8

2. Misi

Untuk mewujudkan Visi tersebut, Puskesmas Banjarbaru Utara memiliki


Misi sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional .
b. Mengembangkan sarana dan prasarana serta alat kesehatan yang
berkualitas.
c. Mengembangkan pelayanan kesehatan yang berbasis teknologi
informasi.
d. Mengembangkan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
e. Mendorong terciptanya pembangunan yang berwawasan kesehatan,
bersih dan hijau

21
3. Motto
Puskesmas Banjarbaru Utara memiliki Moto adalah :
Kerja Ikhlas
Kerja Bersih
Tanpa Korupsi
4. Strategi
Puskesmas Banjarbaru Utara dalam mencapai tujuannya, memiliki Strategi
sebagai berikut :
Meningkatkan kualitas kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
bidang kesehatan
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
Mempertajam pelaksanaan program-program kesehatan.
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama sektor terkait dalam bidang
kesehatan.
Melibatkan masyarakat secara aktif dalam upaya menumbuhkan
kemandirian di bidang kesehatan.8
2.2.1 Sarana dan Prasarana (Sumber Daya Puskesmas)

Puskesmas Banjarbaru Utara merupakan tempat pelayanan kesehatan

dalam wilayah kerjanya mempunyai sarana kesehatan masyarakat, sebagai

berikut.

1. Gedung Induk Pelayanan Puskesmas :

- Ruangan Loket Umum

- Ruangan BP Umum

- Ruangan BP Lansia

- Ruangan MTBS

- Ruangan Apotik

- Ruangan IGD

22
- Ruangan laboratorium

- Ruangan Kesehatan Lingkungan

- Ruangan Konsultasi Gizi

- Ruangan poli Gigi

- Ruangan Imunisasi

- Ruangan KIA

- Ruangan Kepala Puskesmas

- Ruangan Tata Usaha

- Ruangan Keuangan/JKN

- Ruangan Aula/Pertemuan

2. Puskesmas Pembantu (PUSTU)

- Puskesmas Pembantu Pinus


3. Poskeskel
4. Posyandu Balita dan Usila
5. Posbindu

23
DATA SARANA

Puskesmas
Poskeskel
Keliling
(1 buah)
(9 buah)
Posyandu
Posbindo
Balita
(1 buah)
(17 buah)
Puskesmas
Induk
Puskesmas (1 buah) Posyandu
Pembantu Usila
(1 buah) (4 buah)

Tabel 2.5 Data Sarana Prasarana Puskesmas Banjarbaru Utara


Kondis
No Sarana & Prasarana Jumlah
R. Ringan R.Berat Baik
1. Puskesmas - - 1 1
2. Pustu 1 - - 1
3. Poskesdes - - 1 1
4. Rumah Dinas - - 2 2
5. Pusling Ambulance R4 1 - 1 2
6. Pusling Perahu Bermotor - - - -
7. Kendaraan R2 7 - 1 8
8. Kendaraan R3 - - - -
Total 9 - 6 15
Sumber Profil Puskesmas Banjarbaru Utara 2017

Tabel 2.1.1 Sumber Daya Fisik di Puskesmas Banjarbaru Utara


Fasilitas Kondisi

Ruang loket/pendaftaran Baik

Ruang poli umum Baik

Ruang poli anak/MTBS Baik

Ruang KIA/KB Baik

24
Ruang poli gigi Baik

Ruang imunisasi Baik

Ruang apotek Baik

Ruang kesehatan lingkungan Baik

Ruang tata usaha/administrasi Baik

Ruang laboratorium Baik

Ruang P2M Baik

Ruang gizi Baik

Ruang kepala puskesmas Baik

WC/kamar mandi Baik

Gudang Baik

Sumber Profil Puskesmas Banjarbaru Utara 2017

Tabel 2.1.2 Sarana Penunjang di Puskesmas Banjarbaru Utara


No. Sarana Penunjang Jumlah Kondisi

1. Sterilisator listrik 4 Baik

2. Imunisasi kit 2 Baik

3. Vaccine carrier 7 Baik

4. Lemari es 3 Baik

5. Minor surgery set 3 Baik

8. Laboratorium sederhana Lengkap Baik

9. Emergency kit 1 Baik

10. Surgical set Lengkap Baik

25
11. Peralatan gigi Lengkap Baik

12. Peralatan KIA Lengkap Baik

Sumber Profil Puskesmas Banjarbaru Utara 2017

Struktur Organisasi

Susunan Organisasi dan Tata kerja Puskesmas Banjarbaru Utara ditetapkan

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 21 tahun 2008. Sekarang ini

pada Puskesmas Banjarbaru Utara ada 2 Pejabat Struktural, 10 macam jenis

jabatan fungsional dengan rincian sebagai berikut:8

a. Kepala Puskesmas

b. Kepala Bagian Tata Usaha

c. Fungsional Dokter

d. Fungsional Dokter Gigi

e. Fungsional Apoteker

f. Fungsional Bidan

g. Fungsional Perawat

h. Fungsional Perawat Gigi

i. Fungsional Nutrisionis

j. Fungsional Sanitarian

k. Fungsional Pranata Laboraturium

l. Fungsional Asisten Apoteker

Jumlah tenaga seluruhnya pada Puskesmas Banjarbaru Utara sebanyak 64

dengan rincian sebagai berikut :

Pegawai Negeri Sipil : 57 orang


26
Pegawai Tidak Tetap :- orang

Pegawai Tenaga Kontrak : 7 orang

Dengan kriteria jabatan sebagai berikut :

a. Kepala Puskesmas :1 orang

b. Kasubbag Tata Usaha :1 orang

Selebihnya pejabat fungsional sebagai berikut :

a. Fungional Dokter :5 orang

b. Fungsional Dokter Gigi : 2 orang

c. Fungsional Bidan :14 orang

d. Fungsional Perawat : 10 orang

e. Fungsional Perawat Gigi : 3 orang

f. Fungsional Sanitasi : 3 orang

g. Fungsional Nutrisionis : 3 orang

Funsional Apoteker : 1 orang

h. Fungsional Pranata LabKes : 2 orang

i. Fungsional Asisten Apoteker : 2 orang

j. Tenaga Pelaksana Umum : 7 orang


k. Akuntansi : 1orang
l. Promkes : 1orang
m. Epidemiologi : 1orang
n. Tenaga Kontrak : 7 orang
J u m l a h :64 orang

27
Kepala Puskesmas
Bahrul Ilmi, S.KM, MM

Kepala Bag. Tata


Usaha
Erni Syafrida, S.KM

Fungs. Dokter Fungs. Dokter Gigi Fungs. Nutrisionis


dr. Nina Puspitasari drg. Erna Suryanti Mashul, Amg
dr. Rita Ervina drg. Halida Jessie Aprida
dr. Juhai Triyanti
dr. Dwi
dr. Diah
Fungs. Perawat
Fungs. Bidan Tuti, AMK
Hajimah, Am.Keb Pahlul, AMK
Fungs. Perawat Gigi
Siti Basiah, Am.Keb Marlinda, AMK
Nurul Husna, Amd
Fatmawati, SST Imelda, AMK
Zuraidah
Neneng, Am.Keb Eka, AMK
Pomdiani, Amkg
Nurwasilah, Am.Keb
Yulia
Rica, Am.Keb
Rina, Am.Keb
Yustina, Am.Keb Fungs. Penata Lab
Fungs. Apoteker Yanti, Am.Keb Siti Latifah
Feni, S.si, Apt Hiwayan, Am.Keb Endang, Amd.Ak
Noorhidayah, Am.Keb
Nurmaulidah, Am.Keb

Fungs. Sanitarian Fungs. Asisten


Mariani Apoteker
Heldawati Diany K
Suparmi Fatimatul

Gambar 2.6 Struktur Organisasi Puskesmas Banjarbaru Utara

28
Gambar 2.7 Denah Puskesmas Banjarbaru Utara

29
StatusKepegawaian Jumlah
No Jenis Ketenagaan/Profesi
PNS PTT Honor (orang)
1. DokterUmum 5 5
2. Dokter Gigi 1 1
3. SarjanaKesehatan/SKM 1 1
4. Apoteker 1 1
5. TenagaGizi
a. SPAG -
b. D3 Gizi 2 3
c. D4/S1 1
6. TenagaKeperawatan
a. SPK 1 7
b. D3 Perawat 5
c. D4/S1 Keperawatan 1
7. SPRG/D3/ S1 Perawatgigi 3 3
8. AA/D3 AsistenApoteker 2 2
9. Tenaga Kebidanan
a. Kebidanan 1 14
b. D3 Kebidanan 7 1
c. D4/S1 Kebidanan 5

10. Tenaga Kesling


a. SPPH 3 3
b. D3 Kesling
c. D4/S1 Kesling
11. Tenaga Laboratorium
a. SMAK 1 2
b. D3 Analis 1
c. D4/S1 Analis
12. S2 2 2

30
13. S1 - 2 2
14. SMA 1 5 6
15 SMP
16. SD
Total 52
Sumber Profil Puskesmas Banjarbaru Utara 2017

Sumber daya manusia yang memiliki jenjang pendidikan yang tinggi, maka

diharapkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan program menjadi

maksimal.

