BAB I
PENDAHULUAN
beberapa komponen, dimana komponen tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling
bekerja sama dalam upaya mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Dalam hal ini
apabila pengelolaan kelas di sekolah telah ditata dengan baik, maka diharapkan
belajar mengajar yang lebih baik. Dengan tercapainya kegiatan belajar mengajar
tersebut, berdasarkan pengelolaan kelas yang baik dapat memperoleh hasil belajar
karena itu, untuk mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar yang lebih baik kelas
memotivasi siswa untuk belajar serta memberikan rasa aman. Dimana kondisi
kelas yang optimal merupakan suasana kegiatan belajar yang jauh dari hambatan
dan gangguan.
2
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru juga dituntut dapat mengelola kelas
dengan baik, karena kelas merupakan tempat berhimpun semua siswa dalam
rangka menerima pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan
untuk giat dan tekun belajar. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik
belajar mengajar terletak pada alat-alat pelajaran, dan media lain yang mendukung
kegiatan belajar mengajar. Untuk mengatasi hal ini setiap wali kelas
memegang peranan penting dalam pengelolaan kelas secara efektif, serta mampu
secara keseluruhan.
KISARAN, penulis melihat pengelolaan kelas yang diterapkan oleh sebagian guru
masih kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari sikap guru yang monoton saat
mengajar, ketertiban kelas yang kurang kondusif, di dalam kelas masih sering
ditemukan siswa yang ribut saat proses belajar mengajar sedang berlangsung,
3
siswa suka mengganggu, mengantuk, dan tidak mencatat pelajaran pada saat
proses belajar mengajar berlangsung, dan siswa kurang antusias dalam belajar
kondisi kelas dan kurang mampu menciptakan interaksi belajar mengajar yang
optimal.
Tabel 1.1
Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian 1,2 dan 3
Kelas XI IPS MAN KISARAN
RENTANG XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3
NILAI UH UH UH UH UH UH UH UH UH
1 2 3 1 2 3 1 2 3
0-34 0 1 0 0 0 0 0 1 0
35-44 1 1 0 0 1 0 0 1 1
45-64 2 3 3 4 2 3 2 2 3
65-74 5 6 4 6 7 6 5 4 5
75-84 9 8 11 8 6 8 11 11 10
85-94 11 10 12 9 13 11 8 9 7
95-100 2 1 0 3 1 2 1 1 3
JUMLAH 30 30 30 30 30 30 29 29 29
SISWA
Sumber : MAN KISARAN
dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 85. Ringkasan daftar nilai
ulangan harian pertama hingga ulangan ulangan harian ketiga mata pelajaran
Tabel 1.2
Ringkasan Nilai KKM Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 12 Medan
Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Jumla yang Mencapai Rata yang Tidak Rata
KELAS h KKM Rata Mencapai KKM Rata
Siswa UH UH UH UH UH UH UH UH
1 2 3 1 2 3
XI IPS 1 30 13 11 12 40,4% 17 19 18 60,6%
Jumlah siswa kelas XI IPS MAN KISARAN yang tidak mencapai KKM
pada ulangan harian pertama sebanyak 55 orang, pada ulangan harian kedua
sebanyak 55 orang, dan pada ulangan harian ketiga sebanyak 54 orang. Jumlah
Dari keterangan yang telah diuraikan, nilai yang belum optimal tersebut
diakibatkan karena pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru masih kurang
berjalan dengan baik atau belum dilaksanakan dengan optimal. Seperti masih
kurangnya fasilitas berupa proyektor, kondisi kelas yang juga kurang nyaman dan
pembelajaran karena guru hanya menerangkan dan tidak mengajak siswa untuk
ikut aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi kurang tertarik dan malas
siswa menjadi rendah dan motivasi siswa untuk belajar juga rendah.
Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Akuntansi di MAN
pada:
2015/2016
2. Pengelolaan kelas dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa kelas XI-IPS
3. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar akuntansi siswa kelas XI-IPS
3. Apakah ada pengaruh pengelolaan kelas terhadap motivasi dan hasil belajar
2015/2016.
pengaruh pengelolaan kelas terhadap motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa di
adalah:
2. Sebagai bahan masukan bagi sekolah, terutama bagi guru agar dapat
3. Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi pembaca yang melakukan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
sebagai pendidik harus mampu dalam mengelola kelas dengan baik. Karena syarat
keberhasilan pengelolaan kelas adalah jika guru mampu mengatur siswa dan
tugas yang tidak pernah ditinggalkan, guru selalu mengelola kelas ketika
lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa sehingga tujuan pengajaran dapat
tercapai.
establish and maintain classroom conditions that will enable students to achieve
perilaku yang kompleks dimana guru menggunakan untuk menata dan memelihara
kondisi kelas yang akan memampukan para siswa mencapai tujuan pembelajaran
secara efisien.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar yang
lebih baik kelas hendaknya dikelola menjadi lingkungan belajar yang optimal dan
bersifat memotivasi siswa untuk belajar serta memberikan rasa aman. Dimana
kondisi kelas yang optimal merupakan suasana kegiatan belajar yang jauh dari
Tujuan dari pengelolaan kelas adalah agar setiap siswa dikelas dapat
emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto (dalam
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
1. Setiap siswa terus bekerja, tidak macet artinya tidak ada anak yang
terhenti karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak
dapat melakukan tugas yang diberikan padanya.
2. Setiap siswa terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu
artinya setiap siswa akan bekerja secepatnya supaya lekas
menyelesaikan tugas yang diberikan padanya.
belajar mengajar agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga
Jadi prinsip pengelolaan kelas secara umum adalah : Hangat dan antusias,
pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu factor penting dalam pembelajaran
agar anak belajar mempertahankan dirinya, demikian juga yang dilakukan oleh
11
mended dan temme dari sierra leone menjalankan sekolahnya di udara terbuka di
hutan.
terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai
dengan keadaan tubuh siswa, maka siswa akan dapat belajar dengan
tenang. Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan sekarang bermacam-
macam, ada yang satu tempat duduk dapat diduduki oleh beberapa orang,
ada pula yang hanya dapat diduduki oleh seorang siswa. Sebaiknya tempat
duduk siswa itu ukurannya jangan terlalu besar agar mudah diubah-ubah
formasinya. Ada beberapa bentuk formasi tempat duduk yang dapat
digunakan sesuai dengan kebutuhan. Apabila pengajaran itu akan
ditempuh dengan cara berdiskusi, maka formasi tempat duduknya
sebaiknya membentuk melingkar. Jika pengajaran ditempuh dengan
metode ceramah, maka tempat duduk sebaiknya berderet memanjang ke
belakang.
duduk, yaitu posisi berhadapan, posisi setengah lingkaran, dan posisi berbaris ke
belakang.
2. Pengaturan Siswa
biologis, intelektual, dan psikologis. Tetapi, didalam perbedaan ketiga aspek itu
melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya. Pada
intinya berisi ketiga aspek di atas. Persamaan dan perbedaan dimaksud adalah:
belajar yang aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan
a. Pembentukan Organisasi
b. Pengelompokan Siswa
14
yang kompleks.
siswa dengan melihatnya dari segi waktu, kecepatan, dan sifatnya. Penjelasannya
adalah:
Penataan ruang kelas, 2. Pengaturan siswa. Penataan ruang kelas terdiri dari :
dan kebersihan kelas, serta Ventilasi dan tata cahaya. Sedangkan pengaturan siswa
dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait
langsung dalam hal ini. Karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru tidak lain
antara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Karena itu, there are many
forms of interaction between teacher and pupils, and between pupils. O.A. Oeser (
bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.
1. Pendekatan Kekuasaan
16
2. Pendekatan Ancaman
3. Pendekatan Kebebasan
4. Pendekatan Resep
5. Pendekatan Pengajaran
6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
7. Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial
8. Pendekatan Proses Kelompok
9. Pendekatan Elektis atau Pluralistik
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-
dirasakan/mendesak.