2.2.2 Sumber Dana

Dana yang diterima Puskesmas Banjarbaru Utara berasal dari beberapa

sumber sebagai berikut:

Sumber dana dari pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan pemerintah

Kota Banjarmasin berupa Proyek Peningkatan Kesehatan Masyarakat

(PPKM) yang digunakan untuk menunjang program.

Biaya operasional dari APBD.8

2.2 Data Khusus

Berdasarkan jumlah kunjungan pasien ke unit pelayanan kesehatan baik di

puskesmas induk maupun puskesmas pembantu pada tahun 2017 dan 10 kasus/

penyakit terbanyak dapat dilihat dalam tabel berikut:

31
Tabel Jumlah Pasien kunjungan ke Puskesmas Banjarbaru Utara (Jiwa)
Tahun 2017:

Jumlah Pasien Kunjungan ke Puskesmas


Banjarbaru Utara (jiwa)
2700
2650 2678
2600
2550 2571
2500
2504
2450 2477 2467
2400
2350
Januari Februari Maret April Mei

Jumlah Pasien Kunjungan ke Puskesmas Banjarbaru Utara (jiwa)

Sumber Data SIMPUS Puskesmas Banjarbaru Utara Januari-Mei 2017

Rekapitulasi 20 Kunjungan Penyakit Terbanyak Tahun 2016


No. ICD X Diagnosis Jumlah
(orang)
1 J00 Nasofaringitis akut (common cold) 1288
2 I15 Hipertensi sekunder 551
3 K04 Penyakit pulpa dan jaringan 541
periapikal
4 K30 Dispepsia 488
5 J02 Faringitis 476
6 K00 Gangguan pertumbuhan gigi dan 291
erupsi

32
7 K02 Gigi karies 166
8 K05 Penyakit gusi dan jaringan 148
periodontal
9 E11 Diabetes Melitus Tipe 2 147
10 L20 Dermatitis Atopi 138
11 I10 Hipertensi primer 137
12 A09 Diare akut 128
13 M10 Gout 112
14 J45 Asma 112
15 K03 Kalkulus dan deposit lain 93
16 B35 Penyakit kulit karena jamur 75
17 H10 Konjungtivitis 73
18 L02 Abses, furunkel, karbunkel 72
19 L50 Urtikaria 66
20 A01 Typhoid 62
Sumber Data SIMPUS Puskesmas Banjarbaru Utara 2016

33
Grafik 10 Kunjungan Pasien Penyakit Menular Terbanyak

Sumber Data SIMPUS Puskesmas Banjarbaru Utara 2016

34
Grafik 10 Kunjungan Pasien Penyakit Tidak Menular Terbanyak

Sumber Data SIMPUS Puskesmas Banjarbaru Utara 2016

Adapun untuk pemakaian obat terbanyak di Puskesmas Banjarbaru Utara

pada tahun 2016, yang tertinggi yaitu parasetamol tab 500 mg dengan jumlah

pemakaian 94.521. Kasus influenza merupakan urutan pertama penyakit menular

terbanyak. Obat-obatan tersebut adalah paracetamol, klorfeniramin maleat, dan

gliseril guaiakolat. Hal ini menunjukkan semua Influenza langsung diobati dengan

obat-obatan simptomatik. Sedangkan hiperensi dan diabetes mellitus yang masuk

dalam sepuluh penyakit tidak menular terbanyak, namun penggunaan obat

antihipertensi dan antidiabetes melitus tidak masuk dalam sepuluh penggunaan

obat terbanyak. Hal ini menunjukkan penanganan diawali dengan perubahan pola

hidup dan diet makanan.

35
Rekapitulasi Penggunaan Obat terbanyak Selama Tahun 2016
No. Nama Obat Jumlah Obat yang
dipakai
1. Parasetamol Tablet 500 MG 94521
2. Klorfeniramin Maleat (CTM) Tablet 4 MG 45844
3. Gliseril Guaiakolaat Tablet 100 MG 36951
4. Antasida DOEN Tablet Kombinasi 31868
5. Asam Askorbat (VIT.C) Tablet 50 MG 30243
6. Amoksisilin Tablet 500 MG 30203
7. Prednison Tablet 5 MG 27781
8. Vitamin B. Kompleks Tablet 26662
9. Vitamin B.12 Tablet 24010
10. Ambroxol Tablet 30 MG 21058
Sumber Profil Puskesmas Banjarbaru Utara 2017

36
BAB III

UPAYA POKOK

PUSKESMAS BANJARBARU UTARA TAHUN 2016

1. Upaya Promosi Kesehatan

Tujuan program ini agar masyarakat memiliki pengetahuan tentang kesehatan

sehingga masyarakat memiliki gaya hidup sehat dalam kesehariannya.

Program ini memiliki sasaran untuk semua kalangan masyarakat di Kecamatan

Mentaos dan Loktabat Utara

Kegiatannya meliputi:

a. Penyuluhan

b. Survey PHBS Tatanan Rumah tangga

Program penyuluhan kesehatan masyarakat dengan kegiatan meliputi:

a. Frekuensi penyuluhan kelompok potensial dengan pencapaian 100%

b. Frekuensi penyuluhan dalam gedung dengan pencapaian 100%

c. Penyuluhan PHBS rumah tangga dengan pencapaian 100%

d. Penyuluhan PHBS sekolah dengan pencapaian 100%

e. Penyuluhan PHBS sarana kesehatan dengan pencapaian 100%

f. Penyuluhan PHBS TTU dengan pencapaian 100%

g. Penyuluhan tempat kerja dengan pencapaian 100%

h. Pembinaan PHBS dengan pencapaian 100%

37
Tabel 1. Pencapaian Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Banjarbaru Utara
Tahun 2016

Target Pencapaian
Kegiatan Keterangan
KUM % KUM %
a. Penyuluhan kesehatan di
53 100% 53 100% Tercapai
sekolah
b. Penyuluhan kesehatan di
2 100% 2 100% Tercapai
institus sarana kesehatan
c. Penyuluhan institusi
10 100% 10 100% Tercapai
tempat kerja
d. Penyuluhan rumah tangga 210 100% 210 100% Tercapai
e. Penyuluhan tempat-tempat
9 100% 9 100% Tercapai
umum (TTU)

Pada program promosi kesehatan, tercapai seluruh target kegiatan sebesar

100%.

2. Kesehatan Lingkungan

Tujuan program ini agar mengupayakan suatu lingkungan yang dapat

menjamin kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal.

Program ini memiliki sasaran untuk semua kalangan masyarakat di Kecamatan

Mentaos dan Loktabat Utara, terutama pada daerah yang tinggi kejadian

penyakit yang bersumber dari lingkungan.

Kegiatan meliputi:

a. Inspeksi dan pengawasan SAB

b. Inspeksi dan pembinaan TPM

c. Pengawasan dan pembinaan TTU

d. Inspeksi TPS

e. Inspeksi SPAL

38
f. Penyehatan Lingkungan Perumahan

g. Penyehatan Lingkungan pada JAGA

h. Inspeksi TP2

i. Cakupan TTU

j. Cakupan SAB

k. Cakupan TPM

l. Cakupan JAGA

m. Cakupan TPS

n. Cakupan SPAL

o. Cakupan TPS

Dengan target pencapaian:

a. Inspeksi sanitasi sarana air bersih dengan pencapaian 90,6%.

b. Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan dengan pencapaian

pemeriksaan sebesar 100% serta tercapai TPM memenuhi syarat 98%.

c. Pembinaan tempat pengelolaan makanan dengan pencapaian sebesar

100%.

d. Inspeksi sanitasi tempat tempat umum dengan pencapaian pemeriksaan

100 % dan tercapai TTU memenuhi syarat 93 %.

e. Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dengan pencapaian sebesar

72 %.

f. Inspeksi sanitasi sarana pembuangan limbah (SPAL) dengan pencapaian

99%.

39
g. Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan dengan pencapaian

79,7 % sarana.

h. Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada JAGA dengan pencapaian 100%

sarana.

i. Inspeksi sanitasi TTU dengan pencapaian 100%.

j. Sanitasi TTU yang memenuhi syarat dengan pencapaian 93%.

k. Inspeksi sanitasi sarana pengelolaan pestisida (pemakai) dengan

pencapaian 97 % sarana.

l. Masyarakat yang menggunakan sumber air bersih dengan pencapaian 90

%.

m. Air minum yang memenuhi syarat dengan pencapaian 100 %.

n. Penduduk yang akses terhadap air minum yang berkualitas dengan

pencapaian sebesar 100 % sarana.

o. TPM dengan pencapaian sebesar 94 % sarana.

p. TTU dengan pencapaian sebesar 93 % sarana.

q. KK yang memiliki rumah sehat dengan pencapaian 80 %.

r. KK yang memiliki JAGA dengan pencapaian 65,2 %.

s. KK yang memiliki tempat sampah dengan pencapaian 71,1 %.

t. SPAL sehat dengan pencapaian 65,2 %.

u. TPS sehat dengan pencapaian 55,6 %.

Tabel 2. Pencapaian Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Banjarbaru Utara


Tahun 2016

Target Pencapaian
Kegiatan Keterangan
KUM % KUM %
a. Inspeksi sanitasi sarana air 7590 90% 7593 90,6% Tercapai
40
bersih +0,6%
b. Inspeksi sanitasi tempat
244 100% 244 100% Tercapai
pengelolaan makanan
c. Inspeksi sanitasi tempat Tercapai
183 75% 239 98%
pengelolaan makanan layak +23%
d. Pembinaan tempat
244 100% 244 100% Tercapai
pengelolaan makanan
Tidak
e. Inspeksi sanitasi sarana
8195 97% 5882 72% tercapai
pembuangan sampah
-25%
Tidak
f. Inspeksi sanitasi sarana
825 100% 814 99% tercapai
pembuangan limbah (SPAL)
-1%
Tidak
g. Pemeriksaan penyehatan
7646 85% 6097 79,7% tercapai
lingkungan pada perumahan
-5,3%
h. Pemeriksaan penyehatan
51 100% 51 100% Tercapai
lingkungan pada JAGA
i. Inspeksi sanitasi TTU 176 100% 176 100% Tercapai
Tidak
j. Sanitasi TTU memenuhi
176 100% 169 93% tercapai
syarat
-7%
k. Inspeksi sanitasi sarana Tidak
pengelolaan pestisida 30 100% 29 97% tercapai
(pemakai) -3%
Tidak
l. Penggunaan sumber air
8195 100% 7370 90% tercapai
bersih masyarakat
-10%
m. Air minum yang memenuhi
8195 100% 8195 100% Tercapai
syarat
n. Akses air minum berkualitas 40 100% 40 100% Tercapai
Tidak
o. Sarana TPM 244 100% 229 94% tercapai
-6%
Tidak
p. Sarana TTU 176 100% 163 93% tercapai
-7%
Tidak
q. KK memiliki rumah sehat 7424 100% 5909 80% tercapai
-20%
Tidak
r. KK memiliki JAGA 5908 70% 5506 65,2% tercapai
-4,8%
Tercapai
s. KK memiliki TPS 5908 70% 6001 71,1%
+1,1%

41
Tidak
t. SPAL sehat 5908 70% 5506 65,2% tercapai
-4,8%
Tidak
u. TPS sehat 9 100% 5 55,6% tercapai
-44,4%

Pada program kesehatan lingkungan, dari 21 program masih terdapat 12

program yang tidak tercapai. Diantaranya inspeksi sanitasi sarana pembuangan

sampah, inspeksi sanitasi sarana pembuangan limbah (SPAL), pemeriksaan

penyehatan lingkungan pada perumahan, sanitasi TTU memenuhi syarat, inspeksi

sanitasi sarana pengelolaan pestisida (pemakai), penggunaan sumber air bersih

masyarakat, registrasi sarana TPM dan TTU, KK memiliki rumah sehat, KK

memiliki JAGA, SPAL sehat dan TPS sehat.

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak

Tujuan program yang utama adalah menurunkan angka kematian ibu dan anak,

tercapainya kemampuan hidup sehat yang optimal bagi ibu, meningkatkan

derajat kesehatan anak dan menekan angka kelahiran untuk mencegah

kepadatan penduduk sehingga terwujud keluarga yang berkualitas di tahun

2017 yaitu keluarga yang sejahtera, sehat, maju dan mandiri.

Program ini memiliki sasaran untuk wanita usia subur (WUS), ibu hamil, ibu

bersalin, ibu menyusui, bayi dan balita di Kecamatan Mentaos dan Loktabat

Utara.

Kegiatannya meliputi :

a. Pelayanan Ibu Hamil

b. Persalinan
42
c. Kontrasepsi

d. Imunisasi bayi dan balita

Dengan target pencapaian :

a. Pelayanan kesehatan bumil sesuai standar untuk kunjungan lengkap tercapai

100%

b. Pelayanan persalinan oleh nakes tercapai sebesar 100%

c. Dropout K1-K4 pencapaian sebesar 8%

d. Pelayanan nifas lengkap (KN3) tercapai sebesar 77,5 %.

e. Pelayanan dan rujukan bumil resti atau komplikasi tercapai sebesar 57,1 %.

f. Penanganan atau rujukan neonates risiko tinggi tercapai sebesar 13,5 %.

g. Cakupan kunjungan bayi pencapaian 100 %.

h. Cakupan kunjungan neonates pencapaian sebesar 100 %.

i. Jumlah lahir hidup pencapaian sebesar 103,66%.

j. Jumlah bumil risiko tinggi ditemukan nakes tercapai 92 %.

k. Akseptor KB aktif di puskesmas tercapai 81,98 %.

l. Akseptor aktif MKET di puskesmas tercapai 84,65 %.

Tabel 3. Pencapaian Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Banjarbaru Utara
Tahun 2016

Target Pencapaian
Kegiatan Keterangan
KUM % KUM %
a. Pelayanan kes bumil sesuai Tidak
standar untuk kunjungan 705 100% 704 99,8% tercapai
lengkap -1,2%
b. Pelayanan persalinan oleh
672 100% 673 100% Tercapai
nakes
Tidak
c. Drop-out K1-K4 1% 8%
tercapai -7%
d. Pelayanan nifas lengkap 613 100% 475 77,5% Tidak
43
(KN3) tercapai
-22,5%
e. Pelayanan dan rujukan Tercapai
85 60% 75 57,1%
bumil resti/komplikasi +2,9%
f. Penanganan atau rujukan Tercapai
96 100% 13 13,5%
neonates risiko tinggi +86,5%
h. Cakupan kunjungan bayi 664 100% 664 100% Tercapai
i. Cakupan kunjungan
641 100% 673 100% Tercapai
neonates
Tidak
j. Jumlah lahir hidup 702 100% 608 86,6% tercapai
-13,4%
k. Jumlah bumil resiko tinggi Tercapai
141 100% 130 92%
ditemukan nakes +8%
Tidak
l. Akseptor KB aktif di
2125 100% 1742 81,98% tercapai
puskesmas
-18,02%
Tidak
m. Akseptor aktif MKET di
1140 100% 965 84,65% tercapai
puskesmas
-16,35%

Pada program KIA-KB, ada 6 kegiatan yang mencapai target.

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Tujuan program ini agar untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

meningkatkan derajat kesehatan yang optimal khususnya bagi golongan rawan

dan masyarakat berpenghasilan rendah.

Program ini memiliki sasaran untuk semua kalangan terutama bayi, balita,

anak, ibu hamil dan ibu menyusui di Kecamatan Mentaos dan Loktabat Utara.

Kegiatannya meliputi:

a. Konsultasi Gizi

b. Pemberian Vitamin A

- Pemberian Vitamin A bayi

- Pemberian Vitamin A balita


44
- Pemberian Vitamin A pada ibu nifas

c. Pemberian Fe

- Pemberian Fe1/Fe3 bumil

d. Pemberian Tablet Tambah Darah

e. Pemantauan Pertumbuhan Balita

f. Pemberian Suplementasi Gizi

Target dan Pencapaian:

a. Presentase cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 6-24

bulan keluarga miskin tercapa 100%

b. Cakupan keluarga sadar gizi tercapai 51,3%

c. Cakupan balita ditimbang (D/S) tercapai 72%

d. Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi bayi (6-11 bulan) tercapai 100%

e. Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi balita (12-59 bulan) tercapai

99%

f. Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi bufas tercapai 100%

g. Cakupan Fe pada Ibu hamil tercapai 99,6%

h. Cakupan ASI eksklusif tercapai 56,8%

i. Presentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) tercapai 3,8%

j. Presentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat

makanan tambahan tercapai 100%

k. Presentase ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah (TTD) tercapai

99,6%

45
l. Presentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif

tercapai 56,8%

m. Presentase bayi baru lahir yang mendapat IMD (Inisiasi Menyusui Dini)

tercapai 71,4%

n. Presentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan tercapai 100%

o. Presentase remaja putri yang mendapat tablet tambah darah (TTD) tercapai

25,1%

Tabel 4. Pencapaian Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Banjarbaru


Utara Tahun 2016

Target Pencapaian
Kegiatan Keterangan
KUM % KUM %
a. Presentase cakupan
pemberian makanan
100% 100% Tercapai
pendamping ASI pada anak
6-24 bulan keluarga miskin
Tidak
b. Cakupan keluarga sadar
360 60% 308 51,3% tercapai
gizi
-8,7%
Tidak
d. Cakupan balita ditimbang
2423 85% 2108 72% tercapai
(D/S)
-13%
e. Cakupan distribusi kapsul
vitamin A bagi bayi (6-11 336 100% 336 100% Tercapai
bulan)
f. Cakupan distribusi kapsul
Tercapai
vitamin A bagi balita (12-59 2776 98,32% 2796 100%
+1,68%
bulan)
g. Cakupan distribusi kapsul
672 100% 672 100% Tercapai
vitamin A bagi bufas
Tidak
h. Cakupan Fe pada Ibu
705 100% 702 99,6% tercapai
hamil
-0.4%
Tercapai
i. Cakupan ASI eksklusif 184 55% 190 56,8%
+1,8%
j. Presentase ibu hamil Tidak
Kurang Energi Kronik 5 0,74% 27 3,8% tercapai
(KEK) -3,6%
k. Presentase ibu hamil 27 100% 27 100% Tercapai
46
Kurang Energi Kronik
(KEK) yang mendapat
makanan tambahan
l. Presentase ibu hamil yang
Tercapai
mendapat tablet tambah 669 95% 702 99,6%
+4,6%
darah (TTD)
m. Presentase bayi usia
Tercapai
kurang dari 6 bulan yang 184 55% 190 56,8%
+1,8%
mendapat ASI eksklusif
n. Presentase bayi baru lahir
Tercapai
yang mendapat IMD 302 45% 480 71,4%
+26,4%
(Inisiasi Menyusui Dini)
o. Presentase balita kurus
yang mendapat makanan 11 100% 11 100% Tercapai
tambahan
p. Presentase remaja putri Tidak
yang mendapat tablet 1593 50% 800 25,1% tercapai
tambah darah (TTD) -24,9%

Pada program perbaikan gizi masyarakat, ada 4 program yang tidak

mencapai target. Program tersebut diantaranya; a. cakupan keluarga sadar gizi, b.

cakupan balita ditimbang (D/S), c. cakupan Fe pada Ibu hamil, dan d. presentase

remaja putri yang mendapat tablet tambah darah (TTD).