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling
individu belajar.
siswa yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki siswa.
daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar
belajar, yaitu :
18
feeling yang menimbulkan kegiatan belajar dan member arah pada kegiatan
perubahan energy yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan
persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan
keinginan.
Motivasi sesorang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar atau orang-
orang-orang sekitarnya. Setiap dorongan atau motivasi yang ada dalam diri siswa
dirinya sendiri.
Sardiman (2011: 80) mengatakan bahwa Motivasi dapat dibagi atas dua
1. Motivasi intrinsik
Yang dimaksud motivasi intrinsic adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
dirri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya
19
memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka dia secara sadar akan melakukan
suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas
pemikiran positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajarinya sekarang akan
individu membutuhkan dorongan dan rangsangan dari luar, khususnya dari apa
yang disekitarnya. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar. Guru
macam cara.
a. Memberi angka
b. Hadiah
c. Saingan / Kompetensi
d. Ego-Involvement
e. Memberi ulangan
f. Pujian
g. Hukuman
h. Hasrat untuk belajar
i. Minat
j. Tujuan yang diakui
20
Menurut Sardiman (2009 : 83) motivasi yang ada pada diri setiap orang itu
motivasi belajar cukup tinggi dapat berhasil dalam belajar. Kegiaatan belajar
mengajar akan berhasil apabila siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam
memecahkan berbagai macam masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang
belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang menjadi rutinitas atau
merasa yakin akan sesuatu. Bahkan siswa juga harus peka dan responsive
tersebut harus dipahami oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswa, guru
motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Dalam
kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hal ini
dapat dipahami karena siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun
dalam belajar dan terus belajar secara kontiniu, tanpa mengenal putus asa serta
yang dilakukan oleh masing-masing pihak sebenarnya telah dilatar belakangi oleh
Keberhasilan belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh
sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan
secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut
dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar
kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
22
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
Lain hal nya menurut Sudjana (2010: 22),bahwa: Hasil belajar adalah
bahwa: Hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke
arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
menjelaskan bahwa Seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika
keterampilan.
pada klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar yaitu aspek
proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut.
Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dicapai siswa sebagai tujuan akhir yang ditandai dengan adanya
perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang
belajar.
belajar mengajar, maka guru melakukan test hasil belajar atau ujian sesuai materi
Adapun hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar akuntansi siswa
sebagai indikatornya adalah test hasil belajar akuntansi sesuai dengan materi
pelajaran ekonomi yang telah diajarkan oleh guru sesuai dengan kurikulum yang
didalamnya adalah pengelolaan kelas oleh guru. Peran guru sangat besar dalam
mengajar di kelas. Pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan guru
dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal sehingga proses
Kelas yang dikelola dengan baik pasti dapat menunjang jalannya proses
belajar mengajar. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan
hari ke hari tingkah laku siswa selalu berbeda. Hari ini bisa saja siswa dapat
belajar dengan baik dan tenang, tetapi itu tidak berlangsung lama. Bisa saja
keesokan harinya terjadi persaingan yang tidak sehat antar kelompok. Karena itu
kelas harus selalu dinamis dalam bentuk perilaku dan sikap. Tidak mustahil siswa
akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama di dalam kelas untuk mengikuti
misalnya udara yang pengap, kelas berantakan dan bau yang tidak mengenakkan.
Maksud dari pengelolaan kelas itu sendiri adalah agar siswa betah tinggal
di kelas dengan kemauan belajar yang tinggi untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar, karena dalam belajar sangat dibutuhkan kemauan yang tinggi. Apabila
siswa belajar tanpa dorongan maka akan berpengaruh pada hasil belajarnya,
dengan keadaan kelas yang tidak menyenangkan akan membuat siswa bermalas-
malasan untuk lebih lama berada didalam kelas, bisa membuat siswa bolos pada
jam pelajaran. Jika hal ini terus berlanjut maka motivasi dan hasil belajar siswa
tersebut akan menurun karena sering tidak mengikuti pelajaran. Karena hasil
25
belajar itu sendiri adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa setelah melakukan
proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu, guru dituntut untuk dapat memotivasi siswa, salah satunya dengan
pengelolaan kelas. Kelas yang dikelola dengan baik akan mendukung interaksi
belajar mengajar sehingga siswa menjadi lebih betah berada di kelas dengan minat
belajar yang tinggi serta terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar
pengelolaan kelas memiliki pengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.