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan

pengendalian kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit. Kegiatan Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular yang dilaksanakan di

Puskesmas Banjarbaru Utara tahun 2016 terdiri dari:

A. Imunisasi

a) BCG dengan target 100% pencapaian 95,3%

b) DPT 1 (Hepatitis 1) dengan target 100% pencapaian 94,7%


47
c) DPT 2 (Hepatitis 2) dengan target 95% pencapaian 94,4%

d) DPT 3 (Hepatitis 2) dengan target 93% pencapaian 93,1%

e) Polio 4 dengan target 93% pencapaian 93,1%

f) Campak dengan target 93% pencapaian 91,7%

g) Pentavalen 4 target 80% pencapaian 82%

h) Campak 2 dengan target 90% pencapaian 29%.

i) TT Bumil 2 dengan target 80% pencapaian 36%

j) Imunisasi BIAS campak yang dilakukan mencapai target 87,9% dengan

jumlah 632 anak kelas 1 SD.

k) Imunisasi BIAS DT yang dilakukan mencapai target 88,87% dengan

jumlah 639 anak kelas 1 SD.

l) Imunisasi BIAS TT yang dilakukan mencapai target 89,09% untuk anak

kelas 2 SD dan 88,93% untuk anak kelas 3 SD dengan jumlah 619 anak

kelas 2 SD dan 559 anak kelas 3 SD.

Imunisasi, indikator kinerjanya meliputi:

- BCG

- DPT-HB1

- DPT-HB2

- DPT-HB3

- POLIO4

- CAMPAK

- TT2 + BUMIL

- BIAS CAMPAK

48
- BIAS DT-TT (DT kelas 1, TT kelas 2, TT kelas 3).

B. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue

Kegiatannya meliputi:

- Penemuan penderita DBD / DD

- Fogging

- Pemeriksaan jentik di rumah-rumah

Target dan Pencapaian:

a) Jumlah Penderita DBD / DD yang ditemukan sebanyak 20 kasus dengan

target tidak ditentukan.

b) Jumlah fogging Fokus sebanyak 20 dengan target tidak ditentukan.

c) Jumlah rumah yang dilakukan pemeriksaan jentik sebanyak 2.880 rumah

dengan target tidak ditentukan.

d) Jumlah rumah yang ada jentik sebanyak 395 rumah dengan target tidak

ditentukan.

C. Pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria

Kegiatannya meliputi:

- Pemeriksaan sediaan darah pada malaria klinis

- Penemuan penderita malaria klinis yang diobati

- Penemuan penderita malaria positif yang diobati

- Kunjungan rumah

- Penyuluhan

Target dan Pencapaian:

49
a) Jumlah pemeriksaan sediaan darah pada malaria klinis sebanyak 8 dengan

target tidak ditentukan.

b) Jumlah penderita malaria klinis yang diobati sebanyak 0 (nol) dengan target

tidak ditentukan.

c) Jumlah penderita malaria positif yang diobati sebanyak 0 (nol) dengan target

tidak ditentukan.

d) Jumlah malaria yang ditemukan sebanyak 0 (nol) dengan target tidak

ditentukan.

e) Pelaksanaan kunjungan rumah sebanyak 0 (nol) dengan target tidak

ditentukan.

f) Pelaksanaan penyuluhan sebanyak 0 (nol) dengan target tidak ditentukan.

D. Pencegahan dan penanggulangan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA)

Kegiatannya meliputi:

- Penemuan penderita non Pneumonia oleh petugas kesehatan

- Penemuan penderita pneumonia oleh petugas kesehatan

- Kunjungan rumah penderita pneumonia

Target dan Pencapaian:

a) Penemuan penderita non Pneumonia oleh petugas kesehatan sebanyak

5.172 kasus

b) Penemuan penderita Pneumonia oleh petugas kesehatan dengan target

90% dan pencapaian 86%

50
c) Pelaksanaan kunjungan rumah penderita Pneumonia sebanyak 20

dengan pencapaian 100%

d) Jumlah kasus Pneumonia dan Pneumonia berat yang ditangani sebanyak

220 kasus dengan pencapaian 86% dengan target 90%.

E. Pencegahan dan penanggulangan penyakit Diare

Kegiatannya meliputi:

- Penemuan penderita diare balita yang diobati

- Penemuan penderita diare semua umur

- Jumlah oralit yang diberikan pada penderita diare

Target dan Pencapaian:

a) Penemuan penderita diare balita yang diobati oleh petugas Kesehatan

Puskesmas sebanyak 442 kasus dengan target tidak ditentukan.

b) Penemuan penderita diare semua umur dengan target 1021 kasus

denganpencapaian 863 kasus.

c) Jumlah oralit yang diberikan pada penderita diare sebanyak 367 dengan

target tidak ditentukan.

F. Pencegahan dan pemberantasan penyakit tuberkulosis

Kegiatannya meliputi:

- Penemuan penderita TB yang diobati

- Penemuan BTA positif (+) yang diobati baru

- Penemuan penderita TB yang sembuh, kambuh, suspek, serta konversi

Target dan Pencapaian:

51
a) Jumlah penderita TB yang diobati sebanyak 54 kasus, target tidak

ditentukan.

b) BTA positif yang diobati baru dengan target 52 (100%) dengan pencapaian

51 (80%).

c) Jumlah TB yang sembuh sebanyak 50 kasus, target tidak ditentukan.

d) Jumlah penderita kambuh sebanyak 0 kasus, target tidak ditentukan.

e) Jumlah penderita suspek sebanyak 424 kasus, target tidak ditentukan.

f) Jumlah penderita konversi sebanyak 50 kasus, target tidak ditentukan.

52
G. Eliminasi penyakit kusta

Kegiatannya meliputi:

- Penemuan Kasus Kusta

- Penemuan penyakit Kusta yang masih dalam pengobatan (MDM)

Target dan Pencapaian:

a) Jumlah penemuan Kasus Kusta, pencapaian 0 kasus, target tidak

ditentukan.

b) Jumlah kusta yang masih dalam pengobatan (MDM, pencapaian 0 kasus,

target tidak ditentukan.

c) Jumlah penderita kusta yang sudah sembuh, pencapaian 0 kasus, target

tidak ditentukan.

Tabel 5. Pencapaian Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Target Pencapaian
Kegiatan Keterangan
KUM % KUM %
Tidak
a. Presentase cakupan
664 100% 609 91,7% tercapai
kelurahan UCI
-8,3%
Tidak
b. BCG 674 100% 642 95,3% tercapai
-4,7%
Tidak
c. DPT 1 (Hepatitis 1) 640 95% 629 94,7% tercapai
-0,3%
Tercapai
d. DPT 2 (Hepatitis 2) 626 93% 627 94,4%
+1,4%
Tercapai
e. DPT 3 (Hepatitis 2) 626 93% 618 93,1
+0,1%
Tidak
f. Polio 4 674 100% 618 93,1% tercapai
-6,9%
Tidak
g. Campak 617 93% 609 91,7%
tercapai
53
-1,3%
Tercapai
h. Pentavalen 4 252 25% 384 38,1%
+13,1%
Tercapai
i. Campak 2 168 25% 341 33,8%
+8,8%
Tercapai
j. TT Bumil 2 451 65% 461 66,3%
+1,3%
Tidak
k. Imunisasi BIAS campak 719 100% 632 87,9% tercapai
-12,1%
Tidak
l. Imunisasi BIAS DT 647 90% 639 88,87% tercapai
-1,13%
Tidak
m. Imunisasi BIAS TT kelas
622 90% 619 89,09% tercapai
2
-0,81%
Tidak
n. Imunisasi BIAS TT kelas
635 100% 559 88,93% tercapai
3
-1,07%
o. Presentase anak usia 0-11 Tidak
bulan mendapat imunisasi 664 100% 609 91,7% tercapai
dasar lengkap -8,3%
p. Presentase anak usia Tidak
sekolah mendapat 2344 100% 2064 88,03% tercapai
imunisasi -1,97%
q. Penemuan tersangka Mencapai
2 100% 2 100%
penderita kusta target
r. Pengobatan penderita
2 100% 2 100% Tercapai
kusta
Tercapai
s. Penemuan kasus diare di
1021 100% 863 84% target
puskesmas & kader
+16%
t. Penemuan kasus
pneumonia & pneumonia Tercapai
90% 86%
berat oleh puskesmas dan target +4%
kader
u. Pelaksanaan kunjungan
20 100% 20 100% Tercapai
rumah kasus pneumonia
Tidak
v. Jumlah kasus pneumonia
90% 86% tercapai
& pneumonia berat ditangani
-4%
w. Jumlah kasus BTA positif Tercapai
52 100% 51 98%
yang diobati baru +2%
x. Case Notivacation Rate Tidak
0% 0,18%
(jumlah seluruh pasien yang tercapai

54
diobati BTA (+) dan RO (+)/ -0,18%
100.000 penduduk)
Tidak
y. Angka bebas jentik 95% 90% tercapai
-5%
z. Cakupan penyelidikan
100% 100% Tercapai
epidemiologi

55
1. Lima Pencapaian Terendah dari 6 Upaya Pokok Puskesmas Banjarbaru
Utara

Tabel 7. Lima Pencapaian Terendah dari 6 Upaya Pokok Puskesmas Banjarbaru


Utara

Target Pencapaian
Kegiatan Keterangan
KUM % KUM %
Promosi Kesehatan
Kegiatan tercapai 100%
Kesehatan Lingkungan
Tidak
a. Inspeksi sanitasi sarana
8195 97% 5882 72% tercapai
pembuangan sampah
-25%
Tidak
b. KK memiliki rumah sehat 7424 100% 5909 80% tercapai
-20%
Tidak
55,6
c. TPS sehat 9 100% 5 tercapai
%
-44,4%
Kesehatan Ibu dan Anak
Tidak
a. Pelayanan nifas lengkap
613 100% 475 77,5% tercapai
(KN3)
-22,5%
Tidak
b. Akseptor aktif MKET di 84,65
1140 100% 965 tercapai
puskesmas %
-16,35%
Tidak
c. Akseptor KB aktif di 81,98
2125 100% 1742 tercapai
puskesmas %
-18,02%
Perbaikan Gizi Masyarakat
Tidak
a. Cakupan keluarga sadar gizi 360 60% 308 51,3% tercapai
-8,7%
Tidak
b. Cakupan balita ditimbang
2423 85% 2108 72% tercapai
(D/S)
-13%
c. Presentase remaja putri Tidak
yang mendapat tablet 1593 50% 800 25,1% tercapai
tambah darah (TTD) -24,9%
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Tidak
a. Imunisasi BIAS campak 719 100% 632 87,9% tercapai
-22,1%
b. Presentase anak usia 2344 100% 2064 88,03% Tidak
56
sekolah mendapat imunisasi tercapai
-11,97%
Tidak
c. Presentase cakupan
664 100% 609 91,7% tercapai
kelurahan UCI
-8,3%

Tabel 7. Lima Pencapaian Terendah dari 6 Upaya Pokok Puskesmas Banjarbaru


Utara Tahun 2016

Target Pencapaian
Kegiatan Keterangan
KUM % KUM %
Tidak tercapai
a. TPS sehat 9 100% 5 55,6%
44,4%
b. Inspeksi sanitasi sarana Tidak tercapai
8195 97% 5882 72%
pembuangan sampah -25%
c. Presentase remaja putri
Tidak tercapai
yang mendapat tablet 1593 50% 800 25,1%
24,9%
tambah darah (TTD)
d. Pelayanan nifas lengkap Tidak tercapai
613 100% 475 77,5%
(KN3) 22,5%
Tidak tercapai
d. Imunisasi BIAS campak 719 100% 632 87,9%
-22,1%

57
BAB IV

ANALISIS SWOT UPAYA POKOK

PUSKESMAS BANJARBARU UTARA

A. Upaya Promosi Kesehatan

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


SWOT
Terdapat kader-kader Beberapa upaya memiliki
kesehatan yang cukup untuk target yang sedikit, sehingga
melakukan penyuluhan ke penyuluhan hanya dilakukan
tempa-tempat umum seperti sesuai target dan tidak
rumah warga, sekolah, tempat mencakupi semua tempat
kerja, dan institusi sarana yang ada di wilayah kerja
kesehatan. puskesmas.
Para kader diberikan
pelatihan dan pengetahuan
mengenai PHBS.
Adanya kader kesehatan di
wilayah puskesmas
Adanya praktisi swasta
(dokter praktik swasta, bidan
praktik swasta, perawat
praktik swasta)
Adanya 17 posyandu aktif
yang dapat menjadi sarana
promosi kesehatan

58
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO

Tingkat Petugas kesehatan mengikuti Meningkatkan penyuluhan


pendidikan pelatihan promosi kesehatan dan kesehatan di pustu, posyandu,
masyarakat penerapan PHBS(S1,2,3O1) dan puskeskel(W1O1)
rata-rata Melakukan upaya penyuluhan rutin Melakukan kerja sama dalam
menengah ke atau membuat acara dialog upaya penyuluhan kesehatan
atas sehingga kesehatan dengan mengundang ahli lintas program dan lintas
pemahaman kesehatan dan tokoh masyarakat sektoral(W1O2)
tentang dengan menggunakan media
kesehatan di seperti leaflet, slide, video, alat
masyarakat peraga dll di aula puskesmas dan
dapat lebih tempat-tempat target(S5,6O1,2)
baik Menyampaikan penyuluhan
Bekerjasama kesehatan melalui kegiatan warga
dengan seperti ceramah agama, majlis
dinkes dan taklim, rapat warga dll(S3O1,2)
instansi Memberikan edukasi kesehatan
terkait mengenai kesehatan kepada setiap
pasien yang berobat(S1O1)
Memperkuat kerjasama dengan
instansi terkait(S1O2)
Meningkatkan hubungan dengan
pemerintah(S5O2)

59
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT

Kurangnya Melakukan pemantauan dan Mengadakan penyuluhan rutin


koordinasi evaluasi PBHS melalui pelaporan dan kontinu secara perorangan,
antara kader(S1T2) kelompok maupun massa (W1T1)
puskesmas Menjalankan indikator dengan baik Membangun koordinasi yang
dan kader untuk tercapainya penerapan baik antara puskesmas, kader,
kesehatan PHBS(S1T1,2) maupun tokoh masyarakat
yang ada Meningkatkan kegiatan-kegiatan setempat untuk melaksanakan
promosi kesehatan (penyuluhan, program promosi
konseling/ KIE, pembagian leaflet, kesehatan(W1T2)
pemasangan poster, dialog
interaktif)(S4,5T1)

B. Upaya Kesehatan Lingkungan

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


SWOT
Tenaga profesional dan Kinerja tenaga kerja yang
jumlah paramedis yang cukup belum optimal dikarenakan
dalam memahami PHBS luasnya cakupan wilayah
sehingga dapat memberikan kerja puskesmas banjarbaru
penyuluhan yang adekuat utara
kepada warga cakupan Motivasi dari petugas yang
puskesmas kurang dalam promosi
Tercakupnya kegiatan upaya kesehatan
kesehatan lingkungan seperti Ada beberapa KK yang
Pengawasan atau penyuluhan belum memiliki JAGA,
TTU, Registrasi TTU, program JAGA hanya
Pengawasan atau Penyuluhan tercapai 65,2% dan KK
TPM, Registrasi TPM, memiliki rumah sehat hanya
Inspeksi SAB/JAGA, tercapai 80%.
60
Penyuluhan rumah sehat, banyak program kesling
Penyuluhan SAB/JAGA, yang belum tercapai sesuai
Cakupan SAB, Cakupan target
JAGA, Klinik Sanitasi
Para kader telah diberikan
pelatihan dan pengetahuan
mengenai kesehatan
lingkungan.
Akses kerjasama lintas
sektoral yang sesuai
Adanya program yang
terealisasi 100% seperti
Pengawasan / Penyuluhan
TTU, Registrasi TTU,
Pengawasan / Penyuluhan
TPM.
Adanya praktisi swasta
(dokter praktik swasta, bidan
praktik swasta, perawat
praktik swasta)
Adanya 17 posyandu aktif
yang dapat menjadi sarana
promosi kesehatan dan
pemahaman kesehatan
lingkungan

61
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO

Adanya kerja Mengaktifkan dan memberikan Memberikan reward kepada


sama dengan motivasi kepada tenaga kesehatan warga jika upaya kesehatan
dinas terkait puskesmas dalam kesehatan lingkungan berlangsung baik
dalam rangka lingkungan ketika pelayanan di di area warga tersebut(W1,2O1)
penyehatan puskesmas dengan memberikan Meminta dana dari
sanitasi penyuluhan tentang rumah sehat pemerintah dan kerjasama
secara cepat dan JAGA secara singkat kepada dengan dinas terkait dalam
Hubungan pasien yang berobat.(S1,2,3O2) rangka kesehatan sanitasi
baik antara Memperkuat kerjasama dengan untuk pembuatan JAGA
dinas terkait dinas terkait dan poliklinik untuk setiap KK yang belum
dan maupun praktisi swastadi wilayah memilikinya(W3O1,2)
pemerintah puskesmas dalam upaya kesehatan
setempat lingkungan.(S4,6,7O1,2)
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT

Sedikitnya Meningkatkan kegiatan-kegiatan Lebih melibatkan peran serta


tenaga kerja kesehatan lingkungan terutama tokoh masyarakat ataupun
yang yang masih belum mencapai target organisasi masyarakat
berminat pecapaian serta mempertahankan setempat dalam mendukung
pada bidang program-program kesehatan program kesehatan
ini dan lingkungan yang sudah terealisasi lingkungan(W1,3,4T4)
kurangnya dengan baik(S3,4,57T3,4,5) Membangun koordinasi yang
penerimaan Pengaturan jadwal yang baik antara baik antara puskesmas, kader,
pegawai di petugas kesling dan masyarakat maupun tokoh masyarakat
bidang ini untuk memberikan pelayanan dan setempat untukprogram
Tidak adanya kunjungan(S2,7T2) kesehatan
kesesuaian Meningkatkan penyuluhan kepada lingkungan(W1,2,4T1,3,4,5)
waktu antara masyarakat dalam perilaku bersih
petugas dan dan sehat(S1,4,6,7T1,2,3,4,5)
masyarakat

62
saat hendak
memberikan
pelayanan
dan
kunjungan
Ada beberapa
masyarakat
yang tingkat
pendidikanny
a tinggi dan
banyak
masarakat
yang sadar
akan
pentingnya
kesehatan
lingkungan
rumah sehat
dan jamban
yang baik
Kurangnya
koordinasi
antara
puskesmas
dan kader
kesehatan
yang ada
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat

63
dalam
perilaku
bersih dan
sehat

C. Upaya Kesehatan Ibu & Anak

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


SWOT Kekuatan: 1. Ada program yang masih
1. Tingkat pendidikan belum memenuhi target
tenaga kerja yang ada yaitu penanganan atau
sesuai dengan rujukan neonates risiko
bidangnya tinggi target pencapaian
2. Terdapat pembagian tahun 2016 sebesar 96 dan
tugas yang jelas dalam tercapai sebesar 13. KN3
struktur organisasi KIA (77,5%). dll
3. Fasilitas relatif lengkap,
meliputi ruang & alat 2. Manajemen informasi dan
pemeriksaan, alat data KIA masih belum
kontrasepsi, dan terstandarisasi dengan baik
kendaraan dinas dan terpisah dari SIMPUS,
(ambulan dan sepeda akibatnya antara lain:
motor). a. Data peserta akseptor
4. Telah terbentuk dan penerima
posyandu yang kontrasepsi gratis
terjadwal beserta kader (kondom) belum
yang berkomitmen terintegrasi
5. Biaya operasional b. Keterangan kematian
memadai dan kader pada BBLR yang
mendapat insentif untuk ditangani tidak lengkap
transportasi 3.Masih banyak program KIA
a. Metode yang yang belum mencapai target
digunakan relatif
tepat berdasarkan
64
tercapainya target
mayoritas program
KIA

Peluang (O) Strategi SO Strategi WO


1. Jumlah penduduk usia Memberdayakan petugas Memberikan reward
produktif lebih banyak KIA seoptimal mungkin kepada warga jika upaya
(54%) dari usia non untuk penyuluhan dan kesehatan lingkungan
produktif, sehingga memberikan berlangsung baik di area
tersedia cukup sumber pelayanan(S1,2,5O5,6,7) warga tersebut(W3O4,5)
daya manusia (SDM) Kerjasama dengan Memberikan edukasi KIA
yang dapat poliklinik dan praktisi terhadap masyarakat pada
didayagunakan untuk swasta cakupan wilayah setiap pelayanan yang ada
membantu puskesmas dalam upaya oleh kader dan tenaga
penyelenggaraan kesehatan kesehatan KIA yang telah
program-program lingkungan.(S4,5O5,6) berkompeten(W1-3O1-7)
puskesmas Menambah kader dan
2. Mayoritas penduduk petugas KIA yang
bekerja sehingga kompeten sehingga
diharapkan taraf hidup program KIA dapat
penduduk relatif layak tercapai sepenuhnya
dan mampu memenuhi sesuai dengan
standar hidup sehat target(S1,3,4O3,4,7,8)
3. Tingkat pendidikan
mayoritas masyarakat
cukup baik (SMA)
sehingga diharapkan
pemahaman tentang
kesehatan lebih baik
dan dapat mendukung
pelaksanaan program-
program puskesmas
4. Kesadaran masyarakat
cukup tinggi, sehingga
banyak yang
berpartisipasi aktif
sebagai kader.
5. Terdapat kader di setiap
posyandu yang tersebar
di wilayah kerja
puskesmas sehingga
diharapkan jangkauan
pelayanan meningkat
6. Fasilitas kesehatan (RS,
Pustu, Praktik Dokter &
Bidan) dan fasilitas
65
pendukung (Apotek &
Laboratorium
Kesehatan), tersedia di
wilayah kerja
puskesmas
7. Akses menuju fasilitas-
fasilitas tersebut relatif
mudah dan cepat
8. Target program
berdasarkan pada
Standar Pelayanan
kesehatan minimal ibu
dan bayi menurut
keputusan Menkes RI
no
1457/MENKES/SK/X/2
003.
Kelemahan (T) Strategi ST Strategi WT
1. Jumlah target bumil
Meningkatkan kegiatan- Lebih melibatkan peran serta
yang sangat besar
kegiatan kesehatan tokoh masyarakat ataupun
dibandingkan jumlah
lingkungan terutama yang organisasi masyarakat
tim KIA dan kader
masih belum mencapai setempat dalam mendukung
sehingga pelayanan
target pecapaian serta program KIA(W1,3T1,3)
kurang memadai
mempertahankan Membangun koordinasi yang
2. Jumlah penduduk yang
program-program baik antara puskesmas,
tidak bekerja relatif
kesehatan lingkungan kader, maupun tokoh
tinggi sehingga beban
yang sudah terealisasi masyarakat setempat untuk
penduduk yang bekerja
dengan baik.(S1-4T1-3) melaksanakan program
meningkat, hal ini
Menekan laju KIA(W1,3T2,3)
dikhawatirkan
mempengaruhi pertumbuhan penduduk Memperbarui manajement
dengan menggalakkan informasi dan data KIA
kesejahteraan ibu &
KB (ST2) sehingga terstandarisasi
anak
3. Persebaran jumlah Menambah jumlah kader dengan baik dan tergabung
posyandu beserta kader dan pemerataan ke dalam SIMPUS(W2T3)
dibandingkan jumlah persebaran jumlah
penduduk kurang kader(S3,5T3)
proporsional

66
D. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


SW Ada tenaga profesional dan Banyak ibu menyusui belum
jumlah paramedis sebanyak sadar tentang pentingnya AS
36 orang eksklusif, sehingga cakupan
Tingkat pendidikan tenaga pelaksanaan program gizi
kerja yang ada sesuai dengan ASI eksklusif masih belum
bidang (lulusan D3 ahli gizi) mencapai target.
Adanya kegiatan gizi berupa Puskesmas kurang bisa

konsultasi gizi, pemberian mengajak masyarakat untuk

vitamin A, pemberian Fe, berpartisipasi aktif dalam

pemantauan garam program

beryodium, pemberian tablet Kurangnya penyuluhan

tambah darah, pemberian kepada masyarakat pada

PMT pemulihan, pemantauan beberapa program, sehingga

pertumbuhan balita, program yang berjalan tidak

pemberian suplementasi gizi sesuai target

Tingkat kelangsungan Kurangnya laporan yang


penimbangan (D/K) sudah di
lengkap mengenai program
atas target 80%
OT
gizi berkaitan dengan
Adanya survey gizi
masyarakat langsung pemantauan konsumsi Gizi.
Memiliki simpus dan
Belum rutinnya pemeriksaan
pelaporan puskesmas.
HB pada premariatal
Adanya program penyuluhan
tentang gizi masyarakat dan Beberapa program belum
ASI ekslusif. tertangani dengan baik oleh
67
Pemberian MP-ASI pada karena SDM pemegang
balita pencapainya sudah program
mencapai 100%
Telah tersedianya pojok
laktasi

Pemberian kapsul vit A (dosis


200.000) pada balita 2x/th
sudah mencapai 100%

Adanya praktisi swasta (bidan


praktek swasta, dokter
praktek swasta, dsb)
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO

Lokasi Optimalisasi jadwal pelatihan Mengadakan penyuluhan


wilayah kader sebagai sarana pemotivator tentang upaya perbaikan gizi
Puskesmas bagi kader sekaligus pelatihan balita BGM. (W3O3)
banjarbaru materi tentang ASI eksklusif dan Mengadakan penyuluhan
utara secara perbaikan gizi balita BGM (S7O2) tentang pentingnya
keseluruhan Meningkatkan mutu pelayanan pemberian Fe pada ibu
mudah medis Gizi baik di puskesmas hamil dan pada wanita yang
dijangkau induk maupun posyandu, serta akan menikah. (W5O1)
oleh institusi terkait. (S1O3) Optimalisasi program
masyarakat manajemen laktasi oleh
Adanya tenaga kesehatan di
masyarakat puskesmas, posyandu, dan
yang dibina kader terkait (W1O3)
menjadi Meningkatkan kualitas
kader tenaga kesehatan di
kesehatan di Puskesmas sehingga
wilayah kegiatan pada upaya