sampai semester VII sebanyak 331 orang yang tersebar pada 12 kelas.
penelitian Pengelolaan Kelas Dengan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS
IPS SMA Swasta Diponegoro Kisaran Tahun Ajaran 2006/2007. Dari hasil
penelitian tersebut diperoleh nilai rxy sebesar 0,410. Selanjutnya untuk menguji
hipotesis digunakan uji-t sehingga diperoleh thitung = 3,123, sedangkan ttabel pada
taraf signifikan = 95% atau alpha 5% = 1,684, berarti thitung > ttabel (3,123 > 1,684).
Maka hipotesis yang mengatakan ada hubungan yang positif dan signifikan antara
pengelolaan kelas dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS IPS SMA
IPS IPS SMA Negeri 1 Tigalingga Tahun Ajaran 2008/2009. Dari hasil
penelitian tersebut diperoleh hasil rhitung sebesar 0,442 berarti hubungan antara
diperoleh thitung sebesar 4,671 yang kemudian dibandingkan dengan ttabel pada
dk=n-2 dan taraf signifikan 95% dengan alpha 5% dengan nilai sebesar 1,670
maka thitung > ttabel yakni 4,671 > 1,670, berarti hipotesis dalam penelitian ini yang
pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS IPS SMA Negeri 1
2.4. Hipotesis
27
adalah Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pengelolaan kelas
terhadap motivasi dan hasil belajar Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1 Populasi
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS MAN
3.2.2 Sampel
bahwa Untuk sekedar ancar-ancar apabila subjek kurang dari 100, lebih baik
jumlah subjek lebih besar dari 100, dapat diambil antara 10-15% dan 20-25% atau
lebih.
ini, karena jumlah populasi penelitian ini kurang dari 100 maka sampel yang
diambil adalah seluruh jumlah populasi (total sampling) yaitu sebanyak 94 siswa.
29
Tabel 3.1
Jumlah Populasi dan Sampel
No. Kelas Populasi Sampel
3 XI IPS 3 29 sampling)
Jumlah 89 89
menciptakan kondisi belajar mengajar yang nyaman dan dapat berjalan secara
(1) penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal; dan (2)
motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang dating dari luar. Yang diukur
dengan angket.
c. Hasil belajar adalah hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya
perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang
Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini maka yang
1. Observasi
pelengkap dengan pembanding dan keterangan yang didapat dari teori-teori dalam
bahan pustaka.
2. Angket
pengelolaan kelas dan angket motivasi belajar di kelas XI IPS MAN KISARAN
yang memiliki total 45 butir pertanyaan angket. Skala pengukuran yang digunakan
31
adalah skala Likert dalam bentuk tertutup yaitu sudah disediakan jawabannya
Pada setiap item kuesioner terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu dengan skor
Tabel 3.2
Lay Out Angket
No.