68
puskesmas perbaikan gizi dapat
Adanya 17 berjalan secara optimal.
posyandu (W6O1)

aktif di Meningkatkan peran serta


lingkungan kader dalam mendukung
masyarakat program gizi, jika perlu
(terutama dengan memberikan reward
yang jauh (W2O2)

dari Optimalisasi program Gizi,


puskesmas) Posyandu, dan KIA ,
Adanya khususnya konseling/ KIE
sekolah- tentang gizi dan ASI pada
sekolah di bayi dan balita, ASI
wilayah kerja eksklusif, pemberian PMT
puskesmas pemulihan, pemantauan
sehingga pertumbuhan balita (W3T1)
dapat di Diadakan perlombaan antar
lakukan posyandu agar jumlah kader
kerjasama dan posyandu yang aktif
dengan pihak dapat maksimal. Dengan
UKS dalam begitu tingkat pencapaian
upaya program meningkat. (W3O2)
mengurangi
angka anemia
pada remaja
putri dengan
pemberian
tablet Fe.
Lahan
masyarakat

69
di wilayah
puskesmas
yang subur
dapat di
manfaatkan
untuk
penanaman
buah serta
sayuran yang
bergizi.
Berdasarkan
kegiatan,
banyaknya
majelis talim
dan pesantren
dapat
digunakan
untuk ajang
melakukan
promosi
kesehatan di
bidang gizi.

70
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT

Kurangnya Melakukan survei dan Lebih melibatkan peran serta


pengetahuan memberikan kuesioner pada tokoh masyarakat ataupun
masyarakat masyarakat wilayah Puskesmas organisasi masyarakat
dan banjarbaru utara untuk setempat dalam mendukung
dukungan mengetahui sejauh mana program Gizi Puskesmas; ASI
dari keluarga pengetahuan mereka tentang ASI eksklusif, pemberian PMT
terhadap eksklusif serta perbaikan gizi pemulihan, pemantauan
manfaat dan balita BGM. (S5T1) pertumbuhan balita. (W3T2)
pentingnya Meningkatkan kegiatan-kegiatan Membangun koordinasi yang
ASI promosi kesehatan (penyuluhan, baik antara puskesmas, kader,
Eksklusif konseling/ KIE, pembagian maupun tokoh masyarakat
pada bayi leaflet, pemasangan poster) (S7T1) setempat untuk melaksanakan
serta Meningkatkan kerjasama dengan program puskesmas gizi.
pengetahuan dokter spesialis dan ahli gizi (W3T2)
sebagai konsultan melalui
tentang balita Kerjasama dengan poliklinik
program kunjungan ahli untuk
BGM. konselor ASI eksklusif (S11T1) dan praktisi swasta untuk KIE
Kurangnya ASI Eksklusif, ASI eksklusif,
Mengadakan penyuluhan rutin
koordinasi pemberian PMT pemulihan,
serta memperbaiki perencanaan
antara pemantauan pertumbuhan
dan strategi program penyuluhan.
puskesmas balita. (W2T1)
(S7T1)
dan kader
kesehatan
yang ada

E. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


SW
Tenaga kesehatan yang terdiri Ada tenaga kesehatan yang
dari tenaga dokter fungsional memegang dua program atau

71
sebanyak 5 orang, serta lebih
paramedis dan tenaga Penemuan kasus pneumonia
pendukung dengan total dan pneumonia berat yang
keseluruhan sebanyak 64 ditangani tidak mencapai
orang. target.
Adanya tenaga kesehatan Penemuan kasus diare semua
yang sesuai tingkat umur tidak mencapai target.
pendidikannya dalam Kurangnya penyuluhan
menanggungjawabi program- terkait program kepada
program P2M. masyarakat
Upaya pelaksanaan kegiatan

Puskesmas didanai dari

APBD Dinas Kesehatan.

Terdapat fasilitas
laboratorium untuk
menunjang pemeriksaan
penyakit-penyakit menular.
Tersedianya vaksin serta alat
penunjang pelaksanaan
kegiatan imunisasi.
Adanya praktek swasta di
wilayah puskesmas
Adanya survey langsung dan
kunjungan ke rumah-rumah
masyarakat wilayah
puskesmas
Hubungan puskesmas dengan
lintas sektor baik

72
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO

Akses Meningkatkan sistem kewaspadaan Mengusahakan tenaga


menuju dini terhadap penyakit-penyakit kesehatan hanya memegang
puskesmas menular disekitar wilayah kerja satu program P2M sehingga
mudah puskesmas. (S7O1) diharapkan fokus dalam
dijangkau Membantu Puskesmas dalam menanggungjawabinya. (W1O3)
oleh penemuan kasus dengan Memberikan pelatihan
masyarakat melibatkan kader masyarakat. (S2O2) terhadap kader Puskesmas
Hubungan dalam mendeteksi penyakit-
masyarakat penyakit menular (W4O2)
dengan kader Meningkatkan kerjasama
baik (saling lintas sektoral dalam
percaya) mensukseskan program-
Perilaku program P2M. (W5O3)
PHBS
masyarakat
baik

Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT

Kurangnya Melakukan survei dan Perlu peran serta tokoh


pengetahuan memberikan kuesioner pada masyarakat ataupun organisasi
masyarakat masyarakat wilayah Puskesmas masyarakat setempat dalam
tentang Banjarbaru Utara untuk mendukung program P2M.
(W5T1)
penyakit- mengetahui sejauh mana
penyakit pengetahuan mereka P2M. (S9T3) Melakukan evaluasi indikator
menular Meningkatkan kegiatan-kegiatan keberhasilan pengendalian
Tingkat promosi kesehatan (penyuluhan, penyakit menular (W5T1)
pendidikan konseling/ KIE, pembagian
masyarakat leaflet, pemasangan poster) baik
yang masih di dalam maupun di luar

73
rendah Puskesmas tentang P2M. (S2T1)
Kepadatan Meningkatkan skrining terhadap
penduduk penyakit-penyakit menular
yang tinggi sehingga diharapkan dengan
dikhawatirka adanya deteksi dini dapat
n membuat mencegah penularan lebih jauh.
penyakit- (S4T3)

penyakit Memberikan penyuluhan tentang


cepat penyakit-penyakit menular
menular satu dengan cara melakukan
sama lain, kerjasama dengan poliklinik dan
dan iklim praktisi swasta. (S8T1)
yang tropis Meningkatkan upaya pengobatan
juga adanya penyakit menular dan persamaan
sungai persepsi antar tenaga kesehatan
menjadi tentang penyakit menular (S1T1)
ancaman
terjadinya
penyakit
menular

74
ANALISA SWOT PUSKESMAS BERDASARKAN DATA DEMOGRAFI

DAN TEMUAN DI LAPANGAN

A. Kekuatan (Strength)

1. Puskesmas sudah memiliki sumber daya manusia yang kompeten dan lengkap

(meliputi tenaga dokter, dokter gigi, perawat, bidan, apoteker, analis laboratorium,

tatausaha, rekam medik, sanitarian dan penjaga puskesmas) dengan tingkat

pendidikan tenaga kerja sesuai dengan bidangnya, sehingga dianggap mumpuni

dalam melaksanakan tugas di puskesmas.

2. Standar tenaga minimal puskesmas sudah memenuhi standar jumlah

ketenagaan untuk tiap Puskesmas kawasan perkotaan non rawat inap sesuai

Permenkes Nomor 75 tahun 2014 (64 orang aktif).

3. Puskesmas dikepalai Kepala Puskesmas yang berpendidikan S2 Manajemen

sehingga dianggap sangat kompeten di bidangnya. Struktur organisasi Puskesmas

telah sesuai dengan kompetensi masing-masing bidang.

4. Puskesmas memiliki peralatan medis standar yang berfungsi baik.

5. Puskesmas memiliki klinik sanitasi.

6. Tersedia alat transportasi dinas (ambulan dan sepeda motor).

7. Program kegiatan penyehatan lingkungan pemukiman, pengawasan air,

penyehatan makanan dan minuman sudah terjadwal.

75
8. Memiliki fasilitas perkotaan dan jarak antara puskesmas dan fasilitas perkotaan

tidak jauh. Dari pusat Kota Banjarbaru, Puskesmas Banjarbaru Utara dapat

ditempuh sejauh 2 Km dalam waktu 15 menit.

9. Terdapat fasilitas pendukung utama promosi kesehatan seperti laptop, wall

screen dan LCD.

B. Kelemahan (Weakness)

1. Tidak semua pasien dengan penyakit yang berbasis lingkungan dirujuk ke

klinik sanitasi.

2. Sistem pendataan masyarakat baik pada kelurahan, kecamatan, maupun

puskesmas sendiri masih kurang baik.

3. Ruang pelayanan dan alat kesehatan di Puskesmas masih belum memenuhi

standar puskesmas non rawat inap seperti (ruangan ASI, alkes set resusitasi bayi,

ruangan rawat pasca persalinan beserta set perawatan pasca persalinan dan

ruangan sterilisasi beserta set sterilisasi) dan ruangan beserta alat-alat pemeriksaan

pasien di poliklinik.

4. Tidak terdapat angkutan umum yang berlalulintas di Puskesmas.

C. Kesempatan (Opportunity)

1. Tingkat pendidikan masyarakat cukup baik (SMA) dapat digunakan sebagai

pendukung upaya puskesmas dalam mencapai target dan dapat digunakan sebagai

pendukung partisipasi aktif sebagai kader.

76
2. Tingkat pendidikan mayoritas masyarakat cukup baik (SMA) sehingga

diharapkan pemahaman tentang kesehatan lebih baik dan dapat mendukung

pelaksanaan program-program puskesmas.

3. Fasilitas kesehatan (Pustu, Puskeskel, rumah sakit, posyandu, posyandu

manula) dan fasilitas pendukung (Apotek dan Laboratorium Kesehatan) tersedia

diwilayah kerja puskesmas.

4. Seluruh wilayah dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan

roda 4 sepanjang musim.

5. Jumlah penduduk didominasi oleh laki-laki dengan usia produktif

D. Ancaman (Threat)

1. Letak puskesmas induk tidak dilalui angkutan umum sehingga cukup sulit

dijangkau oleh masyarakat yang tinggal berjauhan dengan puskesmas.

2. Rumah-rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan dapat meningkatkan

faktor risiko penyakit yang berbasis lingkungan.

E. Alternatif Pemecahan Masalah

1. Puskesmas harus lebih aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

mengenai kesehatan lingkungan melalui kegiatan promosi yang dapat dilakukan

oleh kader puskesmas pada pertemuan di kecamatan, kelurahan, RW, RT,

posyandu dan puskesmas pembantu, dapat dalam bentuk penyuluhan atau

pembagian leaflet.

77
2. Bekerjasama dengan bagian-bagian lain di Puskesmas agar semua pasien

dengan penyakit yang berbasis lingkungan dirujuk ke klinik sanitasi.

3. Berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk menetukan target yang jelas dalam

pelaksanaan program sehingga hasil optimal dan evaluasi terarah.

4. Berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan dibawah puskesmas induk (pustu,

puskeskel, rumah sakit, posyandu, posyandu manula) dalam bidang pendataan

sehingga membantu dalam pelaksanaan program-program puskesmas.

5. Bekerjasama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait seperti Dinas

Pekerjaan Umum dan Tata Kota dan Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan

dalam melakukan tatalaksana terhadap rumah-rumah yang tidak memenuhi

standar kesehatan yang dapat meningkatkan faktor risiko penyakit yang berbasis

lingkungan.

5. Bekerjasama dengan pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan untuk

melengkapi ruang pelayanan dan alat kesehatan di Puskesmas yang masih belum

memenuhi standar puskesmas non rawat inap seperti (ruangan ASI, alkes set

resusitasi bayi, ruangan rawat pasca persalinan beserta set perawatan pasca

persalinan dan ruangan sterilisasi beserta set sterilisasi), tempat akhir pembuangan

sampah medis dan ruangan beserta alat-alat pemeriksaan pasien di poliklinik.

3. Bekerjasama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait seperti Dinas

Perhubungan untuk mengatur terkait kendaraan angkutan umum, agar puskesmas

induk dapat dilalui angkutan umum sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat

yang tinggal berjauhan dengan puskesmas ataupun masyarakat yang tidak


78
memiliki kendaraan pribadi.Melakukan penyuluhan dengan media lebih

komunikatif, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dengan frekuensi

yang lebih sering pada masyarakat sekitar sehingga masyarakat menjadi lebih

sadar pentingnya kesehatan dan dapat meningkatkan peran serta masyarakat.

79
Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan SWOT

SO (Strength Opportunities) ST (Strength Threats)

1. Meningkatkan kerjasama dan dukungan 1. Bekerjasama dengan bagian-bagian lain di


masyarakat wilayah Puskesmas dalam Puskesmas agar semua pasien dengan
mensukseskan program Puskesmas dengan penyakit yang berbasis lingkungan dirujuk
mengajak masyarakat agar berpartisipasi
ke klinik sanitasi.
lebih aktif dalam program.
2. Melatih kader-kader yang dapat membantu 2. Melakukan perujukan dari pustu ke
program puskesmas di setiap kelurahan. puskesmas induk.
3. Mengadakan kunjungan rutin kepuskesmas 3. Puskesmas harus lebih aktif dalam
pembantu, puskeskel, posyandu, dan meningkatkan kesadaran masyarakat
pusyandu usila. mengenai kesehatan lingkungan melalui
4. Lebih memberdaya gunakan Puskesmas kegiatan promosi yang dapat dilakukan oleh
keliling
kader puskesmas pada pertemuan di
5. Melakukan evaluasi program puskesmas
secara berkala kecamatan, kelurahan, RW, RT, posyandu
dan puskesmas pembantu, dapat dalam
bentuk penyuluhan atau pembagian leaflet.

WO (Weakness Opportunities) WT (Weakness Threats)

1. Bekerjasama dengan pemerintah daerah dan 1. Selalu melakukan pemecahan


instansi terkait seperti Dinas Perhubungan masalah suatu penyakit secara
untuk mengatur terkait kendaraan angkutan lintas sektoral dan memanfaatkan
umum, agar puskesmas induk dapat dilalui organisasi serta tempat-tempat
angkutan umum sehingga dapat dijangkau
umum yang banyak tersedia di
oleh masyarakat yang tinggal berjauhan
masyarakat sehingga penyampaian
dengan puskesmas ataupun masyarakat yang
tidak memiliki kendaraan pribadi. informasi menyeluruh dan
2. Bekerjasama dengan pemerintah daerahdan berkelanjutan.
Dinas Kesehatan untuk melengkapi ruang 2. Melakukan penyuluhan dengan
pelayanan dan alat kesehatan di Puskesmas media lebih komunikatif,
yang masih belum memenuhi standar menggunakan bahasa yang mudah
puskesmas non rawat inap seperti (ruangan dimengerti, dengan frekuensi yang
ASI, alkes set resusitasi bayi, ruangan rawat lebih sering pada masyarakat
pasca persalinan beserta set perawatan pasca sekitar sehingga masyarakat
persalinan dan ruangan sterilisasi beserta set
menjadi lebih sadar pentingnya
sterilisasi), tempat akhir pembuangan sampah
kesehatan dan dapat meningkatkan
medis dan ruangan beserta alat-alat
pemeriksaan pasien di poliklinik. peran serta masyarakat.
3. Berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan
dibawah puskesmas induk (pustu, puskeskel,
rumah sakit, posyandu, posyandu manula)
dalam bidang pendataan sehingga membantu
dalam pelaksanaan program-program
puskesmas.
4. Bekerjasama dengan pemerintah daerah dan
instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan
Umum dan Tata Kota dan Dinas Pengawasan
dan Penertiban Bangunan dalam melakukan
tatalaksana terhadap rumah-rumah yang tidak
memenuhi standar kesehatan yang dapat 80
meningkatkan faktor risiko penyakit yang
berbasis lingkungan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Puskesmas Banjarbaru Utara merupakan puskesmas yang mulai beroperasi

pada bulan Agustus 2008. Wilayah yang dibawahi oleh Puskesmas Banjarbaru

Utara merupakan wilayah yang berada di kawasan Banjarbaru Utara di mana

terdapat dua kelurahan, yaitu Loktabat Utara dan Mentaos. Wilayah kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara memiliki luas wilayah kerja berdasarkan kelurahan

yang dilayani 16,68 km2. Dari data-data yang telah dikumpulkan pada Kecamatan

Banjarbaru Utara hingga akhir tahun 2016, jumlah penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara adalah 31,618 jiwa.

Puskesmas Banjarbaru Utara telah memiliki 5 program pokok puskesmas,

dan beberapa upaya pengembangan kesehatan. Saat ini upaya pengembangan

kesehatan berjalan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan.

B. Saran

Dari data yang telah didapatkan disarankan:

a. Membuat perencanaan kegiatan secara berkala dan dipadukan

dengan program terkait lainnya dalam pelaksanaannya.

b. Selalu melakukan pemecahan suatu penyakit secara lintas sektoral

dan memanfaatkan organisasi serta tempat-tempat umum yang

81
banyak tersedia di masyarakat sehingga penyampaian informasi

menyeluruh dan berkelanjutan.

c. Perlunya bimbingan teknis dan arahan dari Dinas Kesehatan Kota

Banjarbaru sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan

efisien yang pada akhirnya akan dapat mempengaruhi hasil yang

dicapai.

82
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016


Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga
2. Peraturan Walikota Banjarbaru Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Izin
Penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Banjarbaru
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016
Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
5. Profil Puskesmas Banjarbaru Utara 2016-2017.
6. Laporan Tahunan Puskesmas Tahun 2016-2017.
7. Laporan Tahunan Apotek Rawat Jalan Puskesmas Banjarbaru Utara tahun
2017.
8. Profil Kelurahan Loktabat Utara Tahun 2016.
9. Profil Kelurahan Mentaos Tahun 2016.
10. Badan Pusat Statistik Kecamatan Banjarbaru Utara dalam Angka 2016.
11. Kemeterian Kesehatan RI. Buku saku permenkes no. 75 tahun 2014
tentang puskesmas. Direktorat bina upaya kesehatan dasar direktorat jenderal
bina upaya kesehatan tahun 2014.

83

Anda mungkin juga menyukai