No. Variabel Indikator Keterangan
Item
- Pengaturan alat-alat
pengajaran
- Pembentukan Organisasi
- Pengelompokan anak
32
didik
terhadap masalah-masalah
mandiri
pendapatnya
memecahkan soal
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
Uji validitas disebut juga uji kesahihan butir. Sebuah item pertanyaan
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika memiliki tingkat korelasi yang
tinggi terhadap skor total item. Dalam penelitian ini pengukuran validitas
dilakukan dengan teknik korelasi product moment. Teknik ini dikembangkan oleh
()()
=
[ 2 (X 2 )][ 2 ( 2 )]
(Handayani, 2014:42)
Keterangan:
N = banyaknya sampel
signifikasi 5%. Apabila r hitung > r tabel maka butir soal instrument valid dan
34
apabila r hitung < r tabel maka butir soal instrument tidak valid. Diolah dengan
sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen
yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya (Arikunto, 2013 :221). Rumus
Alpha yaitu:
2
11 =( ) (1 ) (Handayani, 2014 43)
1 2
Keterangan :
2
= total varians
2 ()2
2 (Handayani, 2014 43)
=
N
Keterangan :
2
= varians butir
X = nilai angket
N = jumlah responden
36
2 ()2
2 (Handayani, 2014 44)
=
N
membandingkan r hitung dengan r tabel. Apabila r hitung > r tabel dengan taraf
signifikasi 5% maka instrument penelitian reliable dan apabila r hitung < r tabel
Kolmogorov Smirnov. Model regresi yang baik memiliki distribusi data, salah
satu cara termudah melihat normalitas adalah dengan melihat histogram yang
normal. Metode yang lebih handal adalah melihat normal probability plot yang
akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi normal, maka garis
variabel terikat. Variabel bebas yaitu pengelolaan kelas (X1) yang berpengaruh
terhadap motivasi belajar (Y1) dan hasil belajar (Y2). Maka hubungan kedua
variabel ini merupakan garis lurus (linier) sehingga dalam penelitian ini
2 = +
1 = 0 + 1 + 2 2
Keterangan :
Y1 = Motivasi Belajar
b = Koefisien regresi
X = Pengelolaan kelas
parsial terhadap variable terikat digunakan uji-t. Rumus yang digunakan masing-
2
= (Sari, 2014: 54)
1 2
Keterangan :
r = Nilai korelasi
n = Jumlah sampel
1 = Nilai konstan
Apabila thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak dengan demikian
terdapat pengaruh variabel pengelolaan kelas terhadap motivasi dan hasil belajar.
Sebaliknya, apabila thitung < ttabel maka Ha ditolak dan Ho diterima dengan
demikian tidak terdapat variabel pengelolaan kelas terhadap motivasi dan hasil
belajar.
kelas (X1) terhadap Motivasi belajar (Y1) dan hasil belajar (Y2) untuk menguji
dengan F_tabel.
Ho : Fhitung < Ftabel, tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan pengelolaan
kelas terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN KISARAN T/P
2015/2016.
Ha : Fhitung > Ftabel, ada pengaruh yang positif dan signifikan pengelolaan kelas
terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN KISARAN T/P
2015/2016.
2 /
= (Sugiono, 2011 266)
(1 2 )/( 1)
Keterangan :
dan hasil belajar. Sedangkan F_hitung < F_tabel maka Ha dan Ho diterima.
variabel terikat motivasi dan hasil belajar. Diolah dengan menggunakan program
SPSS 21.0.
pengaruh atau sejauh mana sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan adanya regresi linear berganda. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1 maka
dapat dikatan semakin kuat model tersebut menerangkan variabel bebas terhadap
variabel terikat, demikian pula sebaliknya (0 < R2 < 1). Diolah dengan
2 = 100%
Keterangan :
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Keke T. (Juni 2008), Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur 7 : 10 : 11-21.
Cooper, James M. 1995. Classroom Teaching Skills. Lexington: D.C. Health and
Company.
Danim, Sudarwan dan Yunan Danim. 2013. Administrasi Sekolah dan Manajemen
Kelas. Bandung : Pustaka Setia.
Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zaim. 2013. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Handayani, Adelina. 2014. Pengaruh Pemberian Motivasi Orang Tua dan Minat
Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Delitua 2013/2014 : Medan : Skripsi Unimed.
Husaini, Usman. 2009. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Palupi, Retno, Sri Anitah dan Budiyono. Hubungan antara Motivasi Belajar dan
Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Guru Dalam Mengelola Kegiatan
Belajar Dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII di SMPN 1
41
Sari, Novita. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV).
Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.
Widodo, Lusi Widayanti. Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa
dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIIA MTs
Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal
Fisika Indonesia. No.ISSN: 1410-2994 Vol.XVII, No. 49, April 2013.